kepada Petani“
Disampaikan dalam Acara Workshop yang diselenggarakan oleh Ditjen PSP Kementerian Pertanian - 9 November 2023
Tahun 2021
Tahun 2022
Catatan data: 2
3
Sumatera Utara
Sumatera Barat
214.616
119.214
128.543
68.750
60
58
144.778
76.289
96.951
55.346
67
73
4.016
3.465
603
277
15
8
363.410
198.968
226.097
124.372
62
63
4 Jambi 20.712 12.610 61 23.420 16.287 70 104 - - 44.236 28.897 65
5 Riau 6.326 3.941 62 5.995 4.129 69 - - - 12.321 8.070 65
Tingkat penyaluran atau penebusan pupuk 6 Bengkulu 27.494 15.346 56 36.436 23.856 65 379 - - 64.309 39.202 61
7 Sumatera Selatan 150.545 85.939 57 170.454 88.145 52 4 - - 321.003 174.084 54
bersubsidi secara Nasional pertanggal 30 8 Bangka Belitung 2.068 1.339 65 3.763 2.433 65 40 - - 5.871 3.772 64
9 Lampung 304.076 209.199 69 222.473 156.988 71 10.646 1.339 13 537.195 367.526 68
September 2023 masih rendah jika dibandingkan 10 Kepulauan Riau 87 75 86 468 392 84 - - - 555 467 84
11 DKI Jakarta 84 41 49 81 22 27 - - - 165 63 38
dengan tahun sebelumnya, dimana hanya 12 Banten 104.525 34.800 33 55.833 20.839 37 41 - - 160.399 55.639 35
13 Jawa Barat 600.546 371.108 62 338.686 221.046 65 663 - - 939.895 592.154 63
4.675.794 ton atau dibawah 60% yang baru 14 DI Yogyakarta 54.375 22.262 41 34.752 17.222 50 346 - - 89.473 39.483 44
tersalurkan. 15
16
Jawa Tengah
Jawa Timur
732.742
976.735
444.752
684.175
61
70
420.099
608.602
262.429
416.222
62
68
597
3.200
69
520
11
16
1.153.438
1.588.537
707.250
1.100.917
61
69
17 Bali 45.205 19.393 43 32.044 14.929 47 1.026 207 20 78.275 34.528 44
Terdapat 22 Provinsi dengan tingkat penyerapan 18 Kalimantan Barat 51.800 26.691 52 42.058 29.390 70 19 - - 93.876 56.081 60
19 Kalimantan Tengah 18.124 6.613 36 17.029 8.280 49 79 - - 35.232 14.893 42
pupuk bersubsidi dibawah 60%. 20 Kalimantan Selatan 58.600 16.661 28 52.744 25.565 48 21 2 10 111.366 42.229 38
21 Kalimantan Timur 15.269 6.387 42 12.367 6.715 54 264 80 30 27.900 13.182 47
22 Kalimantan Utara 2.253 1.087 48 3.017 1.795 59 283 91 32 5.554 2.972 54
23 Sulawesi Utara 68.563 11.841 17 61.772 13.887 22 384 9 2 130.720 25.736 20
kendala Petani
4
Gangguan Teknis Kartu Tani 10 12
4
Petani belum memiliki Kartu Tani 1 10
Menebus Pupuk
Petani kekurangan Modal 8 10
3
Permasalahan iklim (kekeringan) 10 17
PETANI
DISTRIBUTOR
PABRIK LINI I GUDANG LINI II & III
PRODUSEN PRODUSEN BUMDES/
(PLANT) KELOMPOK TANI
Alur Penyaluran Pupuk Bersubsidi
Catatan :
Negara harus hadir dalam penyelenggaraan pelayanan publik pada program pupuk bersubsidi di seluruh
daerah, termasuk daerah 3T.
Kios/Pengecer sebagai bagian dari pelaksana pelayanan harus dekat dan mudah dijangkau oleh
pengguna layanan (Petani).
Dalam hal Kios/Pengecer tidak tersedia pada daerah 3T, maka Pemerintah perlu mendorong peran
BUMDES/Kelompok Tani di tingkat Desa sebagai penyalur pupuk bersubsidi di daerah 3T.
CATATAN Belum
ada
Skema Bantuan Langsung ke Petani (BLP) Regulasi
”Skema IPUBERS
Masih memilik kendala dalam Jaringan/Signal yang
tidak memadai di Remote Area”
”Skema BLP
Bantuan Langsung ke Petani Belum Jelas dan masih
banyak catatan yang perlu disikapi dengan serius
oleh para Stakeholders terkait!”
Ketidakpastian
dalam Penetapan Alokasi Pupuk Bersubsidi Tahun 2023
ALOKASI e-ALOKASI KONTRAK SELISIH
NO JENIS PUPUK
KEPMENTAN (ton) 2023 (ton) 2023 (ton)
1 UREA 5.570.330 4.642.703 3.762.432 880.271
2 NPK 15 10 12 3.232.273 3.100.215 2.850.181 250.034
3 NPK FORMULA KHUSUS 211.003 114.033 67.673 46.360
JUMLAH 9.013.606 7.856.951 6.680.286 1.176.665
Surat Dirjen PSP
Kontrak PI &
Kepmentan No. kpd Dirut PIHC,
Kementan, tgl 17
Dokumen dan Tanggal 734/2022, tgl 26 tgl 9 Januari 2023
Jan 2023 (HPP
September 2022 (SK Alokasi
Audited BPK 2021)
Bupati/Walikota)
Catatan Data:
Berubah-ubahnya jumlah alokasi pupuk bersubsidi memunculkan ketidakpastian atas alokasi yang didapatkan Petani, hal ini bentuk
tindakan Maladministrasi.
Terdapat selisih sebesar 1.176.665 ton dari jumlah kontrak Kementan-PIHC dengan jumlah e-Alokasi. Sedangkan di lapangan, data
Petani masih mengacu pada data e-Alokasi. Hal tersebut berpotensi memunculkan polemik jika tidak terpenuhi sesuai data yang
telah ditetapkan dalam data e-Alokasi.
Menurut informasi telah terbit HPP Audited BPK 2022, maka alokasi pupuk bersubsidi akan kembali turun menjadi 6.058.241 ton.
Bagaimana sikap dan kebijakan Pemerintah terhadap jumlah selisih 1.176.665 ton? Menambah Anggaran atau merubah dan
menyesuaikan data e-Alokasi? Bagaimana memitigasi potensi munculnya polemik?
Saran Ombudsman RI
Dalam Rangka Optimalisasi Layanan Penyaluran
Pupuk Bersubsidi kepada Petani
Mekanisme Penyaluran dan Penebusan Pupuk Bersubsidi Wajib Memudahkan
Petani, dengan tetap mendorong Akuntabilitas.
Penebusan dapat dilakukan secara individu maupun kolektif melalui Poktan.
Mekanisme
Penyaluran dan Penebusan tidak menggunakan 1 (satu) mekanisme, selama infrastruktur
Penebusan Wajib pendukung Kartu Tani/Ipubers/BLP belum memadai di setiap daerah.
Memudahkan Petani
Evaluasi terhadap segala bentuk potensi penyimpangan dalam penyaluran dan
penebusan pupuk bersubsidi, baik yang dilakukan oleh Oknum Pemerintah,
Oknum Distributor, Oknum Kios pengecer maupun oleh Kelompok Tani.
Mendorong penyesuaian Margin/Fee pada Distributor dan Pengecer yang sejak
Tuntaskan tahun 2010 belum mengalami perubahan, karena rendahnya atau tidak
Masalah berubahnya Margin tersebut berpotensi memunculkan Moral Hazard.
Pendataan
Tuntaskan Masalah Pendataan!
Lakukan pemutakhiran data Petani Penerima Pupuk Bersubsidi secara
komprehensif dengan melibatkan Petani, Kelompok Tani, Penyuluh dan
Aparatur/Perangkat Desa.
Penguatan Penyuluh Pertanian dengan mengidealkan jumlah SDM Penyuluh (1
Desa 1 Penyuluh), peningkatan kompetensi dan dukungan anggaran/insentif.
Penguatan institusi pendataan di Kementerian Pertanian.
Membuat mekanisme pelibatan Aparatur/Perangkat Desa dalam
Pendataan, Verifikasi dan Validasi RDKK Pupuk Bersubsidi, dengan
tahapan sebagai berikut:
1. Penyusunan RDKK Pupuk Bersubsidi oleh Ketua Kelompok
Catatan tambahan Tani dan Petani, serta didampingi oleh Penyuluh Pertanian;