Praktikum Itp
Praktikum Itp
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
Laboratorium Ternak Pedaging Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
MATERI
PENGENALAN BANGSA
TERNAK SAPI POTONG
HASIL PRAKTIKUM
(Berisi lembar kerja praktikum dalam bentuk teks word)
No Variabel Sapi
1. Bangsa Bos taurus
2. Identitas Frisian Holstein
3. Jenis kelamin Jantan
Bagian Kepala
b. Tidak ada ✓
7. Warna pantan spesifik a. Putih
b. Putih smear
c. Sama dengan
warna dominan
8. Warna kulit kaki a. Sama dengan ✓
warna dominan
b. Putih jelas
c. Putih smear
9. Ekor a. Panjang ✓
b. Pendek
10. Konformasi tubuh a. Blocky
b. Baji ✓
c. Segitiga
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Permadi dan Aryanto 2011 dalam Bagus Velly Filian dkk 2016.
Sapi Friesian Holstein (FH) memiliki ciri badan menyerupai baji, terdapat belang
berbentuk segitiga putih di dahi, warna tubuh belang hitam putih, ekor putih, tracak
kaki sampai lutut berwarna putih dengan tanduk mengarah ke depan.
PEMBAHASAN
Menurut Permadi dan Aryanto 2011 dalam Bagus Velly Filian dkk 2016.
Sapi Friesian Holstein (FH) memiliki ciri badan menyerupai baji, terdapat belang
berbentuk segitiga putih di dahi, warna tubuh belang hitam putih, ekor putih, tracak
kaki sampai lutut berwarna putih dengan tanduk mengarah ke depan. Hal ini sesuai
dengan praktikum yang menyatakan bahwa sapi Friesian Holstein di RPH tersebut
memiliki warna belang hitam dan putih.
PENUTUP
1. Kesimpulan
• Sapi Friesian Holstein (FH) memiliki ciri badan menyerupai baji,
terdapat belang berbentuk segitiga putih di dahi, warna tubuh belang
hitam putih, ekor putih, tracak kaki sampai lutut berwarna putih dengan
tanduk mengarah ke depan.
2. Saran
Setelah melakukan praktikum ITP di RPH, saran yang bisa saya ajukan
adalah memberi tambahan waktu dan tidak terburu-buru agar praktikkan yang
sedang mencatat lembar kerja memiliki jawaban yang akurat. Dengan adanya
praktikkum di RPH menambah wawasan bagi praktikkan.
DAFTAR PUSTAKA
Filian, B.V., Santoso, S.A.B., Harjanti, D.W. and Prastiwi, W.D., 2016.
Hubungan paritas, lingkar dada dan umur kebuntingan dengan produksi
susu Sapi Friesian Holstein di BBPTU-HPT Baturraden. Jurnal
Agripet, 16(2), pp.83-89.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Literatur
a.
b.
c.
MATERI
RUMAH POTONG HEWAN
HASIL PRAKTIKUM
8. Jumlah jagal :
Asal jagal : sekitar kota malang/luar kota malang*
Retibusi jagal : sapi jantan = Rp. 85.000
sapi betina = Rp. 75.000
9. Sejarah :
RPH Kota Malang adalah tempat pemotongan hewan ternak baik besar atau kecil.
Terdiri dari beberapa ruang yaitu ruang istirahat, pemeriksaan, perawatan hewan sakit,
penampungan limbah sementara, bak pengendap, ruang administrasi, sumur tanah,
bangunan utama. Bangunan utama terdiri dari tiga bagian yaitu : penyembelihan,
pelayuan, dan ruang daging. RPH Kota Malang didirikan pada tahun 1937 sebelah selatan
stasiun kereta api kota baru. Dulu masih menggunakan istilah abattoir, pada saat itu
pemotongan sudah mencapai 20 ekor oleh dr.hewan slamet. Alasan didirikannya RPH
yaitu masih melihat perkembangan pada tahun yang akan dating baik jumlah penduduk,
jumlah hewan, dan perkembangan kota. Pada tahun 1937 dibangun RPH khusus babi yang
terletak di Kecamatan Sukun. RPH babi beroperasi pada tahun 1938. Pada tahun 1966 RPH
sudah mencapai 60-70 perhari bahkan 120 ekor. Ketika peringatan berdirinya RPH Kota
Malang, pada saat itu sarana dan prasarananya, bangunannya masih kurang memadai
sehingga kebersihan dan Kesehatan kurang dipenuhi. Berkaitan dengan hal tersebut
dibentuklah perusahaan pembantaian pada tahun 1966 untuk penangan lebih
professional. Luas RPH 10.000 m3 dan ketika sudah menjadi perusahaan daerah menjadi
11.300 m3.
Jawaban
1. RPH sendiri dinaungi oleh kedinasan Kota Malang yang dikelola oleh
Perumda Tunas
2. Jagal saat jam kerja selalu diawasi dan dipantau oleh JULEHA (Juru
Sembelih Halal) untuk memastikan pemotongan sesuai prosedur.
