net/publication/343423705
CITATIONS READS
4 398
3 authors, including:
Lina Marlina
Lampung University
29 PUBLICATIONS 30 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Lina Marlina on 06 August 2021.
Analysis of Income and Breeder Household Welfare Level of Limousin Livestock Group in Astomulyo
Village, Punggur Sub District, Central Lampung Regency
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan peternak sapi, pendapatan rumah tangga
peternak sapi dan tingkat kesejahteraan peternak sapi anggota Kelompok Ternak Limousin. Penelitian ini
dilakukan secara sengaja pada Januari-Februari 2019 di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten
Lampung Tengah, menggunakan metode survei. Ada 45 responden yang diambil dengan menggunakan
Simple Random Sampling. Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan analisis
pendapatan (Revenue-Cost Ratio-R/C), analisis pendapatan rumah tangga, dan tingkat kesejahteraan rumah
tangga peternak berdasarkan kriteria Badan Pusat Statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pendapatan rata-rata peternak berdasarkan biaya tunai dan total biaya sebesar Rp138.882.134,78 per tahun
dan Rp132.405.206,29 per tahun. Usaha ternak sapi layak dan menguntungkan karena memperoleh rasio
penerimaan dengan biaya tunai dan total biaya lebih dari satu (R/C>1) yaitu 1,44 dan 1,41. Usaha ternak
sapi memberikan kontribusi terbesar pada pendapatan rumah tangga sebesar 94,38%, sedangkan sisanya
berasal dari kegiatan usahatani (on farm), kegiatan yang masih ada kaitannya dengan pertanian (off farm),
dan kegiatan non pertanian (non farm). Berdasarkan kriteria BPS bahwa 91,11% rumah tangga peternak di
Desa Astomulyo berada dalam kategori sejahtera.
Kata kunci : Analisis pendapatan, Kesejahteraan rumah tangga, Peternak sapi potong.
ABSTRACT
This study aims to analyze the income of breeder income, breeder household income, and welfare
level of breeder the members of Limousin Livestock Group. This research was carried out intentionally in
January-February 2019 in Astomulyo Village, Punggur Sub District, Central Lampung Regency, using a
survey method. There are 45 respondents taken by Simple Random Sampling Method. Data are analyzed
by quantitatively and qualitatively using income analysis (Revenue-Cost Ratio-R/C), household income
analysis, and breeder welfare level based on the criteria of the Central Bereu of Statistics (BPS). The results
show that the average income of farmers based on cash costs and total costs is IDR 138,882,134.78 per
year and IDR 132,405,206.29 per year. Cattle business is feasible and profitable because the ratio of
revenue to cash costs and a total cost more than one (R/C> 1), namely 1.44 and 1.41. Cattle business gives
the biggest contribution to household income by 94.38%, while the rest comes from on farm, off farm, and
non-farm. Based on BPS criteria, 91.11% of breeder households in Astomulyo Village are in the welfare
category.
memelihara sapi potong sebanyak 9 sampai pajak luas kandang sebesar Rp. 25.722,22, biaya
dengan 16 ekor atau sekitar 42,22%. Sebanyak listrik untuk menerangi lampu di kandang sebesar
80% peternak memperoleh modal dari pinjaman, Rp. 338.666,67 dan biaya bunga bagi peternak
baik dari pinjaman bank maupun dari keluarga yang meminjam uang di Bank BNI dengan bunga
lainnya. 7% per tahun sebesar Rp. 8.120.000,00.
Peternak dalam melakukan kegiatan usaha
Keadaan Umum Kelompok Tani Ternak ternak menggunakan tenaga kerja dalam keluaga,
Limousin dimana biaya TKDK sebesar Rp. 4.029.666,67
Kelompok tani ternak ini memiliki 3 pola per tahun untuk per usaha ternak. Peternak masih
pemeliharaan yaitu pola mandiri dimana menggunakan tenaga kerja dalam keluarga
dilakukan kerjasama dengan PT GGLC dalam dikarenakan mayoritas usaha ternak peternak
upaya invesatasi sapi PIR, pola pinjaman dengan responden masih dalam lingkup usaha kecil.
mempermudah peternak anggota untuk Biaya penyusutan kandang dan alat yang
meminjam bank guna modal usaha budidaya dikeluarkan peternak dalam satu tahun sebesar
ternak sapi, dan pola mandiri dimana peternak Rp2.447.359,05. Kandang memiliki nilai
melakukan usaha ternak tanpa melakukan penyusutan terbesar yaitu Rp2.264.418,48 per
pinjaman bank. tahun disebabkan biaya dalam pembuatan
kandang yang besar. Alat-alat yang digunakan
Kegiatan Usaha Ternak Sapi dalam kegiatan usaha ternak meliputi lori, sekop,
Usaha ternak sapi potong terdiri dari empat garu, selang, suntikan, tempat makan, sapu lidi,
kegiatan yaitu pemberian pakan, pemeliharaan dan ember.
kandang, pengendalian penyakit dan vaksisnisasi,
dan pemasaran. Seluruh peternak responden Analisis Pendapatan Usaha Ternak Sapi
menggunakan tenaga kerja dalam keluarga untuk Berdasarkan hasil penelitian, produksi
melakukan kegiatan usaha ternak sapi potong. rata-rata sapi potong pada peternak Kelompok
Tani Ternak Limousin adalah 10.373,13 kg per
Penggunaan Input Sapi tahun dengan harga jual rata-rata sebesar
Peternak dengan jumlah rata-rata Rp. 43.533,33 per kg, sehingga penerimaan rata-
kepemilikan 13 ekor sapi (per usaha ternak), rata peternak responden adalah sebesar
peternak mengeluarkan biaya bakalan sebesar Rp. 451.576.877,63 per tahun.
Rp. 230.977.755,37 per tahun dengan harga rata- Berdasarkan data yang disajikan pada
rata bakalan sapi Rp. 18.420.811,15 per ekor. Tabel 1, usaha ternak sapi pada Kelompok Tani
Bakalan sapi yang dibeli adalah sapi peranakan Ternak Limousin dengan kepemilikan sapi tiga
yang memiliki postur tubuh terutama kaki yang belas ekor (per usaha ternak) dan satu ekor (per
bagus agar dapat menahan bobot tubuh yang ekor)sudah menguntungkan dan layak untuk
nantinya akan terus ditambah. Jenis bakalan sapi diusahakan dengan R/C ratio 1,44 atas biaya tunai
yang dipakai adalah Limousin dan Simmetal. dan 1,41 atas biaya total, dimana setiap
Pakan yang digunakan peternak adalah Rp. 10.000,00 biaya yang dikeluarkan oleh
kulit singkong, kulit nanas, dan onggok. Peternak peternak tersebut mendapatkan keuntungan
juga menambah konsentrat sebagai pakan sebesar Rp. 10.440,00 atas biaya tunai dan
tambahan. Takaran yang diberikan untuk pakan Rp. 10.410,00 atas biaya total. Hasil ini sejalan
per hari adalah 20 kg per hari untuk satu ekor sapi dengan penelitian oleh Rahayu (2017) yang
dengan perbandingan antar pakan yang seimbang menunjukkan bahwa usaha ternak sapi potong
5:5:5:5. Biaya pakan yang dikeluarkan sebesar memiliki R/C ratio lebih dari satu yang berarti
Rp. 63.210.253,30 per tahun untuk per usaha usaha ternak sapi potong tesebut layak untuk
ternak. diusahakan dan menguntungkan.
