Anda di halaman 1dari 24

UNIVERSITAS GUNADARMA

MAGISTER TEKNIK SIPIL

TOPIC
ENVIRONMENTAL ENGINEERING & IMPACT STUDIES

JUDUL PAPPER
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM), KABUPATEN BONE
BOLANGO, PROVINSI GORONTALO

Disusun Oleh :
Kelompok :2
Nama : 1. Eprilia Widyantari
2. Suluh Adi Wibowo
3. Yuka Mauli Farhandino
Mata Kuliah : Analisis Sistem Infrastruktur
Dosen : Eri Prasetyo, Prof.
I. PENDAHULUAN
Teknik lingkungan merupakan bidang keilmuan yang berkaitan dengan
penerapan solusi dari masalah sanitasi lingkungan, pembuangan maupun daur
ulang limbah cair, dan limbah padat yang tepat, sistem drainase perkotaan
maupun pedesaan yang memadai untuk sanitasi, dan kontrol terhadap polusi
air, tanah, dan udara.

Air minum dalam kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan paling
esensial karena sebagai kebutuhan dasar manusia, sehingga perlu terpenuhi
ketersediaan dan kualitas yang memadai. Penyediaan air minum dijadikan
sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kesejahteraan hidup melalui
upaya peningkatan kesehatan masyarakat.

Sistem penyediaan air minum di Indonesia masih dapat belum teratasi


sepenuhnya. Terdapat beberapa permasalahan yang cukup kompleks salah
satunya yaitu kelangkaan air bersih. Pertumbuhan jumlah penduduk dan
kepadatan penduduk yang meningkat menyebabkan kebutuhan air bersih juga
meningkat dengan banyaknya aktivitas penduduk. Kemudian adanya
perubahan tata guna lahan menjadi banyaknya permukiman dan bangunan-
bangunan lainnya menyebabkan daerah resapan air semakin sedikit.

Kabupaten Bone Bolango terletak di garis khatulistiwa yang menjadikan


daerah Kabupaten Bone Bolango mempunyai suhu udara yang cukup panas,
serta lamanya penyinaran matahari yang relatif tinggi pada tahun 2020
tercatat mencapai 72,5%. Dengan kondisi tersebut menyebakan kemarau
yang cukup panjang dan mengakibatkan Kabupaten Bone Bolango
mengalami krisis air bersih. Tingkat pelayanan air minum di Kabupaten
Bonebolango baru mencapai 60% yang terlayani jaringan perpipaan air
minum dari PDAM, masih terdapat beberapa wilayah yang belum terlayani
air bersih. Berdasarkan kondisi eksisting Kabupaten Bone Bolango, maka
perlu adanya pengembangan sistem penyediaan air minum di Kabupaten

1
Bone Bolango, Provinsi Gorontalo untuk memenuhi kebutuhan air bersih di
daerah yang belum terlayani PDAM.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari penelitian ini adalah agar terpenuhinya kebutuhan air bersih di
Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo, dengan tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:

1. Terbentuknya zonasi pelayanan sistem penyediaan air minum (SPAM)


di daerah kering di wilayah Kabupaten Bone Bolango, Provinsi
Gorontalo.
2. Perencanaan jaringan perpipaan air minum di Kabupaten Bone
Bolango, Provinsi Gorontalo

III. METODOLOGI PERENCANAAN


Metodologi perencanaan sistem penyediaan air minum Kabupaten Bone
Bolango Provinsi Gorontalo dapat dilihat di bawah ini:

