Anda di halaman 1dari 11

NAMA : MUHAMMAD KALLA

NIM : 17.1100.101
TUGAS : PERAN GURU DAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
MADRASAH

A. Peranan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Kurikulum

Kepala sekolah merupakan tokoh kunci dalam manajemen sekolah. Kebijakan dan
keputusan mengenai berbagai hal bisa atau tidak bisa diterapkan di sekolah. Sesuai yang
diamanatkan dalam Permendiknas No 13. tahun 2007 tentang standar kepala
sekolah/madrasah adalah kepala sekolah harus memenuhi kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, dan sosial.

Peran dan fungsi kepala sekolah secara umum antara lain sebagai educator, manajer,
administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator.

1. Peran kepala sekolah sebagai educator (pendidik), memiliki beberapa aspek sebagai berikut.

a. Aspek prestasi sebagai guru, yaitu menyusun program pembelajaran, melaksanakan KBM,
melaksanakan evaluasi, melaksanakan analisis hasil belajar, melaksanakan program perbaikan
dan pengayaan.

b. Aspek kemampuan membimbing guru, yaitu menyusun program pengajaran dan BK


(Bimbingan Konseling), melaksanakan program pengajaran dan BK, mengevaluasi hasil belajar
dan layanan BK, menganalisis hasil evaluasi belajar & layanan BK, melaksanakan program
pengayaan & perbaikan.

c. Aspek kemampuan membimbing karyawan, yaitu menyusun program kerja,


melaksanakan tugas sehari-hari, mengevaluasi dan mengendalikan kinerja karyawan secara
periodik.

d. Aspek kemampuan membimbing peserta didik, yaitu kegiatan ekstrakurikuler, mengikuti


lomba di luar sekolah (kesenian, olahraga, mata pelajaran).

e. Aspek kemampuan mengembangkan staf, yaitu melalui pendidikan/pelatihan tenaga


administrasi secara teratur, melalui pertemuan sejawat/KKG, melalui
seminar/diskusi/lokakarya,dll, melalui penyediaan bahan bacaan, memperhatikan kenaikan
pangkat, mengusulkan kenaikan jabatan melalui seleksi calon kepala sekolah, pengawas.
f. Aspek kemampuan mengikuti perkembangan, yaitu melalui pendidikan/pelatihan, melalui
pertemuan profesi KKKS, melalui seminar/lokakarya/diskusi, melalui bahan bacaan, melalui
media elektronik.

g. Aspek kemampuan memberi contoh mengajar/BK yang baik, yaitu melalui jadwal
pelajaran 6 jam mengajar per minggu/BK, melalui AMP, Prota, Promes, RPRR dan daftar nilai
peserta didik/program layanan BK, memberi alternatif strategi pembelajaran efektif
(pemanfaatan komputer, OHP,TV/Video, tape recorder dan sebagainya sebagai media
pembelajaran)

2. Peran kepala sekolah sebagai manajer, memiliki beberapa aspek sebagai berikut :

a. Aspek kemampuan menyusun program, yaitu memiliki program jangka panjang (8 tahun)
akademik/non akademik, jangka menengah (4 tahun) akademik/non akademik, jangka pendek
(1 tahun) akademik/non akademik dan RAPBS, mekanisme monitor dan evaluasi pelaksanaan
program secara sistematika dan periodik

b. Aspek kemampuan menyusun organisasi kepegawaian di sekolah, yaitu memiliki susunan


kepegawaian sekolah, susunan kepegawaian pendukung antara lain pengelola perpustakaan,
menyusun kepanitiaan untuk kegiatan temporer, antara panitia ulangan umum, panitia ujian,
panitia peringatan hari besar keagamaan dan sebaginya.

c. Aspek kemampuan menggerakan staf (guru dan karyawan), yaitu memberi arahan yang
dinamis, mengkoordinasi staf yang sedang bertugas, memberikan penghargaan (reward) dan
hukuman (punishment).

d. Aspek kemampuan mengoptimalkan sumber daya sekolah, yaitu memanfaatkan SDM


secara optimal, sarana/prasarana sekolah secara optimal, merawat sarana/prasarana milik
sekolah, mempunyai cacatan kinerja SDM yang ada di sekolah, program peningkatan mutu SDM

3. Peran kepala sekolah sebagai administrator memiliki beberapa aspek sebagai berikut.

a. Aspek kemampuan mengelola administrasi KBM dan BK, yaitu memiliki kelengkapan data
administrasi proses belajar mengajar, data administasi BK, data administrasi
praktekum/praktek, data administrasi belajar peserta didik di perpustakaan.

b. Aspek kemampuan mengelola administrasi kesiswaan, yaitu memiliki kelengkapan data


administrasi kesiswaan, kelengkapan data kegiatan ekstrakurikuler, kelengkan data hubungan
sekolah dan orang tua peserta didik.

c. Aspek kemampuan mengelola administrasi ketenagaan, yaitu memiliki kelengkapan data


administrasi tenaga guru, data karyawan
d. Aspek kemampuan mengelola administrasi keuangan, yaitu memiliki admintrasi keuangan
rutin, administrasi keuangan komite sekolah, administrasi sumber keuangan lain DOP, BOS

e. Aspek kemampuan mengelola administrasi sarana/prasarana, yaitu memiliki kelengkapan


data administrasi gedung/ruang, data administrasi meubiler, data administrasi alat lab/bengkel,
administrasi data administrasi buku/pustaka,data mesin kantor.

f. Aspek kemampuan administrasi persuratan, yaitu memiliki kelengkapan data administrasi


surat masuk, data administrasi surat keluar, data administrasi surat keputusan/surat edaran
dan lain-lain.

4. Peran kepala sekolah sebagai supervisor memiliki beberapa aspek sebagai berikut.

a. Aspek kemampuan menyusun program supervisi pendidikan, yaitu memiliki program


supervisi kelas (KBM) dan BK, program supervisi untuk kegiatan ekstrakurikuler, program
supervisi kegiatan lainnya (perpustakaan, laboratorium, evaluasi dan administrasi sekolah).

. Aspek kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan, yaitu melaksanakan


program supervisi pendidikan kelas/akademik/klinis, program supervisi dadakan (non klinis),
program supervisi kegiatan ekstrakurikuler dan lain-lain.

5. Peran kepala sekolah sebagai leader (pemimpin), memiliki beberapa aspek sebagai berikut.

a. Aspek memiliki kepribadian yang kuat, yaitu jujur, percaya diri, bertanggung jawab, berani
mengambil keputusan, berjiwa besar, dapat mengendalikan emosi, sebagai panutan/teladan.

b. Aspek memahami kondisi guru, karyawan dan peserta didik dengan baik, yaitu memahami
kondisi guru, kondisi karyawan, kondisi peserta didik, program/upaya memperbaiki
kesejahteraan karyawan, upacara hari Senin dan upacara lain untuk memahami kondisi peserta
didik, guru dan karyawan secara keseluruhan, mau mendengar/menerima usul/kritikan/saran
dari guru/karyawan/peserta didik melalui pertemuan.

6. Peran kepala sekolah sebagai inovator, memiliki beberapa aspek sebagai berikut.

a. Kemampuan mencari/memenukan gagasan baru untuk pembaharuan di sekolah, yaitu


mampu mencari/menemukan gagasan baru (proaktif), memilih gagasan baru yang relevan,
mengimplementasikan gagasan baru dengan baik (sinergis).

b. Aspek kemampuan melaksanakan pembaharuan di sekolah, yaitu mampu melaksanakan


pembaharuan di bidang KBM/BK, melaksanakan pembaharuan di bidang pengadaan &
pembinaan tenaga guru & karyawan, melaksanakan pembaharuan di bidang kegiatan
ekstrakurikuler, melaksanakan pembaharuan dalam menggali sumber daya dari komite dan
masyarakat.
7. Peran kepala sekolah sebagai motivator. memiliki beberapa aspek sebagai berikut.

. Aspek kemampuan mengatur lingkungan kerja (fisik), yaitu mampu mengatur ruang (KS,
Wakil KS,TU) yang kondusif untuk bekerja, ruang kelas yang kondusif untuk KBM,BK/UKS,
perpustakaan yang kondusif untuk belajar, halaman lingkungan sekolah yang sejuk, nyaman
dan teratur.

b. Aspek kemampuan mengatur suasana kerja (non fisik), yaitu mampu menciptakan
hubungan kerja yang harmonis sesama guru, menciptakan hubungan kerja yang harmonis
sesama karyawan, menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara guru dan karyawan,
menciptakan rasa aman di lingkungan sekolah.

c. Kemampuan menetapkan prinsip penghargaan dan hukuman, yaitu mampu menerapkan


prinsip penghargaan (reward), menerapkan prinsip hukuman (punishment),
menerapkan/mengembangkan motivasi internal dan eksternal bagi warga masyarakat.

