Anda di halaman 1dari 7

4.

1 ASUHAN BAYI BARU LAHIR USIA 1 JAM

Asuhan bayi baru lahir yaitu asuhan yang diperlukan oleh bayi baru lahir (BBL).

Walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu, tetapi karena proses

tersebut merupakan pengeluaran hasil kehamilan ( bayi) maka penatalaksanaan

persalinan baru dapat dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang

dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan asuhan segera,

aman dan bersih untuk BBL merupakan sebagian esensial asuhan BBL. Tujuan

dari asuhan ini diharapkan peserta mampu mempelajari :

4.1.1 Pencegahan Infeksi

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau

kontaminasi mikroorganisme selam proses persalinan berlangsung atau beberapa

saat setelah lahir. Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong

persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi sebagai berikut :

a. Persiapan Diri

Cuci tangan dengan seksama kemudian keringkan, sebelum dan setelah

bersentuhan dengan bayi, serta memakai sarung tangan bersih pada saat

yang belum dimandikan.

b. Persiapan Alat

Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,

gunting, alat-alat resusitasi dan benang tali pusat telah di Disenfeksi Tingkat

Tinggi ( DTT) atau sterilisasi. Gunakan bola karet pengisap yang baru dan

bersih jika akan melakukan pengisapan lendir dengat alat tersebut. Jangan

menggunakan bola karet pengisap yang sama untuk lebih dari satu bayi.

Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk
bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya timbangan, pita

pengukur, termometer, stetoskop dan benda – benda lain yang akan

bersentuhan dengan bayi, juga bersih. Dekontaminasi dan cuci semua alat

setiap kali setelah digunakan.

c. Persiapan Alat

Gunakan ruangan yang hangat dan terang, siapkan tempat resusitasi yang

datar, rata, cukup keras, bersih, kering dan hangat misalnya meja, dipan atau

lantai beralas tikar, sebaiknya dekat dengan pemancar panas dan tidak

berangin, tutup jendela dan pintu.

4.1.2 Penilaian Awal

Untuk semua bayi baru lahir, lakukan penilaian awal dengan menjawab 3

pertanyaan :

a. Apakah kehamilan cukup bulan

Segera setelah bayi lahir, sambil meletakkan bayi diatas kain bersih dan

kering yang telah disiapkan pada perut bawah ibu, segera lakukan penilaian

berikut :

b. Apakah bayi menangis atau bernapas / tidak megap – megap.

c. Apakah tonus otot bayi baik / bayi bergerak aktif.

Dalam melaksanakan manajemen bayi baru lahir normal perhatikan hal – hal

berikut :

a. Dukung ibu untuk menunggu mulut bayi mencapai puting susu dan

menyusu secara mandiri ( Inisiasi Menyusu Dini ). Jangan memberikan dot

atau makanan sebelum bayi berhasil menyusu. Jangan memberi air, air gula,

susu formula atau makanan apapun.


b. Lakukan pemantauan tanda bahaya pada bayi

1) Tidak dapat menetek

2) Kejang

3) Bayi bergerak jika hanya dirangsang

4) Kecepatan napas > 60 kali / menit

5) Tarikan dinding dada yang dalam

6) Merintih

7) Sianosis sentral

4.1.3 Pencegahan Kehilangan Panas

Saat lahir, mekanisme pengaturan temperatur tubuh bada bayi baru lahir, belum

berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya

pencegahan kehilangan panas tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalami

hipotermia. Bayi dengan hipotermia, berisiko tinggi untuk mengalami sakit berat

atau bahkan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya

dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan atau diselimuti walaupun

berada diruangan yang relatif hangat. Bayi kurang bulat atau berat lahir rendah

juga sangat rentan untuk mengalami hipotermia. Walaupun demikian, bayi tidak

boleh menjadi hipotermia ( temperatur tubuh lebih dari 37,5 oC )

Mekanisme kehilangan panas, bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya

melalui cara – cara berikut :

a. Evaporasi adalan jalan utama bayi kehilangan panas. Jika saat lahir tubuh

bayi tidak segera dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas akibat

penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh sendiri.
Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan

tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.

b. Konduksi adalah adalah kehilangan panas memalui kontak langsung antara

tubuh bayi dngan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur dan

timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubu bayi akan menyerap

panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila tubuh bayi

diletakkan diatas benda-benda tersebut.

c. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar

udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan

didalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas.

Kehilangan panas juga terjadi jika ada aliran udara dingin dari kipas angin,

hembusan udara dingi melalui ventilasi / pendingin ruangan.

d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan

didekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh

bayi. Bayi dapat kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda

tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi ( walaupun tidak bersentuhan

secara langsung ).

MENCEGAH KEHILANGAN PANAS

Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :

1. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks

Keringkan bayi ( tanpa membersihkan verniks ) mulai dari muka, kepala dan

bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan. Verniks akan membantu


menghangatkan tubuh bayi. Ganti handuk basah dengan handuk atau kain

yang kering. Biarkan bayi diatas perut ibu .

2. Letakkan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi

Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan dan usahakan kedua bahu bayi

menempel di dada atau perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara

payudara ibu dengan posisi sedikit lebih rendah dari payudara ibu.

3. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.

Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi.

Bagian kepala bayi memiiki luas permukaan relatif luas dan bayi akan dengan

cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.

4. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir

Lakukan penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke kulit bayi dan bayi

selesai IMD. Karena BBL cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya

( terutama jika tidak berpakaian ), sebelum melakukan penimbangan, terlebih

dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat bayi

dapat dinilai dari selisi berat bayi saat berpakaian atau diselimuti dikurangi

dengan berat pakaian atau selimut bayi sebaiknya dimandikan pada waktu

yang tepat setelah kondisi stabil yaitu umumnya, tidak kurang dari 6 jam

setelah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir

dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan bayi

baru lahir.

5. Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat

Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. Idealnya bayi baru lahir di

tempatkan secara aman di tempat tidur yang sama dengan kondisi ibunya. Ini
adalah cara yang paling mudah untuk menjaga bayi tetap hangat, mendorong

ibu segera menyusui bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi.

6. Bayi jangan dibedong ketat

Bayi jangan dibedong ketat, karena membedong bayi dengan ketat akan

membatasi gerakan sehingga aktivitas otot berkurang dengan demikian tidak

menghasilkan panas tubuh sehingga dapat membuat dia kedinginan.

Pemakaian gurita dapat menekan lambung sehingga dapat menyebabkan

muntah serta dapat membatasi pernapasan.

4.1.4 Merawat tali pusat

Memotong tali pusat dan mengikat tali pusat

1. Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir. Protol untuk

penyuntikan oksitosin dilakukan sebelum tali pusat di potong.

2. Lakukan penjepitan tali ke – I tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dar

dinding perut ( pangkal pusat ) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan

dua jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu ( agar darah tidak terpancar

pada saat dilakukan pemotongan tali pusat ). Lakukan penjepitan ke – 2

dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke - I arah ibu.

3. Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan

tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat di

antara kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT atau steril.

4. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian

melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci

pada sisi lainnya. Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan

larutan klorin 0,5 %.


5. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya Inisiasi Menyusu Dini.

Nasehat Merawat Tali Pusat

1. Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan atau bahan

apapun ke puntung tali pusat nasehatkan hal ini juga bagi ibu dan keluarganya.

2. Mengoleskan alkohol absolut 70 % masih diperkenankan, tetapi tidak

dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah dan lembab.

3. Berikan nasehat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi.

a. Lipat popok dibawah puntung tali pusat.

b. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan ( hati – hati ) dengan air DTT dan

sabun dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain

bersih.

Anda mungkin juga menyukai