Anda di halaman 1dari 75

Jakarta 12950

www.kemkes.go.id

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT KESEHATAN
KELUARGA
DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN
MASYARAKAT JL. HR. Rasuna Said Blok X-5
Kav. 4-9
136 136
KONTRIBUTOR 12. Narimah Awin et. al, 2007. Caregiver Training Manual: Basic Care
TIM PENYUSUN of People with Disabitilies in Institution and at Home, Ministry of

Dr. Kirana Pritasari, MQIH (Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat), dr. Eni Gustina,
Health Malaysia: Malaysia
MPH (Direktur Kesehatan Keluarga); Nurlina Supartini, S.Kp, MPH (Subdit Kesehatan 13. Nelwan et. al, 2018. Panduan HidupSehat Bagi Lansia dan
Lanjut Usia); Dr. dr. C Heriawan Soejono (RSCM FKUI ), dr Wanarani Alwin Sp.KFR –K
(FK UI), Dr.dr.Martina Wiwie SpKJ(K) (FKUI RSCM), Prof. Tri Budi W Rahardjo (CeFAS Pendamping Menuju Lansia Sehat, Aktif dan Produktif, UNPAD:
URINDO), dr. Dyah Elvyenningsih, SpKK (KSDGI), Shintha Silaswati, SKp, MSc Jawa Barat
(PPNI), dr Wira Hartiti, M.Epid (Subdit Kesehatan Lanjut Usia) ; Wahyuni Khaulah,
SKM, M.Kes (Subdit Kesehatan Lanjut Usia), drg. Made Muryani T, MA (Pusrengun 14. Nelwan et. al, 2018. Panduan Pelayanan Lansia Sehat Bagi Tenaga
BPPSDMK), drg. Noor Setyawati,MM (Dit P2MKJN), Dhito Pemi Aprianto, S, Kep (Dit
Kesehatan Layanan Primer Menuju Lansia Sehat, Aktif dan
Kesjaor), Evasari Ginting, SKM (Subdit Kesehatan Reproduksi), Herwijati Anita, MP
(Kemensos RI), drg Wahyu P Wulan (PADK), dr. Muh. Danial Umar, SpKJ, M.Kes (Dit. Produktif, UNPAD: Jawa Barat
P2MKJN), dr Tuti Asnawi (PADK), dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK (K)
(FKUI RSCM), dr. Lily Indriani Octovia, MT,M.Gizi. Sp.GK (FKUI RSCM), Ummi Malikal,
15. Siti Setiati et. al. 2000. Pedoman Praktis Perawatan Kesehatan
Ns. S.Kep (STW Ria Pembangunan), Roma Tao Toba, MR (PPNI), Sri Nurhayati, SKM untuk Pengasuh Orang Usia Lanjut, Pusat Informasi dan
(Dit. Gizi Masyarakat), dr. SavaartHutagalung, MARS (Subdit Kesehatan Lanjut Usia);
Elmy Ridang Turhayati, SKM, MKM (Subdit Kesehatan Lanjut Usia); dr Farsely Penerbitan Universitas Indonesia: Jakarta
Mranani, MKM (Subdit Kesehatan Lanjut Usia); dr. Florentine Marthatilova (Subdit 16. Tri Budi W Rahardjo dan Erni Herawati Purnamaningsih, 2014.
Kesehatan Lanjut Usia); Ingrat Padmosari, SKM, M.Epid (Subdit Kesehatan Lanjut
Usia); Yunita Safitri, S.Kep, MKM (Subdit Kesehatan Lanjut Usia), M.Yusron Fejri (Dit. Penggunaan Jamu Dalam Aromaterapi Untuk Mendukung
P2PTM), R Danu Ramadityo ( Dit Promkes dan PM), Evi Firna (Dit. Gizi Masyarakat), Kecantikan Holistik dalam The Power of Jamu
Cempaka (Dit. Yankestrad), Hemiliana Dwi Putri (BKKBN), Nasriah (Dit. Yankestrad),
Fitri Astuti (Dit. Yankestrad), dr Ika Fitriana (Pergemi RSCM), Diah Wati (Dit. Kesling), 17. Visiting Nurse Associations of America, 1998. Caregiver’s
Henny Fatmawati, SKM (Subdit Kesehatan Reproduksi); Sandatina Arumm (Dit.
Handbook, DK Publishing Book: New York
Yankes Primer), D Ajeng KW (ASDI), Fitri Hudayani (ASDI), Renold Jimmy
(Kemensos), Wandasari S (Kemensos), dr. Edwinaditya Sekar Putri (PKC Senen),
Kusniarti (PKC Senen), Memey (PKC Senen ), Emmy Sjafriana (PKC Senen ), Nabila
Salsabila, SKM (Subdit Kesehatan Reproduksi), Dhini Agustin,M.Kesos (CAS UI),
Yuanita Rizky (Dit. Yankes Primer), Mina Febriani (Dit. Yankes Primer), Dewi Rani
(Kemensos), Eva Rini Ruslina (Dit. Gizi Masyarakat), Evi Fatimah (Dit. Gizi
Masyarakat), Nani H Widodo (Dit. Yankes Rujukan), Dwi D (Dit. Yankes Rujukan),
dr.Tantri Lestina (PKM Cilandak), Arie Meutia Nada, SKM (Dinas Kesehatan Provinsi
DKI Jakarta), Yolmisatri (Dit. P2PTM), Enita Romasi (PKC Cilandak), dr Erna Lyana
(PKC Grogol), Nasriah Damayanthie (Dit. Yankestrad), Widati (BKKBN) Maryati
(Caregiver), Emmy S (Kader)

TIM SEKRETARIAT
Midyawati Ahmad, SKM (Subdit Kesehatan Lanjut Usia), Abdul Muiz Soeharto,
S.Kom (Subdit Kesehatan Lanjut Usia).

135 135 134 134


DAFTAR RUJUKAN Lampiran 2. Contoh Check list kegiatan Lansia di rumah dan
di Panti
1. Alzheimer Indonesia. Leaflet Kenali 10 Gejala Umum Demensia Nama :
Usia :
Alzheimer
2. Badan Kependudukan dan Ketahanan Keluarga Berencana Hari Waktu Kegiatan Dilakukan
Nasional, 2017. Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Senin 05.00 Membantu Sudah Belum
Lansia bersiap
Rentan. (V) (X)
beribadah
3. Departemen Kesehatan RI, 2009. Petunjuk Teknis dan Pelaporan:
Peningkatan Kualitas Kesehatan Intelegensia Melalui 05.30 Membantu
Lansia mandi
Pemberdayaan Lanjut Usia dan Anak.
pagi
4. Hitoshi Ohta, Haruki Miyoshi, Tsutomu Higashida, 2014. Kanzen 06.00 Menemani
Lansia berolah
Zukai Atarashī Kaigo Zenmen Kaichī ban (完全図解 新しい介護
raga
全面改訂版), Kodansha. Tokyo. 07.00 Sarapan
bersama
5. Kementerian Kesehatan RI, Latihan/Senam: Vitalisasi Otak Lansia
6. Kementerian Kesehatan RI, 2016. Buku Saku 1: Petunjuk Praktis …. ….
Toga dan Akupresur …. ….
7. Kementerian Kesehatan RI, 2016. Permenkes RI Nomor 25 Tahun
2016 tentang Rencana Aksi Kesehatan Lanjut Usia 2016 – 2019.
8. Kementerian Kesehatan RI-Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Kesehatan, 2018. Pedoman Pendayagunaan Caregiver
9. Kementerian Kesehatan RI-Direktorat Kesehatan Keluarga, 2018.
Pedoman untuk Puskesmas dalam Perawatan Jangka Panjang
bagi Lanjut Usia
10. Kementerian Kesehatan RI, 2016. Buku Kesehatan Lanjut Usia
11. Kementerian Kesehatan RI, 2016. Buku Saku 1. Petunjuk Praktis
TOGA dan Akupresur

133 133 132 132


Skoring AIKS/IADL LAMPIRAN 1b: FORMAT PENILAIAN AKTIVITAS INSTRUMENTAL
Dikerjakan oleh orang lain 0 KEGIATAN SEHARI-HARI (AIKS)
Perlu bantuan sepanjang waktu 1 Skor Hasil
Perlu bantuan sesekali 2 Dapat menggunakan telepon
Independen/mandiri 3-8 Mengoperasikan telepon sendiri dan mencari dan menghubungi 1
nomor
Menghubungi beberapa nomor yang diketahui 1
Menjawab telepon tetapi tidak menghubungi 1
Tidak bisa menggunakan telepon sama sekali 0
Mampu pergi ke suatu tempat
Berpergian sendiri menggunakan kendaraan umum atau menyetir 1
sendiri
Mengatur perjalanan sendiri 1
Perjalanan menggunakan transportasi umum jika ada yang menyertai 0
Tidak melakukan perjalanan sama sekali 0
Dapat berbelanja
Mengatur semua kebutuhan belanja sendiri 1
Perlu bantuan untuk mengantar belanja 0
Sama sekali tidak mampu belanja 0
Dapat menyiapkan makanan
Merencanakan, menyiapkan, dan menghidangkan makanan 1
Menyiapkan makanan jika sudah tersedia bahan makanan 0
Menyiapkan makanan tetapi tidak mengatur diet yang cukup 0
Perlu disiapkan dan dilayani 0
Dapat melakukan pekerjaan rumah tangga
Merawat rumah sendiri atau bantuan kadang-kadang 1
Mengerjakan pekerjaan ringan sehari-hari (merapikan tempat tidur, 1
mencuci piring)
Perlu bantuan untuk semua perawatan rumah sehari-hari 1
Tidak berpartisipasi dalam perawatan rumah 0
Dapat mencuci pakaian
Mencuci semua pakaian sendiri 1
Mencuci pakaian yang kecil 1
Semua pakaian dicuci oleh orang lain 0
Dapat mengatur obat - obatan
Meminum obat secara tepat dosis dan waktu tanpa bantuan 1
Tidak mampu menyiapkan obat sendiri 0
Dapat mengatur keuangan
Mengatur masalah finansial (tagihan, pergi ke bank) 1
Mengatur pengeluaran sehari-hari, tapi perlu bantuan untuk ke bank 1
untuk transaksi penting
Tidak mampu mengambil keputusan finansial atau memegang uang 0
Total

131 130 130


Berpakaian (termasuk 0 Tergantung orang lain LAMPIRAN
memasang tali
sepatu, 1 Sebagian dibantu LAMPIRAN 1 a: FORMAT PENILAIAN
mengencangkan
sabuk) 2 Mandi AKTIVITAS KEGIATAN SEHARI-HARI (AKS)

Naik turun tangga 0 Tidak mampu Fungsi Skor Keterangan Hasil


Mengendalikan 0 Tidak terkendali/Tidak teratur
1 Butuh pertolongan
rangsang BAB (perlu pencahar)
1 Kadang kadang tak terkendali
2 Mandiri
(1x/minggu)
Mandi 0 Tergantung orang lain
2 Terkendali teratur
1 Mandiri
Mengendalikan 0 Tidak terkendali atau
rangsang BAK menggunakan kateter

1 Kadang kadang tak terkendali


Hasil tingkat kemandirian dapat dilihat dari skor yang diperoleh sbb: (1x/24 jam)

Skor Modifikasi: 2 Terkendali teratur


Menmbersihkan diri 0 Butuh bantuan orang lain
20 : Mandiiri (A) (mencuci wajah,
12 – 19 : Ketergantungan Ringan (B) menyikat rambut, 1 Mandiri
9 – 11 : Ketergantungan Sedang (B) mencukur kumis, sikat
5–8 : Ketergantungan Berat ( C) gigi)
0–4 : Ketergantungan Total ( C ) Penggunaan WC 0 Tergantung orang lain
(Keluar masuk WC,
melepas/ memakai 1 Perlu pertolongan pada
celana, cebok, beberapa kegiatan namun dapat
menyiram) melakukan aktifitas lainnya
sendiri

2 Mandiri
Makan minum (jika 0 Tidak mampu
makanan harus
berupa potongan, 1 Perlu ditolong memotong
dianggap dibantu) makanan

2 Mandiri
Bergerak dari kursi 0 Tidak mampu
roda ke tempat tidur
dan sebaliknya 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa
(termasuk duduk di duduk (2 orang)
tempat tidur)
2 Mandiri

Berjalan di tempat 0 Tidak mampu


rata (atau jika tidak
bisa berjalan, 1 Mampu berpindah menggunakan
menjalankan kursi kursi roda
roda)
2 Berjalan dengan bantuan 1
orang

3 Mandiri

129 129 128 128


BAB V Penggunaan buku kesehatan lansia secara benar diharapkan

PENUTUP akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pra


Lansia/Lansia karena melalui buku tersebut dapat diperoleh informasi
data kesehatan Pra Lansia/Lansia. Buku Kesehatan Lansia juga berisi
Banyaknya masalah kesehatan yang dialami dan meningkatnya
tentang program gizi, Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Kesehatan
tingkat disabilitas pada Lansia, merupakan indikasi dibutuhkannya
Jiwa dan Intelegensia, Kesehatan Haji serta Kesehatan Olah Raga
bantuan baik yang bersifat sementara maupun menetap sesuai dengan
sehingga diharapkan dapat menjadi alat deteksi masalah kesehatan
tingkat ketergantungannya. Sangat penting adanya pendampingan yang
pada lansia. Buku ini disimpan dan dipelajari oleh Lansia bersama
berkualitas dari caregiver yang mampu memberikan asuhan sesuai
caregiver dan selalu dibawa ke Pelayanan Kesehatan saat melakukan
dengan kebutuhan Lansia. Buku Pedoman Praktis Perawatan Jangka
pemeriksaan.
Panjang bagi caregiver diharapkan dapat menjadi panduan sederhana
Selain itu untuk lansia yang berada di panti juga memiliki
bagi penggunanya.
pencatatan dan pelaporan yang tujuannya memantau status kesehatan
dan menentukan tindakan apa yang harus dilakukan. Namun dengan
adanya Buku Kesehatan Lansia, diharapkan dapat digunakan secara
nasional oleh seluruh fasilitas pelayanan kesehatan maupun panti
sebagai media untuk mencatat hasil pelayanan yang diberikan kepada
Lansia.
Petugas kesehatan membimbing caregiver dalam membuat
pencatatan dan memantau catatan yang dibuat oleh caregiver serta
mengambil informasi yang diperlukan untuk pelaporan.
Bagi lansia yang belum memiliki Buku Kesehatan Lansia, petugas
kesehatan dapat membuatkan lembar pencatatan yang mengacu
kepada buku tersebut, sehingga data yang dicatat di lembar pencatatan
tersebut dapat digunakan untuk memantau perkembangan kesehatan
lansia.

127 127 126 126


Bagian Buku Kesehatan Lansia yang harus diisi oleh
Lansia/Keluarga/Kader atau caregiver adalah pada Bab 1, Bab 3,
dan Bab 5.

Buku Kesehatan Lansia

125 124 12
4
Selain itu tujuan dari kegiatan pencatatan adalah untuk BAB IV
mendapatkan data-data Lansia yang diperlukan oleh pendamping jika PENCATATAN DAN PELAPORAN
dibutuhkan pada waktu konsultasi dengan tenaga kesehatan.
Komponen yang perlu dicatat meliputi:
Pencatatan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting
1. Identitas lansia dalam manajemen kesehatan. Melalui pencatatan, yang merupakan
2. Riwayat kesehatan lansia bagian sistem informasi, merupakan salah satu alat bantu dalam
3. Keadaan kesehatan dan keluhan lansia pelaksanaan monitoring dan evaluasi dari kegiatan yang dilakukan.
4. Catatan perkembangan kesehatan lansia Demikian juga halnya dalam melaksanakan perawatan jangka panjang
5. Pemantauan penggunaan obat bagi Lansia, seorang pendamping lanjut usia perlu melakukan kegiatan
6. Rencana kunjungan Lansia ke dokter/fasilitas pelayanan kesehatan pencatatan untuk pengaturan yang baik dalam pelaksanaan kegiatan.
atau sebaliknya Untuk memudahkan caregiver melakukan pekerjaan sehari hari
7. Mengumpulkan informasi: informasi kontak dokter lain, Kartu BPJS di rumah atau panti dapat dilakukan kontrol dengan menggunakan daftar
Jika Lansia sudah memiliki Buku Kesehatan Lanjut Usia, data- checklist sederhana agar lebih terarah. Adapun contoh format tersebut
data hasil pelayanan yang didapatkan oleh Lansia dapat dicatat adalah sebagai berikut (namun dapat dikembangkan sesuai kebutuhan
seluruhnya di Buku tersebut. Buku kesehatan lansia merupakan alat masing masing Lansia (dalam penyusunannya libatkan Lansia):
untuk pencatatan dalam rangka memantau dan mendeteksi secara dini
adanya gangguan atau masalah kesehatan pada pra lansia/lansia Tabel 6. Contoh Format Check List Sederhana untuk Memantau
sekaligus media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) bagi pra Pekerjaan Caregiver Sehari-hari
lansia/lansia, pengasuh, keluarga maupun masyarakat mengenai Dilakukan
kesehatan pra lansia/lansia. Hari Waktu Kegiatan Sudah Belum
Pada bagian-bagian tertentu dari Buku Kesehatan Lansia (V) (X)
disamping diisi oleh petugas kesehatan, ada pula yang harus diisi oleh
lansia/keluarga lansia/kader atau caregiver sebagai pendamping lansia.
Buku Kesehatan Lansia yang berisi catatan tentang keadaan lansia
tersebut harus dibawa serta ketika lansia akan berkunjung ke fasilitas
kesehatan untuk konsultasi dengan petugas kesehatan maupun untuk
memeriksakan kesehatannya.

