Anda di halaman 1dari 19

KONSEP NEONATUS

ESENSIAL
OLEH : FITRIA (190201015)

DOSEN PENGAMPU : WIWIK NORLITA, A. Kep., M.Kes

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


Perawatan neonatal esensial
merupakan suatu pelayananyang
digunakan untuk menunjang kesehatan
bayi baru lahir yang diberikan secara
adekuat meliputi pencegahan hipotermi,
perawatan tali pusat, Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) dan ASI Eksklusif, dsb.
01 Perawatan Neonatal
Esensial Pada Saat Lahir

02 Perawatan Neonatal
Esensial setelah lahir

03 Kelainan kongenital dan


trauma lahir

Agenda 04 Pencatatan dan Pelaporan

Style
1.1 Kewaspadaan Umum
Sebelum menangani BBL, pastikan penolong
persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi sebagai berikut :

1. Persiapan Diri

 Sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi,


cuci tangan dengan sabun kemudian keringkan.
 Memakai sarung tangan bersih pada saat
menangani bayi yang belum dimandikan.

2. Persiapan Alat
Pastikan semua peralatan dan bahan yang
digunakan terutama klem, gunting, alat-alat
resusitasi dan benang tali pusat telah di
desinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau sterilisasi.

3. Persiapan Tempat
Gunakan ruangan yang hangat dan terang, siapkan
tempat resusitasi yang bersih, kering, hangat, datar, dan
cukup keras, misalnya meja atau dipan. Sebaiknya dekat
pemancar panas dan tidak berangin, tutup jendela dan
pintu. Gunakan lampu pijar 60 watt dengan jarak 60 cm
dari bayi sebagai alternatif bila pemancar panas tidak
tersedia.
1.2 Penilaian Awal
Untuk semua BBL, lakukan penilaian awal dengan menjawab 4
pertanyaan berikut :
Sebelum bayi lahir :
Apakah kehamilan cukup bulan?
Contents 01
Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
Segera setelah bayi lahir, sambil meletakkan bayi di atas kain
bersih dan kering yang telah disiapkan pada perut bawah ibu,
segera lakukan penilaian berikut :
Apakah bayi menangis atau bernapas / tidak megap-megap?
Contents 02 Apakah tonus otot bayi baik / bayi bergerak aktif?
Jika bayi kurang bulan (< 37 minggu/259 hari) atau bayi lebih bulan ( > 42
minggu/283 hari) dan atau air ketuban bercampur mekonium atau bayi tidak
Contents 03 bernapas , megap-megap, dan atau tonus otot tidak baik lakukan
manajemen BBL dengan Asfiksia.

Contents 04 Bagaimana Penanganan Asfiksia?


1.Penggunaan alat bantu pernapasan untuk mengalirkan udara ke paru-paru
bayi. Sebagian bayi mungkin akan membutuhkan tambahan gas nitric oxide
melalui tabung pernapasan.
2.Pemberian obat-obatan untuk mengendalikan tekanan darah dan meredakan
kejang apabila terjadi.
HAPPY LIFE 1.3 Pencegahan Kehilangan Panas

Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang


tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak
segera dikeringkan dan diselimuti
walaupun berada di dalam ruangan yang
relatif hangat. Bayi prematur atau berat
lahir rendah juga sangat rentan untuk
mengalami hipotermia. Walaupun
demikian, bayi tidak boleh menjadi
hipertermia (temperatur tubuh lebih dari
37,5`C)
1.3.1 MEKANISME KEHILANGAN PANAS

 Evaporasi adalah kehilangan panas akibat


penguapan cairan ketuban pada
permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri.
 Konduksi adalah kehilangan panas tubuh
melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin.
 Konveksi adalah kehilangan panas tubuh
yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar
yang lebih dingin.

 Radiasi adalah kehilangan panas yang


terjadi karena bayi ditempatkan di dekat
benda-benda yang mempunyai suhu lebih
rendah dari suhu tubuh bayi.
1.3.2 Cara Mencegah Kehilangan Panas
1. 2. Keringkan tubuh bayi
Ruang bersalin tanpa membersihkan
yang hangat verniks
4. Gunakan pakaian
3. Letakkan bayi di dada yang sesuai untuk
atau perut ibu agar ada mencegah kehilangan
.
kontak kulit ibu ke kulit panas
bayi

5. Resusitasi dalam
lingkungan yang
hangat

6. Pelatihan untuk
petugas kesehatan dan
konseling untuk
keluarga
1.4
a. klem, potong dan ikat tali pusat dua menit
Memotong
pasca bayi lahir. Penyuntikan oksitosin pada ibu
dilakukan sebelum tali pusat dipotong.
Tali Pusat
d. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau
b. Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem streril pada satu sisi kemudian melingkarkan
logam DTT 3 cm dari dinding perut (pangkal pusat) kembali benang tersebut dan mengikatnya
bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah
tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali
pusat). e. Lepaskan klem logam penjepit
tali pusat dan masukkan ke dalam
c. Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut,
larutan klorin 0,5%.
satu tangan menjadi landasan tali pusat sambil
melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat
di antara kedua klem tersebut dengan menggunakan
gunting DTT atau steril.
f. Letakkan bayi tengkurap di dada
ibu untuk upaya Inisiasi Menyusu
Dini (IMD)
1.5 Inisiasi Menyusu Dini

Pemberian air susu ibu (ASI) Inisiasi Menyusu Dini dilakukan dengan
dapat meningkatkan kasih beberapa langkah, yaitu :
sayang, memberikan nutrisi a) melahirkan, melakukan penilaian awal
terbaik dan melatih refleks dan mengeringkan tubuh bayi.
serta motorik bayi. b) Melakukan kontak kulit antara ibu dan
bayi, minimal dilakukan selama 1 jam
c) Membiarkan bayi mencari dan
menemukan putting ibu dan mulai
menyusu
Perilaku bayi saat menyusu pertama kali
dapat diamati dalam 1 jam pertama.
Lanjutan..
8)Pemberian 9)Pemberian
6)Pencegahan 7)Pencegahan
Imunisasi Identitas
Perdarahan Infeksi Mata Undang-undang
Pemberian imunisasi
nomor 23 tahun
Salep atau tetes 2002 tentang
Sistem pembekuan hepatitis B dilakukan 1-
mata yang 2 jam setelah pemberian perlindungan anak
darah pada bayi digunakan untuk imunisasi vitamin K1 menjelaskan bahwa
baru lahir belum pencegahan infeksi secara intramuskular. setiap anak berhak
sempurna, sehingga diberikan segera Imunisasi Hepatitis mendapatkan
BBL akan beresiko setelah proses IMD dilakukan untuk
identitas. Pemberian
mengalami dan bayi selesai mencegah infeksi
hebatitis B pada bayi identitas pada bayi
perdarahan baik menyusu atau terutama pada jalur bertujuan agar tidak
perdarahan pada sebaiknya 1 jam penularan ibu-bayi baik tertukar. Tanda
kejadian ikutan setelah lahir. secara vertikal pengenal yang
pasca imunisasi Pencegahan infeksi (penularan ibu ke bayi digunakan berupa
ataupun perdarahan dianjurkan pada waktu persalinan)
gelang yang berisi
intrakranial. menggunakan salep atau secara horizontal
(penularan dari orang identitas nama ibu,
antibiotik tetrasiklin lain). ayah, jam lahir, dan
1%. jenis kelamin.
2. Perawatan Neonatal
Esensial pada Saat
Setelah Lahir
2.1 Menjaga bayi tetap hangat
Setelah bayi dilahirkan dan
berhasil melalui adaptasi
dari intrauterine ke
ekstrauterine, bayi harus
tetap dijaga kehangatannya
dari mulai penggunaan
pakaian dan selimut yang
lembut dan hangat,
penutup kepala, kaos kaki
dan sarung tangan,
melakukan kontak kulit
untuk mejaga kehangatan
bayi dan ruangan yang
hangat.
Lanjutan…

2.2 Pemeriksaan setelah lahir menggunakan


manajemen terpadu bayi sakit (MTBS)

2.3 Pelayanan tindak lanjut

Proses penatalaksanaan kasus menggunakan MTBS


membantu mengindentifikasi bayi yang memerlukan
kunjungan ulang. Jika bayi dibawa ke fasilitas kesehatan,
petugas kesehatan memberikan pelayanan tindak lanjut
seperti yang disebutkan dalam pedoman MTBS.
Masalah dan Komplikasi Bayi Baru Lahir
a.Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) d. Diare
BBLR merupakan bayi baru lahir yang
lahir dengan BB < 2500 gram tanpa Diare
. adalah pengeluaran tinja yang
memandang usia kehamilan. BBLR tidak normal dan cair.Neonatus
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok dikatakan diare jika frekuensi BAB
yaitu BBLR (BB lahir < 2500gram), lebih dari 4 kali, sedangkan bayi
BBLSR (BB lahir 1000- 1499 gr) dan dikatakan diare jika frekuensi BAB
BBLER (BB lahir <1000 gr) lebih dari 3 kali

b. Ikterus
Perubahan warna menjadi kuning yang e. Infeksi/ Perdarahan Tali Pusat
dapat terlihat dari pada sekrela, selaput
lendir, kulit atau organ lain pada neonatus Perdarahan tali pusat terjadi akibat trauma pada
yang terjadi akibat penumpukan/ pengikatan tali pusat yang kurang baik, terjadiny
peningkatan kadar bilirubin partus precipitatus atau kegagalan dalam proses
c. Konstipasi pembentukan trombus normal.

Obstipasi atau konstipasi adalah keadaan dimana


neonatus susah buang air besar. Konstipasi disebabkan
akibat kurangnya asupan cairan sehingga menimbulkan
dehidrasi, alergi terhadap pemberian susu formula .
Kelainan
Konginetal

Kelainan konginetal merupakan kelainan morfologik dalam pertumbuhan bayi


yang timbul sejak proses konsepsi. Kelainan konginetal berdasarkan gangguan
pertumbuhan organ terdiri dari beberapa jenis diantaranya ialah gangguan
pmbentukan organ (mikrosefali), gangguan fungsi jaringan tubuh
(labiopalatoskizis), gangguan diferensiasi organ, gangguan invaginasi jaringan
(atresia ani), gangguan pembentukan saluran, dll.
Tanda gejala dan penatalaksanaan kelainan
konginetal
Tanda Gejala Penatalaksanaa
n
1. Muka mongol
2. Mata miring 1. konseling
3. Labiokizis
4. Palatoskizis 2. melakukan
PowerPoint 5. Labiopalastokizis rujukan
6. Gnastoskizis
Presentation 7. Tidak ada lubang anus (atresia ani)
8. Polidaktili
9. Sindaktili
10. Polisindaktili
Sistem Informasi
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu
sistem komputasi yang menangkap,
menyimpan, mengelola dan mengirimkan
Awesome data / informasi yang berkaitan dengan
kesehatan pasien, perawatan klinis atau
Presentation pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan.

1) Relevan ( relevance)

2) Akurasi ( accuracy)

3) Tepat waktu (timeliness)

4) Lengkap ( complete)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai