Anda di halaman 1dari 14

Strategi Pemulihan Ekonomi Pasca

Covid-19 dan Peningkatan Kemudahan


Berusaha (Ease of Doing Business)
Jakarta, 20 Oktober 2020
Prospek Prasyarat

CITA – CITA DEMOGRAFI KESIAPAN


INFRASTRUKTUR

INDONESIA 318 juta penduduk


KUALITAS & DAYA SAING
di
65% usia produktif SUMBER DAYA MANUSIA

2045 73%
70%
tinggal di perkotaan

kelas menengah
KESIAPAN
TEKNOLOGI

menjadi ECONOMY PERENCANAAN KEWILAYAHAN


negara maju • PDB terbesar ke-5 di dunia
• Pendapatan per kapita US$23,199 EKONOMI & KEUANGAN
• Beralih ke sektor-sektor yang lebih APBN YANG SEHAT
produktif STABILITAS MAKRO
• Pertumbuhan sektor-sektor jasa STABILITAS POLITIK
ATURAN HUKUM
Sumber: BAPPENAS & BKF, Kemenkeu

2
DALAM JANGKA PENDEK, PANDEMIK COVID-19 MEMBERIKAN DAMPAK NEGATIF DAN PERLAMBATAN
SEHINGGA MEMBUTUHKAN PERCEPATAN PEMULIHAN. DALAM PERSPEKTIF JANGKA MENENGAH DAN
PANJANG, INDONESIA TERUS MELANJUTKAN CITA-CITA INDONESIA MAJU DI TAHUN 2045

25,0 00,00 0

COVID-19 GLOBAL SEMBUH


400 000

COVID-19 INDONESIA Jumlah Kasus


(18 OKTOBER) 30,13 JUTA , 365,240
350 000
(19 OKTOBER) Pertumbuhan
ekonomi
40,26 JUTA
20,0 00,00 0

300 000
Jumlah
terkontraksi
Sembuh,
KASUS KUMULATIF
289,243

1,12 JUTA
250 000

15,0 00,00 0

Investasi tertunda
KEMATIAN 200 000

dan konsumsi
KASUS menurun
10,0 00,00 0
AKTIF 150 000

9,07 JUTA Jumlah Kasus


Aktif, 63,380
100 000

5,00 0,000

Jutaan pekerjaan hilang


Jumlah
& mengancam daya beli
500 00

Meninggal,
MENINGGAL 12,617
1,12 JUTA 0

March April May June July August SeptemberOctober


J F M A M J J A S O
Sumber: worldmeters.info & John Hopkins University

3
REALISASI PERTUMBUHAN EKONOMI DI BERBAGAI NEGARA
Tekanan ekonomi mendalam dialami hampir semua perekonomian di dunia, namun negara berkembang Asia relatif lebih baik

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Berbagai Negara (%,yoy)


2019 2020 2021
• Hampir seluruh negara
8.2 8.8
6.1 6.1
7.8
6.0
7.4 berkembang diproyeksikan
4.2 4.2 5.0 4.3 4.0 mengalami kontraksi yang
2.2 3.1 2.3 2.4
0.6 0.7
1.9 dalam di 2020, akibat
eskalasi pandemi yang
berlanjut, keterbatasan
-1.5
sistem kesehatan, serta
-4.3
-6.0 -5.3 -6.0
-7.1
dampak yang mendalam
-8.3 terhadap sektor penting
-10.3
penopang ekonomi, misalnya
AS JERMAN JEPANG TIONGKOK INDIA INDONESIA MALAYSIA THAILAND FILIPINA sektor pariwisata.
Sumber: IMF WEO Oktober 2020
PERTUMBUHAN EKONOMI (%)
Q1-2020 GDP Growth Q2-2020 GDP Growth Q3 2020 GDP growth forecast

T WN
MAS

0.4 V IE T
MEX

3.2 CHN
T HA

KOR
GE R
P HP

RUS
FRA
IN D
S PA

JP N

IN A
S IN
ITA
UK

HK
US

5.0
3.8
3.1

3.0

0.4
1.6

1.6
1.4
0.7

0.3
-0.3
-0.7

-0.7
-1.2
-1.4

-1.5
-1.7

-1.7
-2.0

-2.0
-2.3

-2.9
-4.1

-4.5

-4.5

-4.9

-5.3
-5.5

-5.7
-5.7

-6.0
-6.3

-6.5
-6.6

-6.6

-6.8
-8.5
-9.0
-9.1
-9.3

-9.5
-9.5

-9.7

-9.9
-10.7

-11.5

-11.7
-12.2
-12.3

-13.2
-16.5
-17.1
-17.3
-18.9
-19.0
-21.7
-22.1

-23.9

Source: Bloomberg, September


PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2020 SEJALAN DENGAN PEREKONOMIAN DUNIA
Perkembangan kasus Covid-19 yang meningkat mengoreksi proyeksi pertumbuhan beberapa institusi