Gambar Diagram Alir Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum


(SPAM) Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo

2
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
1. Batas Administrasi dan Letak Geografis
Kabupaten Bone Bolango merupakan kabupaten yang terletak paling
timur di Provinsi Gorontalo. Secara astronomis, Kabupaten Bone
Bolango terletak pada 0°18’21.6” – 0°48’21.96” Lintang Utara dan
123°2’11.76” - 123°33’15.48” Bujur Timur. Batas wilayah Kabupaten
Bone Bolango adalah sebagai berikut:
• Batas Utara : Kabupaten Gorontalo Utara
• Batas Timur : Provinsi Sulawesi Utara
• Batas Selatan : Teluk Tomini
• Batas Barat : Kabupaten Gorontalo
Kabupaten Bone Bolango memiliki wilayah seluas 1.915 km2 yang
dibagi menjadi 18 kecamatan, terdiri dari 160 desa dan 5 kelurahan.
Kecamatan Pinogu memiliki wilayah terluas yaitu 496 km2, sedangkan
Kecamatan Bulango Selatan memiliki wilayah terkecil yaitu 0,29 km2.
Luas daerah berdasarkan kecamatan di Kabupaten Bone Bolango dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel Luas Daerah Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten
Bonebolango

3
Gambar Peta Administasi Kabupaten Bone Bolango

2. Kondisi Fisik Daerah Perencanaan


A. Topografi
Topografi di Kabupaten Bone Bolango beragam mulai dari dataran
maupun berbukit. Topografi terendah berada di Kecamatan Bone
Pantai dan Bone yang memiliki ketinggian 7 meter diatas
permukaan laut, sedangkan topografi tertinggi berada di
Kecamatan Pinogu yang memiliki ketinggian 600 meter diatas
permukaan laut. Topografi Kabupaten Bonebolango dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:

Tabel Tinggi Wilayah Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten


Bone Bolango

4
B. Klimatologi
Kabupaten Bone Bolango merupakan wilayah yang mempunyai
iklim tropis dengan suhu maksimum mencapai 35,4°C dan suhu
minimum mencapai 19°C. Sedangkan rata-rata curah hujan yang
terjadi di tahun 2020 adalah 203,28 mm3 dengan curah hujan
tertinggi mencapai 505,5 mm3 di Bulan Juli, dan curah hujan
terendah mencapai 102,1 mm3 di Bulan Oktober. Rata- rata
pengamatan iklim di kabupaten bonebolango tahun 2020 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel Pengamatan Iklim Berdasarkan Bulan di Stasiun
Klimatologi Kabupaten Bone Bolango

5
C. Tata Ruang dan Lahan
Kawasan strategis di wilayah Kabupaten Bone Bolango sebagai
berikut:
1) Kawasan strategis yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi, yaitu:
a. Kawasan pusat pemerintahan Kabupaten di Kecamatan Suwawa
b. Kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Kabila dan
Kecamatan Tilongkabila
c. Kawasan pengembangan taman teknologi pertanian (agro-
technopark) di Kecamatan Tilongkabila
d. Kawasan industri perikanan dan minapolitan di Kecamatan
Kabila Bone
e. Kawasan wisata alam laut olele di Kecamatan Kabila Bone
f. Kawasan pertanian terpadu (agro-industry) bondawuna di
Kecamatan Suwawa Selatan
2) Kawasan strategis yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, yaitu:
a. Kawasan Danau Perintis di Kecamatan Suwawa
b. Kawasan Pemandaian Air Panas Lombongo dan Libungo
c. Kawasan Taman Laut Olele di Kecamatan Kabila Bone
d. Kawasan sekitar Waduk Bulango Ulu
3) Kawasan strategis yang memiliki nili strategis dari sudut
kepentingan sosial budaya, yaitu:
a. Kawasan Pendidikan Tilongkabila di Suwawa
b. Kawasan Wisata Adat dan Budaya di Kecamata Tapa
4) Kawasan strategis yang memiliki nilai strategis dari sudut
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi,
yaitu:
a. Kawasan Sumberdaya Energi Aliran Sungai di Waduk Bulango
Ulu
b. Kawasan Pengembangan Energi Biomassa Bulango di
Bulontalangi

6
D. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Bone Bolango pada tahun 2020 adalah
sebanyak 162.778 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak
81.885 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 80.893 jiwa. Jika
dikelompokan berdasarkan kecamatan, Kecamatan Kabila memiliki
proporsi penduduk terbanyak yaitu sebanyak 14,67%. Namun jika
dilihat dari tingkat kepadatan penduduk per luas wilayah, Kecamatan
Bulango Selatan memiliki kepadatan paling tinggi yaitu 1.917,97 jiwa
per Km2.
Tabel Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan
Kecamatan di Kabupaten Bone Bolango

V. ANALISA DAN PEMBAHASAN


A. Penentuan Kriteria Metode Multi Criteria Decision Analysis
(MCD)
Multi Criteria Decision Analysis yaitu salah satu metode yang
digunakan untuk membantu proses pengambilan keputusan dengan
banyak kriteria. Proses analisis MCD dilakukan dengan beberapa
tahapan yaitu menentukan kriteria, melakukan pembobotan dari

7
kriteria, membuat penilaian dan menentukan keputusan. Dalam
menentukan daerah prioritas penyediaan air minum, dilakukan dua
tahapan penentuan, tahap pertama yaitu penentuan sumber air baku
potensial dan tahap kedua yaitu penentuan area pelayanan prioritas.
Masing-masing penentuan memiliki beberapa kriteria dengan skor
dan bobotnya masing-masing. Penentuan sumber air baku potensial
memiliki dua kriteria yaitu debit andalan, kontur dan debit andalan.
Sedangkan penentuan area pelayanan prioritas memiliki 4 kriteria
yaitu Willingness to Connect (WTC), Ability to Pay (ATP),
Willingness to Pay (WTP), dan laju kebutuhan air. Skor dan bobot
pada penentuan sumber air baku dan area pelayanan prioritas dapat
dilihat di bawah ini:
Tabel Skoring Penentuan Sumber Air Baku

Tabel Skoring Penentuan Area Pelayanan Prioritas

8
Setelah melakukan pembobotan berdasarkan masing-masing
parameter, maka dilakukan penilaian dari hasil pembobotan dengan
rincian pada tabel di bawah ini:
Tabel Penilaian Penentuan Sumber Air Baku, dan Area Pelayanan
Prioritas

B. Penentuan Sumber Air Baku


Penentuan sumber air baku dilakukan dengan beberapa tahapan
menggunakan software QGIS. Data yang digunakan dalam penentuan
sumber air baku yaitu data vektor kontur, kawasan lindung, sungai dan
data debit andalan. Data vektor kontur yang tersedia dilakukan
klasifikasi terlebih dahulu kemudian melakukan rasterisasi dan styling
dari hasil skoring sehingga didapatkan output data kontur dengan
rincian tahapan pada gambar di bawah ini, dan hasil klasifikasi

9
rasterisasi serta styling dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar Tahapan Reclassify, Rasterize, dan Syling Kontur

Gambar Hasil Reclassisfy, dan Hasil Rasterize, dan Styling


(Sumber: Hasil Pengolahan QGIS, 2023)
Data vektor kawasan lindung dan sungai dilakukan difference terlebih
dahulu sehingga didapatkan data vektor sungai difference, kemudian
melakukan input data debit andalan dan rasterisasi, serta melakukan
reclassify dari hasil skoring sehingga didapatkan output data debit
andalan dengan rincian tahapan pada gambar di bawah ini dan data
vektor kawasan lindung dan sungai dapat dilihat pada gambar di bawah
ini:

10
Gambar Tahapan Rasterize, dan Reclassify Debit Andalan
(Sumber: Hasil Analisa, 2023)

Gambar Data Vektor Sungai, dan Data Vektor Kawasan Lindung


(Sumber: Hasil Pengolahan QGIS, 2023)
Data vektor kawasan lindung digunakan untuk melakukan eliminasi
sungai dengan menggunakan menu “difference” pada software QGIS
sehingga didapatkan data vektor sungai yang tidak berada di kawasan
lindung. Setelah didapatkan data vektor sungai hasil difference
kemudian melakukan input data debit andalan berserta nilai skoringnya
yang selengkapnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar Peta Sungai Hasil Difference, dan Input Data Debit Andalan dan
Skoring

11
(Sumber: Hasil Pengolahan QGIS, 2023)
Hasil rasterisasi dan reclassify yang menunjukkan data output debit
andalan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar Hasil Rasterize, dan Reclassify Debit Andalan


