Anda di halaman 1dari 3

NAMA ㅤㅤ: Keisha Reina Ramadhan

GUGUS ㅤ : Kahuripan

ASAL SMP : SMPN 37 Surabaya

MOTTO ㅤ : Tidak pernah ada jalan buntu bagi kita untuk meraih mimpi.

EVALUASI

Sudah hampir enam belas tahun saya menjalani hidup sebagai murid yang bersekolah negeri,
dengan suka maupun duka. Banyaknya cerita saya lalui hingga saya sampai di titik ini, bersama
orang yang saya sayangi dan banggakan. Pertama saya ingin mengucapkan terimakasih kepada
Tuhan yang Maha Esa karena sudah memberikan jalannya hingga saya bisa diterima di sekolah
yang saya impikan selanjutnya melalui doa serta bimbingan dari orang tua dan keluarga saya juga.
Terutama pada hobi saya yaitu mendukung para artis yang saya sukai di Korea, berkat mereka saya
bisa tetap bertahan hidup saat ini.

Karena saya memiliki beberapa kisah yang cukup kelam untuk diingat, saya memilih untuk masuk
ke sekolah baru dengan semua hal baru. Memutuskan untuk mengevaluasi diri sendiri di tempat
baru, beradaptasi di tempat baru ini. Saya memiliki cita-cita yaitu berkuliah di UNAIR dengan
jurusan Psikologi disana, saya berharap saya sanggup untuk melanjutkan perjalanan pendidikan
saya disana.

Kembali ke masa SMP, saya bukanlah siswa yang menonjol disana. Tanpa prestasi maupun bakat,
saya dapat melalui semuanya dengan jerih payah saya. Saya sempat menjadi ketua kelompok dari
semua mata pelajaran, saya memiliki beberapa kelompok di setiap mata pelajaran dan saya yang
berkewajiban untuk menangani kelompok saya dengan benar. Dimulai dari kelas sembilan yang
mewajibkan memiliki kelompok, saya berperan sebagai ketua atas suara dari anggota kelompok
saya yang berjumlah delapan orang. Kita harus bersama-sama menyelesaikan tugas, mengunjungi
rumah satu sama lain karena menyelesaikan seluruh tugas dari pembimbing. Namun ada titik
dimana saya ingin menyerah, yaitu saat ujian praktik semester akhir. Saya mendapatkan kelompok
yang berbeda dari sebelumnya, rasanya berbeda dibanding anggota sebelumnya. Saya hampir
menyerah karena tidak dapat beradaptasi dengan cepat sementara waktu harus berjalan hingga ke
waktu ujian. Di saat hujan, saya merasakan tekad lain dan melupakan semua beban yang ada di
dalam hati saya.

Saya mulai fokus kembali pada tugas akhir yang seharusnya selesai, saya bertekad dan memegang
sebuah motivasi untuk saya. “Lupakan dan selesaikan semuanya.” Saya memutuskan untuk tetap
melanjutkan dengan anggota saya yang berisikan hanya lima anggota tersisa. Di saat kelompok lain
mendapatkan banyak anggota serta dukungan, tapi tidak dengan kelompok saya. Saya tidak peduli
dengan yang terjadi karena semua sesuai jalannya dan saya dipercayakan untuk menyelesaikan ini.

Ada anggota kelompok saya yang satu gugus dengan saya saat ini, dia adalah saksi mata atas
perjalanan panjang kelompok kita bersama. Saya sempat merasa jatuh karena kehilangan sahabat
saya, saya pernah berteman delapan orang namun tiga orang pergi di saat ujian akhir itu, saya
bingung untuk bertindak namun saya sadar jika keburukan mereka serta jalan Tuhan sudah
memutuskan akhirnya jika memilih kita untuk menjauh dengan jalur takdir masing-masing. Saya
tetap melanjutkan tekad saya, hingga akhirnya waktu yang dinantikan telah tiba. Berpisah dengan
teman sekelas yang sudah lama kita bersama, meskipun kita bertemu tidak secara langsung saat
pertama kali tapi saya percaya jika akhir kali ini adalah akhir yang baik bagi kita semua. Saya dan
kelima teman saya merasa lega karena berhasil menyelesaikan tugas akhir dengan cekatan dan
mendapatkan nilai yang cukup memuaskan.

Tiba pada hari kelulusan, lampu meriah, dekor hiasan serta para murid yang berdandan sempurna
bak artis yang siap untuk memakai medali kelulusan mereka di leher masing-masing. Seluruh
orang merasa lega karena hari ini tiba, pelepasan para murid yang telah bergabung dengan anggota
keluarga sekolah. Para guru serta staf sedang berkumpul meriah diselimuti kebahagiaan karena
dapat menggelar acara yang berarti ini bersama para panitia yang sudah berpartisipasi. Saya merasa
senang sekaligus sedih karena yang berarti saya akan berpisah dengan teman seperjuangan saya
namun nyatanya semuanya belum berakhir.

Setelah perjalanan panjang dan berarti itu, menyadari jika saya semakin bertumbuh untuk menjadi
dewasa dan harus membanggakan orang tua serta yang lainnya. Waktunya telah tiba bagi kita
untuk melepaskan teman-teman, pada akhirnya kita berpisah di jalan serta sekolah masing-masing.
Saya bersama tiga teman saya dan satu anggota kelompok saya ikut menjadi anggota di SMAN 9
Surabaya sementara kedua teman saya yang lain berada pada SMAN yang mereka pilih. Saya
berharap terakhir agar kita bisa tetap bersama dan tidak melupakan satu sama lain meskipun kita
berbeda sekolah namun kita berada di kawasan yang sama.

Ada alasan mengapa saya memilih bersekolah disini di saat saya sedang berseteru dengan ibu saya
yang lebih memilih sekolah lain meskipun lebih unggul, saya tetap pada tekad saya kembali untuk
memilih bersekolah di tempat ini. Semua sekolah itu sama namun saya tetap memilih disini,
meskipun saya masuk melalui jalur terakhir yaitu zonasi, saya dan sekeluarga hampir menyerah
karena memalui segala jalur hampir tertolak namun Yang Maha Kuasa memilih saya untuk tetap
berada disini di saat teman saya yang lain tergeser namanya. Hampir setiap malam saya Shalat dan
berdoa agar diterima di sekolah ini karena saya menjalankan sebuah rencana yang saya rancang
untuk hidup saya yang baru.

Untuk melupakan semua masa lalu yang ada di sekolah yang ada, saya berada di SMAN 9 untuk
berevaluasi bersama lingkungan baru dan melupakan semua teman saya yang sudah menjauh dari

2
saya. Mengikuti saran serta jalan saya sendiri, saya ingin memutuskan untuk giat belajar dan
mengikuti banyak kegiatan organisasi agar dapat menambah wawasan serta ilmu saya lebih jauh
dan luas. Saya ingin mengikuti kegiatan Paskibraka, Bola Voli dan OSIS agar saya dapat mengenal
jauh arti yang sebenarnya tentang evaluasi.

Mencari teman yang baru, lebih baik dari sebelumnya. Saya ingin merubah diri saya, membuang
perilaku buruk saya sebelumnya, namun kali ini saya akan membahas bagaimana perasaan saya
ketika masuk pertama kali di SMAN 9 saat Pra-MPLS kemarin. Semua tempat terlihat rapi dan
bersih, meskipun itu bukan kali pertama karena ada saat pengumpulan dokumen data diri serta
pengambilan seragam namun saat ini berbeda. Saya cukup senang dan merasa kaku saat pertama
kali datang di lapangan saat pagi hari. Banyak siswa-siswi sedang berkumpul di pagi hari yang
cerah itu. Saya beruntung karena saya dapat datang tepat waktu, dibandingkan murid lain yang
terlambat datang tetapi mungkin mereka memiliki alasan tertentu.

Banyak hal dijalani dengan seru dari pagi hingga hampir siang bersama teman dan Kakak OSIS
yang bertugas disana, suasana tidak terasa amat canggung berkat para kakak yang telah mencairkan
suasana di dalam kelas. Terimakasih pada semuanya, saya kembali berharap semoga saya bisa
betah dan merasa nyaman belajar di sekolah baru kali ini, saya akan berusaha semampu saya untuk
mencari ilmu dengan bimbingan para guru.

Sekian dan Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai