Anda di halaman 1dari 8

HARDIANTI

NIM. D1B1 16 011


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
Precision farming pada dasarnya adalah menggunakan input pertanian yang
tepat, di tempat yang tepat dengan teknik yang tepat dan jumlah yang tepat, sehingga
efisien, efektif, dan menghasilkan panen yang maksimal sesuai dengan standar yang
berlaku di pasar, sehingga harganya maksimum. Precision farming merupakan faktor
yang selalu berubah seiring kemajuan teknologi. Precision farming menjadi hal yang
normal dan jamak dilakukan semua petani yang ingin mencapai keuntungan
maksimal. Bentuk kemajuan teknologi dalam precision farming adalah dengan
digunakanya Drone dalam bidang pertanian.
Drone (Gambar 1.) adalah pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarak
jauh. Pesawat tanpa awak atau Pesawat nirawak (Unmanned Aerial Vehicle atau
UAV), adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh
pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika
untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan
baik senjata maupun muatan lainnya. Drone merupakan
pesawat tanpa pilot. Pesawat ini dikendalikan secara
otomatis melalui program komputer yang dirancang,
atau melalui kendali jarak jauh dari pilot yang terdapat
di dataran atau di kendaraan lainnya. Awalnya UAV
merupakan pesawat yang dikendalikan jarak jauh,
Gambar 1. Drone/UAV
namun sistem otomatis kini mulai banyak diterapkan.
teknologi membuat
Perkembangan teknologi membuat drone
dronejuga
jugamulai
mulai banyak diterapkan untuk
pemadam
banyak kebakaran
diterapkan hutan,
untuk eksplorasi
pemadam bahanhutan,
kebakaran tambang dan pemetaan daerah
pertanian. bahan tambang dan pemetaan daerah
eksplorasi
Teknologi pemetaan dengan drone menjadi pilihan alternatif disamping
pertanian.
teknologi pemetaan lainnya seperti pemotretan udara baik skala besar dan kecil
berawak serta pemetaan berbasis satelit. Teknologi ini sangat menjanjikan untuk
diaplikasikan dikembangkan dan sesuai karakteristik topografis dan geografis
Indonesia terutama untuk areal yang luas seperti perkebunan kelapa sawit.
Pemanfaatan foto hasil pemetaan menggunakan drone biasanya digunakan untuk
menghitung jumlah pokok tanaman kelapa sawit saja, sementara perkembangan ilmu
di pengolahan citra dari penginderaan jauh sudah memanfaatkan banyak sensor
multispektral seperti inframerah, thermal dan bahkan hiperspektral. Sehingga pada
penelitian ini diharapkan dapat mengarahkan pada pemanfaatan sensor multispektral
untuk memonitoring dan mempelajari hubungan antara sensor-sensor tersebut
dengan kesehatan tanaman kelapa sawit yang terekam oleh foto drone. Drone
dilengkapi kamera beresolusi tinggi yang memungkinkan pengguna dapat memantau
suatu lokasi tertentu dari ketinggian secara real time. Dengan menggunakan Drone,
data dapat diperoleh dengan biaya relatif rendah, dalam waktu relatif cepat, dan
aman dalam berbagai kondisi cuaca. Drone merupakan sistem tanpa awak
(Unmanned System), yaitu sistem berbasis elektro-mekanik yang dapat melakukan
misi-misi terprogram, dengan karakteristik: (i) tanpa awak pesawat, (ii) beroperasi
pada mode mandiri baik secara penuh atau sebagian, (iii) Sistem ini dirancang untuk
dapat dipergunakan secara berulang (Department of Defence, 2007). Ada beberapa
macam jenis drone, yakni fixed wing (Gambar 2.) dan multi rotor (Gambar 3.).
Drone Fixed Wing memberikan keuntungan dalam hal jarak tempuh dan lama
terbang dibanding multi rotor. Namun Fixed Wing membutuhkan lokasi terbuka
yang luas untuk take-off maupun landing. UAV Fixed Wing cocok diaplikasikan
untuk survei pemetaan skala luas seperti foto udara maupun survei lainnya. UAV
Multi Rotor cocok untuk pemetaan yang tidak mempunyai area terbuka luas untuk
take-off dan landing. Survei dengan multi rotor memberikan keuntungan terkait
dengan tingkat kedetilan objek yang dapat diperoleh. Multi Rotor menggunakan
beberapa motor sebagai penggeraknya, sehingga membutuhkan sumber tenaga lebih
yang berakibat pada jangkauan dan lama terbang berkurang (Uktoro, 2017).

Gambar 2. Fixed Wing Gambar 3. Multi Rotor

Drone banyak digunakan untuk memonitor sumber daya alam. Drone mudah
tersedia, dan dapat menjangkau areal yang luas, dengan perlengkapan sensor relatif
kecil, GPS, dan perangkat keras yang terkait lainnya. Sejauh ini drone telah
digunakan untuk mendapatkan citra penginderaan jauh seperti pemantauan
kebakaran dan bencana alam, pengamatan satwa liar, dan pengukuran vegetasi dalam
kebun anggur, tanaman, hutan, dan “rangeland” (Uktoro, 2017).
 Penggunaan Dron dalam Pertanian (Suhaizi et al., 2017).
1. Analisis terhadap tanah dan kawasan
Dron (Gambar 4.) mampu mengetahui tingkat kesuburan tanah dengan
pengambilan sampel tanah secara kawalan jauh di lokasi yang telah ditetapkan. Dron
juga mampu untuk menghasilkan peta 3-D pada suatu kawasan bagi tujuan
pengurusan ladang serta analis sampel tanah. Hasil ini digunakan untuk
mengenalpasti rekabentuk tanaman. Analisis tanah dapat membekalkan maklumat
berkenaan keperluan pengurusan pengairan serta aras-Nitrogen (Myers et al., 2015) .

Gambar 4. Drone dalam Kesuburan Tanah

2. Penanaman
Kaedah penanaman dengan menggunakan dron telah diperkenalkan dengan
bermatlamat untuk mengurangkan kos operasi penanaman sebanyak 85%. Sistem
sebegini telah digunapakai untuk menanam biji benih yang telah disaluti dengan
tanah serta nutrient bagi anak benih. Dengan itu, anak benih mampu untuk tumbuh
dengan baik. Namun, teknik sebegini hanya lebih praktikal bagi kawasal yang sukar
untuk dimasuki oleh jentera berat. Kaedah ini amat sesuai untuk tanaman pokok
hutan.
3. Pengairan tanaman
Dron dengan keupayaan untuk merakam imej hyperspectral, beresolusi
tinggi, atau imej deria suhu mampu mengenalpasti kawasan yang kering ataupun
yang memerlukan pemerhatian. Tambahan lagi, sebaik sahaja tanaman telah tumbuh,
dron juga mampu memberikan maklumat berkenaan index vegetatif, di mana ianya
berkaitan dengan kepadatan serta kesehatan tanaman dengan kadar haba yang boleh
dibiaskan dan jumlah tenaga atau haba yang telah dikeluarkan oleh tanaman.
4. Kesehatan tanaman
Hama dan gulma menjadi salah satu faktor pengganggu tingkat keberhasilan
panen. Sama halnya dengan pemantauan kesehatan tanaman, NDVI dapat digunakan
untuk identifikasi gulma. Sehingga dengan pencitraan dari drone (Gambar 5.),
perkembangan gulma bisa terdeteksi lebih akurat. Lain halnya dengan tugas
pencitraan, penyemprotan ternyata juga bisa dilakukan dengan kemampuan drone.
Manfaat drone untuk pertanian ini menjadi salah satu subtitusi untuk tenaga manusia
sekaligus lebih efisien karena lebih cepat, hemat air serta merata.

Gambar 5. Drone dalam


Menyemprotkan Pestisida

 Drone untuk pertanian yang sudah digunakan di luar negeri (Pertiwi, 2016).
1. Pemantauan kesehatan tanaman.
Dengan menggunakan NDVI (Normalized Difference vegetatif Index), hasil
pencitraan dari drone (Gambar 6.) dapat menilai apakah target yang diamati
mengandung vegetasi hijau hidup atau tidak. Tanaman yang sakit akan terlihat
menunjukkan suatu warna yang berbeda dibandingkan tanaman normal. Sehingga
titik penyebaran penyakit bisa terdeteksi dan segera dilakukan pencegahan
secepatnya.

Gambar 6. Drone Pemantau Kesehatan Tanaman


2. Pangawasan pengairan.
Pengairan atau irigasi merupakan faktor utama dalam pertumbuhan tanaman.
Dengan pencitraan melalui drone (Gambar 7.), laju pengairan bisa terkontrol dan
wilayah yang kekurangan air bisa terdeteksi lebih cepat.

Gambar 7. Drone Pengawasan Pengairan

3. Identifikasi gulma.
Sama halnya dengan pemantauan kesehatan tanaman, NDVI dapat digunakan
untuk identifikasi gulma (Gambar 8.). Sehingga dengan pencitraan dari drone,
perkembangan gulma bisa terdeteksi lebih akurat.

Gambar 8. Drone dalam Identifikasi Gulma

4. Aplikasi penyemprotan nutrisi atau pestisida (Gambar 9.), berbeda dengan fungsi
pencitraan, fungsi aplikasi penyemprotan bisa digunakan untuk mengganti tenaga
penyemprotan secara manual. Dengan drone penyemprotan bisa lebih cepat, hemat
air dan merata.

Gambar 9. Drone dalam Identifikasi Gulma


 Penyebab Drone Hilang Kendali Aplikasi pada Lahan Pertanian
1. Malfungsi pada Motor
Pastikan bahwa motor atau baling-baling drone (Gambar 10.) dalam kondisi
baik sebelum melakukan penerbangan. Bagian motor atau biasa disebut dengan
propeller dibuat kokoh namun sangat lembut, tujuannya adalah agar tidak melukai
orang dan membahayakan benda lain.

Gambar 10. Motor Drone

2. Kompas Drone Rusak


Salah satu penyebab drone hilang kendali adalah kompas (Gambar 11.) yang
tidak diatur dengan baik. ini menjadi masalah yang sering terjadi, kesalahan dalam
arah kompas ini bisa diakibatkan karena gangguan pada gelombang magnetik dan
juga radio.

Gambar 11. Kompas Drone

3. Transmisi Video Disconnected


Kamera drone (Gambar 12.) adalah salah satu penyebab drone hilang
kendali atau crash. Hal ini bisa disebabkan karena kabel yang longgar ataupun bisa
karena port yang rusak. Anda harus memastikan bahwa kabel yang terpasang sudah
benar-benar terpasang dengan baik. Berhati–hati ketika melepas kabel agar port tetap
dalam kondisi baik.
Gambar 12. Kamera Drone

4. Masalah Baterai
Baterai (Gambar 13.) menjadi penyebab drone hilang kendali. Jika baterai
tidak dalam kondisi yang optimal ketika sedang diterbangkan (baterai dalam kondisi
lemah) maka akan berisiko drone kehabisan daya di tengah-tengah penerbangannya
sehingga berujung pada jatuhnya drone saat tengah terbang.

Gambar 13. Baterai Drone

5. Daya Baterai tidak Cukup


Ketika dayanya sudah mencapai 30 persen (Gambar 14.) maka dianjurkan
mendaratkan drone tersebut. Hal ini harus dilakukan jika memang nantinya terjadi
suatu hal yang cukup darurat sehingga drone anda harus membatalkan
penerbangannya.

Gambar 14. Daya Baterai Drone


DAFTAR PUSTAKA

Myers, Derek, Charles McCauley Ross, and Bo Liu. "A Review of Unmanned
Aircraft System (UAS) Applications for Agriculture." In 2015 ASABE
Annual International Meeting, p. 1. American Society of Agricultural and
Biological Engineers.

Pertiwi B. 2016. Penggunaan Drone untuk Pertanian.


http://benihpertiwi.co.id/penggunaan-drone-untuk-
pertanian/#.XNNq_2L7PqA (Akses 09 Mei 2019).

Suhaizi AMS, Norida M, Norasma NCY dan Fazilah WFI. 2017. Teknologi Aplikasi
Dron untuk Pertanian. Prosiding: 44-48.

Uktoro AI. 2017. Analisis Citra Drone untuk Monitoring Kesehatan Tanaman Kelapa
Sawit. Jurnal Agroteknose, 8(2): 8-15.

Anda mungkin juga menyukai