Anda di halaman 1dari 95

IMPLEMENTASI DAKWAH DI RUMAH MAKAN AYAM

PENYET SURABAYA CABANG PURWOKERTO

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam


Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh :
RISKA NUR DIANA
NIM : 1423102078

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2018
IMPLEMENTASI DAKWAH DI RUMAH MAKAN AYAM
PENYET SURABAYA CABANG PURWOKERTO

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam


Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh :
RISKA NUR DIANA
NIM : 1423102078

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2018
IMPLEMENTASI DAKWAH DI RUMAH MAKAN
AYAM PENYET SURABAYA

RISKA NUR DIANA


NIM 1423102078

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam


Fakultas Dakwah
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto

ABSTRAK

Rumah makan Ayam Penyet Surabaya (APS) adalah salah satu jenis usaha
waralaba yang menerapkan kaidah-kaidah Islam dalam menjalankan bisnisnya.
Segala proses kegiatan yang ada di rumah makan tersebut tidak terlepas dari
syariat agama, seperti setiap karyawati wajib memakai pakaian yang menutup
aurat, setiap minggu wajib mengikuti kajian agama. Dimana hal tersebut tidak
lazim dilakukan di rumah makan lain pada umumnya. Maka dari itu, penulis
tertarik untuk meneliti tentang bagaimana dakwah yang diterapkan di APS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana bentuk dan
pelaksanaan dakwah yang ada di APS.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya
deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara semi
terstruktur, observasi dan dokumentasi. Kemudian dianalisis dengan model Miles
dan Huberman, dengan langkah-langkah: reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.
Berdasarkan kerangka analisis tersebut, hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa implementasi dakwah di Ayam Penyet Surabaya Cabang
Purwokerto tidak terlepas dari kebijakan perusahaan. Karena masuk ke dalam
kebijakan perusahaan maka wajib hukumnya melaksanakan segala aktivitas
dakwah. Materi yang disampaikan seputar Keimanan, Akidah dan Akhlak.
Sedangkan metode yang digunakan yaitu dakwah al hikmah, mauizhaah hasanah,
al mujadalah bi-al-lati hiya ahsan serta bil hal. Sedangkan efek yang ditimbulkan
dari dakwah yaitu dengan adanya perubahan karyawan ke arah yang lebih baik.
Bentuk dakwah yang diterapkan adalah dakwah bil lisan, dakwah bil
qolam serta dakwah bil amal.

Kata kunci: Implementasi, Dakwah, Ayam Penyet Surabaya


MOTTO

َ ‫اَّللِ تَ َع‬
‫اَل أ َْد َوُم َها َوإِ ْن قَ هل‬ ‫ب األ َْع َم ِال إِ ََل ه‬
ُّ ‫َح‬
َ‫أ‬
“Amalan yang lebih dicintai Allah adalah amalan yang terus-
menerus dilakukan walaupun sedikit.”

(Nabi Muhammad SAW)


PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan hormat, kupersembahkan karya kecilku

untuk orang-orang yang kusayangi:

Bapak Tohirin dan Ibu Supriyatin, motivator terbesarku yang tak pernah

jemu mendoakan dan menyayangiku, atas semua pengorbanan dan

kesabaran mengantarku sampai kini. Tak pernah cukup ku membalas

berjuta-juta rasa yang Bapak dan Ibu ikhlaskan kepadaku.

Kakakku Rizky Hidayatullah dan kedua adikku Rezanti Nur Savah dan Rafli

Ahmad Zain yang tak pernah lelah memotivasi dan mendo’akan.

Guru-guru yang telah mendidik dan membimbingku sampai saat ini,


terimakasih atas ilmu yang telah dibagikan.

Sahabat-sahabatku yang tak henti-hentinya menyemangati diberbagai


situasi dan kondisi

Teman-teman KPI 2014


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil „alamin, puji syukur kehadirat Alloh SWT, berkat


rahmat dan kasih sayangnya kepada penulis sehingga dalam kesempatan ini dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI DAKWAH
DI RUMAH MAKAN AYAM PENYET SURABAYA” tanpa halangan suatu
apapun.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi agung Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang menjadi
suri tauladan bagi umatnya. Sebuah nikmat yang luar biasa, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Dr. H. Ahmad Lutfi Hamidi, M.Ag selaku Rektor IAIN Purwokerto.
2. Drs. Zainal Abidin, M.Pd selaku Dekan Fakultas Dakwah beserta wakil-wakil
Dekan.
3. Muridan, M.Ag selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
beserta jajarannya.
4. Warto, M.Kom. selaku pembimbing akademik, yang telah memberikan
bimbingan.
5. Dr. H. Abdul Basit, M. Ag selaku pembimbing skripsi, yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan serta motivasi
selama ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Dakwah, dan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam yang telah memberikan ilmunya, semoga dapat bermanfaat.
7. Kedua orang tuaku, Bapak Tohirin dan Ibu Supriyatin yang telah memberikan
do’a, kasih sayang, serta dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh teman-teman KPI angkatan 2014 yang sama-sama berjuang,
memberikan semangat, dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi, yang
juga telah memberikan cerita selama berproses di IAIN Purwokerto.
9. Teman-teman KKN Panusupan dan teman-teman PPL Trans7 yang telah
menemani berproses.
10. Keluarga besar Ayam Penyet Surabaya Cabang Purwokerto yang telah
mengizinkan serta memberikan kesempatan, waktu dan ruang untuk
melakukan penelitian.
11. Serta semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat. Aamiin

Purwokerto, Agustus 2018


Penulis,

Riska Nur Diana


NIM. 1423102078
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ....................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................. v

HALAMAN MOTTO ............................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Penrgasan Masalah .................................................................... 5

C. Rumusan Masalah ..................................................................... 6

D. Tujuan dan Manfaat .................................................................. 7

E. Telaah Pustaka .......................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 11

BAB II DAKWAH DI INDUSTRI WARALABA

A. Pengertian Dakwah ................................................................... 13

B. Dasar Hukum Pelaksanaan Dakwah ......................................... 16

C. Fungsi Dakwah.......................................................................... 17

D. Tujuan Dakwah ......................................................................... 18

E. Bentuk Dakwah ......................................................................... 20


F. Unsur-Unsur Dakwah................................................................ 20

G. Dakwah dan Pengembangan Ekonomi Umat ............................ 35

H. Unsur-Unsur Dakwah................................................................ 20

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Jenis Penelitian ..................................................... 39

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 40

C. Subyek dan Obyek Penelitian ................................................... 40

D. Sumber Data .............................................................................. 41

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 41

F. Analisis Data ............................................................................. 43

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN DAKWAH DI RUMAH

MAKAN AYAM PENYET SURABAYA (APS) CABANG PURWOKERTO

A. Gambaran Umum APS Cab. Purwokerto ................................. 45

1. Sejarah Waralaba APS ....................................................... 46

2. Visi dan Misi Waralaba APS ............................................. 47

3. Jenis dan Jadwal Kegiatan ................................................. 48

B. Implementasi Dakwah di APS Cab. Purwokerto ..................... 48

C. Bentuk dakwah di APS Cab. Purwokerto ................................. 57

D. Analisi Kelebihan dan Kelemahan Dakwah di APS

Cab. Purwokerto ....................................................................... 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 77

B. Saran-saran ................................................................................ 78
C. Penutup ..................................................................................... 78-

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dakwah adalah ajakan atau seruan untuk mengajak kepada seseorang

atau sekelompok orang untuk mengikuti ajaran dan mengamalkan nilai – nilai

Islam.1 Dengan kata lain dakwah adalah proses penyampaian ajaran Islam

dari seseorang ke orang lain, baik secara individu maupun kelompok.

Dakwah dapat dijadikan sebagai ajakan dan dorongan untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia sekaligus kualitas hidup mereka. Dengan

berlandaskan iman, seseorang akan berpikir terlebih dahulu sebelum

melakukan hal – hal yang dilarang yang dapat merugikan diri sendiri atau

orang lain, mereka akan merasa bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi

segala perbuatan.

Dakwah memiliki kedudukan yang tinggi dan mempunyai peranan

yang sangat penting menurut pandangan Allah SWT dan Nabi Muhammad

SAW. Sehingga Allah SWT menganjurkan kepada setiap muslim agar

menyeru kepada kebaikan dan menyampaikan nasehat-nasehat yang baik

kepada masyarakat serta menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh

agama Islam. Kewajiban dakwah ini tergambar dalam firman Allah SWT QS.

Ali Imron ayat 104:

ِ ‫ولْت ُك ن ِم نْ ُك م أُمه ةٌ ي ْد ع و َن إِ ََل ا ْْل ْيِ وي أْم رو َن بِا لْم ع ر‬


ِ‫وف َويَ نْ َه ْو َن عَ ن‬ ُْ َ ُ ُ َ َ َْ ُ َ ْ ْ ََ
ِ
‫ح و َن‬ َ ِ‫ا لْ ُم نْ َك رِ ۚ َوأُولََٰ ئ‬
ُ ‫ك ُه مُ ا لْ ُم ْف ل‬
1
Andy Dermawan, dkk, Metodologi Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: Lesfi, 2002), hlm. 24

1
2

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung (QS. Ali Imron:104)”.2

Begitu pentingnya perintah dakwah ini, sehingga berbagai metode

diterapkan. Hal ini dipertegas oleh HM. Arifin dalam bukunya “Psikologi

Dakwah” bahwa :

Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik


dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang
dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi
orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar supaya
timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan
serta pengamalan terhadap amalan ajaran agama sebagai message yang
disampaikan kepadanya dengan tanpa unsur paksaan.3

Dakwah dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan agar

Islam diterima, dihayati dan diamalkan secara benar dalam kehidupan

manusia. Dalam upaya untuk merealisasikan ajaran Islam ke dalam

kehidupan manusia, maka hampir seluruh lapisan masyarakat terlibat

didalamnya.

Dengan demikian, dakwah Islamiyah mencakup segala aktivitas dan

usaha mengubah satu situasi ke arah situasi yang lebih baik sesuai ajaran

Islam. Secara umum tujuan dakwah adalah mengajak umat manusia kepada

jalan yang benar dan dirihoi Allah SWT. Agar dapat hidup agar dapat hidup

bahagia dan sejahtera di dunia maupun akhirat.4

2
Departemen Agama RI, Al-Hikmah, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV
Penerbit Diponegoro, 2010). hlm. 63.
3
HM. Arifin, M. Pd. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Cet. Pertama. (Jakarta :
Bumi Aksara, 1991), hlm. 6.
4
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 65.
3

Posisi umat Islam dengan dinamika permasalahan, banyak di antara

mereka yang terjebak dan menyalah artikan pandangan mereka tentang

persoalan mencari harta sebagai wujud kekayaan dan kemakmuran. Sehingga

banyak dari umat Islam yang hidupnya kaya dengan harta, tetapi miskin

ketakwaan atau sebaliknya. Ada pula yang menafsirkan bahwa harta adalah

fitrah dunia dan bagi mereka yang memiliki pandangan bahwa hidup adalah

ibadah saja dan menjauhi segala urusan yang berbau dunia. Maka dari itu

dalam mejalankan kehidupan di dunia haruslah menyeimbangkan antara

kebutuhan material5 dan kebutuhan immaterial6.

Dewasa ini dakwah dapat dilakukan di mana saja, salah satunya yaitu

di rumah makan. Di rumah makan tentunya terdapat karyawan dengan

kesibukannya masing-masing. Dimana kesibukan-kesibukan tersebut dapat

mempengaruhi kualitas ibadah karyawan apabila karyawan tersebut kurang

mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang agama. Pengetahuan dan

pemahaman tersebut juga masih kurang jika tidak diiringi dengan penerapan

kehidupan sehari-hari. Disinilah pentingnya menanamkan kaidah-kaidah

Islam. Sekalipun sedang disibukkan dengan ramainya konsumen, ibadah tetap

harus dijalankan.

Ayam Penyet Surabaya adalah salah satu cabang bisnis waralaba di

bidang kuliner dari Ayam Bakar Wong Solo Group. Puspo Wardoyo yang

merupakan pemilik Ayam Bakar Wong Solo. Beliau sudah merintis bisnisnya

5
Kebutuhan material adalah kebutuhan yang berbentuk benda material atau benda
berwujud, seperti tas, makanan, rumah, pakaian, dll.
6
Kebutuhan immaterial adalah kebutuhan yang berbentuk benda immaterial atau benda
yang tak berwujud, seperti nasihat ulama, penjelasan guru, hiburan, petunjuk dokter, dll.
4

sejak tahun 1991 dan banyak menciptakan inovasi dalam bidang kuliner.

Salah satu yang kini digandrungi masyarakat adalah ayam penyet Surabaya.

Ayam penyet Surabaya sendiri diprakarsai Puspo pada tahun 1993 dari nama

salah satu menu ayam bakar wong solo yang sangat disukai masyarakat. Kini

ia sukses mendirikan beberapa merek restoran dibawah payung Wong Solo

Group dan memiliki sekitar 182 gerai tersebar di kota-kota besar di seluruh

Indonesia salah satunya cabang di Purwoketo. Di Purwokerto terdapat dua

gerai Ayam Penyet Surabaya yang terletak di Jalan Dr. Angka No. 78B dan di

Jalan Jend. Sutoyo No. 18 Sawangan.

Karyawan yang bekerja di Ayam Penyet Surabaya diwajibkan

menggunakan pakaian yang menutup aurat. Di mana pakaian tersebut tidak

umum digunakan di rumah makan pada umumnya. Selain itu setiap pagi

sebelum APS buka diadakan shalat dhuha, dzikir pagi dan kultum yang wajib

diikuti oleh seluruh karyawan rumah makan tersebut. Setiap minggu juga ada

kajian untuk karyawan APS. 7

Penelitian ini dilakukan karena ketertarikan penulis pada rumah makan

Ayam Penyet Surabaya Cabang Purwokerto yang berada di Jl. Dr. Angka

78B. Pertama, karena menerapkan nilai-nilai Islam di dalam menjalankan

bisnisnya, seperti mewajibkan karyawati berpakaian menutup aurat. Alasan

kedua, karena setiap pagi sebelum rumah makan dibuka selalu diadakan

shalat dhuha, dzikir pagi, kultum dan kajian setiap minggu. Ketiga karena

7
Observasi pada tanggal 27 Februari 2018.
5

outlet yang berada di Jl. Dr. Angka merupakan pusat dari APS yang ada di

wilayah Purwokerto dan sekitarnya.

Dari penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Implementasi Dakwah di rumah makan Ayam Penyet Surabaya

Cabang Purwokerto”.

B. PENEGASAN ISTILAH

Penegasan istilah dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis

tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-

hasil penelitian yang relevan dengan variable yang diteliti.8

Penegasan istilah ini dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya

kesalahpahaman dalam pembahasan masalah penelitian dan untuk

memfokuskan kajian pembahasan sebelum dilakukan analisis lebih lanjut,

maka definisi operasional penelitian ini adalah :

1. Implementasi

Implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu implementation

yang artinya pelaksanaan.9 Implementasi menurut para ahli adalah suatu

tindakan atau pelaksanaan rencana yang telah disusun dengan cermat dan

rinci. Implementasi tidak hanya aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang

direncanakan dan dilaksanakan dengan serius dengan mengacu pada

norma-norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.10

8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), Hlm. 58.
9
John Hasan, Kamus Inggris Indonesia(Jakarta: Gramedia, 1989), hlm. 313.
10
Agus Ahmad, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001), hlm. 159. alam skripsi Agung Drajat Sucipto, “Implementasi Dakwah Bil Hal Pac Ikatan
6

2. Dakwah

Dakwah adalah mengajak (mendorong) manusia untuk mengikuti

kebenaran dan petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan dan

melarang mereka dari perbuatan munkar agar mereka mendapatkan

kebahagiaan di dunia dan di akhirat.11

Dakwah adalah setiap usaha dan aktivitas dengan lisan atau

tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya

untuk beriman dan menaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis akidah

dan syari’ah serta akhlak islamiyah.12

Dalam pengertian yang integralistik, dakwah merupakan suatu

proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban

dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar besedia masuk ke jalan

Allah, dan secara bertahap menuju kehidupan yang islami. 13

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas latar belakang masalah tersebut, maka

peneliti mencoba mengemukakan suatu permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi dakwah di rumah makan Ayam Penyet

Surabaya?

2. Bagaimana bentuk dakwah di rumah makan Ayam Penyet Surabaya?

Pelajar Nahdlatul Ulama-Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (Ipnu-Ippnu) Karanglewas


Tahun 2016”, (IAIN Purwokerto: Purwokerto, 2017), hlm. 6.
11
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah... ..., hlm. 4.
12
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah... ...,hlm 5
13
Didin Hafinuddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), hlm. 77.
7

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini mempunyai

tujuan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui implementasi dakwah di rumah makan Ayam

Penyet Surabaya Cabang Sawangan Purwokerto.

b. Untuk mengetahui bentuk dakwah yang diterapkan di rumah makan

Ayam Penyet Surabaya

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat diantaranya

adalah:

a. Bagi Mahasiswa

Dapat dijadikan pedoman atau bahan perbandingan dan studi

pustaka khususnya yang berkenaan dengan implementasi dakwah

untuk penelitian selanjutnya.

b. Bagi Institusi

Memberikan kontribusi pemikiran tentang nilai-nilai yang

diterapkan dalam dunia kuliner dan kaitanya dengan dakwah Islam.

Gagasan tersebut kiranya dapat menjadi pendorong kehendak untuk

mengimplementasikan dakwah diberbagai bidang usaha.

c. Bagi Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya

Dapat digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan

pelaksanaan dakwah di tempat tersebut.


8

E. TELAAH PUSTAKA

Dalam menyusun penelitian ini penulis melakukan penelusuran

beberapa litelatur yang bertema serupa dengan permasalahan yang akan

diteliti, sehingga dapat dijadikan pertimbangan maupun acuan ketika

mengerjakan skripsi. Selain itu untuk memberikan gambaran dinamika

permasalahan yang peneliti lakukan berdasarkan penelitian terdahulu.

Penelusuran literature ini penulis gunakan untuk menghindari plagiasi serta

membuktikan bahwa judul dan penelitian yang penulis ambil belum pernah

ada sebelumnya dan sebagai pelengkap penelitian-penelitian sebelumnya.

Pertama, skripsi Dewi Purwati tentang Dakwah Dan Kewirausahaan

(Studi Kasus Di PT. Pustaka Rizki Putra Semarang), mahasiswi Jurusan

Dakwah dan Komunikasi IAIN Walisongo 2014. Kesimpulan dari penelitian

tersebut adalah pelaksanaan kegiatan agamaan di PT. Pustaka Rizki Putra

Semarang telah terealisasikan dengan sangat baik. Dalam kewirausahaannya

terdapat faktor pendorong dan penghambat keberhasilan berwirausaha di PT.

Pustaka Rizki Putra Semarang.14

Kedua, Skripsi Ziyad Faroh Haqiqi “Manajemen Kewirausahaan

(Studi Kasus di Pesantren Abdurrahman bin Auf Klaten)”. Skripsi.

Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo 2009, Jurusan/Prodi:

Kependidikan Islam ini memuat potret pernik manajemen pesantren berbasis

wirausaha. Pesantren yang memiliki unit usaha agrobisnis yang dipadukan

dengan sistem manajemen terkini dan aplikasi teknologi mutakhir. Dan juga

14
Dewi Purwanti, “Dakwah Dan Kewirausahaan (Studi Kasus Di PT. Pustaka Rizki Putra
Semarang)”, Skripsi, (Semarang: Jurusan Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo, 2014).
9

didukung sumber daya manusia yang mumpuni di bidangnya. Sehingga hasil

penelitian ini sangat layak untuk menjadi bekal sumber inspirasi bagi para

pakar yang bergerak di dunia Pendidikan Islam. Baik secara kajian teori yang

dianut maupun praktik ilmu yang diterapkan. Kesemuannya bertujuan

membangun sistem pendidikan Islam yang kokoh dan berdaya saing kuat. 15

Ketiga, Skripsi Agus Koribul Ahwan dengan judul Nilai-nilai Takwa

dalam Wirausaha Relevansinya dengan Tujuan Dakwah ( Studi Analisis Buku

Berani Kaya Berani Takwa Karya Anif Sirsaeba ). Skripsi. Semarang:

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2010. Penelitian ini merupakan

jenis penelitian kepustakaan (libarary research). Data penelitian yang

terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode content analisys, yaitu

metode analisis yang menitik beratkan pada pemahaman isi dan maksud yang

sebenarnya dari sebuah data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam

buku Berani Kaya Berani Takwa mengandung beberapa nilai-nilai takwa

dalam wirausaha, yaitu: nilai kejujuran dan amanah; nilai syukur; nilai

membina silaturrahmi, nilai berinfak di jalan Allah; nilai membantu para

penuntut ilmu; nilai berbuat baik pada fakir miskin; nilai berhijrah di jalan

allah; nilai menjadikan akhirat sebagai tujuan utama; nilai berani berusaha

dan berdo’a; dan nilai bertawakkal kepada Allah Swt. dalam menjalankan

aktivitas wirausaha. Secara garis besar nilai takwa dalam wirausaha adalah

etika yang digunakan dalam kegiatan wirausaha, khususnya bagi umat Islam.

Nilai tersebut memberikan manifestasi kepada setiap muslim yang

15
Ziyad Faroh Haqiqi, “Manajemen Kewirausahaan (Studi Kasus di Pesantren
Abdurrahman bin Auf Klaten)”, Skripsi (IAIN Walisongo: Semarang, 2009).
10

berwirausaha untuk tetap dalam aturan-aturan agama, dengan mengamalkan

ajaran-ajaran Allah Swt dan menjauhi segala larangan-larangannya ketika

menjalankan roda bisnisnya. Demikian pula dengan tujuan pendidikan Islam

adalah untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan

pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia

muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. serta berakhlak mulia

dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.16

Keempat yaitu dalam Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan oleh Harjoni

Desky yang berjudul Pengaruh Etos Kerja Islami Dan Gaya Kepemimpinan

Terhadap Kinerja Karyawan Rumah Makan Ayam Lepaas Lhokseumawe.

Penelitian ini menunjukkan bahwa etos kerja islami dan gaya kepemimpinan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Rumah

Makan Ayam Lepaas di kota Lhokseumawe. Nilai-nilai etos kerja islami yang

dilaksanakan dengan baik oleh karyawan akan menumbuhkan komitmen yang

tinggi terhadap organisasi yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan

kinerja karyawan pada Rumah Makan Ayam Lepaas di Kota Lhokseumawe.

Pimpinan yang mampu menerapkan gaya kepemimpinan dengan baik akan

menumbuhkan komitmen yang tinggi terhadap organisasi yang pada akhirnya

berdampak pada peningkatan kinerja karyawan pada Rumah Makan Ayam

Lepaas di Kota Lhokseumawe.17

16
Agus Koribul Ahwan, “Nilai-nilai Takwa dalam Wirausaha Relevansinya dengan
Tujuan Dakwah” ( Studi Analisis Buku Berani Kaya Berani Takwa Karya Anif Sirsaeba )”, Skripsi
, (Semarang : IAIN Walisongo, 2010).
17
Harjoni Desky, “Pengaruh Etos Kerja Islami Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Karyawan Rumah Makan Ayam Lepaas Lhokseumawe”, Jurnal Penelitian Sosial
Keagamaan, Vol. 8, No. 2, 2014.
11

Kelima di dalam jurnal Ilmu Dakwah oleh Uwoh Saefuloh yang

berjudul Implementasi Teori Dakwah Fungsional Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Ummat. Jurnal ini menjelaskan bahwa Dakwah adalah suatu

proses perubahan yang berorientasi pada perubahan suatu kondisi atau situasi

kehidupan masyarakat tertentu kearah kondisi atau situasi kehidupan yang

lebih baik. Ini berarti bahwa da‟i (pelaku dakwah) merupakan agent of social

change, yang sudah semestinya dapat membangun kondisi atau situasi

kehidupan masyarakat yang baik dan sejahtera. Karena itu pada tataran

aplikatifnya proses dakwah hendaknya menggunakan teori-teori maupun

pendekatan dakwah fungsional. Artinya, teori-teori maupun pendekatan

dakwah yang digunakan ada relevansinya dengan tuntutan realitas kehidupan

masyarakat yang syarat dengan tuntutan kebutuhan hidup. Untuk itu Alquran

telah meletakkan banyak landasan-landasan praktis berkenaan dengan

implementasi teori dakwah yang relevan dengan realitas masyarakat sebagai

mad’u dalam hubungannya dengan peningkatan kesejahteraan ummat.18

F. SISTEMATIKA KEPENULISAN

Untuk mengetahui dan mempermudah dalam penelitian ini, maka

penulis menyusun sistematika pembahasan ke dalam pokok-pokok bahasan

yang dibagi menjadi lima bab yaitu:

Bab pertama, merupakan langkah awal dalam melakukan sebuah

penelitian. Dalam bab ini masih menjelaskan hal-hal yang bersifat dasar,

belum terlalu mendalam, seperti menjelaskan mengapa penulis tertarik untuk


18
Uwoh Saefuloh, Implementasi Teori Dakwah Fungsional Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Ummat, Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 4, No. 14, ISSN 2548-8708, (Bandung:
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2009).
12

mengkaji tema tersebut, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

telaah pustaka sampai sistematika penulisan.

Bab kedua berisi teori-teori yang mendasari penulis untuk melakukan

penelitian tersebut, yang menjenjelasan secara rinci tentang teori dakwah di

industi waralaba.

Bab ketiga berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, tempat dan

waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, sumber data penelitian,

metode pengumpulan data, dan analisis data.

Bab keempat berisi hasil penelitian, yaitu berupa: gambaran umum

lokasi penelitian, penyajian data, analisis data, dan pembahasan tentang

implementasi dakwah di rumah makan Ayam Penyet Surabaya Cab.

Sawangan Purwokerto.

Bab kelima berisi penutup yang berupa kesimpulan dan saran-saran.


13

BAB II
DAKWAH DI INDUSTRI WARALABA

1. Pengertian Dakwah

Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da‟a, yad‟u

da‟wan, du‟a, yang berarti mengajak, menyeru, memanggil, seruan,

permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan

istilah-istilah tabligh, amr ma‟ruf dan nahi munkar, mau‟idzahoh hasanah,


19
tabsyir, indzhar, washiyah, tarbiyah, ta‟lim, dan khotbah. Dengan kata

lain, dakwah merupakan suatu penyampaian (tabligh) pesan-pesan tertentu

yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi

ajakan tersebut.20

Dalam pengertian yang lebih khusus dakwah berarti mengajak baik

pada diri sendiri ataupun pada orang lain untuk berbuat baik sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang telah digariskan Allah dan Rasul-Nya serta

meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tercela.21

Secara istilah dakwah memiliki pengertian yang beranekaragam.

Namun dari pengertian-pengertian yang berbeda memiliki keterkaitan yang

mendasar, yaitu amar ma‟ruf nahi munkar. Secara terminologis dakwah dapat

diartikan dari sisi positif dari ajakan untuk menuju keselamatan dunia

akhirat.22

19
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 17.
20
Siti Muriah, Metodolgi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000),
hlm. 2.
21
Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas,
1994), hlm. 29.
22
Mohammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 4.
14

Menurut Abdul Basit dalam bukunya Filsafat Dakwah, dakwah Islam

adalah proses mengajak dan memengaruhi orang menuju jalan Allah yang

dilakukan oleh umat Islam secara sistemik.23

Awisral Imam Zaidalah menjelaskan bahwa dakwah adalah suatu

proses penyelenggaraan aktivitas atau usaha yang dilakukan secara sadar dan

sengaja dalam upaya meningkatkan taraf dan tata nilai hidup manusia dengan

berlandaskan ketentuan Allah SWT dan Rosulullah SAW. 24

Fathul Bahri An-Nabiry dalam bukunya yang berjudul Meniti Jalan

Dakwah mendefinisikan dakwah adalah sebuah upaya dan kegiatan baik

dalam wujud ucapan maupun perbuatan, yang mengandung ajakan atau

seruan kepada orang lain untuk mengetahui, menghayati dan mengamalkan

ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, untuk meraih kehidupan di

dunia dan di akhirat.25

Menurut Siti Muriah dakwah adalah setiap upaya positif baik yang

berupa aktivitas lisan, tulisan, perbuatan maupun ketetapan guna

meningkatkan taraf hidup manusia dan nilainya sesuai dengan tuntutan

hidupnya dan mengacu pada konsep kehidupan yang ditetapkan Tuhan atas

mereka.26

Muhamad Nasir mendefinisikan dakwah adalah usaha menyerukan dan

menyampaikan kepada perorangan manusia dan keseluruhan umat tentang

pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini yang meliputi amar ma‟ruf

23
Abdul Basit, Filsafat Dakwah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2006), hlm. 46.
24
Awisral Imam Zaidallah, Stategi Dakwah Dalam Membentuk Da‟I dan Khotib
Profesional, (Cet. Pertama, Jakarta: Radar Jaya Offset, 2002), hlm. 4)
25
Fathul Bahri An-Nabiri, Meniti Jalan Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2008), hlm. 22.
26
Siti Muriah, Metodolgi Dakwah Kontemporer... ..., hlm. 10.
15

nahi munkar, dengan berbagai media dan cara yang diperbolehkan akhlak dan

membimbing pengalamannya dalam peri kehidupan perseorangan, berumah

tangga, bermasyarakat dan benegara.27

M. Munir dan Wahyu Ilaihi menyebutkan dakwah adalah aktivitas

menyampaikan ajaran Islam, menyuruh berbuat baik dan mencegah perbuatan

munkar, serta memberi kabar gembira dan peringatan bagi manusia.28 Quraish

Shihab dikutip oleh M. Munir dalam bukunya Manajemen Dakwah,

mendefinisikan dakwah sebagai seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau

usaha mengubah situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik dan

sempurna baik terhadap pribadi maupun masyarakat.29

Dari beberapa pengertian diatas memiliki perbedaan-perbedaan dalam

mengartikan dakwah, namun didalam perbedaan tesebut memiliki tujuan

yang sama yakni mengajak manusia kepada jalan yang benar sesuai dengan

petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya.

Sedangkan menurut peneliti, dakwah adalah usaha penyampaian pesan

agama berupa seruan atau ajakan untuk mengubah situasi dari yang tidak baik

menjadi baik dan yang baik menjadi lebih baik lagi sesuai dengan petunjuk

Allah SWT dan Rosul-Nya agar mendapatkan kebahagiaan, keberkahan serta

keselamatan di dunia dan diakhirat.

27
Siti Muriash, Metodolgi Dakwah Kontemporer,.... ...hlm.3.
28
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah,.... ...hlm.17.
29
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah,.... ...hlm. 20.
16

2. Dasar Hukum Pelaksanaan Dakwah

Dakwah merupakan aktivitas yang penting dalam Islam. Dengan

dakwah, Islam dapat tersebar dan diterima oleh manusia. Sebaliknya, tanpa

dakwah Islam akan semakin jauh dan selanjutnya akan lenyap dari

permukaan bumi. Maka dari itu setiap umat Islam wajib melaksanakan

dakwah.30

Dasar hukum dakwah Islam terdapat dalam dua sumber hukum Islam

yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Di dalam Al-Qur’an diantaranya dalam QS.

Ali Imron ayat 110

ِ ‫هاس تَأْم رو َن بِا لْم ع ر‬ ِ ‫ُك نْ ت م خ ي ر أُمه ةٍ أُخ رِج‬


ِ‫وف َوتَ نْ َه ْو َن عَ ن‬ ُْ َ ُ ُ ِ ‫ت ل لن‬ ْ َ ْ َْ َ ْ ُ
ِ َ‫أَه ل ا لْكِ ت‬
ۚ ‫اب لَ َك ا َن َخ يْ ًرا ََلُ ْم‬ ِ ِ ِ ِ
ُ ْ ‫ا لْ ُم نْ َك ر َوتُ ْؤم نُو َن ب ا هَّلل ۚ َولَ ْو آمَ َن‬
ِ َ‫ِم نْ ه م ا لْم ْؤ ِم نُو َن وأَ ْك ثَ ره م ا لْف‬
‫اس قُ و َن‬ ُ ُُ َ ُ ُُ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baikbagi mereka; di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakam mereka adalah orang-
orang yang fasik”. (QS. Ali Imron: 110)31

Ayat diatas menegaskan bahwa umat Muhammad (umat Islam) adalah umat

terbaik diantara umat-umat sebelumnya. Kelebihan diatas disebabkan umat

Islam memiliki tiga ciri sekaligus tugas pokok yaitu mengajak pada kebaikan;

mencegah kemunkaran; beriman kepada Allah untuk landasan utama bagi

segalanya.32

30
Mohammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah,.... ...hlm.37.
31
Departemen Agama RI, Al-Hikmah, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV
Penerbit Diponegoro, 2010), hlm. 64.
32
Mohammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah,.... ...hlm.28
17

Adapun dasar hukum dakwah Islam terdapat di dalam hadits,

diantaranya didalam HR. Bukhari yang artinya: “Sampaikanlah olehmu apa


33
yang kamu ketahui (terima) dari saya sekaipun satu ayat”. Sementara itu

sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa hukum dakwah adalah wajib

kifayah. Apabila dakwah sudah dilakukan oleh sekelompok atau sebagian

orang maka gugurlah segala kewajiban dakwah atas seluruh kaum muslimin,

sebab sudah ada yang melaksanakan walaupun oleh sebagian orang. 34

3. Fungsi Dakwah

Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT sebagai

penyempurna dari agama-agama sebelumnya untuk mengatur kehidupan

manusia. Oleh karena itu Islam harus senantiasa dibumikan dengan jalan

dakwah. Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting dalam

penyebarluasan Islam, karena dengan adanya dakwah maka Islam dapat

diketahui, dihayati dan dan diamalkan dari generasi ke generasi berikutnya.

Fungsi utama dari dakwah Islam adalah memberikan penjelasan dan

pemahaman kepada umat Islam agar menyembah kepada Allah SWT dan

menolak berbagai ideologi, pemahaman dan keyakinan hidup yang lainnya.

Dakwah juga berfungsi untuk membangun peradaban manusia yang sesuai

dengan ajaran Islam.35 Fungsi lain dari dakwah adalah meluruskan akhlak

33
Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah,.... ...hlm. 37.
34
Pimay Awaludin, Intelektualitas Dakwah Prof, KH. Saifudin Zuhri, (Semarang: Rasail
Media Group, 2011), hlm.30. Dalam Skripsi Dewi Purwati, “Dakwah Dan Kewirausahaan
(Studi Kasus Di Pt. Pustaka Rizki Putra Semarang)”, (Semarang: UIN Walisongo, 2014), hlm. 24.
35
Abdul Basit, Filsafat Dakwah,.... ...hlm. 55-58.
18

yang bengkok, mencegah kemunkaran dan megeluarkan manusia dari

kegagalan rohani.36

4. Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah merupakan salah satu aktivitas yang penting dalam

aktivitas dakwah Islam, sebagaimana dalam aktivitas-aktivitas lainnya. Tanpa

adanya tujuan yang pasti dan jelas, aktivitas akan sulit berjalan dengan baik.

Semakin mantap dan jelas tujuan yang hendak dicapainya, maka startegi yang

dirancangkan untuk mencapai tujuan semakin jelas.37

Tujuan merupakan sesuatu yang dicapai melalui tindakan, perbuatan

atau usaha. Dalam kaitannya dengan dakwah, secara umum tujuan dakwah

adalah mengajak umat manusia kepada jalan yang benar dan diridhai Allah

agar dapat hidup sejahtera di dunia maupun di akhirat.38

Adapun tujuan dakwah menurut Al – Qur’an yaitu39:

1. Dakwah bertujuan untuk menghidupkan hati yang mati.

2. Agar manusia mendapat ampunan dan menghindarkan azab dari Allah.

3. Untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya.

4. Untuk menegakkan agama dan tidak pecah belah.

5. Mengajak dan menuntun ke jalan yang lurus.

6. Untuk menghilangkan pagar penghalang sampainya ayat-ayat Allah ke

dalam lubuk hati masyarakat.