3. Landasan hukum dari pelaksanaan pemotongan mengacu pada AWO
(Animal Walfare Organization)
4. - Alat-alat rusak dan sparepart kuno dan kurang pembaharuan dan
peninggalan tahun sebelumnya.
- Sapi yang memiliki gejala penyakit harus menetap dahulu dan pakan tidak
tersedia.
5. Pembaruan alat-alat serta untuk proses restraining box bisa menggunakan
metode yang lebih modern lagi. Salah satunya adalah menggunakan stunning
gun oleh hidrolix.
Deskripsi :
RPH Kota Malang memiliki batas utara pom bensin, sebelah selatan
kampung, sebelah barat gudang dan sebelah timur jalan.
Batas-batas :
Sebelah Utara : Pom bensin
Sebelah Timur : Jalan
Sebelah Selatan : Kampung
Sebelah Barat : Gudang
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
PENUTUP
1. Kesimpulan
• persyaratan rumah potong hewan ruminansia, diantaranya seperti
laboratorium, ruang administrasi, kamar mandi/ WC dan tempat
pertemuan.
2. Saran
Setelah melakukan praktikum ITP di RPH, saran yang bisa saya
ajukan adalah memberi tambahan waktu dan tidak terburu-buru agar
praktikkan yang sedang mencatat lembar kerja memiliki jawaban yang
akurat. Dengan adanya praktikkum di RPH menambah wawasan bagi
praktikkan.
DAFTAR PUSTAKA
Khasrad., et.al. 2012. Kondisi Tempat Pemotongan Hewan Bandar Buat Sebagai
Penyangga Rumah Pemotongan Hewan (Rph) Kota Padang. Jurnal Peternakan
Indonesia. 14(2).
LAMPIRAN
1. Literatur
2. Dokumentasi Lapang
HASIL PRAKTIKUM
a. Hasil pengamatan
Gambar layout sarana RPH dan penjelasan kondisinya di lokasi praktikum
berdasarkan persyaratan sarananya!
SAPI :
1. Tempat pemotongan hewan ternak
2. Tempat pemotongan karkas
3. Tempat IPAC 13 Penyaringan
4. Kandang tunggu potong
5. Kantor
6. Tempat cuci rumen
7. Security
BABI :
1. Pemotongan karkas 5. Jeroan
2. Penusukan 6. Karkas daging
3. Perebusan 7. IPAL
4. Kandang
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
PENUTUP
1. Kesimpulan
• RPH harus memiliki saluran listrik dan sumber air yang jelas dan
baik.
2. Saran
Setelah melakukan praktikum ITP di RPH, saran yang bisa saya
ajukan adalah memberi tambahan waktu dan tidak terburu-buru agar
praktikkan yang sedang mencatat lembar kerja memiliki jawaban yang
akurat. Dengan adanya praktikkum di RPH menambah wawasan bagi
praktikkan.
DAFTAR PUSTAKA
Saputro, B., et.al. 2021. Analisis Kelayakan Usaha Rumah Potong Hewan di
Kabupaten Muaro Jambi: Studi Kasus RPH Cahaya 9. Jurnal Manajemen
dan Sains. 6(1): 103-108.
LAMPIRAN
1. Lampiran
2. Dokumentasi Lapang
HASIL PRAKTIKUM
a. Hasil pengamatan
Gambar layout sarana dan penjelasan kondisinya di lokasi praktikum
berdasarkan persyaratan sarananya!
RPH SAPI
RPH BABI
Keterangan gambar :
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
PENUTUP
1. Kesimpulan
• Bangunan kompleks meliputi bangunan utama, area penurunan
hewan (unloading sapi) kandang istirahat hewan dan desain
kantor yang signifikan berdekatan dengan area kandang istirahat
sapi di sudut lokasi RPH dan tidak menggangu saat proses
pemotongan berlangsung.
2. Saran
• Setelah melakukan praktikum ITP di RPH, saran yang bisa saya
ajukan adalah memberi tambahan waktu dan tidak terburu-buru
agar praktikkan yang sedang mencatat lembar kerja memiliki
jawaban yang akurat. Dengan adanya praktikkum di RPH
menambah wawasan bagi praktikkan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Literatur
2. Dokumentasi Lapang
HASIL PRAKTIKUM
RPH SAPI
1. Area penimbangan karkas : Untuk area penimbangan karkas sedikit
kotor karena banyak daerah yang menetes kelantai.
2. Area karkas keluar : Jalanan untuk akses karkas keluar rusak dan
berlubang sehingga banyak genangan air.
3. Gambar layout :
1. Pemotongan karkas besar
2. Pemotongan karkas kaki
belakang
3. Pemotongan karkas kecil
4. Penimbangan karkas
5. Karkas keluar
RPH BABI
1. Area penimbangan karkas : Pemotongan karkas menggunakan
gantungan.
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
PENUTUP
1. Kesimpulan
• Bangunan utama harus diperluas disesuaikan dengan jumlah
pemotongan; ada pemisahan ruangan yang jelas secara fisik antara
daerah bersih dan daerah kotor.
2. Saran
• Setelah melakukan praktikum ITP di RPH, saran yang bisa saya
ajukan adalah memberi tambahan waktu dan tidak terburu-buru
agar praktikkan yang sedang mencatat lembar kerja memiliki
jawaban yang akurat. Dengan adanya praktikkum di RPH
menambah wawasan bagi praktikkan.
DAFTAR PUSTAKA
Seputra, H., et.al. 2015. Kajian Teknis Operasional dan Lingkungan Rumah
Potong Hewan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat. Jurnal Ilmu Produksi
dan Teknologi Hasil Peternakan. Vol 3(2): 89-94.
LAMPIRAN
1. Literatur
2. Dokumentasi Lapang
HASIL PRAKTIKUM
RPH SAPI
A. IPAL
B. Cuci jeroan
C. Cuci wadah
D. Kotoran sementara
E. Pembuangan sebelum
dibawa ke pabrik
RPH BABI
A. Pemotongan karkas
B. Jeroan
C. Karkas daging
D. Perebusan
E. Penusukan
Keterangan gambar :
1. Area pemingsanan, tempat 6.Tempat pemeriksaan post
pemotongan dan tempat mortem
pengeluaran darah.
2. Area penyelesaian proses 7.Dinding dan lantai
penyembelihan (pemisahan
kepala, keempat
kaki,pengulitan, pengeluaran
alat eviserasi, alat
pencernaan)
3. Ruang untuk visceral dan 8.Bangunan utama harus
pencernaan (jerohan) dilengkapi dengan ref (Railing
System) dan alat penggantung
karkas yang didesain khusus dan
disesuaikan dengan alur proses
untuk mempermudah proses
pemotongan dan menjaga agar
karkas tidak menyentuh lantai
dan dinding.
4. Ruang untuk kulit
5. Ruang untuk kepala dan kaki
Cukup kotor karena banyak rumen Kotor banyak darah dan cacing
berantakan di lantai dan tidak pita.
langsung di bersihkan.
Tempat bersih
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
PENUTUP
1. Kesimpulan
• Untuk penyembelihan dibagi menjadi dua bagian yakni pertama,
daerah kotor untuk tempat pemingsanan, pemotongan, dan tempat
pengeluaran darah. Kedua, daerah bersih untuk tempat penimbangan
karkas dantempat keluar karkas.
• Bangunan utama RPH harus terdiri dari daerah kotor dan bersih
yang terpisah satu sama lain.
2. Saran
• Setelah melakukan praktikum ITP di RPH, saran yang bisa saya
ajukan adalah memberi tambahan waktu dan tidak terburu-buru
agar praktikkan yang sedang mencatat lembar kerja memiliki
jawaban yang akurat. Dengan adanya praktikkum di RPH
menambah wawasan bagi praktikkan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Literatur
2. Dokumentasi Lapang
HASIL PRAKTIKUM
Laboratorium Laboratorium
- Tidak dijelaskan dan - Tidak dijelaskan dan
tidak memasuki ruangan tidak memasuki ruangan
tersebut. tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
Menurut Michelia Rambu Lawu dkk., (2014), Rumah pemotongan, Kandang
penampungan, Karantina, Tempat penurunan hewan, laborataorium
merupakan bangunan utama. Hal ini sesuai dengan RPH yang digunakan
untuk praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
HASIL PRAKTIKUM
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Nisa Mufidah dkk., (2021), Pengamatan penanganan sapi
antemortem dilakukan secara observasi yang meliputi: pemeriksaan kesehatan
hewan, sikap jalan dan tegak badan, kulit, rongga mulut, rongga hidung,
kebasahan hidung, selaput lendir mata dan suhu badan.
PEMBAHASAN
PENUTUP
1. Kesimpulan
• Pengamatan penanganan sapi antemortem dilakukan secara
observasi yang meliputi: pemeriksaan kesehatan hewan, sikap jalan dan
tegak badan, kulit, rongga mulut, rongga hidung, kebasahan hidung,
selaput lendir mata dan suhu badan.
2. Saran
• Semoga dapat lebih baik lagi dan lagi kedepannya <3
DAFTAR PUSTAKA
Mufidah, N., Kalsum, U. and Ali, U., 2021. STUDI MANAJEMEN
PENANGANAN SAPI ANTEMORTEM DAN POSTMORTEM SERTA
KELAYAKAN DAGING SAPI KONSUMSI DI BEBERAPA RUMAH
POTONG HEWAN (RPH) KABUPATEN PROBOLINGGO. JIPTP, 2(1),
pp.23-32.
LAMPIRAN
1. Literatur
2. Dokumentasi Lapang