1. Hak Milik Satuan Rumah Susun (HMSRS), yang dibangun di atas Hak
Guna Bangunan atau Hak Pakai
(UU Nomor 11 Tahun 2022)
2. Syarat Orang asing memiliki rumah tempat tinggal atau hunian cukup
dibutuhkan dengan memiliki visa, paspor, atau izin tinggal.
(Pasal 69 PP Nomor 18 Tahun 2021)
3. Rumah tapak di atas tanah
a. Hak Pakai di atas Tanah Negara
b. Hak Pakai di atas Hak Milik (yang dikuasai berdasar perjanjian
pemberian HP diatas HM dengan akta PPAT) atau Hak Pengelolaan
(berdasar perjanjian oemanfaatan tanah dengan pemegang Hak
Pengelolaan)
4 Rumah susun yang dibangun di atas bidang tanah:
a. HP atau HGB di atas Tanah Negara
b. HP atau HGB di atas Tanah Hak Pengelolaan
c. HP atau HGB di atas Tanah Hak Milik
1. Rumah Tapak :
a. Rumah dengan Kategori rumah mewah
b. 1 bidang tsnah perorang/keluarga
c. Luas maksimal 2.000 m2
d. Jika memberikan dampak positif terhadap ekonomi dan sosial maka
dapat diberikan lebih dari 1 bidang tanah atau luasannya lebih dari
2.000 m2 dengan izin Menteri
2. Rumah Susun, dengan kategori rumah susun komersial
3. Kepemilikan rumah tinggal atau hunian untuk Orang Asing dapat berasal dari
rumah tempat baru atau rumah/unit lama
4. Dapat diwariskan kepada ahli waris yang memenuhi syarat
5. Dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak tanggungan
6. Beralih atau dialihkan kepada pihak lain
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang banyak menarik para
orang asing khususnya para investor untuk menanamkan modal atau investasi
khususnya dibidang pertanahan. Tingginya kunjungan wisatawan asing ke Indonesia
membuat banyak para investor asing melirik tanah ataupun tempat hunian untuk
investasi atau penanaman modal. Kehadiran penanam modal asing di Indonesia sangat
diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Keberadaan orang
asing yang berkedudukan di Indonesia dalam rangka investasi teah memberikan
manfaat sehingga orang asing diperbolehkan memiliki rumah tinggal atau hunian
berupa rumah tapak (rumah tinggal) atau hunian berupa satuan rumah susun.
Tujuan pengaturan tentang pemilikan rumah tempat tinggal oleh orang asing
yang berkedudukan di Indonesia adalah untuk memberikan kemudahan bagi orang
asing untuk memenuhi kebutuhannya akan tempat hunian guna mendukung kegiatan
dan usaha dan pemodalannya di Indonesia. Selain itu, juga untuk memberikan kepastian
dan perlindungan hukum mengenai kemungkinan pemilikan rumah tinggal oleh orang
asing agar nantinya apabila terjadi suatu permasalahan terhadap tanah yang dikuasainya
dapat diselesaikan secara benar dengan mengacu kepada ketentuan-ketentuan hukum
yang berlaku bagi orang asing (Pariawan, n.d.).
Kepemilikan rumah tempat tinggal termasuk juga rumah susun oleh orang asing
di Indonesia harus merupakan rumah susun mewah atau dalam arti rumah atau sarusun
yang tidak termasuk klasifikasi rumah sederhana atau rumah sangat sederhana. Rumah
tempat tinggal atau hunian untuk orang asing diberikan dengan harga minimal sebagai
berikut:
Rumah Tapak
No. Lokasi atau Provinsi Harga Minimal (Rupiah)
1. Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Rp. 5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah)
2. Banten Rp. 5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah)
3. Jawa Barat Rp. 5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah)
4. Jawa Tengah Rp. 5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah)
5. Jawa Timur Rp. 5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah)
6. Daerah Istimewa Yogyakarta Rp. 5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah)
7. Bali Rp. 5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah)
8. Nusa Tenggara Barat Rp. 3.000.000.000,00
(tiga miliar rupiah)
9. Sumatera Utara Rp. 2.000.000.000,00
(dua miliar rupiah)
10. Kalimantan Timur Rp. 2.000.000.000,00
(dua miliar rupiah)
11. Sulawesi Selatan Rp. 2.000.000.000,00
(dua miliar rupiah)
12. Kepulauan Riau Rp. 2.000.000.000,00
(dua miliar rupiah)
13. Daerah atau Provinsi Lainnya Rp. 1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah)
Rumah Susun
No. Lokasi/Provinsi Harga Minimal (Rupiah)
1. Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Rp. 3.000.000.000,00
(tiga miliar rupiah)
2. Banten Rp. 2.000.000.000,00
(dua miliar rupiah)
3. Jawa Barat Rp. 2.000.000.000,00
(dua miliar rupiah)
4. Jawa Tengah Rp. 2.000.000.000,00
(dua miliar rupiah)
5. Jawa Timur Rp. 2.000.000.000,00
(dua miliar rupiah)
6. Bali Rp. 2.000.000.000,00
(dua miliar rupiah)
7. Daerah Istimewa Yogyakarta Rp. 2.000.000.000,00
(dua miliar rupiah)
8. Daerah/Provinsi Lainnya Rp. 1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah)
Tujuan pembatasan orang asing yang hanya dapat memiliki sebuah rumah
adalah untuk menjaga agar kesempatan pemilikan tersebut tidak menyimpang dari
tujuan, yaitu sekedar memberikan dukungan yang wajar bagi penyelenggaraan usaha
orang asing tersebut di Indonesia. Pemilikan rumah tempat tinggal atau hunian bagi
orang asing tersebut tidak boleh dilihat hanya dari kepentingan orang asing yang
bersangkutan, tetapi lebih dari itu kehadirannya di Indonesia harus memberikan
manfaat atau kontribusi terhadap pembangunan nasional.
Lalu apa kabar dengan Kota Yogyakarta? Kota yang katanya terbuat dari
“rindu” ini menawarkan banyak sekali potensi wisata. Kota ini dipenuhi dengan
bangunan-bangunan cagar budaya, warisan budaya, serta wisata alam yang sangat
bervariasi mulai dari wisata alam pegunungan sampai dengan pesisir pantai, yang juga
tak kalah serunya Kota ini juga mempunyai gumuk pasir yang termasuk dalam gumuk
pasir langka di Asia Tenggara. Maka, tak mengejutkan jika Kota Yogyakarta selalu
menjadi destinasi tujuan utama wisata di Indonesia.