36
Mohammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah,.... ...hlm. 59.
37
Ropingi El Ishaq, Pengantar Imlu dakwah, (Studi Komprehensif Dakawah dari Teori
ke Praktik), (Malang: Madani, 2016), hlm. 40.
38
Abdul Basit, Filsafat Dakwah,.... ...hlm. 51.
39
Mohammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah,.... ...hlm. 61-63.
19

Tujuan dakwah ialah untuk menyelamatkan umat dari kehancuran dan

untuk mewujudkan cita-cita ideal masyarakat utama menuju kebahagian dan

kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah SWT Hal

ini senada dengan apa yang dikatakan M. Natsir bahwa tujuan dakwah adalah

keridaan Allah yang memungkinkan tercapainya hidup yang bahagia yang

terletak pada pertemuan Allah SWT.40

Tujuan dakwah sebagaimana dikatakan Ahmad Ghasully yang dikutip

oleh Ropingi El Ishaq adalah membimbing manusia untuk mencapai kebaikan

dalam rangka merealisir kebahagiaan. Sementara itu, Ra’uf Syalaby

mengatakan bahwa tujuan dakwah adalah mengesakan Allah SWT, membuat

manusia tunduk kepada-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya dan introspeksi

terhadap apa yang telah diperbuat.41

Dalam merumuskan tujuan dakwah diperlukan sebuah kejelasan dan

operasional. Artinya, tujuan yang dirumuskan tidak ideal, tidak bertele-tele

dan kemungkinan mampu untuk dikerjakan. Tujuan khusus dakwah

merupakan perumusan dakwah sebagai perincian daripada tujuan dakwah.

Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah

dapat jelas diketahui kemana arahnya dan jenis kegiatan apa yang hendak

dikerjakan, kepada siapa berdakwah dengan cara bagaimana dan sebagaimana

dengan cara yang terperinci.42

40
Nurwahidah Alimuddin, “Konsep dakwah Islam”, Jurnal Hunafa, Volume 4. No. 1,
Maret 2007: 73-78, (Palu: STAIN Datokarama, 2007), hlm.76-77.
41
Ropingi El Ishaq, Pengantar Ilmu dakwah (Studi Komprehensif Dakawah dari Teori ke
Praktik),.... ...hlm. 41.
42
Asmuni syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983),
hlm. 54.
20

5. Bentuk Dakwah

Berdasarkan QS. Fushshilat ayat 43 terdapat dua bentuk dakwah yaitu

dakwah bil-qaul dan dakwah bil-amal.43 Dakwah bil-qaul adalah dakwah

yang berpijak pada aktivitas lisan (bil lisan) dan tulisan (bil qolam/bil

kitabah). Sedangkan dakwah bil-amal adalah dakwah yang berpijak pada

aktivitas badan atau perbuatan (bil hal).44 Dalam menyampaikan pesan

dakwah bil-qaul dapat menggunakan metode ceramah (muhadarah), diskusi

(muzakarah), debat (mujadalah), dialog (muhawarah), petuah, nasihat,

wasiat, ta’lim45, peringatan, dan juga dapat menggunakan media cetak atau

elektronik seperti: koran, majalah, sosial media, dll.). Sedangkan dakwah bil-

amal dalam menyampaikan pesan dakwah dapat berupa berbagai aksi amal

shaleh, contohnya tolong menolong (ta’awun), pemberdayaan sumber daya

manusia, lingkungan, penataan organisasi atau lembaga-lembaga keislaman.46

6. Unsur – Unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat

dalam setiap kegiatan dakwah.47 Unsur-unsur tersebut adalah:

1. Da’i

Secara bahasa da’i merupakan isim fa‟il dari kata da‟a-yad‟u-

da‟watan-daiyah yang berarti orang yang mendirikan dakwah. Sedangkan

43
Syamsudin AB, Pengantar Sosiologi Dakwah. Cet. Pertama, (Jakarta: Kencana, 2006),
hlm.12.
44
Aliyudin, “Prinsip-Prinsip Metode Dakwah Menurut Al-Qur’an”, Jurnal Ilmu Dakwah,
Vol. 4, No. 15, Januari-Juni 2010, (Bandung: UIN SGD Bandung, 2010), hlm. 1014.
45
Ta’lim adalah pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian pengertian,
pengetahuan dan keterampilan.
46
Aliyudin, “Prinsip-Prinsip Metode Dakwah Menurut Al-Qur’an”, Jurnal Ilmu
Dakwah... ..., hlm. 1014-1015.
47
Mohammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah,.... ...hlm. 75.
21

arti da’i secara istilah adalah orang yang menyampaikan Islam, orang yang

mengajarkan Islam dan orang yang berusaha untuk menerapkan Islam.48

Secara umum da’i adalah setiap muslim atau muslimat yang

berdakwah sebagai kewajiban yang melekat tak terpisahkan dari misinya

sebagai penganut Islam, sesuai dengan perintah “Ballighu anni walau

ayah”.49 Secara khusus da’i adalah mereka yang mengambil keahlian

khusus (mutakhasis) dalam bidang dakwah Islam, dengan kesungguhan

luar biasa.50

Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik secara lisan,

tulisan maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok


51
atau lewat organisasi atau lembaga. Seorang da’i harus memiliki bekal

pengetahuan yang luas tentang dakwah agar dakwahnya diterima oleh

obyek dakwah atau mad’u. Semakin besar atau tinggi pengetahuan da’i

tentang berbagai hal, maka semakin besar pula kemungkinan dakwahnya

diterima oleh obyek dakwah. Dengan demikian da’i harus senantiasa

membekali diri dengan berbagai pengetahuan, baik yang bersifat filosofis,

teoritis maupun praktis.52

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan seorang da‟i dalam

melakukan kegiatan dakwah islamiyah atau dalam upaya merealisasikan

kegiatan dakwah yang telah direncanakan, diantaranya sebagai berikut:

48
Abdul Basit, Filsafat Dakwah,.... ...hlm. 96.
49
Sampaikanlah olehmu sekalian dariku meski hanya satu ayat (Shahih Bukhari)
50
Siti Muriash, Metodolgi Dakwah Kontemporer,.... ...hlm. 27.
51
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah,.... ...hlm. 21.
52
Ropingi El Ishaq, Pengantar Imlu dakwah (Studi Komprehensif Dakawah dari Teori ke
Praktik),.... ...hlm. 51-52.
22

a. Spiritual (al-Ruhiyah), da‟i harus mampu meningkatkan kekuatan

ruhiyah agar tidak lemah dalam mengemban tugas yang mulia ini.

b. Pemikiran (al-Fikrah), da‟i harus mampu memberdayakan

kemampuan berpikir logis dengan melakukan pengamatan sosial dan

pengkajian.

c. Material (al-Maliyah), da‟i harus memiliki kemampuan

interpreneurship agar tidak menjadi beban orang lain.

d. Penguasaan Lapangan (al-Maidaniyah), da‟i harus memahami dan

menguasai lapangan yang akan dihadapinya dengan cermat, dan

penguasaan yang cepat dapat menemukan strategi jitu dalam

berdakwah.

e. Gerakan dakwah (al-Harakiyah), da'i harus mengikuti perkembangan

gerakan dakwah, sebab pemahaman terhadap perkembangan gerakan

dakwah akan dapat melahirkan sikap yang tepat dan mengetahui benar

apa yang seharusnya dilakukan dalam kepentingan kegiatanm

dakwah.53

2. Penerima Dakwah (Mad’u)

Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia

penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik

manusia yang beragama Islam maupun tidak; atau dengan kata lain

manusia secara keseluruhan.54

53
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, Cet. Pertama, (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2001), hlm. 300.
54
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah,.... ...hlm. 23.
23

Secara garis besar, masyarakat sebagai objek dakwah dapat

digolongkan dengan melihat beberapa aspek sebagai berikut;

a. Kelompok masyarakat dilihat dari segi sosiologis berupa masyarakat

terasing, pedesaan, masyarakat kota besar, kota kecil dan masyarakat

marginal di daerah kota besar.

b. Golongan masyarakat dari sudut kelembagaan berupa masyarakat,

pemerintahan dan keluarga.

c. Berdasarkan kelompok sosial kultural berupa golongan priyayi,

abangan dan kelompok santri.

d. Berdasarkan tingkat usia, yaitu anak-anak, remaja, dewasa dan orang

tua.

e. Berdasarkan profesi dan pekerjaannya, yaitu golongan petani,

pedagang, seniman, kaum buruh, pegawai negeri dan masyarakat

terpelajar, guru dan dosen.

f. Berdasarkan tingkat ekonomi sosial, golongan kaya, kaum menengah

dan golongan orang-orang miskin.

g. Berdasarkan jenis kelamin, yaitu kaum pria dan wanita.

h. Berdasarkan kelompok khusus, yaitu golongan masyarakat tuna susila,

tuna wisma, tuna karya dan narapidana.55

3. Materi Dakwah

Aspek dakwah yang tidak kalah pentingnya dalam proses kegiatan

dakwah adalah materi dakwah yaitu muatan yang berupa pesan yang

55
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah,... ...hlm. 280.
24

disampaikan oleh da’i. yang menurut beberapa pakar yakni aqidah,

muamalah, akhlak, masalah sosial, hubungan manusia dengan manusia dan

masalah aktual. Materi dakwah tidak terlepas dari ajaran Islam itu sendiri,

yaitu al-Quran dan hadis. Seorang da’i harus memiliki pengetahuan

tentang materi dakwah. Materi dakwah harus sinkron dengan keadaan

masyarakat Islam sehingga tercapai sasaran yang telah ditetapkan.56

Materi dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i

kepada mad’u. Dalam hal ini sudah jelas yang menjadi materi dakwah

adalah ajaran Islam itu sendiri. Secara umum materi dakwah dapat

diklarifikasikan menjadi empat maslah pokok, yaitu: masalah akidah

(keimanan), masalah syariah, masalah muamalah dan masalah akhlak. 57

Sumber materi dakwah yaitu dari al-Qur’an, Al-Hadits dan rakyu ulama

(opini ulama).58

4. Media Dakwah

Media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai

alat atau perantara menjalankan aktivitas dakwah dalam rangka mencapai

tujuan dakwah yang telah dicanangkan. Media dakwah dapat berupa

materi, orang, tempat, kondisi tertentu, dan sebagainya. 59 Hamzah Yaqub

56
Nurwahidah Alimuddin, “Konsep Dakwah Dalam Islam”, Jurnal Hunafa, Volume 4
No.1, 73-78, (Palu: Jurusan Dakwah STAIN Datokrama, 2007), hlm. 76.
57
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah,.... ...hlm. 25.
58
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi akwah Islam,.... ...hlm. 63.
59
Ropingi El Ishaq, Pengantar Imlu dakwah (Studi Komprehensif Dakawah dari Teori ke
Praktik),.... ...hlm. 131.
25

membagi media dakwah menjadi lima macam yaitu lisan, tulisan, lukisan,

audio visual dan akhlak.60

Pada dasarnya dakwah dapat menggunakan berbagai media yang

dapat merangsang indra-indra manusia serta dapat menimbulkan perhatian

untuk menerima dakwah. Semakin tepat dan efektif media yang digunakan

semakin efektif pula pemahaman ajaran Islam pada masyarakat yang

menjadi sarasan dakwah.61

5. Metode Dakwah

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai

suatu tujuan. Sumber yang lain menyebutkan bahwa metode berasal dari

bahasa Jerman methodica, artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa

Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan yang dalam

bahasa arab disebut thariq.62 Metode adalah cara yang sistematis dan

teratur untuk pelaksanaan suatu atau cara kerja.63 Dakwah adalah kegiatan

penyampaian ajaran Islam dari seseorang kepada orang lain. Sehingga

dapat diartikan metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan oleh

seorang da’i untuk menyampaikan materi dakwah yaitu al-Islam atau

serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai oleh juru

dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah. Pengertian lain oleh

60
Ropingi El Ishaq, Pengantar Imlu dakwah (Studi Komprehensif Dakwah dari Teori ke
Praktik),.... ...hlm. 132.
61
Mohammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah,.... ...hlm. 120.
62
Kustadi Suhandang, Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm. 193-198.
63
Mohammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah,.... ...hlm. 122.
26

M. Munir dalam bukunya Metode Dakwah yang menyatakan bahwa

metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i

kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih

sayang.64

Dengan demikian dari beberapa definisi di atas, dapat dipahami

bahwa singkatnya metode dakwah itu sebagai cara untuk menunjang

keberhasilan dakwah demi tercapainya kemaslahatan hidup di dunia dan

akhirat.

Dakwah memerlukan metode, agar mudah diterima oleh mitra

dakwah. Metode yang dipilih harus benar, agar Islam dapat diterima

dengan benar dan menghasilkan pencitraan yang benar pula.65 Seperti

beberapa dasar metode berdakwah yang sudah dijelaskan dalam Al Quran.

a. Metode Dakwah Berdasarkan QS. An-Nahl Ayat 125

Adapun dasar-dasar metode dakwah yang terdapat di dalam

Al-Qur’an yaitu pada surah An-Nahl ayat 125

‫ۚ َو َج ادِ َْلُ ْم بِا له ِت‬ ِ‫ك بِا ْْلِ ْك م ةِ وا لْم وعِ ظَةِ ا ْْل س نَة‬
ََ َْ َ َ َ ِّ‫يل َرب‬
ِ ِ‫ادعُ إِ ََلَٰ َس ب‬
ْ
ِِ ِ ‫ك ُه َو أَعْ لَمُ ِِبَ ْن ضَ له عَ ْن‬ ِ
ُ‫َس ب يل ه ۚ َو ُه َو أَعْ لَم‬ َ ‫أَح َس ُن ۚ إِ هن َربه‬ْ ‫ه َي‬
‫ين‬ ِ ِ
َ ‫ب ا لْ ُم ْه تَد‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (QS. An Nahl: 125) 66

64
M. Munir, dkk, Metode Dakwah (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2003), hlm. 7.
65
Mohammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah.... ...,hlm.358.
66
Departemen Agama RI, Al-Hikmah, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV
Penerbit Diponegoro, 2010). hlm. 281.
27

Berdasarkan ayat tersebut dapat dirumuskan tiga metode dakwah, yaitu:

1) Al-Hikmah

Metode al-Hikmah adalah metode dakwah yang mencakup

makna yang sangat luas. Al-hikmah dapat diartikan sebagai al „adl

(keadilan), al haq (kebenaran), al hilm (ketabahan), al„ilm

(pengetahuan), dan an nubuwwah (kenabian). Hikmah juga diartikan

sebagai menempatkan sesuatu pada proporsinya. Hikmah menurut

pendapat Ibnu Qoyim adalah mengetahui kebenaran dan

mengamalkannya, baik dalam bentuk perbuatan maupun dalam bentuk

perkataan. Hal itu tidak dapat direalisasikan melainkan dengan

memahami al- Quran seperti syariat Islam dan menghayati hakikat

keimanan.67

Dakwah al-hikmah dapat diartikan dakwah bijak, mempunyai

makna selalu memperhatikan suasana, situasi, dan kondisi mad’u

(muqtadha-a-al). Hal ini berarti menggunakan metode yang relevan

dan realistis sebagaimana tantangan dan kebutuhan, dengan selalu

memperhatikan kadar pemikiran dan intelektual, susasana psikologis,

dan situasi sosial kultural mad’u. 68

Hikmah merupakan pokok awal yang harus dimiliki oleh

seorang da’i dalam berdakwah. Karena dari hikmah ini akan lahir

kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam menerapkan langkah-langkah

67
M. Munir, dkk, Metode Dakwa,... ..., hlm. 10.
68
Asep Muhidin, Dakwah dalam Perspektif Al-Qur‟an (Bndung: Pustaka Setia, 2002),
hlm. 164.
28

dakwah baik secara metodologis maupun praktis. Oleh karena itu,

hikmah yang memiliki multi definisi mengandung arti dan makna

yang berbeda tergantung dari sisi mana melihatnya. 69

Menurut Sayyid Qutub di kutip oleh Munir, dakwah al-hikmah

akan terwujud apabila memperhatikan tiga faktor sebagai berikut:

a) Keadaaan dan situasi orang yang didakwahi.

b) Kadar atau ukuran dakwah yang disampaikan agar mereka merasa

tidak keberatan dengan beban materi tersebut.

c) Metode penyampaian materi dakwah dengan membuat variasi

sedemikian rupa yang sesuai dengan kondisi pada saat itu.70

2) Al-Mau‟izhaah Hasanah

Terminologi mau‟izhaah hasanah dalam perspektif dakwah

sangat populer. Istilah mau‟izhaah hasanah terdiri dari dua kata,

mau‟izhaah dan hasanah. Kata mau‟izhaah berarti nasihat,

bimbingan, pendidikan dan peringatan, sementara hasanah merupakan

kebalikan dari sayyi‟ah yang artinya kebaikan lawan kejelekan.

Mau‟izhaah hasanah yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-

nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang disampaikan itu

dapat menyentuh hati mereka.

Menurut Abd. Hamid al-Bilali Al-Mau‟idzatil Hasanah

merupakan salah satu metode untuk mengajak ke jalan Allah dengan

memberikan nasihat atau membimbing dengan lemah lembut agar

69
M. Munir, dkk, Metode Dakwah... ..., hlm. 15.
70
Asep Muhidin, Dakwah dalam Perspektif Al-Qur‟an... ..., hlm. 164.
29

mereka mau berbuat baik.71 Pendekatan melalui mau‟izhaah hasanah

dilakukan dengan perintah dan larangan disertai dengan unsur

motivasi (targhib) dan ancaman (tarhib) yang diutarakan lewat

perkataan yang dapat melembutkan hati, menggugah jiwa, dan

mencairkan segala betuk kebekuan hati, serta dapat menguatkan

keimanan dan petunjuk yang mencerahkan.72

Metode Mau‟izhaah hasanah dapat diklasifikasikan dalam

beberapa betuk yaitu:

a) Nasihat atau petuah73

b) Bimbingan, pengajaran74

c) Kisah-kisah

d) Kabar gembira dan peringatan

e) Wasiat (pesan-pesan positif).

Dengan demikian, dakwah dengan pendekatan mau‟izhaah

hasanah perlu memperhatikan faktor-faktor berikut:

a) Tutur kata yang lembut sehingga akan terkesan di hati.

b) Menghindari sikap sinis dan kasar.

71
M. Munir, dkk, Metode Dakwah... ..., hlm.16.
72
Ilyas Ismail & Prio Hotman, Filsafat Dakwah “Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam”, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 204.
73
Nasihat biasanya dilakukan oleh orang yang levelnya lebih tinggi kepada yang lebih
rendah, baik dari tingkatan umur maupun pengaruh, misalnya nasihat orangtua kepada anaknya,
perhatikan QS . Luqman: 13 yang artinya; “dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada
anaknya, yaitu memberikan mau‟idzah (nasihat) kepadanya: hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah kedzaliman yang sangat
besar”. dikutip dari M. Munir, dkk, Metode Dakwah... ..., hlm.17.
74
Mau;idzah hasanah dalam bentuk bimbingan, pendidikan dan pengajaran ini seringkali
digunakan dalam bentuk kelembagaan (institusi) formal dan non formal, misanya; mau’idzah Nabi
kepada umatnya, guru kepada muridnya, Kyai kepada santrinya, Mursyid kepada pengikutnya, dll.
dikutip dari M. Munir, dkk, Metode Dakwah... ..., hlm.17.
30

c) Tidak menyebut kesalahan-kesalahan dan bersikap menghakimi

orang yang diajak bicara (mukhathab).75

3) Al-Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan

Dari segi etimologi lafadh mujadalah terambil dari kata

“jadala” yang bermakna memintal. Apabila ditambahkan alif pada

huruf jim yang mengikuti wazan Faa ala, “jaa dala” dapat bermakna

berdebat, dan “mujaadalah” perdebatan.76

Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan yaitu berdakwah dengan

cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-

baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang

memberatkan pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah.77

Metode Mujadalah biasa disebut metode dakwah melalui tanya jawab

adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan tanya jawab

untuk mengetahui sampai sejauh mana ingatan atau pikiran seseorang

dalam memahami atau menguasai materi dakwah, di samping itu juga

merangsang perhatian penerima dakwah.78

Pendekatan dakwah ini dilakukan dengan dialog yang berbasis

budi pekerti yang luhur, tutur kalam yang lembut, serta mengarah

75
Asep Muhidin, Dakwah dalam Perspektif Al-Qur‟an... ..., hlm.167.
76
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah,... ... hlm.253.
77
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah,.... ...hlm. 34.
78
A. Kadir Munsyi, Metode Diskusi Dalam Dakwah, (Surabaya: Al-Iklhas, 1978), h. 31-
32
31

pada kebenaran yang disertai argumentasi demonstratif rasional,

dengan maksud menolak argumen batil yang dipakai lawan dialog.79

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode

ini dipakai, yakni:

1) Tidak merendahkan pihak lawan, apalagi menghina, mengejek

dan menghujatnya. Diciptakan suasana yang bukan mencari

kemenangan, melainkan mengarahkannya agar mencapai

kebenaran.

2) Tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukan kebenaran

sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

3) Tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap

memiliki harga diri. Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi

sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan

dihormati.80

b. Metode Dakwah Bil-hal

Dakwah bil-hal adalah dakwah yang mengedepankan

perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar penerima dakwah

mengikuti jejak dan hal ikhwal da’i (juru dakwah). Dakwah jenis ini

mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah. Pada

saat pertama kali Rasulullah SAW tiba di kota Madinah, beliau

mencontohkan dakwah bil-hal ini dengan mendirikan Masjid Quba

79
Ilyas Ismail & Prio Hotman, Filsafat Dakwah “Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam”... ..., hlm. 206.
80
Asep Muhidin, Dakwah dalam Perspektif Al-Qur‟an... ..., hlm. 169.
32

dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin dalam ikatan

ukhuwah Islamiyah.81

Salah satu metode dalam dakwah bil-hal (dakwah dengan aksi

nyata) adalah metode pemberdayaan masyarakat yaitu, dakwah

dengan upaya untuk membangun daya, dengan cara mendorong,

memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang

dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya dengan dilandasi

proses kemandirian.82

Dakwah bil-hal merupakan aktivitas dakwah Islam yang

dilakukan dengan tindakan nyata atau amal nyata terhadap kebutuhan

penerima dakwah. Sehingga tindakan nyata tersebut sesuai dengan apa

yang dibutuhkan oleh penerima dakwah. Misalnya dakwah dengan

membangun sekolahan untuk keperluan anak-anak sekitar yang

membutuhkan pendidikan.

Metode-metode dakwah yang telah diuraikan sebelumnya telah

diapliksikan oleh Rasulullah Saw dengan berbagai macam pendekatan

sebagai berikut:

1) Pendekatan individu, yaitu da’i dan mad’u langsung bertatap muka

sehingga materi dakwah yang disampaikan dapat langsung diketahui

responnya, diterima ataupun ditolak.

81
Faizal, Dakwah Bil Hal Dalam Perspektif AL-Qur’an, Volume 8, No.2, Jurnal Ilmu
dakwah Dan Pengembangan Komunitas, 2013, hlm. 3.
82
Mohammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah.... ...,hlm.378.
33

2) Pendekatan pendidikan, yaitu dakwah dilakukan beriringan dengan

masuknya islam di kalangan sahabat, yang berpusat di rumah sahabat

Arqam bin Arqam.

3) Pendekatan diskusi, yaitu pendekatan yang biasa dilakukan dalam

diskusi keagamaan, dimana seorang da’i bertindak sebagai narasumber

dan para jamaah sebagai audiens (peserta).

4) Pendekatan penawaran, yaitu berupa ajakan untuk beriman kepada

Allah Swt tanpa menyekutukanNya dengan yang lain, dilakukan tanpa

paksaan.

5) Pendekatan misi, yaitu mengirim delegasi tenaga da’i ke daerah-daerah

di luar tempat domisili.83

7. Efek Dakwah

Efek dalam ilmu komunikasi biasa disebut dengan feed back (umpan

balik) adalah umpan balik dari reaksi proses dakwah. Dalam bahasa

sederhananya adalah reaksi dakwah yang ditimbulkan oleh aksi dakwah.84

Dalam aktivitas dakwah pasti akan menimbulkan reaksi. Artinya, jika dakwah

sudah dilakukan oleh seseorang da‟i dengan materi, media dan metode

dakwah tertentu, maka akan timbul reaksi atau respon dan efek pada mad’u.

Efek atau sering disebut feed back (umpan balik) dari proses dakwah

sering dilupakan atau tidak diperhatikan oleh da‟i. Kebanyakan menganggap

bahwa setelah dakwah disampaikan, maka selesailah dakwah. Padahal efek

dakwah sangat besar artinya dalam penetuan langkah-langkah dakwah

83
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah,... ...hlm. 280.
84
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah... ..., hlm.21.
34

berikutnya. Tanpa menganalisis efek dakwah maka kemungkinan kesalahan

strategi yang sangat merugikan pencapaian tujuan dakwah dapat terulang

kembali.

Dalam hal ini, efek dapat di bagi menjadi tiga:

a. Efek Kogntif

Setelah menerima pesan dakwah, mitra dakwah akan menyerap

isi dakwah tersebut melalui proses berpikir. Efek kognitif ini bisa terjadi

apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan

dimengerti oleh mitra dakwah tentang isi pesan yang diterimanya.

b. Efek Afektif

Efek ini merupakan pengaruh dakwah berupa perubahan sikap

mitra dakwah setelah menerima pesan dakwah. Pada tahap atau aspek ini

pula penerima dakwah dan pengertian dan pemekirannya terhadap pesan

dakwah yang telah diterimanya akan membuat keputusan untuk

menerima atau menolak pesan dakwah yang telah tersampaikan.

c. Efek Behavioral

Efek ini merupakan suatu bentuk efek dakwah yang berkenaan

dengan polah tingkah laku mitra dakwah dalam merealisasikan pesan

dakwah yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari.Efek ini muncul

setelah melalui proses kognitif, dan afektif. Dan dapat diambil

pemahaman bahwa seseorang akan bertindak dan bertingkah laku setelah

orang itu mengerti dan memahami apa yang telah diketahuinya itu,
35

kemudian masuk ke dalam perasaannya, kemudian timbullah keinginan

untuk bertindak dan bertingkah laku.

Jika dakwah telah menyentuh aspek behavioral, yaitu telah dapat

mendorong manusia melakukan secara nyata ajaran-ajaran Islam sesuai

pesan dakwah, maka dakwah dapat dikatakan berjalan dengan baik, dan

inilah merupakan tujuan final dari dakwah itu.85

8. Dakwah dan Pengembangan Ekonomi Umat

Manusia adalah mahluk yang mempunyai kebutuhan beragam.

Kebutuhan-kebutuhan ini menimbulkan banyak motif yang melatarbelakangi

kegiatan manusia. Kegiatan ekonomi merupakan bagian tak terpisahkan dari

manusia dan Islam. Dengan kata lain, kegiatan ekonomi tidak dapat lepas

dari aspek akidah, ibadah, maupun akhlak. Hal ini didasarkan pada tinjauan

dari perspektif Islam, dimana perilaku ekonomi harus selalu diwarnai

oleh nilai-nilai Islam. Maka dari itu aktivitas dakwah sangat diperlukan

dalam berbagai kegiatan sebagai pengingat manusia agar senantiasa

melakukan segala aktivitas sesuai dengan ajaran Islam.

Pada dasarnya, upaya penguatan ekonomi umat adalah upaya

pengembangan sumber daya manusia. Ada beberapa hal yang dilakukan

dalam dakwah guna membangun ekonomi, antara lain: pertama, mengubah

idiologi konsumtif menjadi idiologi produktif, penuh semangat dan berpola

pada kemandirian. Upaya penegakkan masyarakat untuk orang kecil

dilaksanakan dengan watak dari spiritualitas dan produktifitas yang tinggi.

85
Mohammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah.... ...,hlm.456.
36

Pengaruh dakwah dalam menerapkan konsep ini bisa menumbuhkan

kemampuan mandiri untuk meyakinkan bahwa sebenarnya manusia memiliki

kemampuan untuk lepas dari kemiskinan, karena metode dakwah lebih

fleksibel yang bergerak dari sisi spiritualitas dan doktrin agama. Kedua,

mengembangkan teknologi dan pemanfaatannya termasuk pengembangan

keterampilan dan pengetahuan sebagai upaya pemberian kail dan cara

penggunaan kail. Upaya ini bisa dilakukan dengan cara partisipatif dengan

melibatkan mereka secara penuh, sejak dari proses perencanaan sampai

evaluasi. Ketiga, memanfaatkan dengan benar lembaga dakwah, sehingga

lembaga tersebut benar-benar optimal.86

Menurut H. Asrul Hoesein membangun ekonomi umat tidaklah sesulit

yang dibayangkan bila semua potensi yang dimiliki itu diberdayakan.

Misalnya selain potensi SDM yang memadai, juga potensi pesantren, masjid,

langgar atau musola. Ke depan, bukan hanya sebagai tempat ibadah

ritual semata, namun harus difungsikan sebagai pusat peradaban baru

ekonomi umat, termasuk pengembangan sosial kemasyarakatan, budaya dan

pendidikan politik bangsa yang berkeadilan.87

9. Pelaksanaan Dakwah di Industri Waralaba

Bisnis waralaba merupakan fenomena baru dalam dunia perdagangan

Indonesia, meskipun sistem ini sudah berlaku cukup lama di negara-negara

maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa pada umumnya. Di

86
Yuli Eviyanti, Koperasi Syariah: Metode Dakwah Untuk Meningkatkan Ekonomi
Umat, Jurnal Hikmah, Vol. 10, No. 2, (Padang: IAIN Padang Sidimpuan, 2016), hlm. 2.
87
https://www.kompasiana.com/hasrulhoesein
37

Indonesia transaksi bisnis yang bertaraf waralaba (franchise) kini mulai

marak karena selain biaya murah dan bahan sudah disediakan juga tidak

terlalu memakan tempat yang begitu luas. Banyak model-model franchise

yang kini muncul di Indonesia, seperti aneka ragam fast food.

Waralaba merupakan terjemahan dari kata “franchise” yang berasal

dari dialek kuno bahasa Perancis yang berarti privilege berarti keistimewaan

atau freedom berarti kemerdekaan. Waralaba adalah suatu sistem

pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik

merek (pewaralaba) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk

melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara

yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area

tertentu.88 Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak

untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual

atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu

imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam

rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa (Peraturan

Pemerintah No. 42 Tahun 2007 tentang Waralaba).

Dengan kata lain, bisnis waralaba suatu kegiatan usaha dengan

pengaturan sistem pemberian hak pemakaian nama dagang oleh pewaralaba

kepada pihak terwaralaba untuk menjual produk atau jasa sesuai dengan

standardisasi kesepakatan untuk membuka usaha dengan menggunakan merk

dagang atau nama dagangnya.

88
Serian wijatno, Pengantar Entrepreneurship, (Jakarta: Grasindi, 2009), hlm. 256-258.
38

Waralaba adalah salah satu bentuk perdagangan yang tidak dilarang

dalam Islam selama tidak bertentangan dengan syariat Isam. Sejak zaman

Nabi Muhammad SAW, berdagang merupakan hal lazim yang dilakukan.

Islam mempunyai konsep dalam berbisnis, dimana bahwa dalam berdagang

seorang penjual harus mempunyai etika bisnis yang baik seperti tidak menipu

terhadap pembeli, menjual barang yang jelas kualitasnya, serta tidak

mengambil keuntungan yang diluar batas kewajaran. Islam juga mengatur

tentang konsep syirkah atau kerjasama dalam berdagang. 89 Maka dari itu

dakwah Islam sangat diperlukan untuk membentengi pimpinan ataupun

karyawan dalam melaksanakan kegiatan industri agar tidak keluar dari

kaidah-kaidah Islam.

Masyarakat lapis bawah dan pekerja kasar akan meluas searah dengan

pengembangan kawasan industri. Maka dalam melakukan aktivitas dakwah di

industri waralaba diharapkan menaruh perhatian lebih dan terlibat aktif dalam

menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Pelaksanaan dakwah ditiap-

tiap industri waralaba bervariasi, menyesuaikan dengan situasi, kondisi dari

sasaran dakwah yang akan dihadapi.

89
Lukman Hakim, Info Lengkap Waralaba, (Media Pressindo: Yogyakarta, 2008), hlm.3.
39

BAB III
METODE PENELITIAN

Untuk medapatkan hasil penelitian yang terbaik tentunya diperlukan

sebuah metode yang benar. Maka suatu penelitian karya ilmiah, seorang peneliti

harus memahami metodologi yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang

langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

masalah-masalah tertentu untuk diolah dan dianalisis, diambil kesimpulan dan

selanjutnya dicari pemecahannya.90

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dan jenis

penelitiannya adalah deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif dapat diartikan

sebagai prosedur yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dan pemecahan masalah

yang diselidiki dengan menggambarkan atau mendiskripsikan keadaan

subyek dan obyek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat dan lainnya.

Berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagian adanya.

Dalam hal ini penulis ingin mengungkap Implementasi Dakwah di

Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya Cabang Purwokerto. Spesifikasi

penelitian ini adalah deskriptif, dimana dalam penelitian deskriptif peneliti

akan melakukan analisa hanya sampai pada taraf deskriptif, yaitu

mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan, dan dianalisis

90
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta: Logos Wahan Ilmu,
1997), hlm.1.
40

secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan

disimpulkan.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian ini adalah rumah

makan Ayam Penyet Surabaya Cabang Purwokerto Jalan Dr. Angka

No. 78B. Adapun alasan memilih lokasi penelitian ini karena

terdapat aktivitas dakwah di outlet tersebut dan dilaksanakan secara

kontinyu.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai tanggal 25 juli 2018 –

21 Agustus 2018.

C. Subjek Dan Objek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sesuatu yang melekat pada variabel

penelitian dan yang menjadi sentral permasalahan91, dalam penelitian ini

adalah Koordinator Wilayah Jateng II, Manager Cabang, da’i dan

beberapa karyawan Ayam Penyet Surabaya Cab. Purwokerto. Sedangkan

objek penelitian ini adalah aktivitas dakwah yang ada di Ayam Penyet

Surabaya Cab. Purwokerto.

91
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm.88.
41

D. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek

penelitian menggunakan alat pengambilan data langsung pada

subyek sebagai sumber informasi yang dicari.92 Data primer dalam

penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi selama penelitian berlangsung.

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang

dikumpulkan melaluli wawancara dengan Koordinator Wilayah

Jateng II, Manager Cabang, da’i dan beberapa karyawan Ayam

Penyet Surabaya Cab. Purwokerto. Sedangkan observasi dan

dokumentasi sebagai data pendukung.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain,

tidak langsung diperoleh dari subjek penelitian.93 Data sekunder

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari

buku-buku, jurnal, internet serta tulisan yang terkait dengan tema.

E. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan tantara dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

92
Saifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm.91.
93
Saifudin Azwar, Metode Penelitian..., hlm.91.
42

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.94 Metode yang

peneliti gunakan yaitu menggunakan wawancara semi terstruktur

dengan tetap berpedoman pada pedoman wawancara tetapi tidak

secara ketat mengikuti daftar pertanyaan.

Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data berupa:

sejarah berdirinya Ayam Penyet Surabaya, landasan dakwah, materi

dakwah, bentuk dakwah, dan aktivitas dakwah yang ada.

b. Observasi

Menurut Sutopo observasi merupakan kegiatan pengamatan

yang dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti berperan aktif dalam

lokasi studi sehingga benar-benar terlihat dalam kegiatan yang

ditelitinya. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan beberapa

kegiatan yang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian dan untuk mengkroscek hasil wawancara.95

Observasi dilakukan untuk mengamati bagaimana kegiatan

dakwah yang berjalan di outlet tesebut, bagaimana da’i

menyampaikan pesan dakwah, bagaimana perilaku pimpinan dan

karyawan, juga bagaimana situasi dan kondisi outlet Ayam Penyet

Surabaya Cabang Purwokerto.

94
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. (Bandung: CV Alfabeta,
2015). Hlm. 231.
95
Arip Rohman, Pengelolaan Sekolah Berbasis Religi Studi Situs Madrasah Aliyyah
Futuhiyyah – 1 Mranggen Demak, Sripsi, (UMS, Surakarta: 2011). hlm. 43
43

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan guna melengkapi hal-hal yang

dirasa belum cukup dalam data-data yang telah diperoleh melalui

pengumpulan lewat dokumen atau catatan yang ada dan dianggap

relevan dengan masalah yang diteliti.96

Dokumentasi ini digunakan untuk memperkuat teori yang

ada dalam penelitian, untuk memperkuat hasil wawancara dan

data dalam melakukan analisis.

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis Miles

& Huberman dimana terdapat tiga alur kegiatan yaitu reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan.97

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah memilih hal-hal pokok yang sesuai

dengan fokus penelitian. Reduksi data sebagai proses pemilihan,

pemusatan untuk penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi

data yang masih kasar dari hasil pengumpulan data dilapangan.

