Anda di halaman 1dari 12

DRAMA PAI KELOMPOK 3

ANGGOTA KELOMPOK & PERANNYA :

1. Ghina Afifah (Aliya) berperan sbg DOKTER & NARATOR


2. Anisa Fitriani (Zahwa) berperan sbg ANAK PEREMPUAN PA PRAM
3. Anisa Amelia (Nur) berperan sbg IBU
4. Zairi (Pram) berperan sbg BAPAK
5. Adrian (Irsyad) berperan sbg ANAK LAKI LAKI PA PRAM
6. Rafli (Dayat) berperan sbg KAKEK
7. Fauzi (Nunung) berperan sbg GURU
8. Riski (Rifal) berperan sbg TEMAN IRSYAD
9. Rizaldi (Mang Dede) berperan sbg SOPIR TRUK dan (Reza) TEMAN IRSYAD

TEMA : TAKDIR MUBRAM


JUDUL DRAMA : TERPISAHKAN OLEH TAKDIR

SINOPSIS : Menceritakan keluarga harmonis Ibu, Bapak dan satu anak


perempuannya yang merencanakan kegiatan berlibur. Namun saat
dalam perjalanan kejadian hal tak terduga terjadi.
ALUR CERITA :
Suatu pagi dihari senin, kegiatan di rumah Pa Pram yang sedang sibuk untuk bersiap
bekerja, dan bersiap untuk mengantarkan anak perempuannya Zahwa berangkat ke
sekolah. Ibu pun sedang sibuk menyiapkan sarapan, ditengah kesibukannya ibu
membangunkan Zahwa yang masih tertidur pulas.

Ibu : “Zah bangun… Berangkat sekolah, Sudah jam 6 loh, Kamu gak mau kan telat
berangkat ke sekolah, Bapak sudah siap loh. Ayok bangun."
Zahwa : “Baik bu.” (ucap Zahwa setengah sadar sembari menguap. )

Zahwa pun bersiap untuk berangkat ke sekolah, saat dimeja makan mereka berbincang.

Bapak : “PR nya udah dikerjain Zah?” (ucap bapak sembari menyuap makanan di
sendoknya.)
Zahwa : “Udah dong pa.. aman..”
Ibu : “Sudah nanti saja ngobrolnya, habiskan makannya lalu berangkat.” (sela Ibu)
Bapak : “hahaha iya iya bu.”

Mereka pun segera menghabiskan sarapan yang dimasak Ibu lalu bergegas pergi.

Bapak : “Ayo Zah, Berangkatttt.”


Bapak & Zahwa : “Assalamualaikum bu.” (ucap kedua nya sembari mencium tangan ibu.)
Ibu : “waalaikumsalam, hati hati dijalan pa”
(Mereka pun bergegas pergi.)

Sepulang sekolah Zahwa datang dengan wajah yang mendung

Zahwa : “Assalamualaikum…” (duduk di kursi sembari membuka sepatunya)


Bapak & Ibu : “Waalaikumsalam.”
Ibu : “Ibu nyiapin makan dulu ya pa.” (meninggalkan bapa)
Bapak : “Iya bu.” (kepada ibu)
Bapak : “Eh Zahwa udah pulang, gimana tadi disekolah?” (kepada Zahwa)
(Zahwa hanya diam dengan wajah cemberut.)
Bapak : “Kenapa kok pulang sekolah cemberut, biasanya selalu ceria anak bapak.”
(Zahwa tetap terdiam dan hanya fokus membuka sepatunya.)
Bapak : “Ada apa nih… cerita dong”
Zahwa : “Tadi di sekolah temen temen zahwa pada cerita tentang kegiatan hari libur nya,
ada yang ke bali, ada yang ke jogja.
Bapak : “ohhh terus kenapa cerita mereka ga asik?”
Zahwa : “ihhhh bukan pa, Zahwa iri sama mereka. Selama libur Zahwa engga kemana
mana, paling di ajak jalan cuman ke kebun binatang liat monyet.”
Bapak : “Ohhh jadi ini yang buat anak bapak cemberut.”
(Ibu selesai menyiapkan makanan di meja makan.)
Ibu : “Makanan nya sudah jadi ayo sini makan dulu.” (teriak ibu dari meja makan)
(Bapak dan Zahwa pun beranjak ke meja makan.)
Ibu : “Tadi lagi pada ngobrolin apa kedengarannya seru.”
Bapak : “Ini bu Zahwa, katanya iri liat temen temennya pada jalan jalan ke jogja katanya.”
Ibu : “Aduduh jangan iri dong Zah, kita kan juga jalan jalan selama liburan.”
Zahwa : “Iya ke kebun binatang doing buu.”
Bapak : “Yaudah gini deh nanti hari libur, bapak ajak ke jogja, kita ke Candi Borobudur.”
Zahwa : “Bener ya pa..”
Bapak : “iyaaaaaa.”
Zahwa : “Asikkkk. Makasih ya pa”

Bapak hanya tersenyum dan melanjutkan makan.


Malam harinya Ibu memiliki perasaan tidak enak soal liburan ke jogja, ibu pun berbicang
dengan bapak soal liburan tersebut.

Ibu : “Pa, bapak yakin nanti mau berlibur ke jogja. Perasaan ibu engga enak.”
Bapak : “Loh memangnya kenapa bu, gapapa kali kali nurutin permintaan Zahwa.”
Ibu : “Iya sih pa, tapi apa ga bisa di ajak nya yang deket aja dulu.”
Bapak : “Gapapa bu, Kita juga kan belum pernah jalan jauh, Udah bapak mau lanjut kerja
dulu bu.”
(Ibu hanya terdiam dan beranjak pergi.)

Hari demi hari dilewati, hingga tiba saatnya keberangkatan keluarga Pa Pram ke Jogja.
Pagi hari mereka sudah sibuk menyiapkan barang barang. Zahwa yang sangat antusias
sudah siap untuk berangkat.

Bapak : “Ayoo buu, makin siang makin macet dijalan.” (Ucap Bapak ke Ibu yang tengah
asik berdandan.)
Ibu : “Bentar dong pa ini lagi dandan.” (menggunakan bedak)
Bapak : “Ibu gausah dandan juga udah cantik.”
Ibu : “Yang benerrr?, Bohonggg.” (senyum tipis)
Bapak : “ih apaan si bu, beneran. Zahwa udah nunggu tuh, Paling semangat dia.”
Ibu : “Iya iya pa, ini udah selesai kok.” (membereskan alat make up nya)
(Mereka pun bergegas massuk mobil.)
Bapak : “Siap semua, Lets goo.”
Ibu & Zahwa : “Lets goooo.”

Sementara itu disisi lain, ada pengemudi truk yang sangat mengantuk namun
memaksakan untuk tetap mengemudi.
POV PENGEMUDI TRUK
Mang Dede : “Aduh hari ini kok nagntuk bener ya” (menguap)
Dan disisi lain dalam mobil Pa Pram, mereka sedang asik mengobrol.
POV KELUARGA PA PRAM
Zahwa : “Zahwa seneng banget deh pa, makasih banyak Pa sayanggg bapak.”
Bapak : “Iya Zah, demi Zahwa apasih yang engga.”

Setelah melewati lampu merah, mereka tidak sadar ada sebuah truk yang lepas kendali
menuju ke arah mereka.

Bapak : “Ibu kok dari tadi diam aja?” (melirik ke arah ibu)
Zahwa : “iya nih bu.”
Ibu : “hmm gapapa kok- eh Pa awas…” (teriak ibu)
(Soundeffect Meledak)

Dan terjadilah tabrakan…


(Soundeffect Mobil Ambulance)

Setelah kecelakaan. Bapak, Ibu dan Zahwa dilarikan kerumah sakit, Ibu melahirkan
anak yang dikandungnya selama delapan bulan.

Dokter : “Ayoo bu, Tarik nafas buang. Sedikit lagi bu.’