Tugas dan peran kepala sekolahdalam manajemen kurikulum terdapat pada kompetensi
manajerial, yatu:

1. Menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan

2. Mengembangan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan,

3. Memimpin sekolah dalam rangkapendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal,

4. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajar yang


efektif,

5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta
didik,

6. Mengelola guru dan staff dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara
optimal,

7. Mengelola sarana danprasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal,

8. Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat dalamrangka pendirian dukungan ide,sumber


belajar,dan pembinaan sekolah,

9. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru serta penempatan dan
pengembangan kapasitas peserta didik,

10. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan
tujuan pendidikan nasional,
11. Mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan
dan efisien,

12. Mengolala ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah,

13. Mengelola unit layanankhusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan
kegiatan peserta didik di sekolah,

14. Mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program dan
pengambilan keputusan,

15. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan


manajemen sekolah, dan

16. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah
dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.
B. PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM
MADRASAH
Hubungan guru dan kurikulum, pengembangan kurikulummenjadi tugas penting yang harus
dilaksanakan oleh semua pengembang kurikulum, termasuk guru, di setiap tingkat pendidikan.
Setidaknya ada empat peran yang harus dijalankan oleh guru dalam mengembangkan
kurikulum, yaitu:

1. Sebagai implementer (pelaksana) kurikulum;

2. Sebagai developer (pengembang) kurikulum;

3. Sebagai adapter (penyelaras) kurikulum; dan

4. Sebagai researcher (peneliti) kurikulum.

a. Peran Guru sebagai Implementer atau Pelaksana Kurikulum

Sebagai implementer atau pelaksana kurikulum, guru berperan untuk menjalankan


kurikulum yang telah disusun, yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah
dirancang secara terpusat dalam bentuk Garis‐Garis Besar Program Pengajaran (GBPP).
Kurikulum ini harus diaplikasikan oleh guru dalam setiap proses pembelajaran di sekolah,
khususnya di kelas. Dengan demikian, ruang peran guru sebagai implementer kurikulum tidak
sampaikepada penentuan isi dan target kurikulum, tetapi hanya terbatas pada
penentuan kegiatan‐kegiatan pembelajaran, mulai dari perencanaannya sampai
kepada pelaksanaannya. Dalam peran ini, kedudukan guru adalah sebagai tenaga teknis
yang hanya bertanggung jawab dalam mengimplementasikan berbagai ketentuan yang ada.

Adapun peran dan tanggung jawab guru dalam pelaksanaan kurikulum PAI adalah seperti
berikut:

1) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai denganrencana pembelajaran.

2) Menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan lingkungan
sekolah.

3) Memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kondisi sekolah.
4) Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.

5) Mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode dan tehnik yang tepat).

6) Mengelola kelas dengan baik dan sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.

7) Merefleksikan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan.

8) Berkonsultasi dengan kepala Madrasah/ Pengawas untuk mengatasi kendala.

9) Membantu kesulitan siswa dalam proses belajar.

Proses implementasi kurikulum untuk semua bidang studi atau mata pelajaran, khususnya
PAI selalu menggambarkan keterkaiatan proses dengan tujuan dan konten, kejelasan teori
belajar, keterkaitan dengan sosial, budaya, teknologi, ketersediaan fasilitas alat, alokasi waktu,
fleksibilitas, peran guru dan peserta didik, peran evalusi dan perlunya feedback.

b. Peran Guru sebagai Developer atau Pengembang Kurikulum

Sebagai developer (pengembang) kurikulum, guru diberi kewenangan untuk mendesain


kurikulum madrasah. Peran pengembangan kurikulum ini terkait erat dengankarakteristik, visi
dan misi sekolah atau madrasah, serta pengalaman belajar yang dibutuhkan oleh siswa.
Pelaksanaan peran ini dapat dilihat dalam pembuatan dokumen kurikulum, pengembangan
silabus dan rencanapelaksanaan pembelajaran, dan muatan lokal (Mulok) sebagai bagian dari
struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Pembuatan dan pengembangan kurikulum muatan lokal sepenuhnya diserahkan


kepada tiap‐tiap satuan pendidikan. Kurikulum ini dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan tiap‐tiap sekolah sesuai dengan character distingtif-nya. Karena setiap sekolah
memiliki kurikulum mulok tersendiri, maka ada kemungkinan terjadi perbedaan kurikulum
mulok antar sekolah atau madrasah.

Dalam kaitannya posisi guru sebagai developer atau pengembang kurikulum. Guru dituntut
aktif, kreatif, dan komitmen tinggi dalam penyusunan dokumen kurikulumPAI, seperti:

1) Mengikuti in house training tentang konsep dasar dan pengembangan kurikulum.