Reduksi data bertujuan untuk menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, dan mengorganisir data agar dapat direfleksi,

verifikasi, dan pengambilan kesimpulan yang tepat sesuai dengan

96
Iskandar. Metodologi Penenlitian Pendidikan dan Sosial. (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2009). Hlm 134.
44

fokus penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian dipilah sesuai

dengan rumusan masalah, yaitu tentang implementasi dakwah.

2. Penyajian Data

Setelah reduksi data, kemudian data disajikan sesuai dengan

rumusan masalah. Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang

tersusun yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan.98. Penyajian data dilakukan agar data hasil

reduksi dapat terorganisasikan dengan baik dan tersusun dalam pola

hubungan sehingga memudahkan bagi para pembaca untuk

memahami data penelitian. Dalam hal ini, agar peneliti tidak

kesulitan dalam penguasaan informan baik secara keseluruhan atau

bagian-bagian tertentu dari hasil penelitian, maka peneliti membuat

naratif untuk memudahkan penguasaan informasi atau data tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan merupakan hasil tinjauan terhadap catatan yang

telah dilakukan di lapangan. Sedangkan penarikan kesimpulan atau

verivikasi adalah usaha untuk memahami makna atau arti,

keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi.99

Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus menerus

selama melakukan penelitian. Dari pengumpulan data hingga

menemukan penjelasan dalam permasalahan yang diteliti dan

mendapatkan kesimpulan.
98
Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif (Jakarta:
UIPress, 2014), hlm.17.
99
Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif..., hlm.19.
45

BAB IV
ANALISIS IMPLEMENTASI DAKWAH DI RUMAH MAKAN AYAM
PENYET SURABAYA CABANG PURWOKERTO

A. Gambaran Umum Ayam Penyet Surabaya Cabang Purwokerto

1. Sejarah Waralaba Ayam Penyet Surabaya

Ayam Penyet Surabaya (APS) merupakan salah satu produk dari

Ayam Bakar Wong Solo Group dengan brand Ayam Penyet Surabaya. Ayam

Penyet Surabaya merupakan usaha waralaba yang mempelopori warung

makan ayam penyet di Indonesia. Puspo Wardoyo merupakan pendiri Rumah

Makan Ayam Bakar Wong Solo yang sudah merintis bisnisnya sejak

tahun1991. Warung kaki lima sederhana yang diberi nama Ayam Bakar

Wong Solo tersebut didirikan dengan modal Rp 700.000,- dan pada saat itu

hanya dapat terjual sekitar 20 potong ayam atau sekitar 4 – 5 ekor ayam

dalam satu hari.100

Dalam mejajalankan usahanya Pak Puspo dibantu oleh dua orang

karyawan. Sampai pada suatu saat salah satu karyawatinya datang ke

rumahnya bercerita tentang masalah keluarganya bahwa rumahnya akan

disita oleh rentenir karena bapaknya tidak sanggup membayar hutang. Dia

menangis dan meminta bantuan untuk meminjam uang sebesar Rp 800.000,-.

Padahal uang yang ada di tabungan BRI pada saat itu Rp 1.300.000,- hasil

dari menabung selama dua tahun membuka usaha. Setelah bermusyawarah

dengan istrinya, akhirnya diberikan pinjaman kepada karyawati tersebut.

100
Dokumen Wong Solo, Bunga Rampai 22 Tahun Wong Solo, hlm. 8.
46

Merasa berterimakasih, karyawati tersebut membawa seorang

wartawan yang merupakan teman suaminya. Ternyata dari obrolan dengan si

wartawan menjadi headline di koran dan akhirnya ditulis sebuah tulisan

“Sarjana Buka Ayam Bakar Wong Solo”. Keesokan harinya atau setelah

headline tersebut muncul ratusan komsumen datang, seratus potong ayam

ludes terjual pada hari itu dan penjualan pun meningkat pada hari-hari

berikutnya. Kunci keberhasilan Puspo Wardoyo dalam menjalankan

bisnisnya pada saat itu adalah kesungguhan dalam berusaha, menjalankan

bisnisnya dengan bernuansa Islam dan berdasarkan semangat hadist bahwa

hari ini harus lebih baik dari hari esok.101

Lambat laun Wong Solo terus berkembang dan berhasil menciptakan

berbagai inovasi di bidang kuliner, seperti Mie Jogja Pak Karso, Mie Kocok

Bandung Mang Uci, Mie Ayam KQ5, Ayam Penyet Surabaya, dll. Salah satu

bisnis kuliner yang digandrungi masyarakat adalah Ayam Penyet Surabaya.

Berbagai macam bisnis kulinernya tersebar di kota-kota besar di seluruh

Indonesia, dan juga di mancanegara seperti di Malaysia, Singapura, dan di

Jeddah.

APS Cabang Purwokerto didirikan pada tahun 2011. Pada awalnya

bertempat di Jalan Dr. Soeharso, namun pada tahun 2014 pindah ke Jalan Dr.

Angka No. 78 sampai sekarang. Rumah Makan APS buka mulai jam 08.00 –

101
Dokumen Wong Solo, Bunga Rampai 22 Tahun Wong Solo, hlm. 9.
47

23.00 WIB.102 Karyawan yang bekerja di APS Cabang Purwokerto bejumlah

66 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.

APS Cabang Purwokerto menyediakan area parkir yang cukup luas,

begitu juga dengan area makan. Area makan di rumah makan ini ada dua

lantai. Lantai bawah untuk yang menggunakan kursi dan jika ingin lebih

santai bisa di lantai atas yaitu dengan lesehan. Menu yang disajikan pun

beragam, seperti ayam penyet, ayam bakar, cimi goreng tepung, cah

kangkung, dll.

Motto APS Cabang Purwokerto adalah Halalan Thayyiban. Halal

karena segala produksi yang dijual seperti ayam bakar diolah secara islami

dengan memperhitungkan aspek-aspek kehalalan dalam penyembelihan.

Thayyib (baik) karena senantiasa berupaya menggunakan bahan-bahan yang

bergizi dan menjadikan segala kegiatan operasional Rumah Makan menetapi

etika islami sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunah.103

2. Visi dan Misi Waralaba Ayam Penyet Surabaya

Adapun visi dari manajemen APS yaitu menjadi bisnis waralaba

makanan yang Islami, profesional, dan maju. Sedangkan misinya adalah:

a. Menyajikan makanan halal untuk kehidupan yang lebih terberkati dan

lebih berkualitas

b. Membawa layanan dengan Manajemen Islam yang profesional,

memuaskan, ramah, dan sopan dengan layanan total

102
Hasil wawancara dengan Bapak Edi (Manajer Ayam Penyet Surabaya Cabang
Purwokerto) pada tanggal 4 Agustus 2018.
103
Dokumen wong solo, Bunga Rampai 22 Tahun Wong Solo, hlm. 35.
48

c. Mengembangkan bisnis ke arah yang lebih baik melalui inovasi dan

teknologi, meningkatkan efektivitas operasional dengan kualitas

organisasi dan manajemen yang baik.

3. Jenis dan Jadwal Kegiatan Dakwah

No. Nama kegiatan Pengisi/Da’i Keterangan waktu

1. Kultum pagi Bapak. Gunawan Setiap pagi


(Pimpinan)
2. Simakan al-Qur’an KH. Zahroini Hari Minggu di
minggu pertama

3. Kajian akhabr Ust. Abdullah Zaen, Hari Rabu di minggu


LC. MA kedua

4. Kajian cabang Ust. Asas El Izzi Hari Kamis di minggu


ketiga

5. Kajian tahsin Pak Tarko (Kepala Setiap Jum’at dan


Produksi) Sabtu

B. Implementasi Dakwah di Ayam Penyet Surabaya (APS) Cab. Purwokerto

Dalam pelaksanaannya dakwah dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan

saja. Dakwah tidak harus dilakukan oleh da’i atau orang yang berkompeten

dibidang dakwah, tetapi masyarakat biasa pun dapat melakukannya asalkan

memiliki ilmunya. Dakwah tidak terbatas pada ruang, waktu dan tempat.

Dewasa ini dakwah dapat dilakukan dimana saja, seperti halnya di APS.

APS adalah perusahaan dibidang kuliner yang berbasis Islam. Segala proses yang

ada di Ayam Penyet Surabaya didasari atas nilai-nilai Islam. Dari sebelum outlet
49

buka sampai outlet tutup tidak terlepas dari aktivitas agama. Hal tersebut

dilakukan agar ketika bekerja di APS tidak hanya mengejar materi, tetapi untuk

akhiat juga diutamakan. Dakwah adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan

oleh seorang muslim, seperti halnya yang diterapkan APS.

Dalam melaksanakan dakwahnya, didasari oleh pandangan manajemen

tentang dakwah dan juga pentingnya dakwah. Menurut manajemen APS, syariat

Islam adalah kebanggaan bagi umat Islam, khususnya bagi karyawan, sehingga

menjadi obsesi untuk dapat segera terlaksana dalam dinamika perusahaan. Untuk

merealisasikan syariat Islam di perusahaan maka perlu diadakan dakwah. Dakwah

adalah usaha merubah sikap atau perilaku seseorang kekeadaan yang lebih baik,

mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. 104

Bekerja merupakan kewajiban bagi setiap manusia agar dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya. Selain bekerja untuk orientasi dunia, bekerja juga ditujukan

untuk orientasi akhirat, yaitu untuk mencari ridha Allah. Sehingga apa yang

didapatkan karyawan maupun perusahaan insyaallah berkah. Dengan memberikan

dakwah secara kontinyu kepada karyawan, maka wawasan karyawan tentang

agama semakin bertambah. Apalagi jika pesan dakwah yang disampaikan

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan perusahaan menerapkan dakwah adalah pertama, dalam rangka

ketaatan kepada Allah yaitu dengan menyebarkan ajaran Islam, karena hal

tersebut merupakan kewajiban umat Islam. Kedua agar memperoleh kesuksesan

dan keberkahan dalam mejalankan usahanya sehingga dapat bermanfaat bagi

104
Hasil wawancara dengan Bapak Edi (Manajer APS Cabang Purwokerto) pada tanggal
4 Agustus 2018.
50

keluarga dan masyarakat, serta terhindar dari azab Allah. Ketiga, untuk

membentuk SDM yang unggul dan islami.105

Aktivitas dakwah yang ada di APS tidak terlepas dengan landasan

filosofinya yaitu “pengabdian kepada Allah dan harapan semoga terhindar dari

azab Allah, baik di dunia maupun di hari kemudian” atau sesuai dengan QS. As-

Shaf ayat 10-11:

ِ‫اَّللِ ورسولِه‬ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ‫ه‬


ُ َ َ ‫آمنُوا َه ْل أ َُدلُّ ُك ْم َعلَى ِتَ َارٍة تُْنجي ُك ْم م ْن َع َذاب أَلي ٍم تُ ْؤمنُو َن ب ه‬ َ ‫ين‬
َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
‫اَّللِ بِأ َْم َوالِ ُك ْم َوأَنْ ُف ِس ُك ْم َذلِ ُك ْم َخْي ٌر لَ ُك ْم إِ ْن ُكْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمو َن‬ ِ ‫وُِت‬
‫اه ُدو َن ِِف َسبِ ِيل ه‬ ََ
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan
yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu.
Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. As-Shaf ayat 10-
11)106

Ayat diatas menjelaskan bahwa perniagaan adalah termasuk jihad yang baik yang

dapat menyelamatkan diri dari siksa api neraka. Jihad adalah bentuk isim masdar

dari kata jahada – yujaahidun – jihaadan – mujahadah yang berarti mencurahkan

usaha, kemampuan dan tenaga. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Gunawan

selaku Koordinator Wilayah Jateng 2 (pimpinan teratas di APS Cabang

Purwokerto) bahwa:

Bekerja adalah jihad, jihad adalah serius. Serius yang dimaksud dalam hal
ini adalah menanamkan apa saja yang berhubungan dengan bekerja selalu
dikemas dengan do’a dan dzikir. Jika melakukan segala sesuatu tanpa
menyebut nama Allah maka tidak ada nilainya jika tidak menyebut nama
Allah. Sesuatu itu jika Allah tidak melibatkan maka tidak ada
berkahnya.107

105
Hasil wawancara dengan Bapak Gunawan (Koordinator Ayam Penyet Surabaya
Wilayah Jateng II sekaligus Tim Dakwah) pada tanggal 8Agustus 2018.
106
Departemen Agama RI, Al-Hikmah, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV
Penerbit Diponegoro, 2010), hlm. 552.
107
Hasil wawancara dengan Bapak Gunawan (Koordinator Ayam Penyet Surabaya
Wilayah Jateng II sekaligus Tim Dakwah) pada tanggal 8 Agustus 2018.
51

Dari pernyataan tersebut jelas bahwa segala proses kerja yang ada di APS tidak

terlepas dari do’a dan dzikir agar senantiasa mendapatkan ridho Allah SWT.

Selain bekerja adalah jihad, prinsip lain adalah bekerja adalah ibadah.

Seluruh insan Wong Solo (termasuk APS) harus memandang bekerja adalah

ibadah. Karena tujuan utama dari APS adalah usaha yang dikelola secara

profesional dan islami dalam rangka menghindari azab yang pedih, disamping itu

keberadaannya dapat memberikan manfaat bagi keluarga, karyawan dan

masyarakat luas. Maka dari itu, bekerja baik dalam lingkup operasional maupun

pelayanan kepada masyarakat harus menyajikan makanan dan minuman yang

halalan thayyiban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah ta’ala dan Rosul-Nya108.

Dakwah yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok pasti

memberi manfaat bagi pelaku maupun penerima dakwah. Manfaat yang

didapatkan atau dirasakan perusahaan menurut Bapak Gunawan adalah: mencapai

target yang diharapkan, apa yang diharapkan insyaallah tercapai. Kedua,

keberkahan, ketenangan, kedamaian dan tidak ada masalah atau ada masalah

tetapi masalah tersebut menjadi kecil dan dapat diatasi.109

Dalam mengaplikasikan dakwah di APS tidak dapat terlepas dari unsur-

unsur dakwah yang ada di APS Cabang Purwokerto diantaranya:

a. Da‟i

Rumah makan APS Cabang Purwokerto memiliki dua tim dakwah,

yaitu tim dakwah internal dan tim dakwah eksternal, dimana tim dakwah

108
Hasil wawancara dengan Bapak Edi (Manajer APS Cabang Purwokerto) pada tanggal
4 Agustus 2018.
109
Hasil wawancara dengan Bapak Gunawan (Koordinator Ayam Penyet Surabaya
Wilayah Jateng II sekaligus Tim Dakwah) pada tanggal 8 Agustus 2018.
52

tersebut sekaligus sebagai dai yang mengisi kegiatan kajian di APS. Tim

dakwah internal terdiri dari Bapak Gunawan, SE. Selain menjadi Koordinator

Wilayah Jateng II, Beliau juga menjadi tim dakwah. Tim dakwah eksternal

terdiri dari: ust. Abdullah Zain Lc.M.A., ust. Asas El Izzi,, ust. Sofyan

Ibrahim (PITI), ust. Gunawan S.Pd., dan khusus untuk simakan Al-Qur’an

yaitu KH. Tim dakwah eksternal memberikan dakwah ke outlet-outlet APS

yang ada di Purwokerto dan sekitarmya. 110

Bapak Gunawan sebagai da‟i internal tidak hanya menyampaiakan

pesan dakwah, tetapi beliau juga berperan sebagai motivator karyawan,

seperti sebelum mulai bekerja karyawan diberi motivasi dan nasehat-nasehat

dalam bekerja. Da’i yang ada di APS harus memiliki pengetahuan yang luas

tentang segala hal, baik tentang agama, sosial, ekonomi, dsb. Karena da’i

hadir untuk memberikan solusi atas problema. Seperti saat karyawan sedang

ada masalah dapat menceritakan masalah tersebut kepada da’i supaya

mendapat pencerahan atau jalan keluar atas masalah yang dihadapi. Hal ini

sependapat dengan Abdul Basit dalam jurnal Komunikasi Islam bahwa

Da‟i perlu melebur dan turun secara bersama-sama dalam me–


mecahkan problematika yang dihadapi oleh masyarakat. Da‟i tidak
hanya bersikap “NATO” (No Action Talking Only) dan hanya sebagai
narasumber, melainkan juga sebagai motivator, manajer, fasilitator,
dan inisiator.111

110
Hasil wawancara dengan Bapak Edi (Manajer APS Cabang Purwokerto) pada tanggal
4 Agustus 2018.
111
Abdul Basit, Dakwah Cerdas di Era Modern, Jurnal Komunikasi Islam, Vol. 3, No. 1,
Juni 2013, ISBN 2088-6314, ( Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, 2013), hlm. 86.
53

b. Penerima Dakwah

Sasaran dakwah da’i APS cab. Purwokerto adalah seluruh karyawan

dan staf APS Cabang Purwokerto yang kurang lebih berjumlah 66 orang.

Dakwah yang ada di APS khusus untuk karyawan yang bekerja di APS,

karena bekerja di APS berarti harus bersedia mengikuti seluruh kegiatan yang

ada termasuk kegiatan dakwah. Penggolongan mad’u berdasarkan profesi

yaitu karyawan yang bekerja di APS.

c. Materi Dakwah

Materi dakwah yang disampaikan meliputi tiga hal utama yaitu

masalah aqidah, akhlak dan mu’amalah. Materi-materi tersebut berasal dari

pusat. Jadi, pusat menunjuk seorang da’i untuk menyusun materi, kemudian

materi tersebut disebarluaskan ke seluruh cabang outlet yang tersebar di

seluruh Indonesia. Sehingga materi dakwah yang disampaikan dimasing-

masing outlet hakekatnyaa sama. Selain dari pusat, materi dakwah juga

dibebaskan atau bisa dipersiapkan sendiri oleh manajemen. Manajemen harus

membuat kerangka materi sebagai bukti kepada pusat tentang materi yang

disampaikan. Adapun tema materi yang disampaikan seperti tentang jangan

malas dalam berdo’a, saling menasehati dalam kebaikan, manfaat dan

keutamaan istighfar, dll.112

Selain materi yang bersumber dari pusat, tim dakwah internal juga

diperbolehkan membuat materi dakwah sendiri. Adapun materi yang

disampaikan adalah hal-hal yang sedang dibutuhkan oleh mad’u,

112
Hasil Observasi pada tanggal 5, 8, dan 16 Agustus 2018.
54

menyesuaikan dengan situasi dan kondisi karyawan. Materi yang

disampaikan tidak harus habis dalam satu pertemuan, tetapi bisa dilanjutkan

pada pertemuan berikutnya sampai mad’u benar-benar paham dengan materi

yang disampaikan.

d. Media Dakwah

Media yang digunakan da’i dalam menyampaikan dakwah di APS

Cab. Purwokerto ada tiga macam yaitu melalui lisan, media sosial dan akhlak

mulia.113 Pertama lisan, lisan adalah media penyampaian pesan dakwah yang

paling sederhana, yaitu menggunakan lidah dan suara. Seperti yang peneliti

lihat ketika kultum pagi Bapak Gunawan menyampaikan ceramah secara

langsung kepada para karyawan. Kedua media sosial, media sosial yang

dimanfaatkan APS sebagai salah satu alat penyampaian pesan dakwah adalah

whats app. Ketiga akhlak mulia, media dakwah yang digunakan selain lisan

dan media sosial adalah akhlak mulia. Melalui penerapan akhlak mulia dari

manajemen, diharapkan dapat menanamkan akhlak mulia pada karyawan.

e. Metode Dakwah

Adapun metode yang digunakan untuk mewujudkan dakwah tersebut

antara lain: metode dakwah bil hikmah, metode dakwah al mauizhaah

hasanah, metode dakwah al mujadalah bi-al-lati hiya ahsan dan metode

dakwah bil hal.

