Anda di halaman 1dari 14

Narator : Hai penonton, kami berempat adalah teman dekat sejak dulu, suka duka sudah pasti pernah

kami lalui bersama, tapi apakah persahabatan kami akan tetap bertahan ?

Lulu : Eh ga terasa ya kita berteman udahTasya : Iyaya, dari kecil kita udah deket dan bahkan bertahan
sampai sekarang

Echa : Semoga kita tetep deket seperti sekarang ya

Vira : Tentu dong, karena tanpa kalian aku hanyalah butiran debu hihi..

Lulu : Berpelukaaannn (Para pemain berpelukan)

(Muncul Andika dan Riko)

Andika : Eh teletubbies, yaelaa berpelukan mulu

Riko : Iyah, ajak-ajak gue bisa kali

Lulu, Tasya, Echa, dan Vira : Wooo maunya..

Echa : Tumben kalian jam segini udah datang ?

Andika : Yoi, emang kalian belum tau berita penting?

Tasya : Hah ? berita apaan ?


Riko : Nih dengerin ya teletubbies, kita itu bakalan kedatangan temen cewe baru

Vira : Terus hubungannya sama kalian datang cepet apa ?

Andika : Katanya itu cewe cantik banget, anak gaul, orang kaya pula. Bakalan jadi target gue bro

Riko : Eh itu deh kayanya orangnya

Nova : Permisi, boleh aku gabung ?

Andika dan Riko : Ooh boleh banget, mari gabung

Nova : Hallo salam kenal, aku Nova (jabat tangan para pemain satu persatu)

Vira : Kamu asalnya dari mana ?

Nova : Aku asalnya dari Surabaya

Andika : Hah Surga? Ya ampun pantesan cantik banget

Semua : Surabaya wooyyy

Tasya : Tadinya gereja apa va ?

Nova : Aku dariii (perkataan terpotong)


Riko : (Nyanyi) Tak ku pandang dari gereja mana, asal kau berdiri atas firman-Nya, kalau hatimu seperti
hatiku, kau lah saudara dan saudariku (gaya genit)

Semua : Modus woo modus

Riko : Ini namanya usaha coyy

Echa : Ya udah yuu kita masuk

(semua pemain meninggalkan panggung)

Narator : Nova pun bergabung bersama teman-teman barunya. 1 bulan kemudian

(Echa dan Lulu duduk berdua berbincang-bincang)

Echa : Udah lama ya kita ga kumpul ber-4 lagi

Lulu : Iyaya, padahal baru sebulan tapi seperti udah lama banget

Echa : Sekarang Tasya dan Vira kalau di ajak kumpul ga bisa terus

(Muncul Lamhot dan Evan)

Johanes : Eh kalian berdua aja kaya ban motor


Lulu : Berdua ? Kita bertiga kali

Evan : Hah ? satu laginya siapa ?

Lulu : Tuhan Yesus, hehe

Evan : Yaelaaa kirain

Johanes : Tumben akhir-akhir ini kalian cuma berdua, biasanya ber-4

Echa : Enggak kok, kemaren-kemaren kita ber-4 ya lu ?

Lulu : Hehe Iyaa

(Muncul Tasya, Vira dan Nova)

Evan : Nah tuh Tasya sama Vira, eh kok tumben bareng Nova ?

Nova : Hay kalian

Tasya : Hay Echa, Lulu, lama ga ketemu

Johanes : Lho tadi katanya baru kemaren kalian kumpul ?

Vira : Hah ? Mana ada, kita tuh sebulan ini jalan-jalan terus, shopping-shopping, kalau ngajak mereka,
apalagi Echa, yaaahh mana sanggup dia ikutin kita
Lulu : Kok kamu ngomongnya gitu ?

Nova : Lho fakta kan ? emang kalian sanggup ikutin cara hidup kita yang baru ?

Tasya : Ya jelas enggak lah. Ooh iya, maaf ya kalau kita susah buat diajak kumpul ber-4, tunggu ada
waktu luang deh

Evan : Cewek aneh

Vira : Eh Evan lo diem ya, ga usah ikut campur

Lulu : Tasya, Vira, kok kalian jadi gini sih? Inget kita itu sahabat, seharusnya saling mengasihi bukan
menghakimi

Tasya : Ooh iya kita dulu sahabat, tapi sekarang kita menemukan sahabat yang sebenarnya, bukan kalian

Nova : Ya udah yuu kita jalan, keburu hujan nih. Jo, ikut kita yuu ?

Johanes : Ga usah makasih

Nova : Iih ayoo dong Jo, mau ya?

Evan : Yee ko maksa sih

Vira : Yuu aah, kita duluan ya guys, by


(Tasya, Vira dan Nova meninggalkan panggung)

Lulu : Cha, ga usah masukin ke hati ya, mungkin dia cuma becanda

Johanes : Iya, cuekkin ajalah cha, kan masih ada aku ? hehe

Echa : Pulang yuu, aku pengen istirahat

Lulu : Ya udah yuu, tapi jangan sedih gitu dong cha

(Para pemain meninggalkan panggung)Narator : Terkadang kita tak pernah bisa menebak jalan hidup
kita ke depan, jalan persahabatan kita dengan teman, karena tak ada sebuah persahabatan yang mulus
tanpa cobaan.

(Di rumah Echa, Echa merenung sendirian)Echa :(Nyanyi Lagu Allah Peduli)

Banyak perkara

Yang tak dapat kumengerti

Mengapakah harus terjadi

Didalam kehidupan ini

Satu perkara
Yang kusimpan dalam hati

Tiada satupun kan terjadi

Tanpa Allah perduli

Mama : (masuk panggung, kemudian ikut nyanyi bareng sambil menghampiri Echa)

Reff :

Allah mengerti, Allah perduli

Segala persoalan yang kita hadapi

Tak akan pernah dibiarkannya

ku bergumul sendiri.

S'bab Allah mengerti

Echa : Mamaa (peluk mama)

Mama : Kamu kenapa sayang ? Ada masalah apa ?

Echa : Echa gapapa ko ma


Mama : Ga usah boong sama mama, sini cerita sama mama

Echa : Ma, memangnya kalau mau punya temen deket harus jadi orang kaya dulu ya ma ?

Mama : Kok ngomongnya gitu ? Siapa yang bilang gitu ?

Echa : Tadi Tasya sama Vira bilang, katanya mereka sebulan ini pergi jalan-jalan, shopping bareng Nova
temen baru kita yang anak orang kaya itu ma, makanya mereka ga pernah main lagi sama aku, soalnya
aku ga mungkin bisa ikutin gaya mereka, karena aku kan ga punya uang banyak ma

Mama : Sayang, dengerin mama, ketika kita tidak berkelimpahan harta bukan berarti semuanya berakhir,
masih ada teman yang lain yang mungkin lebih menerima kita apa adanya, yang lebih mengerti keadaan
kita

Echa : Tapi ma, aku cuma punya sahabat mereka, tapi sekarang mereka jauh dari aku, sekarang aku
cuma punya Lulu sahabat aku ma

Mama : No no no, kamu lupa satu hal, kamu masih punya satu sahabat sejati kamu, ia adalah Tuhan
Yesus, kamu ingat lagunya

Mama+Echa : (Nyanyi)

Ada satu sobatku yang setia

Tak pernah Dia tinggalkan diriku

Di waktu aku susah


Waktu ku sendirian

Dia selalu menemani diriku

NamaNya Yesus (2x)

Nama Yesus

Yang menghibur hatiku. (2x)

Mama : Nah sekarang kamu ga boleh sedih lagi ya, gimana kalau sekarang kita bikin kue kesukaan kamu?

Echa : Ayoo ma

(Mama dan Echa meninggalkan panggung)Narator : Benar kata mama penonton, jangan pernah kita
merasa sendirian, karena kita punya satu sahabat sejati yang selalu ada untuk kita yaitu Tuhan Yesus
Kristus

(Di gereja. Berkumpul seluruh anak muda, kemudian datang Bapak Pendeta)Pendeta : Sudah kumpul
semua anak mudanya? Hari ini bapa mau pilih salah satu dari kalian untuk menjadi Ketua Panitia Natal
Pemuda

Andika : Sudah Pa

Pendeta : Kalau begitu mari duduk biar kita rundingkan

(pemain duduk membentuk setengah lingkaran)


Pendeta : Setelah bapa lihat kinerja dari setiap kalian, bapa putuskan untuk ketua adalah Johanes, Wakil
Ketua Echa, Sekretaris Tasya dan Andika, Bendahara Lulu dan Evan, untuk seksi bidang lainnya bapa
serahkan sama kalian, gimana setuju dengan pilihan bapa ?

Riko : Ooh bapa yang pilihkan pa ? kirain mau sekalian dipilihkan sama DPR pa hhe

Nova : Lho kok aku ga masuk pa ?

Pendeta : Kamu kan baru disini, jadi bapa belum liat kinerjamu, kamu mungkin bisa di bagian seksi
bidang

Andika : Makanya jangan seksi-seksi, jadinya masuk seksi bidang kan haha

Tasya : Ga bisa gitu dong pa, dia ini dulu ketua anak muda, dia ini berpengalaman banget waktu di
kotanya pa

Vira : Iya betul itu pa

Nova : Pa, masa Echa jadi wakil ketua, bareng Jo pula, biasanya ya pa kalau di sinetron-sinetron tuh,
yang keren ya sama yang keren lagi, yang kaya ya sama yang kaya lagi, masa ini Jo digabunginnya sama
si upik abu, iyuuhh ga banget deh

Johanes : Nova, jaga omongan lo ya

Nova : Tapi kan Jo..

Johanes : Tapi sayangnya, Tuhan tak pernah menilai dari itu semua Nova
Johanes+Echa+Lulu :(Nyanyi Bapa Selidiki Hatiku)

Terserah apa kata dunia

Takkan goyahkan cintaku PadaMu

Tak peduli kata dunia

Takkan goyahkan imanku PadaMu

Dunia boleh berkata tidak

Tapi kan kukatakan ya untukMu

Karna satu hal yang kutau

Karna satu hal yang kupercaya

Bapaku tak melihat rupa

Tak memandang harta

Dan semua yang tlah kupunya

yang Dia ingin tau isi hatiku


Bapa Selidiki hatikuMama : Ini pa, saya kesini bersama bapa dan ibu yang mau mendaftar jadi jemaat
baru, yang kemarin sempat saya ceritakan pada bapa, kebetulan baru bisa datang sekarang, sebulan ini
mengurus surat-surat pindahannya

Nova : (berusaha menyembunyikan wajah agar tidak terlihat orang tuanya)

Pendeta : Oh iya mari Pak, Bu. Nah anak-anak ini bapa dan ibu yang akan mendaftar menjadi anggota
jemaat baru, kalian lanjut ya bapa mau urus yang lain dulu

Ibu Nova : Lho pa, ko anak kita ada disini. Nak kok kamu disini ?

Semua : Hah ? Nak ? *ekspresi kaget*

Pendeta : Lho ini anak bapa ?

Bapa Nova : Iya pa, tapi kemarin dia ijin untuk berbeda gereja dengan kami, karena dia memaksa yakami
ijinkan yang pentingkan dia ibadah.

Ibu Nova : Tapi kok kamu di gereja ini juga nak ? Kenapa ga bareng sama papa mama aja kesininya

Tasya dan Vira : Apa ? Lho katanya anak orang kaya ?

Tasya : Lo nipu kita ya ?

Nova : (Hanya tertunduk malu)


Vira : Jawab dong va !

Pendeta : Tasya, Vira, kalian diam dulu ya. Jadi pa, bu, Nova ini benar-benar anak bapa dan ibu ?

Bapa Nova : Iya pa, Nova ini anak kami satu-satunya

Pendeta : Benar itu Nova ?

Nova : Iya pa (menangis)

Vira : Ya ampun, cantik-cantik kok tukang tipu

Bapa Nova : Maafkan anak kami pa, dek, mungkin dia masih belum bisa sepenuhnya menerima keadaan

kami ini

Johanes : Iya pa gapapa ko, kami mengerti

Bapa Nova : Nak, ayo minta maaf sama teman-teman mu

Nova : Semuanya maafin aku ya, Tasya, Vira, maaf aku udah boongin kalian, Echa maaf ya aku udah
menghina kamu

Echa : Iya gapapa ko

Tasya : Eh gara-gara lo ya persahabatan gue jadi rusak


Vira : Iya gara-gara lo kita jadi jauh

Johanes : Bukan sepenuhnya salah dia, setidaknya dia nunjukin sisi lain dari diri kalian, ya yang menilai
seseorang hanya karna harta duniawi

Riko : Makanya lo cewek-cewek, jangan pilih-pilih teman hanya karna harta dan rupa deh, mending kaya
kita nih, siapapun ya jadi teman

Andika : Lo juga sih va, masa orang tua lo susah-susah cari uang, banting tulang buat lo, eh lo malah
buang-buang duit seenaknya hanya karna gengsi

Nova : Aku lakukan ini semua biar aku punya temen

Johanes : Bukan begitu caranya, itu salah besar, karena akhirnya kamu malah mengecewakan banyak
orang, termasuk orang tua kamu sendiri

Pendeta : Ya sudah, kalau begitu sekarang kalian saling bermaafan ya, kita jadikan ini semua pelajaran
untuk kedepan. Nah, penonton dan adik-adik semua, ini juga jadi pelajaran untuk kita semua,
persahabatan yang baik itu didasari dengan ketulusan dan kejujuran, bukan yang membeda-bedakan
harta ataupun rupa. Dan jangan kalian berpura-pura hanya karena gengsi, apalagi sampai menyulitkan
orang lain bahkan orang tua kalian sendiri. Karena ingat satu hal, Tuhan tidak pernah memandang harta,
tahta dan rupa, kita semua sama di hadapanNya, dan Tuhan Yesus adalah sahabat sejati untuk kita
semua. Selamat Natal, Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Anda mungkin juga menyukai