Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI

ACARA III
PEMOTRETAN MENGGUNAKAN UAV (Unmanned Aerial Vehicles)

Disusun Oleh :
Kelompok 1 Diploma-IV Kelas F
1. Hanan Elbar 21303881
2. Indah Mawardika 21303884
3. Kevin Ichsan Himawan 21303886
4. Sherly Evitasari 21303907
5. Tomi Sadewa 21303909

Instruktur :
Agung Nugroho Bimasena, S.T., M.Ling

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL


PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PERTANAHAN
YOGYAKARTA
2022/2023
ACARA III
PEMOTRETAN MENGGUNAKAN UAV (Unmanned Aerial Vehicles)

I. TUJUAN
1. Taruna mampu memahami bagian-bagian dari Drone atau UAV
2. Taruna mampu melakukan pemotretan menggunakan Drone atau UAV
II. ALAT DAN BAHAN
1. Drone DJI Phantom 4 RTK
2. Baterai Drone
III. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Kamis
Tanggal : 27 Oktober 2022
Waktu : 11.00 WIB - Selesai
Tempat : Lapangan Sepak Bola Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
IV. DASAR TEORI

Drone atau Unmanned Aerial Vehicles (UAV) adalah pesawat tanpa awak yang
dikendalikan oleh seorang pilot drone melalui remote control yang sudah terkoneksi
(Risanti, 2022). Drone memiliki resolusi kamera yang tinggi, sehingga sering juga
digunakan dalam kegiatan survei pemetaan. Hasil pemetaan drone sudah sangat
memenuhi kebutuhan dalam berbagai pekerjaan yang membutuhkan gambar detail
dimana selanjutnya diterjemahkan menjadi informasi dan cukup efektif.
Pemanfaatan drone sudah banyak digunakan dalam pemetaan yang
menggunakan metode fotogrametri, ini merupakan metode survei dan pemetaan yang
paling efektif. Metode ini dapat memotret cakupan wilayah yang luas dari jarak yang
dekat dan ketelitian yang besar hanya dalam waktu singkat. Dalam melakukan
pemotretan foto udara ini dibutuhkan berbagai macam rencana yang harus dilakukan
sebelum melakukan pemetaan yaitu pengaturan sidelap, overlap dan tinggi terbang
pesawat tersebut (Syauqani et al., 2017).
Drone memiliki banyak fungsi tergantung tujuan pembuatannya, mulai dari
hobi hingga kebutuhan militer. Pada dasarnya drone dikategorikan sesuai jenisnya
antara lain:
a. Drone Mainan : drone jenis ini hanya digunakan untuk mainan.

1
b. Drone Konsumer : drone kelas ini diproduksi untuk kebutuhan hobi dan
fotografi.
c. Drone Profesional : fungsi drone ini hampir sama dengan drone konsumer
namun telah dilengkapi dengan kemampuan yang jauh lebih baik.
d. Drone Militer : salah satu fungsi awal drone adalah digunakan dalam bidang
militer. UAV Predator dan Reaper adalah contoh drone populer dalam
kategori ini.
e. Drone Industrial : tingkatnya diatas drone profesiaonal, Jika drone
profesional sifatnya quadcopter (berbaling-baling 4), maka drone industrial
biasanya memiliki konfigurasi multirotor (berbaling-baling banyak).
f. Drone Penelitian : fungsinya untuk penelitian, melakukan survey,
pemetaan, atau kebutuhan akademis.
g. Drone Internet : drone jenis ini diciptakan untuk membantu penetrasi
sambungan internet pada daerah-daerah terpencil (DIY, 2017).
Drone militer bisa disebut juga drone khusus karena memiliki sistem-sistem dan
perangkat khusus yang dipasangkan pada drone tersebut untuk kebutuhan militer.
Drone konsumer, drone profesional, dan drone industrial biasanya dapat dimanfaatkan
untuk pemotretan udara akan tetapi yang paling sering digunakan pemotretan udara
untuk kebutuhan pemetaan adalah drone industrial sedangkan drone jenis mainan
tergolong kedalam drone basic atau bisa disebut drone tanpa sistem khusus biasanya
digunakan untuk pemula akan tetapi seiring perkembangan waktu drone jenis ini
semakin memiliki sistem dan perangkat yang mumpuni terutama pada bagian sensor
kameranya akan tetapi pemanfaatannya dalam pemotretan udara masih belum pernah
dilakukan (Negara et al., 2021).
Keuntungan pemetaan menggunakan drone secara fotogrametri yaitu antara
lain :
a. Cakupan pemetaan dapat lebih luas dengan waktu pengerjaan yang lebih
singkat
b. Kenampakan obyek yang dipetakan adalah gambaran sebenarnya di
lapangan secara tampak atas
c. Tempat take off dan landing dapat lebih fleksibel pada area terbuka di sekitar
area pemotretan hingga berjarak 10 km
d. Waktu pemotretan dapat dilakukan kapanpun pada cuaca cerah

2
e. Pemotretan udara telah menggunakan sistem robotik sehingga
meminimalkan kesalahan operator dalam pengendalian drone karena pada
saat terbang dilakukan secara full autopilot system (Jakarta School of
Photography, 2020).
Pada praktikum pemotretan kali ini, kami menggunakan Drone DJI Phantom 4 RTK.
DJI Phantom 4 RTK adalah drone DJI yang dirancang khusus untuk fotogrametri.
Drone ini dilengkapi dengan real time kinematik built ini, tentu akan sangat bermanfaat
untuk para surveyor yang selama ini mengeluhkan ketidak-akuratan datanya. Berikut
bagian-bagian dari Drone DJI Phantom 4 RTK :

Gambar 1. Drone DJI Phantom 4 RTK

Gambar 2. Remote Controller Drone DJI Phantom 4 RTK

3
Gambar 3. Bagian-Bagian Drone DJI Phantom 4 RTK

4
Gambar 4. Bagian-Bagian Remote Controller DJI Phantom 4 RTK

5
Gambar 6. RTK (Real-Time Kinematic) Drone DJI Phantom 4 RTK

6
V. LANGKAH KERJA
1. Pasang GCP pada masing-masing titik yang sudah dilakukan pada Acara II

Gambar 5. Pemasangan GCP

2. Keluarkan Drone DJI Phantom 4 RTK dari Kotaknya

Gambar 6. Drone DJI Phantom 4 RTK saat dikeluarkan dari Kotak

7
Gambar 7. Isi Kotak Drone

3. Lepaskan pengaman gimbal dari kamera

Gambar 8. Pengaman gimbal dan kamera

4. Pasang baling-baling (propeller) sesuai dengan tanda yang ada pada baling-
baling (hitam atau abu-abu). Pada bagian atas baling-baling terdapat 2 tanda
yaitu hitam dan abu-abu yang masing-masing tanda tersebut menunjukkan
bahwa pemasangan baling-baling harus sesuai pada tempatnya di bagian drone.
Pastikan pemasangan sudah sesuai dengan tandanya untuk menghindari
lepasnya baling-baling pada saat terbang.

8
Gambar 9. Baling-Baling (Propeller)

Gambar 10. Drone DJI Phantom 4 RTK setelah dipasang Baling-Baling

5. Pasang baterai. Sebelum dipasang pada badan drone, harus dilakukan


pengecekan daya untuk menghindari kehilangan daya pada saat wahana
terbang. Tekan pada tombol satu kali untuk mengetahui indikator baterai. Untuk
kepentingan pemetaan pastikan baterai terisi penuh, kemudian pasang baterai
pada wahana.

9
Gambar 11. Baterai Drone

6. Pasang microSD ke dalam Drone


7. Letakkan Drone diarea terbuka supaya tidak terganggu saat dilakukan
penerbangan
8. Hidupkan drone dengan cara menge-klik 2 kali pada tombol. Saat menge-klik,
usahakan agak lama sampai lampu hijau hidup.
9. Hidupkan remote controller. Lalu buka aplikasi “Phantom 4 Pro”
10. Sambungkan remote controller dengan Drone dengan memilih display
controller sampai terlihat tulisan Linking Complete”
11. Selanjutnya setting penerbangan. Pilih menu Plan lalu pilih 2D Photogrammetry
12. Membuat rencana jalur terbang seperti yang dilakukan pada Acara I

Gambar 12. Perencanaan Jalur Terbang

13. Atur Heigh (tinggi terbang) yaitu 80 meter, dan Speed (Kecepatan) 6,3
14. Untuk memulai pemotretan, pilih Invoke

10
15. Selanjutnya Slide to Execute untuk memulai penerbangan

Gambar 13. Penerbangan Drone


16. Saat drone terbang, arahkan remote controller ke arah drone terbang agar sinyal
stabil
17. Tunggu hingga pemotretan selesai, hasil pemotretan akan tersimpan didalam
memori microSD yang dipasangkan tadi
18. Pindahkan hasil pemotretan kedalam komputer atau laptop

Gambar 14. Hasil Pemotretan setelah dipindah ke Laptop

11
19. Hasil pemotretan berupa mozaic foto yang nantinya akan dilakukan pengolahan
orthofoto menggunakan softwere Agisoft yang akan dilakukan pada praktikum
Acara IV.

Gambar 15. Cuplikan Hasil Pemotretan Wilayah STPN

20. Praktikum Acara III selesai.

12
VI. HASIL DAN PEMAHASAN
Hasil dari praktikum kali ini adalah mozaic-mozaic foto berjumlah 246 foto
dengan ukuran file 1,95 GB atau setara dengan (2.102.151.276 byte)

Gambar 16. Keterangan Ukuran File Hasil Pemotretan

Gambar 17. Hasil Pemotretan berupa Mozaic-Mozaic Foto

13
Data hasil pemotretan dengan UAV dapat diolah menjadi mozaic foto yang
lebih kompleks dab DEM dengan softwere Agisoft yang akan dilakukan pada
praktikum acara IV dengan melalui beberapa tahapan antara lain : import foto dan
rekonstruksi jalur terbang, align foto, pembangunan dense point, pembangunan
model 3D, pembuatan teksture, pembuatan DEM dan Orthofoto.

Gambar 18. Cuplikan Hasil Pemotretan Wilayah STPN

14
VII. KESIMPULAN
Sebelum melakukan pemotretan, kita harus tahu bagian-bagian dari drone yang
akan kita gunakan untuk meminimalisir kesalahan. Bagian-bagian drone yang harus
diketahui seperti bagian dari wahananya itu sendiri, serta bagian dari remote
controller. Dalam melakukan pemotretan, diawali dengan pemasangan premark
GCP, selanjutnya pemasangan baling-baling, pemasangan baterai serta pemasangan
microSD. Selanjutnya membuat jalur terbang seperti yang pernah dilakukan pada
praktikum Acara I, lalu melakukan penerbangan. Langkah terakhir adalah
memindahkan hasil pemotretan kedalam komputer atau laptop sebelum pada
akhirnya dilakukan pemrosesan Orthofoto yang akan dilakukan pada praktikum
Acara IV.
Adapun manfaat pada praktikum Acara III kali ini adalah :
a. Mendapatkan informasi mengenai proses dan hasil analisa pemetaan
alternatif menggunakan metode pemetaan foto udara format kecil dengan
wahana Drone DJI Phantom 4 RTK.
b. Hasil pemotretan dapat digunakan sebagai bahan praktikum Acara IV

VIII. DAFTAR PUSTAKA

DIY, B. T. (2017). Jenis Drone dan Fungsinya.

Jakarta School of Photography. (2020). Keuntungan Pemetaan Menggunakan UAV.

Negara, M. A., Wisnawa, I. G. Y., & Putra, I. W. K. E. (2021). Perbandingan Hasil


Pemotretan Foto Udara Menggunakan Drone Industrial dengan Drone Basic.
Jurnal ENMAP (Environment & Mapping), 2(2), 29–36.

Risanti, S. (2022). Drone: Pengertian, Jenis, dan Fungsinya.

Syauqani, A., Subiyanto, S., & Suprayogi, A. (2017). PENGARUH VARIASI


TINGGI TERBANG MENGGUNAKAN WAHANA UNMANNED
AERIAL VEHICLE (UAV) QUADCOPTER DJI PHANTOM 3 PRO PADA
PEMBUATAN PETA ORTHOFOTO (STUDI KASUS KAMPUS
UNIVERSITAS DIPONEGORO). Jurnal Geodesi Undip, 6(1), 249–257.

15

Anda mungkin juga menyukai