MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Matematika Diskrit yang
diampu oleh bapak Drs. H. Eka Fitrajaya Rahman, M.T.
1903480
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada illahi rabbi, Tuhan Yang Esa,
Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah nya penyusun diberi kesehatan
rohani maupun jasmani, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah yang berjudul “Fungsi Aljabar Boolean Dan Hukum De
Morgan” berisi mengenai fungsi aljabar Boolean terkait dengan defisini,
representasi fungsi Boolean, bentuk fungsi Boolean, selain itu makalah ini juga
membahas mengenai penjumlahan dan perkalian dua fungsi, komplemen serta
konversi fungsi.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, namun
penyusun berharap dengan diselesaikannya makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi penyusun khususnya dan semua yang membaca pada umumnya. Setiap kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat penyusun harapkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
Page 1 of 15
DAFTAR ISI
MATERI ................................................................................................................ 3
1. Definisi ..................................................................................................... 3
1. Definisi ..................................................................................................... 9
PENUTUP ............................................................................................................ 14
Page 2 of 15
MATERI
A. Fungsi Boolean
1. Definisi
Fungsi Boolean (disebut juga fungsi biner) adalah pemetaan dari Bn ke B melalui
ekspresi Boolean, kita menuliskannya sebagai
𝑓 ∶ 𝐵𝑛 → 𝐵
yang dalam hal ini Bn adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut
ganda-n (ordered n-tuple) di dalam daerah asal B. Pada aljabar Boolean dua-nilai
B {0, 1}. Peubah (variable) x disebut peubah Boolean atau peubah biner jika
nilainya hanya dari B. fungsi Boolean adalah ekspresi yang dibentuk dari peubah
biner, dua buah operator (+ dan ∙), operator uner ( ͞ atau ʼ ), tanda kurung dan tanda
sama dengan (=). setiap peubah Boolean termasuk komplemennya disebut literal.
Ekspresi suatu Boolean dengan n peubah adalah E (x1, x2, …, xn). setiap
pemberian nilai kepada peubah x1, x2, …, xn merupakan suatu pasangan terurut
ganda-n di dalam daerah asal Bn dan nilai ekspresi tersebut adalah bayangannya di
dalam daerah hasil B. dengan kata lain setiap ekspresi Boolean merupakan fungsi
Boolean.
Adapun fungsi-fungsi dari Boolean itu antara lain:
1) Fungsi konstan:
𝑓(𝑥1 , 𝑥2 , ⋯ , 𝑥𝑛 ) = a
2) Fungsi Proyeksi:
𝑓(𝑥1 , 𝑥2 , ⋯ , 𝑥𝑛 ) = 𝑥𝑖 , i = 1, 2, 3, … , n
3) Fungsi Komplemen:
𝑔(𝑥1 , 𝑥2 , ⋯ , 𝑥𝑛 ) = (𝑓(𝑥1 , 𝑥2 , ⋯ , 𝑥𝑛 ))′
4) Fungsi Gabungan:
ℎ = 𝑓 + 𝑔 𝑑𝑎𝑛 ℎ = 𝑓 ∙ 𝑔
5) Fungsi Identitas:
𝑓(𝑥) = 𝑥
Page 3 of 15
2) f (x, y) = x’ y + x y’ + x fungsi dengan 2 variabel
3) f (x, y, z) = x y’ z fungsi dengan 3 variabel
Nilai Fungsi Boolean ditentukan oleh berapa banyak variabelnya contoh:
1) Fungsi dengan satu variabel:
𝑓(x) = 𝑓(1) x + 𝑓(0) x’
2) Fungsi dengan dua variabel:
𝑓(x, y) = 𝑓(1, 1) x y + 𝑓(1, 0) x y’ + 𝑓(0, 1) x’ y + 𝑓(0, 0) x’ y’
oleh sebab itu maka fungsi konstan f(x) = a disebabkan oleh
𝑓(x) = 𝑓(1)x + 𝑓(0)x’ = a x + a x’ = a ( x + x’ ) = a ∙ 1 = a
Page 4 of 15
5) 𝑓 (x, y, z) = x y z ′
Fungsi f (x, y, z) = x y z’ pada contoh diatas terdiri dari 3 buah literal yaitu x,
y, dan z’. fungsi tersebut berharga 1 jika x = 1, y = 1, z = 0, sebab
𝑓 (1, 1, 0) = ( 1 ∙ 1 ) ∙ 0’ = 1 ∙ 1 = 1
dan berharga 0 untuk harga x, y dan z lainnya.
b. Tabel Kebenaran
Jika suatu fungsi Boolean memuat n peubah, maka banyaknya baris dalam tabel
kebenaran ada 2n. misalkan n = 3 maka akan terdapat 23 = 8 baris tabel. Cara yang
praktis membuat semua kombinasi tersebut adalah sebagai berikut.
1) Untuk peubah pertama, isi 4 baris pertama pada kolom pertama dengan sebuah
0 dan 4 baris selanjutnya dengansebuah 1 berturu-turut.
2) Untuk peubah kedua, isi 2 bari pertama pada kolom kedua dengan 0 dan 2 baris
berikutnya dengan 1, 2 baris berikutnya dengan 0 lagi dan 2 baris terakhir
dengan 1.
3) Untuk peubah ketiga, isi kolom ketiga secara berselang-seling dengan 0 dan 1
mulai baris pertama sampai baris terakhir.
Adapun aturan dalam operasi fungsi Boolean dalam tabel kebenaran adalah
sebagai berikut.
b. Operasi Uner
x x’
0 1
1 0
Page 5 of 15
Contoh:
Diketahui fungsi Boolean f (x, y, z) = x y z’, nyatakan h dalam tabel kebenaran
n = 3; 23 = 8;
x y z x∙y z’ (x ∙ y) ∙ z’
0 0 0 0 1 0
0 0 1 0 0 0
0 1 0 0 1 0
0 1 1 0 0 0
1 0 0 0 1 0
1 0 1 0 0 0
1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 0 0
Fungsi Boolean tidak unik (tunggal), artinya dua fungsi yang ekspresinya
berbeda dikatakan sama jika keduanya mempunyai nilai yang sama pada tabel
kebenaran untuk setiap kombinasi peubah-peubahnya.
Contoh:
f (x, y, z) = x’ y’ z + x’ y z + x y’
dengan
g (x, y, z) = x’ z + x y’
Page 6 of 15
f = x (y + y’) + y z (x + x’)
= x y + x y’ + x y z + x’ y z
= x y (z + z’) + x y’ (z + z’) + x y z + x’ y z
= x y z + x y z’ + x y’ z + x y’ z’ + x y z + x’ y z
= x y z + x y z’ + x y’ z + x y’ z’ + x’ y z
Bentuk Kanonik adalah ekspresi Boolean yang menspesifikasikan suau fungsi
dapat disajikan dalam dua bentuk berbeda. Pertama, sebagai penjumlahan dari hasil
kali dan kedua sebagai perkalian dari hasil jumlah. Misalnya,
𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥 ′ 𝑦 ′ 𝑧 + 𝑥 𝑦 ′ 𝑧 ′ + 𝑥 𝑦 𝑧
dan
𝑔(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (𝑥 + 𝑦 + 𝑧)(𝑥 + 𝑦 ′ + 𝑧)(𝑥 + 𝑦 ′ + 𝑧′)(𝑥′ + 𝑦′ + 𝑧)
adalah dua buah fungsi yang sama (dapat ditujukan dari tebal kebenarannya), fungsi
yang pertama f, muncul dalam bentuk penjumlahan dari hasil kali, sedangkan fungsi
yang kedua g, muncul dalam bentuk perkalian dari hasil jumlah.
Bentuk Standar dan Kanonik fungsi Boolean dengan 2 variabel
Sum Of Product (SOP) Product Of Sum (POS)
x y
Literal Minterm Literal Maxterm
1 1 x∙y m3 x’ + y’ M3
1 0 x ∙ y’ m2 x’ + y M2
0 1 x’ ∙ y m1 x + y’ M1
0 0 x’ ∙ y’ m0 x + y M0
Page 7 of 15
1 1 1 xyx m7 x’ + y’ + z’ M7
Page 8 of 15
𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥𝑦 ′ + 𝑦 dan 𝑔(𝑥, 𝑦) = 𝑥′ + 𝑦′
maka
ℎ(𝑥, 𝑦) = 𝑓 + 𝑔 = 𝑥𝑦 ′ + 𝑦 + 𝑥 ′ + 𝑦′
yang bila disederhanakan lebih lanjut menjadi
ℎ(𝑥, 𝑦) = 𝑥𝑦 ′ + 𝑥 ′ + (𝑦 + 𝑦 ′ ) = 𝑥𝑦 ′ + 𝑥 ′ + 1 = 𝑥𝑦 ′ + 𝑥 ′
dan
𝑖(𝑥, 𝑦) = 𝑓 ∙ 𝑔 = (𝑥𝑦 ′ + 𝑦)(𝑥 ′ + 𝑦 ′ )
C. Komplemen Fungsi
1. Definisi
Bila sebuah fungsi Boolean dikomplemenkan, kita memperoleh fungsi
komplemen. Fungsi komplemen dari satu fungsi f dan f’ dengan menukarkan nilai
0 menjadi 1 dan 1 menjadi 0. Terdapat dua cara dalam menentukan fungsi
komplemen yaitu
a. Menggunakan Hukum De Morgan
Hukum de Morgan untuk dua peubah, x1 dan x2 adalah
(i) (x1 + x2)’ = x1’x2’
dan dualnya adalah
(ii) (x1 ∙ x2)’ = x1’ + x2’
Page 9 of 15
misalkan:
𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥(𝑦 ′ 𝑧 ′ + 𝑦 𝑧)
Maka
𝑓′(𝑥, 𝑦, 𝑧) = ( 𝑥 (𝑦 ′ 𝑧 ′ + 𝑦 𝑧) )′
= 𝑥′ + (𝑦 ′ 𝑧 ′ + 𝑦 𝑧)′
= 𝑥 ′ + (𝑦 ′ 𝑧 ′ )′ (𝑦 𝑧)′
= 𝑥 ′ + (𝑦 + 𝑧) (𝑦 ′ + 𝑧′)
Page 10 of 15
𝑓′(𝑥, 𝑦, 𝑧) = x’ + (y′ + z) (y + z′)
Contoh 2:
f (x, y, z) = x + y’ z
= x ∙ 1 ∙ 1 + 1 ∙ y’ z
= x (y + y’) (z + z’) + (x + x’) y’ z
= x (y z + y z’ + y’ z + y’ z’) + x y’ z + x’ y’ z
= x y z + x y z’ + x y’ z + x y’ z’ + x y’ z + x’ y’ z
= m7 + m6 + m5 + m4 + m5 + m1
= Σ (1,4,5,6,7)
Page 11 of 15
Contoh 2:
f (x, y, z) = x + y’ z
= (x + y’) (x + z)
= ((x + y’) + 0) ((x + z) + 0) (hukum identitas)
= ((x + y’) + z z’) ((x + z) + y y’) (hukum komplemen untuk
memunculkan variabel yg belum
ada)
= (x + y’ + z) (x + y’ + z’) (x + y + z) (x + y’ + z)
= M2. M3. M0. M2
= Π (0,2,3)
E. Hukum De Morgan
Dalam logika proposisional dan aljabar Boolean, hukum De Morgan adalah
sepasang aturan transformasi yang keduanya merupakan aturan inferensi yang
valid. Terdapat dua teori dalam hukum De Morgan yaitu
Teori De Morgan I
Teori ini menyatakan bahwa komplemen dari hasil penjumlahan akan sama
dengan hasil perkalian dari masing-masing komplemen. Teori ini melibatkan
gerbang NOR dan AND.
Penulisan dalam bentuk fungsi matematisnya sebagai berikut.
A+B=A∙B
pembuktian:
A B A’ B’ A+B A’ ∙ B’
0 0 1 1 1 1
0 1 1 0 0 0
1 0 0 1 0 0
Page 12 of 15
1 1 0 0 0 0
Teori De Morgan II
Teori ini menyatakan bahwa komplemen dari hasil kali akan sama dengan hasil
penjumlahan dari masing-masing komplemen. Teori ini melibatkan gerbang
NAND dan OR.
Penulisan dalam bentuk fungsi matematisnya sebagai berikut.
A∙B=A+B
pembuktian:
A B A’ B’ A∙B A’ + B’
0 0 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1
1 0 0 1 1 1
1 1 0 0 0 0
Page 13 of 15
PENUTUP
Page 14 of 15
DAFTAR PUSTAKA
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310883/pendidikan/Labsheet_02_rev4.pdf
https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/De_Morgan
%2527s_laws&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search
https://idohufron.wordpress.com/2013/10/12/pembuktian-hukum-de-morgan/
Page 15 of 15