Metode dakwah bil hikmah adalah dakwah dengan bijaksana,

persuasif atau mengajak manusia ke jalan Allah. Seperti yang ada di APS,
113
Hasil wawancara dengan Bapak Gunawan (Koordinator Ayam Penyet Surabaya
Wilayah Jateng II sekaligus Tim Dakwah) pada tanggal 8 Agustus 2018.
55

pimpinan mengaja karyawan untuk senantiasa berdzikir, senantiasa mengajak

karyawan untuk menyebarkan ajaran Islam yang diterimanya kepada orang

lain. Selain itu pimpinan mengambil keputusan secara bijaksana kepada

karyawan mengenai suatu hal. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Gunawan

bahwa jika ada antar karyawan laki-laki dan perempuan berpacara, maka

pimpinan memanggil keduanya, kemudian mengajak mereka untuk

menghalalkan hubungan. Jika karyawan tersebut tidak mau menikah maka

salah satu diantaranya harus keluar atau jika tidak mau maka di jauhkan

dengan di pindah ke kota yang berjauhan. Hal tersebut dilakukan pertama

karena Islam jelas-jelas melarang berpacaran dan kedua untuk menghindari

zina.114

Metode dakwah al mauizhaah hasanah yaitu pimpinan memberikan

nasihat-nasihat kepada para karyawan, memberikan motivasi sebelum mulai

bekerja, saling menasehati antar karyawan. Salah satu nasehati yang diberikan

Pak Gun saat mengisi kultum yaitu tentang menghindari sifat iri hati

Setiap nikmat yang diterima oleh seorang hamba, maka setan


membisikan kepada orang lain iri hati. Tau iri hati? Iri hati itu hasan
atau dengki. Hasad itu biasanya selevel. Misal tetangga beli motor
ikut beli motor, tetangga beli mobil ikut beli mobil. Maka berhati-
hatilah jika kau menceritakan nikmat.115

Sedangkan metode dakwah bil hal yaitu dakwah melalui teladan atau

berbagai kegiatan yang dilakukan di perusahaan. Dakwah bil hal yang

dilakukan baik oleh manajemen maupun karyawan dilakukan secara rutin.

Perusahaan berharap bahwah dakwah yang diberikan tidak hanya dikerjakan


114
Hasil wawancara dengan Bapak Gunawan (Koordinator Ayam Penyet Surabaya
Wilayah Jateng II sekaligus Tim Dakwah) pada tanggal 8 Agustus 2018.
115
Hasil observasi saat kultum pagi pada tanggal 7 Agustus 2018.
56

di perusahaan, tetapi juga disampaikan dan dikerjakan dalam kehidupan

sehari-hari.

Semua aktivitas dakwah pasti menimbulkan reaksi atau respon dari

mad’u atas dakwah yang disampaikan, dimana masing-masing mad’u

memiliki respon yang berbeda- beda, karena daya tangkap dan serap setiap

manusia berbeda-beda. Berdasarkan materi, media dan metode yang

digunakan di APS, secara umum menimbulkan respon yang positif.

Hal ini terbukti dengan perubahan yang dirasakan oleh salah seorang

karyawan yang bernama Dimas. Pertama, wawaasan keagamaan menjadi

bertambah, yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Kedua, dia merasa terjadi

perubahan sikap atau perilaku, yang tadinya pergaulan bebas sekarang sudah

mulai pilih-pilih teman.116 Sebagai peneliti saya tidak langsung percaya

kepada pernyataan Dimas, saya mengklarifikasi pernyataan tersebut

kebeberapa karyawan APS dan mereka berkata bahwa mereka pun merasakan

perubahan pada diri Dimas, yaitu perubahan ke arah yang lebih baik.

Efek yang diberikan karyawan tersebut yaitu mulai dari menyerap dan

memahami pesan dakwah yang diberikan, selanjutnya memutuskan akan

menerima atau menolak pesan yang telah diterima, kemudian muncul

dorongan untuk melakukan perbuatan sebagaimana yang ada didalam pesan

dakwah. Ketika respon yang diberikan sudah mencapai tahap melaksanakan

dalam perbuatan nyata maka dakwah tersebut dapat dikatakan berhasil.

116
Hasil wawancara dengan Dimas (Karyawan Ayam Penyet Surabaya cab. Purwokerto )
pada tanggal 8 Agustus 2018.
57

C. Bentuk Dakwah di Ayam Penyet Surabaya Cab. Purwokerto

Dakwah adalah upaya menciptakan kondisi baik agar terjadi perubahan

pikiran, keyakinan, sikap dan perilaku ke arah yang lebih Islami. Dengan kata

lain, melalui kegiatan dakwah seseorang atau sekelompok orang akan merubah

pikiran, keyakinan, sikap dan perilakunya ke arah yang lebih positif sesuai dengan

ajaran yang ada dalam Islam.

Kegiatan dakwah yang ada di APS Cabang Purwokerto beranekaragam,

mulai dari sebelum outlet buka sampai outlet tutup. Secara garis besar kegiatan-

kegiatan tersebut dikemas ke dalam tiga bentuk dakwah yaitu dakwah bil lisan,

dakwah bil qolam dan dakwah bil amal.

1. Dakwah Bil Lisan

Dakwah bil lisan adalah dakwah yang menggunakan lisannya sebagai

media untuk menyampaikan pesan dakwah dakwah sesuai dengan petunjuk

Allah dan Rosul-Nya. Adapun yang termasuk dalam bentuk dakwah bil lisan

antara lain:

a. Kultum

Kultum merupakan satu rangkaian kegiatan dari shalat dhuha dan

dzikir pagi yang wajib dilakukan karyawan sebelum melakukan pekerjaan

masing-masing. Setalah melaksanakan sholat dhuha dan dzikir pagi

dilanjutkan dengan kultum. Materi kultum disampaikan oleh pimpinan.

Seperti yang peneliti lihat pimpinan menyampaikan kultum dengan sangat

bersemangat, semangat itu terlihat ketika ada penekanan-penekanan dalam


58

suatu kalimat dan dengan tatapan tajam pada karyawan. Karyawan terlihat

sangat antusias dan fokus terhadap materi yang disampaikan.

Materi kultum bersumber dari pusat. Jadi, ada satu ustadz yang

diberi amanah untuk menyusun materi, kemudian materi tersebut

disebarkan ke seluruh cabang Ayam Penyet Surabaya. Fokus materi

kultum yaitu tentang kajian Iman, Hijrah dan Jihad. Seperti yang peneliti

lihat, pimpinan menyampaikan materi tentang “Jangan malas berdo’a”.

Materi tersebut termasuk materi yang ringan, sehingga materi mudah

ditangkap oleh karyawan.

Jika pimpinan tidak dapat menyampaikan kultum maka digantikan

oleh kapten area. Kapten area adalah karyawan yang diberi amanah untuk

mengawasi karyawan dalam bekerja, mengatur jalannya kerja serta

mengatasi komplen dari pelanggan. Kapten area hanya membaca materi

kultum yang ada di group whats app tanpa menjelaskan makna dari materi

tersebut. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh

karyawan. Setelah kultum selesai kurang lebih pukul 07.45 WIB karyawan

memulai aktivitas bekerja seperti menata, membersihkan meja dan kursi,

menyapu, mengepel, menyiapkan bahan-bahan untuk proses memasak,

dll.117

b. Kajian-Kajian

Kajian adalah hal wajib yang harus ada di Ayam Penyet Surabaya.

Dalam satu bulan ada empat kajian rutin, atau dapat dikatakan bahwa

117
Hasil observasi pada tanggal 16 Agustus 2018.
59

setiap minggunya ada satu kajian. Kajian tersebut berisi ceramah dari

ustadz-ustadz yang ada di APS Cab. Purwokerto, seperti ustadz ust.

Abdullah Zain Lc.M.A., ust. Asas El Izzi, ust. Sofyan Ibrahim (PITI), dan

khusus simakan Al-Qur’an adalah KH. Zahroni Ketika ada kajian dipagi

hari yaitu pukul 06.00 maka khusus bagi karyawan laki-laki wajib jama’ah

subuh di outlet. Kajian-kajian tersebut antara lain: kajian akbar, kajian

cabang, kajian tahsin dan simakan Al-Qur’an.118

Petama simakan Al-Qur’an, simakan Al-Qur’an adalah kegiatan

rutin yang diadakan setiap hari Ahad minggu pertama. Kajian tersebut

dimulai dari pukul 06.00 -08.00 WIB, bertempat di lantai 1 APS Cabang

Purwokerto. Seluruh karyawan membawa Al-Qur’an sendiri-sendiri.

Kajian tersebut dipimpin oleh KH. Zahroni. Tujuan dari simakan Al-

Qur’an adalah untuk memperkuat Al-Qur’an dan untuk memperbaiki

bacaan karyawan.

Pertama-tama karyawan membaca surah Al-Fatihah kemudia

membaca beberapa ayat Al-Qur’an bersama-sama. Ayat yang dibaca

adalah lanjutan ayat terakhir pada pertemuan sebelumnya yaitu QS. Ali

Imron ayat 31. Setelah membaca secara bersamaan kemudian satu persatu

ayat diterjemahkan dan dikaji oleh ustadz. Setelah selesai mengkaji ayat

kemudian dilanjutkan dengan menyimak hafalan Qur’an KH. Zahroni.

Seperti yang peneliti lihat seluruh karyawan terlihat fokus menyimak

hafalan ustadz Zahroni, ketika ada ayat yang salah atau terlewat karyawan

118
Hasil wawancara dengan Bapak Gunawan (Koordinator Ayam Penyet Surabaya
Wilayah Jateng II sekaligus Tim Dakwah)
60

langsung membetulkannya. Setelah menyimak hafalan Al-Qur’an

dilanjutkan dengan mengkaji beberapa ayat yang dibaca secara

bersamaan.119

Kedua kajian akhbar, kajian akhbar adalah kajian gabungan dari

empat outlet Ayam Penyet Surabaya yang ada di wilayah Purwokerto dan

sekitarnya, yaitu outlet Purbalingga, Sokaraja, Sawangan dan Dr. Angka.

Kajian tersebut diadakan setiap hari Rabu di minggu ke-3. Kajian tersebut

dimulai dari pukul 06.00-08.00 WIB. Kajian akbar bertempat di APS Cab.

Purwokerto yang sedang peneliti teliti, karena outlet tersebut merupakan

pusat dari APS Cab. Purwokerto.120

Kajian tersebut diisi oleh Ustadz Abdullah Zaen, Lc. MA. Beliau

adalah pemilik pondok pesantren Tunas Ilmu yang ada di daerah

Purbalingga. Keistimewaan kajian ust. Abdullah Zaen adalah mewajibkan

karyawan laki-laki untuk melaksanakan jama’ah shalat subuh di masjid

lingkungan APS Cab. Purwokerto.

Kajian ini lebih mengarah ke akhlak. Seperti tentang bagaimana

cara memperlakukan tamu, adab, etika bergaul, dll. Metode dakwah yang

diterapkan oleh ustadz Abdullah Zain adalah dengan prolog sejarah. Jadi,

sebelum menyampaikan materi dakwahnya ust. menceritakan sejarah

seperti cerita pada zaman Rasulullah dan para sahabatnya yang berkaitan

dengan materi dakwah yang akan disampaikan. Cerita sejarah tersebut

dijadikan sebagai pengantar ke inti materi dakwah. Setiap akhir

119
Hasil observasi pada tanggal 18 Agustus 2018.
120
Hasil observasi pada tanggal 15 Agustus 2018.
61

ceramahnya selalu diakhiri dengan tanya jawab. Beliau menyampaikan

materi dengan santai dan diselingi dengan candaan tapi tetap serius.121

Seperti yang peneliti lihat pada saat itu Beliau menyampaikan materi

tentang

Siapa di antara kita yang tidak ingin menjadi orang kaya yang
bergelimang harta? Tua muda, lelaki perempuan, berkulit hitam
atau putih, semuanya memiliki keinginan serupa. Salahkah
keinginan tersebut? Tidak juga! Tetapi sayangnya, banyak di
antara kita lupa untuk berusaha memiliki ’pengawal’ yang
membantu kita menjaga harta tersebut; agar tidak berubah menjadi
petaka. Pengawal setia tersebut adalah ilmu agama.
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam menjelaskan

‫ َﻓ ُهوَ يَعْمَلُ ِبهِ ﻓِي‬،‫ ) ﺭَجُلٌ ﺁتَاﻩُ ﺍللهُ مَالًا ﻭَ ِعلْمًا‬1 ( ٍ‫مَثَلُ هَذِﻩِ ﺍلْأُ َمّةِ مَثَلُ ﺃَﺭْبَ َعةِ نَ َفر‬
“ : ُ‫ َﻓ ُهوَ يَقُوﻝ‬،‫)ﻭَﺭَجُلٌ ﺁتَاﻩُ ﺍللهُ ِعلْمًا ﻭَلَمْ ُيؤِْتهِ مَالًا‬2 ( . ِ‫مَاِلهِ يُنْفِ ُقهُ ﻓِي حَ ِقّه‬
ِ‫ قَاﻝَ ﺭَسُوﻝُ ﺍلله‬: َ‫َلوْ كَاﻥَ لِي مِثْلُ مَاﻝ هَذَﺍ؛ عَ ِم ْلتُ ﻓِيهِ مِثْلَ ﺍلَّذِﻱ يَعْمَل قَاﻝ‬
‫ ) ﻭَﺭَجُلٌ ﺁتَاﻩُ ﺍللهُ مَالًا‬3 ( ”. ٌ‫ “ َﻓهُمَا ﻓِي ﺍلْأَ ْجرِ َسوَﺍﺀ‬: َ‫ﺻلَّى ﺍللهُ َعلَْيهِ ﻭَ َسلَّم‬ َ
ُ‫ ) ﻭَﺭَجُلٌ لَمْ ُيؤِْتهِ ﺍلله‬4 ( . ِ‫ َﻓ ُهوَ يَﺨْبِﻂُ ﻓِيهِ يُنْفِ ُقهُ ﻓِي ﻏَْيرِ حَ ِقّه‬،‫ﻭَلَمْ ُيؤِْتهِ ِعلْمًا‬
‫ “ َلوْ كَاﻥَ لِي مَاﻝٌ مِثْلُ هَذَﺍ؛ عَ ِملْتُ ﻓِيهِ مِثْلَ ﺍلَّذِﻱ‬: ُ‫ َﻓ ُهوَ يَقُوﻝ‬،‫مَالًا ﻭَلَا ِعلْمًا‬
ٌ‫ “ َﻓهُمَا ﻓِي ﺍْلوِﺯْﺭِ َسوَﺍﺀ‬: َ‫ﺻلَّى ﺍللهُ َعلَْيهِ ﻭَ َسلَّم‬
َ ِ‫ قَاﻝَ ﺭَسُوﻝُ ﺍلله‬: َ‫” قَاﻝ‬. ُ‫يَعْمَل‬

”Perumpamaan umat ini bagaikan empat orang. Orang pertama:


adalah seorang yang dikaruniai Allah harta dan ilmu . Dengan
ilmunya ia mengatur harta sehingga bisa mengalokasikannya
dengan benar. Orang kedua: adalah seorang yang dikaruniai Allah
ilmu, namun tidak dikaruniai harta. Dia berkata, ”Andaikan aku
memiliki harta seperti fulan (orang pertama), niscaya akan
kugunakan seperti apa yang dilakukannya”. Rasulullah shallallahu
’alaihiwasallam bersabda, ”Pahala dua orang tersebut sama”.
Orang ketiga: adalah seorang yang dikaruniai Allah harta namun
tidak dikaruniai ilmu. Dia bertindak asal-asalan dalam hartanya,
menghamburkannya tanpa aturan. Orang keempat: seorang yang
tidak dikaruniai Allah harta maupun ilmu . Ia berujar, ”Andaikan
aku memiliki harta seperti fulan (orang ketiga); niscaya akan
kugunakan seperti apa yang dilakukannya”. Rasulullah

121
Hasil observasi pada tanggal 15 Agustus 2018.
62

shallallahu’alaihiwasallam berkomentar, ”Dosa keduanya sama”.


HR. Ahmad dari Abu Kabsyah al-Anmâry radhiyallahu ’anhu dan
dinyatakan sahih oleh al-Albany.
Dalam hadits di atas, Nabiyullah shallallahu’alaihiwasallam
menerangkan pada kita bagaimana efek dari ilmu agama terhadap
sikap seseorang kepada hartanya. Orang kaya yang berilmu, berkat
bekal ilmu yang dimilikinya, ia bisa memanfaatkan hartanya untuk
mengantarkan ke surga. Ini adalah orang pertama. Adapun orang
yang miskin harta namun memiliki ilmu agama, diapun juga bisa
memanfaatkan ilmu tersebut sebagai kendaraan untuk masuk surga.
Sebab ia berpeluang meraih pahala yang sama dengan orang
pertama, berkat niat baik yang ada dalam hatinya. Inilah orang
kedua. Adapun orang ketiga, adalah golongan yang malang,
walaupun kelihatannya ia hidup sejahtera. Sebab ia gagal
menjadikan hartanya sebagai tunggangan menuju surga. Ia
serampangan dalam mengalokasikan hartanya, karena keminiman
ilmu agamanya. Yang paling naas nasibnya adalah orang keempat.
Sudah miskin harta, miskin ilmu agama pula. Di dunianya ia hidup
dalam kesusahan, dan kelak di akhiratnya ia sengsara masuk ke
dalam neraka.
Na’udzubillah min dzalik. Nah, memilih manakah Anda? Yang
penting, jangan sampai memilih menjadi orang ketiga, apalagi
keempat. Minimal jadilah orang kedua. Syukur-syukur Anda bisa
menjadi orang pertama.

