Masa Sekolah 7 - 12 Tahun
Masa Sekolah 7 - 12 Tahun
7 – 12 TAHUN
Dosen pengampu :
Disusun :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan “makalah” ini yang berjudul “Masa sekolah
= tugas perkembangan : 7-12 tahun”. Tak lupa pula shalawat beserta salam kepada nabi
Muhammad Saw semoga kita mendapatkan syafaatnya dihari akhir kelak.
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik,
yaitu Bapak Raka Ismaya, M.Pd yang telah membimbing kami dalam menyelasaikan
makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu
dan berbagi ilmu pengetahuan sehingga makalah ini dapat terselasaikan dengan baik.
Terakhir, kami juga mengucapkan maaf kepada para pembaca apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat kesalahan maupun kekurangan. Kami mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca agar dapat menjadi lebih baik.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan anak pada usia 7-12 tahun merupakan sesuatu yang kompleks.
Artinya banyak faktor yang turut berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya
proses perkembangan anak. Baik unsur-unsur bawaan maupun unsur-unsur pengalamanyang
diperoleh dalam berinteraksi dengan lingkungan, saling memberikan kontribusi tertentu
terhadap arah dan laju perkembangan anak tersebut.
Pada tahapan ini, seorang individu sedang menggali potensi dirinya yang digunakan
dalam rangka mencapai kematangan ketika individu tersebut beranjak dewasa. Namun, emosi
anak-anak kadang kala labil sehingga harus diarahkan dan diolah sedemikian rupa agar tidak
terjerumus pada sesuatu yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain di
sekitarnya.
Pada masa inilah, setiap individu akan mengalami masa-masa sekolah dimana mereka
akan berinteraksi ke dalam lingkup yang lebih luas dengan berbagai karakteristik yang
berbeda-beda. Guru diharapkan mempunyai pemahaman konseptual tentang perkembangan
dan cara belajar anak di sekolah. pemahaman konseptual tersebut meliputi gambaran tentang
siapa anak tersebut dan bagaimana mereka berkembang, yang mencakup karakteristik
perkembangan anak usia tujuh sampai dua belas tahun dalam berbagai aspek fisik dan
motorik, intelektual emosi, bahasa, sosial, moral, sikap dan kesadaran beragama.Oleh karena
itu, harus dipelajari dan dipahami setiap karakteristik anak usia sekolah agar dapat
memberikan tugas dengan tepat yang dapat mengoptimalkan potensi mereka yang sesuai
dengan umur mereka.
.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud perkembangan fisik dan psikomotorik?
2. Apa perkembangan intelektual?
3. Apa perkembangan emosi?
4. Apa perkembangan sosial dan moral?
5. Apa implikasi pada pendidikan?
4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan fisik dan psikomotorik.
2. Untuk mengetahui perkembangan intelektual.
3. Untuk mengetahui perkembangan emosi.
4. Untuk mengetahui perkembangan sosial dan moral.
5. Untuk mengetahui implikasi pada pendidikan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Awal dari perkembangan pribadi seorang pada asasnya bersifat biologis (Allpoort,
1957. Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya, kondisi jasmanilah seseorang akan
mempengaruhi normalitas kepribadiannya.
Secara fisik, masa remaja ditandai dengan adanya pubertas yaitu masa ketika
seorang mencapai kematangan seksual dan kemampuan reproduksi. Kematangan ini
berupa perkembangan karakteristik seks primes dan sekunder. Perkembangan seks
primer terjadi ketika organ-organ seksual remaja sudah dapat memproduksi hormon-
hormon seksual seperti testosteronpada laki-laki serta mulai mengalami ejakulasi yang
ditandai dengan mimpi basah. Dan Estradiol pada wanita serta mulai mengalami
menstruasi. Perkembangan seks sekunder ditandai dengan perkembangan alat kelamin,
pertambahan tinggi, dan perubahan suara. Sedangkan pada wanita dengan
perkembangan buah dada, rahim dan kerangka tubuh.
Berikut adalah karakteristik perkembangan fisik dan motorik anak usia sekolah :
1. Fase/usia sekolah dasar (7-12 th) ditandai gerak/aktivitas motorik yg lincah.
2. Usia yg ideal untuk belajar keterampilan.
3. Motorik halus: menulis, menggambar, mengetik, kerajinan, menjahit, origami, dll.
4. Motorik kasar: baris, beladiri, senam, berenang, atletik, sepak bola, dll.
5. Perkembangan fisik yg normal mrp salah satu penentu kelancaran belajar (baik
bidang pengetahuan maupun keterampilan)
6. Upaya sekolah untuk memfasilitasi perkembangan motorik
7. Sekolah merancang pelajaran keterampilan (mengetik, menjahit, menggambar,
dan kerajinan tangan lainnya).
8. Sekolah memberikan pelajaran olahraga (senam).
9. Sekolah perlu menyiapkan guru/tenaga pengajar yg berkompeten di bidangnya.
Sekolah menyediakan sarana-prasarana untuk keberlangsungan kegiatan tsb.
6
B. Perkembangan Intelektual
Tahap perkembangan intelektual anak ini terdiri dari perkembangan mental yang
terjadi pada anak usia 7-12 tahun. Pada tahapan ini anak dapat: Memahami pola logis
dan menggunakannya. Kemampuan mentalnya sekarang bergerak menuju ke
pemahaman yang kuat, tentang apa yang harus dilakukan. Mereka mempunyai ide
yang lebih baik tentang jarak dari satu tempat ke tempat lain, lama waktu tempuhnya,
dan dapat mengingat rute dan tanda-tanda jalan.
Perkembangan intelektual atau kognitif menggambarkan bagaimana
kemampuan berfikir anak berkembang dan berfungsi. Kemampuan berfikir anak
berkembang dari tingkat yang sederhana dan konkret ketingkat yang lebih rumit dan
abstrak. Pada masa ini anak juga dapat memecahkan masalah-masalah yang bersifat
konkret. Anak mengetahui volume suatu benda padat atau cair meskipun ditempatkan
pada tempat yang berbeda bentuknya. Berkurang rasa egonya dan mulai besifat sosial.
Terjadi peningkatan dalam hal pemeliharaan, misalnya mulai memelihara alat
permainannya.
Mengerti perubahan-perubahan dan proses dari kejadian-kejadian yang lebih
komplek serta saling hubungannya. Mereka memiliki pengertian yang lebih baik
tentang konsep ruang, sebab akibat, kategorisasi, konservasi, dan tentang jumlah.
Anak mulai memahami jarak dari satu tempat ketempat lain, memahami hubungan
antara sebab dan akibat yang ditimbulkan, mengkelompokan benda berdasarkan
kriteria tertentu, dan menghitung. Guru diharapkan membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan berfikirnya.
Kemampuan berfikir ditandai dengan adanya aktifitas – aktifitas mental
seperti mengingat, memahami dan memecahkan masalah. Pengalaman hidupnya
memberikan andil dalam mempertajam konsep. Anak sudah lebih mampu berfikir,
belajar, mengingat, dan berkomuniksi, karena proses kognitifnya tidak lagi
egosentrisme, dan lebih logis. Anak mampu mengklasifikasikan dan mengurutkan
suatu benda berdasarkan ciri – ciri suatu objek. Mengkelompokan benda – benda yang
sama kedalam dua atau lebih kelompok yang berbeda. Misalnya mengelompokan
buku berdasarkan warna maupun ukuran buku.
7
C. Perkembangan Emosi
Emosi memainkan peran yang penting dalam kehidupan anak. Sering dan
kuatnya emosi anak akan merugikan penyesuaian sosial anak. Emosi yang tidak
menyenangkan (unpleasent emotion) merugikan perkembangan anak. Sebaliknya,
emosi yang menyenangkan (pleasent emotion) tidak hanya membantu perkembangan
anak, tetapi juga merupakan sesuatu yang sangat penting dan dibutuhkan bagi
perkembangan anak. Pergaulan yang semakin luas dengan teman sekolah dan teman
sebaya lainnya dapat mengembangkan emosinya. Anak akan belajar untuk
mengendalikan ungkapan-ungkapan emosi yang kurang dapat diterima.
Ciri-ciri Emosi Masa Kanak-kanak :
1. Emosi anak berlangsung relatif singkat (sebentar)
Emosi anak hanya beberapa menit dan sifatnya tiba-tiba. Hal ini disebabkan karena
emosi anak menampakkan dirinya di dalam kegiatan atau gerakan yang nampak.
2. Emosi anak kuat atau hebat
Hal ini terlihat bila anak takut, marah, atau sedang bersenda-gurau. Mereka akan
nampak marah sekali, takut sekali, tertawa terbahak-bahak meskipun kemudian cepak
hilang.
3. Emosi anak mudah berubah
Sering kita jumpai seorang anak yang baru saja menangis berubah menjadi tertawa,
dari marah berubah tersenyum. Sering terjadi perubahan, saling berganti-ganti emosi,
dari emosi susah ke emosi senang dan sebaliknya dalam waktu yang singkat.
4. Emosi anak nampak berulang-ulang
Hal ini timbul karena anak dalam proses perkembangan kearah kedewasaan. Ia harus
mengadakan penyesuaian terhadap situasi di luar, dan hal ini dilakukan secara
berulang-ulang.
5. Respon emosi anak berbeda-beda
Pengamatan terhadap anak dengan berbagai tingkat usia menunjukkan bervariasinya
respon emosi. Pada waktu bayi lahir, pola responnya sama. Secara berangsur-angsur,
pengalaman belajar dari lingkungannya membentuk tingkah laku dengan perbedaan
emosi secara individual.
6. Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya Meskipun anak
kadang-kadang tidak memperlihatkan reaksi emosi yang nampak dan langsung,
8
namun emosi itu dapat diketahui dari tingkah lakunya. Misalnya melamun, gelisah,
menghisap jari, sering menangis, dan sebagainya.
7. Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya
Suatu ketika emosi anak begitu kuat, kemudian berkurang. Emosi yang lain mula-
mula lemah kemudian berubah menjadi kuat.
8. Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional
Anak-anak memperlihatkan keinginan yang kuat terhadap apa yang mereka inginkan.
Ia tidak mempertimbangkan bahwa keinginan itu baik untuk dirinya sendiri maupun
orang lain, juga tidak mempertimbangkan bahwa untuk memenuhi keinginannya itu
memerlukan biaya yang tidak terjangkau oleh orang tuanya.
9
Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami
aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Perkembangan moral terlihat dari
perilaku moralnya di masyarakat yang menunjukan kesesuaian dengan nilai dan norma
di masyarakat. Perilaku moral ini banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua serta
perilaku moral orang-orang disekitarnya. Perkembangan moral ini juga tidak terlepas
dari perkembangan kognitif dan emosi anak.
Usia 5-12 tahun konsep anak mengenai keadilan sudah berubah. Pengertian
yang kaku tentang benar dan salah yang telah dipelajari dari orang tua menjadi
berubah. Piaget menyatakan bahwa relativisme moral menggantikan moral yang kaku.
Misalnya, bagi anak usia 5 tahun, berbohong adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak
yang lebih besar sadar bahwa dalam beberapa situasi, berbohong adalah dibenarkan
dan oleh karenanya berbohong tidak terlalu buruk. Piaget berpendapat bahwa anak
yang lebih muda ditandai dengan moral yang heteronomous sedangkan anak pada usia
10 tahun mereka sudah bergerak ketingkat yang lebih tinggi yang disebut moralitas
autonomus.
Pada masa ini anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian,
meskipun masih terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret, dapat digambarkan atau
pernah dialami. Meskipun sudah mampu berpikir logis, tetapi cara berpikir mereka
masih berorientasi pada kekinian. Baru pada masa remajalah anak dapat benar-benar
berpikir abstrak, membuktikan hipotesisnya dan melihat berbagai kemungkinan
dimana anak sudah mencapai tahapan berpikir operasi formal. Anak telah mampu
menggunakan simbol-simbol untuk melakukan suatu kegiatan mental, mulailah
digunakan logika.
Pada masa ini umumnya egosentrisme mulai berkurang. Anak mulai
memperhatikan dan menerima pandangan orang lain. Materi pembicaraan mulai lebih
ditunjukkan kepada lingkungan social, tidak pada dirinya saja. Mampu
mengelompokkan benda-benda yang sama ke dalam dua atau lebih kelompok yang
berbeda. Anak mampu mengklasifikasikan objek menurut beberapa tanda dan mampu
menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan suatu dimensi. Mulai timbul pengertian
tentang jumlah, panjang, luas dan besar.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami menyadari makalah ini terdapat kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca guna memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik dan berguna
bagi pembaca.
11
DAFTAR PUSTAKA
12