Ibu : “Zah bangun… Berangkat sekolah, Sudah jam 6 loh, Kamu gak mau kan telat
berangkat ke sekolah, Bapak sudah siap loh. Ayok bangun."
Zahwa : “Baik bu.” (ucap Zahwa setengah sadar sembari menguap. )
Zahwa pun bersiap untuk berangkat ke sekolah, saat dimeja makan mereka berbincang.
Bapak : “PR nya udah dikerjain Zah?” (ucap bapak sembari menyuap makanan di
sendoknya.)
Zahwa : “Udah dong pa.. aman..”
Ibu : “Sudah nanti saja ngobrolnya, habiskan makannya lalu berangkat.” (sela Ibu)
Bapak : “hahaha iya iya bu.”
Mereka pun segera menghabiskan sarapan yang dimasak Ibu lalu bergegas pergi.
Ibu : “Pa, bapak yakin nanti mau berlibur ke jogja. Perasaan ibu engga enak.”
Bapak : “Loh memangnya kenapa bu, gapapa kali kali nurutin permintaan Zahwa.”
Ibu : “Iya sih pa, tapi apa ga bisa di ajak nya yang deket aja dulu.”
Bapak : “Gapapa bu, Kita juga kan belum pernah jalan jauh, Udah bapak mau lanjut kerja
dulu bu.”
(Ibu hanya terdiam dan beranjak pergi.)
Hari demi hari dilewati, hingga tiba saatnya keberangkatan keluarga Pa Pram ke Jogja.
Pagi hari mereka sudah sibuk menyiapkan barang barang. Zahwa yang sangat antusias
sudah siap untuk berangkat.
Bapak : “Ayoo buu, makin siang makin macet dijalan.” (Ucap Bapak ke Ibu yang tengah
asik berdandan.)
Ibu : “Bentar dong pa ini lagi dandan.” (menggunakan bedak)
Bapak : “Ibu gausah dandan juga udah cantik.”
Ibu : “Yang benerrr?, Bohonggg.” (senyum tipis)
Bapak : “ih apaan si bu, beneran. Zahwa udah nunggu tuh, Paling semangat dia.”
Ibu : “Iya iya pa, ini udah selesai kok.” (membereskan alat make up nya)
(Mereka pun bergegas massuk mobil.)
Bapak : “Siap semua, Lets goo.”
Ibu & Zahwa : “Lets goooo.”
Sementara itu disisi lain, ada pengemudi truk yang sangat mengantuk namun
memaksakan untuk tetap mengemudi.
POV PENGEMUDI TRUK
Mang Dede : “Aduh hari ini kok nagntuk bener ya” (menguap)
Dan disisi lain dalam mobil Pa Pram, mereka sedang asik mengobrol.
POV KELUARGA PA PRAM
Zahwa : “Zahwa seneng banget deh pa, makasih banyak Pa sayanggg bapak.”
Bapak : “Iya Zah, demi Zahwa apasih yang engga.”
Setelah melewati lampu merah, mereka tidak sadar ada sebuah truk yang lepas kendali
menuju ke arah mereka.
Bapak : “Ibu kok dari tadi diam aja?” (melirik ke arah ibu)
Zahwa : “iya nih bu.”
Ibu : “hmm gapapa kok- eh Pa awas…” (teriak ibu)
(Soundeffect Meledak)
Setelah kecelakaan. Bapak, Ibu dan Zahwa dilarikan kerumah sakit, Ibu melahirkan
anak yang dikandungnya selama delapan bulan.
Zahwa pun pergi keruangan bapak, sesampainya disana yang dilihat hanya wajahnya
yang ditutupi kain.
Anak anak pun memperkenalkan dirinya, dan pembelajaran pun siap dimulai.
Ibu Nunung : “Pelajaran pertama hari ini yaitu matematika, ibu ingin tau sejauh mana
penegetahuan kalian selama di bangku sekolah dasar.” (menjelaskan di papan
tulis)
Irsyad : “Za tadi game nya ada apa aja.” (berbisik) (memulai perbincangan)
Reza : “Banyak Syad.”
Rifal : “Udah syad nanti dulu ngobrol nya.”
(Ibu Nunung melirik kembali ke arah Rifal)
Ibu Nunung : “Rifal! (Membentak) Kamu lagi kamu lagi.”
Rifal : “Lah kok aku terus sih bu.”
Ibu Nunung : “Kalian bertiga, Pulang sekolah ada soal tambahan dari saya.”
(mereka bertiga menggaruk kepalanya)
Ibu Nunung : “Baik saya lanjut.”
(Ibu Nunung melanjutkan penjelasannya)
(Bel sekolah pun berbunyi tanda pulang sekolah.)
Ibu Nunung : “Saya cukupkan sekian, untuk Irsyad, Reza dan Rifal jangan dulu pulang,
yang lainnya boleh pulang.”
Mereka pun mengerjakan tugas tambahan dari Ibu Nunung.
(mereka mengumpulkan tugas nya ke meja guru)
Ibu Nunung : “Lain kali kalo ada guru sedang menjelaskan dengar kan baik baik.”
“Baik bu” (ucap ketiganya)
Ibu Nunung : “Kalian boleh pulang”
(mereka pun salam dan meninggalkan Ibu Nunung)
(mereka bergeagas pergi kerumah Reza)
Rifal : “Gara gara kamu syad, mau main PS jadi kesorean kan.” (sambil berjalan)
Iryad : “Abisnya penasaran.”
Rifal : “Penasaran?, kaya ga pernah main PS aja”
Reza : “Udah udah jangan berisik ayo.” (jalan terlebih dahulu)
(Irsyad dan Rifal hanya mengikuti), (mereka pun main PS hinngga lupa waktu)
Sepulang sekolah Irsyad pergi kerumah Reza tanpa mengabari ibunya, hingga
akhirnya lupa waktu dan pulang larut malam dengan wajah yang lesu.
(Sementara itu dirumah, Zahwa dan Ibu cemas karna Irsyad belum juga pulang.)
Ibu : “Aduhh zah, Irsyad kemana sih jam segini kok belum pulang” (Cemas)
Zahwa : “Aduh zahwa juga engga tau bu, seharusnya sih dia udah pulang sekolah jam
segini.” (Melihat jam)
(Beberapa saat kemudian Irsyad datang.)
Irsyad : “Assalamualaikum…” (duduk membuka sepatu)
Ibu : “Waalaikumslaam.”
Zahwa : “Bagusss jam segini baru pulang, ga ngasih kabar bikin cemas aja. Abis dari mana
kamu?”
Ibu : “Sabar Zah” (Menepuk Zahwa)
Zahwa : “Gabisa bu, Abis darimana kamu Isryad?” (Melotot)
Irsyad : “Galak amat si kak, aku abis dari rumah Reza abis main PS”
Zahwa : “Kamu pikir lah.. jam segini kamu baru pulang kenapa engga sekalian aja tidur di
luar” (Menunjuk keluar)
(Irsyad hanya menghela nafas sembari melewati kakaknya begitu saja dan duduk dimeja makan.)
Ibu : “Irsyad lain kali kalo mau mau main kerumah temen bilang dulu, ibu sama kakak
sampai cemas. Ibu cemas karna peduli sama kamu. Emang kamu ngapain aja sih
sampai lupa waktu untuk pulang kerumah?”
Irsyad : “Irsyad abis main PS punya Reza bu, dibeliin ayahnya. Irsyad bosen kalo kerumah
engga ada temen main. Kenapa bapak harus pergi sih bu, Irsyad juga kan pengen
kaya Reza dapet kasih sayang dari ayahnya sendiri.
(Kakek Dayat yang sedari tadi ada di sana dan mendengarkan ucapan Irsyad segera
menghampiri.)
Kakek : “Hushh gak baik ngomong gitu syad..” (menghampiri Irsyad.)
Zahwa : “ehemm pas banget ada kakek, rasain kamu.”
Kakek : “udah udah, Irsyad Bapak pergi itu karna udah takdir dari Allah. Kamu tau takdir
itu apa?”
Irsyad : “Enggaaa” (ucap Irsyad sembari menggelengkan kepala)
Kakek : “Takdir bermakna ketetapan dari Allah, dalam Islam Takdir dibagi menjadi dua
macam, yaitu takdir Mubram dan takdir Muallaq. Takdir Muallaq adalah takdir
atau ketetapan dari Allah yang dapat diubah dengan cara berikhtiar atau berusaha.
Sedangkan takdir Mubram adalah takdir yang sudah ditetapkan dan tidak dapat
diubah. Kepergian bapak termasuk takdir Mubram, memang sudah waktunya
bapak untuk dipanggil oleh Allah...kita sebagai manusia harus mempercayai
takdir, seperti tercantum dalam rukum iman ke berapa coba?”
Irsyad : (Menghitung jari) “Keenam kan.”
Kakek : “Nah itu Irsyad tau, sekarang doaakan saja yang terbaik untuk bapakmu.”
(menepuk pundak Irsyad)
Iryad : “Iya kek, makasih ilmunya. Ibu dan kakak maafin Irsyad ya karna ga ngabarin
dulu, lain kali Irsyad ga akan bikin cemas kakak sama ibu.”
Ibu : “Iyaa jangan diulangin lagi ya.”
Zahwa : “Nah gitu dong.”
Ibu : “Ibu udah nyiapin makan malam daritadi, karna nungguin Irsyad pulang jadi belum
pada makan, sekarang ganti baju nya lalu kita makan malam bersama.”
Irsyad : “Baik bu.” (Pergi)
Mereka pun makan malam bersama, hari berikutnya dilewati dengan tentram dan damai.
TAMAT
LIST PROPERTY
LIST SCENE