PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kelopak mata mempunyai beberapa fungsi, salah satunya adalah sebagai proteksi
mekanik terhadap bola mata. Kelopak mata juga menyediakan elemen kimia penting
pada lapisan air mata prekorneal, dan membantu mendistribusikan lapisan ini ke seluruh
permukaan bola mata. Selama fase mengedip, kelopak mata mendorong air mata ke
kantus medial dan masuk ke dalam system drainase pungtum lakrimal. Bulu mata yang
ada di sepanjang tepi kelopak mata membersihkan partikel-partikel dari depan mata, dan
pergerakan konstan serta reflex kelopak mata mencegah kornea dari trauma ataupun
Trikiasis adalah suatu kelainan dimana bulu mata yang tumbuh mengarah pada
bola mata, yang akan menggosok kornea atau konjungtiva. Biasanya terjadi bersama
penyakit lain seperti trakoma, sikatrisial pemfigoid, trauma kimia biasa, sindrom Steven
Johnson dan inflamasi atau parut pada palpebra setelah operasi palpebra, trauma,
kalazion, atau blefaris berat. Trikiasis dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering
ditemukan pada orang dewasa. Gejalanya adalah konjungtiva kemotik dan hiperemi,
pada kornea terdapat erosi, keratopati dan ulkus. Pasien akan mengeluh fotofobia,
lakrimasi, dan seperti kelilipan. Pada trikiasis biasanya terjadi penggesekan bulu mata
yang melengkung ke dalam yang dapat menyebabkan erosi pada kornea, abrasi kornea,
terbentuk ulkus pada kornea, perforasi, yang kemudian dapat terjadi infeksi pada bola
Afrika adalah benua yang terkena dampak terburuk: 18 juta kasus trakoma aktif (85%
dari semua kasus secara global) dan 3,2 juta kasus trikiasis (44% dari semua kasus secara
1
global) yang diperkirakan ada di 29 dari 47 kabupaten di wilayah WHO Afrika, trikiasis
Telaah ilmiah ini dibuat dengan tujuan agar kita dapat mengetahui dan
memahami tentang trikiasis, serta komplikasi yang dapat menyertai apabila tidak
ditangani dengan segera, dan juga trikiasis termasuk dalam kompetensi 4 untuk dokter
umum dimana sebagai dokter umum harus dapat memberikan tatalaksana yang tepat
untuk penyakit ini sehingga penting bagi dokter umum untuk mengetahui tentang
trikiasis.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mengeluarkan sekresi kelenjar yang membentuk film air mata di depan kornea.
Kelopak merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata
Kelopak mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian
belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Konjungtiva
tarsal hanya dapat dilihat dengan melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui
1. Kelenjar seperti: kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat. Kelenjar
2. Otot seperti: M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan
bawah, terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot
bola mata yang dipersarafi N. fasial. M. levator palpebra, yang berorigo pada anulus
foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M.
orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M.
levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini dipersarafi oleh
N. III, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.
3
3. Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di
4. Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis yang berasal dari rima orbital
5. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh
lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarus (terdiri atas jaringan ikat yang merupakan
7. Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari rumus frontas saraf V,
Gambar 1. Kelopak mata dan anterior bola mata. 1. Pupil, 2. Plica semilunaris, 3.
mata, 8. Kantus lateral, 9. Margin kelopak mata, 10. Iris, 11. Kelopak mata bawah.
halus dan melengkung yang terdiri dari 2 sampai 3 lapisan yang tumbuh pada tepi
kelopak mata. Bulu mata berfungsi melindungi bola mata dari debris dan benda asing. 3,5
Bulu mata kelopak mata bagian atas lebih panjang, lebih banyak, dan melengkung
4
keatas dimana bulu mata kelopak mata bagian bawah lebih pendek, lebih sedikit dan
melengkung ke bawah sehingga tidak saling bertemu dan mengganggu ketika kedua
kelopak mata ditutup.5 Pada fase embrio, bulu mata tumbuh dari jaringan ektoderm
pada umur kehamilan 22 sampai 26 minggu. Bulu mata membutuhkan waktu 7 sampai
8 minggu untuk tumbuh kembali setelah dicabut tetapi penyabutan bulu mata secara
terus-menerus dan konstan dapat menyebabkan kerusakan permanen. Warna bulu mata
dapat berbeda dari rambut pada umumnya, walaupun mereka dapat berwarna lebih
gelap pada seseorang dengan rambut warna gelap dan berwarna lebih terang pada orang
1. Madarosis, adalah kehilangan bulu mata dapat merupakan kelainan kongenital atau
2. Blefaritis, adalah peradangan kronik pada kelopak mata dengan tingkat keparahan
yang bervariasi. Kelopak mata menjadi merah dan gatal, kulit kelopak mata menjadi
3. Distikiasis, adalah pertumbuhan abnormal dari bulu mata pada beberapa area dari
kelopak mata.
