Anda di halaman 1dari 5

Kertas Buram Kuliah Logika Matematik

Tanggal 04 November 2023

Dosen pengampu : Ir. Iskandar , M.Kom

Fungsi Boolean
Definisi

Misalna x1, x2, x3, ... xn merupakan variabel-variabel aljabar Boolean. Fungsi Boolean
dengan n variabel adalah fungsi yang dapat dibentuk dari aturan berikut :

1. Fungsi konstan
f (x1, x2, x3, ....xn) = a
2. Fungsi proyeksi
f (x1, x2, x3, ... xn) = xn 1 = 1, 2,... n
3. Fungsi komplemen
G (x1, x2, x3, ...xn) (f(x1, x2, x3, ... xn))’
4. Fungsi gabungan
h (x1, x2, x3, ... xn) = f(x1, x2, x3, ... xn) + g(x1, x2, x3, ....xn)
h(x1, x2, x3, ... xn) = f (x1, x2, x3, ... xn) . g(x1, x2, x3, ... xn)

Catatan :
Fungsi identitas : fungsi proyeksi satu variabel dimana f (x) = x
Contoh :
Fungsi boolean dengan variabel x, y, dan z dan a yang merupakan suatu elemen
dalam aljabar.

F (x) = x + x’ a
g (x,y) = x’y + xy’ + y
h (x,y,z) = axy’z + yz’ + a + xy

Teorema 1
Jika f adalah fungsi boolean dengan satu variabel : maka untuk aemua nilai x ada;ah
f (x) = f (1) x + f(0) x’
Untuk kemungkinan berntuk 1
Kasus 1 :
F adalah fungsi konstan f(x) = a
F(a)x + f(0)x’ = ax + ax’ = a (x + x’) = a1 = a = f(x)

Kasus 2
F adalah fungsi konstan f(x) = a
F(1)x + f(0)x’ = 1x + 0x’ = x + 0 = x = f(x)

Kasus 3
g (x) = (f (x))’
g (x) = (f (x))’ = (f(f1) x + f((0) x’)’
= (f(1) x)’(f(0) x’)’
= ((f(1))’ + x’) ((f(0))’ + x)
= (f(1))’ + f(0))’ + (f(1))’ x + (f(0))’ x’ + xx’
= (f(1))’ (f(0))(1) + (f(1))’ x + (f(0))’ x’
= (f(1))’ (f(0))’ (x + x’ ) + (f(1))’ x + (f(0))’x’
= (f(1))’ (f(0))’ x + f (1))’ x + (f(1))’ x + (f(1))’ (f(0))’ x’ +
(f(0))’x’
= (f(1))’ x + (f(0))’ x + (f(1))’ x + (f(1))’ (f(0))’ x
= g (1) x “ g (0) x’

Kasus 4
h (x) = f(x) + g(x)
h(x) = f(x) + g(x) = f(1)x + f (0) x’ + g(1) x + g (0) x’
= (f(1) + g(1) x + (f(0) + g(0)) x’
= h (1) x + h(0) x’

Kasus 5
K (x) = f(x) g(x)
K(x) = f(x)g(1) x = (f (1) x + f(0) x’ ) ( g (0) x + g(0) x’)
= f(1)g(1)xx + f(1) g(0) xx’ + f (0) g(1)x’x + f(0) g(0) x’x’
= f(1) g(1) x + f(0) g(0) x’
= k (1)x + k (0) x’

Bentuk tersebut adalah untuk kanonik fungsi boolean satu variabel. Dengan cara
yang sama jika f adalah fungsi boolean dengan dua variabel maka untuk nilai x dan y
bentuk kanoniknya adalah :
F(x,y) = f(1,1) xy + f(1,0)xy’ + f(0,1)x’y + f(0,0) x’y’

Rumus-rumus umum bentuk kanonik


Rumus pembentukan bentuk kanonik f fungsi Boolean dengan n variabel adalah :
F(x1, ....... xn) f(e1, ........en)x1’ 1, x2’2, ...... x n’n
Dimana e bernilai 0 dan 1 dan x1’1 diartikan sebagai xi dan xi’ sesuai dengan ei
(bernilai 1 dan 0)
Bentuk Fungsi
Suatu fungsi boolean dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk berbeda akan tetapi
memiliki arti yang sama.
Contoh fingsi-fungsi boolean berikut
f (x) = x + x’a
g (x, y) = x’y + xy’ + y
h (x, y) = x’y’
k (x, y) = (x + y)
f1 (x, y) = x’ . y ‘
f2 (x, y) = ( x + y)’

Dengan menggunakan hukum De-Morgan dapat dinyatakan bahwa h dan k adalah


fungsi yang sama, juga untuk fungsi f1, dan f2. Dengan disimpulkan bahwa
beberapa fungsi boolen mungkin mempunyai bentuk berbeda tetapi nilainya sama.
Oleh karenanya diperlukan cara untuk menentukan apakai dua ekspresi boolean
yang merepresentasikan mempunyai nilai sama. Cara tersebut adalah menggunakan
bentuk standard atau bentuk kanonik.

Contoh :
Fungsi boolean f (x) = x + x’a dimana f mempunyai 4 elemen aljabar
boolean yaitu 0, a, a’, dan 1, tentukan bentuk kanoniknya !

x f (x)
0 0 + 1 .a = a
a a + a’ = a + 0 = a
a’ a’ + a.a = a’ + a = 1
1 1 + 0.a = 1 + 0 = 1

Kita dapat memperoleh bentuk kanoniknya seperti di bawah ini :


F (x) = f(1) x + f(0) x’
= 1 . x + a . x’
= (x +a) (x + x’)
= (x + a) 1
= x + a
Kegunaan Bentuk Kanonik
Bentuk kanonik digunakan untuk menentukan apakah dua ekspresi merupakan
fungsi yang sama.
Seringkali fungsi boolean dinyatakan dengan operasi yang berlebihan. Kita dapat
mengkonversi bentuk fungsi yang masih menghasilkan nilai yang sama tapi dengan
jumlah operasi yang minimum.

Cara representasi fungsi boolean dapat dinyatakan secara 1) Aljabar dan 2) dengan
tabel kebenaran.

Contoh :
Fungsi F = xyz’
Merepresentasi secara aljabar adalah F = x y z’
Representasi dengan tabel kebenaran sebagai berikut :

x y z F
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 0

Jumlah elemen dalam tabel kebenaran adalah juml;ah kombinasi data dari nilai
variabel-variabelnya yaitu jumlah 2n dimana n adalah banyaknya variabel biner.

Konversi dari tabel kebenaran


Fungsi boolean yang dinyatakan tabel kebenaran dapat dikonversi menjadi bentuk
aljabar
Contoh :
Fungsi Boolean dengan tabel kebenaran sebagai berikut :
x y z F
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 1
Coba perhatikan dari tabel kebenaran di atas, maka
1) F1 = x’y’z + xy’z’ + xyz
= m1 + m4 + m7
F1’ = x’y’z’ + z’yz’ + x’yz + xy’z + xyz’

atau
2) F1 = (x+y+z) (x+y’ +z) (x+y’+z’)(x’+y+z’)(x’+y’+z)
= (F1’)’
= M0 M2 M3 M5 M6

Bentuk 1) dan 2) merupakan fungsi / bentuk standar yaitu fungsi yang literalnya
ditulis lengkap pada tisap suku.
1. Bentuk pertama 1) disebut SOP (Sum Of Product) / Minterm
2. Bentuk kedua 2) disebut POS (Product of sum) / Maxterm

Bentuk Standard dan Bentuk Kanonik

X y Sum Of Product Product Of Sum


term nilai term nilai
1 1 Xy m3 X’ + y’ M3
1 0 Xy’ m2 X’ + y M2
0 1 X’y m1 X + y’ M1
0 0 X’y’ m0 X + y M0

Tabel tersebut adalah bentuk standar dan bentuk kanonik dengan jumlah
variabel 2
Lalu bagaimana jika jumlah variabelnya 3 ?

Anda mungkin juga menyukai