FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
Laboratorium Ternak Pedaging Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
MATERI
PENGENALAN BANGSA
TERNAK SAPI POTONG
HASIL PRAKTIKUM
Bangsa-bangsa ternak
No Variabel Sapi
1. Bangsa Bos Indicus
2. Identitas PO
3. Jenis Kelamin Jantan
Bagian Kepala
No. Ciri Fenotipe Karakteristik Sapi
1. Tanduk a. Ada √
b. Tidak ada
2. Arah tanduk a. Ke depan
b. Ke belakang
c. Ke atas
d. Ke samping √
3. Telinga a. Ada
b. Tidak ada √
4. Lingkar mata hitam a. Ada √
b. Tidak ada
c. Sama dengan
warna dominan
8. Warna kulit kaki a. Sama dengan
warna dominan
b. Putih jelas
c. Putih smear √
9. Ekor a. Panjang √
b. Pendek
10. Konformasi tubuh a. Blocky √
b. Baji
c. Segitiga
TINJAUAN PUSTAKA
Ciri-ciri sapi PO yaitu memiliki ukuran tubuh yang panjang dan besar,
tubuhnya berwarna putih, tetapi punuk sampai leher berwarna putih keabu-
abuan, sedangkan lututnya berwarna hitam. Ukuran kepalanya panjang,
sedangkan telinganya agak tergantung, ukuran tanduknya pendek dan tumpul
yang pada bagian pangkalnya berukuran besar. (Aminurrahman, Priyanto, dan
Jakaria, 2021).
PEMBAHASAN
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sapi sumba ongole (Bos indicus) merupakan komoditas ternak unggul
di Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya di pulau Sumba.
ciri-ciri sapi PO yaitu memiliki ukuran tubuh yang panjang dan besar,
tubuhnya berwarna putih, tetapi punuk sampai leher berwarna putih
keabu-abuan, sedangkan lututnya berwarna hitam. Ukuran kepalanya
panjang, sedangkan telinganya agak tergantung, ukuran tanduknya
pendek dan tumpul yang pada bagian pangkalnya berukuran besar
2. Saran
Sebaiknya praktikum dilaksanakan pada siang atau pagi hari, supaya
bisadikondisikan saat melaksanakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Amalo, F. A., Maha, I. T., Selan, Y. N., & Amleni, L. D. 2021. DISTRIBUSI
KARBOHIDRAT NETRAL PADA LAMBUNG DEPAN SAPI SUMBA
ONGOLE (Bos indicus). JURNAL KAJIAN VETERINER, 9(2), 76-83.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Literatur
Gambar 1. Kepala sapi dari samping gambar 2.Kepala sapi dari depan
MATERI
RUMAH POTONG HEWAN
HASIL PRAKTIKUM
Hasil Pengamatan
Gambar lokasi praktikum berdasarkan persyaratan lokasinya serta batas lokasi
RPH!
T 1
U S 3
7
5
4 6
Deskripsi:
1. Pintu masuk
2. Pos satpam
3. Pos pemeriksaan
4. Kandang sapi
5. Area pemingsanan
6. Pemotongan karkas
7. IPAL
8. Tempat cuci jeroan
9. Area babi
Batas-batas:
Sebelah utara: pos satpam, kandang sapi, area pemingsanan
Sebelah timur: jembatan/pintu masuk
Sebelah selatan: pos pemeriksaan, area babi
Sebelah barat: area butchering sapi
TINJAUAN PUSTAKA
Lokasinya berada pada titik aman tidak rawan banjir, lebih rendah dari
permukiman penduduk, memiliki lahan cukup luas, terdapat pagar yang
membatasi RPH dengan lingkungan sekitar, terpenuhinya air bersih untuk
menunjang semua kegiatan, jauh dari industri kimia dan logam, serta tidak
menyebabkan gangguan pencemaran udara seperti bau tidak sedap karena
adanya limbah ataupun kotoran sapi.(Marlinda, Moelyaningrum, dan
Ellyke,2019).
PEMBAHASAN
PENUTUP
1. Kesimpulan
Lokasinya berada pada titik aman tidak rawan banjir, lebih rendah dari
permukiman penduduk, memiliki lahan cukup luas, terdapat pagar yang
membatasi RPH dengan lingkungan sekitar.
2. Saran
Sebaiknya praktikkan bisa praktik langsung dan tidak hanya melihat
proses pemotongan dan penyembelihan, supaya praktikan memiliki engalaman
secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Literatur
HASIL PRAKTIKUM
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sarana dan prasarana pendukung RPH dilengkapi dengan sumber listrik
dari PLN yang mampu menggerakan restrening box dan memberikan
penerangan sehinga pekerja dapat melihat dengan baik.
2. Saran
Sebaiknya penerangan pada saat praktikum ditambahi lagi supaya lebih
terang, apalagi praktikum dilaksanakan pada malam hari.