(Ibu sedang berusaha untuk melahirkan.)
Dokter : “Ayo bu sedikit lagi.”
(Setelah berusaha ibu nur berhasil melahirkan.)
Ibu : “Bagaimana dok.” (menghela nafas)
Dokter : “Alhamdulillah bu, anak ibu laki laki.” (Sembari memberikan anaknya kepada ibu
nur)
Ibu : “Makasih banyak dok, Anak saya dok Zahwa dan suami saya bagaimana?” (cemas)
Dokter : “Ibu tenang dulu ya, istirahat dulu.”
Ibu : “Bagaimana bisa tenang dok, saya mau ketemu anak sama suami saya sekarang.”
Dokter : “Maaf bu sebelumnya…”
Ibu : “Ada apa dong apa yang terjadi sama anak dan suami saya?” (sela Ibu)
Dokter : “Zahwa tidak apa apa dia hanya luka ringan, namun suami ibu tidak bisa
diselamatkan nyawa nya.”
Ibu : “Hah ga mungkin dok saya mau liat dia sekarang.”
Dokter : “maaf bu tapi ibu ga boleh terlalu banyak gerak.”
(Tak lama kemudian zahwa datang dan memeluk sang ibu.)
(Ibu nur memberikan anaknya pada Dokter.)
Zahwa : “Ibuuuuu.” (memeluk erat ibu)
Ibu : “Zahwa kamu gapapa nak?” (mengecek keadaan Zahwa)
Zahwa : “Gapapa bu, cuman luka dikit.”
Dokter : “Baik bu, karna anak ibu membutuhkan perwatan lebih, kami akan bawa ke
ruangan khusus bu.”
Ibu : “Baik dok terimakasih banyak.” (memberikan anak nya kepada dokter)
Dokter : “Sama sama bu, saya tinggal dulu.”
(Dokter Aliya pun beranjak pergi meninggalkan mereka berdua.)
Zahwa : “Ibuuu bapak bagaimana bu.”
Ibu : “Bapak udah ga ada Zah.” (Suara ibu sedih)
Zahwa : “engga engga mungkin bu, tadi Zahwa liat bapak lagi ditanganin dokter. Pasti
bapak sembuh.”
Ibu : “Iya Zah tapi takdir berkata lain, Bapak udah engga ada.”
Zahwa : “engga mungkin bu.” (Teriak dan pergi meninggalkan Ibu)

Zahwa pun pergi keruangan bapak, sesampainya disana yang dilihat hanya wajahnya
yang ditutupi kain.

(Zahwa berlari menuju ayahnya dan memeluknya)


(Backsound Ayah)
12 Tahun kemudian..
Hari ini adalah hari pertama Irsyad masuk SMP. Irsyad sudah sangat antusias untuk
berangkat ke sekolah bertemu teman teman barunya.

Irsyad : “Kak duit jajan nyaaa” (menggendong tas)


Zahwa : “hadeeuhhh nih” (ucap zahwa sembari memberikan uang senilai sepuluh ribu)
Irsyad : “lah kok cuman segini kak, Kan aku udah SMP, naik dong uang jajan nya”
Zahwa : “Ampuunnn dah emang ga cukup ya.”
Irsyad : “Engga dong kak, ongkos aja udah berapa, masa nanti aku cuman jajan permen”
Zahwa : “yaudah nihhh” (ucap Zahwa sembari menambah 10 ribu jumlah uang nya.)
Irsyad : “nah gitu kak makasih yoooo” (Memasukan uang tersebut ke saku celananya)
Zahwa : “Iyaaa… udah sana cepet berangkat, hari pertama masa telat”
Irsyad : “iya kak, eh ibu masih dirumah kakek?” (melirk ke dapur)
Zahwa : “iya masih, lagi nyiapin dagangan yang mau dijual” (sembari asik membaca)
Irsyad : “oh oke deh assalamualaikum kak”
Zahwa : “Waalaikumsalam”
(Iryad pun pergi meninggalkan kakanya.)
(Irsyad tiba disekolah nya, dan duduk di bangku dekat teman teman nya yang sedang asik
mengobrol.)
Irsyad : “Eh lagi pada ngobrolin apa?” (menghampiri kedua temannya)
Rifal : “Ini lagi dengerin si Reza cerita soal hadiah dari ayahnya.”
Reza : “Kenalin aku Reza, ini Rifal.” (Ucap Reza memperkenalkan dirinya dan temannya.)
Irsyad : “Ohh aku Irsyad, kamu dapet hadiah apa emang?.” (Penasaran)
Reza : “PS 5 dong, dikasih ayah aku. Baru banget kemarin sampe barangnya, ga sabar
pulang sekolah buat maininnya” (Menunjukan foto PS nya)
Irsyad : “Wahh kayanya asik tuh, ayah kamu baik banget”
Rifal : “nanti pulang sekolah aku mau ke rumah Reza, kamu mau ikut ga?”
Irsyad : “Boleh, emang kamu punya game apa aja?”
Reza : “Banyak ada-“ (pembicaraan reza terpotong)
(Ibu Nunung memasuki kelas)
Ibu Nunung : “Assalamualaikum anak nanak, (waalaikumsalam) perkenalkan nama ibu
Nunung. Ibu disini sebagai wali kelas kalian sekaligus guru Matematika”
Rifal : “Waduhh..” (Cetus Rifal tak sengaja)
Ibu Nunung : “Kenapa itu yang disana!?” (lirik ke Rifal)
Rifal : “Engga bu ini digigit semut” (menggaruk tangan)
Ibu Nunung : “Ada ada aja. Baik anak anak ibu meminta kalian untuk memperkenalkan diri
kalian terlebih dahulu.”

Anak anak pun memperkenalkan dirinya, dan pembelajaran pun siap dimulai.

Ibu Nunung : “Pelajaran pertama hari ini yaitu matematika, ibu ingin tau sejauh mana
penegetahuan kalian selama di bangku sekolah dasar.” (menjelaskan di papan
tulis)
Irsyad : “Za tadi game nya ada apa aja.” (berbisik) (memulai perbincangan)
Reza : “Banyak Syad.”
Rifal : “Udah syad nanti dulu ngobrol nya.”
(Ibu Nunung melirik kembali ke arah Rifal)
Ibu Nunung : “Rifal! (Membentak) Kamu lagi kamu lagi.”
Rifal : “Lah kok aku terus sih bu.”
Ibu Nunung : “Kalian bertiga, Pulang sekolah ada soal tambahan dari saya.”
(mereka bertiga menggaruk kepalanya)
Ibu Nunung : “Baik saya lanjut.”
(Ibu Nunung melanjutkan penjelasannya)
(Bel sekolah pun berbunyi tanda pulang sekolah.)
Ibu Nunung : “Saya cukupkan sekian, untuk Irsyad, Reza dan Rifal jangan dulu pulang,
yang lainnya boleh pulang.”
Mereka pun mengerjakan tugas tambahan dari Ibu Nunung.
(mereka mengumpulkan tugas nya ke meja guru)
Ibu Nunung : “Lain kali kalo ada guru sedang menjelaskan dengar kan baik baik.”
“Baik bu” (ucap ketiganya)
Ibu Nunung : “Kalian boleh pulang”
(mereka pun salam dan meninggalkan Ibu Nunung)
(mereka bergeagas pergi kerumah Reza)
Rifal : “Gara gara kamu syad, mau main PS jadi kesorean kan.” (sambil berjalan)
Iryad : “Abisnya penasaran.”
Rifal : “Penasaran?, kaya ga pernah main PS aja”
Reza : “Udah udah jangan berisik ayo.” (jalan terlebih dahulu)
(Irsyad dan Rifal hanya mengikuti), (mereka pun main PS hinngga lupa waktu)

Sepulang sekolah Irsyad pergi kerumah Reza tanpa mengabari ibunya, hingga
akhirnya lupa waktu dan pulang larut malam dengan wajah yang lesu.

