Guntur Sabdo Prianto - Kelas B - 21090000088
Guntur Sabdo Prianto - Kelas B - 21090000088
Nim : 21090000088
Kelas : psikologi B
Abstrak
Studi ini menyelidiki fenomena alturisme dengan fokus pada motivasi yang mendasarinya,
faktor-faktor psikologis dan sosial yang mempengaruhinya, serta dampaknya pada individu dan
masyarakat. Melalui serangkaian eksperimen dan survei, kami mengeksplorasi variasi dalam ekspresi
alturisme dan mencoba mengidentifikasi pola motivasional yang mendorong tindakan sukarela. Hasil
penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang dinamika alturisme, memberikan dasar bagi
pemahaman lebih baik tentang perilaku pro-sosial dalam konteks berbagai situasi. Implikasi praktis dari
temuan ini juga dibahas dalam konteks pengembangan intervensi sosial dan pembentukan kebijakan
masyarakat yang berfokus pada pendorong positif dari alturisme.
Introduction
Alturisme, sebagai konsep psikologis dan sosiologis, telah menjadi pusat perhatian dalam
beberapa dekade terakhir. Dalam literatur ilmiah, alturisme didefinisikan sebagai perilaku sukarela yang
dilakukan untuk kepentingan orang lain tanpa memperhatikan keuntungan pribadi. Meskipun konsep ini
telah menjadi fokus penelitian yang signifikan, masih terdapat kebutuhan untuk memahami lebih lanjut
tentang faktor-faktor yang mendorong dan memoderasi perilaku altruistik.
Sejumlah penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa motivasi individu untuk berperilaku
altruistik dapat bervariasi tergantung pada konteks sosial, nilai-nilai pribadi, dan faktor-faktor psikologis
lainnya. Selain itu, dampak alturisme pada kesejahteraan individu dan masyarakat juga menjadi fokus
perhatian yang semakin meningkat.
Meskipun terdapat pemahaman yang meningkat tentang aspek-aspek tertentu dari alturisme,
masih ada kekurangan pengetahuan dalam hal pemahaman holistik tentang dinamika dan faktor-faktor
yang memengaruhi perilaku ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki lebih lanjut
motivasi, faktor-faktor pendorong, dan dampak perilaku altruistik, dengan harapan memberikan
pemahaman yang lebih mendalam dan memberikan kontribusi pada perkembangan teori dan aplikasi
praktis dalam bidang ini.
Metode
1. Penentuan Ruang Lingkup (Scope Definition):
Tetapkan batasan dan ruang lingkup dari tinjauan pustaka Anda. Jelaskan parameter
waktu, ruang lingkup geografis, dan aspek-aspek lain yang relevan dengan topik
penelitian.
2. Pencarian Informasi (Information Retrieval):
Gunakan basis data akademis, perpustakaan daring, jurnal ilmiah, dan sumber informasi
terpercaya lainnya untuk mencari literatur yang relevan.
Gunakan kata kunci dan frasa terkait dengan topik penelitian Anda untuk
mengoptimalkan hasil pencarian.
3. Seleksi Literatur (Literature Selection):
Pilih literatur yang paling relevan dengan tujuan penelitian Anda.
Evaluasi kualitas dan keandalan sumber-sumber tersebut, termasuk mempertimbangkan
metode penelitian yang digunakan dalam literatur tersebut.
4. Penganalisisan Literatur (Literature Analysis):
Identifikasi temuan utama dan pola-pola yang muncul dari literatur yang Anda pilih.
Kategorikan literatur berdasarkan tema atau konsep tertentu.
Bandingkan dan kontraskan pendekatan dan temuan dari berbagai penelitian.
5. Penyusunan dan Penulisan:
Susun dan organisasikan literatur dengan cara yang logis dan sistematis.
Identifikasi kesenjangan pengetahuan (gaps) dalam literatur yang dapat diisi oleh
penelitian Anda.
Tulis tinjauan pustaka dengan merinci ringkasan dan sintesis literatur yang relevan.
6. Kritik dan Evaluasi:
Kritik secara kritis literatur yang Anda ulas. Pertimbangkan kekuatan dan kelemahan
masing-masing studi.
Jelaskan relevansi setiap literatur dengan pertanyaan penelitian Anda.
7. Pembaharuan Periodik:
Tinjau dan perbarui literature review Anda secara berkala seiring berjalannya waktu atau
jika ada perkembangan baru dalam penelitian.
8. Penyusunan Daftar Pustaka:
Sertakan daftar pustaka yang lengkap dan akurat sesuai dengan gaya penulisan yang
diinginkan.
Hasil dan diskusi
A
1.
Saran /rekomendasi
Penelitian masa depan tentang stereotip
“Pidie Kriet” dan hubungannya dengan
perilaku altruisme dapat mengambil
manfaat dari menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih dalam tentang
dinamika psikologis subjek.
Menjelajahi variabel tambahan seperti
pengaruh menjadi migran, durasi migrasi,
religiusitas, dan ciri-ciri kepribadian dapat
memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang hubungan antara
stereotip dan perilaku altruisme.
Melibatkan populasi yang lebih beragam,
di luar hanya siswa, dan
mempertimbangkan kelompok usia yang
berbeda dapat membantu
menggeneralisasi temuan dan membuat
mereka lebih mewakili populasi
keseluruhan di Pidie.
Melakukan penelitian lebih lanjut dengan
ukuran sampel yang lebih besar dan
populasi yang bervariasi akan
meningkatkan validitas dan keandalan
temuan.
2.
Hasil
Studi ini menemukan korelasi positif dan
signifikan antara ketahanan dan altruisme
pada sukarelawan bencana (r = .448, p
<.01).
Semakin tinggi ketahanan, semakin tinggi
altruisme, dan sebaliknya, semakin
rendah ketahanan, semakin rendah
altruisme yang ditunjukkan oleh
sukarelawan bencana alam.
Penelitian mendukung temuan Rushton
dan Allen (1983) bahwa sukarelawan
memiliki karakteristik altruistik dan
menyoroti pentingnya ketahanan sebagai
karakteristik bagi sukarelawan bencana.
3.
TAHUN 2017
4.
5.
TAHUN 2022
Metode dan sampel penelitian Penelitian menggunakan Structural
Equation Modeling with Partial Least
Squares (SEM-PLS) sebagai metode
analisis.
Ukuran sampel untuk penelitian ini adalah
145 responden .
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah sampling probabilitas,
khususnya pengambilan sampel acak
bertingkat.
Sampel diperoleh dengan menggunakan
rumus Slovin.
Studi ini memastikan bahwa semua
indikator untuk setiap variabel penelitian
memiliki beban luar lebih besar dari 0,70,
menunjukkan validitasnya untuk analisis
lebih lanjut
Hasil
Studi ini menemukan bahwa altruisme
memiliki dampak positif yang signifikan
terhadap pengampunan, ciri-ciri
kepribadian, dan kebahagiaan pada
pembebasan bersyarat yang menjalani
reintegrasi di Sulawesi Utara.
Altruisme juga memiliki pengaruh positif
pada ciri-ciri kepribadian, menunjukkan
bahwa individu dengan tingkat altruisme
yang lebih tinggi cenderung menunjukkan
karakteristik kepribadian yang positif.
Selain itu, altruisme ditemukan dikaitkan
dengan kebahagiaan melalui ciri-ciri
kepribadian, menunjukkan bahwa
individu dengan kecenderungan altruistik
mengalami kebahagiaan yang lebih besar
karena ciri-ciri kepribadian mereka.
Pengampunan secara signifikan
berkorelasi dengan ciri-ciri kepribadian,
menunjukkan bahwa ciri-ciri kepribadian
tertentu dapat mempengaruhi kapasitas
individu untuk memaafkan.
Ciri-ciri kepribadian ditemukan
berkorelasi dengan kebahagiaan,
menunjukkan bahwa ciri-ciri kepribadian
tertentu dapat berkontribusi pada
kebahagiaan individu secara
keseluruhan [1].
Penelitian oleh Lynn Steel (2006)
menunjukkan bahwa ekstraversi dan
neurotisisme, sebagai ciri kepribadian,
memiliki hubungan yang signifikan
dengan kebahagiaan.
Studi Chen (2008) juga mendukung
hubungan yang signifikan antara ciri-ciri
kepribadian dan kesejahteraan subjektif.
Penelitian Kusuma Hartini (2022)
menyoroti hubungan erat antara
keramahan sebagai sifat kepribadian dan
altruisme.
Studi Hadriami Samuel (2015)
menjelaskan bahwa tindakan altruistik
mengarahkan individu untuk
berkomitmen untuk memaafkan mereka
yang telah menganiaya mereka, terlepas
dari keadaan dan latar belakang pelaku
6.
TAHUN 2023
Saran /rekomendasi
Menumbuhkan lingkungan keluarga yang
harmonis untuk mendukung
perkembangan sosial yang positif pada
anak-anak.
Menerapkan program sekolah-keluarga
untuk meningkatkan keterampilan
mengasuh anak dan mempromosikan
pengasuhan anak yang positif.
Memberikan kesempatan bagi anak-anak
untuk terlibat dalam kegiatan kooperatif
dan mendorong berbagi dengan orang
lain.
Ajari anak-anak tentang empati dan
pemahaman emosional untuk
mempromosikan perilaku altruistik.
Tekankan pentingnya kejujuran dan
integritas dalam perilaku anak-anak,
karena berkontribusi pada tindakan
altruistik.
Orang tua harus memainkan peran aktif
dalam perkembangan emosional anak-
anak mereka dengan menjadi panutan
yang baik dan memberikan dukungan dan
bimbingan.
Mendidik orang tua tentang pentingnya
altruisme dan dampak positifnya pada
kesejahteraan sosial dan emosional anak-
anak.
Terus menilai dan memantau perilaku
altruistik anak-anak untuk
mengidentifikasi area untuk perbaikan
dan memberikan bimbingan dan
dukungan yang tepat.
8.
TAHUN 2021
Saran /rekomendasi
Penelitian menunjukkan bahwa individu
dan organisasi harus bekerja untuk
meningkatkan altruisme dan kohesi untuk
meningkatkan kualitas layanan
karyawan .
Disarankan untuk melakukan penelitian
lebih lanjut tentang objek dan indikator
yang berbeda untuk mengembangkan
strategi yang tepat untuk meningkatkan
dan meningkatkan kualitas layanan
karyawan.
9.
TAHUN 2014
10.
TAHUN 2015
Kesimpulan
Altruisme adalah sikap atau perilaku dimana seseorang secara sukarela memberikan bantuan atau
mengorbankan kepentingan pribadi untuk kepentingan orang lain. Kesimpulan tentang altruisme dapat
bervariasi tergantung pada perspektif dan pendekatan yang digunakan. Berikut adalah beberapa
kesimpulan yang dapat diambil tentang altruisme:
1. Kebajikan Sosial: Altruisme dapat dianggap sebagai bentuk kebajikan sosial yang penting.
Dengan membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan, individu dapat berkontribusi pada
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
2. Evolusi dan Biologi: Beberapa teori menyatakan bahwa altruisme dapat dijelaskan melalui
evolusi, di mana individu yang cenderung membantu sesama memiliki peluang lebih besar untuk
bertahan hidup dan menghasilkan keturunan. Konsep ini terkait dengan seleksi alam dan
kelangsungan hidup spesies.
3. Motivasi dan Empati: Altruisme sering kali didorong oleh motivasi internal, seperti empati dan
kepedulian terhadap orang lain. Individu yang memiliki tingkat empati yang tinggi mungkin lebih
mungkin untuk menunjukkan perilaku altruistik.
4. Konteks Sosial: Faktor-faktor sosial dan budaya juga memainkan peran dalam penentuan tingkat
altruisme dalam suatu masyarakat. Nilai-nilai sosial, norma, dan penghargaan terhadap perilaku
altruistik dapat bervariasi di antara berbagai kelompok masyarakat.
5. Hubungan dengan Kesejahteraan Pribadi: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
melakukan tindakan altruistik dapat memberikan manfaat kesejahteraan pribadi. Memberikan
dukungan atau bantuan kepada orang lain dapat meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan
psikologis individu.
6. Keterbatasan dan Tantangan: Meskipun altruisme memiliki dampak positif, ada juga
keterbatasan dan tantangan. Misalnya, terdapat pertanyaan etika seputar sejauh mana seseorang
harus mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan orang lain, dan bagaimana
memastikan bahwa tindakan altruistik tidak disalahgunakan.
Kesimpulan tentang altruisme dapat bervariasi tergantung pada perspektif dan konteks yang
dipertimbangkan. Namun, secara umum, banyak pandangan positif tentang nilai dan pentingnya perilaku
altruistik dalam membangun hubungan sosial dan masyarakat yang lebih baik.
Daftar pustaka
Amna, Z.-, & Aflah, R. (2021). STEREOTIP “PIDIE KRIET” TERHADAP PERILAKU ALTRUISME.
Psikoislamedia : Jurnal Psikologi, 5(2), 141. https://doi.org/10.22373/psikoislamedia.v5i2.7006
Dewi, S. R., & Hidayati, F. (2015). SELF-COMPASSION DAN ALTRUISME PADA PERAWAT RAWAT
INAP RSUD KOTA SALATIGA. 4.
Hadori, M. (2014). PERILAKU PROSOSIAL (PROSOCIAL BEHAVIOR); Telaah Konseptual Tentang
Altruisme (Altruism) Dalam Perspektif Psikologi.
Jais, M., & Ayub, D. (2021). Pengaruh Altruisme dan Kohesivitas terhadap Kualitas Pelayanan Pegawai
di FKIP Universitas Riau. 5.
Mallian, S. P., & Soetikno, N. (2022). Pengaruh Empati terhadap Pengambilan Keputusan Altruistik
Individu Dewasa Madya. 6.
Melina, G. G., & Grashinta, A. (2012). RESILIENSI DAN ALTRUISME PADA RELAWAN
BENCANA ALAM. Jurnal Psikologi Ulayat.
Putra, T. D. H., Pio, R. J., & Rumawas, W. (2022). Dampak Altruisme, Pemaafan, dan Trait Kepribadian
Terhadap Kebahagiaan (Studi pada Narapidana yang Menjalani Reintegrasi di Sulawesi Utara). 6.
Rahmawati, S. W. (2017). Peran Pengasuhan Holistik Terhadap Altruisme dan Bullying. HUMANITAS,
14(1), 10. https://doi.org/10.26555/humanitas.v14i1.4316
Rianto, D. Z., Noviekayati, & Ananta, A. (2023). Altruisme pada mahasiswa: Bagaimana peranan
Gratitude?
Sardi, M., & Suryana, D. (2022). Analisis Sikap Altruisme Anak Usia 5-6 Tahun di TK Bhayangkari 07
Aceh Selatan Pasca Pandemi Covid 19. 6.