Materi yang disampaikan mudah diserap oleh mad’u, seperti yang

dikatakan oleh salah satu karyawan APS bahwa “materi yang disampaikan

ust. Abdullah Zain mudah diterima, materinya juga tidak terlau banyak

tetapi ngena. Sehingga saya paham dengan yang disampaikan Beliau.”122

Berdasarkan pernyataan dari beberapa karyawan dan berdasarkan

pengamatan, peneliti menyimpulkan bahwa metode dakwah ust. Abdullah

Zaen adalah mauizhaah hasanah yaitu dengan menyampaikan kisah-kisah,

petuah dan nasihat kepada karyawan. Efek yang ditimbulkan dari

dakwahnya adalah efek kognitif yaitu apa yang Beliau sampaikan sampai

122
Hasil wawancara dengan Dimas (Karyawan Ayam Penyet Surabaya) pada tanggal 8
Agustus 2018.
63

kepada karyawan, karyawan mendapatkan pengetahuan dan pemahaman

baru dari pesan yang diterimanya.

Ketiga kajian cabang, kajian cabang adalah kajian yang diadakan

satu kali di minggu ketiga. Peserta kajian adalah terbatas pada karyawan

APS Cabang Purwokerto. Kajian tersebut diisi oleh ust. Asas El Izzi.

Materi yang disampaikan biasanya seputar fiqih muamalah123, seperti

tentang tata cara berjualan menurut Islam, kerjasama dalam perdagangan,

cara mendapatkan rezeki, tentang pinjam meminjam, dll. Metode yang

digunakan adalah degan ceramah dan diakhiri dengan tanya jawab di

akhir. Ketika ustadz menyampaiakan materi, karyawan terlihat serius

memperhatikan atau fokus dengan materi yang disampaikan. Tujuan dari

kajian ini adalah agar seorang muslim berkewajiban memahami dan

mengamalkan muamalah (ekonomi Islam) sebagai kepatuhan kepada

syari’ah Allah.

Keempat kajian tahsin, kajian tahsin adalah belajar membaca iqra’

dan Al-Qur’an untuk para karyawan serta hafalan doa sehari-hari. Kajian

ini diadakan dua kali dalam satu minggu yaitu pada hari Jum’at dan Sabtu.

Hari Jum’at khusus untuk hafalan doa sehari hari, dari doa bangun tidur,

masuk wc, keluar wc, doa bepergian sampai doa mau tidur.

Kajian dibagi ke dalam dua kloter, kloter pertama untuk karyawan

yang berangkat sore yaitu pada pukul 14.00 WIB dan kloter kedua untuk

karyawan yang berangkat sift pagi yaitu setelah jam kerjanya selesai atau
123
Fiqih muamalah adalah hukum-hukum syara’ yang mengatur perbuatan manusia yang
digali dari dali-dalil al-Qur’an maupun hadits yang terperinci, yang berhubungan dengan
persoalan-persoalan dunia (ekonomi).
64

pukul 16.00 WIB. Kegiatan tersebut dipandu oleh karyawan yang sudah

ditunjuk oleh pimpinan. Adapun klasifikasi dari karyawan yang ditunjuk

oleh pimpinan yaitu bacaannya sudah benar atau fasih, sudah paham dan

mengaplikasikan hukum bacaan dengan benar.124

Tujuan kajian tahsin adalah pertama agar karyawan dapat membaca

ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar, karena tidak semua karyawan

yang masuk dapat membaca Al-Qur’an. Oleh karena itu perusahaan

memberdayakan karyawan yang dapat membaca Al-Qu’an untuk

mengajari karyawan yang tidak bisa membaca agar menjadi bisa.

Seperti yang peneliti lihat sebagian besar karyawan membaca Al-

Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan hukum bacaan. Jika ada yang

sedang membaca al-Qur’an karyawan lain menyimak bacaan tersebut agar

ketika ada yang salah dalam melafadzkan ayat langsung dibenarkan.

Kemudian karyawan secara bergilir membaca ayat yang sama. Hafalan

do’a sehari-hari tehnisnya sama, perusahaan menunjuk beberapa karyawan

yang sudah hafal seluruh doa untuk menyimak hafalan doa karyawan lain.

Terakhir ada evaluasi untuk mengulas bacaan para karyawan.

Secara umum bacaan karyawan dari hari ke hari mengalami

peningkatan,untuk hafalannya pun mengalami penambahan. Seperti yang

dikatakan oleh salah seorang karyawan bahwa, “sebelumnya saya bisa

baca Al-Qur’an tetapi belum betul, masih salah dan tidak sesuai dengan

124
Hasil wawancara dengan Rina (Karyawati Ayam Penyet Surabaya Cabang
Purwokerto) pada tanggal 13 Agustus 2018.
65

mahkrajnya. Setelah saya mengikuti kajian alhamdulillah sedikit demi

sedikit bacaan saya mulai benar.”

Dari pernyataan tersebut tergambar jelas bahwa kajian tahsin yang

diadakan di APS memberikan dampak positif bagi para karyawan, yang

awalnya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya masih salah sedikit demi

sedikit mulai benar.

2. Dakwah Bil Qalam

Selain melalui ceramah pada saat kajian, dakwah juga diterapkan

lewat tulisan dakwah yang disebarkan melalui media sosial seperti group

whats app. Whats app merupakan media sosial yang banyak digunakan

oleh masayarakat. Melalui group dakwah perusahaan, setiap hari pimpinan

mengirimkan materi dakwah ke dalam group tersebut. Materi disusun atau

ditulis oleh pusat, dari pusat turun ke masing-masing koordinator wilayah,

kemudian koordinator wilayah menyebarkan ke group dakwah masing-

masing outlet. Sehingga ada estafet pengiriman materi dakwah. Selain

pengiriman materi dakwah, group tersebut juga difungsikan sebagai

tempat informasi pelaksanaan kajian-kajian untuk mengingatkan karyawan

agar tidak lupa. Group dakwah tersebut terbilang aktif, karena setiap

harinya ada informasi dakwah yang dikirim oleh pimpinan.125

Adapun teks dakwah yang dikirim ke group whats app seperti:

125
Hasil wawancara dengan Bapak Gunawan (Koordinator Ayam Penyet Surabaya
Wilayah Jateng II sekaligus Tim Dakwah) pada tanggal 8 Agustus 2018.
66

"Kesaksian Yang Mencengangkan Relawan KRM atas bencana


Gempa Lombok sebagai Bahan Renungan" Gempa tadi malam
menghancurkan lebih banyak rumah lagi, bahkan sampai pulau
sumbawa. Pertanyaan dalam hati sudah mulai terjawab, apa
gerangan yang menyebabkan Allah begitu keras menegur saudara-
saudara kita di Lombok? Ternyata konon banyak kemaksiatan yg
berlaku, masyarakat setempat menceritakan begitu beragam
maksiat yang tidak terekspos keluar. Konon ada pantai namanya
pantai Syurga, yang masuk kesitu harus dengan syarat maaf toples
alias tanpa busana. Ada sebuah bukit wisata setiap akhir pekan
banyak muda mudi berkemah dengan ceria. Setiap kali dibersihan.
Maaf sampah kondom berserakan, dikumpulkan Laskar Mujahidin
sebanyak 1 karung. Ketika Laskar berdakwah di sana, amar ma'ruf
nahi munkar malah di musuhi masyarkat. Namanya bukit
Selingkuh, masyarakat menamai itu. Wisata halal hanya sebagai
jargon katanya. Karena pengunjungnya kebanyakan, orang asing,
maaf yg setengah telanjangpun tak mengapa asal membawa kepeng
(uang) dia adalah tamu mulia. Ada desa di pulau sumbawa,
masyarakat menceritakan hampir-hampir sulit cari gadis yg
perawan, karena banyak orang asing dari tambang Newmont yg
menebar uang sehingga kehormatanpun di jualnya. Saya menulis
ini sambil sesekali di goyangkan bumi di sebuah masjid yg megah
dg sedikit retak-retak tapi masyakat tak berani ibadah di dalamnya.
Masjid-masjid begitu megah dengan menara mencakar cakrawala,
namun pemakmur setiap lima waktunya hanya 1 atau 2 shof saja,
bahkan terkadan hanya muadzin dan imamnya.
Mari kita renungkan
Allah Ta’ala berfirman:
‫يب َل ﻓِْت نَةً َواته ُقوا‬ ِ ُ‫ﺻةً ِمْن ُكم ظَلَموا اله ِذين ت‬
‫ص َه‬ َ ُ ْ ‫اَّللَ أَ هن َو ْاعلَ ُموا َخا ه‬
‫يد ه‬ ُ ‫َش ِد‬
‫اب‬ِ ‫الْعِ َق‬
“Takutlah pada musibah yang tidak hanya menimpa orang zhalim
di antara kalian saja. Ketahuilah bahwa Allah memiliki hukuman
yang pedih”_ (QS. Al Anfal: 25)
“Dari Ummu Salamah, istri Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, ia
berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda: Jika maksiat telah menyebar diantara umatku, Allah akan
menurunkan adzab secara umum”. Ummu Salamah bertanya:
Wahai Rasulullah, bukankah di antara mereka ada orang shalih?
Rasulullah menjawab: Ya. Ummu Salamah berkata: Mengapa
mereka terkena juga? Rasulullah menjawab: Mereka terkena
musibah yang sama sebagaimana yang lain, namun kelak mereka
mendapatkan ampunan Allah dan ridha-Nya” (HR. Ahmad
no.27355.
67

Al Haitsami berkata: “Hadits ini ada 2 jalur riwayat, salah jalurnya


diriwayatkan oleh para perawi yang shahih”, Majma Az
Zawaid, 7/217 )
Dari Abu Hurairah ra berkata; bersabda Rasulullah saw
“Apabila kekuasaan dianggap keuntungan, amanat dianggap
ghanimah (rampasan), membayar zakat dianggap merugikan,
beiajar bukan karena agama (untuk meraih tujuan duniawi semata),
suami tunduk pada istrinya, durhaka terhadap ibu, menaati kawan
yang menyimpang dari kebenaran, membenci ayah, bersuara keras
(menjerit jerit) di masjid, orang fasig menjadi pemimpin suatu
bangsa, pemimpin diangkat dari golongan yang rendah akhiaknya,
orang dihormati karena takut pada kejahatannya, para biduan dan
musik (hiburan berbau maksiat) banyak digemari, minum
keras/narkoba semakin meluas, umat akhir zaman ini sewenang-
wenang mengutuk generasi pertama kaum Muslimin (termasuk
para sahabat Nabi saw, tabi’in dan para imam muktabar). Maka
hendaklah mereka waspada karena pada saat itu akan terjadi hawa
panas, gempa,longsor dan kemusnahan. Kemudian diikuti oleh
tanda-tanda (kiamat) yang lain seperti untaian permata yang
berjatuhan karena terputus talinya (semua tanda kiamat
terjadi).”_(HR. Tirmidzi)
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
‫ نفسي والذي‬،‫ لتأمرن بيدﻩ‬،‫ عن ولتنهون باملعروف‬،‫ليوشكن أو املنكر‬
‫ من ِعقابا عليكم يبعث أن هللا‬،‫لكم يستجيب ﻓال لتَدعُنّه مث عندﻩ‬
“Demi Allah, hendaknya kalian mengajak kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang mungkar. Atau Allah akan menimpakan
hukuman kepada kalian, lalu kalian berdo’a namun tidak
dikabulkan”_(HR. At Tirmidzi no.2323, Ia berkata: “Hadits ini
hasan”)

Dengan memanfaatkan whats app sebagai tempat berdakwah maka

akan memudahkan da’i dalam menyampaikan materi, selain itu dakwah

menjadi efektif dan efisien karena dapat menyebarkan pesan dakwah

kepada seluruh cabang APS dalam waktu yang singkat.

3. Dakwah Bil Amal

Dakwah dengan melakukan perbuatan nyata dan memberikan

teladan secara nyata merupakan dakwah yang efektif. Karena dakwah


68

tidak cukup dengan hanya menyampaikan materi, tetapi perlu dengan aksi

nyata. Yang termasuk ke dalam dakwah bil amal antara lain:

a. Shalat Dhuha

Salah satu aktivitas keagamaan yang rutin dilaksanakan sebelum

melaksanakan aktivitas kerja di Ayam Penyet Surabaya (APS) Cabang

Purwokerto adalah shalat dhuha. Shalat dhuha ialah shalat sunnah yang

dilakukan ketika matahari sedang terbit sampai menjelang waku

dhuhur.126

Setiap pagi sebelum bekerja setiap karyawan melaksanakan

sholat dhuha. Seperti yang peneliti lihat pada pukul 07.15 WIB

karyawan mulai berdatangan di dan saling bertegur sapa antar

karyawan. Kemudian satu persatu karyawan mulai mengambil air

wudhu untuk melaksanakan sholat dhuha di mushola yang telah

disediakan. Jumlah raka’at shalat dhuha pada umumnya yaitu 2 & 4

raka’at.127

Hukum melaksanakan sholat dhuha di rumah makan ini adalah

wajib. Meskipun di dalam Islam hukum shalat dhuha adalah sunnah,

tetapi karena sudah masuk ke manajemen hukum tesebut menjadi

wajib.128

126
Sabiel el-Ma’rufie, Dahsyatnya Shalat Dhuha (Pembuka Pintu Rezeki), (Bandung:
Mizan Media Utama, 2007), hlm. 11. Dari: https://books.google.co.id diakses pada tanggal 13
Agustus 2018.
127
Hasil observasi pada tanggal 4 Agustus 2018
128
Hasil observasi pada tanggal 3 Agustus 2018
69

b. Dzikir Pagi dan Dzikir Sore

Setelah melaksanakan shalat dhuha dilanjutkan dzikir pagi.

Dalam sehari karyawan APS Cabang Purwokerto wajib melaksanakan

dzikir pagi dan dzikir sore. Sama halnya dengan solat dhuha, hukum

dzikir pagi dan sore adalah wajib. Karyawan yang sift pagi wajib

melaksanakan dzikir pagi sebelum memulai bekerja dan melaksanakan

dzikir sore ketika mau pulang kerja. Sedangkan untuk karyawan yang

sift siang dan sore wajib melaksanakan dzikir sore, dzikir paginya

dilaksanakan di rumah.129

Selain dzikir pagi dan sore ada juga dzikir yang tidak terikat

dengan ruang dan waktu. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Gunawan,

bahwa ketika sedang menuliskan order karyawan mengucapkan

Bismillah, sedang memasak mengucapan Bismillah. Disitulah ada

penekanan pada setiap gerakan, jangan sampai tidak menyebut nama

Allah. Itulah amaliyah-amaliyah yang harus dilaksanakan seluruh

karyawan setiap hari. Beliau juga berharap agar karyawan

melaksanakan amaliyah-amaliyah tersebut di rumah masing-masing.130

Adapun baacaan dzikir pagi dan sore yaitu:

129
Hasil Observasi pada tanggal 16 Agustus 2018.
130
Hasil wawancara dengan Bapak Gunawan (Koordinator Ayam Penyet Surabaya
Wilayah Jateng II sekaligus Tim Dakwah).
70

Sayyidul Istighfar)

َ ‫ َوأَنَ ا َعلَ ى َع ْه ِد‬، َ ‫ َوأَنَ ا َعْب ُد‬،َْ ِ َ‫ َخلَ ْقت‬،‫ت‬


َ ْ‫ لَ إِلَ َٰهَ إِله أَن‬، ْ ِّ‫ت َر‬
َ ْ‫اَلله ُه هم أَن‬
ِ َ ِ‫ أَعوذُ ب‬،‫وو ْع ِد َ ما استَطَعت‬
،‫ك َعلَ هي‬ َ ِ‫ك بِنِ ْع َمت‬
َ َ‫ أَبُ ْو ُ ل‬،‫ت‬ َ ‫ك م ْن َشِّر َما‬
ُ ‫ﺻ نَ ْع‬ ُْ ُ ْ ْ َ ََ
ِ ِ
ُّ ‫ ﻓَِإنههُ لَ يَغْفر‬،‫ ﻓَا ْﻏف ْر ِِل‬،‫ك بِ َذنِِْب‬
َ ْ‫ب إِله أَن‬
‫ت‬ َ ‫الذنُ ْو‬ ُ ْ ْ َ َ‫َوأَبُ ْو ُ ل‬

“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada sesembahan yang berhak
disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku. Aku
adalah hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu
semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan yang kuperbuat.
Aku mengakui nikmatMu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh
karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa
kecuali Engkau.”

HR. Al Bukhari no. 5522, 6306 dan 6323, at-Tirmidzi no. 3393, an-

Nasa'i no. 5522 dan lain-lain.

Keutamaannya yaitu: dari Syaddad bin Aus radhiallahu 'anhu bahwa

Nabi shallallahu 'alaihi wa salam bersabda, “Sayyidul Istighfar adalah

bacaan: (doa di atas).” Kemudian beliau menyebutkan keutamaannya,

“Barangsiapa yang membaca doa ini dengan penuh keyakinan di sore

hari, kemudian dia mati pada malam harinya (sebelum pagi) maka dia

termasuk ahli surga. Dan barangsiapa yang membacanya dengan penuh

keyakinan di pagi hari, kemudian dia mati pada siang harinya (sebelum

sore) maka dia termasuk ahli surga.”

Keterangan:

Dinamakan Sayyidul Istighfar, karena bacaan istighfar di atas adalah

lafal istighfar yang paling mulia dibandingkan lafal istighfar lainnya.


71

c. Shalat Witir Malam

Shalat witir malam merupakan salah satu amaliyah harian yang

wajib dilaksanakan oleh karyawan yang bekerja di sift malam.

Karyawan wajib melaksanakan shalat witir berjamaah sebelum pulang.

