MEIFRY GAVRILA KAREPU. Karakterisasi Fisikokimia dan Aktivitas
Antioksidan Tepung Serat Pangan dari Paring Kelapa (Cocos nucifera), dibawah bimbingan EDI SURYANTO sebagai ketua dan LIDYA I. MOMUAT sebagai anggota. Tujuan dari penelitian ini untuk mengkarakterisasi fisikokimia dan menentukan aktivitas antioksidan tepung serat pangan dari paring kelapa yang diekstraksi dengan pelarut petroleum eter dan etanol. Penelitian ini terdiri dari 4 tahap yaitu soxhletasi, mikronisasi, karakterisasi dan maserasi. Parameter yang digunakan adalah komposisi proksimat, serat pangan, kandungan hemiselulosa, selulosa, lignin, ukuran partikel, kristalinitas, karakteristik gugus fungsi, aktivitas antioksidan, dan kapasitas penangkal nitrit. Karakterisasi secara fisik pada tepung serat pangan paring kelapa yang diekstraksi dengan pelarut petroleum eter (PPE) diperoleh nilai ukuran partikel yaitu 109,57 m dengan derajat kristalinitas sebesar 23,26%. Tepung serat pangan paring kelapa yang diekstraksi dengan pelarut etanol (PET) memiliki ukuran partikel yaitu 102,43 m dengan derajat kristalinitas sebesar 25,23%. Spektrum infra merah dari PPE dan PET menunjukkan adanya serapan pada bilangan gelombang 3425,8 cm-1 yang mengindikasikan kehadiran gugus hidroksil dari selulosa, bilangan gelombang 2924 cm-1 menunjukkan vibrasi C-H dari senyawa polisakarida, bilangan gelombang 1033,85 cm-1 yang berkaitan dengan C-O-C dari ikatan glikosidik dan serapan pada 1527,62 cm -1 yang mengindikasikan adanya vibrasi kerangka aromatik dari lignin. Karakterisasi secara kimia menunjukkan PPE memiliki kandungan air (6,99%), abu (0,85%), lemak (3,61%), protein (10,39%), karbohidrat (78,16%) dan serat kasar (29,36%). PET mengandung air (7,14%), abu (1,03%), lemak (6,05%), protein (9,85%), karbohidrat (75,93%) dan serat kasar (26,37%). Hasil pengujian aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa PET memiliki ekstrak fenolik bebas (92,16%) tertinggi diikuti oleh ekstrak fenolik terikat PPE (87,75%), ekstrak fenolik bebas PPE (85,07%) dan ekstrak fenolik terikat PET (81,90%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan pelarut etanol dapat memperkecil ukuran partikel, mengurangi komposisi protein, karbohidrat, serat kasar, serat pangan, hemiselulosa, dan selulosa sedangkan dengan pelarut petroleum eter dapat memperkecil derajat kristalinitas partikel dan dapat mengurangi kandungan air, abu, lemak dan lignin. Hasil analisis aktivitas antioksidan menunjukkan ekstrak fenolik bebas PET aktivitas antioksidannya lebih besar dari pada ekstrak fenolik bebas PPE namun ekstrak fenolik terikat PPE masih lebih baik dari pada ekstrak fenolik terikat PET.
Kata kunci : Karakterisasi fisikokimia, antioksidan, serat pangan, ekstrak fenolik,
tepung paring kelapa. ABSTRACT MEIFRY GAVRILA KAREPU. Physicochemical Properties and Antioxidant Activity of Coconut Testa (Cocos nucifera). under the guidance of EDI SURYANTO as chairman and LIDYA I. MOMUAT as member. The objectives of this research were to investigate the physicochemical properties and to determine the antioxidant activity of dietary fiber powder of coconut testa (Cocos nucifera) extracted with petroleum ether and ethanol solvent. This research consists of four stages: soxhlet extraction, micronization, characterization and maceration extraction. The evaluate parameters are proximate composition, dietary fiber, hemicellulose, cellulose, and lignin contents, particle size, crystallinity, functional groups characteristic, antioxidant activity, and nitrate-scavenging capacity. The physical characterization results show that the average particle size of the dietary fiber powder of coconut testa extracted with petroleum ether (PPE) solvent was 109,57 m with 23,26% crystallinity. The average particle size of the dietary fiber powder of coconut testa extracted with ethanol (PET) was 102,43 m with 25,23% crystallinity. The infrared spectrum of PPE and PET show that there were absorption at 3425.8 cm-1 wavenumber which indicates the presence of hydroxyl groups from cellulose, wavenumber 2924 cm-1 shows the CH vibrations of polysaccharide compounds, 1033.85 cm-1 wavenumber related with C-O-C from glycosidic bonds and absorption at 1527.62 cm -1 which indicates the aromatic skeletal vibrations from lignin. Chemical characterization shows PPE contained 6.99% water, 0.85% ash, 3.61% fat, 10.39% protein, 78.16% carbohydrate and 29.36% crude fiber. PET contained water 7.14%, 1.03% ash, 6.05% fat, 9.85% protein, 75.93% carbohydrates and 26.37% crude fiber. The results of antioxidant activity testing showed that PET had the highest free phenolic extract (92.16%) followed by PPE bound phenolic extract (87.75%), PPE free phenolic extract (85.07%) and PET bound phenolic extract (81, 90%). Chemical characterizations show that the chemical composition such as moisture, ash, fat and lignin content of PPE were lower than PET. Whereas the protein, carbohydrate, crude fiber, soluble dietary fiber, insoluble dietary fiber, total dietary fiber, hemicellulose, and cellulose content of PPE were higher than PET. Antioxidant activity and nitrite scavenging capacity analysis show that PET had higher antioxidant activity than PPE.
12.ANALISA KANDUNGAN GIZI DAN SENYAWA BIOAKTIF KEONG BAKAU Telescopium Telescopium DI SEKITAR PERAIRAN BANGKALAN. Hafiludin. Dipublikasikan Dalam Seminar Nasional Perikanan Universitas Diponegoro Semarang Tahun 2012