(Sumber: Hasil Pengolahan QGIS, 2023)
Setelah didapatkan output data kontur dan debit andalan dilakukan
overlay, kemudian melakukan penilaian hasil pembobotan
menggunakan raster calculator serta reclassify dan colouring sehingga
didapatkan lokasi sumber air baku potensial dengan rincian tahapan
pada Gambar 3.7 dan lokasi sumber air baku potensial berada di Sungai
Dutula Bone yang menujukan warna biru selengkapnya pada gambar
di bawah ini:

Gambar Tahapan Raster Lokasi Sumber Air Baku


(Sumber: Hasil Analisa, 2023)

12
Gambar Lokasi Sumber Air Baku Potensial
(Sumber: Hasil Pengolahan QGIS, 2023)

C. Penentuan Area Pelayanan Prioritas


Penentuan area pelayanan prioritas dilakukan dengan beberapa
tahapan menggunakan software QGIS. Data yang digunakan
dalam penentuan area pelayanan prioritas yaitu data vektor
administrasi kecamatan, data Willingness to Connect (WTC),
Ability to Pay (ATP), Willingness to Pay (WTP), dan laju
kebutuhan air. Pada data vektor administrasi kecamatan, dilakukan
input data WTC, ATP, WTP, dan laju kebutuhan air kemudian
melakukan rasterize dan reclassify dari hasil skoring sehingga
didapatkan output data WTC, ATP, WTP, dan laju kebutuhan air
dengan rincian tahapan pada gambar di bawah ini:

13
Gambar Tahapan Rasterize, dan Reclassify WTC, ATP, WTP, dan Laju
Kebutuhan Air
(Sumber: Hasil Analisa, 2023)
Pada data vektor administrasi kecamatan, melakukan input data WTC,
ATP, WTP, dan laju kebutuhan air. Data attribute WTC, ATP, WTP,
dan laju kebutuhan air berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2035.

14
Gambar Data Vektor Adiminstrasi Kecamatan, dan Input Data WTC,
ATP, WTP, dan Laju Kebutuhan Air
(Sumber: Hasil Pengolahan QGIS, 2023)
Setelah melakukan input data attribute WTC, ATP, WTP, dan laju kebutuhan
air, kemudian dilakukan reclassify berdasarkan hasil skoring pada masing-
masing kriteria.

Gambar Hasil Rasterisasi WTC, ATP, WTP, dan Laju Kebutuhan Air
(Sumber: Hasil Pengolahan QGIS, 2023)
Setelah didapatkan output data WTC, ATP, WTP dan laju kebutuhan air
dilakukan overlay, kemudian melakukan penilaian hasil pembobotan
menggunakan raster calculator serta reclassify dan colouring sehingga
didapatkan kecamatan prioritas dengan rincian tahapan pada gambar di
bawah ini:

15
Gambar Tahapan Raster Calculator, dan Overlay Area Pelayanan
Prioritas
(Sumber: Hasil Analisa, 2023)
Data kecamatan prioritas dan data lokasi sumber air baku potensial
dilakukan overlay kembali sehingga didapatkan area pelayanan
prioritas pada gambar di bawah ini. Berdasarkan hasil overlay data
kecamatan prioritas dan data lokasi sumber air baku potensial, area
pelayanan prioritas berada di Kecamatan Suwawa yang dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:

16
Gambar Kecamatan Prioritas, dan Overlay Kecamatan Prioritas, dan
Lokasi Sumber Air Potensial
(Sumber: Hasil Pengolahan QGIS, 2023)

Gambar Area Pelayanan Prioritas (Kecamatan Suwawa)


(Sumber: Hasil Pengolahan QGIS, 2023)
Berdasarkan area pelayanan prioritas, dilakukan penjumlahan raster
antara kecamatan prioritas dengan sumber air baku potensial. Pada
gambar di bawah ini dapat dilihat hasil rasterize menghasilkan warna
yang bervariasi. Semakin gelap warna biru menunjukkan semakin
bagus nilainya yang berada di Cekungan Suwawa, hal ini ditujukan
sebagai pertimbangan diletakkannya rumah pompa.

Gambar Hasil Rasterize Kecamatan Prioritas, dan Lokasi Sumber Air


Baku Potensial
(Sumber: Hasil Pengolahan QGIS, 2023)

17
D. Peta Prioritas Penyediaan Air Minum
Peta prioritas penyediaan air minum dilakukan dengan beberapa
tahapan menggunakan software QGIS. Pada data area pelayanan
prioritas melakukan clip dan reproject, kemudian melakukan
buffer, serta overlay pada data vektor lokasi permukiman dengan
rincian tahapan pada gambar di bawah ini:

Gambar Tahapan Clip dan Overlay Peta Prioritas Penyediaan Air


Minum
(Sumber: Hasil Analisa, 2023)

Pada peta area pelayanan prioritas dilakukan clip dengan sungai yang
berada di lokasi kecamatan. Kemudian sungai yang sudah di clip
dilakukan reproject yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar Hasil Clip, dan Reproject


(Sumber: Hasil Pengolahan QGIS, 2023)

18
Setelah dilakukan reproject, maka membuat buffer dengan radius 1 km
dari lokasi sungai pada gambar di bawah ini. Kemudian melakukan clip
pada data vektor permukiman yang menghasilkan clip peta
permukiman Kecamatan Suwawa yang dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:

Gambar Hasil Buffer


(Sumber: Hasil Pengolahan QGIS, 2023)

Gambar Data Vektor Permukiman, dan Hasil Clip


(Sumber: Hasil Pengolahan QGIS, 2023)
Hasil clip peta permukiman Kecamatan Suwawa melakukan overlay
dengan hasil buffering yaitu area buffer. Kemudian melakukan analisis
kontur yaitu berdasarkan data kontur area permukiman yang masuk
dalam radius buffer masih berada di satu ketinggian yang sama
sehingga diasumsikan lokasi sumber air baku dan permukiman relatif
datar yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

19
Gambar Hasil Clip, dan Buffering, dan Analisis Kontur
(Sumber: Hasil Pengolahan QGIS, 2023)

Setelah analisis kontur, menentukan titik rumah pompa sesuai dengan


titik terbaik berdasarkan penjumlahan bobot raster dan menentukan
lokasi PDAM yang dibangun. Kemudian menentukan rencana jaringan
pipa utama sesuai dengan lokasi area permukiman dengan radius 1 km
dari sungai terpilih yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar Titik Rumah Pompa, dan Jaringan Pipa Utama

(Sumber: Hasil Pengolahan QGIS, 2023)

20
Gambar Peta Area Prioritas Penyediaan Air Minum di Kabupaten
Bone Bolango, Provinsi Gorontalo

VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari melakukan analisis spasial sistem
penyediaan air minum di Kabupaten Bone Bolango yaitu bertambahnya
area pelayanan sistem penyediaan air minum yaitu Kecamatan Suwawa,
sehingga dapat mengurangi wilayah kekeringan yang berada di Kabupaten
Bone Bolango Provinsi Gorontalo.

VII. SARAN
1. Diperlukan analisis sumber air lain yang layak selain melalui sungai di
sekitar kawasan lindung
2. Diperlukan alternatif teknologi dalam penyediaan air minum yang

21
advance untuk memperluas area pelayanan
3. Perlu adanya penambahan analisis pembobotan berdasarkan
kelembagaan dalam menentukan daerah pelayanan

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Kabupaten Bone Bolango Dalam Angka, 2021. Kabupaten Bone Bolango


Dalam Angka 2021, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone Bolango.

2. PT Mitra Kawasan Konsulindo, 2021. Laporan Akhir Real Demand


Survey (RDS) SPAM Regional Gorontalo Raya.
3. Rochman, T., 2006. Multi Criteria Decision Analysis Berbasis Fuzzy Set
Theory untuk Pengambilan Keputusan. Performa: Media Ilmiah Teknik
Industri, 5(2).

23

Anda mungkin juga menyukai