(Sementara itu dirumah, Zahwa dan Ibu cemas karna Irsyad belum juga pulang.)
Ibu : “Aduhh zah, Irsyad kemana sih jam segini kok belum pulang” (Cemas)
Zahwa : “Aduh zahwa juga engga tau bu, seharusnya sih dia udah pulang sekolah jam
segini.” (Melihat jam)
(Beberapa saat kemudian Irsyad datang.)
Irsyad : “Assalamualaikum…” (duduk membuka sepatu)
Ibu : “Waalaikumslaam.”
Zahwa : “Bagusss jam segini baru pulang, ga ngasih kabar bikin cemas aja. Abis dari mana
kamu?”
Ibu : “Sabar Zah” (Menepuk Zahwa)
Zahwa : “Gabisa bu, Abis darimana kamu Isryad?” (Melotot)
Irsyad : “Galak amat si kak, aku abis dari rumah Reza abis main PS”
Zahwa : “Kamu pikir lah.. jam segini kamu baru pulang kenapa engga sekalian aja tidur di
luar” (Menunjuk keluar)
(Irsyad hanya menghela nafas sembari melewati kakaknya begitu saja dan duduk dimeja makan.)
Ibu : “Irsyad lain kali kalo mau mau main kerumah temen bilang dulu, ibu sama kakak
sampai cemas. Ibu cemas karna peduli sama kamu. Emang kamu ngapain aja sih
sampai lupa waktu untuk pulang kerumah?”
Irsyad : “Irsyad abis main PS punya Reza bu, dibeliin ayahnya. Irsyad bosen kalo kerumah
engga ada temen main. Kenapa bapak harus pergi sih bu, Irsyad juga kan pengen
kaya Reza dapet kasih sayang dari ayahnya sendiri.
(Kakek Dayat yang sedari tadi ada di sana dan mendengarkan ucapan Irsyad segera
menghampiri.)
Kakek : “Hushh gak baik ngomong gitu syad..” (menghampiri Irsyad.)
Zahwa : “ehemm pas banget ada kakek, rasain kamu.”
Kakek : “udah udah, Irsyad Bapak pergi itu karna udah takdir dari Allah. Kamu tau takdir
itu apa?”
Irsyad : “Enggaaa” (ucap Irsyad sembari menggelengkan kepala)
Kakek : “Takdir bermakna ketetapan dari Allah, dalam Islam Takdir dibagi menjadi dua
macam, yaitu takdir Mubram dan takdir Muallaq. Takdir Muallaq adalah takdir
atau ketetapan dari Allah yang dapat diubah dengan cara berikhtiar atau berusaha.
Sedangkan takdir Mubram adalah takdir yang sudah ditetapkan dan tidak dapat
diubah. Kepergian bapak termasuk takdir Mubram, memang sudah waktunya
bapak untuk dipanggil oleh Allah...kita sebagai manusia harus mempercayai
takdir, seperti tercantum dalam rukum iman ke berapa coba?”
Irsyad : (Menghitung jari) “Keenam kan.”
Kakek : “Nah itu Irsyad tau, sekarang doaakan saja yang terbaik untuk bapakmu.”
(menepuk pundak Irsyad)
Iryad : “Iya kek, makasih ilmunya. Ibu dan kakak maafin Irsyad ya karna ga ngabarin
dulu, lain kali Irsyad ga akan bikin cemas kakak sama ibu.”
Ibu : “Iyaa jangan diulangin lagi ya.”
Zahwa : “Nah gitu dong.”
Ibu : “Ibu udah nyiapin makan malam daritadi, karna nungguin Irsyad pulang jadi belum
pada makan, sekarang ganti baju nya lalu kita makan malam bersama.”
Irsyad : “Baik bu.” (Pergi)
Mereka pun makan malam bersama, hari berikutnya dilewati dengan tentram dan damai.

TAMAT
LIST PROPERTY
LIST SCENE

Anda mungkin juga menyukai