1993 4934 1 SM - 2
1993 4934 1 SM - 2
490-495) 978-602-60766-7-0
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the effect of price, product quality, brand image on the purchase
decision of Bagea Enak Palopo Store, to determine the effect of price on the purchase decision of Bagea at the Bagea
Enak Palopo store, to determine the effect of the quality of Bagea purchasing decisions on the Bagea Enak Store Palopo
and To find out the influence of brand image on the purchase decision of Bagea at the Bagea Enak Palopo Store. This
research was conducted for two months, from July to August 2019 in Palopo City. The population in this study were
consumers who visited the Bagea Enak Palopo store. Sampling in this study was set as many as 80 respondents.
Sampling is done by accidental sampling. Analysis of the data used in this study is multiple linear regression analysis.
The results showed that the price partially had a significant effect on Purchasing Decisions at the Bagea Enak Palopo
Store. Product Quality partially has a significant effect on Purchasing Decisions at Bagea Enak Palopo Stores. Brand
Image partially does not influence the Purchasing Decision at Bagea Enak Palopo Store and simultaneously or together
the price, product quality and service quality significantly influence the Purchasing Decision at the Bagea Enak Palopo
Store. Price, product quality and brand image have a contribution or influence on related variables (Purchasing Decision)
of 57.2%, while the remaining 42.8% is influenced by other indicators not examined.
1. PENDAHULUAN
Salah satu bisnis yang berkembang pesat dan merasakan ketatnya persaingan saat ini adalah bisnis
dalam bidang makanan atau dikenal dengan istilah kuliner lokal. Persaingan yang semakin ketat tersebut
ditandai dengan banyaknya bisnis dalam bidang kuliner local yang menghasilkan produk dengan jenis yang
sama akan tetapi harga jenis produk dan merek beraneka ragam. Keputusan Pembelian senantiasa menjadi
suatu keharusan untuk diperhatikan oleh setiap perusahaan khususnya bidang kuliner dalam menjalankan
kegiatan usahanya. Saat ini banyak bisnis kuliner yang semakin memahami arti penting dari Keputusan
Pembelian dan menyusun strategi untuk memberikan kepuasan bagi konsumennya. Menurut Mowen dan
Minor dalam Sukmawati (2017) mendefinisikan Keputusan Pembelian sebagai sikap yang ditunjukkan oleh
konsumen dengan memberikan penilaian setelah memperoleh dan mengkonsumsi barang atau jasa. Persaingan
yang sangat ketat memaksa setiap perusahaan saling bersaing dalam memberikan kepuasan kepada para
konsumen.
Kualitas produk menjadi faktor penentu perusahaan, terutama bisnis kuliner, dalam menciptakan
Keputusan Pembelian setelah melakukan pembelian dan pemakaian terhadap suatu produk. Kualitas produk
adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan berbagai fungsi termasuk ketahanan, keterandalan,
ketepatan, dan kemudahan dalam penggunaan. Kualitas produk menggambarkan sejauh mana kemampuan
produk tersebut dalam memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen.
Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Hal ini
bertujuan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga
konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pengalaman konsumen
dalam membeli produk yang baik atau buruk akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian
kembali atau tidak. Oleh karena itu, pemain usaha harus mampu menciptakan produk yang sesuai dengan
kebutuhan dan selera konsumen. Kebutuhan yang tidak dapat memenuhi harapan konsumen, haruslah cepat
ditanggapi oleh perusahaan, yaitu dengan upaya pengembangan produk sesuai dengan harapan konsumen
tersebut (Assauri, 2012: 167).
Selain kualitas produk, yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan dalam bersaing, terutama usaha
dalam bidang kuliner yaitu kebijakan penetapan harga. Bagi konsumen, harga sering dikaitkan dengan
manfaat yang diperoleh atas suatu barang atau jasa. Pembeli menggunakan harga tidak hanya pada ukuran
pengorbanan, tetapi juga digunakan sebagai indikator kualitas produk dan layanannya (Assauri, 2012: 194).
Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk menawarkan produk yang berkualitas yang memiliki nilai lebih
dengan memberikan harga yang sesuai dengan kualitas produk yang ditawarkan.
Fenomena menjamurnya bisnis kuliner juga terjadi di Palopo. Terdapat beraneka ragam bisnis kuliner
di Palopo yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung dan angkringan; bisnis kuliner berskala
menengah seperti rumah makan, depot, dan cafe; sampai dengan bisnis kuliner berskala besar seperti restoran.
Semakin maraknya ragam kuliner yang disajikan dan semakin berkembangnya jumlah gerai yang menyajikan
kuliner di Palopo, hal ini menjadikan daya tarik penulis untuk melakukan penelitian tentang bisnis kuliner
yang difokuskan pada salah satu jenis kuliner yaitu . Salah satu jenis kuliner di Palopo yaitu Toko Bagea Enak
Palopo.
Toko Bagea Enak Palopo merupakan salah satu usaha yang dimiliki oleh seorang wirausaha bernama
Syamsul Bahri. Dengan produk utamanya yaitu kopi. ini terletak di Jalan Andi kambo, Kota Palopo. Toko
Bagea Enak Palopo menyediakan menu yang bervariasi dan dilengkapi dengan fasilitas wifi serta hiburan
yang membuat konsumen semakin betah untuk berlama-lama di Toko Bagea Enak Palopo. Banyaknya variasi
menu makanan dan minuman yang ditawarkan membuat Toko Bagea Enak Palopo ramai dikunjungi.
Berdasarkan pengamatan awal peneliti memperoleh informasi bahwa konsumen merasa kualitas
produk yang disediakan oleh Toko Bagea Enak Palopo masih biasa-biasa saja. Sebagian konsumen
mengeluhkan terkadang rasa makanan yang disajikan oleh Toko Bagea Enak Palopo masih kurang pas dengan
tampilan secara visual. Selain itu, ada pula konsumen yang merasa bahwa rasa makanan yang disajikan
terkadang masih berubah-ubah untuk jenis yang sama. Terkadang rasa makanannya enak, terkadang juga
rasanya hambar atau kelebihan bumbu.
Toko Bagea Enak Palopo berusaha untuk menetapkan harga yang terjangkau tetapi tetap
mempertahankan kualitas produk. Akan tetapi, masih terdapat konsumen yang mengeluhkan harga yang
ditetapkan oleh Toko Bagea Enak Palopo mahal. Selain itu, ada pula konsumen yang merasa harga yang
ditawarkan terkadang tidak sesuai dengan porsi makanan yang dipesan. Harga yang ditawarkan masih belum
sesuai dengan manfaat yang diperoleh konsumen.
Pelayanan yang diberikan oleh Toko Bagea Enak Palopo belum maksimal. Beberapa konsumen
mengeluhkan kecepatan pelayan Toko Bagea Enak Palopo dalam mengantarkan pesanan ke konsumen.
Pelayan lama dalam menyajikan makanan yang dipesan oleh konsumen. Hal ini menyebabkan konsumen
hanya menghabiskan waktu untuk menunggu.
2. METODE PENELITIAN
Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 80 konsumen yang pernah berkunjung di Toko Bagea
Enak Palopo. Untuk itu Metode yang digunakan peneliti dalam mengukur jawaban responden pada pengisian
kuesioner adalah dengan menggunakan metode skala likert. Menurut Sugiyono (2012) skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Adapun kriteria penilaian untuk mngetahui jumlah rataan skor dalam setiap indikator. Dapat dilihat dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
P=
Keterangan:
Rentang = nilai tertinggi – nilai terendah
Banyak kelas interval = 5
Berdasarkan rumus diatas maka kita dapat menghitung panjang kelas interval sebagai berikut:
P= = 0.8
Setelah menghitung interval dari kriteria penilaian maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
4.21 – 5.00 = Sangat Setuju (SS)
3.41 – 4.20 = Setuju (S)
2.61 – 3.40 = Cukup Setuju (CS)
1.81 – 2.60 = Tidak Setuju (TS)
1.00 – 1.80 = Sangat Tidak Setuju (STS)
Penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda (Multiple regression) dengan
menggunakan bantuan SPSS. Dalam analisis regresi berganda beberapa variable variable independen
digunakan untuk memprediksi nilai dari variable dependen (Gujarati dalam Saraswati, 2018).
Adapun persamaan regresi linear berganda untuk model penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. Nilai Thitung untuk variabel Kualitas Produk (X2) sebesar 2,608> nilai Ttabel yaitu 1,991 dan signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Kualitas Produk secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian bagea pada Toko Bagea Enak Palopo.
3. Nilai Thitung untuk variabel Brand image (X3), sebesar 1,048 < nilai Ttabel yaitu 1,991 dan signifikansi
sebesar 0,298> 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa brand image secara parsial tidak terhadap keputusan
pembelian bagea pada Toko Bagea Enak Palopo.
Berdasarkan analisis regresi linear berganda, untuk menganalisis pengaruh harga, kualitas produk
dan kualitas layanan terhadap dependen atau Keputusan Pembelian
Y = 4,861 + 0,429 + 0,338 + 0,091 + e
1. Konstanta sebesar 4,861 artinya jika X nilainya 0, maka keputusan pembelian nilainya sebesar 4,861.
2. Koefisien regresi variabel Harga (X1) sebesar 0,429 artinya jika Harga mengalami kenaikan 1 satuan,
maka keputusan pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,429. Koefisien bernilai positif
antara Harga dengan keputusan pembelian maka semakin tinggi Harga yang diberikan maka keputusan
konsumen pada Toko Bagea Enak Palopo akan semakin tinggi.
3. Koefisien regresi variabel Kualitas produk (X2) sebesar 0,338 artinya jika Kualitas produk mengalami
kenaikan 1 satuan, maka keputusan pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,338. Koefisien
bernilai positif antara Kualitas produk dengan keputusan pembelian maka semakin tinggi kualitas produk
yang diberikan maka keputusan pembelian bagea pada Toko Bagea Enak Palopo akan semakin tinggi.
4. Koefisien regresi variabel brand image (X3) sebesar 0,091 artinya jika brand image mengalami kenaikan
1 satuan, maka keputusan pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,091. Koefisien bernilai
positif antara brand image dengan keputusan pembelian maka semakin tinggi brand image yang diberikan
maka keputusan pembelian bagea pada Toko Bagea Enak Palopo akan semakin tinggi.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah
ada hubungan pengaruh antara dua variabel.Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Menurut Sugiyono
(2014:90) Besar nilai R2 yang semakin mendekati 1 berarti variable independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variable dependen. Koefisien determinasi yang digunakan
adalah nilai Adjusted R square karena lebih dapat dipercaya dalam mengevaluasi model regresi. Nilai
Adjusted R square dapat naik atau turun apabila satu variable independen ditambahkan kedalam model.
Tabel 3 Hasil Analisis Uji Koefisien Determinasi ( )
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
keluarga, teman bahkan kerabat-lkerabat dekatnya, dengan demikian jelas bahwa secara simultan harga,
kualitas produk dan kualitas layanan mempengaruhi Keputusan Pembelian Toko Bagea Enak Palopo.
Untuk variabel Harga, keempat indikator yang digunakan baik itu dimensi keterjangkauan harga,
kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga dan kesesuaian harga dengan manfaat. Pentingnya
Harga bisa dikonfirmasi langsung oleh konsumen sebab hampir semua konsumen menyatakan pentingnya
Harga dalam meningkatkan Keputusan Pembelian itu sendiri. Sekali lagi kondisi ini menuntut seorang pemilik
usaha untuk secara rutin agar lebih memperhatikan harga pasaran yang diberikan ke konsumennya demi
peningkatan Keputusan Pembelian. Habibah dan Sumiati (2016), dewasa ini sebagian besar konsumen
semakin kritis dalam mengkonsumsi suatu produk. Konsumen selalu ingin mendapatkan produk yang
berkualitas sesuai dengan harga yang dibayar, meskipun ada sebagian masyarakat berpendapat bahwa, produk
yang mahal adalah produk yang berkualitas. Kualitas produk yang baik dan harga terjangkau merupakan
pertimbangan sendiri bagi konsumen yang akan membeli produk tertentu.
Untuk variabel Kualitas produk, kelima indikator yang digunakan baik itu dimensi kinerja, fitur
produk, keandalan, kesesuaian dengan spesifikasi serta daya tahan. Pentingnya kualitas produk bisa
dikonfirmasi langsung oleh konsumen sebab hampir semua konsumen menyatakan bahwa kualitas produk
sangat penting dalam meningkatkan rasa puas konsumen terhadap suatu produk. Dalam kondisi ini Toko
Bagea Enak Palopo sebaiknya mempertahankan kualitas yang dimiliki pada makanan dan minuman yang
dijual, karna sampai saat ini konsumen merasa puas dengan kualitas makanan dan minuman yang ada pada
Toko Bagea Enak Palopo.
Semua indikator yang ada dalam Kualitas layanan pada penelitian ini baik itu dimensi bukti langsung,
kehandalan, jaminan dan empati sebagai prediktor baik. Meski rata rata dari keempat indikator tersebut ter
kategori sudah tinggi ini namun itu tidak berarti bahwa pemilik Toko Bagea Enak Palopo bisa mengindahkan
pentingnya keempat indikator tersebut. Justru capaian skor yang sangat tinggi harus dipertahankan
kedepannya demi menjamin Keputusan Pembelian yang secara tidak langsung bisa berimbas pada kepuasan
masyarakat di Kota Palopo yang semakin tahun semakin meningkat. Setidaknya dengan tingginya Brand
Image yang diberikan kepada konsumen maka Toko Bagea Enak Palopo bisa mendapatkan Keputusan
Pembelian yang lebih baik dari konsumen. Secara umum penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
terdahulu. Penelitian Arianti (2015), mengenai pengembangan produk makanan ringan opak 96
menunjukkan hal yang sama bahwa konsumen dalam memilih dan membeli produk opak hal yang paling
utama untuk dipertimbangkan adalah harga, kemudian desain produk, selanjutnya rasa produk, warna produk,
kemasan dan merek.
Keputusan Pembelian merupakan salah satu indikator yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk
mencapai keberhasilan dalam usahanya. Keputusan Pembelian menjadi salah satu kunci untuk
mempertahankan konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2009), kepuasan merupakan perasaan senang atau
kecewa seseorang setelah membandingkan kinerja yang dipersepsikan dengan harapannya. Menurut
Parasuraman, dkk dalam Tjiptono (2014) dimensi Brand Image meliputi Bukti langsung (tangibles),
kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty).
4. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Harga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian pada Toko Bagea Enak
Palopo.
2. Kualitas Produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian pada Toko Bagea
Enak Palopo.
3. Brand Image secara parsial tidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian pada Toko Bagea Enak
Palopo.
4. Secara simultan atau bersama-sama harga, kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian pada Toko Bagea Enak Palopo. Harga, kualitas produk dan brand image
mempunyai kontribusi atau berpengaruh terhadap variabel terkait (Keputusan Pembelian) sebesar 57,2%,
sedangkan sisanya sebesar 42,8% dipengaruhi oleh indikator-indikator lain yang tidak diteliti.
5. DAFTAR PUSTAKA
Arianti, Asri Dina. 2015. Pengembangan Produk Makanan Ringan “Opak” Menggunakan Analisis Konjoin
(Conjoint Analisis) Choice Based Conjoint. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Brawijaya.