Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KONDAKTING LIBERTANGO

KARYA ASTOR PIAZZOLLA

Oleh :
I Made Indra Dananjaya
17101000131

PROGRAM STUDI S1 SENI MUSIK


JURUSAN MUSIK
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

2020
BAB I

1.1 Pengertian & Sejarah Kondakting


Secara etimologis “conducting” berasal dari kata “conduct” yang
berarti memimpin suatu penampilan music dengan aba-aba tangan atau tongkat
pengaba. Sementara “conducting”, diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
berarti “mengondak/bertindak sebagai kondakter/memimpin orkes”. Menurut
kamus musik mengkondak adalah suatu aktivitas berdiri di depan orkes untuk
memimpin dan mengatur derap ritmik dengan sepotong tongkat kecil.
Inti dari perjalanan sejarah kondakting adalah pemberian ketukan atau
tempo oleh kondakter. Hanya saja sepanjang sejarah terdapat beberapa kali
pembaharuan cara pemberian aba-aba oleh kondakter demi terciptanya cara yang
efisien. Awal kondakting diawali dengan cara pemberian tempo ataupun aba-aba
secara audio yakni ketukan atau tempo yang dapat didengar. Cara seperti
demikian dapat ditemui pada :
a. Yunani kuno yang melekatkan sepotong besi pada sepatu,
kemudian mengetuk-ngetuknya ke tanah dengan maksud untuk
memberi tempo.
b. Pada abad pertengahan cenderung menggunakan tepukan tangan
untuk memberikan aba-aba
c. Di Perancis, kondakter memberikan tempo dengan memukul meja
dan memukul lantai dengan tongkat panjang.
Namun kekurangan dari cara-cara seperti diatas adalah hanya semakin
membuat gaduh. Pada abad selanjutnya, di gereja katolik Roma pemimpin koor
menggunakan tangan untuk memberi aba-aba sederhana kepada penyanyi. Pada
abad ke-17, mereka mulai menggunakan peralatan seperti tongkat. Pemakaian
tongkat ini juga secara tak langsung menjadi penyebab meninggalnya Jean
Baptista Lully. Pada abad ini juga beberapa kondakter mulai menggunakan
benda-benda lain yang membantu seperti gulungan kertas, sapu tangan atau apa
saja yang penting aba-aba dapat terlihat jelas. Pada abad ke-17, metode aba-aba
naik turun yang lama dari tactus (satuan ketukan), sudah tidak memadai untuk
berbagai ritme pada musik Barok. Pada abad ke-18 kebiasaan modern membuat
perbedaan gerakan empat perempat dan tiga perempat sudah digunakan, namun
belum diterima secara utuh oleh masyarakat. Di era Barok, seorang anggota
ansambel sering bertindak sebagai kondakter atau pengaba lewat ketukan yang
terlihat. Anggota ansambel yang sering menjadi kondakter ialah pemain biola
utama menggunakan bow sebagai tongkat pengaba, namun ada juga seorang
lutenist menggerakan leher instrumen untuk memberi aba-aba saat mulai
ketukan. Awal abad ke-19, mereka mulai lazim menggunakan kondakter untuk
memimpin orkes.
Penggunaan baton mulai lazim digunakan, baton digunakan pertama
kali pada tahun 1974, oleh seorang komposer Belgia yang bernama Guillime
Alexis Paaris saat memimpin opera. Kemudian baton tersebut digunakan hingga
sekarang. Spohr memperkenalkan pemberian nomor birama pada score agar
proses latihan lebih mudah dan efisien. Disamping itu, terdapat penemuan prinsip
kondakting yang diberlakukan hingga sekarang. Tokoh yang menemukan prinsip
kondakting ialah Weber. Kemudian metode kondakting tersebut diwariskan
kepada Wagner. Prinsip Wagner mengatakan bahwa “musik harus selalu
bernyanyi, untuk itu kondakter harus bisa menentukan tempo yang tepat”. Teori
Wagner juga menyatakan metronome merupakan suatu petunjuk yang tidak pasti.
BAB II

2.1 Astor Pantaleón Piazzolla


Astor Pantaleón Piazzolla adalah seorang komposer tango yang
berasal dari Argentina, pemain bandoneon, dan arranger. Piazzolla lahir di Mar
del Plata, Argentina, pada tahun 1921, anak tunggal dari orang tua imigran Italia,
Vicente "Nonino" Piazzolla dan Assunta Manetti. Karya-karyanya merevolusi
tango tradisional menjadi gaya baru yang disebut Nuevo tango, menggabungkan
unsur-unsur dari jazz dan musik klasik. Seorang bandoneonis virtuoso, ia secara
teratur menampilkan gubahannya sendiri dengan berbagai ansambel. Nuevo
tango Piazzolla berbeda dari tango tradisional dalam penggabungan unsur-unsur
jazz, penggunaan harmoni dan disonansi yang diperpanjang, penggunaan
tandingan, dan usahanya ke dalam bentuk komposisi yang diperluas.
Seperti yang ditunjukkan oleh psikoanalis Argentina Carlos Kuri,
perpaduan tango Piazzolla dengan berbagai elemen musik Barat yang dapat
dikenali ini begitu sukses sehingga menghasilkan gaya individu baru yang
melampaui pengaruh ini. Penggunaan teknik passacaglia dari garis bass yang
bersirkulasi dan urutan harmonik, ditemukan dan banyak digunakan dalam musik
barok abad ke-17 dan ke-18, tetapi juga menjadi pusat gagasan "perubahan" jazz,
mendominasi sebagian besar komposisi Piazzolla. Teknik lebih lanjut yang
menekankan rasa kebebasan di antara para musisi adalah improvisasi, yang
dipinjam dari konsep jazz, tetapi dalam praktiknya melibatkan konsep yang
berbeda dari tangga nada dan ritme yang tetap berada dalam parameter dunia
suara tango yang sudah ditetapkan. Pada tahun 1970-an Piazzolla tinggal di
Roma, dikelola oleh agen Italia Aldo Pagani, dan mengeksplorasi gaya musik
yang lebih ramping dan lebih mengalir yang memanfaatkan pengaruh jazz yang
lebih banyak, dan dengan bentuk yang lebih sederhana dan berkelanjutan.
Potongan yang menunjukkan arah baru ini termasuk Libertango dan sebagian
besar Suite Troileana, yang ditulis untuk mengenang Aníbal Troilo.
2.2 Libertango
Libertango adalah gubahan komposer tango Astor Piazzolla, direkam
dan diterbitkan pada tahun 1974 di Milan. Judulnya adalah portmanteau yang
menggabungkan "Libertad" (bahasa Spanyol untuk "kebebasan") dan "tango",
melambangkan perpisahan Piazzolla dari tango klasik ke tango nuevo. Meskipun
Libertango lahir sebagai karya instrumental, pada tahun 1990 penyair Uruguay
Horacio Ferrer menambahkan lirik dalam bahasa Spanyol berdasarkan tema
kebebasan. Pada tahun 1997 musisi folk Irlandia Sharon Shannon merekam
sebuah cover dari Grace Jones 'I'll Seen That Face Before (Libertango) untuk
album ketiganya, Each Little Thing.
Menampilkan sesi vokal oleh Kirsty MacColl, itu juga muncul pada
tahun 2001 di The One and Only, sebuah album kompilasi yang dirilis setelah
kematiannya. Shannon merilis ulang rekaman tersebut sebagai judul lagu
kompilasi tahun 2005-nya. Penyanyi / komposer Kuba-Amerika Luisa Maria
Güell menambahkan lirik dalam tema judul "Libertango" dan merekamnya untuk
album tahun 2007 Una. Versi yang lebih baru dalam bahasa Spanyol dari lirik
Libertango milik penyanyi Argentina, penulis lirik dan komposer Lilí Gardés,
yang menggambarkan kesendirian kehidupan kota. Versi ini disetujui oleh
Edizione Cursi / Pagani SRL, dan merupakan bagian dari pertunjukan
Zombitango.
BAB III

3.1 Analisis Kondakting Libertango


Sebagai seorang kondakter wajib memperhatikan unsur-unsur yang
terkandung dalam sebuah lagu. Libertango dimainkan dalam tangga nada A
minor dengan tanda sukat 4/4. Lagu ini dimainkan dengan tempo Molto mosso
yaitu dengan banyak pergerakan. Komponen instrumen yang digunakan untuk
memainkan karya ini adalah seperti instrumen yang digunakan dalam orkes,
terdapat violin, violin 1, violin 2, viola, violoncello, dan double bass.

Pada birama pertama lagu ini terdapat tanda f atau forte yang berarti
dimainkan dengan keras, aba-aba aktif sekaligus aba-aba forte diberikan oleh
kondakter pada birama 1 ketukan 1. Aba-aba aktif ditujukan untuk violoncello
dan double bass.
Pada birama 6 ketukan pertama terdapat tanda p atau piano yang
berarti dimainkan dengan suara yang pelan atau lembut, menggunakan aba-aba
aktif dengan aba-aba yang lebih lembut. Aba-aba aktif terus dilakukan sampai
dengan birama 16.

Pada birama 17 ketukan pertama violin 2, viola, violoncello, dan


double bass terdapat tanda mf atau mezzoforte yang berarti tiba-tiba keras, dan di
violin, violin 1 terdapat tanda forte dimainkan dengan keras. Aba-aba aktif
dengan aksen yang keras pada birama 17 ketukan 1. Pada violin diberikan aba-
aba legato yang mengalir dan jarang bergerak garis lurus melainkan dengan
gerakan melengkung.

Pada birama 33 ketukan 1 terdapat tanda ff atau fortissimo yang berarti


dimainkan dengan sangat keras. Aba-aba fortissimo dilakukan pada birama 33
ketukan 1 dan dilanjutkan lagi dengan aba-aba legato.

Pada birama 41 ketukan pertama terdapat tanda mp atau mezzo piano


yang berarti tiba-tiba dimainkan dengan lembut/pelan. Aba-aba yang diberikan
pada birama 41 ketukan pertama diusahakan lebih pelan dan pada ketukan
selanjutnya aba-aba legato.

Pada birama 44 terdapat tanda cressendo pada violin yang berarti


perlahan-lahan semakin keras, dan pada birama 45 ketukan 1 terdapat tanda
fortissimo yang berarti dimainkan dengan keras. Aba-aba yang diberikan pada
birama 44 adalah dengan menggunakan tangan kiri yang diangkat secara
perlahan sebagai petunjuk untuk perlahan-lahan nada yang dimainkan semakin
keras, dan pada birama 45 ketukan pertama dimainkan dengan sangat keras
dengan memberikan aba-aba fortissimo.
Pada birama 55 instrumen violin 1 dan violin 2 terdapat tanda
cressendo dan di ketukan 3 terdapat tanda fortissimo. Aba-aba ditujukan untuk
violin 1 dan 2 dengan mengangkat tangan kiri secara perlahan dari bawah sampai
atas dan pada ketukan 3 aba-aba fortissimo.

Pada birama 65 sampai dengan birama 88 terdapat pengulangan tema


utama dengan aba-aba aktif yang sama dengan birama 1.

Pada birama 89 terdapat tanda fortissimo yang berarti dimainkan


dengan sangat keras. Aba-aba fortissimo diberikan pada birama 89 ketukan 1.
Pada birama 97 terdapat tanda fff atau fortissisimo yang berarti
dimainkan dengan sangat amat keras. Aba-aba yang diberikan lebih keras
daripada fortissimo.

Pada birama 98 terdapat tanda fortissisimo pada instrumen double bass


yang berarti double bass dimainkan lebih keras daripada instrumen yang lain.
Aba-aba ditujukan kepada instrumen double bass untuk dibunyikan lebih keras.
DAFTAR PUSTAKA

Garibaldi, Pipin. 2018. “Kondakting” Analisis Simfoni Kelima Beethoven.


Yogyakarta: Media Kreativa.

McElheran, Brock. 1966. Conducting Technique For Beginners and Professionals.


New York: Oxford University Press.

Wilson, Barry. 2017. Basic Conducting.

Anda mungkin juga menyukai