Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FUNGSI RELIGIUSITAS, DIMENSI RELIGIUSITAS, DAN FAKTOR

RELIGIUSITAS

Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Agama

Dosen Pengampu :

Fitri Wulandari,M.Kes.

Disusun Oleh :

Dimas Randika Juliano 2241040122


Farida Alfiatin Nabila 2241040021
Husna Hidayati 2241040085
Sultiana 2241040106

Kelas : BKI

BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1444 H / 2023 M
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Fungsi Religiusitas, Dimensi Religiusitas, dan Faktor Religiusitas.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Agama.
Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca tentang apa
itu terkait Fungsi Religiusitas, Dimensi Religiusitas, dan Faktor Religiusitas. Untuk
itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak/ Ibu selaku dosen
pengampu mata kuliah Psikologi Agama dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca
terutama bagi mahasiswa .Oleh karena itu kami membutuhkan saran dan kritik
membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Bandar Lampung, Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah ................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Fungsi Religiusitas ........................................................................................ 3


B. Dimensi Religiusitas ...................................................................................... 4
C. Faktor Religiusitas ......................................................................................... 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................. 7

Daftar pustaka ........................................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Religiusitas (keberagamaan) di dalam kehidupan individu berperan sebagai
suatu sistem nilai mengenai aturan-aturan tertentu. Dilihat secara umum
bahwa aturan-aturan tersebut menjadi pedoman untuk bersikap dan
bertingkah laku agar sejalan dengan keyakinan agama yang dianutnya.
Keberagamaan sebagai sistem nilai agama mengandung makna yang khusus
pada kehidupan manusia serta dapat berperan sebagai suatu ciri yang khas.
Religiusitas terhadap kehidupan individu memberi manfaat yang tak
terbatas, baik secara sistem nilai, motivasi maupun pedoman hidup, maka
pengaruh yang paling utama ialah sebagai pembentuk kata hati
(consscieonce). Erich Fromm membagi kata hati menjadi kata hati otoritan
dan kata hati humanistik. Kata hati otoritan merupakan pengaruh dari luar,
sedangkan humanistik bersumber dari dalam diri manusia. Erich Fromm
melihat manusia sebagai makhluk yang pada hakikatnya memiliki potensi
humanistik dalam dirinya. Individu itu sendiri akan menerima nilai-nilai
pengaruh dari luar, sehingga keduanya akan membentuk kata hati dalam diri
manusia. Ketika keduanya berjalan seiring bersama, maka manusia akan
merasakan kebahagiaan.
Indikator dari kebahagiaan yang berhubungan dengan agama
ditunjukkan oleh sehatnya mental dan fisik dalam arti kondisi jiwa yang
tenang, tentram, damai, ridha terhadap diri sendiri dan merasa bersyukur
atas ketetapan Allah Swt. Gangguan yang terjadi pada kepribadian yang
dimiliki oleh seseorang tergantung keberhasilannya yang ia capai dalam
menikmati hidupnya. Ketidakberhasilan mencapai makna hidup biasanya
akan menimbulkan emosi positif atau tidak kebahagiaan yang cenderung
menjadikan seseorang menjadi semakin merasakan kegelisahan. Masa
remaja ialah masa peralihan dari masa kanak-kanak yang penuh
kebergantungan menuju masa dewasa yang matang secara mandiri. Pada
memasuki masa peralihan bukan berarti terputus atau berubah dari masa
sebelumnya, akan tetapi akan lebih mengalami sebuah tahap peralihan dari
satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Dalam sebuah arti apa yang

1
sudah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang
terjadi sekarang dan yang akan datang.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Fungsi dari Religiusitas?
2. Apa saja Dimensi Religiusitas?
3. Apa sajakah Faktor dari Religiusitas?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Fungsi dari Religiusitas.
2. Untuk Mengetahui Dimensi Religiusitas
3. Untuk Mengetahui apa sajakah Faktor dari Religiusitas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi Religiusitas
Fungsi religiusitas bagi manusia erat kaitannya dengan fungsi agama. agama
merupakan kebutuhan emosional manusia dan merupakan kebutuhan alamiah.
a. Fungsi Edukatif
Ajaran agama memberikan ajaran-ajaran yang harus dipatuhi. Dalam hal ini
bersifat menyuruh dan melarang agar pribadi penganutnya menjadi baik dan
terbiasa dengan yang baik.
b. Fungsi Penyelamat
Keselamatan yang diberikan oleh agama kepada penganutnya adalah
keselamatan yang meliputi dua alam yaitu alam dunia dan akhirat.
c. Fungsi Perdamaian Melalui agama
Seseorang yang bersalah atau berdosa dapat mencapai kedamaian batin
melalui pemahaman agama.
d. Fungsi Pengawasan Sosial
Ajaran agama oleh penganutnya dianggap sebagai norma, sehingga dalam
hal ini agama dapat berfungsi sebagai pengawasan sosial secara individu
maupun kelompok.
e. Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas
Para penganut agama yang secara psikologis akan merasa memiliki
kesamaan dalam kesatuan iman dan kepercayaan. Rasa kesatuan ini akan
membina rasa solidaritas dalam kelompok maupun perorangan, bahkan
kadang-kadang dapat membina rasa persaudaraan yang kokoh.
f. Fungsi Transformatif
Ajaran agama dapat mengubah kehidupan manusia seseorang atau
kelompok menjadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran agama yang
dianutnya, kehidupan baru yang diterimanya berdasarkan ajaran agama
yang dipeluk kadangkala mampu merubah kesetiannya kepada adat atau

3
norma kehidupan yang dianutnya. Terdapat beberapa hal dalam kaitannya
dengan religiusitas.1

B. Dimensi Religiusitas
Religius adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai dan sistem
perilaku yang terlembagakan, yang semua itu berpusat pada persoalan-persoalan
yang dihayati sebagai yang paling maknawi. Tingkat religiusitas masing-masing
orang memiliki perbedaan sehingga akan nampak dari perilaku masing-masing
seseorang maupun yang tidak tampak yaitu dalam hati seseorang. Sehingga
religiusitan seseorang meliputi berbagai sisi atau dimensi. Glock & stark
menjelaskan terdapat lima dimensi religiusitas seseorang antara lain.2
a. Dimensi Keyakinan
Dimensi keyakinan yaitu tingkatan sejauh mana seseorang menerima dan
mengakui hal-hal yang dogmatic dalam agamanya. Dimensi ini berisi
pengharapan-pengharapan dimana orang religious berpegang teguh pada
pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktirin-doktirin
tersebut.
b. Dimensi Ritual (praktik agama)
Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang
dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang
dianutnya. Ritual mengacu pada seperangkat tindakan keagamaan formal
dan praktek-praktek suci. Dalam Islam sebagian dari pengharapan rital itu
diwujudkan dlam shalat, zakat, puasa, qurban dan sebagainya.
c. Dimensi Pengalaman
Dimensi pengalaman yaitu suatu pengalaman seseorang yang berkaitan
erat antara diri seseorang dengan Tuhannya, baik secara perasaan, atau
persepsi. Hal ini tidak bisa dikatakan bahwa seseorang tersebut telah benar
dan sempurna dalam beragama, namun pengalaman yang hadir bisa

1
Asyarie.(1998). Agama Kebudayaan dan Pembangunan menyongsong Era Industrialisasi.
Yogyakarta: Kalijaga. h.108
2
Glock, Charles Y., and Stark, Rodney. 1965. Religion and Society in Tension. Chicago: Rand
McNally and Company. H.

