Anda di halaman 1dari 7

Program Studi Teknik Pertanian

Departemen Teknologi Pertanian


Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

PENGENALAN DRONE

Rayhan Meizar Hakim1) dan Ishak Ramadhan2)


1)
Praktikan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah Program Studi Teknik Pertanian Universitas Hasanuddin
2)
Asisten Praktikum Ilmu Ukur Wilayah Program Studi Teknik Pertanian Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Karena banyaknya aplikasinya dalam berbagai bidang, drone menjadi salah satu
teknologi yang sangat diminati. Drone adalah pesawat tak berawak yang
dikendalikan melalui kontrol jauh dan dilengkapi dengan sistem GPS untuk
membantu navigasi dan menemukan lokasi. Tujuan dari praktik pengenalan drone
adalah untuk mempelajari jenis drone dan fungsi bagian-bagiannya. Praktik ini
menggunakan pengenalan bagian dan menerbangkan drone.
Kata Kunci: Drone, Pesawat, Teknologi.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penggunaan teknologi drone dalam ilmu ukur wilayah telah menghadirkan
terobosan revolusioner dalam survei dan pemetaan lahan. Keunggulannya yang
mampu mencapai daerah yang sulit dijangkau secara tradisional, drone
memungkinkan survei untuk mengumpulkan data spasial secara akurat dan efisien.
Bantuan kamera dan sensor yang terpasang, drone dapat menghasilkan peta digital
yang detail dan presisi, memungkinkan para profesional untuk melakukan
pemantauan terperinci, analisis perubahan lahan serta pemodelan 3D yang akurat.
Pemetaan berbasis satelit, pemotretan udara skala besar dan kecil, dan
teknologi pemetaan tanpa awak suatu pilihan alternatif untuk pemetaan. Drone
dapat digunakan untuk mengambil dan merekam gambar dengan ketinggian
tertentu dan mengambil gambar dalam berbagai arah untuk menghasilkan gambar
2D dari berbagai sisi. Pengambilan gambar di lahan pertanian dapat membantu
mengukur luas lahan pertanian dan memantau kondisi tanaman dalam sektor
pertanian berkelanjutan dan modern (Irawaty et al., 2017).
Jenis Tactical UAV terdiri dari drone berukuran mikro hingga mini yang dapat
dikontrol jarak pendek hingga menengah (kurang dari 500 kilometer), memiliki
daya tahan mulai dari beberapa menit hingga tiga hari dan dapat digunakan untuk
berbagai tujuan, terutama untuk pemetaan. Dibandingkan dengan gambar satelit,
drone memiliki keunggulan seperti dapat dioperasikan relatif cepat dan berulang,
mampu terbang rendah, menghasilkan gambar resolusi tinggi, dan memiliki banyak
aplikasi. Citra tegak lurus merupakan foto hasil pengambilan drone dimana pada
saat pengambilan foto tersebut sumbu kamera berada dalam posisi tegak lurus
dengan permukaan bumi. Di sisi lain, waktu perekaman sudah ditetapkan, gangguan
awan, dan gangguan lainnya yang terjadi selama perekaman. Dengan
menerbangkan drone, pemantauan wilayah yang luas, yang sulit dan memakan
waktu jika dilakukan dengan kendaraan darat atau berjalan kaki, dapat dilakukan
dengan mudah dan sangat membantu manusia melakukannya (Faiq et al., 2022).
Drone digunakan untuk menerbangkan antena, dimana nantinya antena akan
ditangkap oleh spectrum. Kini drone terdiri dari beberapa komponen, seperti
baterai, kamera, sensor, dan motor yang menggerakkan baling-baling untuk
membuatnya terbang. Disamping itu, dengan menerapkan prinsip aerodinamika,
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

drone memiliki kemampuan terbang untuk mengangkat dirinya sendiri dan dapat
digunakan berulang kali selama tidak mengalami kerusakan. Lalu drone juga
memiliki banyak keunggulan, salah satunya adalah kemampuannya untuk
mengakses daerah yang sulit dijangkau oleh manusia, seperti kawasan perbukitan
atau pulau-pulau terpencil. Drone juga dapat mempercepat dan mengoptimalkan
berbagai kegiatan, seperti pemetaan wilayah, pemantauan keamanan, atau
pengiriman barang dalam jangka besar (Wicaksono et al., 2023).
Berdasarkan tampilan fisik dan pengoperasiannya, drone dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu helikopter multi-copter dan helikopter fixed-wing. Fixed-wing
adalah jenis drone yang terlihat sangat mirip dengan pesawat biasa namun jauh
lebih kecil dan dilengkapi dengan sistem sayap dan multicopter merupakan jenis
drone yang menggunakan baling-baling berputar untuk terbang. Biasanya, drone
ini menggunakan setidaknya empat baling-baling agar tetap bisa terbang dan
menahan angin dalam melakukan terbang (Basyuni & Bimantara, 2021).
Negara-negara maju sudah mulai menggunakan UAV dalam pertanian presisi,
fotogrametri dan penginderaan jauh. Hal ini sangat cepat dan dapat mengurangi
beban kerja seorang petani. Secara umum, UAV dilengkapi dengan kamera dan
sensor untuk pemantauan tanaman dan penyemprot untuk penyemprotan pestisida.
Di bidang pertanian, model UAV pertama adalah dikembangkan oleh Yamaha.
Helikopter tak berawak Yamaha RMAX diperkenalkan untuk pengendalian hama
pertanian dan aplikasi pemantauan tanaman. Analisis teknis UAV di pertanian
presisi adalah menganalisis penerapannya dalam operasi pertanian seperti
pemantauan tanaman , Estimasi tinggi tanaman, Penyemprotan pestisida, analisis
tanah dan lapangan. Namun, implementasi perangkat kerasnya sepenuhnya
bergantung pada aspek-aspek penting seperti berat, jangkauan penerbangan,
muatan, konfigurasi, dan biayanya (Mogili & Deepak, 2018).
Tujuan dan Kegunaan Praktikum
Tujuan dilakuknnya praktikum Pengenalan Drone yaitu agar dapat diketahui
jenis-jenis drone serta fungsi bagian-bagian yang ada pada drone.
Kegunaan dilakukannya praktikum Pengenalan Drone adalah untuk
mengetahui penggunaan drone dan dapat menerapkanya dalam bidang pertanian.

METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Pengenalan Drone dilaksanakan pada hari Sabtu, 04 November 2023
pukul 09.50 WITA sampai selesai yang bertempat di Penyimpanan Alat dan Mesin
Pertanian, Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Alat
Alat yang digunakan pada praktikum Pengenalan Drone adalah drone, handphone
dan remote controller.

Prosedur Praktikum
Prosedur praktikum Pengenalan Drone yaitu sebagai berikut:
1. Mengkalibrasi drone terlebih dahulu sebelum digunakan.
2. Memastikan baterai drone dan remote control terisi penuh.
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

3. Memasang baterai dan baling-baling pada drone sesuai tempatnya


masing-masing.
4. Menghubungkan drone dan remote control.
5. Menyalakan drone dan mengaktifkan fitur GPS.
6. Meletakkan drone pada posisi yang aman kemudian menghubungkan dengan
jaringan wi-fi pada software DJI Go 4 App.
7. Melakukan kalibrasi pada software.
8. Menaikkan drone pada ketinggian yang aman dan stabil.
9. Memastikan drone tetap berada dalam jangkauan jaringan yang stabil.
10. Menurunkan drone dengan perlahan dan stabil.
11. Menggunakan joystick pada remote control untuk mengarahkan drone ke
tempat pendaratan yang aman.
12. Menon-aktifkan drone dan remote control setelah selesai terbang.
13. Memastikan beterai pada drone saat disimpan dalam kondisi low baterai.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
A. Bagian Drone

2
3

6
5

7
8
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

10

11
0

12

13

15
14
14

14
16 14
14 14
14

No Keterangan Fungsi
1. Stan baling-baling Tempat memasang baling-baling pada drone.
2. Lengan done Penghubung antara baling-baling pada drone
dengan tubuh drone.
3. Frame Sebagai kerangka utama pada drone.
4. Baterai Sumber energi penggerak pada drone.
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

5. Baling- baling drone Memberikan daya angkat pada drone atau


sebagai penyeimbang.
6. Penutup kamera Melindungi kamera pada saat drone tidak
digunakan.
7. Lubang baling-baling Sebagai penyatu baling-baling dengan tubuh
drone.
8. Gimbal Menjaga kamera pada drone tetap stabil saat
drone tidak digunakan.
9. Landing gear Untuk mendaratkan drone dengan aman.
10. Kamera Mengambil gambar dan vidio dari udara.
11. Sensor pelindung Mendeteksi objek disekitar drone dan memberi
peringatan terhadap bahaya tabrakan.
12. Joystik Mengontrol rotasi dan ketinggian saat drone
diterbangkan.
13. Pemantauan layar Untuk menampilkan gambar langsung dari
kamera drone.
14. Port USB Menghubungkan kabel USB dari remote
controller ke perangkat seperti handphone.
15. Antena Mengirimkan sinyal kendali ke drone.
16. Remote controller Mengendalikan drone dari jarak jauh.
B. Safety Drone
1. Area yang perlu dihindari
Area yang perlu dihindari misalnya mengarahkan drone ke area festival, area
olahraga, dan tempat wisata, terdapat juga area tertentu yang melarang
penerbangan drone seperti bandara, prohibited area, pangkalan militer dan
beberapa instansi pemerintah lainnya.
2. Jaral aman
Jarak terbang drone sebaiknya berada di ketinggian maksimal 120 meter dan
jarak pilot dengan drone berkisar di 4,8 kilometer. Jika di sekitar ada bandara,
jarak aman tersebut bisa berkurang juga agar tidak memberi gangguan pada lalu
lintas udara.
3. Waktu terbang
Drone hanya bisa diterbangkan pada siang hari, ketika ingin menerbangkan
drone pada malam hari maka harus mempunyai terlebih dahulu sertifikat khusus
penerbangan drone. Lama terbang setiap drone berbeda-beda, ada beberapa
drone yang lama terangnya hanya sekitar 30-45 menit.
4. Pastikan Sinyal GPS
Safety drone membuat pilot tetap memperhatikan GPS harus berada di kondisi
optimal sehingga drone tetap dalam kendali dan tidak lepas konrol.
5. Sinyal peringatan sensor drone
Drone mempunyai sebuah sensor yang memancarkan gelombang apabila
terdapat bahaya disekitarnya dan akan direspon oleh remote controller, pada saat
drone memberikan sinyal maka drone tersebut tidak boleh maju ataupun
mendekati arah sinyal tersebut.
Pembahasan
Praktik pengenalan drone telah menunjukkan bahwa drone adalah teknologi
pesawat tak berawak yang dapat dikendalikan dari jarak jauh. Jenis drone,
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

bagaimana mereka bekerja, dan bagaimana mereka dapat digunakan dalam bidang
pertanian seperti pemetaan. Beberapa bagian utama drone termasuk baterai, yang
berfungsi sebagai sumber daya utama drone; frame, yang berfungsi sebagai
kerangka utama; baling-baling, yang menggerakkan atau menyeimbang drone saat
terbang; dan remote controller, yang berfungsi sebagai alat pengendali. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wicaksono et al., (2023) yang menyatakan bahwa kini
drone terdiri dari beberapa komponen, seperti baterai, kamera, sensor, dan motor
yang menggerakkan baling-baling untuk membuatnya terbang.
Berdasarkan praktikum pengenalan drone diketahui bahwa drone juga
bergunta dalam pertanian khususnya dalam bidang teknologi pertanian yang
dimana dengan bantuan drone akan membantu menyelesaikan beberapa
permasalahan dalam pertanian seperti melakukan pemetaan lahan, menanam hingga
menyiram tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Mogili & Deepak, 2018)
yang menyatakan bahwa hal ini sangat cepat dan dapat mengurangi beban kerja
seorang petani. Secara umum, UAV dilengkapi dengan kamera dan sensor untuk
pemantauan tanaman dan penyemprot untuk penyemprotan pestisida.

KESIMPULAN
Sebagai hasil dari praktik pengenalan drone yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa drone adalah teknologi yang sangat bermanfaat untuk berbagai
industri dan sektor pertanian. Drone memiliki banyak jenis dan dapat digunakan
untuk berbagai tujuan; beberapa orang hanya menggunakannya untuk rekreasi,
yang lain untuk membantu dalam pekerjaan, dan lainnya. Selain itu, menerbangkan
drone di kawasan militer atau bandara membutuhkan sertifikat penerbangan
khusus.

DAFTAR PUSTAKA
Basyuni, M., & Bimantara, Y. (2021). Mengenal Drone dalam Sistem Informasi
Geografis & Aplikasinya dalam Penelitian Kehutanan. Medan : Universitas
Sumatera Utara.
Faiq, M., JB, A. R., Afdal, M., Arkam, M. I., & Nursaputra, M. (2022).
Pemanfaatan Teknologi Pesawat Nirawak untuk Identifikasi Pemanfaatan
Lahan Masyarakat di dalam Kawasan Hutan Pendidikan Universitas
Hasanuddin. Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, 20(1), 109–116.
Irawaty, E., Useng, D., & Achmad, M. (2017). Analisis Biofisik Tanaman Padi
dengan Citra Drone (UAV) Menggunakan Software Agisoft Photoscan.
Jurnal Agritechno, 109–122.
Mogili, U. M. R., & Deepak, B. (2018). Review on application of drone systems in
precision agriculture. Procedia Computer Science, 133, 502–509.
Wicaksono, S. R., Belinda, A., & Tjahyono, H. V. (2023). Pengadaan Drone
Penjelajah Menggunakan Metode Simple Additive Weighting. Digital
Transformation Technology, 3(1), 66–73.
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

Anda mungkin juga menyukai