Anda di halaman 1dari 3

Khutbah Jumat: Memenuhi Seruan Allah

‫ َفال‬، ‫ ومن ُيْض ِلْل‬،‫ َم ْن َيْهِد ه هللا َفال ُمِض َّل َلُه‬،‫ َوِم ْن سيئاِت أْع َم اِلنا‬،‫ ونعوُذ به ِم ن ُش ُروِر أنُفِس َنا‬،‫ ونستغفُر ُه‬،‫ ونستعيُنه‬،‫ َنْح َم ُده‬،‫إَّن الَح ْمَد هلل‬
.‫ َالَّلُهَّم َص ِّلى َع َلى ُمَحَّمٍد َو َع َلى َاِلِه َو َأْص َح اِبِه َوَم ْن َّواَلُه‬.‫ وأشهُد أَّن ُمَح َّم ًدا عْبُده وَر ُسوُله‬،‫ َأْش َهُد أْن ال إَلَه إال ُهللا َو ْح َد ُه ال َش ِريَك َلُه‬.‫َهاِد ي َلُه‬
‫ َياَأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ُقوُلوا َقْو ال َسِد يًدا * ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغ ِفْر‬. ‫َياَأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو ال َتُم وُتَّن ِإال َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم وَن‬
‫َلُك ْم ُذ ُنوَبُك ْم َوَم ْن ُيِط ِع َهَّللا َو َر ُسوَلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ يًم ا‬

Hadirin sidang Jumat yang mulia

Marilah kita selalu bersyukur kepada Allah dengan sebenar-benarnya atas semua kenikmatan dari Allah.
Bersyukur dengan hati yang merasa ridha, lisan yang selalu bertahmid memuji-Nya serta anggota badan
yang selalu berbuat yang diridhai-Nya.

Bersyukur dalam keseharian yakni menggunakan anggota badan kita ini untuk taat kepada-Nya, dengan
bertakwa kepada-Nya secara sebenar-benar takwa kepada-Nya.

Takwa sebagai wujud syukur merupakan hal pokok dalam kehidupan seorang Muslim. Kemuliaan dan
kehormatan kita sebagai orang beriman, ditentukan oleh kadar takwanya.

Sebagaimana firman-Nya:

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو ال َتُم وُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم وَن‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa
kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali
Imran [3]: 102).

Berkaitan dengan ayat tersebut, Ibnu Mas’ud menambahkan, maksud sebenar-benar takwa pada ayat
ini adalah senantiasa menaati Allah dengan tidak bermaksiat kepada-Nya, senantiasa mengingat Allah
dengan tidak melupakan-Nya, serta bersyukur kepada-Nya tanpa mengingkari-Nya.

Imam az-Zuhri menegaskan tentang ayat ini, adalah agar orang-orang beriman itu mengerjakan
perintah Allah dengan sungguh-sungguh. Sebab Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai teladan umat
Islam juga telah mengerjakan hal tersebut.

Semoga setelah Jumat ini, ada peningkatan takwa kita kepada Allah, sehingga Allah berkenan
menghapus dosa-dosa kita sepekan lalu. Aamiin.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Selanjutnya, dengan keimanan yang kokoh di dalam jiwa, maka kita akan dengan segera memenuhi
sertuan Allah, manakala Allah menyeru kita.

Ini seperti Allah menyatakan di dalam ayat:


‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اْسَتِج يُبوا ِهَّلِل َوِللَّرُسوِل ِإَذ ا َدَعاُك ْم ِلَم ا ُيْح ِييُك ْم ۖ َو اْعَلُم وا َأَّن َهَّللا َيُحوُل َبْيَن اْلَم ْر ِء َو َقْلِبِهۦ َو َأَّنُه ۥ ِإَلْيِه ُتْح َش ُروَن‬

Artinya: “Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allâh dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru
kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allâh
membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan”.
(QS Al-Anfal [8]:24).

Pada ayat ini, Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya orang-orang beriman untuk memenuhi seruan
Allah dan Rasul-Nya. Yakni, hendaknya mereka tunduk terhadap perkara yang diperintahkan dan
bersegera menjalankannya dan mendakwahkannya, serta menjauhi perkara yang dilarang Allah dan
Rasul-Nya serta menahan diri dari perkara itu.

Dengan memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya, maka akan dapat memperbaiki keadaan kita serta dapat
menghidupkan jiwa. Hal ini karena hidupnya jiwa adalah dengan penghambaan diri kepada Allah, selalu
taat kepada-Nya, dan taat kepada Rasul-Nya secara kontinyu.

Maka, jika seseorang berpaling dari seruan Allah, padahal kondisinya sangat mendukung, maka Allah
akan menghalangi hatinya. Sehingga ia tidak memperoleh petunjuk untuk menyambut seruan Allah,
meskipun menginginkannya.

Pada ayat lain Allah menyebutkan:

‫َفَلَّم ا َز اُغ وا َأَز اَغ ُهَّللا ُقُلوَبُهْم‬

Artinya: “Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka”. (QS Ash-
Shaf [61]:5).

Hadirin rahimakumullah

Memenuhi seruan Allah, atau menjadi generasi sami’na wa atho’na, adalah kewajiban kita orang-orang
beriman. Seperti Allah sebutkan di dalam firman-Nya:

‫َوَم ا َك اَن ِلُم ْؤ ِم ٍن َو اَل ُم ْؤ ِم َنٍة ِإَذ ا َقَض ى ُهَّللا َو َر ُسوُلُه َأْم ًرا َأْن َيُك وَن َلُهُم اْلِخ َيَر ُة ِم ْن َأْم ِر ِهْم ۗ َوَم ْن َيْع ِص َهَّللا َو َر ُسوَلُه َفَقْد َض َّل َض اَل اًل ُم ِبيًنا‬

Artinya: “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin,
apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain)
tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah
sesat, sesat yang nyata.” (QS Al-Ahzab [33]: 36).

Hal ini menunjukkan, bahwa bentuk pengakuan sebagai seorang Muslim adalah kewajiban mengikuti
semua keputusan Allah dan Rasul-Nya. Tidak boleh memiliki pilihan lain dalam perkara yang telah
diputuskan-Nya.
Karena itu, marilah kita penuhi seruan itu dan kita jalankan semaksimal mungkin. Mulai dari seruan aza
untuk shalat berjamaah, seruan mengeluarkan Zakat Infak dan sedekah, seruan mengajak kebaikan dan
mencegah kemungkaran, hingga seruan jihad di jalan Allah dan seruan hidup berjama’ah.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun menganjurkan, agar jiwa kita tetap istiqamah di dalam
menyambut seruan Allah, sering membaca doa:

‫َيا ُم َقِّلَب اْلُقُلوِب َثِّبْت َقْلِبْي َع َلى ِد ْيِنَك‬

Artinya: “Wahai Dzat Yang Membolak-balikkan kalbu, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu”.

Juga doa:

‫َيا ُمَص ِّر َف اْلُقُلوِب اْص ِر ْف َقْلِبْي ِإَلى َطاَع ِتَك‬

Artinya: “Wahai Dzat Yang Membolak-balikkan kalbu, condongkahlah hatiku kepada ketaatan kepada-
Mu”.

Semoga Allah selalu memberikan kita hidayah untuk tetap mentaati-Nya dan memenuhi seruan-Nya.
Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai