Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

DI STUDIO PFN, JAKARTA


PERUM PRODUKSI FILM NEGARA

Disusun Oleh :
Amanda Putri Salsabila
XI Multimedia 1

TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA


KOMPETENSI KEAHLIAN MULTIMEDIA
SMK NEGERI 1 PURBOLINGGO
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Kunjungan Industri (KI) telah diperiksa dan mendapat persetujuan oleh
Pembimbing serta Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Purbolinggo.

Disahkan di ......................... , .............................. 2022

Guru Pembimbing Ketua Jurusan

Khalis Wira Krisna, S.Kom Edoz Sarwadiono


NIP. 1009120 NIP. 1009121

Mengetahui
Kepala SMK NEGERI 1 PURBOLINGGO

Widi Wariasno, S.Pd.Jas., M.M


NIP.19811110 200501 1 007

ii
MOTTO

“Seseorang yang putus asa melihat kesulitan dalam setiap kesempatan, tetapi
orang yang optimis melihat peluang dalam setiap kesulitan. Dan jangan ingat
lelahnya belajar, tapi ingat buah manisnya yang bisa di petik kelak ketika sukses.”
Barang siapa menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga. (HR. Muslim.)

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya,
penulis mampu menyusun Laporan Kunjungan Industri di Perum PFN, tanpa ada
halangan apapun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini disusun
berdasarkan pengalaman dan ilmu yang saya peroleh selama melaksanakan
Kunjungan Industri.
Tentunya dengan seizin Allah SWT kami bisa berkunjungan Industri
dengan tujuan untuk menambah pengetahuan, wawasan, ilmu, dan memperluas
pengalaman. Banyak ilmu yang kami peroleh dari berkunjungan Industri, kami
juga bisa melihat langsung dan diceritakan cara saat perusahaan memproduksi
film.
Dengan ini Saya menyadari bahwa Laporan ini tidak akan tersusun dengan
baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini tidak lupa juga Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu Saya dalam kegiatan Kunjungan Industri
maupun dalam penyusunan laporan ini.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya Saya sampaikan kepada :
1. Bp/Ibu guru selaku kepala sekolah, wakepsek dan dewan dewan guru
beserta panitia pelaksana kunjungan industri.
2. Bapak Dwi Hariyanto B, selaku Direktur Utama Perum PFN.
3. Pembimbing dan Tim Crew Kunjungan Industri di PFN.
4. Bapak/Ibu guru selaku pembimbing kami dalam pembuatan laporan
Kunjungan Industri.
5. Kedua orang tua kami yang telah mendoakan kami
6. Semua rekan-rekan yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.
Saya menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dalam kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat Saya harapkan demi
kesempurnaan Laporan ini.
Akhir kata, Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
penyusunan Laporan ini terdapat banyak kesalahan. Semoga Laporan ini dapat

iv
bermanfaat khususnya bagi penulis Laporan ini dan pada umumnya bagi para
pembaca.

Purbolinggo, 30 April 2022


Penulis

Amanda Putri Salsabila


2005315

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii
MOTTO.......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan Kunjungan Industri ................................................................ 2
C. Manfaat Kunjungan Industri .............................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4

BAB III KEGIATAN INDUSTRI .................................................................. 6


A. Foto Kegiatan ..................................................................................... 6
B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kunjungan Industri ......................... 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 11


A. Profil Perusahaan ............................................................................... 11
B. Hasil Kunjungan Industri ................................................................... 14

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 16


A. Kesimpulan ........................................................................................ 16
B. Kesan dan Saran ............................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18


LAMPIRAN ................................................................................................... 19

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Gedung film PFN kira-kira seluas 2,5 hektar.......................... 6


Gambar 3.2 Studio 4 PFN ........................................................................... 6
Gambar 3.3 Studio 1 PFN ........................................................................... 7
Gambar 3.4 Grate A Cagar Budaya oleh Pemprov DKI ............................. 8
Gambar 3.5 Si Unyil ................................................................................... 8
Gambar 3.6 Ruang penguji di bawah .......................................................... 9
Gambar 3.7 Museum yang ada di Perum PFN ............................................ 9
Gambar 3.8 F Lab 4 Lantai yang menyambung dengan proses produksi ... 10
Gambar 4.1 Logo PFN ................................................................................ 11

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program kunjungan industri ini merupakan salah satu program
pendidikan yang berusaha membentuk generasi masa depan untuk mengenal
budaya industri (industrial culture), melaksanakan disiplin kerja sekaligus
mengenal industri manufaktur. Pihak yang mengikuti kegiatan kunjungan
industri memiliki kemampuan analitik dan rekayasa yang kreatif, inovatif,
dan mandiri, memiliki integritas kepribadian dan keilmuan yang tinggi serta
memiliki motivasi untuk mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan.
Latar belakang diadakanya kunjungan industri adalah agar siswa
mengenal dunia kerja. Selain itu siswa dapat mengetahui lebih jauh tentang
cara kerja, kedisiplinan, tata tertib kerja , mesin – mesin industri yang lebih
memadai, dll. Siswa juga diharapkan tidak menganggap kunjungan industri
sebagai rekreasi, tapi menganggap kunjungan industri sebagai sarana belajar
dengan cara mendatangi industri secara langsung, dan melihat urutan – urutan
proses kerja di industri tersebut.
Dalam kunjungan industri, siswa diajak untuk melihat bagaimana
sebuah perusahaan beroperasi dan bekerja. Mereka diberikan sebuah
gambaran tentang suatu pekerjaan di bidang keahlian mereka dan mereka
juga diberikan gambaran tentang apa yang harus dilakukan dalam dunia kerja
Intersebut.
Kegiatan Kunjungan Industri ini akan menunjukan tentang banyak hal
yang ada dalam lapangan kerja agar siswa tidak kaget supaya terbiasa
menerima pekerjaan atau bekerja dengan sesuai keahlian. Kunjngan industri
ini juga bertujuan untuk melatih mental siswa-siswi agar mereka bisa bekerja
dengan situasi dan kondisi apapun. Tanpa ada kunjungan industri, siswa-siswi
tentu saja akan merasa kaget atau tidak terbiasa dalam melakukan pekerjaan
di dalam sebuah perusahaan. Mereka sangat perlu menyesuaikan diri dengan
lingkungan perusahaan. Jadi dengan adanya kunjungan industri siswa-siswi

1
dapat diharapkan dengan cepat bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan
perusahaan atau dunia kerja dan juga dapat menambah berbagai ilmu
pengetahuan tentang dunia industri.
Kunjungan industri dipilih untuk menambah pengalaman siswa
tentang dunia kerja. Siswa dituntut untuk aktif menggali informasi tentang
kunjungan industri untuk memperoleh pengetahuan tentang dunia industri.
Kunjungan industri dilakukan untuk memberikan gambaran kepada siswa
tentang industri dan proses produksi di bidang bisnis dan managemen. Siswa
harus membandingkan proses produksi di dunia kerja dengan ilmu yang
diperoleh di sekolah. Siswa diwajibkan membuat laporan atas informasi yang
di peroleh selama kunjungan industri tentang perusahaan yang bersangkutan.

B. Tujuan Kunjungan Industri


Tujuan diadakannya kunjungan industri bagi siswa sebagai berikut:
1. Dapat melihat dan merasakan secara langsung tentang segala aktivitas dan
manajemen yang diterapkan di dunia industri
2. Memperluas pengatahuan dalam lingkungan dunia kerja.
3. Mendorong siswa agar mempunyai minat bekerja di perusahaan.
4. Memberi informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja perusahaan.
5. Mendorong siswa agar mempunyai rasa kedisiplinan dan tanggung jawab.
6. Memberikan pandangan dan wawasan, khususnya pada industri dan
implementasi pada siswa.
7. Kerjasama dengan dunia industri dengan lembaga pendidikan lainnya.
8. Memberikan motivasi baru kepada siswa terutama dalam belajar.
9. Mengetahui dan melihat alat – alat canggih pada industri tersebut.
10. Memberi bekal kepada siswa agar setelah lulus menjadi orang yang
mandiri
11. Untuk belajar ( tidak hanya tau teknik tapi juga praktik dan cara
pemasaranya).

2
C. Manfaat Kunjungan Industri
Adapun beberapa manfaat kunjungan industri diantara lain :
Bagi Siswa :
1. Dapat mengetahui kedisiplinan dan tata tertib yang tegas pada dunia kerja.
2. Melihat cara kerja, dan berbagai macam alat – alat produksi yang sudah
cukup modern.
3. Mendapat gambaran saat akan bekerja di industri atau ingin membuat
sebuah industri
4. Dapat langsung melihat bagaimana kondisi dan situasi dunia kerja yang
nyata sehingga mampu menggambarkan kerja yang akan diambil
selanjutnya.

Bagi Sekolah :
1. Memperlakukan tata tertib yang tegas bagi siswa.
2. Sekolah dapat mengajak siswa belajar secara langsung dilapangan.

Bagi Industri :
1. Dapat berbagi ilmu dengan siswa.
2. Mengajak dan memperlihatkan proses produksi bagi siswa maupun guru.
3. Memperkenalkan sejarah singkat berdirinya industri kepada siswa.
4. Memperkenalkan hasil produksi kepada masyarakat luas.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Perusahaan Umum Produksi Film Negara (Perum PFN) didirikan sebagai


Berita Film Indonesia (BFI) pada tanggal 6 Oktober 1945 oleh R.M Soetarto.
Pendirian BFI disaksikan oleh Menteri Penerangan, Amir Syarifuddin dan BFI
resmi bergabung menjadi lembaga di bawah Kementerian Penerangan.

A. Tujuan
Mewujudkan ekosistem film dan konten yang lebih berkualitas dan berdaya
saing serta memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan.

B. Visi
Menjadi perusahaan pembiayaan film dan konten pilihan utama di regional.

C. Misi
1. Mengelola pembiayaan film dan konten untuk pemerintah (kementerian/
lembaga), BUMN, dan sektor swasta.
2. Mengembangkan talenta film dan konten yang mendorong kemampuan
daya kreatif dan inovasi di film dan konten.
3. Mengorkestrasi ekosistem film dan konten untuk memajukan industri
perfilman Indonesia.

D. Sejarah Perjalanan Perum Produksi Film Negara :


1. Menjadi Produksi Film Negara
Unsur perusahaan PFN dibagi menjadi empat badan yaitu Central
Film Laboratory (CFL), Dinas Film Penerangan (DFP), Dinas Film Cerita
(DIFTA) dan Kantor Peredaran Film (KPF) pada tahun 1957.
Kementerian Penerangan melalui SK Menteri Penerangan Nomor
55B/MENPEN/1975 memutuskan untuk menjadikan PFN sebagai Pusat
Produksi Film Negara (PPFN) pada tanggal 16 Agustus 1975. Melalui SK

4
tersebut, PPFN bergabung di bawah Direktorat Jenderal Radio Televisi
dan Film (RTF) Departemen Penerangan sebagai Unit Pelaksana Teknis
(UPT).

2. Lahirnya Berita Film Indonesia


Perusahaan Umum Produksi Film Negara (Perum PFN) didirikan
sebagai Berita Film Indonesia (BFI) pada tanggal 6 Oktober 1945 oleh
R.M Soetarto. Pendirian BFI disaksikan oleh Menteri Penerangan, Amir
Syarifuddin dan BFI resmi bergabung menjadi lembaga di bawah
Kementerian Penerangan. Pada tahun 1950, Kementerian Penerangan
mengubah bentuk BFI menjadi Perusahaan Pilem Negara (PPN) lalu
berganti menjadi Perusahaan Film Negara (PFN).

3. PFN sebagai Badan Usaha Milik Negara


PPFN resmi menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1988 pada tanggal 7 Mei 1988.
Perubahan ini bermaksud agar Perum PFN dapat menjalankan aktivitas
secara mandiri berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan sembari
misi perusahaan juga bisa berjalan sesuai dengan tuntutan pembangunan
Nasional.

5
BAB III
KEGIATAN INDUSTRI

A. Foto Kegiatan

Gambar 3.1 Gedung film PFN kira-kira seluas 2,5 hektar

Telah berdiri 76 tahun Perum PFN didirikan sebagai Berita Film


Indonesia (BFI) pada tanggal 6 Oktober 1945 oleh R.M. Soetarto dan
disaksikan oleh menteri penerangan Amir Sjarifuddin. Pada tahun 1950 BFI
lalu berganti menjadi Perusahaan Film Negara (PFN).
Saat ini Perum PFN sebagai:
1. Production House Aggregator
2. Conten Curator
3. Distribution Channel Syndication

Gambar 3.2 Studio 4 PFN

6
Belajar Bersama Indonesian Film and Creative Academy (IFCA)
IFCA merupakan unit usaha dari Perum PFN sebagai center of
excellence dengan tiga pilar yaitu learning, ressearch and inovation di industri
perfilman & konten.
Learning: sebagai aggregator sertifikasi dan inkubasi.
Research: pengembangan dan Big Data dan tempat Uji Kompetensi.
Innovation: inislasi teknologi untuk mendukung ekosistem perfilman &
konten.
1. Kerjasama dengan kampus terbaik : IKJ, Binus, Prasmul, UMN, UNS, ISI,
Gajah Tunggal.
2. Kerjasama dengan Assosiasi : KFT, KSI, PPFI, APROFI, dll.
3. Kerjasama dengan distribution Channel : Telkom Group, TVRI, dll

Gambar 3.3 Studio 1 PFN

Biasanya dipakai untuk membuat film seperti adegan penculikan,


peperangan ataupun film horor.

7
Gambar 3.4 Grate A Cagar Budaya oleh Pemprov DKI

PFN memiliki peran cukup besar bagi sejarah dunia perfilman di


Indonesia. Perusahaan yang dibangun pertama kali dengan nama Java Pacific
Film (JPF) ini didirikan oleh Albert Balink. JPF mengalami beberapa
pergantian nama sebelum akhirnya menjadi PFN pada 1975.
Pasca-kemerdekaan, PFN menghasilkan banyak karya film hingga awal
periode 1990-an. Banyak film yang sudah lahir dari PFN, salah satu yang
waktu itu ramai ya serial boneka Si Unyil yang dulu tayang di TVRI.

Gambar 3.5 Si Unyil

Film terkenal yang dirilis oleh Produksi Film Negara antara lain serial
teater boneka Si Unyil di TVRI (sejak 1981).

8
Gambar 3.6 Ruang penguji di bawah

Gambar 3.7 Museum yang ada di Perum PFN

9
Gambar 3.8 F Lab 4 Lantai yang menyambung dengan proses produksi

B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kunjungan Industri


Kegiatan kunjungan Industri di Perusahaan Umum Produksi Film
Negara ini di laksanakan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 24 Mei 2022
Jam : 09.00 WIB s/d selesai.
Tempat : Studio PFN, Perum Produksi Film Negara.
Alamat : Jl. Otista Raya No.125-127, RT.9/RW.8, Bidara Cina, Kecamatan
Jatinegara, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
13330

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Perusahaan

Gambar 4.1 Logo PFN

Perum Produksi Film Negara atau disingkat Perum PFN


adalah perusahaan Indonesia jenis BUMN yang berdiri di bidang
perfilman. PFN merupakan salah satu perintis industri film di Indonesia pada
saat terbentuk.
PFN berawal dari perusahaan Java Pacific Film (JPF) yang didirikan
oleh Albert Balink di Batavia. Perum PFN sebelumnya adalah Pusat Produksi
Film Negara Departemen Penerangan.
Jenis Badan Usaha Milik Negara / Perusahaan Umum, dulunya bagian
dari Departemen Penerangan.
Pendahulu :
Java Pacific Film (1934-1942) dan Nippon Eigasha (1943-1945).
1. Masa-Masa Awal
Terbentuknya perusahaan PFN diawali dengan pendirian
perusahaan film oleh Albert Balink pada tahun 1934 yang bernama Java
Pacific Film. Java Pacific Film terpisah dengan Kolonial Institute atau
Institut Kolonial yang pada 1919 memproduksi film “Onze Oost” atau
“Timur Milik Kita”. Kelahiran Java Pacific Film justru bersamaan dengan

11
pembentukan Nederlandsch Indiche Bioscoopbond (Gabungan Bioskop
Hindia) dan Film Commisie (cikal bakal Lembaga Sensor Film). Pada
tahun 1936 nama Java Pacific Film berubah menjadi Algemeene
Nederlands Indiesche Film (ANIF). Perusahaan ini memfokuskan diri
pada pembuatan film cerita dan film dokumenter.
Masa pendudukan Jepang di Indonesia pada tahun 1942 disertai
dengan pengambilalihan seluruh kekayaan yang berada di bawah
kekuasaan Hindia Belanda oleh pihak Jepang, salah satunya adalah ANIF.
Dari aset-aset perusahaan ANIF Tentara Kekaisaran Jepang kemudian
mendirikan sebuah perusahaan perfilman yang diberi nama Nippon ii
Eiga Sha (日本映画社) yang berada di bawah pengawasan Sendenbu.
Film yang diproduksi Nippon Eiga Sha pada umumnya bertujuan sebagai
alat propaganda politik Jepang sebagai pemersatu Asia.
Nippon Eiga Sha didirikan pada bulan April 1943 oleh pemerintah
pendudukan Jepang di Jakarta. Tenaga Pribumi-Nusantara yang bekerja
dalam perusahaan itu yaitu Raden Mas Soetarto, yang sudah
berpengalaman di bidang film dan diangkat sebagai juru kamera; ia
menjadi orang Pribumi-Nusantara pertama dalam kedudukan itu. Ketika
Nippon Eiga Sha berdiri, Soetarto diangkat oleh Jepang sebagai wakil
pimpinan perusahaan merangkap Ketua Karyawan Indonesia dan juru
kamera.

2. Pasca-kemerdekaan
Memasuki era kemerdekaan, perusahaan ini diserahkan kepada
pemerintah Indonesia. Seiring dengan langkah tersebut, para karyawan
perusahaan melakukan peliputan berbagai peristiwa bersejarah, dan
berubah menjadi Berita Film Indonesia (disingkat BFI) pada 6 Oktober
1945. BFI merupakan lembaga pembuat film pertama milik Republik
Indonesia.
Satu setengah bulan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia,
Soetarto memprakarsai pengambil alihan Nippon Eiga Sha dari
pimpinannya, T. Ishimoto, atas sepengetahuan Menteri Penerangan kala

12
itu, Amir Sjarifuddin. Karena Jakarta tidak aman lagi akibat
serangan-serangan tentara pensering Sekutu, bulan Desember 1945 BFI
diungsikan ke Surakarta. Sebelum pindah, BFI masih sempat memfilmkan
hari proklamasi, penempelan poster, tulisan di tembok-tembok, rapat
raksasa 19 September di Lapangan Ikada, peristiwa perlucutan senjata
Jepang oleh Sekutu, dan pengangkutan serdadu Jepang ke Pulau Galang
serta Kongres Pemuda Indonesia di Yogyakarta, November 1945.
Setelah ditinggalkan oleh BFI, studio di Polonia Jatinegara, Jakarta,
digunakan tentara NICA untuk kepentingan propaganda dengan
didirikannya Regerings Film Bedrijf (Perusahaan Film Pemerintah).
Selain itu studio tersebut juga dimanfaatkan oleh NV Multi Film bersama
South Pacific Film Co. Karena adanya pengakuan kedaulatan Indonesia,
Belanda kemudian menyerahkan aset Regrings Film Bedrijf kepada pihak
Republik Indonesia Serikat. Perusahaan itu mendapat nama baru:
Perusahaan Pilem Negara (PPN) di bawah naungan Kementerian
Penerangan. Pimpinan PPN pertama adalah Suska. Pada akhir tahun 1950,
RM Harjoto diangkat sebagai Direktur dan RM Soetarto sebagai Kepala
Produksi Umum, yang meliputi produksi film cerita, film dokumenter dan
laboratorium. Pegawai BFI di Yogyakarta pindah kembali ke Jakarta, dan
bersama dengan bekas pegawai Regerings Film Bedrijf bergabung dalam
PPN yang diganti namanya menjadi Perusahaan Film Negara (PFN).
Pergantian nama perusahaan kembali terjadi dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Penerangan No. 55
B/MENPEN/1975 pada tanggal 16 Agustus 1975. Berdasarkan surat
keputusan ini maka secara resmi PFN berubah menjadi Pusat Produksi
Film Negara (PPFN). Pergantian nama kembali terjadi seiring dengan
berbagai usaha yang dilakukan untuk mengembangkan perusahaan dan
agar perusahaan dapat dikelola secara profesional dengan menggunakan
prinsip-prinsip yang dapat memberikan keuntungan bagi negara serta
mampu untuk mendiri. Agar dapat mencapai hal tersebut maka PPFN
mengubah statusnya menjadi Perum sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No. 5 Tahun 1988 yang dikeluarkan pada tanggal 7 Mei 1988. Dengan

13
demikian resmilah PPFN berganti nama menjadi Perusahaan Umum
Produksi Film Negara (Perum PFN).

3. Perubahan menjadi perusahaan pembiayaan perfilman


Pada tahun 2021, Kementerian Badan Usaha Milik Negara
Republik Indonesia menginstruksikan Perum PFN untuk menjadi
perusahaan pembiayaan perfilman. Menteri BUMN Erick Thohir berharap
Perum PFN dapat berkolaborasi dengan para pelaku film Indonesia dalam
mengakses pembiayaan dan konten. Selain itu, Perum PFN juga akan
bersinergi dengan Telkom Indonesia dalam mengembangkan dan
mengelola hak kekayaan intelektual film di Indonesia.
Didirikan pada tanggal 6 Oktober 1945 (sebagai Berita Film
Indonesia, diperingati sebagai hari lahir PFN),
1 Januari 1950 (sebagai Perusahaan Pilem Negara),
17 Agustus 1972 (sebagai Perusahaan Film Negara),
16 Agustus 1975 (sebagai Pusat Produksi Film Negara, Departemen
Penerangan)
7 Mei 1988 (sebagai Perum Produksi Film Negara).

Berindustri dalam bidang perfilman, konten kreatif, film cerita &


film dokumenter.
Dewan Direksi :
Direktur Utama : Dwi Heriyanto B.
Direktur Produksi : Sutjiati Eka Tjandrasari

Dewan Pengawas :
Ketua Dewan Pengawas : Fadjar Hutomo
Dewan Pengawas : Rosarita Niken Widiastuti

B. Hasil Kunjungan Industri


Observasi dilakukan dengan mengamati keadaan gedung-gedung
outdoor dan indoor yang ada dalam perum PFN. Disana kami diajak keliling

14
lalu diceritakan mengenai sejarah masing gedung dan fungsi gedung yang ada
di Perum PFN. Dan Untuk mengetahui peralatan yang digunakan dulu untuk
membuat film kami diajak masuk kedalam museum yang ada di Perum PFN
tersebut.

15
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dengan adanya Kunjungan Industri ini siswa/siswi diharapkan agar
mampu untuk berfikir lebih maju, kreatif, serta efisien sehingga nantinya
dapat mengurangi perilaku negatif misalnya adalah kenakalan remaja
karena dengan adanya kunjungan industri ini, bakat dan kemampuannya
akan lebih tersalur kepada hal-hal yang positif yang dapat berguna di
kehidupannya baik sekarang ataupun yang akan datang.
2. Produksi yang dihasilkan ”Perum PFN”, pemasarannya sudah di seluruh
Indonesia bahkan luar negeri juga.
3. Semangat dan kegigihan di dalam membuat ataupun mendirikan usaha
ternyata sangat penting demi kelangsungan hidup.

B. Kesan dan Saran


Kesan:
1. Sambutan dari pihak perusahaan sangat ramah dan kami sangat senang.
2. Kunjungan industri yang kami lakukan ini sangat bermanfaat, karena kita
dapat melihat secara langsung karyawan-karyawan yang bekerja di
perusahaan tersebut.
3. Banyak sekali pengalaman yang dapat Saya peroleh di perusahaan yang
bersangkutan dan Saya mendapat juga ilmu yang sebelumnya belum saya
tahu.
4. Kami melihat langsung peralatan-peralatan yang dulu dipakai untuk
membuat film.

Saran:
1. Sebaiknya pimpinan lebih jelas di dalam menyampaikan ataupun
menjelaskan mengenai bagian-bagian atau tugas-tugas dari karyawanya,
namun karena mungkin untuk lebih mempersingkat waktu.
2. Kegiatan ini lebih baik untuk disesuaikan dengan jadwal produksi

16
sehingga siswa dapat mengetahui proses pembuatannya atau kerjanya.
3. Diharapkan agenda dari program Kunjungan Industri ini terus berjalan
setiap tahunnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Produksi_Film_Negara
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/21/07043951/dari-gedung-film-hin
gga-petilasan-yang-diusulkan-jadi-cagar-budaya-di?page=all
https://pfn.co.id/

18
LAMPIRAN

Dalam Perusahaan Umum Produksi Film Negara (Perum PFN) terdapat museum
yang isinya berupa peralatan lama yang digunakan untuk membuat film.
Contoh, sebagai berikut :

Gambar Camera Film & Film Seluloid , Camera Video & Cassette Video.

Gambar Projects Lens dan Camera Lens.

19
Gambar Film Cutter dan Boom Mic.

Gambar Projector & Audio Player

20
Gambar Editing Desk

Gambar Tripod Kayu.

21
22

Anda mungkin juga menyukai