DAFTAR PUSTAKA
Saputro, B., Firmansyah, F., & Hoesni, F. (2021). Analisis Kelayakan Usaha
Rumah Potong Hewan di Kabupaten Muaro Jambi: Studi Kasus RPH
Cahaya 9. J-MAS (Jurnal Manajemen dan Sains), 6(1), 103-108.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Literatur
HASIL PRAKTIKUM
1. Kandang Transit
6.
Kandang sapi
2.
Pemotongan/
5. Cuci jeroan pengulitan
4.
Limbah IPAL
3.
Pemotongan
karkas
(Butchering)
Keterangan gambar:
1. Kandang transit
2. Pemotongan/pengulitan
3. Pemotongan karkas (Butchering)
4. Limbah IPAL
5. Cuci jeroan
6. Kandang Sapi
B. RPH Babi
5. kandang
babi
4. Penampungan
6. air panas
2.
Pembersihan Babi
3.
Pembersihan
jeroan
Pintu masuk
Keterangan Gambar:
1. Pembersihan Babi
2. Butchering karkas Babi
3. Pembersihan jeroan Babi
4. Penampungan air panas
5. Kandang babi
6. Tempat pemotongan babi
TINJAUAN PUSTAKA
Persyaratan bangunan dan tata letak, yaitu terdiri atas bangunan utama,
kandang penampung kandang isolasi, kantor administrasi dan kantor dokter
hewan, tempat istirahat karyawan, kantin dan mushola, ruang ganti pakaian dan
locker, kamar mandi dan WC, sarana penanganan limbah, insenerator, tempat
parkir, rumah jaga, gardu listrik dan menara air.( Muhami, dan Haifan,2019).
PEMBAHASAN
PENUTUP
1. Kesimpulan
Persyaratan bangunan dan tata letak, yaitu terdiri atas bangunan
utama, kandang penampung kandang isolasi, kantor administrasi dan
kantor dokter hewan, tempat istirahat karyawan, kantin dan mushola,
ruang ganti pakaian dan locker, kamar mandi dan WC, sarana penanganan
limbah, insenerator, tempat parkir, rumah jaga, gardu listrik dan menara
air.
2. Saran
Sebaiknya penerangan pada saat praktikum ditambahi lagi supaya
lebih terang, apalagi praktikum dilaksanakan pada malam hari.
DAFTAR PUSTAKA
Muhami, M., & Haifan, M. (2019). Evaluasi Kinerja Rumah Potong Hewan
(RPH) Bayur, Kota Tangerang. Jurnal IPTEK, 3(2), 200-208.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Literatur
HASIL PRAKTIKUM
Meja
B. RPH Babi
1. Area penimbangan karkas: Tempat kurang bersih, bau amis, lantai licin
2. Area karkas keluar: Tempat kurang bersih, lantai licin, daging babi tidak
dipacking dahulu, langsung dianfkut ke mobil oleh pembeli
3. Gambar layout:
Meja
Saluran
Pintu
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
PENUTUP
1. Kesimpulan
Daerah bersih merupakan ruang yang dipakai sebagai tempat pemisahan
karkas dari tulang (deboning), tempat pemisahan karkas, penimbangan
karkas dan tempat keluar karkas.
2. Saran
Sebaiknya praktikkan bisa praktik langsung dan tidak hanya
melihat proses pemotongan dan penyembelihan, supaya praktikan
memiliki engalaman secara langsung
DAFTAR PUSTAKA
Rohyati, E., Ndoen, B., & Leo-Penu, C. L. (2017). Kajian kelayakan operasional
rumah pemotongan hewan (RPH) Oeba Pemerintah Kota Kupang Nusa
Tenggara Timur dalam menghasilkan daging dengan
kualitasasuh. Partner, 17(2), 162-171.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Literatur
HASIL PRAKTIKUM
1.5 Pengenalan Daerah Kotor
a. RPH Sapi
2
1
Keterangan:
1. IPAL
2. Tempat jeroan merah
3. Penampungan air
4. Tempat kotoran
b. RPH Babi
3
1
4
Keterangan:
1. Tempat pemotongan daging babi
2. Tempat butchering
3. Penampungan air panas
4. Tempat pembersihan jeroan babi
Keterangan gambar:
2. 2.
Banyak darah yang berceceran Lantai licin
Terdapat pecahan tulang yang Terdapat bulu yang berceceran di
berserakan lantai
Genangan air dimana-mana
3. 3.
Tempatnya terdapat banyak darah Lantainya licin
yang berceceran Terdapat banyak darah
Berbau amis Bau amis
Banyak kotoran sapi Tidak steril
4. 4.
Bau amis Lantai licin
Terdapat darah Terdapat banyak darah
Lantai licin Bau amis
Tidak steril
5. 5.
Terdapat banyak darah Lantai licin
Bau amis Banyak darah
Tulang berserakan Tidak steril
6. 6.
Terdapat banyak darah Langsung mengeluarkan organ
Area kurang bersih dalam
Bau amis
7. 7.
Lantai: lantai licin, terdapat darah Lantai: lantainya licin, sebagian
yang bercampur air di lantai sudah rusak, terdapat darah yang
Dinding: sebagian ada dinsing berceceran
yang sudah rusak Dinding: dinding sebagian sudah
ada yang rusak, kurang nya
ventilasi diruangan.
8. 8.
Ruangan kurang lebar Gantungan karkas sebagian sudah
Terdapat banyak darah ada yang berkarat
Bau amis
Tempat gantungan untuk daging
baik dan dirawat dengn baik
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
PENUTUP
1. Kesimpulan
Untuk penyembelihan dibagi menjadi dua bagian yakni pertama, daerah
kotor untuk tempat pemingsanan, pemotongan, dan tempat pengeluaran
darah.
2. Saran
Sebaiknya praktikkan bisa praktik langsung dan tidak hanya
melihat proses pemotongan dan penyembelihan, supaya praktikan
memiliki engalaman secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Tolistiawaty, I., Widjaja, J., Isnawati, R., & Lobo, L. T. (2015). Gambaran rumah
potong hewan/tempat pemotongan hewan di kabupaten Sigi, Sulawesi
Tengah. Jurnal Vektor Penyakit, 9(2), 45-52.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Literatur
HASIL PRAKTIKUM
Ruang pembagi karkas (Meat Cutting Ruang pembagi karkas (Meat Cutting
Room) dan pengemasan Room) dan pengemasan
Bau amis Tidak steril karena pemotongan
Terdapat banyak darah di lantai dilakukan di lantai
Ruangannya kurang lebar Karkas terkontaminasi dengan
Terdapat pecahan tulang genangan air
Lantai ada yang sudah rusak
Laboratorium Laboratorium
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ruang pelengkap yang dibagi menjadi ruang persiapan bahan dan
ruang pemasakan rendang, ruang penyimpanan hasil produksi, ruangan
pengemasan dan ruang penyimpanan peralatan.
2. Saran
Sebaiknya praktikkan bisa praktik langsung dan tidak hanya
melihat proses pemotongan dan penyembelihan, supaya praktikan
memiliki engalaman secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Indriani, V., Apriantini, A., & Suryati, T. (2021). Penerapan GMP dan SSOP
dalam Proses Produksi Rendang Daging di Produsen Rendang Istana
Rendang Jambak. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil
Peternakan, 9(3), 127-137.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Literatur
HASIL PRAKTIKUM
Jawab:
a. Sehat, bangsa ternak yang akan dipotong, umur, jenis kelamin,
pemeriksaan antemortem, prosedur pemotongan, pemeriksaan post
mortem
b. Milik sendiri, sehat, tidak ada pengecekan dari dokter, umur, jenis
kelamin
c. Pemeriksaan jenis kelamin, bangsa, umur, mendeteksi adanya penyakit,
memeriksa moncong, melihat mulut ada air liur/busa/tidak
d. Ternak yang baru datang ditampung dikandang terlebih dahulu,
kemudian pemeriksaan antemortem, Dilakukan pemingsanan terlebih
dahulu pada ternak, kemudian dilakukan pemotongan pada ternak
e. Pemeriksaan setelah pemotongan dengan memeriksa jantung, paru-paru,
limpa, hati
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pemeriksaan antemortem seharusnya meliputi pemeriksaan
terhadap perilaku dan penampilan sapi selama sapi berada di
kandang penampungan.
Pemeriksaan postmortem meliputi pemeriksaan rutin dengan cara
melihat, meraba, dan menyayat organ jeroan.
2. Saran
Sebaiknya praktikkan bisa praktik langsung dan tidak hanya
melihat proses pemotongan dan penyembelihan, supaya praktikan
memiliki engalaman secara langsung
DAFTAR PUSTAKA
Apritya, D., Yanestria, S. M., & Hermawan, I. P. (2021). Deteksi kasus fasciolosis
dan eurytrematosis pada pemeriksaan antemortem dan postmortem hewan
qurban saat masa pandemi covid 19 di surabaya. Jurnal Ilmiah Fillia
Cendekia, 6(1), 41-45.
Bhaskara, Y., Adam, M., Nasution, I., Lubis, T. M., Armansyah, T., & Hasan, M.
(2015). TINJAUAN ASPEK KESEJAHTERAAN HEWAN PADA SAPI
YANG DIPOTONG DI RUMAH PEMOTONGAN HEWAN
KOTAMADYA BANDA ACEH (Study of the Animal Welfare Aspect on
Cattle Slaughtered in Slaughter house in Banda Aceh). Jurnal Medika
Veterinaria, 9(2).
LAMPIRAN
Lampiran. 1 Literatur