123 12 122 12
3 2
Catatan: Saat merujuk, caregiver memastikan semua perlengkapan yang
Apabila kegawatan terjadi pada malam hari, caregiver dapat diperlukan sudah disiapkan, diantaranya :
melakukan pertolongan pertama dan langsung merujuk pada • Kartu identitas Lansia
fasilitas kesehatan tingkat pertama 24 jam atau langsung ke • Kartu Jaminan Kesehatan
fasilitas kesehatan rujukan terdekat. • Buku Kesehatan Lansia
• Buku catatan kesehatan lain apabila ada

Apabila Lansia sakit, maka Apabila masalah Rujukan lebih


Caregiver berkewajiban kesehatan tidak dapat komprehensif dapat
untuk membawa Lansia diselesaikan di fasilitas dilakukan di Fasilitas
ke Pelayanan Kesehatan kesehatan tingkat
Kesehatan rujukan
Dasar terdekat untuk pertama maka
mendapatkan perawatan caregiver bersama tingkat lanjutan.
profesional oleh tenaga tenaga kesehatan
Fasilitas kesehatan
kesehatan. melakukan Rujukan ke
rujukan tingkat lanjutan
Hal yang bisa dilakukan Fasilitas Kesehatan
dapat berupa:
caregiver adalah Rujukan tingkat lanjut
a. Klinik utama atau
membantu menyiapkan (Fasilitas Kesehatan
yang setara
dokumen sebagai berikut: Tingkat Pertama dapat
b. Rumah Sakit Umum
a. Kartu identitas Lansia berupa:
c. Rumah Sakit Khusus
b. Kartu Jaminan a. Puskesmas atau
Kesehatan yang setara
c. Buku Kesehatan b. Praktik dokter
Lansia c. Klinik pratama atau
d. Buku catatan yang setara
kesehatan lain d. Rumah Sakit Tipe D
apabila ada atau yang setara)
e. Perlengkapan pribadi
f. Obat-obatan pribadi

121 12 120 12
1 0
BAB III Akupresur

MERUJUK LANSIA KE FASILITAS KESEHATAN


Akupresur untuk mengatasi

Kegiatan rujukan pada prinsipnya dilakukan dengan tujuan untuk nyeri pinggang dapat

meningkatkan mutu pelayanan bagi Lansia. Rujukan adalah upaya dilakukan pemijatan pada

pelimpahan tanggung jawab timbal balik dengan fasilitas kesehatan lokasi yang letaknya di

terdekat. pinggang sejajar dengan

Sebagai pengetahuan umum bagi caregiver, di tingkat individu, pusar, selebar 2 jari tangan

lanjut usia dan keluarga/masyarakat, proses rujukan akan ke samping kiri dan kanan

memanfaatkan institusi-institusi sebagai berikut: dari garis tengah tubuh

1. Institusi tingkat masyarakat


• Kelompok Lanjut Usia
Lokasi yang terletak di
• Posyandu Lanjut Usia/Posbindu
2. Fasilitas kesehatan tingkat pertama pertengahan lipat lutut

• Puskesmas pembantu
• Puskesmas
• Praktek dokter/Klinik swasta
3. Fasilitas kesehatan Rujukan tingkat lanjut

• Rumah Sakit Tingkat Kabupaten


• Rumah Sakit Tingkat Provinsi, yaitu Rumah Sakit tipe A atau B

Untuk kasus rujukan tertentu, caregiver bertindak sebagai pelapor


yang nantinya akan ditindaklanjuti oleh tenaga kesehatan yang ada di
wilayahnya. Selain itu caregiver juga merupakan informan utama yang
dapat digali informasi riwayat kesehatan selama proses merujuk
berlangsung.

119 11 118 11
9 8
4) Nyeri Pinggang Cara Pembuatan :
Nyeri pinggang adalah adalah kondisi yang ditandai dengan Daun landep dari jenis berbunga kuning ditumbuk halus dengan
ketengangan pada otot pinggang disertai rasa nyeri. Untuk kapur sirih, tambahkan air dan aduk sampai rata.
mengatasi hal tersebut dapat dilakukan penanganan tradisional
sederhana di rumah diantaranya: Cara Pemakaian :
Dilumurkan di bagian yang sakit 2 kali sehari.
Bahan ramuan:
Jahe merah 1 jempol Perhatian :
Sereh 2 batang Hindari pemakaian pada kulit yang peka.
Gula merah 1 sendok makan
Garam seujung sendok teh Akupresur
Air 2 gelas Akupresur untuk mengatasi kram otot tungkai dapat dilakukan
dengan pemijatan pada lokasi:
Cara pembuatan : Pada bagian paha yang
Jahe dibakar dan memarkan, masukkan bersama sereh dalam air letaknya sejajar ujung jari
tengah pada posisi tubuh
mendidih. Tunggu 10 menit tambahkan gula merah serut dan garam,
berdiri dan lengan
aduk-aduk dan dinginkan menggantung di sisi paha.

Cara pemakaian:
Minum 2 kali sehari Di bawah tonjolan tulang,
sisi bawah luar lutut

Di lekukan bagian
bawah otot betis.

117 11 116 11
7 6
Cara pemakaian :
Di punggung tangan pada
Ramuan diminum 3 kali sehari, masing-masing 1/3 gelas.
tonjolan tertinggi ketika ibu
jari dan telunjuk dirapatkan
Perhatian :
Hindari takaran yang berlebih. Tidak diperkenankan bagi yang
Di punggung kaki pada sedang mengkonsumsi obat pengencer darah, ibu hamil, dan
cekungan antara
yang sensitif terhadap bawang putih.
pertemuan tulang
telapak kaki ibu jari dan
Akupresur :
Akupresur untuk mengatasi sakit kepala dapat dilakukan dengan
pemijatan pada lokasi:
3) Kram Otot Tungkai
Untuk mengatasi kram otot tungkai dapat menggunakan ramuan Di lekukan tulang pelipis,
sejajar dengan sudut
sebagai berikut:
mata luar

Di belakang kepala, 1 ibu


jari tangan di atas batas
rambut bagian belakang

Untuk sakit kepala


daerah puncak kepala,
dapat dilakukan
pemijatan pada lokasi
Bahan ramuan : yang terletak di puncak
Daun landep ½ genggam kepala
Kapur sirih ½ genggam Di puncak bahu,
Air matang 2 sendok makan pertengahan antara
tengkuk dan pangkal
lengan

115 11 114 11
5 4
Di punggung tangan pada
tonjolan tertinggi ketika ibu jari
dan telunjuk dirapatkan

Di punggung kaki pada


cekungan antara pertemuan
tulang kaki ibu jari dan jari Bahan ramuan :
kedua kaki
Biji pala 1/5 bagian
Madu 1 sendok makan
Air panas 1 cangkir

2) Sakit Kepala
Untuk mengatasi sakit kepala dapat diberikan ramuan tradisional Cara Pembuatan :

sebagai berikut: 1/5 bagian biji pala ditumbuk halus. Seduh dengan 1 cangkir air
hangat dan madu 1 sendok makan.

Cara Pemakaian :
Diminum 1-2 kali sehari dalam keadaaan hangat.

Akupresur :
Akupresur untuk mengatasi susah tidur dapat dilakukan dengan
pemijatan pada lokasi:
Bahan ramuan:
Di lekukan garis pergelangan
Bawang putih 1 ruas ibu jari tangan bagian dalam, segaris
Pegagan 1 jumput dengan jari kelingking
Air 1 ½ gelas

Tiga jari di atas pertengahan


Cara pembuatan : pergelangan tangan bagian
Bawang putih dimemarkan, campurkan semua bahan kemudian dalam
direbus dalam air mendidih selama 10-15 menit dengan api kecil.

113 11 112 11
3 2
Teknik penekanan: ditekan sebanyak 30 kali hitungan sampai MERAMU
terasa ngilu dan dilakukan 1-2 kali Sehari • Peralatan yang digunakan untuk membuat ramuan tanaman
Alat yang digunakan: jari tangan, telapak tangan, siku obat:
Alat bantu lain yang berujung tumpul o Periuk/kuali dari tanah liat atau panci dari bahan gelas/kaca,
Bahan: minyak/pelican email atau bahan anti karat (stainless steel)
o Spatula/pengaduk yang terbuat dari bahan kayu
Kondisi yang tidak dianjurkan tindakan akupresur: o Saringan dari bahan kain, plastik, atau nilon
• Terlalu lapar atau terlalu kenyang o Pisau stainless steel
• Emosi yang labil • Pembuatan ramuan obat tradisional dari bahan-bahan segar
• Tubuh sangat lemah dilakukan dengan mendidihkan air terlebih dahulu, kemudian
bahan dimasukkan, dan dibiarkan selama 10-15 menit di atas
Kontraindikasi api kecil dalam keadaan panci tertutup
Keadaan yang tidak dapat ditangani dengan akupresur: • Urutan memasukkan bahan tanaman obat dalam merebus,
• Gawat darurat dahulukan yang keras yaitu batang kayu, kulit dan akar, setelah
• Kasus yang perlu pembedahan itu masukkan bahan yang lebih lunak yaitu umbi, bunga dan
• Penggunaan obat pengencer darah/antikoagulan daun
• Diketahui ada kelainan pembekuan darah • Jangan menggunakan peralatan dari bahan alumunium,
Keluhan kesehatan ringan yang dapat ditanggulangi dengan timah,atau tembaga karena mudah bereaksi dengan tanaman
asuhan mandiri kesehatan tradisional pemanfaatan TOGA dan obat sehingga dapat meracuni dan mengurangi khasiat tanaman
Akupresur antara lain: obat tersebut

1) Susah Tidur b. Akupresur


Untuk mengatasi sakit kepala dapat diberikan ramuan tradisional
Akupresur adalah salah satu jenis/cara perawatan kesehatan
sebagai berikut:
tradisional keterampilan yang dillakukan melalui teknik penekanan
di permukaan tubuh pada titik-titik akupunktur dengan
menggunakan jari, atau bagian tubuh lain, atau alat bantu yang
berujung tumpul, dengan tujuan pearawatan kesehatan.

111 11 110 11
1 0
I. Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Pemanfaatan Tanaman Apabila caregiver menemui lansia yang mengalami tersedak,
Obat Keluarga (TOGA) dan Akupresur lakukan:
a. Pemanfaatan TOGA • Tenangkan lansia, minta untuk atur nafas sambil mengeluarkan
Pada lansia sering ditemui ketidaknyamanan karena adanya makanan/ minuman yang masuk ke saluran nafas dengan cara
perubahan hormonal dan fungsi tubuh lain. Namun jika keluhan mendehem atau batuk
ringan tersebut belum sampai mengganggu aktivitas sehari hari • Jika tersedak dengan makanan padat yang cukup besar hingga
dapat diupayakan perawatan melalui asuhan mandiri kesehatan menyumbat jalan nafas seluruhnya, lakukan langkah “Manuver
tradisional. Dalam penatalaksanaan asuhan mandiri kesehatan Heimlich” sebagai berikut:
tradisional pemanfaatan TOGA dan Akupresur tetap harus o Pertama, caregiver berdiri di belakang lansia. Posisikan
DIDAHULUI dengan KONSULTASI pada tenaga kesehatan agar kepalan tangan dengan ibu jari pada perut lansia bagian
tidak terjadi komplikasi atau perburukan kondisi kesehatan. atas.
o Kemudian pegang kepalan tangan pertama dengan tangan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan asuhan kedua.
mandiri pemanfaatan TOGA dan akupresur o Lakukan hentakan pada perut lansia dengan menggunakan
Syarat bahan kedua tangan ke arah dalam dan ke atas.
Dalam memilih bahan ramuan tanaman obat, seperti: akar, o Ulangi hingga jalan nafas bebas dari sumbatan dan lansia
rimpang, umbi, kulit batang, kayu, daun, bunga, buah, atau seluruh dapat batuk atau bernafas.
tanaman (herba) harus memperhatikan: o Jika lansia tidak sadarkan diri, segera cari
• Bahan dan buah segar, tidak keriput, telah tua/matang/masak bantuan petugas
sempurna kesehatan.
• Kulit batang tidak retak
• Daun, bunga, kulit, umbi berwarna cerah, tidak berubah warna
atau layu
• Masih dalam keadaan utuh
• Tidak rusak oleh hama dan penyakit tanaman lainnya, tidak 1.

bercendawan/berjamur atau akar yang berlumut


2.
• Bahan yang digunakan harus dicuci dengan air bersih yang
3.
mengalir

109 10 108 10
9 8
5. Syok
Syok disebabkan karena kegagalan jantung untuk memompa darah
sehingga aliran darah di dalam tubuh menjadi berkurang. Kondisi ini
dapat terjadi karena pendarahan hebat, kekurangan cairan yang
parah (dehidrasi) dan penyakit misalnya penyakit jantung. Tanda-
tanda syok, adalah sebagai berikut:
• Lansia terlihat pucat
• Kulit dingin dan lembab
• Bernafas cepat dan pendek
• Denyut nadi cepat dan lemah
• Dalam kasus lanjut, lansia bisa menjadi tidak sadar

Hal-hal yang harus dilakukan caregiver jika ditemukan tanda-tanda


6. TERSEDAK syok pada lansia:
Tersedak adalah terjadinya penyumbatan • Baringkan lansia, angkat dan tahan kakinya
pada jalan nafas yang menyebabkan • Longgarkan pakaian ketat terutama di leher dan pinggang
kesulitan bernafas. Pada lansia yang sering • Pastikan sirkulasi udara yang baik
terjadi adalah tersedak saat pemberian • Jaga lansia agar tetap hangat dengan memakaikan mantel atau
makan karena adanya penurunan selimut
kemampuan menelan. • Jangan berikan makanan atau minuman apapun
• Periksa denyut nadi dan pernapasan secara teratur
Pada lansia yang mengalami tersedak, dapat
• Berikan kenyamanan
ditemui tanda-tanda:
• Konsultasi ke petugas kesehatan untuk penanganan lebih lanjut
• Kesulitan berbicara dan bernafas,
• Terjadi bendungan aliran darah pada wajah hingga kulit wajah
berwarna merah sampai menjadi kebiruan,
• Lansia memegang lehernya karena kesulitan bernafas.

107 10 106 10
7 6
b. Perdarahan Hebat o Pertahankan area yang terluka dalam posisi yang paling
• Bersihkan tangan dengan sabun nyaman
dan air lalu pakai sarung tangan o Mencegah pergerakan
• Hentikan perdarahan dengan anggota tubuh dengan
membebat bagian yang terluka meletakkan gulungan
sambil memberikan tekanan selimut atau bantal di
selama sekitar 10 menit samping anggota
• Jika perdarahan terjadi pada tubuh yang terluka
anggota badan, baringkan lansia o Perhatikan apakah ada
dan angkat anggota badan yang terluka tanda-tanda penurunan kesadaran. Lakukan rujukan ke

• Balut dengan perban di atas kain pembebat, beri tekanan fasilitas kesehatan terdekat. Sebaiknya didampingi oleh

lebih besar pada luka tetapi tidak terlalu ketat untuk petugas kesehatan.

memungkinkan sirkulasi darah tetap terjadi


• Lakukan rujukan ke fasilitas kesehatan terdekat 4. Perdarahan
a. Perdarahan kecil dan luka yang tidak dalam
• Jika terdapat bagian tubuh yang tertusuk benda besar,
• Bersihkan tangan caregiver dengan
JANGAN ambil bendanya. Berikan pengganjal di kanan dan
sabun dan air, keringkan, gunakan
kiri benda tersebut, balut dengan perban tanpa memberikan
sarung tangan bila tersedia
tekanan. Baru lakukan rujukan.
• Bersihkan luka dan daerah sekitar
luka dengan air bersih, lalu keringkan
dengan kassa steril sambil ditekan
untuk menghentikan perdarahan
• Oleskan antiseptik, letakkan kassa
steril kering di atas luka.
• Balut luka dengan kassa steril,
gunakan plester

105 10 104 10
5 4
3. Patah Tulang • Sambil melakukan pertolongan, segera panggil orang lain agar
Patah tulang atau tulang yang retak dapat disebabkan oleh tekanan mencari pertolongan petugas kesehatan dan mencari ambulans
atau benturan keras yang dapat mengakibatkan terjadinya retakan untuk bantuan lebih lanjut
atau hingga patah tulang, baik tertutup maupun terbuka. Berikut ini • Tunggu hingga bantuan datang dan jangan memberikan makanan
merupakan tanda-tanda adanya patah tulang: atau minuman selama memberikan bantuan.
• Nyeri di tempat luka atau di sekitarnya
• Timbul bengkak atau benjolan 2. Luka Bakar
• Timbul memar Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan
• Bentuk anggota tubuh tidak terlihat normal, dibandingkan karena adanya kontak dengan sumber panas misalnya api, terkena
dengan anggota badan lain air panas, tersentuh benda panas, akibat sengatan listrik, akibat
• Pada patah tulang terbuka, dapat terjadi perdarahan bahan kimia, dan sengatan matahari.
• Anggota tubuh yang terluka mengalami keterbatasan atau Tindakan yang harus diambil saat menangani luka bakar:
tidak bisa bergerak • Hentikan sumber pembakaran misalnya matikan

• Mungkin dapat timbul tanda-tanda syok (dada berdebar, bibir api, cabut arus listrik, dsb.

dan mata pucat serta diikuti pingsan) • Dinginkan area luka bakar atau melepuh selama
Jika caregiver mencurigai adanya patah tulang pada lansia, 2-3 menit di bawah air mengalir atau rendam
lakukan langkah sebagai berikut : dalam air dingin

• Memanggil anggota keluarga yang lain atau tetangga untuk • Tutup dengan kassa steril atau kain bersih yang

segera mencari bantuan petugas kesehatan telah dibasahi dengan air

• Sementara orang lain sedang menghubungi petugas • Panggil bantuan petugas kesehatan atau rujuk ke rumah sakit

kesehatan, caregiver dapat melakukan hal berikut:


o Berikan penyangga dan
cegah gerakan anggota
tubuh yang terluka
o Tutupi luka terbuka (bila
ada) dengan kassa
steril atau kain bersih

103 10 102 10
3 2
luar sebanyak 15 kali, diselingi 2 kali pernafasan buatan sehingga Beberapa kondisi gawat darurat dan penanganan yang bisa dilakukan
menghasilkan denyut jantung sekitar 100 x/menit caregiver :
1. Penurunan Kesadaran
Lansia dapat mengalami gangguan kesadaran dan terjadi secara
mendadak yang dapat disebabkan oleh payah jantung, serangan
jantung, infeksi paru-paru, infeksi saluran kemih, gula darah terlalu
rendah atau gula darah terlalu tinggi dan kadar garam terlalu rendah,
dsb. Bila Caregiver mendapati lansia mengalami penurunan
kesadaran/tidak sadarkan diri, sebaiknya lakukan hal berikut:
• Baringkan lansia tanpa alas bantal di kepala
• Naikkan bagian kaki dengan menambahkan ganjalan (bisa dengan
menggunakan bantal atau selimut yang digulung) sehingga posisi
mata kaki lebih tinggi dari dada lansia.
• Pastikan tidak ada sesuatu yang menutupi bagian hidung dan
• Jika lansia muntah maka miringkan badan dan kepala agar tidak
tenggorokan lansia agar tetap dapat bernafas dan aliran udara
tersedak
tetap masuk. Bila ada segera bersihkan.
Periksa apakah masih ada nafas dan
denyut jantung dengan meletakkan
tangan di atas dada lansia, dari hidung
terasa ada hembusan angin yang berasal
dari pernafasannya. Bila tidak ada
pernafasan, lakukan pernafasan buatan
dengan meniupkan udara pernafasan kita
ke lansia melalui mulut atau hidung.

