Anda di halaman 1dari 3

Refleksi Pendidikan Dalam Lensa Sejarah

Pendidikan adalah salah satu elemen kunci dalam perkembangan masyarakat manusia.
Ini bukan hanya tentang penyerapan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga tentang
pembentukan karakter, nilai, dan identitas individu. Untuk memahami pentingnya pendidikan
dalam konteks sejarah, kita perlu merenungkan peran pendidikan dalam perjalanan sejarah
manusia. Sejarah pendidikan memiliki akar yang dalam dan mencerminkan evolusi
masyarakat manusia dari zaman kuno hingga masa modern.

Pendidikan adalah tonggak penting dalam perkembangan peradaban manusia. Dalam


konteks sejarah, refleksi pendidikan memungkinkan kita untuk memahami bagaimana
pendidikan telah membentuk nilai-nilai, struktur sosial, dan pemikiran manusia. Dalam esai
ini, kami akan menggambarkan keterkaitan erat antara pendidikan dan sejarah serta
menguraikan bagaimana unsur-unsur sejarah telah memengaruhi evolusi pendidikan. Untuk
mendukung pandangan ini, kita akan merujuk beberapa sumber yang relevan.

Sejarah menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi pilar dalam pembentukan


peradaban. Dalam masyarakat kuno seperti Mesir, Yunani, dan Romawi, lembaga-lembaga
pendidikan seperti sekolah filsafat dan perpustakaan berperan penting dalam menyebarkan
pengetahuan dan budaya 1.

Pendidikan membantu menjaga warisan budaya dan intelektual, serta mendorong


kemajuan peradaban. Pendidikan juga telah memainkan peran penting dalam pergerakan
sosial dan politik. Misalnya, Revolusi Industri di Inggris pada abad ke-18 mengubah cara
pendidikan disampaikan. Selama periode ini, pendidikan wajib dan sekolah dasar mulai
diperkenalkan sebagai respons terhadap perubahan ekonomi dan sosial.

Perubahan sosial seringkali mendorong perubahan dalam pendidikan.Pendidikan dalam


sejarah sering kali terkait erat dengan kelas sosial. Pendidikan tidak selalu tersedia untuk
semua orang, terutama di masa lalu. Hanya mereka yang berasal dari keluarga berada yang
memiliki akses ke pendidikan formal. Hal ini mencerminkan ketidaksetaraan dalam
masyarakat, yang sering kali tercermin dalam sejarah.

Pendidikan selalu terkait dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat pada suatu
periode waktu. Kurikulum dan metode pengajaran berubah seiring berjalannya waktu.

1
Utami, I. W. P. (2015). Kemampuan Mahasiswa Melakukan Refleksi Dalam Pembelajaran
Sejarah Sosial. 1, 1–18.
Misalnya, pendidikan pada abad pertengahan Eropa didasarkan pada agama, sedangkan
Pendidikan Renaissance fokus pada pengetahuan manusia dan ilmu pengetahuan. Nilai-nilai
ini mencerminkan perkembangan budaya dan pemikiran masyarakat pada saat itu.

Sejarah pendidikan juga mencerminkan peran kolonialisme dalam penyebaran


pendidikan di seluruh dunia. Kolonialisme sering digunakan sebagai sarana untuk mengubah
nilai-nilai dan bahasa masyarakat yang dijajah. Ini menciptakan konflik budaya dan
perubahan signifikan dalam sistem pendidikan lokal.

Pendidikan telah menjadi alat penting dalam pergerakan sosial dan politik. Misalnya,
Revolusi Industri di Inggris pada abad ke-18 mengubah pendidikan dengan memperkenalkan
pendidikan wajib dan sekolah dasar. Pendidikan juga memainkan peran penting dalam
gerakan hak sipil di Amerika Serikat dan gerakan pembebasan di berbagai negara di seluruh
dunia. Dalam konteks sejarah yang lebih baru, pendidikan telah mengalami transformasi
besar-besaran melalui revolusi teknologi. Perkembangan teknologi informasi dan internet
telah mengubah cara pendidikan disampaikan dan diakses oleh individu di seluruh dunia.

Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Indonesia


memang mendapatkan perhatian karena fokusnya pada pembentukan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang lebih terampil dan siap untuk menghadapi dunia kerja. Perguruan tinggi di
Indonesia berusaha untuk mengintegrasikan MBKM dalam upaya mempersiapkan mahasiswa
dengan keterampilan yang relevan dan berdaya saing. MBKM mempromosikan pendekatan
berbasis kompetensi dalam kurikulum. Ini berarti kurikulum lebih fokus pada pengembangan
keterampilan yang diperlukan di dunia kerja daripada sekadar pengetahuan teoritis.
Pendidikan harus praktis dan mempersiapkan mahasiswa dengan keterampilan yang dapat
langsung diterapkan dalam pekerjaan 2.

Perguruan tinggi yang menerapkan MBKM kerap menjalin kemitraan dengan industri.
Kerja sama ini membantu mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman praktik, magang, dan
proyek bersama yang relevan dengan pekerjaan di dunia nyata. Ini membantu
memperlengkapi mahasiswa dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri. MBKM
memberikan fleksibilitas kepada mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang sesuai dengan
minat dan kebutuhan mereka. Ini memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan keahlian

2
Maghfiroh, N., & Sholeh, M. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus
Merdeka Dalam Menghadapi Era Disrupsi Dan Era Society 5.0. Jurnal Inspirasi Manajemen
Pendidikan, 09(05), 1185–1196.
yang sesuai dengan karier yang mereka incar. Mereka dapat memilih dari berbagai mata
kuliah yang relevan dan bahkan mengambil mata kuliah lintas disiplin.

Selain keterampilan teknis, MBKM juga memberikan perhatian pada pengembangan soft
skills seperti keterampilan komunikasi, kepemimpinan, berpikir kritis, dan kreativitas. Ini
penting karena kemampuan ini sangat dicari oleh banyak perusahaan. MBKM sering kali
mengadopsi model pembelajaran berbasis proyek di mana mahasiswa diberi tugas praktis
yang meniru situasi kerja nyata. Ini membantu mereka mengasah keterampilan dan
pengetahuan mereka dalam konteks praktis 3.

MBKM juga mendorong konsep pembelajaran seumur hidup, yang berarti pendidikan
tidak berakhir setelah lulus. Mahasiswa diharapkan untuk terus belajar dan mengembangkan
keterampilan mereka sepanjang karier mereka. Perguruan tinggi yang menerapkan MBKM
biasanya lebih fokus pada evaluasi kinerja mahasiswa dan mengukur hasil pendidikan.
Mereka melibatkan berbagai metode penilaian untuk memastikan mahasiswa benar-benar
menguasai keterampilan yang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

Maghfiroh, N., & Sholeh, M. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus
Merdeka Dalam Menghadapi Era Disrupsi Dan Era Society 5.0. Jurnal Inspirasi
Manajemen Pendidikan, 09(05), 1185–1196.

Kande, F. A. (2022). Rebalancing Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Tri Panji –
Liberal Arts Journal, 1(1), 1–14.

Utami, I. W. P. (2015). Kemampuan Mahasiswa Melakukan Refleksi Dalam Pembelajaran


Sejarah Sosial. 1, 1–18.

3
Kande, F. A. (2022). Rebalancing Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Tri Panji –
Liberal Arts Journal, 1(1), 1–14.

Anda mungkin juga menyukai