Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PERENCANAAN PROGRAM GIZI

ASSESMENT DAN ANALISIS

Dosen Pengampu :
Mursid Tri Susilo, S.Gz., M. Gizi
Nuryanto, S.Gz., M.Gizi
Rachma Purwanti, S.K.M., M.Gizi
Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz., M.Gizi

Disusun oleh :
Kelas B Kelompok 12

Nova Adhiyani Putri 22030121120004


Dhea Alifah Wahyu R 22030121120008
Seberena Dewi Portuna 22030121120018
Shinta Amalia Rahmawati 22030121130036
Rengganis Wulan Kinasih 22030121130044
Zahra Alisa Harumi 22030121140086
Aurellia Deby Salsabila 22030121140090

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
I. Latar Belakang
Desa Karanggunung terletak di pegunungan. Sebanyak 50 dari 120 baduta di
Desa tersebut mengalami stunting. Berdasarkan skrining perkembangan menggunakan
KPSP, sebagian balita mengalami penyimpangan dalam perkembangan. Remaja putri
dan WUS di wilayah tersebut juga banyak yang berperawakan kurus dan pendek. Dari
hasil asesmen diketahui 40% baduta pernah mengalami batuk pilek dan 20% baduta
mengalami diare dalam 1 bulan terakhir. 80% baduta tidak mendapatkan ASI
eksklusif. Diketahui sebagian ibu mulai memberikan pisang sejak anak berusia 0
bulan, dan memberikan nasi sejak usia 4 bulan. Menu MPASI yang biasa diberikan
adalah nasi, kuah sop, telur, dan buah pisang atau pepaya. Banyak wanita yang
menikah dan hamil di usia muda, yaitu 16 tahun atau setelah tamat SMP. Wanita
hamil di daerah tersebut percaya mengkonsumsi ikan saat hamil bisa membuat bayi
berbau amis, sehingga menghindari konsumsi ikan. Para orangtua juga menyarankan
wanita hamil untuk banyak bekerja dan tidak terlalu banyak makan, agar janin yang
dikandung tidak besar sehingga mudah persalinannya. Sebagian besar wanita setelah
tamat SMP bekerja sebagai petani atau buruh tani, dan biasa menggendong anaknya
sambil bekerja. Banyak hasil pertanian dan peternakan yang dihasilkan di wilayah itu
seperti kentang, ubi jalar, wortel, brokoli, susu sapi, telur, dan ayam. Meskipun
demikian, masih banyak warga yang hidup dalam kemiskinan. Sebagian besar warga
belum mempunyai kebiasaan cuci tangan dengan sabun dan masih ada sebagian
warga yang mempunyai kebiasaan mandi, BAK, dan BAB di sungai.
Temuan tingginya kasus stunting di wilayah desa tersebut telah menarik
perhatian puskesmas setempat. Puskesmas berencana menggalakkan kembali
Posyandu yang tidak aktif dan memberikan pelatihan kader. Ada 4 Posyandu di Desa
Karanggunung dan dua di antaranya tidak aktif. Sebelumnya, hanya sedikit balita
yang datang saat hari buka Posyandu yang dilaksanakan setiap senin pagi pekan ke
empat, hingga akhirnya pelaksanaan Posyandu dihentikan. Di 2 Posyandu yang masih
aktif, usia kader-kadernya sudah di atas 50 tahun. Kegiatan Posyandu dilaksanakan
sore hari dan yang dilakukan adalah penimbangan dan pemberian PMT. Puskesmas
sudah rutin mengadakan edukasi terkait kesehatan reproduksi di SMP setempat, untuk
mengurangi jumlah pernikahan dini. Puskesmas juga berencana untuk meningkatkan
perhatian Kepala Desa Karanggunung terkait masalah gizi di desa tersebut. Saat ini,
Desa Karanggunung sedang akan mengadakan pemilihan Kepala Desa. Secara umum,
masyarakat Desa Karanggunung mempunyai semangat gotong royong yang tinggi,
suka menolong antar tetangga, dan cukup religius. Kegiatan masyarakat yang sering
dilakukan adalah pengajian bapak-bapak, pengajian ibu-ibu, pengajian umum, dan
kerja bakti. Kegiatan dilakukan baik di masjid maupun di rumah warga yang dipimpin
oleh seorang Kyai. Selain itu, juga sering diadakan acara kesenian desa berupa
wayang, reog dan ketoprak. Terkait health seeking behavior, jika mengalami sakit,
warga memilih untuk menggunakan pengobatan tradisional atau membeli obat di
warung, dan jarang pergi ke Puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan lainnya.
Dari hasil wawancara kepada WUS, diketahui pengetahuan terkait kesehatan dan gizi
keluarga masih rendah.
II. Analisis Partisipan

Participant Characteristics Problem/Needs Expectation Weakness Potential Consequences


for a project

Baduta - Stunting Baduta sehat dan Tergantung pola Generasi Target utama
- Tidak ASI aktif asuh ibu selanjutnya program
eksklusif
- Batuk, pilek,
dan diare 1
bulan
terakhir

Ibu dari baduta - Kurus dan - Pengetahuan Mendapatkan Pengetahuan Kesadaran tinggi
pendek terkait gizi & informasi terkait kurang & akan kesehatan
- Bekerja kesehatan gizi dan penghasilan & gizi bagi
sebagai rendah kesehatan untuk rendah anak-anaknya
petani atau - Memberikan memperbaiki
buruh tani MPASI tidak status gizi anak
tepat waktu
dan jenis

Ibu hamil - Berperawakan - Badan sehat Pengaruh Melahirkan anak


kurus dan dan ideal kepercayaan yang sehat (tidak
pendek sesuai usia keluarga BBLR, stunting,
- Food taboo kehamilan dll)
- Pengetahuan
mengenai
kesehatan dan
gizi meningkat
Remaja putri dan Bekerja sebagai - Berperawaka - Badan sehat Pengaruh - Menyelesaik
WUS petani atau n kurus dan dan ideal kepercayaan an
buruh tani pendek - Pengetahuan keluarga pendidikan
- Food taboo mengenai wajib
- Pernikahan kesehatan - Menjadi
dini dan gizi kader terlatih
- Pendidikan meningkat
rendah

Kader posyandu Berusia > 50 - Kader baru Jumlah kader Penambahan Kader terlatih Mendukung
tahun atau kader terlatih jumlah kader dengan jumlah program untuk
tambahan meningkat terbatas yang cukup mengentaskan
masalah pada
berusia
WUS dan anak
produktif
- Pelatihan
kader baru

Keluarga (suami, - Anggapan - Pengetahuan Pengaruh - Kesadaran


ibu wanita hamil mengenai kepercayaan tinggi akan
kandung/mertua) tidak boleh kesehatan keluarga kesehatan &
banyak gizi bagi
dan gizi
makan anak-anakny
- Wanita hamil meningkat a
dibiarkan - Peningkatan - Keselamatan
bekerja dukungan bagi anggota
banyak terhadap yang hamil
keluarga
yang hamil
Calon kepala Kurangnya Pemimpin dan Tergantung Menjadi contoh
desa perhatian kepala menghimbau pengaruh kyai masyarakat
desa terkait masyarakat dalam kegerakan
kesehatan untuk peduli terhadap
kesehatan kesehatan

Kyai Orang yang Kegiatan hanya Masyarakat Kurangnya Menjadi contoh


berpengaruh di berfokus pada terlibat dalam perhatian masyarakat
desa kegiatan sosial memperhatikan terhadap dalam kegerakan
dalam kesehatan kesehatan terhadap
masyarakat kesehatan
seperti pengajian
dan seni

Posyandu/puskes - Posyandu 2 dari 4 Menggalakkan Kader muda Posyandu aktif Mendukung


mas yang tidak posyandu kurang kembali yang kurang dengan kader program untuk
aktif aktif posyandu yang terlatih yang terlatih mengentaskan
dilaksanakan tidak aktif masalah pada
setiap senin dengan pelatihan WUS dan anak
pagi pekan kader
ke empat
- Posyandu
yang aktif
dilaksanakan
sore hari
III. Pohon Masalah

IV. Pohon Tujuan


V. Pohon Alternatif

VI. Kesimpulan`
Perencanaan program gizi di desa Karanggunung dilakukan dengan
mengikutsertakan partisipan yang diantaranya anak usia di bawah dua tahun (baduta),
ibu dari baduta, ibu hamil, remaja putri dan Wanita Usia Subur (WUS), kader
posyandu, keluarga (suami, ibu kandung, atau mertua), calon kepala desa, kyai, serta
posyandu atau puskesmas. Perencanaan dilakukan berdasarkan masalah utama yaitu
tingginya prevalensi baduta stunting yang menyentuh angka 80% dan memiliki tujuan
untuk memperbaiki angka prevalensi tersebut menjadi <80% serta faktor risiko lain
yang mempengaruhinya.

Anda mungkin juga menyukai