ss)
Kondakting dalam bahasa Perancis ialah direction, bahasa German dirigieren dan Itali
ialah direzione, ialah petunjuk dari sebuah pertunjukan musikal dengan memakai
bentuk gerak isyarat yang dapat dilihat, untuk menjamin kebulatan suara baik
petunjuk atau aba-aba dari sebuah pertunjukan yang diberikan oleh sekelompok
penyanyi atau pemain musik atau keduanya, yang menyangkut tidak hanya ketepatan
tempo, dinamik dan phrasing, tetapi juga persiapan yang baik dan teliti untuk
menjamin bahwa balance sudah benar, serta maksud atau tujuan dari komposer di
Kondakting berawal dari suatu ketukan atau tempo yang dapat didengar, yang
sudah dipakai pada berbagai jaman untuk menandai ritme, dan selalu dipakai dalam
Di Yunani kuno ketukan (tempo) pada baik koor maupun musik instrumental ditandai
dengan ketukan kaki kanan pada tanah, dengan melekatkan sepotong besi pada
sepatu. Inilah mungkin asal mula pelaksanaan mengangkat tangan untuk ketukan
hal ini tampaknya cenderung lebih sesuai untuk intruksi terhadap murid dibanding
banyak membuat gaduh, akan tetapi hal ini juga dilakukan di London.
Kebiasaan memukul lantai dengan tongkat panjang tidak dikenal di Itali, karena dari
awal abad ke 19 prinsipal biola biasanya mengetukkan kaki di tanah atau memukul
Di dalam gereja katolik Roma pada awal abad pertengahan pemimpin koor
lagu-lagu monophonic kuno (plainsong atau gregorian chant). Hal ini secara khusus
perlu sepanjang tidak ada catatan-catatan, dan tidak berlebihan ketika aba-aba
petunjuk umum pada garis melodi. Sebagai pemimpin yang kebetulan juga seorang
penyanyi, maka dapat memberi bantuan yang lebih jauh dengan suaranya.
Tanda pemimpin ialah sebuah tongkat yang dipegang pada tangan kiri, sambil
menggunakan tangan kanannya untuk memberi petunjuk pada penyanyi. Akan tetapi
hal tersebut juga masih membingungkan, karena beberapa penyanyi melihat pada
ujung tongkat dan penyanyi lainnya melihat pada tangan pemimpin yang memberi
aba-aba.
dengan maksud bahwa tongkat akan memberi petunjuk lebih pasti dibanding
tangan.
Metode memberi aba-aba adalah sederhana yaitu turun untuk ketukan pertama dan
naik untuk ketukan kedua, sedangkan untuk aba-aba tiga ketukan atau tiga perempat,
ke bawah ditahan untuk dua ketukan dan ke atas untuk ketukan ketiga.
3
Westrup, loc .cit.
Seluk beluk musik akhir abad ke 16, khususnya musik vokal sekular (duniawi)
membawa ke realisasi bahwa tidak selalu diperlukan tempo harus strict atau tetap,
kondakter, yang mana metode direksi atau aba-aba yang lebih efisien makin
diperlukan.
Tongkat petugas musik di katedral atau petugas yang memimpin psalm dan hymn di
gereja sangat tidak praktis digunakan, walaupun begitu itu masih digunakan di opera
Paris.
kakinya dengan tongkat tersebut sehingga melukainya, dan tanpa disadari hal ini
Beberapa kondakter ada pula yang menggunakan gulungan kertas atau kertas kecil,
yang dipegang kuat pada salah satu tangan, yang memang tidak terlalu fleksibel tetapi
mungkin lebih mudah dilihat dalam sinar yang suram dan tempat yang luas.
Para penulis abad ke 17 menyarankan untuk memakai apa saja, yang penting aba-
aba terlihat jelas, bahkan termasuk penggunaan sapu tangan. Pada abad ke 17 ini,
metode aba-aba naik – turun yang lama dari tactus (satuan ketukan), sudah tidak
memadai lagi untuk berbagai ritme pada musik Barok. Apa lagi pada awal abad ke
sampai abad ke 18, dengan alasan untuk mengontrol koor yang harus sering bergerak
4
Hugo D. Marple. The Beginning Conductor. New York: McGraw-Hill Book company, p. 2.; periksa
juga Jay D. Zorn. The Music Listerner’s Companion. New Jersey: Prentice-Hall Inc., 1995, p. 55.
disekitar panggung, bahkan disarankan untuk memakai alat-alat komunikasi yang
Sedangkan di opera Itali karena koor biasanya hanya sebagai peran tambahan, maka
model kondakting semacam ini tidak diperlukan. Di dalam kenyataan ada dua
resitatif, yang dilakukan oleh para penyanyi; dan yang lain dilakukan oleh prinsipal
instrumental adalah dari pemain keyboard, disisi lain kebiasaan yang umum dalam
pertunjukan musik orkestra dipimpin oleh prinsipal biola.5 Oleh sebab itu hanya di
dalam gereja tongkat dan sejenisnya biasanya dipakai, atau dalam pertunjukan besar
koor dan orkestra, di mana mungkin ada tiga kondakter sekaligus, yaitu prinsipal
Ketika orkestra tumbuh lebih besar dalam abad ke 19, dan keperluan memakai
tidak praktis dan instrumen tersebut akhirnya hanya dipakai dalam konser kamar. Dari
penggeseknya (yang dipakai sebagai baton atau tongkat) untuk kondakting, dan
Pada awal abad ke 19 banyak kondakter yang adalah pemain biola, Ludwig
Spohr (1784-1859) seorang pemain biola, kondakter dan juga komposer asal Jerman,
dikondak oleh prinsipal biola. Tidak ada aba-aba lain baik dari pemain piano ataupun
5
Gunther Schuller. The Compleat Conductor. New York: Oxford University Press, 1997, p. 71.
6
Westrup, op. cit., p. 641-643.
Spohr sendiri memakai sebuah gulungan kertas ketika mengkondak Haydn’s
tahun 1817, Spohr dibujuk oleh seorang penyanyi pada saat latihan, untuk
yang siap ditangan. Akan tetapi yang ia lakukan adalah meletakkan biola
tongkat.
Pada tahun 1820 Spohr berkunjung ke London, ia melihat bahwa orkestra biasa
dikondak oleh prinsipal biola, ketika ia mengeluarkan tongkat dari kantong jasnya, ia
mendapat beberapa peringatan dari direktur orkestra, akan tetapi ternyata hasilnya
sangat efektif yang diakui oleh pemain orkestra, seperti yang diakui pula oleh para
Menurut catatan Spohr beberapa tahun sebelum orkestra dipimpin oleh prinsipal
biola, yang disebut kondakter pada piano (keyboard) sudah ditinggalkan di Inggris.7
tahun, misalnya F.A. Habeneck (1781-1849) kondakter, pemain biola dan komposer
Perancis, dikenal memakainya baik untuk konser orkes simfoni maupun opera.
Bagi kondakter yang adalah seorang pemain biola atau prinsipal biola, biasanya
hanya mempunyai part biola pertama saja dengan tanda-tanda atau isyarat-
dapat dengan mudah mengikuti perjalanan semua instrumen dan langsung bergabung
main jika diperlukan. Hal ini kemudian menimbulkan suatu persepsi yang tidak
kurang kompeten.
7
Ibid., p. 643; periksa juga Hugo D. Marple, loc. cit.
Sebaliknya Richard Wagner (1813-1883) seorang komposer dari Jerman mendapat
banyak pujian karena mengkondak simfoni no. 9 dari Beethoven, dengan mengetahui
Ketika Wagner mengkondak karya Requiem dari Berlioz pada tahun 1837, ia tiba-tiba
mengambil sedotan tembakau (pipa) dan dipakainya sebagai tongkat kondakting pada
Diantara komposer yang memakai tongkat untuk kondakting disamping Spohr adalah
tebal terbuat dari ebony, dengan gading ditengahnya (tempat memegang) dan di
ujung, menurutnya pemakaian tongkat yang lebih kecil hanya untuk mengkondak
aria-aria.
Julius Benedict (1804-1885) seorang komposer dan kondakter Inggris yang lahir di
Jerman, mengkondak pertama kali Der Freischutz di Berlin tahun 1821 memakai
sebuah tongkat yang sangat kecil, dan ternyata tongkat merupakan alat paling
seorang kondakter oleh banyak musisi pada jamannya, tetapi yang secara khusus
menarik perhatian dari Mendelssohn adalah disiplin yang terapkan pada orkestra.
Tidak seperti Weber yang suka mempertahankan tempo stabil (tetap), dan lebih suka
bermain sendiri.9
8
Westrup, loc.cit.
9
Ibid., p. 645.
Diduga bahwa Weber adalah penemu metode kondakting modern, yang
diwariskan kepada Wagner dan Berlioz (komposer Jerman dan Perancis), kemudian
sekarang.
Wagner menuntut bahwa musik harus selalu menyanyi, untuk dapat menghasilkan
itu kondakter harus dapat menentukan tempo yang tepat, dikatakannya bahwa tanda-
tanda metronom adalah suatu petunjuk yang tidak pasti. Sebagai ilustrasi tentang
Singer, yang walaupun pada permulaan ditandai dengan moderato, namun meminta
beberapa fluktuasi tempo, dan berakhir dalam tempo yang presis sama seperti pada
memberi sebuah ketukan tunggal yang dirasa perlu di dalam teater untuk masuknya
koor.
Sebagai kondakter diantara Wagner dan Berlioz mempunyai perbedaan yang sangat
menyolok, Wagner menurutkan kata hati dalam rubato dan tidak sabar, bahkan
cenderung kasar dalam latihan. Sedangkan Berlioz memilih tempo yang tetap dan
Prinsip kondakting yang diletakkan oleh Wagner dan Berlioz, telah diikuti dalam
jaman mereka, dari masa mereka muda sebaya Von Bulow (1830-94, pemain piano,
10
Ibid.
kondakter dan komposer Jerman) dan Richter (1843-1916, kondakter dan pemain
Satu hal yang tidak dapat dilepaskan adalah, bahwa temperamen individu
metode dalam kondakting. Nikisch dan Strauss sebagai contoh dicatat karena cara
kondakting mereka yang sederhana, lainnya seperti Stokowski dan Bernstein yang
tinggi.
pemain solo (solois yang sambil main merangkap sebagai kondakter) menjadi
bertambah umum dalam akhir abad ke 20, meskipun ini tidak tepat untuk pemain
orkestra karena masih kurang meyakinkan dalam mengiringi solis, khususnya pada
11
Ibid.