4. Trikiasis, adalah pertumbuhan bulu mata ke dalam yang dapat menggosok kornea
5. Hordeolum eksterna, adalah peradangan furulen folikel bulu mata, kelenjar Zeis dan
7. Demodex folliculorum, adalah sejenis tungau yang hidup di bulu mata dan folikel
5
2.3. Definisi
Trikiasis adalah silia atau bulu mata tumbuh salah arah sehingga dapat merusak
kornea akibat gesekan bulu mata pada kornea dan konjungtiva, margin kelopak mata
dalam biasanya dalam posisi anatomi normal. Trikiasis umumnya terlihat pada pasien
lipatan palpebra ke arah dalam. Kemungkinan dimana terjadinya entropion dan trikiasis
2.4. Epidemiologi
Trikiasis dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering ditemukan pada
orang dewasa. Belum ditemukan bukti adanya predileksi pada ras-ras tertentu ataupun
jenis kelamin.1 Biasanya terjadi bersama penyakit lain seperti trakoma, sikatrisial
2.5.` Klasifikasi
6
pertumbuhan bulu mata lebih posterior daripada normal dimana dapat mengarah ke
belakang.
berkembang menjadi folikel-folikel rambut. Barisan kedua dari bulu mata tumbuh
3. Misdirected eyelashes
Pertumbuhan bulu mata yang normal, namun akibat dari sedikit jaringan
parut pada margin kelopak mata menyebabkan perubahan arah dari bulu mata ke
dalam.
4. Marginal entropion
Pembalikan dari margin kelopak mata akibat dari proses parut dari lamella
2.6. Etiologi
kelopak mata, kondisi autoimun dan trauma. Kondisi tertentu yang dapat meningkatkan
a. Epiblefaron, kelainan bawaan yang terjadi ketika kulit longgar di sekitar mata
membentuk lipatan yang menyebabkan bulu mata melipat ke dalam meskipun posisi
kelopak mata normal. Epiblefaron ini paling sering ditemukan pada anak-anak
keturunan Asia.
7
b. Herpes zoster penyakit mata.
d. Blefaritis kronis, kondisi umum dan berkelanjutan di mana kelopak mata menjadi
meradang (membengkak), radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak, biasanya
bulu mata ke arah bola mata (trikiasis) atau seluruh tepian palpebra (entropion)
sehingga bulu mata terus-menerus menggesek kornea. Penyakit ini lebih banyak
f. Gangguan langka tertentu dari kulit dan selaput lendir, termasuk sindrom Stevens-
2.7. Patofisiologi
Trikiasis adalah bulu mata yang tumbuh ke dalam menuju mata, dimana tidak
terjadi entropion dari margin kelopak mata, dan bulu mata berasal dari posisi normal.
Trikiasis dapat disebabkan oleh inflamasi, infeksi pada mata, peradangan pada
palpebra, kondisi autoimun, dan trauma. Kelainan ini juga dihubungkan dengan
penyakit sikatrik kronik seperti sikatrisial pemfigoid, penyakit infeksi seperti trakoma
terbentuknya jaringan parut atau sikatrik. Sikatrik yang terbentuk pada bagian lamella
posterior palpebra, menyebabkan posisi silia mata tumbuh mengarah ke bola mata.
Proses penuaan juga merupakan penyebab umum terjadinya trikiasis, karena kulit yang
kehilangan elastisitas.8
8
2.8. Manifestasi Klinis
4. Seperti kelilipan
Penyulit yang dapat terjadi adalah erosi kornea dan tukak kornea.
2.9. Diagnosis
1. Anamnesis
yang pernah diderita oleh pasien, misalnya seperti infeksi mata berat, riwayat
penyakit pemfigoid sikatrik, riwayat sindrom Steven Johnson, riwayat trauma pada
Pasien dengan trikiasis dapat mengeluhkan sensasi benda asing dan iritasi
permukaan bola mata kronik. Apabila lebih berat dapat menimbulkan ulkus kornea,
maka akan timbul keluhan mata merah, sakit pada mata, fotofobia, dan penglihatan
menurun.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Pada pemeriksaan dengan slit lamp didapatkan satu atau lebih silia
9
konjungtiva, dan fotofobia dapat terjadi apabila kornea telah mengalami abrasi.
Tanda dan gejala penyakit penyerta seperti trakoma, blefaritis, dan lain-lain dapat
ditemukan.7
Pasien diminta jangan mencoba memejamkan mata. Tarsus ditarik ke arah orbital.
c. Fluoresein
Fluoresein adalah bahan yang berwarna jingga merah yang bila disinari
untuk melihat terdapatnya defek epitel kornea akibat gesekan dari silia bulu mata
1. Entropion
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo
palpebra ke arah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan konjungtiva dan
10
2. Distikiasis
Terdapatnya penumbuhan bulu mata abnormal atau terdapatnya duplikasi bulu mata
2.11. Penatalaksanaan
Pengobatan sementara dengan epilasi atau mencabut bulu mata yang salah
tumbuh. Biasanya kejadian akan berulang akibat pertumbuhan bulu mata dalam 6-8
minggu. Dapat efektif dengan melakukan elektrolisis. Bila akan dilakukan pada bagian
yang luas maka dilakukan dengan terapi krio. Pada trakoma dengan trikiasis dilakukan
terutama pada pasien dengan trakoma. Tujuan dari operasi trikiasis adalah pengangkatan
bulu mata permanen tanpa distorsi dari margin kelopak mata. Pencukuran bulu mata,
cryotherapy, dan pembuangan folikel bulu mata semua digunakan dalam teratment dari
trikiasis.3
1. Cryotherapy
membuang folikel bulu mata dan untuk cadangan margin kelopak mata. Over-aplikasi
11
2. Anterior Lamellar Block Excision of Eyelashes
Pasien dengan trikiasis difus yang melibatkan seluruh margin kelopak mata
atau yang telah gagal cryotherapy sebelumnya adalah indikasi dari blok eksisi lamella
anterior bulu mata. Prosedur ini dirancang untuk menghapus 2-3 mm strip anterior
jaringan ke tarsus, yang meliputi folikel bulu mata. Pengangkatan folikel bulu mata
akan mencegah terulangnya trikiasis. Sebuah eksisi blok lamella anterior kelopak
pasca operasi.3
Cacat dari margin kelopak mata sering dapat ditutup dengan penutupan
ketegangan luka di margin kelopak mata. Jika kelopak mata dapat ditutup tanpa
2.12. Komplikasi
seperti iritasi pada permukaan bola mata yang kronik, abrasi kornea, terjadi ulkus
kornea, perforasi, sampai terjadinya infeksi bola mata. Komplikasi lebih lanjut dapat
menyebabkan kebutaan.9
2.13. Prognosis
12
BAB III
KESIMPULAN
Trikiasis merupakan kondisi dimana silia bulu mata melengkung ke arah bola mata.
Trikiasis biasanya terjadi akibat inflamasi atau jaringan parut pada palpebra setelah operasi
palpebra, trauma, kalazion, atau blefaritis kronik yang berat. Trikiasis sering dikaitkan
dengan penyakit sikatriks kronik seperti pemphigoid ocular, trakoma, dan Steven Johnson
Syndrome. Pasien dapat mengeluhkan sensasi benda asing, iritasi pada permukaan bola mata
yang kronik, lesi pada kelopak mata, gatal, nyeri pada mata, dan mata bengkak. Abrasi
kornea sampai dapat terjadi ulkus kornea, injeksi konjungtiva, keluarnya cairan mucus, dan
radiosurgery, cryotherapy, dan pembuangan folikel bulu mata. Jika entropion ditemukan, tepi
palpebra sebaiknya dikoreksi sebagai tambahan untuk menghilangkan bulu mata yang
terlibat. Apabila tidak ditangani dengan segera trikiasis dapat menyebabkan iritasi pada
permukaan bola mata yang kronik, abrasi kornea, terjadi ulkus kornea, perforasi, sampai
terjadinya infeksi bola mata, bahkan dapat menyebabkan kebutaan. Umumnya prognosis dari
trikiasis baik.
13
DAFTAR PUSTAKA
2. Ilyas, Sidharta. Yulianti, Sri Rahayu. Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima. Jakarta :
Elsevier. 2009.
2017.
7. Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. Konjungtiva. Dalam Oftalmologi Umum. Edisi 17.
8. Onofrey, Bruce E., Jr. Leonid Skorin, Holdemon, Nicky R. Ocular Therapeutics
Handbook. A Clinical Manual. Sceond Edition. Lippincott Williams & Wilkins. 2005.
10. World Health Organization. Trachoma. Epidemiological situation. 2014. Diakses dari :
14