B. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke -1
Kegiatan Pendahuluan ( 15 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa.
Memeriksa kehadiran peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas sebagai sikap disiplin.
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan terkait pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan
menghubungkan dengan materi selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan dan manfaat) dengan mempelajari materi :
Jenis, karakteristik bencana alam, dan siklus penanggulangan bencana.
Kegiatan Inti ( 150 Menit)
Stimulation Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
Kegiatan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan/bahan bacaan dan beberapa contoh
Literasi soal terkait materi Jenis, karakteristik bencana alam, dan siklus penanggulangan
bencana
Problem statemen Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
Critical belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
Thinking hipotetik. Guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik Jenis, karakteristik bencana
alam, dan siklus penanggulangan bencana
Data collection Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan, mengumpulkan informasi, dan saling
dan bertukar informasi berkaitan Lembar Kerja Peserta Didik Jenis, karakteristik bencana
processing. alam, dan siklus penanggulangan bencana
Collaboration
Verification Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok/individu secara klasikal,
Communication mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali
oleh kelompok/individu yang mempresentasikan.
Generalization Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Creativity Jenis, karakteristik bencana alam, dan siklus penanggulangan bencana Peserta didik
kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
Kegiatan Penutup ( 15 Menit)
Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Guru mengajak peserta didik mematikan LCD/alat listrik yang sudah tidak dipakai.
Melakukan penutupan dengan berdoa dan salam penutup.
Pertemuan ke – 2
Pertemuan ke – 3
Pertemuan 2
Materi Pembelajaran (Persebaran wilayah rawan bencana alam di Indonesia)
Persebaran Wilayah Rawan Bencana Alam Di Indonesia
Persebaran wilayah rawan bencana di Indonesia dapat dilihat dari peta indeks rawan bencana Indonesia berikut.
Berdasarkan Indeks Rawan Bencana di atas, Persebaran wilayah rawan bencana alam di Indonesia dapat dilihat di
bawah ini:
Provinsi Aceh
Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, gunung api, kebakaran hutan dan lahan, dan
abrasi.
Sumatra Utara
Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, gunung api, kebakaran hutan dan lahan, dan
abrasi.
Sumatra Barat
Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, gunung api, kebakaran hutan dan lahan, dan
abrasi.
Riau
Banjir, gempa bumi, kekeringan, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan, dan longsor.
Jambi
Banjir, gempa bumi, kekeringan, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan, dan longsor.
Sumatra Selatan
Ancaman Bencana Alam: Banjir, gempa bumi, kekeringan, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan, dan
longsor.
Bengkulu
Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, longsor, gunung api, dan abrasi
Lampung
Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, gunung api, kebakaran hutan dan lahan, dan
abrasi.
Kep. Riau
Banjir, kebakaran hutan dan lahan, dan cuaca ekstrem.
DKI Jakarta
Banjir, cuaca ekstrem, longsor, dan abrasi.
Jawa Barat
Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, gunung api, kebakaran hutan dan lahan, dan
abrasi.
Jawa Tengah
Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, gunung api, kebakaran hutan dan lahan, dan
abrasi.
DI Yogyakarta
Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, gunung api, dan abrasi.
Jawa Timur
Banjir, gempabumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, gunung api, kebakaran hutan dan lahan, dan
abrasi.
Banten
Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, gunung api, dan abrasi.
Bali
Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, gunung api, kebakaran hutan dan lahan dan
abrasi.
Kalimantan Barat
Banjir, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, kebakaran hutan dan lahan, dan abrasi.
Kalimantan Tengah
Banjir, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, dan cuaca ekstrem.
Kalimantan Selatan
Banjir, kekeringan, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan, dan longsor.
Kalimantan Timur
Banjir, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, kebakaran hutan dan lahan, dan abrasi.
Kalimantan Utara
Banjir, gempa bumi, longsor, kebakaran hutan dan lahan, dan abrasi.
Sulawesi Utara
Banjir, gempa bumi, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, gunung api, dan abrasi.
Sulawesi Tengah
Banjir, gempa bumi, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, gunung api, dan abrasi.
Sulawesi Selatan
Banjir, gempa bumi, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, dan abrasi.
Gorontalo
Banjir, gempa bumi, kekeringan, longsor, dan abrasi.
Sulawesi Barat
Banjir, gempa bumi, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, dan abrasi.
Maluku
Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, gunung api, dan abrasi.
Maluku Utara
Banjir, gempa bumi, cuaca ekstrem, longsor, gunung api, dan abrasi.
Papua Barat
Banjir, gempa bumi, abrasi, banjir, dan longsor.
Papua
Banjir, gempa bumi, cuaca ekstrem, longsor, dan abrasi.