2) Berperan aktif dalam tim perekayasa dan pengembang kurikulum sesuai dengan kelompok
bidang studi.

3) Berperan aktif dalam penyusunan standar isi dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

4) Berperan aktif dalam menyusun Standar Kompetensi (SK) dan Kopetensi Dasar (KD) serta
pemetaannya.
5) Mengembangkan silabus pembelajaran.

6) Menyusun RPP dan perangkat operasional yang mendukung RPP, seperti Lembar Kerja
Siswa dan bahan ajar (seperti modul pembelajaran).

c. Peran Guru sebagai Adapter atau Penyelaras Kurikulum

Sebagai adapter, guru memiliki kewenangan untuk menyesuaikan kurikulum


dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal (kebutuhan siswa dan daerah). Dalam fase
ini, tugas pertama seorang guru adalah memahami dengan baik karakteristik sekolahnya, tugas
kedua adalah mengakomodir kebutuhan‐kebutuhan masyarakat dan daerahnya, dan tugas
ketiga adalah membuat desain kurikulum sekolah sesuai kebutuhan madrasah dan masyarakat
lokal.

Berikut ini adalah langkah-langkah memahami karakteristik dan kebutuhan masyarakat di


sekitar madrasah atau sekolah, yaitu

1. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan masyarakat terhadap madrasah atau sekolah.

Kegiatan ini dilakukan untuk menelaah dan mendata berbagai keadaan dan kebutuhan
sekitar madrasah yang bersangkutan. Data tersebut dapat diperoleh dari berbagai pihak yang
terkait di daerah sekitar madrasah yang bersangkutan sepertimasyarakat sekitar madrasah,
Pemda/ Bappeda, Instansi vertikal terkait, Perguruan Tinggi, dunia usaha/ industri, dan potensi
daerah yang bersangkutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya, dan kekayaan alam.
Keadaan daerah seperti telah disebutkan dapat diketahui antara lain dari:

1) Rencana pembangunan daerah bersangkutan termasuk prioritas pembangunan daerah


baik jangka pendek maupun jangka panjang;

2) Pengembangan ketenagakerjaan termasuk jenis kemampuan dan keterampilan


yang diperlukan;

3) Aspirasi masyarakat mengenai pelestarian alam dan pengembangan daerahnya.

2. Menentukan fungsi dan susunan atau komponen muatan yang sesaui dengan kebutuhan
madrasah dan masyarakat sekitar.

Berdasarkan kajian dari beberapa sumber seperti di atas dapat diperoleh berbagai
jenis kebutuhan. Berbagai jenis kebutuhan ini dapat mencerminkan fungsi muatan
kurikulum lembaga, antara lain untuk:
1)Melestarikan dan mengembangkan kajian kitab kuning;

2)Meningkatan amaliah salafiah;

3) Meningkatkan kemampuan berwirausaha;

3. Berdasarkan fungsi muatan dan kebutuhan lembaga tersebut dapat ditentukan kajian
kebutuhan lokal

Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai kemungkinan muatan
lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian sesuai dengan dengan keadaan dan kebutuhan
madrasah. Penentuan bahan kajian kebutuhan lokal didasarkan pada kriteria berikut:

1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik;

2) Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan;

3)Tersedianya sarana dan prasarana;

4) Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan;

5) Kelayakan berkaitan dengan pelaksanaan di madrasah;

6) Lain-lain yang dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan kondisi dan situasi daerah.

4. Menentukan Mata Pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan madrasah dan masyarakat

Berdasarkan bahan kajian kebutuhan lembaga tersebut dapat ditentukan mata pelajaran
dan kegiatan pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran ini pada dasarnya dirancang agar bahan
kajian kebutuhan lokal dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan perilaku
kepada peserta didik agar mereka memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku yang
sesuai dengan harapan lembaga dan masyarakat sekitar sesuai dengan nilai-nilai atauaturan
yang berlaku di lingkungan madrasah danmendukung kelangsungan pembangunan daerah serta
pembangunan nasional.

5. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta silabus.

