Sapi Po
Sapi Po
NOMOR 2841/Kpts/LB.430/8/2012
TENTANG
MENTERI PERTANIAN,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Sapi Peranakan Ongole sebagai salah satu rumpun sapi
lokal, dan sebagai kekayaan sumber daya genetik ternak
lokal Indonesia, harus dilindungi dan dilestarikan.
KEDUA : Sapi Peranakan Ongole sebagaimana dimaksud dalam
diktum KESATU mempunyai:
a. keseragaman bentuk fisik;
b. kemampuan adaptasi dengan baik pada keterbatasan
c. ciri khas yang berbeda dengan rumpun sapi asli atau sapi
lokal lainnya.
KETIGA : Deskripsi Rumpun Sapi Peranakan Ongole sebagaimana
dimaksud dalam diktum KESATU, sebagai berikut:
1. Nama rumpun : Sapi Peranakan Ongole (PO)
2. Asal-usul : Merupakan hasil persilangan
antara sapi Jawa dengan sapi
ongole yang didatangkan dari
India sejak tahun 1904,
selanjutnya dikembangkan
secara turun temurun oleh
masyarakat di Jawa Tengah dan
Jawa Timur.
3. Wilayah sebaran asli
geografis : Provinsi Jawa Tengah dan Jawa
Timur.
4. Wilayah sebaran : Seluruh wilayah negara Republik
Indonesia.
5. Karakteristik
a. sifat kualitatif
(dewasa)
1) warna :
a) tubuh : Dominan putih sampai
keabu-abuan.
b) kaki : Putih keabu-abuan.
c) pantat : Putih keabu-abuan.
d) bibir atas : Hitam.
e) bibir bawah : Putih.
f) hidung : Hitam.
g) ekor : Putih, dan bagian ujung
berwarna hitam.
h) tanduk : Hitam.
i) punuk/gumba : Putih keabu-abuan.
2) bentuk tanduk : Pendek meruncing,
melengkung ke arah
belakang, kadang berupa
bungkul.
3) bentuk telinga : Panjang dan menggantung.
4) mata : Besar dan terang dengan kulit
sekitar mata berwarna hitam.
5) punuk/gumba : Jantan: besar.
Betina : kecil.
6) gelambir : panjang menggantung dari
leher sampai belakang kaki
depan
b. sifat kuantitatif
(dewasa)
1) ukuran
permukaan tubuh:
a. tinggi gumba : Jantan: 124 ± 5,9 cm.
Betina: 117,8 ± 6,1 cm.
b. panjang badan : Jantan: 124,3 ± 11 cm.
Betina: 124,3 ± 11 cm.
c. lingkar dada : Jantan: 160 ± 10,3 cm.
Betina: 147,3 ± 7,5 cm.
2) bobot badan : Jantan: 296,4 ± 53,1 kg.
Betina: 242 ± 40,8 kg.
c. sifat reproduksi
1) laju beranak : 70%.
(calving rate)
2) umur pubertas : 15-16 bulan.
3) siklus berahi : 18-20 hari.
4) lama bunting : 286,6 ± 9,8 hari.
5) berahi setelah : 84,8-158 hari.
beranak
6) masa kosong : 127,5-189,5 hari.
(days open)
7) umur beranak
pertama : 33,8-42,4 bulan.
d. sifat produksi
1) daya adaptasi : Luas dari dataran rendah
sampai dataran sedang.
2) kemampuan kerja : Baik.
e. Daya tahan penyakit : Tahan terhadap penyakit
tropis dan parasit.
KEEMPAT : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 10 Agustus 2012
MENTERI PERTANIAN,
SUSWONO