Pertemuan 3
Materi Pembelajaran (Lembaga-lembaga yang berperan dalam penanggulangan bencana alam)
SOAL :
1. Apakah yang dimaksud dengan mitigasi bencana !
2. Mitigasi memiliki beberapa tujuan, sebutkan !
3. Jelaskan yang dimaksud dengan mitigasi structural dan non-struktural !
4. Sebutkan siklus waktu dalam kegiatan mitigasi bencana !
5. Berilah contoh-contoh mitigasi non-struktural !
JAWABAN :
1. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana
2. Tujuan dari mitigasi :
Menimalisir risiko dan/ atau dampak yang mungkin terjadi karena suatu bencana, seperti
korba jiwa (kematian), kerugian ekonomi, dan kerusakan sumber daya alam.
Sebagai pedoman bagi pemerintah dalam membuat perencanaan pembangunan di suatu
tempat.
Membantu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi
risiko dan dampak bencana.
3. Mitigasi Struktural
Mitigasi struktural adalah upaya mengurangi risiko bencana dengan cara melakukan
pembangunan prasarana fisik dengan spesifikasi tertentu dan memanfaatkan teknologi.
Mitigasi Non-Struktural
Mitigasi non-struktural adalah upaya mengurangi dampak bencana yang mungkin
terjadi melalui kebijakan atau peraturan tertentu.
4. Siklus waktu kegiatan mitigasi bencana :
Sebelum bencana (mitigasi)
Saat terjadi bencana (perlindungan dan evakuasi)
Sesaat setelah bencana (pencarian dan penyelamatan)
Pasca bencana (pemulihan)
5. contoh mitigasi non-struktural adalah;
- Larangan membuang sampah ke selokan atau sungai.
- Mengatur tata ruang kota
- Mengatur kapasitas pembangunan masyarakat
- Intinya, mitigasi non-struktural ini lebih berhubungan dengan pembuatan kebijakan
dan peraturan yang tujuannya untuk mencegah terjadinya risiko bencana.
A Bencana banjir
B Bencana longsor
E Bencana tsunami
2. Pola gerakan lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia mengakibatkan terbentuknya busur gunung api di
Indonesia. Dampak fenomena tersebut bagi Indonesia adalah…..
3. Berdasarkan UU no.24 tahun 2007 yang berisi tentang bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa oleh alam antara lain …
1. Berlangsung kurun waktu yang sangat singkat, bangunan ada yang roboh dan retak
2. Belum dapat diprediksi
B Banjir
C Tsunami
D Gempa bumi
E Kekeringan
5. Pergerakan massa tanah atau batuan serta percampuran keduanya yang menuruni atau keluar lereng akibar
dari terganggunya kestabilan tanah dan batuan penyusun lereng sering kali dinamakan dengan bencana tanah
longsor yang sering terjadi di wilayah pegunungan yang gundul tanpa ada pepohonan. Peristiwa ini terjadi
karena faktor dari alam seperti …
6. Indonesia merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik besar yang berada di bagian selatan, timur, dan utara
Indonesia, sehingga Indonesia menjadi wilayah yang rawan bencana. Ketiga lempeng tersebut ialah …
8. Bencana kekeringan banyak terjadi saat musim kemarau melanda Indonesia. Baik wilayah pedesaan maupun
perkotaan akan mengalami dampak yang sama. Di pedesaan, kekeringan membuat beberapa sawah
mengalami gagal panen atau puso. Komponen yang terancam akibat kekeringan sesuai dengan fenomena
yang terdapat pada paragraf adalah ....
B Kebakaran lahan
9. Bencana telah menjadi salah satu peristiwa terbesar dengan timbulnya korban jiwa seperti bencana banjir,
longsor, gempa, tsunami. Peristiwa tersebut dapat diminimalisir dengan penanggulangan resiko bencana
melalui sebuah kegiatan yaitu …
C Mitigasi
E Selalu berjaga-jaga
B Persiapan bencana
C Kewaspadaan bencana
D Bencana alam
PENILAIAN
Setiap nomor memiliki point 10
NILAI : 10 x 10 = 100
Remedial
Soal :
Jawaban :
1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor
manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis.
2. Bencana banjir dan tsunami
3. Tahapan pra bencana, tahapan tanggap darurat, dan tahapan pasca bencana
4. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Penilaian :
2. Saat terjadi gempa di sekitar pantai kemudian diikuti surutnya air laut yang ekstrem menandakan akan
3. Wilayah stabil yaitu wilayah yang tidak pernah mengalami gempa (tidak ada catatan sejarah gempa).
Berikut yang termasuk wilayah stabil di Indonesia adalah …
A Jawa
B Bali
C Kalimantan
D Sumatera
E Papua
4. Lembaga penanggulangan bencana sangat diperlukan dalam upaya pengurangan resiko bencana yang
ditimbulkan karena semakin banyak korban meninggal berarti tingkat tanggap darurat dalam pengurangan
resiko bencana masih rendah. Salah satu lembaga pemerintah non kementerian indonesia ialah …
C Kementrian Sosial
5. BMKG merupakan lembaga pemerintah yang dibentuk untuk menangani masalah bencana dalam hal …
Penilaian :
Setiap nomor memiliki point 2
NILAI : 5 x 2 = 10
: 10 x 10 = 100