• Selain itu, segera periksa adakah denyut


nadi leher. Bila tidak ada, maka segera
lakukan penekanan/kompresi jantung dari

101 10 100 10
1 0
Tujuan dari pertolongan pertama adalah untuk mengambil langkah 7. Menyiapkan dan meminum obat
yang diperlukan untuk menyelamatkan hidup lansia. Hal penting yang a) Sediakan tempat penyimpanan obat-
perlu diperhatikan oleh caregiver diantaranya: obatan khusus milik lansia dengan
1) Segera hubungi petugas kesehatan dan ambulan pemisahan setiap jenis obat. Letakkan di
2) Meminta bantuan orang terdekat atau tetangga tempat yang mudah dijangkau oleh lansia.
3) Amankan lingkungan sekitar lansia dan hindarkan jalur b) Bantu lansia untuk memilah-milah obat
pemindahan lansia dari penghalang sesuai dengan waktu meminum obat
4) Selama menunggu bantuan datang, jangan melakukan tindakan setiap harinya, dan beri label tulisan yang
tertentu apabila tidak yakin atau ragu-ragu jelas. Dapat digunakan tempat obat yang
5) Menanyakan apa saja yang bisa dilakukan kepada petugas sudah memiliki sekat-sekat untuk
kesehatan melalui alat bantu komunikasi memilah obat.
c) Sediakan catatan pemantauan minum obat, sedapat mungkin

INGAT !!! ajak lansia secara aktif berperan dalam penyiapan dan

o Saat melakukan bantuan selalu libatkan orang lain dan minta pencatatan meminum obat sesuai dengan kondisinya.

bantuan orang lain (anggota keluarga lain atau tetangga untuk


menghubungi petugas kesehatan sembari memberikan bantuan 8. Mengatur keuangan
pada Lansia) a) Bantu lansia untuk melakukan pengaturan, penggunaan, dan

o Simpan nomor darurat dimana semua orang dapat menemukannya penyimpanan keuangan.

o Simpan kotak pertolongan pertama dan periksa isinya secara teratur b) Sediakan buku catatan keuangan dan sedapat mungkin bantu
o Pastikan caregiver telah dilatih tentang pertolongan pertama lansia untuk melakukan pencatatan sendiri sesuai dengan
pada keadaan darurat kondisi fisik dan kemampuannya.
o Pemberian penanganan utama merupakan kewenangan petugas
kesehatan H. Pertolongan Pertama pada Keadaan Darurat
Pertolongan pertama adalah tindakan langsung yang diberikan
kepada lansia yang mengalami kadaan yang membahayakan jiwanya
sebelum ambulan atau petugas kesehatan tiba.

99 99 98 98
ringan seperti mencuci piring, menyiangi sayuran yang akan c) Sedapat mungkin biarkan lansia melakukan komunikasi
dimasak, merapihkan tempat tidur, dan sebagainya. melalui telepon secara mandiri, bantuan diberikan hanya bila
diperlukan.
5. Mencuci/ mengurus pakaian
a) Pada lansia yang kondisi fisiknya masih memungkinkan, dapat 2. Berbelanja
ditanyakan apakah lansia menginginkan terlibat dalam a) Tanyakan mengenai kebutuhan lansia yang ingin dibeli.
mengurus pakaiannya. b) Tanyakan apakah lansia menginginkan untuk berbelanja
b) Bila sesuai dengan kondisi fisik dan keinginan lansia, maka sendiri.
dapat dilibatkan dalam mengurus pakaian seperti mencuci, c) Apabila masih memungkinkan maka sedapat mungkin lansia
menjemur, melipat pakaian dan sebagainya. didampingi untuk berbelanja sendiri sesuai dengan kondisinya
misalnya mobilisasi dengan menggunakan tongkat atau
6. Menggunakan transportasi dengan kursi roda.
a) Pada lansia yang memiliki tingkat ketergantungan sedang d) Perhatikan jarak dari tempat tinggal dengan tempat belanja
kemungkinan masih dapat menggunakan tongkat atau kursi serta kondisi fisik lansia.
roda menuju kendaraan yang telah disediakan untuk
transportasi, sedangkan pada lansia yang tingkat 3. Menyiapkan makanan
ketergantungan berat atau total perlu bantuan penuh untuk a) Buat perencanaan menu bersama lansia sehingga jenis
menuju kendaraan. makanan lebih sesuai dengan selera lansia.
b) Caregiver sedapat mungkin membantu lansia dalam b) Sedapat mungkin melibatkan lansia di dalam proses penyiapan
memutuskan cara yang paling tepat untuk menuju kendaraan dan penyajian makanan sesuai dengan kemampuan dan
dan melakukan transportasi ke tempat yang diinginkan sesuai kondisinya.
dengan kondisinya.
c) Pastikan lansia selalu didampingi dalam proses perpindahan 4. Mengurus rumah
ketika naik atau turun kendaraan, sehingga selalu terjamin a) Pada lansia yang kondisi fisiknya masih memungkinkan, dapat
keamanan dan kenyamanannya. ditanyakan apakah lansia menginginkan terlibat dalam
mengurus rumah.
b) Bila sesuai dengan kondisi fisik dan keinginan lansia, maka
dapat dilibatkan dalam mengerjakan pekerjaan rumah yang

97 97 96 96
o) Menggunakan lampu kecil. 2) Gejala :
p) Mengurangi kebisingan. a) Lansia sulit masuk ke dalam keadaan tidur dan atau
q) Apabila dengan menggunakan cara alami gangguan mempertahankan tidur,
tersebut belum berkurang maka konsultasikan pada b) Sulit tertidur lagi setelah terbangun,
petugas kesehatan. c) Tidur gelisah.
d) Kadang-kadang menjadi tidak berdaya akibat dari sulit
G. Mendukung Lansia mempertahankan Aktivitas Instrumental tidur.
Kehidupan Sehari-hari (AIKS)/ Instrumental Activity Daily Living e) Sering terbangun atau periode bangun memanjang dan
(IADL) perlu waktu lama untuk bisa tidur kembali.
Aktivitas Instrumental Kehidupan Sehari-hari adalah aktifitas f) Merasa letih dan mudah marah pada keesokan harinya
kehidupan sehari-hari yang bersifat instrumental, yaitu aktifitas yang merupakan dampak dari kurang tidur.
sehari-hari yang lebih kompleks dibandingkan dengan Aktivitas 3) Tatalaksana:
Kehidupan Sehari-hari (AKS). Aktivitas ini mengarah pada Pertahankan kebiasaan tidur sehat secara teratur dengan:
kemampuan lansia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan g) Relaksasi pada sore hari.
komunitasnya yaitu: Berkomunikasi dengan menggunakan telepon, h) Mulai tidur dan bangun pagi pada jam yang sama setiap
berbelanja, menyiapkan makanan, mengurus rumah, mencuci hari
pakaian, menggunakan transportasi,menyiapkan dan meminum obat, i) Bangun pada waktu yang sama di pagi hari walaupun
serta mengatur keuangan. malam harinya sulit tidur.
Caregiver dapat mendukung lansia untuk mempertahankan j) Hindari tidur siang yang lama (lebih dari 30 menit) karena
kemampuan dalam melakukan AIKS sesuai dengan kondisinya, hal ini dapat mengganggu tidur malam harinya.
antara lain dengan cara sebagai berikut: k) Lakukan latihan relaksasi untuk menolong pasien masuk
tidur (dzikir, meditasi).
1. Berkomunikasi dengan menggunakan telepon l) Anjurkan pada pasien untuk menghindari minum kopi pada
a) Sediakan peralatan komunikasi seperti telepon atau telepon sore hari.
genggam pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau oleh m) Konsumsi susu hangat menjelang jam tidur bisa membantu
lansia. lansia tidur lebih nyenyak.
b) Sediakan catatan nomor-nomor penting dan alat tulis untuk n) Melakukan aktifitas/olahraga rutin sesuai dengan
mencatat di dekat pesawat telepon. kemampuan.

95 95 94 94
d) Akhir latihan o Bayangkan dan rasakan jantung berdenyut dengan teratur
Mengakhiri latihan relaksasi autogenik dengan melekatkan dan tenang sambil katakan “jantungku berdenyut
(mengepalkan lengan bersamaan dengan napas dalam, lalu dengan teratur dan tenang”.
buang napas pelan-pelan sambil membuka mata. o Ulangi 6 kali.
o Katakan dalam hati “aku merasa damai dan tenang”.
Selain dua teknik diatas dalam mengelola stres bisa juga
dilakukan hal sebagai berikut: Fase 4: Latihan pernapasan
o Mendekatkan diri pada aktifitas keagamaan (ibadah) o Posisi kedua tangan tidak berubah.
o Meningkatkan interaksi dengan keluarga o Katakan dalam diri “napasku longgar dan tenang”.
o Membaca tentang cerita yang disukai atau mendengarkan o Ulangi 6 kali.
musik yang menenangkan (musik klasik, tradisional, dll) o Katakan dalam hati “aku merasa damai dan tenang”.

c. Gangguan pola tidur Fase 5: Latihan Abdomen (Daerah Perut)


Kebiasaan atau pola tidur lansia dapat berubah, yang o Posisi kedua tangan tidak berubah.
terkadang dapat mengganggu kenyamanan anggota keluarga lain o Rasakan pembuluh darah dalam perut mengalir dengan
yang tinggal serumah. Perubahan pola tidur dapat berupa tidak teratur dan terasa hangat.

bisa tidur sepanjang malam, sering terbangun pada malam hari o Katakan dalam diri “darah yang mengalir dalam perut
sehingga lansia melakukan kegiatannya pada malam hari. Bila hal terasa hangat”.

ini terjadi, carilah penyebab dan jalan keluar sebaik–baiknya. o Ulangi 6 kali.
1) Penyebab dapat berupa keadaan sebagai berikut : o Katakan dalam hati “aku merasa damai dan tenang”.
a) Kurangnya kegiatan fisik dan mental selama siang hari
b) Banyak tidur di siang hari Fase 6 : Latihan Kepala

c) Gangguan cemas dan depresi o Kedua tangan kembali pada posisi awal.

d) Tempat tidur dan suasana kamar kurang nyaman o Katakan dalam hati “kepalaku terasa benar-benar

e) Sering kencing pada waktu malam hari dingin”.

f) Nyeri atau sesak napas dan lain-lain

93 93 92 92
o Jika pada awalnya menemukan pikiran lain yang berusaha Teknik relaksasi dengan pernafasan dalam ini bisa dilakukan
mengalihkan pikiran tersebut, fokuskan kembali pikiran sehari-hari, untuk latihan bisa dilakukan dua kali dalam sehari
pada konsentrasi tersebut. dan lakukan saat merasa stres.

c) Fase Relaksasi Autogenik 2) Terapi Autogenik


Latihan ini diawali dengan mengatur nafas seperti pada teknik Terapi autogenik merupakan suatu teknik untuk mengurangi
relaksasi nafas dalam, kemudian dilanjutkan untuk masuk ketegangan dengan cara memberi sugesti kepada diri sendiri.
enam fase relaksasi autogenik. a) Persiapan
Terdapat tiga posisi dasar dalam melakukan relaksasi autogenik
Fase 1: Merasakan berat yaitu duduk di kursi menyandar di atas kursi, atau berbaring.
o Fokuskan perhatian pada lengan dan bayangkan kedua Posisi tidur merupakan posisi tubuh terbaik melakukan relaksasi
lengan terasa berat. Selanjutnya, secara perlahan-lahan autogenik:
bayangkan kedua lengan terasa kendur, ringan hingga o Sebaiknya dengan berbaring dilantai berkarpet atau tempat
terasa sangat ringan sekali sambil katakan “aku merasa tidur.
damai dan tenang sepenuhnya”. o Kedua tangan disamping tubuh dan telapak tangan
o Lakukan hal yang sama pada bahu, punggung, leher dan menghadap ke atas dan tungkai lurus sehingga tumit di
kaki permukaan lantai.
o Bantal tipis diletakkan di bawah kepala atau lutut, dan
Fase 2: Merasakan kehangatan punggung lurus.
Bayangkan darah mengalir ke seluruh tubuh dan rasakan b) Konsentrasi
hangatnya aliran darah, seperti merasakan minuman yang o Ketika pertama kali melakukan latihan ini, yang akan
hangat, sambil mengatakan dalam diri “aku merasa tenang dirasakan adalah pikiran menerawang ke hal-hal yang
dan hangat”. tampaknya lebih penting.
o Yang dimaksud konsentrasi dalam latihan ini adalah pikiran
Fase 3: Merasakan denyut jantung hanya disini dan untuk saat ini, terutama dalam keadaan
o Tempelkan tangan kanan pada dada kiri dan tangan kiri tubuh saat ini.
pada perut.

91 91 90 90
1) Teknik Relaksasi Nafas Dalam Tabel 5. Gejala Stres Berdasarkan Gejala Fisik, Mental dan
Berikut cara melakukan relaksasi dengan teknis Perilaku
nafas dalam Langkah 1:
Gejala Fisik Gejala Mental Gejala
o Ambil posisi yang nyaman misalnya duduk atau
Perilaku
berbaring,
o Perubahan waktu o Kurang konsentrasi o Kegelisahan
o Lepaskan benda apa pun di tubuh yang mungkin tidur o Pelupa Sulit untuk o Menggigit
o Mudah lelah membuat keputusan kuku
mengganggu saat bersantai. (mis. jam tangan,
sepanjang waktu o Mudah panik o Perubahan
kacamata dan lain-lain), o Sakit kepala, sakit o Depresi nafsu makan
dan nyeri o Ketidaksabaran o Makan tidak
o Letakkan tangan kiri (telapak ke bawah) di atas o Mudah terkena o Mudah marah sesuai
perut, demam demam o Ketakutan kebiasaan
o Pusing o Menurunnya o Penggunaan
o Kemudian letakkan tangan kanan di atas tangan o Pingsan kebersihan dan alkohol & obat
kiri sehingga beristirahat dengan nyaman dan o Berkeringat & penampilan pribadi lain secara
gemetar tidak benar
ciptakan lingkungan yang tenang. o Kesemutan tangan &
kaki
o Biarkan mata tetap terbuka saat posisi ini o Mudah berdebar-
debar
Langkah 2:
o Mulai pejamkan mata nikmati ketenangan,
kemudian tarik nafas perlahan melalui hidung Stres juga dapat terjadi pada caregiver. Beberapa faktor yang

tahan sebentar selanjutnya keluarkan melalui dapat menimbulkan stres pada caregiver adalah:

mulut secara perlahan (usahakan saat o Terlalu banyak pekerjaan/kelelahan.

mengeluarkan nafas mulut membentuk huruf o Keterampilan terbatas.

O) usahakan konsentrasi dan nikmati aliran o Komunikasi yang buruk/buntu

udara yang masuk o Dukungan yang buruk dari lingkungan

dan keluar. o Masalah pribadi


b. Mengelola Stres
o Saat menarik napas, bayangkan udara
memasuki hidung dan masuk memenuhi rongga Dalam mengatasi stres baik caregiver maupun

dada. lansia perlu belajar cara mengelola stres dengan tepat, salah

o Rasakan perut mengembang diikuti oleh dada, satu cara mengelola stres yang bisa di lakukan sehari-hari

dan nikmati aliran udara yang masuk dan keluar. adalah melakukanrelaksasi dengan dengan teknis nafas

o Lakukan berulang hingga Lansia atau caregiver dalam dan terapi autogenik:

sudah merasa lebih tenang dan merasa nyaman.


89 89 88 88
merugikan diri sendiri bahkan dapat mendorong keinginan untuk 5. Pengelolaan Stres
bunuh diri. Selain kesepian, hal-hal lain yang dapat menimbulkan a. Stres
stress pada lansia seperti pada tabel di bawah ini: Stres merupakan suatu kondisi perasaan tertekan, cemas
dan tegang yang berkaitan dengan respon terhadap lingkungan.
Tabel 4. Hal-hal Yang Dapat Menimbulkan Stres Stres dapat terjadi pada semua orang termasuk lansia. Kondisi
pencetus stres yang sering
Fisik/Lingkungan Sosial Psikologis
o Suhu ekstrim o Kematian atau o Frustasi
ditemukan pada lansia adalah
(terlalu panas, perceraian o Jijik kesepian karena ditinggalkan oleh
dingin, lembab) o Kebangkrutan o Rasa Bersalah
o Cahaya ekstrem o Pensiun o Khawatir pasangan dan anak-anak telah
o Kebisingan o Tidak ada o Kebingungan
o Penyakit yang teman o Rendah diri memiliki kehidupan sendiri.
tidak kunjung o Rasa marah Kesepian dapat menimbulkan
sembuh o Cemas
o Kebencian perasaan tidak berdaya, kurang
o Kesedihan
percaya diri, ketergantungan, dan
keterlantaran. Rasa kesepian akan
Caregiver dapat mengenali hal-hal tersebut, dan berusaha
semakin dirasakan oleh lansia yang
untuk membantu mengurangi atau mengendalikan agar tidak terlalu
sebelumnya adalah seseorang
stres berkepanjangan. Bila telah terjadi stres, akan timbul gejala-
yang aktif dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan
gejala seperti pada tabel di bawah ini:
orang banyak.
Penyebab kesepian pada lansia antara lain: a) sudah
berkurangnya kegiatan dalam mengasuh anak-anak, b)
berkurangnya teman atau relasi akibat kurangnya aktifitas di luar
rumah, c) kurangnya aktifitas sehingga waktu luang bertambah
banyak, d) meninggalnya pasangan hidup, e) ditinggalkan anak-
anak karena menempuh pendidikan yang lebih tinggi, atau
meninggalkan rumah untuk bekerja, e) anak-anak telah dewasa
dan membentuk keluarga sendiri.
Stres akibat rasa kesepian yang berkepanjangan dapat
menimbulkan tindakan yang merugikan diri sendiri yang

87 87 86 86
Penanganan pada Lansia yang Mengalami Pikun/demensia dan kanan berwarna biru, tidak dapat memperhitungkan
Apabila lansia telah mengalami pikun/demensia, caregiver harus pembayaran dalam bertransaksi dan tidak dapat merawat diri
membantu agar kepikunannya tidak bertambah dan menghindari dengan baik.
akibat-akibat yang merugikan lansia maupun orang di sekitarnya. i) Menarik diri dari pergaulan
Penanganan yang dapat dilakukan oleh caregiver pada lansia Tidak memiliki semangat atau inisiatif untuk melakukan
diantaranya : aktivitas atau hobi yang biasa dinikmati, tidak terlalu semangat
a) Membantu lansia untuk meletakkan barang pribadi yang sering untuk berkumpul dengan teman temannya.
digunakan di tempat yang tetap, mudah dilihat dan mudah j) Perubahan perilaku dan kepribadian
dijangkau, serta menjelaskan dengan baik apabila lansia lupa dan Emosi berubah secara cepat, menjadi bingung, curiga dan
mulai menduga-duga depresi, takut atau tergantung yang berlebihan pada anggota
b) Membantu lansia menuliskan beberapa hal penting untuk diingat keluarga, mudah kecewa dan putus asa.
dan menempelkan ditempat yang mudah dilihat dengan tulisan
Apabila caregiver menemukan gejala-gejala tersebut, harus segera
yang mudah dibaca dan jika perlu ditambah gambar untuk
membantu memudahkan lansia mengingat sesuatu (contoh: berkonsultasi dengan petugas kesehatan. Untuk mencegah

jadwal harian, tempat menyimpan dokumen penting, kotak obat terjadinya pikun/demensia, caregiver dapat mengajak lansia

dll) melakukan kegiatan-kegiatan yang merangsang otak untuk tetap


aktif.
c) Ajak lansia berkomunikasi, agar tetap dapat
mengingat, menghitung, memutuskan
sesuatu. Jawab pertanyaan lansia yang Kegiatan untuk Mencegah pikun/demensia

berulang-ulang dengan sabar dan jelas • Mengasah otak: mengisi TTS, senam otak dan senam vitalisasi

d) Alihkan pembicaraan atau perhatian kepada otak, mengingat dan menceritakan kejadian masa lalu, bermain

hal yang lebih positif dan menyenangkan bila catur, dll

lansia mulai membicarakan hal yang • Mengembangkan hobi dan kegiatan yang bermanfaat: membuat

membuat sedih/marah atau perasaan negatif kerajinan tangan, berkebun, bernyanyi, membaca kitab suci.

lainnya. • Bergabung dalam kegiatan kelompok, sosialisasi dengan kerabat

e) Penggunaan aromaterapi dan pijat untuk mencegah penurunan • Beraktivitas fisik: mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang

fungsi kognitif dan menurunkan tingkat kecemasan ringan, senam lansia, dll
• Makan bergizi seimbang

85 85 84 84
b) Sulit Fokus Untuk mencegah punggung panas akibat pemasangan perlak karet,
Sulit melakukan aktivitas pekerjaan sehari hari, lupa cara serta kotoran tidak mengkontaminasi area sekitar bokong, dapat
memasak, menggunakan telepon, tidak dapat melakukan digunakan underpad atau alas kain di atas perlak.
perhitungan sederhana dan mengerjakan sesuatu yang biasa
dilakukan namun dalam waktu yang lebih lama.
c) Sulit melakukan kegiatan yang biasa dilakukan
Seringkali sulit untuk merencanakan atau menyelesaikan
tugas sehari-hari.
d) Bingung (Disorientasi)
Bingung akan waktu (hari/tanggal/hari penting), bingung
dimana mereka berada dan bagaimana mereka sampai
disana, tidak tau jalan pulang kembali ke rumah. Gambar underpad
e) Kesulitan memahami ciri dan posisi benda tertentu
Sulit untuk membaca, mengukur jarak, menentukan jarak,
INGAT : Buang urine dan tinja ke lubang kakus dan siram,
membedakan warna, tidak mengenali wajah sendiri di cermin,
BUKAN pada tempat sampah!!!
menabrak cermin saat berjalan, menuangkan air di gelas
namun tumpah dan tidak tepat menuangkannya.
f) Gangguan berkomunikasi 4. Menangani Gangguan Perilaku pada Lansia dengan
Kesulitan berbicara dan mencari kata yang tepat, seringkali Pikun/Demensia
berhenti di tengah percakapan dan bingung untuk Pikun/demensia adalah gangguan penurunan kemampuan
melanjutkannya. mental secara perlahan, menyebabkan terjadinya gangguan
g) Menaruh barang tidak pada tempatnya ingatan, pikiran, penilaian serta penurunan konsentrasi.
Lupa dimana meletakkan sesuatu, bahkan kadang curiga ada Caregiver perlu mengenali 10 gejala umum pikun/ demensia,
yang mencuri atau menyembunyikan antara lain:
barang tersebut. a) Gangguan daya ingat
h) Salah membuat keputusan Sering lupa akan kejadian yang baru saja terjadi, lupa janji,
Berpakaian tidak serasi, misalnya menanyakan dan menceritakan hal yang sama berulang kali.
memakai kaos kaki kiri berwarna merah

83 83 82 82
7) Pakaikan popok bersih dan bantu gunakan celana kembali c) Membantu Lansia BAB menggunakan Pispot
8) Sebaiknya popok sekali pakai diganti setiap 4 jam atau bila 1) Siapkan peralatan umum dan pispot
sudah penuh walaupun kurang dari 4 jam. Selalu cek ada 2) Buka celana lansia. Tempatkan pispot dengan tepat di bawah
tidaknya ruam popok bokong dan persilahkan lansia BAB.
9) Setelah tinja dibuang ke dalam kakus, buang popok bekas 3) Setelah lansia selesai BAB, bantu lansia untuk cebok dengan
yang sudah dibungkus dalam kantong ke tempat sampah air (lihat halaman 18 bab perawatan alat kelamin), bila perlu
tertutup gunakan kapas cebok untuk memastikan daerah anus dan
sekitarnya telah bersih dari tinja. Kemudian angkat pispot.
Popok Sekali Pakai 4) Keringkan bagian pantat dan sekitarnya dengan handuk bersih
Saat ini popok sekali pakai untuk dewasa relatif mudah untuk kering,
didapatkan di apotik atau toko yang menjual kebutuhan sehari-hari. 5) Bantu gunakan celana kembali,
Pada situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan mendapatkan 6) Kemudian buang kotoran ke dalam kakus
popok sekali pakai, dapat digunakan popok yang terbuat dari kain
yang lembut. Beberapa model jenis popok yang ada: d) Membantu BAK dan BAB pada Lansia yang menggunakan
popok sekali pakai
1) Siapkan peralatan umum dan popok sekali pakai yang baru
2) Buka popok yang dipakai lansia dengan hati-hati, tetap
posisikan bagian yang kotor ada di dalam agar tidak mengotori
sekitarnya.
3) Posisikan popok bagian atas di bawah pantat lansia. Gunakan
kapas cebok untuk membersihkan daerah anus dan sekitranya
hingga benar-benar bersih dari tinja.
4) Angkat popok, masukkan dalam kantong sampah yang
disiapkan
5) Bantu lansia untuk cebok dengan washlap basah hingga
benar-benar bersih
6) Keringkan bagian pantat dan sekitarnya dengan handuk bersih
kering

81 81 80 80
sudah mulai terlihat penuh (atau setiap 2 jam sekali), lakukan di tempat tidur. Peralatan dan bahan umum yang perlu disiapkan
langkah-langkah sebagai berikut: adalah :
1) Siapkan pispot/bak penampung urine, letakkan di bawah • Sarung tangan (bila tersedia)
kantong urine • Air
2) Buka tutup kantong urin lalu tampung urine pada pispot/bak • Kapas dibasahi air untuk cebok (kapas cebok)
penampung • Baskom/ tempat menampung air
3) Catat jumlah dan perubahan warna urin. Laporkan pada • Tisue Kering /Handuk bersih
petugas kesehatan apabila terjadi perubahan warna urine, • Perlak atau underpad
jumlah yang berubah secara tiba tiba (berkurang atau • Kantung sampah
bertambah), kateter bocor atau terlepas. Selain itu catat
juga kapan terakhir kateter diganti oleh petugas kesehatan Langkah umum yang harus SELALU dilakukan:
4) Kemudian buang urine ke dalam kakus • Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
• Gunakan sarung tangan (apabila tersedia)
b) Membantu Lansia BAK menggunakan Pispot • Pasang perlak atau underpad di bawah bokong lansia
1) Siapkan peralatan dan bahan umum, serta pispot • Buang kotoran (tinja dan air kencing/urine ke dalam kakus), lalu
2) Buka celana/popok lansia. Tempatkan pispot dengan tepat bersihkan alat yang terkena kotoran
agar kotoran (tinja dan urine) tidak tercecer. • Pisahkan sampah bekas kotoran (tinja dan urine) dalam tempat
• Jika lansia pria, bantu memposisikan penis tepat pada yang berbeda dengan sampah rumah tangga
lubang pispot khusus pria (urinal) • Segera bersihkan area yang terkena kotoran, dan keringkan agar
• Jika Lansia wanita, letakkan pispot di bawah bokong kulit tidak dingin dan lembab.
3) Setelah lansia selesai BAK, bantu lansia untuk cebok dengan • Langkah membersihkan alat kelamin dan sekitarnya mengacu
air (lihat halaman 18), kemudian angkat pispot.
pada halaman 18 tentang membersihkan alat kelamin dan
4) Keringkan bagian kelamin dan sekitarnya dengan handuk sekitarnya.
bersih kering
5) Bantu lansia menggunakan celana kembali a) Membantu BAK Lansia yang menggunakan kateter
6) Kemudian buang urine ke dalam kakus
Pada kondisi tertentu, mungkin lansia BAK dengan
pemasangan kateter permanen (oleh petugas kesehatan) dan
caregiver harus merawat di rumah. Jika urine pada kantong

79 79 78 78
8) Tutup selang dan lipat kembali ketika tidak digunakan untuk
memberi makan.

INGAT :
• Selang harus dipasang oleh tenaga kesehatan.
• Caregiver yang membantu memberikan makan melalui
NGT, sebelumnya harus mendapat pelatihan atau di bawah
pengawasan oleh tenaga kesehatan.
• Pastikan ujung selang bersih dari sisa makanan karena
dapat mengakibatkan diare.
• Periksa kerekatan selang, jika selang longgar beritahu
tenaga kesehatan.
• Laporkan adanya mual dan muntah dengan segera.
• Jangan lakukan tindakan yang dirasa masih ragu-ragu Berikut langkah-langkah pemberian makanan melalui NGT :
• Selalu berhati hati saat membantu lansia minum atau 1) Cuci tangan dengan sabun kemudian keringkan,
makan karena berisiko tersedak, jika hal tersebut terjadi
2) Siapkan makanan cair dan minuman hangat yang tertutup,
segera miringkan lansia dan tepuk punggung hingga dapat
dimuntahkan. Jangan memasukkan air Ke dalam mulut 3) Naikkan bagian kepala tempat tidur 30 – 45 derajat pada saat
atau NGT pada saat lansia tersedak. memberi makan, hingga 30 menit setelah memberi makan
• Untuk pemberian makan baik oral/mulut maupun NGT (sangga dengan bantal).
dianjurkan dengan posisi duduk atau minimal 45º dapat
4) Buka tutup NGT namun dengan tetap melipat selang NGT
dengan cara disangga bantal dengan posisi kepala tegak.
agar udara tidak masuk.
5) Pasang spuit besar yang berfungsi sebagai corong makanan
3. Membantu Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB)
cair.
Pada kondisi tertentu, lansia membutuhkan bantuan caregiver
6) Tuang air hangat perlahan, kemudian buka lipatan selang dan
untuk melakukan BAK dan BAB. Diantaranya pada lansia yang
tutup kembali jika air hampir habis.
mengalami masalah pergerakan, penurunan kesadaran, kelemahan
7) Lanjutkan dengan memasukkan makanan cair. Lakukan
dan sebagainya, sehingga perlu menggunakan kateter, popok sekali
berulang-ulang sampai makanan cair habis. Kemudian bilas
pakai, pispot, kursi komod atau pergi ke kamar mandi menggunakan
kembali selang dengan air hangat hingga tidak tersisa
kursi roda.
makanan dalam selang.
Berikut adalah persiapan dan langkah-langkah yang dapat
dilakukan oleh caregiver pada saat membantu lansia BAK dan BAB

77 77 76 76
a. Untuk lansia yang masih mampu duduk, selalu ajak lansia 4) Untuk makanan yang telah dimasak, pastikan makanan diluar
dalam makan posisi duduk. ruangan hanya dalam kurun waktu 4 jam dan dalam keadaan
b. Pada lansia yang harus makan dalam posisi berbaring, selalu tertutup
posisikan kepala lebih tinggi dengan menggunakan ganjalan 5) Ambil dalam porsi sedikit dan tambahkan jika perlu. Tidak
bantal sehingga kemiringan posisi tubuh sekitar 30o-45o. mencampurkan sisa masakan dengan masakan yang baru.
c. Beri jeda untuk suapan satu ke suapan berikutnya, jika perlu
selingi dengan minum. f) Tanda-Tanda Awal Gizi Kurang
d. Selama proses pemberian makanan selalu perhatikan nafas Seringkali tidak mudah untuk mengenal tanda-tanda
lansia. kekurangan gizi pada lansia. Setelah kondisi gizi kurangnya cukup
e. Untuk mencegah tersedak, usahakan makanan dalam berat barulah terlihat dan pada saat itu biasanya sudah terlambat
potongan kecil, suapan dalam porsi kecil agar lebih mudah sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk
dikunyah dan ditelan, serta jangan mengajak bicara saat memulihkannya. Agar penanganan lebih mudah, perlu diketahui
membantu lansia makan tanda-tanda awal keadaan gizi kurang, yaitu:
f. Apabila lansia tersedak segera bantu lansia untuk 1) Kurang nafsu makan
memuntahkan makanannya 2) Gejala kurang cairan: tidak berupa rasa haus melainkan
terjadi perubahan sikap menjadi pendiam, tidak mau bicara,
Ada beberapa keadaan yang membuat lansia tidak bisa mudah lupa, sulit berkonsentrasi
makan melalui mulut, diantaranya karena kesulitan untuk 3) Tanda-tanda fisik: berat badan berkurang, wajah lebih pucat,
mengunyah dan menelan, atau masalah kesehatan lain seperti raut wajah lesu
akibat penyakit stroke. Caregiver perlu berkonsultasi apabila 4) Berkurangnya frekuensi makan
ditemukan kesulitan makan pada lansia. Dengan demikian
petugas kesehatan dapat menilai apakah lansia tersebut harus g) Cara Pemberian Makan

dibantu dengan penggunaan selang makanan (Nasogastric Untuk lansia yang masih mampu

Tube/NGT). Pada lansia yang menggunakan NGT, caregiver perlu makan melalui mulut, caregiver dapat

belajar terlebih dahulu kepada tenaga kesehatan bagaimana cara mendukung lansia untuk makan secara

memberikan makan melalui NGT dengan benar. mandiri. Bila harus dibantu maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

75 75 74 74
4) Diet tinggi energi dan protein d) Pengaturan Makanan (Diet) bagi lansia sesuai kondisi
Diet ini disarankan untuk lansia dengan kekurangan gizi. kesehatan
Diet ini mengutamakan makanan dengan kalori lebih tinggi Untuk lansia dengan kondisi kesehatan tertentu, dibutuhkan jenis
dari pola makan biasanya, misalnya: selingan kacang– diet yang berbeda antara lain:
kacangan, penambahan lemak pada makanan, margarine 1) Diet tinggi serat.
pada sup, tahu/tempe pada tumisan sayur, penambahan Diet ini disarankan untuk lansia yang mengalami gangguan
susu rendah lemak pada makanan selingan. sulit buang air besar (BAB), kegemukan (obesitas), dan
5) Diet rendah energi penyakit jantung. Jumlah yang dianjurkan paling sedikit 25
Diet ini disarankan untuk lansia dengan kelebihan berat gram sehari (2 ½ mangkok sayur dan 3 porsi buah). Sumber
badan, dengan cara mengurangi jumlah energi / makanan serat antara lain: sayuran berdaun, beras merah, serealia,
dari kebiasaan asupan gizi sehari-hari. Dalam mengurangi gandum, buah-buahan.
jumlah makanan dalam diet rendah energi sebaiknya 2) Diet rendah garam
dilakukan secara bertahap. Diet ini disarankan untuk lansia dengan tekanan darah
tinggi/hipertensi yang tidak terkontrol. Batasi asupan
Perhatikan: garam/natrium, baik dalam makan utama maupun makanan
Selalu berkonsultasi dengan petugas kesehatan dalam selingan jumlahnya tidak lebih dari 1 sendok teh dalam sehari.
menentukan pilihan diet sesuai dengan kondisi kesehatan. Sumber natrium antara lain: garam dapur, kecap asin, keju,
makanan yang diawetkan, dsb. Penerapan diet rendah garam
juga dapat di kombinasikan dengan diet tinggi serat untuk
e) Keamanan Pangan
mencegah hipertensi pada lansia.
Agar keamanan pangan pada lansia terjamin untuk menghindari
3) Diet rendah lemak
penularan penyakit akibat makanan yang tercemar, harus
Diet ini disarankan untuk lansia dengan masalah pankreas,
diperhatikan hal-hal di bawah ini:
penyakit hati/liver, dan masalah lemak darah. Dianjurkan
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyiapkan makanan.
untuk membatasi asupan lemak. Sumber lemak antara lain:
2) Pastikan semua masakan matang sempurna
mentega, margarin, daging yang berlemak, makanan yang
3) Selalu tutup kembali makanan apabila telah selesai diambil
diolah dengan lemak berlebih.

73 73 72 72
c) Bentuk dan tekstur makanan 4) Makanan tinggi lemak, misalnya snack gorengan, kerupuk,
Ada bermacam-macam bentuk dan tekstur makanan yang makanan ringan yg digoreng (kletikan).
pemberiannya disesuaikan dengan kondisi lansia, antara lain:
1) Makanan cair, disarankan untuk lansia dengan gangguan b) Gizi seimbang
mengunyah, menelan, mencerna makanan maupun lansia Makanan yang bergizi baik tidak harus selalu mahal dan
yang menggunakan selang makan baik melalui mulut, hidung mewah, penting diingat bahwa komposisi tiap-tiap jenis makanan
atau langsung ke lambung. Makanan cair bisa didapatkan atau kandungan zat gizinya harus seimbang, jangan sampai salah
berupa produk yang sudah jadi di apotek/supermarket. satu jenis makanan terlalu banyak. Contoh perbandingan jumlah
Makanan cair ini dapat juga dijadikan makanan utama atau yang dianjurkan dapat dilihat dari diagram “Isi PiringKu”, dimana
sebagai makananan tambahan (ekstra) pada lansia yang setengan piring terdiri dari sayur dan buah, sepertiga lagi terdiri dari
masih mampu mengonsumsi makanan biasa/padat. lauk pauk dan sisanya (2/3 porsi) terdiri dari makanan pokok.
2) Makanan dihaluskan dengan menggunakan blender
(blenderise). Makanan ini disarankan untuk lansia dengan Gambar: Isi Piringku untuk sekali makan

gangguan mengunyah, menelan, mencerna makanan, lansia


yang menggunakan selang makan baik melalui mulut, hidung
atau lambung, dan lansia dengan alergi susu sapi.
3) Makanan yang dihaluskan, disarankan untuk lansia yang
masih dapat makan melalui mulut dengan gangguan
mengunyah atau tidak punya gigi. Makanan ini diberikan
dengan tekstur semi padat seperti nasi tim/bubur dengan lauk
pauk yang dicincang/blender, sayur yang di potong kecil-
kecil/blender, buah yang dipotong kecil atau jus. Tabel 3. Contoh Menu Sehari

4) Makanan biasa, disarankan untuk lansia yang masih mampu Pagi Siang Malam
Nasi/Bubur/Nasi Tim Nasi/Bubur/Nasi Tim Nasi/Nasi Tim
mengunyah makanan dengan cukup baik, yaitu nasi biasa Telur dadar Ikan bumbu kuning Pepes teri segar
Tumis tauge + tahu Tempe bacem Capcay
dengan lauk pauk, serta sayur dan buah sesuai dengan Sayur asem Jeruk
anjuran. Pepaya
Jam 10.00 Jam 16.00 Jam 21.00
(Selingan) (Selingan) (Selingan)
Pisang rebus Jus Alpukat Susu rendah lemak

71 71 70 70
5) Makanan sumber zat besi seperti hati sapi, hati ayam, daging a) Kebutuhan energi dan zat gizi
ayam, daging sapi, sayuran berwarna hijau (bayam) dan kacang b) Gizi seimbang
kacangan c) Bentuk dan tekstur makanan,
d) Diet bagi lansia sesuai kondisi kesehatan,
6) Makanan sumber kalsium seperti : ikan (contoh ikan teri basah e) Keamanan pangan
dan segar), sayur hijau (sawi hijau, daun singkong, daun f) Tanda-tanda awal gizi kurang
pakis/paku, brokoli, dan lainnya) dan buah (jeruk, pisang, jambu g) Cara pemberian makan
biji, pepaya, alpukat, apel, strawberry, buah naga dan lainnya).

a) Kebutuhan energi dan zat gizi


7) Minum air putih minimal 8 gelas sehari, sumber cairan dapat
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Untuk Lansia
juga dari kuah sayur, minuman lainnya yang dikonsumsi sehari
1) Makanan pokok sebagai sumber karbohidrat digunakan
– hari.
sebagai energi seperti nasi dan kelompok bahan penukarnya,
misalnya beras merah tumbuk, jagung, ubi, singkong, sagu,
Bahan Makanan yang Dibatasi untuk Lansia
kentang, talas, sukun, bihun, mie, roti gandum dan havermut.
Bahan makanan yang harus dibatasi artinya adalah bahan
2) Lauk pauk sebagai sumber protein, lemak dan mineral.
makanan dikonsumsi dalam jumlah tidak berlebih, antara lain :
• Sumber protein hewani : ikan (dianjurkan ikan teri bila tidak
1) Bahan makanan bergas, antara lain ketan, kol, kembang kol,
mengalami gangguan mengunyah, ikan kembung basah
nangka muda, nangka matang, durian, serealia dan kacang –
dan segar lainnya), daging ayam tanpa kulit, daging sapi
kacangan dalam jumlah banyak.
tanpa lemak, telur dan susu rendah lemak dan lainnya
2) Gula murni tidak lebih dari 4 sendok makan sehari baik dalam
• Sumber protein nabati : tempe, tahu dan kacang-kacangan
pemasakan makanan utama maupun makanan selingan. Gula
serta olahannya
murni dapat dalam bentuk gula pasir, gula merah, gula batu,
3) Sayuran berwarna sebagai sumber vitamin dan mineral serta
gula aren, gula palm dan madu.
serat seperti bayam, kangkung, wortel, brokoli, labu kuning,
3) Makanan tinggi natrium baik dalam bentuk garam dapur
labu siam, dan lalapan dan sayuran segar lainnya
maupun pengawet yang terdapat dalam bahan makanan
4) Buah berwarna: pepaya, pisang, jeruk manis, alpukat,
misalnya telur asin, ikan asin, makanan kemasan (sarden
apel, dll.
kalengan, dendeng, sosis, nuget dan lainnya), asinan sayur dan
buah serta snack kemasan.

69 69 68 68
bertumpu pada lengan yang berpegangan pada kursi. i. Cara membantu lansia untuk duduk-berdiri dengan
• Jangan menggunakan alat bantu jalan untuk menarik tubuh menggunakan alat bantu.
sebagai tumpuan saat berdiri, karena alat tersebut dapat Duduk dengan bantuan walker
terbalik dan menyebabkan cedera.
• Jika lansia kesulitan untuk duduk, siapkan kursi berlengan.
• Putar tubuh membelakangi kursi dan melangkah mundur

Perhatikan: sampai lansia merasa kursi menyentuh kakinya.


• Kemudian, dengan salah satu tangan lansia mencoba meraih
o Kenali batas kemampuan caregiver. Perhatikan teknik yang
lengan kursi.
benar dalam memindahkan lansia, terlebih bila lansia lebih
• Dengan satu tangan menumpu pada lengan kursi, turunkan
berat dari caregiver. Bila perlu mintalah bantuan orang lain.
tubuh perlahan hingga duduk.
o Selalu jaga posisi tubuh caregiver pada kedudukan sendi dan
titik berat tubuh yang tepat dan seimbang.
o Kenali tingkat kemampuan lansia, bantuan yang diberikan
sesuai dengan tingkat kemampuannya.
o Dalam menentukan posisi untuk kondisi lansia yang
mengalami sakit pada bagian tubuh tertentu, sebaiknya
berkonsultasi dengan petugas kesehatan.
o Berikan motivasi agar lansia turut berusaha sesuai dengan
kemampuan dirinya. Berdiri
o Pastikan posisi pegangan tangan/handrail di kamar mandi/ WC
• Posisikan kruk/ tongkat/ walker di depan lansia hingga
memiliki kesesuaian tinggi dan kuat dalam menopang tubuh
mudah dijangkau. Walker dalam posisi terkunci (jika ada
rodanya) .

2. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan gizi pada lansia • Lansia diminta menyorongkan

Caregiver harus memahami dan menerapkan tentang pengaturan tubuhnya kedepan hingga duduk di

makan yang dianjurkan sehingga kebutuhan gizi lansia terpenuhi. tepi kursi, condongkan tubuh ke

Oleh karena itu penting bagi caregiver untuk mengetahui materi- depan (hingga hidung lebih dari jari

materi berikut: kaki) lalu berdiri perlahan dengan

67 67 66 66
h. Penggunaan Alat Bantu Jalan Untuk Naik-Turun Tangga 1) Tongkat:
• Pegang tongkat di sisi tubuh yang lemah atau terluka untuk
• Saat naik tangga, didahului alat bantu jalan sebagai
menjaga ayunan lengan yang baik, meningkatkan pemindahan
penopang tubuh dan kaki yang sehat/kuat, kemudian
berat badan, dan mendukung pola berjalan normal.
diikuti dengan kaki lemah.
• Saat melangkah maka tongkat dan kaki yang sakit maju
• Ketika turun tangga, didahului alat bantu jalan sebagai
terlebih dahulu, kemudian baru kaki yang sehat maju. Hal ini
penopang tubuh dan kaki yang lemah turun lebih dulu.
juga berlaku untuk penggunaan kruk dan walker.
2) Kruk/tongkat ketiak
• Berdiri tegak dan menempatkan ujung kedua kruk di lantai,
sekitar 15 cm dari sisi masing-masing kaki.
• Lengan dapat beristirahat dengan nyaman di sisi tubuh lansia,
sesuaikan ketinggian kruk hingga terdapat jarak 5 cm (sekitar
tiga jari) antara ketiak lansia dan ujung atas kruk, lengan dapat
ditekuk sedikit (lihat gambar berikut)
• Saat melangkah maka kruk dan kaki yang sakit maju terlebih
dahulu, kemudian baru kaki yang sehat maju.

5 cm

15 cm 20-300

65 65 64 64
g. Cara Penggunaan Alat bantu jalan untuk Berjalan Bagi lansia yang menggunakan kursi roda dan masih mampu
berpindah sendiri dapat dilakukan dengan cara:

1) Mendekatkan kursi roda ke arah toilet,


kemudian kunci kursi roda untuk menghindari
tergelincir.

2) Lansia dibantu berpindah dari kursi roda ke

walker
toilet secara perlahan.
Tongkat kaki 3 atau 4
tongkat

3) Atur posisi duduk di toilet senyaman mungkin.


Kemudian caregiver dapat menunggu di luar
kamar mandi/ WC atau sesuai permintaan
lansia.

4) Untuk kembali ke kursi roda dapat diulangi


langkah 2.

Kruk

Ada banyak jenis alat bantu jalan untuk lansia dengan keterbatasan gerak.
Pastikan ukuran tinggi alat bantu sesuai dengan tubuh lansia.

63 63 62 62
Pakaian atau selimut yang bergeser pada Terkadang tangan lansia yang lemah Hal yang perlu diperhatikan dalam membantu lansia dengan
saat mendorong kursi roda mungkin dapat dapat jatuh dan tergesek roda. Posisikan
kursi roda
terjepit di roda. Selalu cek dan pastikan tangan lansia di atas lutut lansia, bukan
pakaian lansia dalam keadaan aman. pada sandaran tangan kursi roda. • Turun undakan dengan roda kursi bagian belakang terlebih
dahulu, naik undakan dengan roda kursi bagian depan terlebih

f. Cara membantu atau mendampingi lansia berpindah dari dahulu

kursi roda ke toilet duduk


Untuk lansia yang tidak mampu berjalan dan tidak menginginkan
BAB/BAK di tempat tidur, dapat melakukan BAB/BAK di kursi
komod dengan penampung atau di toilet. Untuk memindahkan
lansia dari tempat tidur ke kursi komod dapat dilakukan sesuai
dengan langkah yang telah dijelaskan sebelumnya (e. cara Cara turun undakan Cara naik undakan
memindahkan lansia dari tempat tidur ke kursi roda) lalu
• Ketika mendorong lansia dengan kursi roda:
dorong kursi komod ke kamar mandi/ WC dan posisikan kursi
komod di atas lubang kakus.

60
61 61 60
• Cagiver dapat a) 1 (satu) caregiver berdiri di belakang, kemudian masukkan
kedua tangan pada bagian ketiak/lengan lansia untuk
menstabilkan posisi
lansia dengan menopang bagian tubuh atas.

menempatkan lutut b) 1 (satu) caregiver lainnya berdiri di depan (menghadap ke

caregiver berlawanan arah kaki lansia) dan masukkan kedua tangan kebawah kaki

dengan lutut lansia lansia untuk menopang tubuh lansia bagian bawah.
c) Berikan aba-aba, angkat tubuh lansia secara bersamaan
dengan hati-hati, lalu pindahkan ke tempat yang diinginkan.
4) Dudukkan lansia di kursi roda dengan cara:

• Putar arah berdiri caregiver menghadap kursi roda e. Cara memindahkan lansia dari tempat tidur ke kursi roda:
sehingga posisi lansia membelakangi kursi roda. 1) Posisikan kursi roda menghadap ke arah lansia membentuk
sudut dengan tempat tidur di arah kepala lansia.
• Tekuk lutut caregiver dan posisikan lutut caregiver lebih
2) Bantu lansia duduk menjuntai (seperti pada uraian cara
rendah dari posisi lansia. Lalu dudukkan lansia secara
membantu lansia berganti posisi, dari tidur ke posisi duduk
perlahan di kursi roda.
menjuntai di sisi tempat tidur).
3) Berdirikan lansia dengan cara:
• Letakkan lengan caregiver disekeliling dada dan di
belakang punggung lansia.
• Topang kaki lansia dengan kaki caregiver.
• Pindahkan tumpuan berat badan dan angkat lansia
hingga posisi berdiri di peluk oleh
caregiver dengan erat.
• JANGAN menurunkan/mendudukkan lansia dengan
posisi caregiver yang tetap berdiri, karena dapat
mengakibatkan lansia terjatuh

• Pastikan posisi duduk lansia nyaman dan tidak ada


anggota tubuh lansia yang terjepit.

59 58
mengikat kursi/bangku dekat dengan posisi tepi tempat tidur,
1) Mengangkat lansia oleh 1 (satu) orang pastikan ikatan kuat dan aman, serta bimbing lansia cara berganti
caregiver dengan cara membopong posisi dari tidur ke duduk, sebagai berikut:
a) Minta lansia merangkul leher
caregiver dengan kedua tangannya
atau pada lansia yang kondisinya
lebih lemah letakkan salah satu
tangan lansia pada leher caregiver
agar tidak menyulitkan caregiver
dalam melakukan pemindahan.
b) Letakkan satu tangan caregiver di
belakang kedua lutut lansia dan
tangan yang lain merangkul di
belakang punggung lansia hingga
mencapai ketiak lansia pada sisi
yang jauh.
c) Angkat lansia secara hati-hati kemudian caregiver berdiri
perlahan-lahan dan melangkah untuk memindahkan ke
tempat yang diinginkan

2) Mengangkat lansia oleh 2 (dua) orang caregiver


d. Teknik memindahkan lansia dengan cara mengangkat
Bila lansia sama sekali tidak mampu berperan dalam perpindahan
tempat, maka berpindah dilakukan dengan cara mengangkatnya.
Mengangkat lansia bisa dilakukan oleh satu orang caregiver atau
dua orang caregiver. Mengangkat lansia oleh 1 orang caregiver
membutuhkan kekuatan yang besar, sehingga harus betul-betul
dipertimbangkan apakah mungkin dilakukan. Bila tidak yakin
sebaiknya dilakukan oleh dua orang caregiver.

57 56 5555
pada bahu lengan lansia yang ada b. Cara membantu lansia dari posisi berbaring ke posisi duduk
di bawah. Tempatkan lengan di tempat tidur
lainnya di belakang lutut lansia 1) Caregiver berdiri di sisi tempat tidur dengan kaki membuka
4) Posisi kaki caregiver terbuka selebar bahu, lutut ditekuk, punggung pada posisi netral.
selebar bahu, punggung pada 2) Minta lansia mengangkat kepala dan bahu, dengan
posisi netral. menjejakkan kedua siku ke tempat tidur, untuk mendukung
5) Hitung "1-2-3" dan geser berat tubuhnya sendiri.
badan caregiver ke kaki belakang. 3) Bantu lansia mengangkat bahu dengan menempatkan tangan
6) Geser kaki lansia ke tepi tempat dan lengan caregiver di bawah tulang bahunya.
tidur hingga kaki lansia menjuntai 4) Berikan aba-aba, angkat tubuh lansia bagian atas dengan
sambil menarik bahu ke posisi perlahan hingga lansia pada posisi duduk. Pada langkah ini,
duduk lutut caregiver tetap ditekuk, punggung pada posisi netral dan
7) Tetap di depan lansia sampai lengan mengunci untuk membantu mengangkat.
berada dalam posisi yang stabil 5) Sesuaikan bantal untuk sandaran lansia.

c. Cara membantu lansia berganti posisi, dari tidur ke posisi


duduk menjuntai di sisi tempat tidur

Cara ini dapat membantu lansia dengan


kelemahan pada satu sisi:

1) Tekuk lutut lansia pada sisi yang


Pada saat membantu lansia berganti posisi, Jangan
lakukan hal tersebut, karena dapat menyakitkan jauh dari caregiver
2) Gulingkan lansia sehingga
menghadap ke arah caregiver.
Bagi lansia yang masih mampu Usahakan untuk menggulingkan
bergerak sendiri, caregiver dapat seluruh tubuh lansia bersamaan
membuat alat bantu sederhana dengan agar tidak menimbulkan cedera
3) Masukkan satu lengan caregiver

55 5555 54 54
Gangguan gerak akan menimbulkan kesulitan bagi lansia untuk
berpindah tempat, untuk itu caregiver harus mampu membantu lansia
berpindah tempat dengan cara yang benar agar terhindar dari
komplikasi atau kecelakaan pada lansia dan caregiver.
Yang perlu dipelajari adalah bagaimana mengontrol dan
menjaga keseimbangan tubuh, sehingga caregiver dapat dengan
mudah memindahkan atau membantu lansia untuk bergerak dengan
aman, sekaligus mencegah terjadinya cedera pada caregiver.
Terdapat prinsip umum yang harus diterapkan saat membantu
lansia berpindah dengan metode apapun:
Ketika membantu lansia, jangan tarik
tangan dan lengan yang lumpuh o Jelaskan tiap langkah berpindah dan biarkan lansia
menyelesaikan secara perlahan
o Berikan aba-aba pada setiap tahapan berpindah dengan jelas
Berikut adalah beberapa teknik membantu lansia berpindah tempat:
o Jangan mencengkram, menarik atau mengangkat lansia pada
a. Cara membantu lansia bergeser ke atas di tempat tidur
sendi lengan (siku, bahu, pergelangan) karena dapat
1) Arahkan lansia ke posisi datar dengan melepaskan bantal.
menyebabkan cedera sendi, terlebih pada anggota tubuh yang
2) Minta lansia menekuk lutut, kaki menjejak terhadap kasur
lumpuh.
untuk membantu mendorong dirinya naik.
3) Caregiver berdiri di samping tempat tidur dan menempatkan
satu tangan pada bahu lansia dan yang lainnya di bawah
bokong.
4) Hitung "1-2-3" dan minta lansia untuk mendorong tubuhnya ke
arah kepala tempat tidur dengan bertumpu pada kaki dan
tangannya.
5) Pasang kembali bantal di bawah kepala lansia.

Posisi membantu/asistensi Posisi membantu


mengangkat yang tepat mengangkat yang
tepat pada lutut
.

53 53 52 52
b) Pada Lansia dengan kursi roda Lansia yang hanya bisa berbaring
Untuk mengurangi tekanan pada bokong dapat digunakan bantalan
berupa potongan busa atau sejenisnya, yang diletakkan di kursi roda
pada bagian alas duduk atau sandaran. Cara lain adalah dengan
mengubah posisi atau mengangkat bokong dari kursi roda untuk
beberapa saat.

Bantalan harus ditempatkan di


kursi roda untuk mengurangi
tekanan pada bokong.

Mengangkat bokong setiap 2 jam sekali Bersandar ke samping,


pantat sedikit diangkat, bahu sejajar Ubah posisi Setiap 2 jam untuk mencegah luka akibat tekanan
selama beberapa saat (3 – 5 detik)
Upaya untuk mengurangi tekanan harus
dilakukan setiap 2 jam sekali
dan tahan selama 3 – 5 detik

51 51 50 50
3) Susah buang air besar o Gangguan penglihatan
Mengonsumsi makanan tinggi serat seperti sayur dan buah, Rasa percaya diri untuk bergerak akan terganggu bila ada
serta minum cukup dapat membantu mencegah atau paling tidak gangguan penglihatan karena ada kekhawatiran terpeleset,
mengurangi kemungkinan timbulnya masalah sembelit akibat terbentur, atau tersandung.
imobilisasi. Jika masalah ini tetap muncul segera cari bantuan dari o Masa penyembuhan
petugas kesehatan. Lansia yang masih lemah setelah menjalani operasi atau
4) Masalah sirkulasi atau aliran darah penyakit berat dapat menurun kemampuan pergerakannya.
Imobilisasi dapat menimbulkan gangguan aliran darah. Untuk
itu diperlukan aktivitas fisik dan latihan fisik atau layanan terapi Gangguan atau menurunnya kemampuan pergerakan dapat

fisik. Kemungkinan diperlukan alat-alat khusus terapi sesuai menimbulkan berbagai masalah. Tugas caregiver terutama untuk

dengan arahan petugas kesehatan. Caregiver dapat memberikan membantu lansia dalam mengurangi rasa sakit atau

pendampingan dalam melaksanakan aktivitas fisik dan latihan ketidaknyamanan, sedangkan untuk menentukan tindakan

fisik. Jika lansia mengeluh rasa nyeri yang mendadak dan hebat, pencegahan harus sesuai dengan hasil konsultasi kepada tenaga

segera untuk memberi tahu petugas kesehatan. kesehatan.

5) Luka akibat tekanan Berikut beberapa masalah yang dapat timbul dan cara

Lansia yang hanya berbaring atau duduk pada posisi tertentu mencegahnya:

dalam jangka waktu lama, berisiko mengalami luka akibat 1) Infeksi saluran kencing

tekanan. Untuk mencegah terjadinya luka tekan ini, lansia yang Berbaring atau duduk terlalu lama dapat menghambat

mengalami kesulitan bergerak harus berganti posisi sekitar setiap pengosongan kandung kemih. Sisa air kemih dapat tertahan di

dua jam. Jika luka tekan muncul, segeralah mencari pertolongan dalam kandung kemih sehingga menimbulkan infeksi. Pada

tenaga kesehatan. keadaan tersebut lansia harus dimotivasi untuk minum cukup

Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah luka banyak cairan.

akibat tekanan adalah: 2) Infeksi paru

a) Pada lansia yang hanya bisa berbaring (bedridden) Berbaring lama dapat menyebabkan hambatan pengeluaran

Ubah posisi setiap 2 jam. Pastikan pakaian dan alas tidur tidak dahak/riak pada bagian bawah paru. Perubahan posisi dan

terlipat, sehingga dapat menekan kulit. Gunakan bantal untuk menepuk-nepuk dada atau punggung secara teratur dapat

menyokong sendi-sendi. membantu mengalirkan dahak/ riak sehingga mudah dikeluarkan.


Cara ini dapat mencegah terjadinya infeksi paru.

49 49 48 48
F. Perawatan Khusus Sesuai Masalah yang Sering Terjadi pada Tabel 2. Contoh Format Pemantauan Pemberian Obat pada Lansia
Lansia
Nama Cara Waktu Jumlah Waktu
1. Membantu Lansia yang Mengalami Gangguan Gerak Tgl Ket.
obat pakai Pagi Siang Sore Malam Obat Kontrol
Lansia dengan masalah gangguan gerak memiliki
kebutuhan yang berbeda dibandingkan dengan yang tidak
mengalami gangguan gerak. Sehingga kebutuhan akan
perawatan fisiknyapun berbeda berdasarkan tingkat beratnya
gangguan gerak yang dialami. Lansia yang hanya terbaring di Catatan: format ini terdapat pada Buku Kesehatan Lansia Bab. 5
atas tempat tidur atau ketergantungan berat dan total (C)
memiliki kebutuhan yang lebih besar terhadap perawatan fisik 9. Pelaksanaan Ibadah
yang dilakukan oleh caregiver. Pada kondisi lansia seperti ini Kegiatan ibadah merupakan hal yang sangat penting dalam
caregiver harus mendorong agar lansia tetap bergerak kehidupan lansia, karena dengan melaksanakan kewajibannya lansia
sebanyak mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisinya. akan merasa lebih dekat dengan Tuhan dan lebih merasa tenang.
Caregiver dapat membantu memfasilitasi lansia melaksanakan
Berbagai kondisi dapat menyebabkan terjadinya
penurunan kemampuan pergerakan (imobilisasi), diantaranya: beribadah dengan cara:
1) Mengingatkan apabila sudah masuk waktu ibadah
o Gangguan tulang dan sendi
Penyakit reumatik, pengapuran tulang atau patah tulang 2) Menawarkan bantuan pada lansia dalam pelaksanaan ibadah
sesuai dengan kondisinya
akan menghambat pergerakan (mobilisasi).
3) Memastikan lansia dalam keadaan bersih agar lansia dapat
o Penyakit saraf
Penyakit stroke, Parkinson dan gangguan saraf tepi dapat beribadah dengan baik dan tenang

menimbulkan gangguan pergerakan. 4) Meletakkan perlengkapan ibadah di tempat yang mudah dilihat

o Penyakit jantung atau pernafasan dan dijangkau

Penyakit jantung dan/atau pernafasan akan menimbulkan 5) Memfasilitasi lansia untuk mendapatkan bimbingan rohani lebih

kelelahan dan sesak nafas ketika beraktivitas. Akibatnya lanjut dari pemuka/ guru agama atau pembimbing rohani di

lansia akan mengurangi pergerakannya dan cenderung lebih lingkungan terdekat sesuai dengan agama dan keyakinan lansia.

banyak duduk atau berbaring.

47 47 46 46
transportasi dan sarana umum yang nyaman dan aman untuk lansia. Tabel 1. Contoh Kegiatan Rekreasi dan Manfaatnya
Saat ini sudah banyak sarana umum dan sarana rekreasi yang No Kegiatan Rekreasi Manfaat
memberikan ruang khusus bagi lansia sehingga merasa lebih aman 1 Kegiatan Harian di Luar
Ruang - Melancarkan peredaran darah dan oksigen
dan nyaman. Selain itu pilih tempat rekreasi yang dapat dinikmati
- Berjalan kaki dengan dalam tubuh
oleh lansia. Banyak lokasi wisata yang menawarkan potongan harga olah raga pernafasan - Melemaskan pergerakan otot dan sendi
ringan - Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan
khusus atau bebas biaya untuk lansia pada waktu-waktu tertentu. - Berbelanja dan melatih konsentrasi
- Berjalan-jalan di - Meningkatkan hubungan sosial.
Kegiatan rekreasi ini juga dapat memberikan manfaat yang baik bagi Taman/Pantai/Kebun - Memperbaiki pola tidur
Binatang
caregiver untuk melepas kejenuhan dari kegiatan rutin di rumah. - Dll
2 Kegiatan Harian di Dalam
Ruang - Mempertahankan fungsi indera penglihatan dan
8. Pemantauan Penggunaan Obat - Menonton TV pendengaran
- Mendengarkan Radio - Meningkatkan/mempertahankan daya ingat dan
Caregiver perlu mengenali obat-obatan yang sedang - Membaca kitab daya pikir tetap aktif
suci,majalah dll - Keterampilan gerakan otot halus
digunakan oleh lansia sesuai dengan anjuran/resep dokter atau - Permainan monopoli, - Meningkatkan hubungan sosial
catur dan mengisi TTS - Mendapatkan informasi terkini
petugas kesehatan. Selalu lakukan pengecekan mengenai hal-hal - Dll - Meningkatkan imajinasi
berikut:
3 Hobi dan Kerajinan - Meningkatkan koordinasi mata dan tangan
o Obat yang sedang dikonsumsi: pastikan obat tersebut sedang Tangan - Meningkatkan/mempertahankan daya ingat dan
- Merias diri daya pikir
digunakan sesuai instruksi petugas kesehatan. Bila ada obat yang - Keterampilan/kerajinan - Meningkatkan gerakan otot halus
tangan seperti merajut, - Menjaga kebugaran diri
sudah tidak digunakan agar dipisah tersendiri, menyulam dll - Menunjukkan bakat, kemampuan dan kreativitas
- Melukis diri
o Tanggal kadaluarsa: obat yang sudah kadaluarsa harus dibuang, - Berkebun/Merawat - Dapat menghasilkan tambahan pendapatan
o Cara penyimpanan: harus sesuai dengan petunjuk, tanaman - Meningkatkan harga diri
- Membuat Kue
o Petunjuk penggunaan: pelajari dosis, waktu dan cara pemberian - Dll
4 Hiburan - Menunjukkan bakat, kemampuan dan kreativitas
obat sesuai petunjuk, - Menyanyi diri
- Menari/berdansa - Meningkatkan harga diri
Untuk memudahkan lansia dan caregiver, sebaiknya obat yang akan - Berakting (drama) - Mengurangi stres
- Bermain music - Menjalin persahabatan
diberikan sudah dipilah menurut dosis dan waktu pemberian untuk - Mendengarkan cerita - Mempertahankan dan melatih kemampuan
- Menonton film mendengar
setiap harinya. Untuk memudahkan pemantauan, dapat dibuat format - dll - Meningkatkan hubungan sosial
- Meningkatkan imajinasi
seperti contoh di bawah ini:

Untuk memudahkan kegiatan rekreasi yang dilakukan di luar


rumah, sebaiknya cari informasi tentang tempat rekreasi, alat

45 45 44 44
7. Rekreasi o Lakukan kontak mata dengan lansia, gunakan kacamata
Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan pada waktu luang bagi lansia yang mengalami gangguan penglihatan. Kontak
yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan seseorang secara mata sangat penting untuk komunikasi non verbal.
fisik dan mental. Kegiatan rekreasi harus menyenangkan dan akan o Pastikan lansia dapat melihat gerakan bibir anda dengan
lebih baik bila menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Tujuan jelas (jangan melebih-lebihkan),
rekreasi adalah untuk memelihara kesehatan fisik, mental dan o Gunakan isyarat tubuh dan gerakan yang sesuai,
sosial. Buat jadwal rekreasi bersama lansia, jika memungkinkan o Berbicara dengan jelas pada kecepatan normal tetapi
libatkan lansia dalam kelompok lansia yang ada di lingkungannya dengan nada yang lebih rendah,
agar terjadi komunikasi dan hubungan sosial antar lansia. o Bila perlu gunakan papan tulis/kertas untuk menuliskan
pesan/kode, gambar-gambar objek dan aktivitas yang
Manfaat rekreasi bagi kesehatan fisik, mental dan sosial: umum dibutuhkan seperti minuman dingin, minuman
o Menjaga kebugaran fisik panas, makanan, waktu, radio / televisi, sisir rambut, sikat
o Membantu mengurangi risiko terhadap beberapa penyakit gigi, gelas, toilet dll. Dapat juga dibuat dalam bentuk kartu.
o Melepaskan ketegangan o Gunakan tanda dan gerakan, tunjukkan objek, ekspresi
o Kepuasan diri dalam keberhasilan melakukan suatu kegiatan wajah, dan tindakan fisik lainnya, misalnya menunjuk,
o Mendapatkan pengalaman dan pembelajaran yang baru menggunakan gerakan mata, dll.
o Meningkatkan hubungan sosial dengan lingkungan o Jangan pernah memperlakukan lansia yang tidak dapat
o Menghindarkan Lansia dari masalah kesehatan mental dan berbicara seolah-olah dia seorang anak atau seseorang
hubungan sosial, seperti: yang tidak memiliki kecerdasan.
• Menarik diri dari pergaulan o Penting untuk melibatkan lansia dalam percakapan dan
• Kemurungan memberi mereka waktu untuk berkontribusi. Berbicara
• Ketakutan atau kekhawatiran berlebihan terhadap sesuatu dengan lansia tanpa memberi mereka waktu untuk
• Perilaku yang merusak, kemarahan, pertengkaran, menjawab akan menghancurkan kepercayaan diri dan
menghasut, dll. membuat mereka menyerah untuk berusaha
mengemukakan keinginan dan pilihan mereka.
Secara lebih terperinci, di bawah ini adalah contoh-contoh kegiatan
rekreasi dan manfaatnya:

43 43 42 42
d. Kiat melakukan komunikasi dengan lansia. a. Manfaat Komunikasi yang Baik
1) Secara umum: Komunikasi yang baik akan menguntungkan dua belah pihak yaitu
o Gunakan metode komunikasi yang sesuai, misal: tanya caregiver maupun lansia, diantaranya:
jawab/bahasa isyarat sederhana o Membangun hubungan dan kepercayaan yang baik
o Bicaralah secara perlahan, jelas, dalam nada yang normal o Meningkatkan hubungan baik dan saling memahami
o Fokuskan pada satu pembicaraan dan ulangi pesan jika o Mengurangi stres
perlu
o Lakukan kontak mata dengan lansia dengan posisi sejajar b. Kerugian akibat komunikasi yang buruk
untuk menciptakan suasana yang nyaman sehingga lansia Komunikasi yang buruk akan merugikan caregiver maupun lansia
lebih terbuka karena dapat menimbulkan:
o Mendengarkan dengan sabar dan berfokus pada apa yang o Kekesalan
sebenarnya lansia sampaikan o Frustrasi
o Konfirmasikan kembali pesan yang telah diterima dengan o Kesalahpahaman dan perasaan negatif lainnya
meminta lansia mengulangi pesan yang disampaikan, atau
caregiver mengulangi pesan yang disampaikan lansia c. Penyebab kesulitan dalam berkomunikasi:
o Beri dukungan lansia untuk menyampaikan kebutuhan, 1) Masalah fisik: misalnya kehilangan atau menurunnya
pandangan, dan keinginan mereka, bersabarlah, dan beri kemampuan mendengar, melihat, bicara, meraba, alat bantu
waktu lansia untuk menyampaikan hal tersebut dengar tak berfungsi dengan baik, dll.
o Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh lansia (misal 2) Masalah perilaku: misalnya masalah dalam sikap, persepsi
penggunaan bahasa daerah) dan tindakan (dapat dipengaruhi oleh pola asuh, pendidikan,
2) Kiat berkomunikasi dengan lansia yang mengalami budaya, kepercayaan, dll, atau gejala kepikunan).
masalah komunikasi: 3) Kemampuan berkomunikasi yang buruk
o Periksa keadaan telinga apakah ada yang Kurangnya kemampuan dalam menyampaikan pesan
menghalangi/menyumbat. Bila menggunakan alat bantu termasuk bahasa, ucapan, nada, dan teknik ekspresi wajah
dengar, pastikan dalam kondisi baik, dan terpasang dan bahasa tubuh,
dengan benar. Kurang mampu mendengarkan dan mengamati dengan
baik, serta menunjukkan bahwa pesan itu dipahami.
4) Masalah lingkungan: misalnya lingkungan yang bising.

41 41 40 40
• Selalu jaga persendian. Pegang seluruh anggota tubuh di atas
dan di bawah persendian. Sebisa mungkin sanggah/sokong
Gerakan Sendi Pergelangan Kaki
anggota tubuh.
• Lakukan gerakan secara mantap (tidak ragu ragu) namun lembut,
gerakkan persendian secara PERLAHAN. (Sebab jika
menggerakkan persendian secara cepat akan membuat
persendian menjadi kaku)
• Perhatikan ekspresi wajah lansia. JANGAN PAKSAKAN
SELURUH GERAKAN. Hal tersebut akan mengakibatkan
beberapa ketidaknyamanan, walaupun sebenarnya TIDAK
menyakitkan.
• Saat melakukan latihan fisik pasif, pastikan lansia dalam posisi
aman dan nyaman (pasang pembatas tempat tidur untuk Sambil berbaring – Tekan kaki
ke arah atas dan bawah
menghindari risiko terjatuh).

Gerakan Jari Kaki


5. Pajanan Sinar Matahari
Selain melakukan aktivitas dan latihan fisik, hal lain yang perlu
diperhatikan adalah tercukupinya pajanan sinar matahari pada lansia
sehingga kebutuhan vitamin D yang sangat penting untuk
mempertahankan kepadatan tulang dapat terpenuhi. Untuk
mendapatkan pajanan sinar matahari, dapat dilakukan dengan
berjemur sekitar 15-30 menit pada rentang waktu pukul 07.00
sampai 10.00.
Sambil berbaring – Tekan dan luruskan jari
kaki ke arah atas dan bawah

6. Komunikasi
Komunikasi harus dilakukan dengan baik, agar pesan ingin Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan

disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik. pergerakan pasif:


• Lakukan pada satu sendi dalam satu kali (8 hitungan)

39 39 38 38
Satu persatu, tekuk ibu jari dan jari-jari lainnya ke pangkal yang
kecil, dimulai dengan membuka jari telunjuk dan jari tengah,
dilanjutkan dengan jari-jari yang lain.

Gerakan Sendi Pinggul dan lutut


Sambil berbaring – Putar kedua lutut
sambil di tekuk perlahan searah dan
kemudian berlawanan arah jarum jam

Sambil berbaring – Tarik lutut ke arah dada lalu


luruskan kembali ke arah bawah

Sambil berbaring – Gerakkan lutut


ke samping dan kembali

37 37 36 36
Bengkokkan sendi jari untuk membuka kepalan tangan Gerakan sebaliknya:
Tekuk dan luruskan semua jari-jari

• Tempatkan kedua tangan caregiver secara tumpang tindih pada tangan lansia, dengan satu
tangan menahan pergelangan tangan lansia.
• Secara perlahan tekuk sendi jari lansia, buka kepalan dan sendi jari yang ditekuk.
• Jangan gerakkan pergelangan tangan lansia.

Gerakan Ibu Jari

Bengkokkan sendi kepalan tangan dan membuka sendi

• Tempatkan kedua tangan caregiver secara tumpang tindih pada tangan lansia, dengan satu
tangan menahan pergelangan tangan lansia.
• Secara perlahan tekuk sendi jari lansia secara perlahan sampai membentuk sebuah
kepalan
Tekuk ibu jari ke pangkal yang kecil

35 35 34 34
Putar lengan dalam lingkaran searah
jarum jam / berlawanan arah jarum jam

Sambil berbaring, lengan dekat dengan


tubuh dengan siku bengkok - balikkan
telapak ke atas dan ke bawah

Gerakan Jari tangan

Gerakan Sendi Siku dan sendi pergelangan tangan

Luruskan dan tekuk jari


secara perlahan satu persatu
hingga semua jari-jari
membuka dan menutup, Sambil berbaring, tekuk
dapat juga digunakan bola dan luruskan siku

33 33 32 32
Gambar 5
Kedua tangan dirapatkan di atas kepala, dorong ke atas
sampai lurus dan otot lengan samping terasa teregang.
Tahan selama 8 hitungan dalam 10 menit.

Sambil berbaring,
tangan digerakkan ke atas
an bawa h
d Gambar 6 (Apabila kondisi lansia memungkinkan)
Kedua lengan dilipat diletakkan di dinding, tempelkan
dahi pada kedua telapak tangan, ujung jari kaki kanan
menempel di dinding, tungkai kanan ditekuk, tungkai
kiri lurus ke belakang, sehingga otot-otot belakang
tungkai kiri teregang. Tahan selama 8 hitungan dalam
10 detik. Lakukan pada kaki sebaliknya.

Keterangan: untuk gambar 1 s.d 5 dapat dilakukan dalam


posisi berdiri, duduk, dan berbaring.

Beberapa contoh latihan fisik pasif (dilakukan dengan bantuan


caregiver) bagi lansia dengan ketergantungan berat dan total (C):
Sambil berbaring, tangan
digerakkan ke samping
dan kembali, setelah itu ke atas
dan kembali ke bawah Gerakan Sendi bahu

31 31 30 30
Gambar 1 Latihan pernafasan
Kedua tangan diletakkan di pinggang, dekatkan kepala
ke bahu kanan. Tahan selama 8 hitungan dalam 10
detik. Lakukan ke arah sebaliknya.

Gambar 2
Tangan kanan memegang bahu kiri, dan siku kanan
diangkat dengan tangan kiri dan didorong ke arah
belakang, sehingga otot lengan kanan belakang terasa
teregang. Tahan selama 8 hitungan dalam 10 detik.
Lakukan pada lengan kiri.
Langkah langkah dalam melakukan latihan pernafasan:
1. Pastikan posisi nyaman bagi lansia (dapat dilakukan dengan
Gambar 3 berdiri, duduk maupun berbaring),
Lengan kanan ditekuk ke atas, tangan kanan memegang
2. Lansia menggunakan pakaian yang longgar sehingga tidak
punggung di belakang kepala. Tangan kiri memegang
mengganggu saat latihan pernafasan (karena saat latihan
siku kanan, ditarik ke arah kiri sehingga otot sayap
pernafasan, dada dan perut akan mengembang dengan
lengan kanan terasa teregang. Tahan selama 8 hitungan
maksimal),
dalam 10 detik. Lakukan pada lengan kiri.
3. Posisi santai dan kondisi lingkungan yang tenang,
4. Ambil nafas melalui hidung semampu dan semaksimal mungkin,
Gambar 4 kemudian hembuskan perlahan melalui mulut dalam hitungan 10,
Kedua tangan dirapatkan di depan dada, dorong ke
5. Ulangi hingga 4 – 5 kali dan lebih jika dirasa kurang.
arah depan sampai lurus dan otot-otot lengan samping Contoh latihan fisik yang dapat dilakukan secara mandiri oleh
terasa teregang. Tahan selama 8 hitungan dalam 10
lansia dengan ketergantungan sedang (B) dan ketergantungan
detik.
berat (C).

29 29 28 28
7) Mengatur tempat penyimpanan alat-alat dan area tempat untuk lansia dengan ketergantungan sedang (B) sesuai dengan
beraktivitas dengan baik. kemampuan dan keinginan.
8) Mengatur pencahayaan dan menjauhkan benda-benda tajam Beberapa petunjuk yang dapat digunakan oleh caregiver
untuk menghindari risiko cidera. dalam mendampingi lansia ketika melakukan aktivitas fisik yang
sederhana:

INGAT!!! 1) Melihat kembali jadwal aktivitas lansia yang sudah dibuat, bila
perlu kegiatan yang tidak penting dapat dihilangkan (perhatikan
Mulai latihan secara perlahan dengan gerakan yang ringan dan
ditingkatkan secara bertahap kemudian diakhiri secara bertahap anjuran tenaga kesehatan tentang aktivitas yang harus
dijadwalkan).
2) Mencatat alat-alat, bahan-bahan yang diperlukan dan orang-
Selain aktivitas fisik dapat pula dilakukan latihan fisik yaitu
orang yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan.
kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan atau memelihara
3) Membuat perencanaan aktivitas yang seimbang antara aktivitas
kebugaran tubuh, misalnya senam ringan, berjalan kaki, berenang,
ringan dan aktivitas sedang untuk kurun waktu harian, mingguan
dan sebagainya. Untuk latihan fisik pada lansia:
atau bulanan. Aktivitas ringan seperti berjalan kaki perlahan,
1) Latihan fisik dapat dilakukan 3-5 kali dalam satu minggu dengan
bermain catur dan sebagainya. Sedangkan untuk aktivitas
selang satu hari istirahat, lamanya minimal 20 menit per kali
sedang, seperti pekerjaan rumah yang tidak terlalu berat
latihan.
diantaranya mengelap meja, membersihkan sayuran, menyirami
2) Latihan fisik yang teratur dilakukan secara bertahap. Jangan
tanaman atau hal lain. Untuk lansia dengan ketergantungan total
dipaksakan apabila dirasakan tidak kuat. Mulai secara perlahan
dapat dilakukan aktivitas fisik secara pasif yaitu dibantu oleh
dari hal-hal paling dasar, lalu tingkatkan apabila dirasa mampu
caregiver, misalnya menggerakkan leher, tangan dan kaki serta
menguasainya.
melatih gerakan jari jari tangan dan kaki.
3) Dapat dilakukan bersama sesama lansia untuk meningkatkan
4) Untuk mencegah kelelahan, masukkan periode istirahat dalam
motivasi.
suatu kegiatan.
4) Usahakan selalu dampingi lansia saat melakukan latihan fisik.
5) Hindari beraktivitas secara terburu-buru karena akan
meningkatkan ketegangan dan kelelahan.
Di samping latihan fisik yang membutuhkan bantuan caregiver, dapat
6) Memperhatikan postur dan kenyamanan posisi tubuh dalam
pula dilakukan latihan secara mandiri oleh lansia, diantaranya latihan
melaksanakan aktivitas.
pernafasan dan latihan pergerakan sendi.

27 27 26 26
9) Kabel-kabel listrik ditata rapih dan direkatkan ke dinding/lantai
untuk menghindari tersandung.

4. Mempertahankan Tingkat Kemandirian Lansia


Agar dapat mempertahankan tingkat kemandirian, libatkan
lansia dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Selalu beritahukan
kegiatan apa saja yang akan dilakukan setiap harinya dan tawarkan Perabotan jangan terlalu banyak dan ditata dengan rapih agar
kegiatan yang ingin dilakukan sendiri atau diberikan bantuan. Salah ruang gerak lebih bebas.
satu kegiatan yang dapat dilakukan dalam mempertahankan
kemandirian lansia adalah dengan melakukan aktivitas fisik dan
latihan fisik sesuai kemampuan secara teratur. Menentukan jenis
aktivitas fisik dan latihan fisik, perlu mempertimbangkan kemampuan
dan kondisi lansia. Sebaiknya diawali dengan konsultasi kepada
petugas kesehatan untuk menetapkan jenis aktivitas fisik dan latihan
fisik yang sesuai.
Selain itu lanjut usia juga bisa diberdayakan, misalnya lanjut
usia menggunakan hand phone (HP) untuk berkomunikasi dan
10) Perlengkapan dapur terutama yang tajam dan membahayakan,
bersosialisasi dengan lansia lainnya, menggunakan internet untuk
seperti: pisau, dll, agar selalu disimpan di tempat yang tertutup
pengembangan diri, menggunakan komputer, dan lanjut usia sebagai
dan aman, serta pastikan kompor aman untuk menghindari
penasehat di keluarga dan lingkungannya.
kebakaran. Sebaiknya dampingi lansia saat beraktifitas di dapur.
Beberapa masalah yang sering terjadi pada kelompok lansia
antara lain penurunan kekuatan otot dan penurunan pergerakan
sendi. Untuk mengatasi kelemahan otot, lansia diharapkan secara
teratur melakukan aktivitas fisik dan latihan fisik ringan khususnya

25 25 24 24
hindarkan polusi udara dari dapur
atau lainnya.

7) Bila ada tangga, jarak dan


ketinggian anak tangga
disesuaikan, dan harus ada
pegangan/handrail di sisi tangga.
Selain itu usahakan agar ujung
anak tangga tidak terlalu tajam. 4) Lantai rata, mudah dibersihkan
Sebaiknya lansia selalu didampingi tidak licin dan tidak banyak
saat naik turun tangga. perbedaan ketinggian. Jika
terdapat perbedaan tinggi lantai
8) Kamar mandi/WC/Toilet mempunyai lantai yang tidak licin, (undakan), harus diberi warna ubin
menggunakan alas karet dan tidak timbul genangan (pastikan yang berbeda atau mencolok agar
tidak ada genangan sebelum dan sesudah menggunakan jelas terlihat, bila perlu diberikan
Kamar mandi/WC). Sebaiknya menggunaka WC duduk, pegangan/ handrail di dinding.
terdapat pegangan di dinding kamar mandi/WC, dilengkapi
dengan bel, dan pintu membuka ke luar atau pintu geser. 5) Pastikan pencahayaan yang
sediakan tempat duduk di kamar mandi agar lansia bisa mandi Cukup terang di ruang keluarga,
pada posisi duduk. kamar tidur, jalur antar ruangan
yang sering dilewati, toilet dan
dapur.

6) Usahakan terdapat aliran


udara/ventilasi dan sinar
matahari dapat memasuki
ruangan dengan baik, dan

23 23 22 22
rumah tangga yang lain agar tidak dibongkar oleh binatang atau d. Hindari penggunaan bedak karena membuat kulit bertambah
manusia, kering,
3) Selalu mengganti baju minimal setelah mandi pagi dan sore atau e. Paparan sinar matahari secukupnya dan dilakukan pada pagi hari.
jika berkeringat, serta handuk, sprei, selimut dan sarung bantal Masalah gatal dapat ditimbulkan karena gigitan serangga, kulit
guling minimal seminggu sekali atau segera jika terkena kotoran, yang kering atau tidak diketahui penyebabnya. Penanganan
4) Bersihkan ruangan dan buang sampah setiap hari, disesuaikan dengan penyebab gatal tersebut. Apabila gatal terjadi
5) Buka jendela dan pintu ruangan setiap pagi agar udara berganti karena gigitan nyamuk atau serangga, dapat diredakan dengan
dan usahakan agar sinar matahari masuk ruangan. menggunakan krim/ losion pelembab. Bila gatal tidak berkurang
atau diketahui penyebabnya dapat berkonsultasi kepada tenaga
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keamanan dan
kesehatan.
kenyamanan lingkungan adalah sebagai berikut:
Untuk mengurangi terjadinya masalah kesehatan kulit yang
1) Kamar lansia sebaiknya berada di lantai dasar dan mudah lebih buruk agar diperhatikan:
dijangkau. Upayakan lansia untuk lebih banyak beraktivitas di • Cegah lansia menggaruk kulit,
lantai dasar apabila hunian bertingkat dan dekat dengan ruang • Pastikan kuku jari tangan lansia dalam keadaan pendek dan bersih.
yang sering digunakan, seperti toilet dan ruang makan.
3. Pemeliharaan Kebersihan dan Keamanan Lingkungan
2) Tinggi tempat tidur disesuaikan Tujuan menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan adalah
dengan tinggi badan lansia untuk mencegah timbulnya penyakit karena keadaan lansia yang
dan sebaiknya terdapat rentan, mencegah terjadinya kecelakaan, dan menjaga kesehatan
pembatas di sisi tempat tidur anggota keluarga yang lain.
untuk mencegah jatuh. Hal-hal yang harus dilakukan dalam pemeliharaan kebersihan
adalah sebagai berikut:
1) Menjaga dan mempertahankan kebersihan dengan selalu
3) Upayakan jalur yang dilalui oleh lansia aman dan dapat dilewati mencuci tangan menggunakan sabun,
kursi roda (bila lansia menggunakan kursi roda). Terdapat 2) Buang kotoran ke dalam kakus/ kloset; jika menggunakan
pegangan pada dinding koridor/selasar, dengan tinggi yang sesuai popok sekali pakai, setelah kotoran dibuang, bersihkan sisa
dengan lansia. kotoran yang menempel pada popok kemudian bungkus popok
dalam kantong dan sebaiknya tidak dicampur dengan sampah

21 21 20 20
Ingat beberapa hal yang harus dilakukan saat membantu lansia
merawat kebersihan diri:
1. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah membantu lansia
2. Gunakan masker/penutup hidung dan mulut
3. Mengikat rambut atau menggunakan penutup kepala agar tidak
mengganggu pandangan dan tidak mengkontaminasi
Perawatan alat Cara membersihkan alat kelamin:
kelamin dan o Siapkan sabun berpelembab dan air hangat,
2. Pencegahan masalah kesehatan kulit sekitarnya o Pasang pispot senyaman mungkin,
Masalah kesehatan kulit yang paling sering timbul pada lansia o Siram dengan air dan cuci daerah alat kelamin
adalah kulit kering dan gatal. Masalah kulit kering dapat diakibatkan dan sekitarnya dengan sabun kemudian bilas
oleh proses penuaan, efek samping obat-obatan, pajanan sinar dengan air,
matahari yang berlebihan dan sebagainya. Beberapa cara untuk o Arah membersihkan alat kelamin:
mencegah terjadinya kulit kering, yaitu: Laki-laki: dari ujung kemaluan ke arah pangkal
kemaluan hingga anus,
a. Pengaturan cairan tubuh: Wanita: dari arah atas ke bawah, meliputi bibir
• Asupan cairan 8 gelas/ hari atau sesuai dengan anjuran dalam dan luar kemaluan hingga anus.
dokter, o Keringkan dengan handuk bersih
• Makanan mengandung banyak air, o Apabila lansia masih mampu dan berkeinginan
b. Pada saat mandi agar diperhatikan: untuk membersihkan alat kelamin dan
• Hindari penggunaan air panas untuk mandi, cukup suam-suam sekitarnya secara mandiri, dapat diberikan
kuku, dengan air, sabun, dan washlap basah. Ganti
• Gunakan sabun yang berpelembab dan tanpa parfum, celana dalam setiap selesai mandi dan setiap

• Disarankan mandi tidak terlalu lama, kali jika terkena kotoran/basah. Hindari
c. Perhatikan kondisi lingkungan lansia, cuaca terlalu dingin atau penggunaan tisu basah agar tidak terjadi

panas dapat menyebabkan kulit kering, iritasi.

19 19 18
• Rendam dalam wadah bersih berisi air setelah
dibersihkan,

o Bila kuku retak atau terkelupas oleskan krim/


losion berpelembab. • Bilas saat akan digunakan kembali,
Perawatan kaki Hal-hal yang perlu diperhatikan: • Berkumur sebelum memakai gigi palsu,
o Jika kaki suka berkeringat, seringlah dicuci • Lepaskan gigi palsu sebelum tidur,
dan keringkan,
• Jangan letakkan gigi palsu di atas washtafel
o Gunakan ukuran sepatu yang sesuai, sol karena khawatir akan jatuh.
sepatu yang lentur dan tidak licin,
Catatan:
o Gunakan kaos kaki yang terbuat dari bahan
Untuk lansia yang hanya dapat berbaring, tetap
katun,
lakukan perawatan kebersihan mulut dan gigi,
o selalu gunakan alas kaki yang tertutup agar
posisikan setengah duduk dengan mengganjal
terlindung dari benda tajam, terutama untuk
dengan bantal, gunakan kassa yang sebelumnya
lansia yang menderita kencing manis,
telah dibasahi. Hindari menggunakan air
secara langsung untuk menghindari risiko
Penggunaan alas kaki yang tidak sesuai
tersedak.
khususnya pada lansia yang mengalami masalah
kesehatan kencing manis dapat menyebabkan
Perawatan Cara memotong kuku yang baik:
kemerahan akibat adanya penekanan yang
kuku o Rendam kaki dan tangan dengan air hangat
berlebihan.
agar kuku lebih lunak dan mudah dipotong,
o Memotong kuku jangan terlalu pendek dan
jangan terlalu melengkung ke dalam
terutama untuk penderita kencing manis

17 16
d. Bagian geraham (gigi paling belakang) o Jangan memasukkan air dan benda apapun
e. Bagian lidah dari dalam ke luar (pangkal ke dalam lubang hidung,
ke ujung) o Segera lap dengan air dan kemudian
Demikian juga halnya dengan lansia yang keringkan dengan tisu wajah.
menggunakan gigi palsu, beberapa hal yang perlu Perawatan Hal yang perlu diperhatikan :
diperhatikan dalam perawatan gigi palsu antara lain: mulut dan gigi o Cara menyikat gigi yang baik dan benar serta
waktu menyikat gigi,
o Untuk lansia yang sudah tidak memiliki gigi,
o Hindari makanan yang mempengaruhi
bersihkan gusi dan rongga mulut dengan
kesehatan gigi dan mulut, misalnya makanan
kassa yang sudah dibasahi dengan air.
yang lengket (contoh: dodol, dll), terlalu manis,
o Bersihkan gigi palsu dengan cara:
terlalu panas, terlalu dingin dan terlalu asam,
• Cuci gigi palsu pada air mengalir atau jika sulit
o Paling sedikit menyikat gigi sehari dua kali,
siapkan baskom untuk menampung air,
yaitu setelah makan pagi dan sebelum tidur.
Cara menyikat gigi yang baik dan benar

• Gunakan sikat gigi engan pasta gigi untuk


membersihkan gigi palsu,

a. Menyikat mulai dari bagian atas dan bawah


gigi
b. Bagian dalam dan bagian belakang gigi
c. Bagian dalam dan bagian luar gigi

15 14
kemudian keringkan dengan handuk kering, o Gulung perlak anti air membentuk setengah
o Apabila terjadi iritasi atau infeksi segera lingkaran dengan ujung menjuntai ke ember
konsultasikan pada tenaga kesehatan. yang telah disiapkan di sisi tempat tidur
o Tempatkan gulungan perlak dibawah leher
Bagi lansia yang menggunakan kacamata,
lansia
kacamata perlu dirawat dengan cara:
o Bersihkan kacamata dengan air hangat suam-
suam kuku dan kain lembut agar tidak
meninggalkan noda air,
o Bersihkan rangka kacamata yang kotor karena
keringat, rambut, debu, dan lain-lain,
o Keringkan kacamata dengan kain lembut yang
bersih dan lunak,
o Tahap mencuci rambut:
Perawatan Cara membersihkan telinga:
• Sisirlah rambut terlebih dahulu,
telinga o Bersihkan bagian terluar telinga (daun telinga)
dengan air hangat, • Keramas dengan menggunakan air

o Keringkan dengan handuk bersih dan lembut hangat dan shampo bayi,

agar tidak melukai kulit, • Pijit-pijit secara lembut kepala dengan jari-

o Jangan membersihkan telinga dengan peniti jari tangan pada saat meratakan shampo,

atau jepit rambut, • Bilas dan keringkan rambut secepat

o Untuk kasus tertentu apabila kotoran susah di mungkin dengan handuk kering,

keluarkan hindari memaksa atau • Sisir rambut dengan rapi,


menggunakan alat bantu lain, segera hubungi • Jika lansia menggunakan penutup kepala,
petugas kesehatan. pastikan rambut sudah kering sebelum

Perawatan o Denguskan udara keluar lubang hidung pelan- menggunakan penutup kepala.

hidung pelan, Perawatan o Gunakan handuk kecil yang telah dibasahi air
o Waktu mendenguskan hidung, kedua lubang mata hangat suam-suam kuku kemudian seka atau
hidung harus terbuka, usap mata dari bagian dalam ke luar,

13 12
yang masih bisa duduk, kaki dimasukkan ke 1. Pemeliharaan Kebersihan Diri
dalam baskom dengan hati-hati kemudian kaki Jenis Cara melakukan perawatan
dibersihkan dan keringkan dengan handuk perawatan
kering, Perawatan kulit Cara memandikan di tempat tidur adalah sebagai
o Miringkan lansia dan geser ke tepi tempat berikut:
tidur, o Atur peralatan sesuai dengan urutan
o Letakkan handuk di sisi punggung dan buka pemakaian,
selimut mandi hingga punggung terbuka, o Bantu lansia menggeser badannya ke tepi
bersihkan tengkuk, bahu, punggung, pantat tempat tidur,
dan bagian atas paha, o Angkat sedikit bagian kepala tempat tidur dan
o Telentangkan kembali, singkirkan semua bantal yang ada,
o Bersihkan daerah kemaluan. Jika lansia dapat o Bersihkan muka, telinga, dan leher. Pada
melakukan sendiri, sediakan air, sabun, dan waktu membersihkan mata gosok dari bagian
handuk di tempat yang mudah dijangkau, dalam keluar, gunakan washlap/ handuk kecil
(lihat pembahasan perawatan alat kelamin yang terpisah untuk masing-masing mata atau
dan sekitarnya pada hal. 18) jika tidak ada, bilas terlebih dahulu washlap/
o Setelah selesai dimandikan dan dikeringkan handuk kecil sebelum digunakan untuk
oleskan krim/ losion berpelembab ke seluruh mengusap bagian mata lainnya,
tubuh. Tunggu beberapa saat, kemudian bantu o Bersihkan dan keringkan lengan, ketiak, dan
mengenakan pakaian kembali, tangan Menggunakan handuk kering,
o Sisir rambut dan rapihkan tempat tidur, dahulukan sisi yang jauh dari caregiver,
o Ajaklah lansia bekerjasama pada setiap o Bersihkan dada dan perut termasuk daerah
tahapan sesuai dengan kondisinya. paha, tekuk lutut dan bersihkan tungkai bawah
Perawatan Cara mencuci rambut di tempat tidur adalah sebagai dengan sabun berpelembab dan washlap
rambut berikut: basah kemudian keringkan dengan handuk
o Posisikan kepala lansia berada pada sisi atas kering,
atau pinggir tempat tidur, ganjal bagian bawah o Untuk membersihkan kaki dan sela-sela jari
bahu lansia dengan bantal, kaki gunakan washlap basah atau untuk lansia

11 10
p. Sampiran/penghalang apabila lansia tidak sendirian dalam 1 nyaman, meningkatkan kepercayaan/penampilan diri dan
ruangan meningkatkan kebersihan serta kesehatan.
q. Sprei pengganti apabila lansia dimandikan di tempat tidur
Alat yang harus disediakan saat melakukan kebersihan diri
r. Bak/keranjang untuk baju kotor
Peralatan yang dibutuhkan dapat disesuaikan dengan yang
s. Kantong sampah.
biasa digunakan sehari-hari dan sesuai kondisi kesehatan lansia.
*) untuk membantu lansia merawat diri gunakan air hangat, air Peralatan umum:
terlalu dingin dan terlalu panas dapat menimbulkan a. Sabun yang mengandung pelembab atau sabun bayi
ketidaknyamanan dan masalah kesehatan kulit. (hindari penggunaan sabun antiseptik)
b. Shampo bayi
Untuk menjaga dan melindungi lansia dari masalah c. Krim/ losion pelembab
kesehatan perhatikan hal-hal berikut : d. Sikat dan pasta gigi
1. Apabila lansia terkena kotoran, segera bersihkan e. Baskom/ tempat air dua buah (satu untuk kontak dengan
bagian yang terkena kotoran, kemudian keringkan sabun/ shampo dan satu lainnya untuk membilas)
dan ganti pakaian yang kotor tanpa menunggu f. Washlap/ handuk kecil minimal dua buah (satu untuk kontak
jadwal mandi rutin. dengan sabun/ shampo dan satu untuk membilas)
2. Selalu ganti pakaian lansia apabila basah karena g. Handuk besar dua buah (satu untuk mengeringkan dan satu
dapat menyebabkan kedinginan. untuk menutup area yang belum dibersihkan)
3. Pilih pakaian yang berbahan katun, lembut dan h. Kassa
mudah menyerap keringat untuk mengurangi risiko i. Tisu wajah
terjadinya masalah kesehatan kulit. j. Sisir
k. Gunting kuku
l. Deodoran (bila perlu)
m. Penutup kepala (jika dibutuhkan)
n. Alas mandi yang anti air (apabila lansia tidak dapat beranjak
dari tempat tidur)
o. Handuk kecil (jika dibutuhkan)

9 9 8 8
fisik maupun mental sehingga membutuhkan caregiver untuk asuhan pada lansia merupakan pekerjaan yang membutuhkan
mendampingi dan membantu dalam melakukan aktivitas sehari-hari. ketahanan fisik, ketelitian dan kesabaran.