Setelah selesai beres-beres outlet karyawan bergegas mengambil air

wudhu kemudian berkumpul di lantai 1 untuk melaksanakan shalat

witir. Shalat witir dilaksanakan di area lantai satu, dengan

menyingkirkan meja dan kursi ke samping kemudian menggelar karpet

dan sajadah sebagai alas shalat. Shalat witir dipimpin oleh salah satu

karyawan. Shalat witir yang dilaksanakan tiga raka’at.131

d. Jama’ah Shalat Lima Waktu

Karyawan laki-laki wajib shalat berjama’ah lima waktu. Tetapi

dalam melaksanakan jama’ah shalat wajib juga melihat situasi dan

kondisi outlet. Apabila outlet sedang ramai-ramainya dan sulit untuk

melaksanakan shalat secara berjama’ah maka karyawan shalat secara

bergantian. Seperti yang peneliti lihat saat memasuki waktu shalat

magrib outlet sedang ramai-ramainya, sehingga para karyawan sulit

untuk melaksanakan shalat secara berjama’ah. Ketika berada dalam

kondisi tersebut karyawan shalat secara bergantian, 1 orang shalat

sedangkan yang lainnya melayani pelanggan, begitu juga seterusnya. 132

131
Hasil wawancara dengan Bapak Gunawan (Koordinator Ayam Penyet Surabaya
Wilayah Jateng II sekaligus Tim Dakwah) pada tanggal 8 Agustus 2018.
132
Hasil observasi pada tanggal 5 Agustus 2018.
72

e. Puasa Yaumul Bidh

Puasa yaumul bidh133 adalah puasa sunnah yang dilaksanakan

tiga hari berturut-turut yaitu pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan

dari penanggalan tahun hijriyah.134 Meskipun hukum melaksanakan

puasa yaumul bidh adalah sunnah, tetapi ketika sudah masuk ke dalam

manajemen perusahaan maka hukum melaksanakan puasa tersebut

menjadi wajib. Sehingga seluruh karyawan wajib melaksanakan puasa

yaummul bidh. Ketika sedang melaksanakan puasa yaumul bidh jatah

makan hanya diberikan saat menjelang waktu berbuka.

f. Silaturrahmi ke Rumah Antar Karyawan

Silaturrahmi ke rumah karyawan APS Cabang Purwokerto

dilakukan setiap satu minggu sekali. Silaturahmi diadakan guna

mempererat tali persaudaraan dan karena manfaat dari silaturrahmi itu

pula yaitu mendatangkan rezeki dan umur panjang.135

g. Kegiatan Sosial

Ada berbagaimacam kegiatan sosial yang dilaksanakan secara

rutin di APS Cabang Purwokerto diantaranya yaitu: setiap bulan

memberikan sembako untuk lingkungan sekitar, memberikan dana

untuk kajian di kampung-kampung seperti kegiatan TPA, sedekah

runtin untuk ustadz dan ustadzah yang mengabdi di wilayah karyawan

133
Yaumul bidh berarti hari-hari putih, cemerlang atau purnama.
134
Gus Arifin, Step By Step Puasa Ramadhan Bagi Orang Yang Sibuk, ( Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2009), hlm. 198. Dari: https://books.google.co.id diakses pada tanggal 13
Agustus 2018.
135
Hasil wawancara dengan Bapak Gunawan (Koordinator Ayam Penyet Surabaya
Wilayah Jateng II sekaligus Tim Dakwah) pada tanggal 8 Agustus 2018.
73

setempat, menyantuni masjid sekitar setiap bulan, memberikan

sumbangan untuk panti asuhan setiap sebulan sekali, seperti panti

asuhan Rahayu (Kober) dan panti asuhan Kuncup Mas, memberikan

sumbangan untuk wilayah yang terkena musibah bencana alam seperti

baru-baru ini memberikan sumbangan dana untuk gempa di Lombok,

memberikan sumbangan air bersih untuk wilayah yang kekeringan, dan

ada kegiatan donor darah yang bekerjasama dengan PMI untuk setiap 6

bulan sekali melakukan donor darah di APS..136

Sumber dana kegiatan-kegiatan tersebut berasal dari perusahaan

yaitu dari zakat infak dan sedekah (zis) perusahaan sebesar 10% dan

dari infak dan sedekah karyawan sebesar 2,5% setiap bulan. Perusahaan

juga bekerjasama dengan berbagai lemabaga zakat seperti lazis NU,

lazis Mafaza, Baznas, dll untuk mengelola zakat tersebut. Perusahaan

menerapkan zakat, infak dan sedekah karena apa yang dinikmati dalam

hidupnya merupakan sebuah pemberian dan rahmat Allah SWT. 137

Dakwah yang ada di APS beranekaragam, mulai dari dakwah bil lisan,

dakwah bil qalam dan dakwah bil amal. Segala bentuk dakwah yang ada berjalan

dengan lancar, karena kegiatan-kegiatan dakwah tersebut masuk ke dalam

manajemen perusahaan. Secara internal perusahaan mengalami hambatan ketika

berdakwah yaitu karyawan yang malas. Secara eksternal tidak ada hambatan

dalam berdakwah, karena adanya rasa saling membutuhkan. Perusahaan

136
Hasil wawancara dengan Bapak Edi (Manajer Ayam Penyet Surabaya Cabang
Purwokerto) pada tanggal 4 Agustus 2018.
137
Hasil wawancara dengan Bapak Edi (Manajer Ayam Penyet Surabaya Cabang
Purwokerto) pada tanggal 4 Agustus 2018.
74

menginginkan SDM unggul yang berakhlakul karimah, maka dari itu menerapkan

berbagai macam aktivitas keagamaan dalam mejalankan usahanya. Sedangkan

karyawan ingin bekerja untuk mendapatkan penghasilan, ketika bekerja karyawan

harus menaati segala aturan yang ada. Hal tersebut dimaanfaatkan oleh pimpinan

dengan kekuasaannya untuk membentuk SDM yang islami. Sehingga semua

karyawan wajib mengikuti kegiatan-kegiatan dakwah yang ada. Jika karyawan

tidak mengikuti kegiatan dakwah yang ada maka harus lapor atau izin dengan

alasan yang jelas dan masuk akal. Jika karyawan tanpa ada izin yang jelas maka

karyawan tersebut akan mendapat teguran adari pimpinan. Apabila tiga kali

berturut-turut tidak mengikuti kajian maka kemungkinan terbesar karyawan

tersebut dipecat. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa kekuasaan dapat

menjadi salah satu faktor keberhasilan dakwah.

Hal tersebut seperti dalam sejarah dakwah Nabi Muhammad SAW bahwa

salah satu faktor pesatnya perkembangan Islam adalah setelah Nabi berhijrah ke

Madinah dan membangun kekuasaan atau kekuatan baru di sana. Selain nabi

Muhammad SAW, Allah juga memberikan anugerah yang berupa kekuatan yang

sangat luar biasa kepada Daud sehingga dengan kekuatan itu ia dapat dengan

leluasa untuk berkuasa dan menjadikan kekuasaannya sebagai sarana dalam

dakwahnya, menyeru umatnya kepada tauhid. Begitu pula yang terjadi pada Nabi

Sulaiman yang waktu itu telah menjadi raja dan tentunya memiliki pengaruh besar
75

terhadap ummatnya. Sehingga memudahkannya dalam menjalankan misi

dakwahnya. 138

D. Analisis Kelebihan dan Kelemahan Dakwah di APS Cab. Purwokerto

Tidak ada yang sempurna di dunia ini, termasuk dalam kegiatan

berdakwah. Setiap kegiatan dakwah yang dijalankan memiliki kelemahan dan

kelebihan. Seperti halnya kegiatan dakwah yang ada di APS Cab. Purwokerto.

Adapun kelebihan dan kekurangan dakwah yang ada di APS, antara lain:

1. Kelebihan

Pertama, dakwah sudah masuk ke dalam manajamen perusahaan,

sehingga aktivitas dakwah dilakukan secara konsisten. Karena sudah masuk

kedalam manajemen maka hukumnya wajib untuk mengikuti segala bentuk

dakwah yang ada. Hal tersebut bisa menjadi contoh untuk pengusaha

waralaba lainnya agar menerapkan syariat Islam dalam menjalanjalankan

usahanya.

Kedua, karyawan mendapatkan pengetahuan atau asupan ajaran Islam

secara teratur, sehingga memberi peluang untuk menciptakan SDM yang

unggul dan Islami. Karena SDM yang unggul dan Islami sangat dibutuhkan

perusahaan dalam mejalankan bisnisnya agar terhindar dari hal-hal yang tidak

diinginkan.

Ketiga, materi yang disampaikan disesuaikan dengan situasi dan

kondisi karyawan atau sesuai dengan kebutuhan karyawan pada saat itu.

Sehingga karyawan tidak merasa keberatan dengan materi yang disampaikan.


138
Zalikha, Dakwah Dan Kekuasaan (Perspektif Historis), Jurnal Al-Bayan, Vol. 19, No.
28, Juli – Desember 2013, (Banda Aceh: Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Ar-Raniry
Darussalam, 2013), hlm. 20.
76

Keempat, adanya reward139 dari perusahaan bagi karyawan yang

menghafal al-Qur’an terbanyak. Hal ini menyebabkan para karyawan saling

berlomba-lomba untuk meghafalkan al-Qur’an. Sehingga karyawan

termotivasi untuk membaca dan menghafal al-qur’an.

2. Kelemahan

Dari beberapa kegiatan dakwah yang dijalankan di APS tidak

semuanya berjalan dengan sempurna. Ada dua kelemahan yang peneliti

temukan, diantaranya adalah: Pertama ketika materi kultum pagi dibacakan

oleh kapten area sebagai pengganti pimpinan, kapten area hanya membaca

materi tanpan diberi penjelasan. Kedua, dakwah yang diadakan di APS

bersifat eksklusif yaitu terbatas hanya untuk karyawannya saja.

139
Reward bisa diartikan imbalan, penghargaan atau hadiah. Dalam hal ini reward bertujuan agar
karyawan menjadi senang, giat, semangat, dan lebih rajin dalam menghafal Al-Qur’an.
77

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap Implementasi Dakwah di

rumah makan Ayam Penyet Surabaya Cab. Purwokerto, maka penulis dapat

memberikan kesimpulan bahwa implementasi dakwah di rumah makan Ayam

Penyet Surabaya tidak terlepas dari kebijakan perusahaan, dimana kebijakan

tersebut mempengaruhi perusahaan dalam mejalankan kegiatan dakwah.

Pelaksanaan dakwah tidak dapat terlepas dari unsur-unsur yang ada

didalamnya, seperti tim dakwah, karyawan sebagai mad’u, materi yang

disampaikan, metode yang digunakan, media yang digunakan. Serta efek

dakwah yang dijadikan sebagai bahan evaluasi. Metode yang digunakan

adalah metode dakwah al hikmah, mauidzaah hasanah, dakwah al mujadalah

bil –al-lati hiya ahsan, dan metode dakwah bil hal.

Bentuk dakwah yang ada di Ayam Penyet Surabaya Cab. Purwokerto

ada tiga, yaitu dakwah bil lisan, dakwah bil qolam dan dakwah bil amal.

Adapun aktivitas dakwah bil lisan antara lain: kultum pagi, kajian akhbar,

kajian cabang, kajian tahsin serta simakan al-Qur’an. Aktivitas bil qolam

yang ada adalah dengan adanya group dakwah di aplikasi whats app.

Sedangkan untuk dakwah bil amal yang ada seperti shalat dhuha, dzikir pagi

dan sore, shalat witir malam, jama’ah shalat lima waktu, puasa yaumul bidh,

silaturahmi ke rumah antar karyawan dan kegiatan bakti sosial.


78

B. Saran-Saran

1. Kajian yang ada di APS tidak hanya untuk karyawan saja, alangkah lebih

baiknya jika masyarakat sekitar diikutsertakan agar dakwah tersebut

dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

2. Materi kultum yang dibacakan oleh kapten area sebaiknya diberi sedikit

penjelasan, agar suasananya hidup.

C. Penutup

Alhamdulilah Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas ridho-Nya penulis diberikan kekuatan untuk menyelesaikan skripsi

ini. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan dan kekhilafan karena keterbatasan pengetahuan dan keahlihan

penulis dalam menyusun skripsi ini, sehingga kritik dan saran dapat penulis

terima demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya

bagi penulis dan seluruh pembaca pada umumnya.

Semoga Allah SWT selalu meridhoi dan memberi kemudahan dalam

setiap langkah kita. Aamiin.


79

DAFTAR PUSTAKA
.
AB, Syamsudin.2006. Pengantar Sosiologi Dakwah. Cet. Pertama, Jakarta:
Kencana.

Ahmad, Agus. 2001. Pengembangan Masyarakat Islam. Bandung: Remaja


Rosdakarya. hlm. 159. Dalam skripsi Agung Drajat Sucipto. 2017.
“Implementasi Dakwah Bil Hal Pac Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama-
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (Ipnu-Ippnu) Karanglewas Tahun
2016”. Purwokerto: IAIN Purwokerto.

Ahwan, Agus Koribul. 1998. “Nilai-nilai Takwa dalam Wirausaha Relevansinya


dengan Tujuan Dakwah” ( Studi Analisis Buku Berani Kaya Berani Takwa
Karya Anif Sirsaeba )” Skripsi. Semarang : IAIN Walisongo.

Ali Aziz, Mohammad. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.

Alimuddin, Nurwahidah. 2007. “Konsep Dakwah Dalam Islam”. Jurnal Hunafa.


Vol. 4 No.1. Maret 2007. 73-78. Palu: Jurusan Dakwah STAIN
Datokrama.

Aliyudin. 2010. “Prinsip-Prinsip Metode Dakwah Menurut Al-Qur’an”. Jurnal


Ilmu Dakwah. Vol. 4, No. 15. Januari-Juni 2010. Bandung: UIN SGD
Bandung.

An-Nabiri, Fathul Bahri. 2008. Meniti Jalan Dakwah. Jakarta: Amzah.

Arifin, Gus. 2009. Step By Step Puasa Ramadhan Bagi Orang Yang Sibuk.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Arifin, HM. 1991. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Cet. Pertama.
Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Awaludin, Pimay. 2011. “Intelektualitas Dakwah Prof, KH. Saifudin Zuhri.


Semarang: Rasail Media Group. hlm.30. Dalam Skripsi Dewi Purwati.
2014. “Dakwah Dan Kewirausahaan (Studi Kasus Di Pt. Pustaka Rizki
Putra Semarang)”. Semarang: UIN Walisongo.

Azwar, Saifudin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Bachtiar, Wardi. 1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos
Wahan Ilmu.

Basit, Abdul. 2006. Filsafat Dakwah. Jakarta: Rajawali Pers.


80

Basit, Abdul. 2013.” Dakwah Cerdas di Era Modern”. Jurnal Komunikasi Islam.
Vol. 3, No. 1, Juni 2013. ISBN 2088-6314. Surabaya: Fakultas Dakwah
IAIN Sunan Ampel.

Departemen Agama RI. 2010. Al-Hikmah, Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung:


CV Penerbit Diponegoro.

Dermawan Andy, dkk. 2002. Metodologi Ilmu Dakwah. Yogyakarta: Lesfi.

Desky, Harjoni. 2014. “Pengaruh Etos Kerja Islami Dan Gaya Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Karyawan Rumah Makan Ayam Lepas Lhokseumawe”.
Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Vol. 8, No. 2.

Dokumen Wong Solo. Bunga Rampai 22 Tahun Wong Solo

El Ishaq, Ropingi. 2016. Pengantar Ilmu dakwah, (Studi Komprehensif Dakawah


dari Teori ke Praktik). Malang: Madani.

Eviyanti, Yuli. 2016. “Koperasi Syariah: Metode Dakwah Untuk Meningkatkan


Ekonomi Umat” Jurnal Hikmah. Vol. 10, No. 2. Padang: IAIN Padang
Sidimpuan.

Faizal. 2013. Dakwah Bil Hal Dalam Perspektif AL-Qur’an. Jurnal Ilmu dakwah
Dan Pengembangan Komunitas. Volume 8, No.2.

Hafinuddin, Didin. 1998. Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani Press.

Hakim, Lukman. 2008. Info Lengkap Waralaba. Media Pressindo: Yogyakarta.

Haqiqi, Ziyad Faroh. 2009.“Manajemen Kewirausahaan (Studi Kasus di Pesantren


Abdurrahman bin Auf Klaten)”, Skripsi. IAIN Walisongo: Semarang.

Hasan, John. 1989. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.

https://www.kompasiana.com/hasrulhoesein. Diakses tanggal 30 April 2018.


Pukul 16.45

Ilyas Ismail & Prio Hotman. 2011. Filsafat Dakwah “Rekayasa Membangun
Agama dan Peradaban Islam”. Jakarta: Kencana.
M. Munir, dkk. 2003. Metode Dakwah. Cet. Pertama. Jakarta: Kencana.

Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. 2014. Analisis Data Kualitatif.


Jakarta: UI Press.

Muhaimin Abda, Slamet. 1994. Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah. Surabaya:


Al-Ikhlas.
81

Muhidin, Asep. 2002. Dakwah dalam Perspektif Al-Qur‟an. Bandung: Pustaka


Setia.

Munir, M. & Ilahi, Wahyu. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana.

Muriah, Siti. 2000. Metodolgi Dakwah Kontemporer. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Purwanti, Dewi. 1998 “Dakwah Dan Kewirausahaan (Studi Kasus Di PT. Pustaka
Rizki Putra Semarang)”, Skripsi. Semarang: Jurusan Dakwah dan
Komunikasi UIN Walisongo.

RI, Departemen Agama. 2010. Al-Hikmah, Al-Quran dan Terjemahnya.


Bandung: CV Penerbit Diponegoro.

Rohman, Arip. 2011. Pengelolaan Sekolah Berbasis Religi Studi Situs Madrasah
Aliyyah Futuhiyyah – 1 Mranggen Demak. Sripsi. Surakarta: UMS.

Saefuloh, Uwoh. 2009. “Implementasi Teori Dakwah Fungsional Dalam


Meningkatkan Kesejahteraan Ummat”, Jurnal Ilmu Dakwah. Vol. 4, No.
14, ISSN 2548-8708. Bandung: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Sunan Gunung Djati Bandung.

Saputra, Wahidin. 2011. Pengantar Ilmu Dakwah. Cet. I; Jakarta: Rajagrafindo


Persada.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:


CV Alfabeta.

Suhandang, Kustadi. 2013. Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.

Zalikha. “Dakwah Dan Kekuasaan (Perspektif Historis)”, Jurnal Al-Bayan. Vol.


19. No. 28. Juli – Desember 2013. Banda Aceh: Fakultas Dakwah dan
Komunikasi IAIN Ar-Raniry Darussalam.
82

Anda mungkin juga menyukai