Proyeksi Pertumbuhan Indonesia dari Berbagai Institusi (%, yoy)

Kemenkeu IMF Bloomberg World Bank* OECD ADB


(Sept) (Okt) (Median – Okt) (Sept) (Sept) (Sept)

(1,7) – (0,6) (1,5) (2,0) – (1,6) (3,3) (1,0)


2020 Proyeksi sebelumnya Proyeksi sebelumnya (1,1) Proyeksi sebelumnya Proyeksi sebelumnya
Tetap
(1,1) s.d. 0,2 (0,3) 0,0 (3,9) - (2,8)

3,0 – 4,4 5,3 5,3


5,0 6,1 5,6 Proyeksi sebelumnya Proyeksi sebelumnya
2021 Tetap 4,8 2,6 – 5,2 Tetap

Revisi penurunan prospek pertumbuhan


Indonesia pada tahun 2020 sebagian disebabkan *) catatan: proyeksi terkini World Bank terhadap Indonesia dan regional terdapat
oleh kasus Covid-19 yang masih eskalatif dalam East Asia Pacific Report edisi September, sedangkan proyeksi global terakhir
ada dalam Global Economic Prospect edisi Juni 2020.

5
PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI 2020
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Q3 2020 membaik, terutama didorong realisasi belanja negara yang meningkat
signifikan
Belanja Negara (Rp Triliun)
771.4
800 714.6
Realisasi PDB Semester I 2020 582.6
617.3
560.0
Outlook Outlook 600
452.1 452.4
Q3-2020 2020
400
Komponen Q1 Q2 S1
200

Konsumsi RT & 0
2,6 -5,6 -1,5 -3,0 - -1,5 -2,1 - -1,0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
LNPRT
2019 2020

 Konsumsi RT dan PMTB membaik namun masih negatif


Kons. Pemerintah 3,7 -6,9 -2,4 9,8 - 18,8 0,6 - 5,2 (tercemin dari data mobilitas).
 Konsumsi pemerintah di Q3 diperkirakan tumbuh dua digit,
PMTB 1,7 -8,6 -3,5 -8,5 - -6,4 -5,6 - -4,2 mendekati batas atas perkiraan di 18,8%.
 Realisasi Serapan Belanja Negara di Q3 meningkat signifikan
Ekspor 0,2 -11,7 -5,7 -13,9 - -8,7 -9,0 - -5,5
mendorong pertumbuhan ekonomi melalui tiga jalur:
konsumsi RT (melalui berbagai program bansos), PMTB, dan
konsumsi pemerintah yang tumbuh relatif tinggi. Hal ini
Impor -2,2 -17,0 -9,6 -26,8 - -16,0 -17,2 - -11,7 menunjukkan efektivitas APBN sebagai instrumen kebijakan
countercyclical. Diproyeksi ini berlanjut di Q4 2020.
PDB 3,0 -5,3 -1,3 -2,9 - -1,0 -1,7 - -0,6  Ekspor sudah mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan,
sementara impor cenderung mengalami penurunan.
COVID-19 BERDAMPAK PADA PELEMAHAN PEREKONOMIAN
Hambatan investasi, tereduksinya human capital dan produktivitas, butuh waktu dan biaya tambahan untuk me-restart

HUMAN CAPITAL
Public Investment Private Investment Productivity (produktivitas dan inovasi)
(fiscal constraints dan naiknya (global uncertainty dan naiknya (terganggunya sektor riil, (Pandemik (penyakit), PHK,
utang publik) utang private) penutupan usaha, perdagangan penutupan Pendidikan, R&D)
terganggunya hubungan kerja
antara pegusaha-pekerja)

PERTUMBUHAN EKONOMI TERHAMBAT

Diperlukan • Pendidikan • SWF • Perlinsos


reformasi struktural:
• Kesehatan • Lapangan Pekerjaan
7
PROGRAM KEBIJAKAN YANG KOMPREHENSIF UNTUK MENYELAMATKAN JIWA DAN
PEREKONOMIAN
Efektivitas Penanganan Kesehatan Menjadi Kunci
BIAYA PENANGANAN COVID-19 Rp695.2 T
PROGRAM Rp87,55 T PROGRAM PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL Rp607,65 T
KESEHATAN
Perlindungan Sosial Rp203,90T Sektoral K/L & Pemda Rp106,11 T
1. Belanja Penanganan 1. PKH Rp37,40T 1. Program Padat Karya K/L Rp18,44T
Covid-19 Rp65,80T 2. Sembako Rp43,60T 2. Insentif Perumahan Rp1,30T
3. Bansos Jabodetabek Rp6,80T 3. Pariwisata Rp3,80T
2. Insentif Tenaga Medis 4. Bansos Non-Jabodetabek Rp32,40T 4. DID Pemulihan Ekonomi Rp5,00T
Rp5,90T 5. Pra Kerja Rp20,00T 5. Cadangan DAK Fisik Rp8,70
6. Diskon Listrik Rp6,90T 6. Fasilitas Pinjaman Daerah Rp10,00T
3. Santunan Kematian 7. Logistik / Pangan / Sembako Rp25,00T 7. Cadangan Perluasan Rp58,87T
Rp0,30T 8. BLT Dana Desa Rp31,80T

4. Bantuan Iuran JKN UMKM Rp123,46 T Pembiayaan Korporasi Rp53,57 T Insentif Usaha Rp120,61T
Rp3,00T
1. Subsidi bunga Rp35,28T 1. Penempatan Dana Rp3,4T 1. PPh 21 DTP Rp39,66T
5. Gugus Tugas Covid-19 2. PMN Rp20,50T (HK Rp7,5T, BPUI
2. Penempatan Dana untuk Restru 2. Pembebasan PPh 22 Impor Rp14,75T
Rp3,50T Rp6T, PNM Rp1,5T, ITDC Rp0,5T,
Rp78,78T; 3. Pengurangan Angsuran PPh 25
3. Belanja IJP Rp5,00T LPEI Rp5T, PII Rp1,9T) Rp14,40T
6. Insentif perpajakan di
4. Penjaminan untuk Modal Kerja (Stop 3. Pemberian pinjaman (Investasi) 4. Pengembalian Pendahuluan PPN
Bidang Kesehatan kepada BUMN Rp20,75T
Loss) Rp1,00T; Rp5,80T
Rp9,05T 4. Penjaminan Kredit Korporasi Rp7T
5. PPh Final UMKM DTP Rp2,40T 5. Penurunan Tarif PPh Badan Rp20,00T
6. Pembiayaan Investasi kepada Koperasi 6. Stimulus Lainnya Rp26,00T
melalui LPDB KUMKM Rp1,00T 8
8
REALISASI PEN SUDAH MENUNJUKAN AKSELERASI PENCAIRAN
Tren Penyerapan Positif
Pagu Rp695,2 T 400 .00
(dalam Rp. Triliun)
344.42
350 .00

Monthly 318.48
Growth
Realisasi Rp344,42 T 300 .00

(49,5% dari Pagu)


250 .00

211.60
200 .00

Dalam Rp T
147.67 ∆ 25.94 T
150 .00

Kluster Realisasi ∆ dari Sept


100 .00

∆ 106.88 T
∆ 63.93 T
Kesehatan 27,82 5,90
50.0 0

Perlindungan Sosial 167,08 10,06 Juli Agustus September 14-Oct

Sektoral K/L dan Pemda 28 1,39 • Realisasi program PEN sudah mengalami akselerasi yang
signifikan selama bulan Agustus dan September 2020
• Realisasi s.d. bulan Okt akan sedikit melandai karena ada
Insentif Usaha 29,68 1,61
beberapa program yang sudah terserap hampir 100% (PKH,
Dukungan UMKM 91,84 6,99 bantuan beras, kartu prakerja)
• Beberapa program baru akan tersalur pada November (subsidi
Pembiayaan Korporasi sudah ada realisasi pada program
Penjaminan Kredit Korporasi, namun belum ditagihkan ke bantuan gaji termin kedua)  penyerapan Nov diharapkan
Kemenkeu meningkat kembali
9
DINAMIKA APBN DIMASA PANDEMIK
Di tengah menghadapi Pandemik, tetap melakukan reformasi untuk penguatan fondasi

