Cisco Packet Tracer adalah salah satu aplikasi yang dibuat oleh Cisco
pada Cisco Packet Tracer sudah lengkap serta simulasi fungsional benar-benar
mirip device Cisco sebenarnya sehingga simulator ini sangat akurat sebagai
alat yang sering dipakai atau digunakan dalam merancang suatu sistem network,
didalam PC. Simulasi ini berfungsi untuk mengetahui cara kerja pada tiap-tiap alat
tersebut dan cara pengiriman sebuah pesan dari komputer yang satu ke komputer
lain juga dapat disimulasikan. Software Cisco Packet Tracer yang digunakan pada
saat membuat perancangan ini adalah seperti yang terlihat pada Gambar 3.1.
49
Berikut ini adalah tampilan menu utama (main window) pada saat
aplikasi Cisco Packet Tracer dijalankan didalam sebuah komputer, seperti yang
Gambar 3.2 Tampilan menu utama pada aplikasi Cisco Packet Tracer
a. Kolom 1 (Menu)
Kolom menu pada bagian atas sebelah kiri ini merupakan bagian yang
sering kita lihat dalam setiap software yang berguna sebagai pilihan menu
b. Kolom 2 (Shortcut)
Pada bagian ini terdapat shortcut seperti New, Open, Save, Print, Activity
Wizard, Copy, Paste, Undo, Redo, Zoom In, Zoom Reset, Zoom Out,
Drawing Palette dan Custom Device Dialog. Dan pada sisi kanan juga
50
Pada bagian ini disediakan dua macam workspace, yaitu Logical dan
Pada bagian ini tersedia dua item yang diantaranya mode Realtime dan
yang nyata dengan respon yang real-time untuk semua aktivitas jaringan.
interval, transfer data, serta penyebaran data melalui jaringan yang telah
dirancang.
51
Bagian ini merupakan tempat dimana untuk memilih alat dan koneksi yang
komputer. Dalam bagian ini juga terdapat dua item yaitu pemilihan
peralatan dan koneksi serta pemilihan jenis peralatan dan koneksi yang
Bagian ini merupakan bagian dari kolom tujuh, dimana pada kolom
Bagian ini merupakan lanjutan dari bagian diatas, dimana alat koneksi
lebih rinci. Alat dan koneksi yang telah dispesifikasikan tersebutlah yang
dengan keinginan.
Bagian ini merupakan keterangan untuk melihat informasi status dari paket
52
3.3.1 Delay
Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari
asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik atau juga waktu
Total Delay
Delay rata-rata = (3.1)
Total Paket yang Diterima
Tabel 3.1 Kategori jaringan berdasarkan nilai delay (versi TIPHON) [13]
Buruk >450 ms
kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang. Packet Loss dapat
terjadi karena sejumlah faktor, mencakup penurunan sinyal dalam media jaringan,
melebihi batas saturasi jaringan, paket yang corrupt yang menolak untuk transit,
53
Sangat Bagus 0%
Bagus 3%
Sedang 15%
Buruk 25%
3.3.3 Throughput
throughput sifatnya adalah dinamis tergantung trafik yang sedang terjadi [14].
54
Maka total untuk keempat gedung memiliki 40 komputer, 4 switch dan 4 router.
bisa dilakukan dengan memanfaatkan area kerja dari Cisco Packet Tracer,
komputer akan dihubungkan dengan jaringan komputer yang lain dalam suatu
jaringan.
55
Agar antar jaringan satu dengan jaringan yang lain bisa saling berhubungan, maka
antar jaringan harus dihubungkan. Jika dalam pemakaian kelas IP address masing-
jaringan ini bisa hanya menggunakan peralatan berupa switch. Tetapi jika masing-
yang lebih dimana perangkat ini bisa mengontrol trafik yang akan dilalui yakni
berupa router.
komputer. IP address dapat dibuat dengan cara klik pada perangkat yang ingin
diberi IP address, lalu pilih desktop, setelah itu pilih IP configuration, kemudian
masukkan nomor IP berdasarkan kelas yang telah ditentukan sesuai dengan Tabel
3.3, Tabel 3.4, Tabel 3.5 dan Tabel 3.6. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 3.4.
56
192.168.1.0
192.168.1.16
57
192.168.1.32
58
192.168.1.48
59
alat yang bisa untuk mengatur sistem pertukaran data tersebut dan alat inilah yang
disebut dengan router, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.5 Pemakaian
Gambar 3.5 Pemakaian router pada jaringan LAN menggunakan topologi Mesh
interface router adalah seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.7.
60
masuk ke menu setting pilih perintah CLI (Command Line Interface), kemudian
ketik perintah-perintah yang digunakan. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 3.7.
61
Perintah-perintah yang digunakan pada menu CLI tersebut adalah sebagai berikut:
2. enable
3. configure terminal
4. interface fa 0/0 Misal yang akan di setting adalah fast ethernet 0/0.
subnetmask
6. no shutdown
7. end
62
1. enable
2. configure terminal
3. interface serial 0/0/0 Misal yang akan di setting adalah serial 0/0/0.
yang dituju,
subnetmask
4. no shutdown
5. end
contoh:
Router 1:
Router(config)#router ospf 10
Router(config-router)#^Z
63
menggunakan teknik OSPF, dan perintah untuk melihat hasil konfigurasi router
Router#show ip route
OSPF
terhubung dapat melakukan komunikasi data dengan jaringan komputer yang lain.
Pada perancangan ini setiap koneksi yang terhubung dan tidak terdapat kesalahan
dalam mensetting jaringan akan diindikasikan dengan adanya titik berwarna hijau,
berwarna merah. Setiap router yang telah behasil dikonfigurasikan secara OSPF
64
terkoneksi dan sudah dapat mengirim data. Dengan ping test dapat diketahui
apabila ada router yang belum berhasil terhubung dan PC yang akan di Ping tidak
akan terdeteksi dari PC yang lainnya. Gambar 3.9 adalah contoh tampilan ping
test .
• klik salah satu PC dari satu gedung, contoh gedung Teknik Elektro
65
4.1 Umum
memberikan layanan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Dalam hal komunikasi
data, kualitas dikatakan maksimal apabila setiap paket data yang terkirim sama
persis dengan data yang dikirim dengan nilai waktu tunda seminimal mungkin.
Pada bab IV ini akan membahas analisis kinerja jaringan yang dirancang
pada software Cisco Packet Tracer sesuai dengan yang ada pada Gambar 3.5
bahan analisa adalah berupa delay, packet loss dan throughput yang dihasilkan
pada waktu terjadi pengiriman paket data sampai penerimaan paket data. Untuk
1. Dari salah satu PC gedung A (yaitu A2) menuju salah satu PC yang berada
masing perancangan.
2. Dari salah satu PC gedung A (yaitu A2) menuju salah satu PC yang berada
masing perancangan.
66
salah satu PC yang berada pada gedung Teknik Kimia (yaitu D2) sebanyak
Untuk melihat rute-rute jaringan yang dituju antar jaringan dapat dilihat
Gambar 4.1 Tampilan menu CLI untuk melihat rute antar jaringan
67
command prompt dan dapat dilihat pada Lampiran A.1, A.2 dan A.3 (hal.80-88).
Hasil pengujian delay menurut software Cisco Packet Tracer ditunjukkan pada
Tabel 4.1 Hasil pengujian delay dari (A2 gedung A) ke (B1 gedung B) menurut
Total Delay
Banyak Total
IP Tujuan Delay rata-rata
Pengujian Paket
(ms) (ms)
1. 192.168.1.3 ke 230 3 76
192.168.1.19
2. 192.168.1.3 ke 276 4 69
192.168.1.19
3. 192.168.1.3 ke 289 4 72
192.168.1.19
4. 192.168.1.3 ke 380 4 95
192.168.1.19
5. 192.168.1.3 ke 400 4 100
192.168.1.19
6. 192.168.1.3 ke 249 4 62
192.168.1.19
7. 192.168.1.3 ke 310 4 77
192.168.1.19
8. 192.168.1.3 ke 288 4 79
192.168.1.19
9. 192.168.1.3 ke 293 4 73
192.168.1.19
10. 192.168.1.3 ke 254 4 63
192.168.1.19
Rata-rata delay keseluruhan
=(
∑ Total Delay ) 76.6
∑ Total Paket yang Diterima
68
Total Delay
Banyak Total
IP Tujuan Delay rata-rata
Pengujian Paket
(ms) (ms)
1. 192.168.1.3 ke 165 3 55
192.168.1.35
2. 192.168.1.3 ke 332 4 83
192.168.1.35
3. 192.168.1.3 ke 342 4 85
192.168.1.35
4. 192.168.1.3 ke 471 4 117
192.168.1.35
5. 192.168.1.3 ke 420 4 105
192.168.1.35
6. 192.168.1.3 ke 310 4 77
192.168.1.35
7. 192.168.1.3 ke 385 4 96
192.168.1.35
8. 192.168.1.3 ke 480 4 120
192.168.1.35
9. 192.168.1.3 ke 430 4 107
192.168.1.35
10. 192.168.1.3 ke 482 4 120
192.168.1.35
Rata-rata delay keseluruhan
=(
∑ Total Delay ) 96.5
∑ Total Paket yang Diterima
Tabel 4.3 Hasil pengujian delay dari (A2 gedung A) ke (D2 gedung D) menurut
Total Delay
Banyak Total
IP Tujuan Delay rata-rata
Pengujian Paket
(ms) (ms)
1. 192.168.1.3 ke 329 3 109
192.168.1.35
2. 192.168.1.3 ke 385 4 96
192.168.1.35
69
Total Delay
Banyak Total
IP Tujuan Delay rata-rata
Pengujian Paket
(ms) (ms)
3. 192.168.1.3 ke 410 4 102
192.168.1.35
4. 192.168.1.3 ke 340 4 85
192.168.1.35
5. 192.168.1.3 ke 380 4 95
192.168.1.35
6. 192.168.1.3 ke 357 4 89
192.168.1.35
7. 192.168.1.3 ke 330 4 82
192.168.1.35
8. 192.168.1.3 ke 312 4 78
192.168.1.35
9. 192.168.1.3 ke 330 4 82
192.168.1.35
10. 192.168.1.3 ke 340 4 85
192.168.1.35
Rata-rata delay keseluruhan
=(
∑ Total Delay ) 90.3
∑ Total Paket yang Diterima
pada menu command prompt dan dapat dilihat pada Lampiran A.1, A.2 dan A.3
(hal.80-88). Hasil pengujian packet loss menurut software Cisco Packet Tracer
70
=
∑ (Paket data dikirim - Paket data diterima) x 100% 2,5
∑ Paket data yang dikirim
Tabel 4.5 Hasil pengujian packet loss dari (A2 gedung A) ke (C2 gedung C)
71
=
∑ (Paket data dikirim - Paket data diterima) x 100% 2,5
∑ Paket data yang dikirim
Tabel 4.6 Hasil pengujian packet loss dari (A2 gedung A) ke (D2 gedung D)
72
=
∑ (Paket data dikirim - Paket data diterima) x 100% 2,5
∑ Paket data yang dikirim
Dari tampilan yang terdapat pada Lampiran A.1, A.2 dan A.3 (hal.80-88)
diperoleh data yang dapat digunakan untuk mencari nilai throughput. Adapun
nilai throughput yang didapat ditunjukkan pada Tabel 4.7, Tabel 4.8 dan Tabel
4.9.
Tabel 4.7 Nilai throughput dari (A2 gedung A) ke (B2 gedung B) menurut
73
=(
∑ Jumlah Data Yang Dikirim ) 0.998
∑ Waktu Pengiriman Data
Tabel 4.8 Nilai throughput dari (A2 gedung A) ke (C2 gedung C) menurut
74
=(
∑ Jumlah Data Yang Dikirim ) 1.066
∑ Waktu Pengiriman Data
Tabel 4.9 Nilai throughput dari (A2 gedung Teknik A) ke (D2 gedung D) menurut
75
=(
∑ Jumlah Data Yang Dikirim ) 1.0608
∑ Waktu Pengiriman Data
Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa hasil pengujian (A2 gedung A) ke
(B2 gedung B), (A2 gedung A) ke (C2 gedung C), (A2 gedung A) ke (D2 gedung
D) pada perancangan jaringan LAN memiliki selisih delay yang tidak terlalu
besar, yaitu 76.6 ms, 96.5 ms dan 90.3 ms. Maka dapat disimpulkan bahwa
banyaknya router yang dilewati dari satu jaringan menuju jaringan lainnya sangat
masih berkisar <150 ms, dimana nilai delay tersebut termasuk kategori sangat
yaitu sebesar 2,5%. Maka dapat disimpulkan bahwa setiap pengujian pengiriman
mengalami kehilangan paket (lost) sebanyak 1 paket dari 4 paket yang dikirimkan.
Hal ini disebabkan oleh lamanya waktu untuk memproses data yang dikirim
76
loss yang terjadi masih berkisar 2,5%, dimana nilai packet loss tersebut termasuk
gedung B), (A2 gedung A) ke (C2 gedung C) dan (A2 gedung A) ke (D2 gedung
D) pada perancangan jaringan LAN memiliki selisih throughput yang tidak terlalu
besar, yaitu 0.998 kbps, 1.066 kbps, dan 1,0608 kbps. Pada perancangan jaringan
dari (A2 gedung A) ke (D2 gedung D) menggunakan topologi mesh sehingga data
yang dilewati dari satu jaringan menuju jaringan lainnya juga sangat
Dinamis
Dari hasil data dari referensi Tugas Akhir saudara Dian Saipul yang
menggunakan routing statis topologi mesh maka dapat dibandingan dengan hasil
data pada perancangan Tugas Akhir ini yaitu menggunakan routing dinamis
topologi mesh ini untuk tiap-tiap parameter kinerja jaringan LAN. Adapun hasil
77
Dari Tabel 4.10 dapat dilihat perbandingan nilai delay pada perancangan
delay 114 ms untuk routing statis dan 76 ms untuk routing dinamis, gedung A ke
gedung C memiliki delay 110 ms untuk routing statis dan 96 ms untuk routing
dinamis, dan gedung A ke gedung D memiliki delay 113 ms untuk routing statis
statis maupun routing dinamis sama-sama memiliki nilai yang sama yaitu 2,5%.
paket (lost) sebanyak 1 paket dari 4 paket yang dikirimkan. Hal ini disebabkan
oleh lamanya waktu untuk memproses data yang dikirim melalui software Cisco
Packet Tracer sehingga terjadi request timed out. Packet loss yang terjadi masih
berkisar 2,5%, dimana nilai packet loss tersebut termasuk kategori bagus
78
memiliki throughput 0,917 kbps untuk routing statis dan 0,998 kbps untuk routing
statis dan 1,066 kbps untuk routing dinamis, dan gedung A ke gedung D memiliki
throughput 1,638 kbps untuk routing statis dan 1,0608 kbps untuk routing
dinamis. bila throughput yang dihasilkan lebih besar, maka kualitas dari layanan
jaringan LAN semakin baik, tetapi jika throughput yang dihasilkan semakin kecil
maka kualitas layanan jaringan LAN itu pun menurun. Dari data throughput
sebesar 0,998 kbps dan throughput tertinggi pada gedung A ke gedung C memiliki
1,066 kbps. Routing statis memiliki nilai yang lebih besar maka kualitas
layanannya lebih baik dibandingkan dengan router dinamis, itu disebabkan pada
karena router membroadcast ke semua router sampai ada yang cocok. Sehingga
setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat
semua alamat IP yang ada dan beban kerja router lebih berat karena selalu
memperbarui IP table pada setiap waktu tertentu, sedangkan pada routing statis
beban kerja router terbilang ringan dibandingkan dengan routing dinamis. Karena
router hanya mengupdate sekali saja IP table yang ada. (pada saat di konfigurasi)
dan pengiriman paket data yang lebih cepat karena jalur-jalur (path) sudah di
79
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut:
melalui jaringan wireless. Testing koneksi dari server ke client atau dari
delay yang terjadi, maka semakin besar waktu tunda yang diperlukan
statis maupun routing dinamis sama-sama memiliki nilai yang sama yaitu
2,5%.
80
jaringan tersebut akan semakin baik. Routing statis memiliki nilai yang
router dinamis.
5.2 Saran
1. Pada Tugas Akhir ini hanya membuat perutean routing secara dinamis
dengan teknik OSPF, untuk mendapatkan nilai yang lebih baik maka
sebaiknya digunakan lebih banyak server karena teknik OSPF ini sangat
baik digunakan untuk perancangan dengan server yang lebih banyak pada
jaringan.
81