Prinsip-prinsip Perawatan pada Lanjut Usia Beberapa hal yang harus diperhatikan bagi seorang caregiver

Beberapa prinsip etika yang harus dijalankan dalam pelayanan pada antara lain:

lansia adalah: o Selalu menjaga kesehatan diri sendiri

1. Ikut memahami apa yang sedang dialami (empati): ikut o Luangkan waktu setiap hari untuk melakukan sesuatu untuk diri
sendiri seperti: membaca, mendengarkan musik dan tetap
merasakan hal yang dialami atas dasar pengertian yang dalam,
melakukan komunikasi dengan orang-orang terdekat
namun tidak ikut berlarut dalam kondisi lansia.
o Konsumsi makanan sehat dan jangan melewatkan waktu makan
2. Tidak merugikan: pelayanan pada lansia selalu didasarkan pada
o Untuk caregiver dari anggota keluarga, sebaiknya anggota
keharusan untuk mengerjakan yang baik dan harus menghindari
keluarga lain harus dilibatkan dalam tugas pemberian perawatan.
tindakan yang menambah penderitaan.
o Tugas memberikan perawatan sewaktu-waktu dapat digantikan
3. Menghargai keputusan atas dirinya sendiri (otonomi): hak
oleh anggota keluarga lain/teman/tetangga agar caregiver dapat
untuk menentukan nasibnya dan mengemukakan keinginannya
beristirahat atau melakukan urusan pribadinya. Peralihan tugas
sendiri oleh lansia.
diberikan setelah pendampingan bersama kurang lebih selama
4. Keadilan: memberikan perlakuan yang sama bagi semua.
satu minggu.
5. Kesungguhan hati: suatu sikap dan perilaku yang didasari
o Dianjurkan secara rutin untuk menghadiri pertemuan/kegiatan
dengan kasih sayang dan keikhlasan terhadap lansia yang
pada kelompok caregiver sehingga dapat berinteraksi dengan
dilayani.
sesama caregiver agar dapat bertukar informasi, saling
Prinsip-prinsip tersebut harus dijalankan untuk membantu menyemangati dan terlepas dari rutinitas untuk sementara waktu.
memenuhi kebutuhan lansia sehari-hari, baik sebagian maupun o Caregiver juga perlu untuk mengembangkan diri, meningkatkan
keseluruhan dengan segala tindakan yang dapat kesejahteraan dan mendapatkan perlindungan sosial.
dipertanggungjawabkan.
D. Pengertian dan Prinsip Perawatan Jangka Panjang (PJP)
E. Perawatan Secara Umum PJP merupakan perawatan yang diberikan kepada lansia yang
1. Pemeliharaan kebersihan diri memerlukan pertolongan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya
Perawatan diri pada lansia adalah cara memelihara sehari-hari yang disebabkan adanya ketidakmampuan baik secara
kebersihan dan kesehatan yang bertujuan untuk memberikan rasa

7 7 6 6
kepada keluarganya dan jika ada kesulitan dapat dicarikan alternatif Hasil penilaian AIKS dimaksud dikelompokkan sebagai berikut:
solusi bersama. • Mandiri/tidak perlu bantuan
Pelajari jadwal harian caregiver untuk mengembangkan • Perlu bantuan
rencana kegiatan secara rutin. Sesuaikan kegiatan rutin yang telah • Tidak dapat melakukan apa-apa
disusun dengan kebiasaan lansia agar lebih koperatif/tidak terlalu (Lihat pada lampiran 1a dan 1b)
bingung. Kondisi lansia bisa berubah-ubah, sehingga perlu fleksibel
Kondisi lansia yang membutuhkan PJP adalah berdasarkan penilaian
dan menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan. Pertimbangkan untuk
AKS dengan tingkat ketergantungan sedang (B), berat (C) dan total
memanfaatkan layanan asuhan siang/daycare (jika ada), atau
(C), serta berdasarkan penilaian AIKS dengan hasil: perlu bantuan
dititipkan pada keluarga agar beban pendampingan tidak terlalu
dan tidak dapat melakukan apa-apa.
berat, sehingga caregiver bisa beristirahat.
Rencanakan dan antisipasi hal-hal yang dapat terjadi sewaktu-
B. Caregiver Lansia
waktu, termasuk menyiapkan dokumen-dokumen penting yang
Yang dimaksud caregiver dalam panduan ini adalah caregiver
diperlukan untuk pembiayaan dan perawatan lebih lanjut, hingga
informal yaitu tenaga caregiver yang berasal dari keluarga, relawan,
penyiapan akhir hayat.
dan kader yang memberikan bantuan dan pendampingan kepada
Dalam melakukan perawatan pada lansia, caregiver tidak
lansia. Tugas caregiver memberikan bantuan dalam aspek fisik,
dapat bekerja sendiri, namun perlu bekerjasama dengan anggota
mental, sosial budaya dan spiritual. Caregiver lansia harus
keluarga lainnya, kader/relawan, dan berkonsultasi dengan tenaga
memiliki pengetahuan dasar tentang pendampingan dan pemberian
kesehatan khususnya dalam hal perawatan yang dapat dilakukan di
bantuan yang tepat untuk lansia yang membutuhkan PJP.
rumah atau tempat tinggal lainnya. Apabila menemukan kendala
Seorang caregiver dapat berperan di dalam PJP bagi lansia
dalam melakukan suatu tindakan perawatan pada lansia, diharapkan
untuk: mengurangi ketergantungan, mengurangi keluhan lansia
dapat segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Selain itu
akibat penyakit, mencegah komplikasi dan kecelakaan, dan
tenaga kesehatan di Puskesmas dalam Perawatan Jangka Panjang
mempertahankan/meningkatkan kualitas hidup yang optimal dan
memiliki peranan selain sebagai pemberi layanan formal/profesional
bermartabat hingga akhir hayatnya. Dalam hal pendampingan hingga
juga membina caregiver di lapangan.
akhir hayat, tugas caregiver adalah memastikan agar seluruh proses
Dalam melakukan PJP, caregiver juga harus menjaga
yang dihadapi pada akhir kehidupan sesuai dengan pilihan lansia,
kesehatan diri sendiri, termasuk kesehatan fisik dan mental, agar
seperti pendampingan spiritual sesuai dengan kepercayaannya
lebih mampu merawat lansia dengan baik, mengingat memberikan
sehingga apa yang menjadi keinginan lansia dapat disampaikan

5 5 4 4
BAB II kualitas hidup lansia yang optimal. Sehingga dirasakan perlu untuk

PERAWATAN JANGKA PANJANG BAGI LANSIA menyusun suatu buku panduan praktis bagi caregiver.

B. Tujuan
A. Pentingnya Perawatan Jangka Panjang Bagi Lansia
Sebagai panduan bagi caregiver dalam melakukan PJP bagi
Lansia merupakan kelompok usia rentan dimana pada fase ini,
lansia, yang meliputi: perawatan umum bagi lansia, perawatan
seseorang cenderung mengalami kemunduran fungsi baik fisik
khusus bagi lansia, penatalaksanaan masalah kesehatan lansia
maupun mental sehingga memerlukan bantuan untuk memenuhi
dengan cara tradisional, penanganan pada keadaan darurat, merujuk
aktivitas kehidupan sehari-harinya. Adapun bantuan yang diberikan
lansia, serta pencatatan dalam PJP.
harus spesifik dan sesuai agar dapat membantu lansia beraktivitas
dengan optimal, dan tidak menimbulkan keadaan yang lebih buruk
C. Sasaran
atau komplikasi. Untuk itu perawatan jangka panjang yang
berkualitas sangat penting dilakukan agar kualitas hidup lansia dapat Sasaran utama pengguna buku ini adalah caregiver informal
dipertahankan. yaitu seorang pendamping lansia yang berasal dari anggota
keluarga, tetangga atau relawan/kader yang sehari-hari memberikan
B. Pengelompokan Kondisi Lansia Berdasarkan Tingkat pendampingan dan bantuan kepada lansia yang mengalami
Kemandirian ketergantungan dalam melaksanakan kegiatan dan pemenuhan
Penilaian tingkat kemandirian dilakukan oleh tenaga kebutuhan sehari-hari. Selain itu, dapat juga digunakan oleh
kesehatan dengan menggunakan alat penilaian yang disebut Format caregiver formal maupun petugas kesehatan atau pihak terkait
“Penilaian Aktifitas Kehidupan Sehari-hari (AKS)” dan “Penilaian lainnya.
Aktivitas Instrumental Kehidupan Sehari-hari (AIKS)”. Petugas
melakukan penilaian berdasarkan hasil wawancara terhadap lansia
dan caregiver serta hasil pengamatan secara langsung. Hasil
penilaian AKS dimaksud dikelompokkan sebagai berikut:
• Mandiri (A)
• Ketergantungan Ringan (B)
• Ketergantungan Sedang (B)
• Ketergantungan Berat (C)
• Ketergantungan Total (C)

3 3 2 2
BAB I DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN
Lampiran 1a Format Penilaian Aktivitas Kegiatan Sehari-hari …… 128
A. Latar Belakang
Lampiran 1b Format Penilaian Aktivitas Instrumental Kegiatan
Semakin bertambah usia, makin besar kemungkinan seseorang
mengalami permasalahan fisik, fisiologis, mental, spiritual, ekonomi Sehari-hari ……………………………………………… 130

dan sosial. Salah satu permasalahan yang sangat mendasar pada Lampiran 2 Contoh Check List Kegiatan Lansia di Rumah dan
lanjut usia (lansia) adalah masalah kesehatan akibat proses
di Panti ………………………………………………….. 131
kemunduran fungsi tubuh yang terjadi secara bertahap yang berujung
pada kerusakan jaringan atau organ. Adapun definisi lansia menurut
Undang-undang No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia,
adalah penduduk berusia di atas 60 tahun dimana mereka
merupakan salah satu kelompok berisiko yang membutuhkan
penanganan khusus.

Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018 (Riskesdas, 2018)


masalah kesehatan terbanyak yang dialami lansia adalah penyakit
tidak menular diantaranya tekanan darah tinggi (hipertensi),
peradangan sendi (osteoarthritis), kencing manis (diabetes
mellitus/DM), penyakit jantung, stroke, gagal ginjal menahun dan
kanker. Masalah kesehatan tersebut dapat menyebabkan
ketidakmampuan lansia dalam melakukan kegiatan dan memenuhi
kebutuhannya sehari-hari, sehingga membutuhkan perawatan jangka
panjang (PJP). Dalam pelaksanaan PJP, caregiver mempunyai peran
yang sangat penting dalam mendampingi dan membantu lansia untuk
melakukan kegiatan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk itu
penting bagi caregiver memiliki keterampilan khusus dalam
melakukan perawatan kepada lansia agar kebutuhannya dapat
terpenuhi, mencegah terjadinya komplikasi, serta mempertahankan

1 1 1 v
0
DAFTAR TABEL 3. Membantu Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air
Besar (BAB) .........……………………………………... 77
4. Menangani Gangguan Perilaku pada Lansia
Tabel 1 Contoh Kegiatan Rekreasi dan Manfaatnya ………….... 44 dengan Pikun/Demensia ……….................................. 82
Tabel 2 Contoh Format Pemantauan Pemberian Obat pada 5. Pengelolaan Stres ……………………………………. 86
G. Mendukung Lansia Mempertahankan Aktivitas
Lansia ………………………………………………………. 45
Instrumental Kehidupan Sehari-hari (AIKS)/
Tabel 3 Contoh Menu Sehari ……………………………………… 70 Activity Daily Living (IADL)................................................ 95
H. Pertolongan Pertama Pada Keadaan Darurat ………… 98
Tabel 4 Hal-hal Yang Dapat Menimbulkan Stres ……………….. 87
I. Asuhan Mandiri Kesehatan Tr adisional Pemanfaatan
Tabel 5 Gejala Stres berdasarkan Gejala Fisik, Mental dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan Akupresur ........... 109

Perilaku ……………………………………………………. 88 BAB III MERUJUK LANSIA KE FASILITAS KESEHATAN ………. 119
BAB IV PENCATATAN DAN PELAPORAN ……………………….. 122
Tabel 6 Contoh Format Ceck List Sederhana Untuk
BAB V PENUTUP …………………………………………………… 127
Pemantauan Pekerjaan Sehari-hari Caregiver ……….. 122

LAMPIRAN …………………………………………………………………… 128


DAFTAR RUJUKAN ………………………………………………………….. 133
KONTRIBUTOR ………………………………………………………….. 135

9 v 8 iiiii
DAFTAR ISI dan kompetensi caregiver informal di komunitas, serta pada berbagai
wahana PJP di wilayah kerja Puskesmas.
Kata Pengantar ……………………………………………………………… i
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
Daftar Isi ………………………………………………………………………. iii
berkontribusi dalam penyusunan buku ini. Mudah-mudahan Buku
Daftar Tabel ………………….…………………………………………………... v
Daftar Lampiran ……………………………………………………………… vi Panduan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ……………………….……………….. 1
Jakarta, Januari 2019
B. Tujuan ……………………………………………………. 2
Direktur Kesehatan Keluarga
C. Sasaran ……………………………………………………. 2
BAB II PERAWATAN JANGKA PANJANG PADA LANSIA
A. Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia …................... 3
B. Pengelompokan Kondisi Lansia Berdasarkan
Tingkat Kemandirian ……..…………………………………... 3
C. Caregiver Lansia …………………………………………… 4 dr. Eni Gustina, MPH
D. Pengertian dan Prinsip Perawatan Jangka Panjang ……... 6 NIP. 196308201994122003
E. Perawatan Secara Umum ……….………………….. 7
1. Pemeliharaan Kebersihan Diri ………………….. 10
2. Pencegahan Masalah Kesehatan Kulit …………. 19
3. Pemeliharaan Kebersihan dan Keamanan Lingkungan 20
4. Mempertahankan Tingkat Kemandirian Lansia ……… 25
5. Pajanan Sinar Matahari .........…………………… 39
6. Komunikasi …………………………………………... 39
7. Rekreasi …………………………………………… 43
8. Pemantauan Penggunaan Obat …………………. 45
9. Pelaksanaan Ibadah ………………………………….. 46
F. Perawatan Khusus Sesuai Masalah Yang Sering
Terjadi pada Lansia
1. Membantu Lansia yang Mengalami Gangguan Gerak 47
2. Membantu dalam Pemenuhan Kebutuhan Gizi Lansia 67

7 iiiii ii ii i
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga buku Panduan telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga buku Panduan
Praktis untuk Caregiver dalam Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia Praktis untuk Caregiver dalam Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia
ini dapat disusun. ini dapat disusun.

Dengan meningkatnya usia harapan hidup (UHH), maka jumlah Dengan meningkatnya usia harapan hidup (UHH), maka jumlah
lanjut usia (lansia) semakin lama semakin meningkat. Berbagai lanjut usia (lansia) semakin lama semakin meningkat. Berbagai
konsekuensi dari kondisi tersebut perlu diantisipasi, diantaranya konsekuensi dari kondisi tersebut perlu diantisipasi, diantaranya
kebutuhan akan perawatan jangka panjang (PJP) akibat menurunnya kebutuhan akan perawatan jangka panjang (PJP) akibat menurunnya
tingkat kemandirian lansia yang ditimbulkan oleh proses menua dan tingkat kemandirian lansia yang ditimbulkan oleh proses menua dan
gangguan kesehatan. gangguan kesehatan.

Pada pelaksanaan PJP, caregiver/pendamping mempunyai peran Pada pelaksanaan PJP, caregiver/pendamping mempunyai peran
yang sangat penting dalam mendampingi dan membantu lansia untuk yang sangat penting dalam mendampingi dan membantu lansia untuk
menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari. Karena itu caregiver perlu menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari. Karena itu caregiver perlu
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan perawatan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan perawatan
kepada lansia, agar kebutuhannya dapat terpenuhi, mencegah terjadinya kepada lansia, agar kebutuhannya dapat terpenuhi, mencegah terjadinya
komplikasi, serta mempertahankan kualitas hidup lansia yang optimal, komplikasi, serta mempertahankan kualitas hidup lansia yang optimal,
sehingga diperlukan buku panduan praktis yang ringkas dan mudah sehingga diperlukan buku panduan praktis yang ringkas dan mudah
dipahami. dipahami.

Buku Panduan ini ditujukan terutama bagi caregiver informal Buku Panduan ini ditujukan terutama bagi caregiver informal
(keluarga/kader/relawan) dalam memberikan pendampingan dan (keluarga/kader/relawan) dalam memberikan pendampingan dan
bantuan kepada lansia dengan tingkat ketergantungan sedang-berat bantuan kepada lansia dengan tingkat ketergantungan sedang-berat
hingga total yang menjalani PJP di rumah atau tempat tinggal lainnya. hingga total yang menjalani PJP di rumah atau tempat tinggal lainnya.
Selain itu, buku ini dapat digunakan sebagai acuan bagi petugas Selain itu, buku ini dapat digunakan sebagai acuan bagi petugas
Puskesmas dalam melakukan pembinaan, peningkatan pengetahuan Puskesmas dalam melakukan pembinaan, peningkatan pengetahuan

ii ii i ii
618.97 Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
Ind
p Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat
Panduan Praktis untuk Caregiver dalam Perawatan Jangka Panjang
bagi Lanjut Usia. Jakarta :Kementerian Kesehatan RI. 2019

ISBN 978-602-416-524-6

1. Judul I. GERIATRICS
II. GERIATRICS NURSING III. GERIATRICS PSYCHIATRY
IV. COMMUNITY HEALTH SERVICES

DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA DIREKTORAT


JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2019 1
618.97
Ind
P

PANDUAN PRAKTIS UNTUK CAREGIVER


DALAM PERAWATAN JANGKA PANJANG
BAGI LANJUT USIA

DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA


DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN
MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2019

Anda mungkin juga menyukai