“EXTRAORDINARY “RECOVERY & REFORM


“REOPENING POLICY”
POLICY” POLICY”
Komitmen untuk dapat mengatasi
Dampak COVID-19 luar biasa , harus COVID-19 dan recovery ekonomi momentum untuk reformasi penguatan
direspon dengan extraordinary policy fondasi
IMMEDIATE RESPONSE: PEMBERIAN STIMULUS: AKSELERASI RECOVERY &
KEBIJAKAN EXTRAORDINARY MENDUKUNG REOPENING REFORMASI
• Komite PEN, Perluasan stimulus dan • Mengakselerasi recovery melalui
• Perpu No.1/2020 menjadi UU No.2/2020;
rekontruksi program agar lebih simple dan keberlanjutan kebijakan pemulihan
• Stimulus penanganan COVID-19 dan Program
implementatif sehingga dapat segera ekonomi
PEN, defisit APBN melebar 6,34% PDB
mungkin dapat dieksekusi • Mendorong transformasi melalui reformasi

2020 2021
BERBAGAI REFORMASI DILAKUKAN SECARA BERKELANJUTAN, UNTUK MENDORONG INVESTASI,
MENDUKUNG PERTUMBUHAN DAN MENCIPTAKAN TATA KELOLA YANG BAIK

• UU Perbankan • UU Anti Monopoli • UU tentang SUN • UU Ketenagakerjaan


• UU Pemerintahan Daerah • Reformasi Birokrasi • UU Keuangan Negara
• UU Anti Korupsi • Pendirian KPK
• UU Bank Indoneia
• UU Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar

• UU Perbendaharaan Negara • Sunset Policy • UU OJK • UU Perasuransian


• UU Akuntabilitas Keuangan Negara • Reformasi Subsidi Energi
• UU Sistem Jaminan Sosial Nasional • UU Desa
• Pemilihan Presiden secara Langsung • UU Pemerintahan Daerah

2015 - 2018
• Reinventing Policy • UU Pencegahan dan Penanganan Krisis • Paket Kebijakan Ekonomi I-XVI: penyederhanaan &
Keuangan elektronifikasi perizinan, deregulasi, akselerasi infrastruktur,
• Tax Amnesty insentif fiskal, dll.

11
NAMUN, IKLIM INVESTASI MASIH BELUM IDEAL SEHINGGA PERLU REFORM LEBIH BESAR & CEPAT

• Iklim investasi masih belum ideal, tercermin dari


Peringkat Kemudahan Berusaha peringkat EODB
(Ease of Doing Business - EODB)
• Peringkat EODB sempat akseleratif di periode
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 peluncuran Paket Kebijakan Ekonomi (2016 – 2018)
• Beberapa indikator dalam EODB Indonesia dengan
kinerja belum optimal adalah terkait dengan
perizinan, hukum, dan perpajakan: Starting Business,
31 Tiongkok Enforcing Contracts, Trading Across Borders, Dealing with
Construction Permit serta Registration Property.

63 India
• Peringkat daya saing (Global Competitiveness
Index) juga masih rendah: terhambat daya saing
70 Vietnam
ketenagakerjaan/SDM, inovasi, adopsi teknologi,
72 73
73 Indonesia dll.
91 • Perlu reformasi yang lebih kuat, cepat dan
95 Filipina
terintegrasi.
109 • Pemerintah menargetkan peringkat EODB Indonesia
120 120 124 Brazil
pada posisi 40 di tahun 2025 (BKPM)

PERLU REFORMASI YANG PROGRESIF


Sumber: World Bank
12
OBJEKTIF INDONESIA UNTUK MENJADI YANG TERDEPAN DALAM KEMUDAHAN BERUSAHA DAN
INVESTASI DIBANDINGKAN DENGAN NEGARA PEERS

LANGKAH KONKRIT PEMERINTAH DALAM


PROGRAM KERJA PRIORITAS UNTUK MEWUJUDKAN REFORMASI STRUKTURAL
MENDORONG REFORMASI STRUKTURAL
Anggaran Pendidikan 2021 diiarahkan untuk meningkatkan mutu
PENGEMBANGAN SDM hasil pendidikan melalui peningkatan skor PISA dan penguatan
penyelenggaraan PAUD serta peningkatan kompetensi guru

Melanjutkan pembangunan infrastruktur yang padat karya pasca


PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR pandemi COVID-19, melalui penguatan infrastruktur digital dan
mendorong efisiensi logistik dan konektivitas dan penyelesaian
kegiatan prioritas 2020 yang tertunda
DEREGULASI
• Penyederhanaan Regulasi
• Pemotongan Birokrasi
PEMOTONGAN BIROKRASI • Mendorong pertumbuhan investasi yang lebih tinggi
• Insentif Perpajakan

TRANSFORMASI EKONOMI

13
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai