an pernah membiarkan kita sendirian, Ia kan selalu memberikan kita kawan dikala suka dan
duka, ya mereka adalah keluarga. Dalam drama ini kami akan menceritakan tentang arti sebuah
keluarga.
*di rumah
Ayah : “bu, anak2 udah siap berangkat sekolah belum”
Ibu : “oh iyah sebentar saya panggilkan anak2 ya pa, anak2 ayoo berangkat sudah siang”
Eza : “ayah aku udah ganteng belum nih ?”
Icha : “ibuuu aku ga bisa pake dasinya *dasi SD berantakan”
Ibu : “ya ampuun sini-sini ibu bantu”
Ayah : “nah sudah siap kan ayo berangkat”
Ibu : “ya sudah klo gitu ibu jga mau masak di dapur, sekalian bangunin ade”
*ayah, dan anak2 berangkat, sementara sang ibu pergi ke dapur (belakang panggung)
Narator: “Ternyata kepanjangan dari SMP bukan lagi Sekolah Menengah Pertama, melainkan
Saatnya Mulai Pacaran. Ya begitulah kenyataannya, lalu bagaimana dengan siswa Sekolah Dasar
?”
*suasana di rumah*
Ibu dan Echa membersihkan rumah, kemudian Ayah muncul.
Ibu : “Lho ayah ko sudah pulang ?”
Ayah : “stress saya bu, perusahaan kita hampir bangkrut, hutang di bank belum dibayar,
karyawan minta naik gaji, sekolah anak lah, belum lagi pengobatan echa yang biayanya besar
tapi tetap saja dia ga sembuh-sembuh (nada marah)”
Echa : “Ayah, ayah ko jadi marah sama ade, ade salah apa yah ? (bicara selayaknya anak cacat
yang tak mampu bicara sempurna)”
Ayah : “Diam kamu, dasar anak ga berguna, dasar anak caa” (perkataan terputus oleh ibu)
Ibu : “Ayah, ayah ga boleh ngomong gitu” (nada sentak)
Ayah : “aah sudahlah kalian semua sama saja, lebih baik saya pergi”
Echa : “Ayah, ayah jangan pergi”
Ibu : (memeluk Echa) “nak, ayahmu sedang banyak masalah, jangan dengarkan
perkataannya ya”
Echa : “Ibu, aku ingin sendiri, tinggalkan aku” (nada menangis)
*ibu pergi meninggalkan panggung*
Echa : (merenung, berdoa, sambil diiringi lagu Ayah – seventeen)
Bapa, mengapa aku berbeda ? Mengapa aku tak sempurna ? Apa aku tak pantas jadi
sama seperti mereka ? Apa aku tak layak menjadi sempurna ?
Tuhan, telah banyak biaya yang ayah keluarkan untuk pengobatanku, namun mengapa
aku tak kunjung sembuh ? Kini ayah marah padaku, ia mencaciku, hancur hatiku Bapa ketika
ayah berkata itu. Percuma aku hidup Tuhan, jika aku hanya menyulitkan mereka. Aku sayang
mereka Tuhan, andai mereka tahu sulitnya menjadi aku, malunya menjadi aku
Ayah, engkau pahlawanku, ibu kau bidadariku, walau aku tak dapat sampaikan itu
padamu. Ku harap kalian juga menyayangiku
*Eza dan Icha mendengarkan di belakang, dan bersembunyi ketika Echa pergi meninggalkan
panggung*
(Echa bangun dan meninggalkan panggung, kemudian Eza dan Icha masuk panggung)
Icha : “ka, echa kenapa ya ?”
Eza : “kaka juga ga tau cha”
Ibu : “ada apa nak ?”
Eza : “tadi echa menangis bu, memang apa yang terjadi ?”
Ibu : “ceritanya begini (seolah bercerita)”
*kemudian ayah muncul*
Ayah : “hey ngapain kalian ? minggir minggir” (nada mabuk)
Eza : “Ayah, ayah ko mabuk begitu ?
Ayah : “Mabuk ? siapa yang mabuk hah ? (nada mabuk)”
Icha : “Ayah, ayah kenapa sih ? udah tua mabuk terus, inget sama kesehatan !” (nada tinggi)
Ayah : “Diam kalian, kesehatan kesehatan memang kamu dokter ? so tau kesehatan kamu !”
(nada marah)
Eza : “Ayah, kita ini keluarga, seharusnya kalo ayah ada masalah ayah cerita sama kita, bukan
malah mabuk kaya gini” (nada tinggi)
Ibu : “Ayah, kalo ayahnya saja sudah begini gimana anak-anak nanti ? ayah seharusnya
berikan contoh yang baik untuk anak-anak !” (nada marah)
Ayah : “Diam kamu *plak (menampar ibu) jangan mengat ur saya kamu. Anak sama ibu sama
saja, lebih baik saya pergi !” (kemudian ayah meninggalkan panggung)
Icha : “Ayah, ayah jangan pergi”
Eza : “Ibu, ibu gapapa ?”
Ibu : “Ibu tidak apa-apa nak”
Icha : “Ibuuu” *memeluk ibu*
*berdiam beberapa menit, kemudian bunyi suara telepon*
Echa : “Ibu, ada telepon” *mengantarkan telepon kepada ibu*
Ibu : “Halo selamat siang”
Telepon: “Selamat siang benar ini dengan kediaman Bapak. Yohanes ?”
Ibu : “Iyah benar, saya istrinya, ada apa bu ?”
Telepon: “Kami dari pihak kepolisian ingin menyampaikan, suami ibu, baru saja mengalami
kecelakaan besar karena ia mengendarai mobil dalam keadaan mabuk, mungkin ibu dan
keluarga bias langsung datang ke rumah sakit umum Jakarta untuk melihat langsung keadaan
bapak dikarenakan keadaannya sangat kritis.”
Ibu : “Apa ?” (nada kaget) *telepon genggam terjatuh*
Echa : “Ibu, kenapa bu ?”
Ibu : “Ayah kalian kecelakaan nak, dan sekarang keadaannya kritis”
Eza : “Ayah kecelakaan ?” (nada syok)
Icha : “Ayaahhh, aaayyyyaaahhh”
Ibu : “Ayo nak, kita bergegas ke rumah sakit”
*semua pemain meninggalkan panggung*
Narator: Kita tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dalam kehidupan kita, terkadang
banyak hal yang tak kita duga terjadi dalam kehidupan kita, namun ingatlah rencana indah telah
Tuhan siapkan bagi kita.
*musik natal, pemain masuk panggung (kecuali ibu, ayah dan echa)
Narator: Perayaan Natalpun telah tiba, semua siswa hadir dalam perayaan natal, namun Eza
dan Icha masih bersedih karena keadaan ayah mereka
Andi : “coy, bokap lu gimana kabarnya ?”
Eza : “Kemarin udah baikan, tapi kayanya ayah masih belum bisa datang”
Guru : “tenang aja, ayah kalian pasti datang ko, itu mereka”
*ayah, ibu dan echa masuk panggung (ayah memakain perban di kepala dan tangan)
Eza+Icha : aayyaaahh (menghampiri ayah)
Icha : “ayah sudah sembuh ?”
Ayah : “iya nak, berkat mujizat Tuhan dan berkat doa kalian semua. Maafkan ayah ya”
Eza : “maafin kita juga ya yah”
Guru : “nah, sekarang saatnya kita bersenang-senang anak-anak”
Semua : “yaaa selamat natal semua”
*semua pemain meninggalkan panggung sementara, dan bersiap untuk masuk panggung
kembali
Narator: Pemirsa, cerita ini hanyalah fiktif belaka, mohon maaf apabila ada kesamaan nama,
tokoh karakter ataupun peristiwa. Kami Pemuda Remaja GKP Kadipaten akan menampilkan
sebuah lagu special untuk Papa dan Mama kita. Papa, mama, ini semua special untuk kalian.
Ket :
Eza : Siswa SMP
Fajar : Siswa SMP
Andi : Siswa SMP
Uthari : Siswi SMP
Ester : Siswi SMP
Fanya : Siswi SMP
Icha : Siswi SD
Risa : Siswi SD
Lusi : Siswi SD
Echa : Gadis cacat
Ucup : Siswa Cupu
- Setelah lagu cinta untuk mama bisa di lanjutkan dengan lagu Natal, supaya suasana Natal
tetap ada.
- Drama akan lebih terasa lucu, berkesan, dan bermakna apabila kostum di sesuaikan dengan
peran masing-masing