com/2016/02/pertemuan-vi-
konseling-kelompok-dengan.html
Pedahuluan
(2009: 179), Freud sendiri tidak pernah mengaplikasikan teorinya ini dalam
yang sebenarnya. Lebih lanjut dikatakan sampai tahun 1938, model kerja
Wolf, seorang psikiatris dan psikoanalisis, secara umum diakui sebagai orang
N. 2015:106).
Tujuan konseling kelompok psikoanalisis
Tujuan proses analisis adalah untuk menata kembali strukturwatak dan
Proses dan teknik konseling dalam praktiknya, yang terpenting dari teori ini
bagaimana kita bisa menata interaksi yang terjadi antara id, ego dan
perilaku yang berakar pada masa kanak-kanak dan membuat pilihan yang
kelompok.
Interaksi Melalui Asosiasi Bebas Antarpribadi
(Interpersonal Free Association)
Ditandai penggunaan yang mendalam tentang asosiasi bebas, yaitu
secepat hal itu muncul dalam ingatannya; hal ini juga mengandung arti
bebas atau berjalannya tahapan ketiga ini; jika pada tahapan ini didapati
anggota kelompok untuk mengubah dirinya dan juga mengenai trauma yang
"persekutuan kerja" dalam kelompok, yaitu suatu bentuk kerja sama yang
sehat dan realistik antara para anggota kelompok dengan konselor serta
yang terjadi dalam kelompok. Pada tahap ini terdapat suatu pola berbagi
realistis. Tujuan tahap ini adalah untuk membantu konseli menemukan cara-
cara yang lebih efektif untuk berhubungan dengan orang lain dan
bebas.
Selama proses asosiasi bebas berlangsung, tugas analis adalah rnengenali
yang obyektif. Dalam hal ini, konselor harus dapat memberikan tafsiran
makna dari asosiasi bebas, yaitu mengungkap dan mengenali perasaan yang
konseli akan mendapatkan pemahaman yang benar atas situasi yang sedang
dihadapinya.
Penafsiran
Penafsiran adalah suatu prosedur dasar dalam menganalisis asosiasi-asosiasi
penolakan dari konseli. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa ada tiga aturan
gejala yang hendak ditafsirkan itu dekat dengan kesadaran konseli, kedua;
ditunjukkan sebelum dilakukan penafsiran atas emosi atau konflik yang ada
di baliknya.
Selain berlakunya tiga aturan umum tersebut, dalam melakukan penafsiran,
adalah yang telah mendekati ambang kesadaran konseli. Oengan kata lain,
konselor perlu menafsirkan materi yang belum dilihat konseli, tetapi mereka
telah bersiap dan mampu menemukannya. Ke-tiga: Penafsiran itu mesti
sehingga hal-hal yang berbobot emosional yang besar itu dapat ditafsirkan
pada waktu yang tepat,yaitu pada waktu konseli telah siap untuk menerima
dahulu pertahanan diri atau penolakan yang ada pada konseli sebelum
analisis sebagai yang dia lakukan kepada ibu dan ayahnya. Kini, dalam
pemimpin atau anggota yang lain Hansenet at. all, (Gladding, 1991).
(Gladding,1991).
Anaisis mimpi
Analisis mimpi adalah sebuah prosedur yang penting untuk menyingkap
bahan yang tak disadari dan memberikan kepada konseli pemahaman atas
Beberapa motivasi sangat tidak bisa diterima oleh orang yang bersangkutan
memiliki dua taraf isi, yaitu isi laten dan isi manifest. Isi laten terdiri atas
motif-motif yang disamarkan, tersembunyi, simbolik, dan tak disadari.
dan agresif tak sadar yang merupakan isi laten ditransformasikan ke dalam
isi manifest yang lebih dapat diterima, yakni impian sebagaimana yang
tampil pada si pemimpi. Proses transformasi isi laten mimpi ke dalam isi
manifest yang kurang mengancam itu disebut kerja mimpi. Tugas analis
simbol-simbol yang terdapat pada isi manifest mimpi. Selama jam analitik,
analis bisa meminta konseli untuk mengasosiasikan secara bebas sejumlah
terselubung.
Analisis dan penafsiran transferensi
Hubungan transferensi juga memungkinkan konseli mampu menembus
selesai, seperti contoh masalah dengan orang tua, permasalahan pacar dan
sebagainya, pada situasi kini, dengan cara mendistorsi hubungannya dengan
"sakit" di masa lalunya. Dalam kaitan ini, konseli menjadi benci kepada
sifat netral, objek, anonim, dan pasif agar terungkap transferensi tersebut.
Wawasan dan penanganan (insight and
working trough)
Wawasan berarti kesadaran akan sebab-sebab dari kesulitan seseorang pada
pengalaman masa lampau dengan masalah masa kini. Jadi, apabila para
perilakunya yang lama. Ini merupakan proses yang lama dan sulit.
tuntas ini merupakan suatu proses yang cocok untuk menaggulangi konflik-
Lebih lanjut Wolf (Supriatna, N (2009: 36: fungsi-fungsi lain dari konselor
kelompoknya.
2. Menghindari sikap diktator dan gaya kepemimpinan yang memojokkan
sosial.
bimbang.
langsung.
11. Menciptakan suasana emosional yang bebas dengan membuka
References
Brown, N.W (1994) “ group counseling for elementary and middle school