Korelasinya dengan pendidik atau guru sebagaiadapter atau penyelaras kurikulum PAI,
seorang guru dituntut untuk memahami situasi, kondisi dan momentum
karakteristik miilieu yang ada di sekolahnya, sehingga dapat melaksanakan tugas guru
sebagai adapter dalam penerapan kurikulum PAI di institusinya sendiri.

d. Peran Guru sebagai Researcher atau Peneliti Kurikulum

Pada fase ini guru mempunyai peranan sebagai peneliti kurikulum (curriculum researcher).
Peran inidilaksanakan sebagai bagian dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab
dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam melaksanakan perannya sebagai peneliti,
guru memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum, misalnya menguji
bahan-bahan kurikulum, menguji efektifitas program, menguji strategi dan model pembelajaran
dan lain sebagainya termasuk mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai target
kurikulum. Metode yang digunakan oleh guru dalam meneliti kurikulum adalah PTK dan Lesson
Study.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah metode penelitian yang berangkat dari masalah
yang dihadapi guru dalam implementasi kurikulum. Melalui PTK, guru berinisiatif melakukan
penelitian sekaligus melaksanakan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Dengan demikian, dengan PTK bukan saja dapat menambah wawasan guru dalam
melaksanakan tugas profesionalnya, akan tetapi secara terus menerus guru dapat
meningkatkan kualitas kinerjanya.

Sedangkan lesson study adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru/ sekelompok
guru yang bekerja sama dengan orang lain (dosen, guru mata pelajaran yang sama/ guru satu
tingkat kelas yang sama, atau guru lainya), merancang kegiatan untuk meningkatkan mutu
belajar siswa dari pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru dari perencanaan
pembelajaran yang dirancang bersama/ sendiri, kemudian di observasi oleh teman guru yang
lain dan setelah itu mereka melakukan refleksi bersama atas hasil pengamatan yang baru saja
dilakukan.

Dunia pendidikan di Indonesia sudah mengalami beberapa perubahan kurikulum. Hal ini
bukan berarti ganti menteri pendidikan ganti kurikulum, seperti pendapat sebagian guru,
melainkan kurikulum harus selalu berubah sesuai dengan tuntutan jaman.

Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum, dan standar kompetensi, dibawah koordinasi
dan supervisi dinas pendidikan setempat. Dengan adanya otonomi sekolah memotivasi guru
untuk mengubah paradigma sebagai “curriculum user” menjadi “curriculum developer”. Guru
mampu keluar dari kultur kerja konvensional menjadi kultur kerja kontemporer yang dinamis,
dan guru mampu memainkan peran sebagai “agent of change”. Hendaknya guru mengajar
anak-anak kita sesuai dengan zamannya. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW.

Pada era globalisasi seperti ini, madrasah dengan melibatkan guru, harus
melakukan reformasi dan inovasi dalam proses belajar mengajar dan kurikulum secara
terusmenerus. Untuk dapat melakukan reformasi dan inovasi pendidikan, diperlukan dukungan
empirik yang dihasilkan melalui kegiatan penelitian. Jika tidak, guru akan terisolasi dari
pengetahuan dan informasi mutakhir. Tanpa ada dukungan penelitian, proses pendidikan akan
mandek dan reformasi serta inovasi mustahil dapat dilakukan. Hasil penelitian dapat membantu
guru untuk mengambil keputusan yang tepat dan akurat untuk kepentingan proses belajar
mengajar dan pembenahan kurikulum. Jikakeputusan tersebut dibantu dengan hasil penelitian,
proses belajar mengajar dan kurikulum dapat dicapai dengan optimal dan efektif. Pembelajaran
yang efektif merupakan hal yang kompleks dan rumit untuk dapat dikonsepsikan dan dibentuk
paradigmanya secara tunggal dan universal.

Peserta didik adalah insan manusia yang unik. Mereka tidak dapat diperlakukan seperti
benda mati yang dapat dikendalikan semaunya oleh semua pihak. Mereka memiliki minat,
bakat, keinginan, motivasi, dan latar belakang social ekonomi yang berbeda. Perbedaan ini
membuat sulitnya merumuskan proses belajar danmengajar serta penyusunan kurikulum yang
ideal. Tanpa dukungan hasil penelitian, guru dapat terjebak pada paktik pembelajaran
dan perumusan kurikulum yang menyesatkan dan menjerumuskan peserta didik danmematikan
kreativitas mereka. Tanpa dukungan penelitian, guru bisa jadi menggunakan cara pembelajaran
dan mengajarkan hal yang sama dari tahun ke tahun. Sementara itu, zaman di mana peserta
didik dibesarkan telah berubah amat cepat sehingga pada gilirannya akan berpengaruh pada
sikap dan reaksi terhadap berbagaituntutan zaman. Disinilah peran vital guru PAI untuk selalu
terus haus sebagai peneliti kurikulum (PAI) yang mampu memahami kondisi zaman.

Anda mungkin juga menyukai