4
jadi merupakan harapan-harapan yang muncul pada diri seseorang
tersebut.
d. Dimensi Pengetahuan Agama
Sebelum melaksanakan dan menerapkan ketentuan-ketentuan yang berlaku
dalam dimensi ini seseorang seharusnya telah memiliki pengetahuan dasar
tentang agamanya hal-hal yang diwajibkan, dilarang dianjurkan dan lain-
lain.
e. Dimensi Pengamalan atau Konsekuensi.
Dimensi-dimensi keberagaman yang dismpaikan Glock dan Stark dalam
tingkat tertentu mempunyai kesesuaian dalam Islam.
Dimensi religiusitas dalam Islam terbagi menjadi lima menurut
Nashori dan Mucharam yaitu:
a. Dimensi Aqidah
Yaitu hal yang berkaitan dengan keyakinan dan hubungan manusia dengan
Tuhan, para malaikat, para Nabi dan Rasul, kitab-kitab, hari akhir dan lain
sebagainya.
b. Dimensi ibadah
Yaitu hal yang berkaitan dengan waktu atau intensitas pelaksanaan ibadah
yang telah ditetapkan seperti shalat, zakat, puasa dan haji.
c. Dimensi amal
Yaitu hal yang berkaitan dengan tingkah laku dalam kehidupan
d. bermasyarakat. Contohnya membantu orang lain dalam bekerja, belajar
dan sebagainya.
e. Dimensi ihsan
Menyangkut pengalaman dan perasaan tentang kehadiran Tuhan, perasaan
takut melanggar larangan Tuhan.
f. Dimensi ilmu
Menyangkut pengetahuan seseorang tentang ajaran-ajaran agama.

C. Faktor Religiusitas
a. Aspek Obyektif
Yaitu seseorang yang mentaati sesuatu yang telah ditetapkan agama
merupakan alasan obyektif seseorang beragama. Sebab dengan mentaati

5
agama berarti melaksanakan ketentuan yang ditetapkan Tuhan. Keyakinan
tersebut dapat tumbuh dan menjadi kokoh karena faktor luar. Contohnya
adalah dengan adanya kitab suci.

b. Aspek Subyektif
Yaitu aspek keyakinan dalam diri seseorang yang telah berkembang
berdasarkan kepercayaannya melalui kitab suci yang telah dipelajari. Hal
tersebut dapat berwujud dengan amal perbuatan. Sedangkan Thouless
mengelompokkan beberapa penyebab yang mempengaruhi perkembangan
dalam beragama, antara lain; (a) Faktor sosial, yaitu keseluruhan yang
berkaitan dengan lingkungan meliputi pendidikan dan pengajaran dari
orangtua, tradisi-tradisi dan tekanan sosial, (b) faktor alami, yaitu berupa
pengalaman-pengalaman yang mempunyai sifat alami, contohnya
pengalaman konflik moral maupun pengalaman emosional, (c) faktor
kebutuhan, yaitu faktor adanya kematian yang menimbulkan harga diri dan
kebutuhan, (d) faktor intelektual yang berkaitan dengan proses berfikir
berupa perkataan terutama yang berkaitan dengan keyakinan beragama.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Religius adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai dan sistem
perilaku yang terlembagakan, yang semua itu berpusat pada persoalan-
persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi. Tingkat religiusitas
masing-masing orang memiliki perbedaan sehingga akan nampak dari perilaku
masing-masing seseorang maupun yang tidak tampak yaitu dalam hati
seseorang. Fungsi religiusitas bagi manusia erat kaitannya dengan fungsi
agama. agama merupakan kebutuhan emosional manusia dan merupakan
kebutuhan alamiah.
Agama merupakan dasar akhlak yang utama dalam diri manusia. Agama
memiliki fungsi sebagai penahan diri yang akan membatasi seseorang dari
sesuatu yang tidak seharusnya. Agama berbeda dengan norma adalah aturan
yang berlaku dalam masyarakat yang mana hal tersebut semestinya selaras
dengan ketentuan-ketentuan dalam agama.

B. Saran
Dalam tugas makalah Psikologi Agama ini, penulis membahas tentang
“Fungsi Religiusias,Diamensi Religiusitas, dan Fakor Religiusitas.”. Penulis
berharap ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang membaca dan
mempelajarinya.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Agar Makalah
Psikologi Agama.ini dapat diperbaiki untuk kedepannya, penulis mengucapkan
terima kasih.

7
DAFTAR PUSTAKA

Alaludin. 2001. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


Asyarie, Musa. 1988. Agama Kebudayaan dan Pembangunan menyongsong Era
Industrialisasi. Yogyakarta: Kalijaga Press.
Glock, Charles Y., and Stark, Rodney. 1965. Religion and Society in Tension.
Chicago: RandMcNally and Company. H.

Anda mungkin juga menyukai