Vitamin yang diberikan peternak ada dua
macam, yaitu injektamin dan B-kompleks dengan Analisis Pendapatan Rumah Tangga
jumlah biaya untuk pembelian vitamin yang Pendapatan rumah tangga peternak berasal
dikeluarkan peternak adalah sebesar dari jumlah pendapatan on farm (usaha ternak dan
Rp. 245.533,33 per tahun untuk per usaha ternak. usahatani), off farm, dan non farm. Pendapatan
Sedangkan obat-obatan yang diberikan peternak rumah tangga merupakan jumlah keseluruhan dari
adalah obat flu, kaki pincang, gatal, cacingan, dan pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota
kulit dengan biaya obat-obatan sebesar keluarga baik dari kepala keluarga, istri, anak, dan
Rp. 651.555,56 per tahun untuk per usaha ternak. anggota keluarga lainnya.
Biaya lain-lain yang dikeluarkan peternak Peternak sapi tidak hanya memperoleh
selama satu tahun meliputi biaya pajak berupa pendapatan dari usaha ternak saja. Pendapatan
selain dari penjualan sapi potong namun yang (2016), pendapatan rumah tangga peternak
masih dalam lingkup pertanian yang diperoleh termasuk dalam golongan pendapatan sangat
peternak responden adalah sebagai petani sawah tinggi yaitu lebih dari Rp. 6.000.000,00 per bulan.
dengan perolehan pendapatan Rp. 1.888.444,44 Hal ini dikarenakan mayoritas peternak
per tahun. Pendapatan off farm merupakan melakukan usaha ternak dengan jumlah sapi lebih
pendapatan yang diperoleh dari kegiatan seperti dari 10 ekor, dimana satu ekor sapi dapat
buruh tani dan juga dari penjualan kotoran sapi. memberikan keuntungan bersih antara
Perolehan pendapatan dari off farm adalah Rp. 500.000,00 sampai dengan Rp. 1.300.000,00
Rp. 1.379.111,11 per tahun. Peternak responden per bulan. Perolehan pendapatan bersih usaha
memperoleh pendapatan non farm dari ternak yang tinggi ini menjadikan peternak
penghasilannya yang berkerja sebagai tukang memperoleh pendapatan rumah tangga yang
ojek, pekerja bengkel, pemilik warung, karyawan, sangat tinggi. Hal ini selaras dengan penelitian
dan buruh pabrik dengan jumlah Rp. 5.000.000 yang dilakukan oleh Rosdiana (2018) pendapatan
per tahun. Pendapatan rumah tangga peternak rumah tangga peternak susu kambing etawa
disajikan pada Tabel 2. termasuk dalam golongan pendapatan sangat
Tabel 2 menyajikan perolehan pendapatan tinggi yaitu sebesar Rp. 8.687.800,00 per bulan.
dari usaha ternak memiliki kontribusi yang sangat
tinggi. Hal ini yang menyebabkan peternak Tingkat Kesejahteraan
responden menjadikan usaha ternak sapi sebagai Kriteria tingkat kesejahteraan menurut
mata pencaharian utamanya dalam memperoleh Badan Pusat Statistik (2014) terdapat tujuh
pendapatan. Tingginya kontribusi usaha ternak indikator, yaitu kependudukan, kesehatan dan
dalam pendapatan keluarga sejalan dengan gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, taraf dan pola
penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2013) dan konsumsi, perumahan dan lingkungan, sosial dan
Hoddi et al. (2011) yang menyatakan bahwa lain-lain. Tingkat kesejahteraan rumah tangga
usaha ternak memiliki kontribusi yang tinggi petani dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu
dalam upaya untuk menambah pendapatan rumah rumah tangga petani belum sejahtera jika skor
tangga lebih dari 50 persen. yang diperoleh antara 7-14 dan rumah tangga
Rata-rata perolehan pendapatan rumah sejahtera jika skor yang diperoleh antara 15-21.
tangga peternak responden sebesar Hasil perhitungan indikator kesejahteraan
Rp. 12.262.474,19 per bulan. Berdasarkan menurut BPS (2014) dapat dilihat pada Tabel 3.
penggolongan tingkat pendapatan oleh BPS
Berdasarkan Tabel 3 disajikan 4 (empat) Bancin, S., Hasnudi dan U. Budi. 2014. Analisis
indikator berada pada kategori baik dan 3 (tiga) pendapatan peternak sapi potong di
indikator berada pada kategori cukup. Indikator Kecamatan Siempat Nempu Hulu
kesehatan dan gizi, pendidikan, taraf dan pola Kabupaten Dairi. J. Peternakan Integratif,
konsumsi, serta perumahan dan 2 (1): 79-90.
lingkungantergolong pada kategori baikdengan Hastuti D. dan Rahim A. 2008. Pengantar, Teori,
skor yang tinggi yaitu 3. Indikator kependudukan, dan Kasus Ekonomik Pertanian. Penebar
ketenagakerjaan, serta sosial tergolong ke dalam Swadaya. Jakarta.
kategori cukupdengan nilai skor yaitu 2. Skor dari Hoddi, A. H., M.B. Rombe, dan Fahrul.2011.
setiap indikator kesejahteraan kemudian Analisis Pendapatan Peternakan Sapi
dijumlahkan sehingga diperoleh total skor yang Potong Di Kecamatan Tanete Rilau,
menunjukkan rumah tangga petani petani sapi Kabupaten Barru. J. Agribisnis, 10(3):98-
termasuk ke dalam golongan sejahtera atau belum 109.
sejahtera. Qinayah M., Hastang dan S.N. Sirajuddin.
Hasil perhitungan menunjukkan sebesar Tingkat pendapatan peternak sapi potong
91,11 persen atau sebanyak 41 responden pada skala usaha yang berbeda di Desa
termasuk dalam kategori sejahtera, namun sebesar Mattirowalie Kecamatan Tanete Riaja
8,89 persen atau sebanyak 4 responden belum Kabupaten Barru. Prodising Seminar
sejahtera dikarenakan belum mampu untuk Nasional Peternakan 3 Tahun 2017
memenuhi skor dalam setiap indikator dalam Universitas Hasanuddin. 18 September
kategori tingkat kesejahteraan menurut BPS 2017:257-263. Makassar.
(2014). Rahayu. 2017. Analisis Pendapatan Peternak Sapi
Potong di Desa Mattirowalie Kecamatan
SIMPULAN Tanete Riaja Kabupaten Barru. Skripsi.
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Simpulan penelitian ini adalah peternak Rosdiana, I. 2018. Analisis Pendapatan dan
sapi pada Kelompok Tani Ternak Limousin Kesejahteraan Rumah Tangga Peternak
memperoleh pendapatan atas biaya tunai usaha Susu Kambing Etawa (Studi Kasus
ternak sapi sebesar Rp138.882.134,78 per tahun Laboratorium Desa Universitas Lampung
dan pendapatan atas biaya total sebesar Di Desa Sungailangka Kecamatan Gedong
Rp132.405.206,29 per tahun dengan R/C atas Tataan Kabupaten Pesawaran). Skripsi.
biaya tunai dan total sebesar 1,44 dan 1,41 yang Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
berarti usaha ternak tersebut menguntungkan dan Bandar Lampung.
layak diusahakan. Pendapatan rumah tangga Sugiarto, D. Siagian, D. dan Lasmono. 2003.
peternak sapi potong di Desa Astomulyo Teknik Sampling. PT. Gramedia Pustaka
tergolong sebagai pendapatan yang sangat tinggi Utama. Jakarta.
sebesar Rp12.468.961,37 per bulan dengan Trigestianto M, Nur S. dan Sugiarto M. 2013.
kontribusi terbesar berasal dari kegiatan on farm Analisis tingkat kesejahteraan peternak
usaha ternak sapi (94,47%). Mayoritas rumah sapi potong di Kabupaten Purbalingga).
tangga peternak sapi potong atau sebesar 91,11 Abstrak. J. Ilmiah Peternakan. 1(3): 1158-
persen di Desa Astomulyo masuk dalam kategori 1164
sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA