Anda di halaman 1dari 4

!

‫أيها المؤمنون اتقوا ربكم حق التقوى وتمسكوا من دينكم بالعروة الوثقى ووحدوا ربكم وأطيعوا رسوله صلى هللا عليه وسلم‬

Wahai kaum mukminin, bertaqwalah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dengan sebenar-benarnya
taqwa dan pegang teguhlah agama kalian dengan pegangan yang kuat!

‫الُعْر َو ُة الُو ْثَقى‬


Taatilah Rabb kalian! Tauhidkanlah Rabb kalian! Taatilah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam!

Ketahuilah rahimakumullah…

Bahwa, di antara hikmah syariat yang mulia ini adalah dikumpulkannya perkara-perkara yang
agung dan penting, dalam sebuah untaian kata yang ringkas dan padat, bahkan betapa banyak
makna-makna yang agung tersebut hanya diungkapkan dengan satu kata saja.
Di antara hal tersebut adalah kata istiqomah, sebuah kata yang terdiri dari beberapa huruf saja, yang
dengannya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam diperintahkan sebanyak dua kali dalam al-Quran
untuk menunaikannya. Pertama dalam surat Hud, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman kepada
Nabi-Nya:

‫َفٱْسَتِقْم َك َم ٓا ُأِم ْر َت‬


Maka istiqomahlah engkau sebagaimana telah diperintahkan kepadamu!

Yang kedua, dalam surat as-Syura Allah subhanahu wa ta'ala berfirman kepada Rasul-Nya:

‫َو اْسَتِقْم َك َم ا ُأِم ْر َت‬


Dan istiqomahlah engkau sebagaimana telah diperintahkan kepadamu!

Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ditanya oleh salah seorang sahabatnya,
tentang suatu perkara, yang tidak mungkin ditanyakan kepada seorang pun selain beliau,
sepeninggal beliau Shallallahu Alaihi Wasallam, maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
bersabda:

‫ُقْل آَم ْنُت ِباِهلل ُثَّم اْسَتِقْم‬


Ucapkanlah: “Aku beriman kepada Allah” kemudian istiqomahlah!

“Istiqomah” adalah sebuah kata yang mengumpulkan kebaikan di dunia dan di akhirat, Allah
subhanahu wa ta'ala berfirman:

‫ِإَّن اَّلِذ يَن َقاُلوا َر ُّبَنا ُهَّللا ُثَّم اْسَتَقاُم وا َتَتَنَّز ُل َع َلْيِهُم اْلَم اَل ِئَك ُة َأاَّل َتَخ اُفوا َو اَل َتْح َز ُنوا َو َأْبِش ُروا ِباْلَج َّنِة اَّلِتي ُكْنُتْم ُتوَع ُد وَن ۝‬
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami adalah Allah!” kemudian mereka
istiqomah, maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut!
Janganlah kamu bersedih; dan berilah kabar gembira kepada mereka dengan Jannah yang telah
dijanjikan Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada kalian!

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman;

‫ِإَّن اَّلِذ يَن َقاُلوا َر ُّبَنا ُهَّللا ُثَّم اْسَتَقاُم وا َفاَل َخ ْو ٌف َع َلْيِهْم َو اَل ُهْم َيْح َز ُنوَن ۝‬
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami adalah Allah!”, kemudian mereka tetap
istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak pula merasa bersedih.
Allah subhanahu wa taala juga berfirman;

‫َّو َاْن َّلِو اْسَتَقاُم ْو ا َع َلى الَّطِرْيَقِة َاَلْس َقْيٰن ُهْم َّم ۤا ًء َغ َد ًقا‬
Dan jikalau mereka tetap istiqomah di atas jalan kebenaran, maka sungguh Kami akan memberi
mereka minum kepada mereka berupa air yang berlimpah.

Demikianlah istiqomah, sebagai sumber utama kebaikan baik di dunia dan di akhirat. Dan
hakikat dari kata istiqomah adalah ketika seorang hamba tegak dan teguh untuk menjalankan agama
Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menciptakan kita untuk
beribadah kepada-Nya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mengutus Rasul terbaik-Nya yang
membawa perintah dan larangan, memberikan kabar gembira dan ancaman.

Barang siapa yang berada di atas jalan Allah subhanahu wa ta'ala dan Rasul-Nya Shallallahu
Alaihi Wasallam, ialah orang yang istiqomah. Maka jika anda ingin mengetahui di mana posisi anda
dalam keistqomahan maka lihatlah di mana posisi anda, sebesar apa ketundukan anda dalam
menjalankan agama Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jika anda membenarkan berita yang sampai kepada
anda dari Allah subhanahu wa taala dan Rasul-Nya Shallallahu Alaihi Wasallam, kemudian anda
laksanakan perintah-Nya, anda tinggalkan larangan-Nya, maka anda berada dalam jalan yang lurus,
jalan kebenaran, jalan ke istiqomahan.

.‫ فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم‬،‫َأُقوُل َم ا َتْس َم ُعْو َن وأستغفر هللا العلي العظيم لي ولكم‬

Khutbah 2

‫ والشكر له تواليا وتترا‬،‫الحمد هلل حمدا حمدا‬


‫وأشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له معبودا حقا وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صدقا‬
:‫أما بعد‬

Wahai kaum mukminin rahimakumullah…

Ketika Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan kepada Nabi-Nya Shallallahu Alaihi


Wasallam untuk istiqomah, yang demikian itu menunjukkan betapa agungnya istiqomah. Allah
Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan istiqomah kepada Nabi-Nya Shallallahu Alaihi Wasallam
padahal beliau adalah seorang Nabi. Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan istiqomah kepada
Nabi-Nya Shallallahu Alaihi Wasallam sebanyak dua kali, sebagai pengingat bahwa perintah untuk
istiqomah butuh diulang berkali-kali. Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan istiqomah kepada
Nabi-Nya Shallallahu Alaihi Wasallam agar umatnya meneladaninya, sehingga sebagaimana Nabi kita
Shallallahu Alaihi Wasallam diperintahkan untuk istiqomah, maka kita umatnya juga diperintahkan
untuk istiqomah. Maka wajib bagi kita untuk istiqomah!

Wahai kaum mukminin rahimakumullah…

Sesungguhnya istiqomah dalam menjalankan agama Allah dan Rasul-Nya Shallallahu Alaihi
Wasallam tidak akan sempurna, sebelum kita memperhatikan hal yang satu ini. Ketika Allah
subhanahu wa taala memerintahkan Rasul-Nya untuk istiqomah, Allah subhanahu wa taala
gandengkan dengan larangan mengikuti hawa nafsu. Allah subhanahu wa taala berfirman:
‫َو اْسَتِقْم َك َم ا ُأِم ْر َت َو اَل َتَّتِبْع َأْهَو اَء ُهْم‬
Dan istiqomahlah engkau sebagaimana telah diperintahkan kepadamu! Dan janganlah engkau ikuti
keinginan hawa nafsu mereka!

Yang demikian itu, karena istiqomah dalam ketaatan merupakan bentuk mengikuti hidayah
dan petunjuk. Sementara hawa nafsu, dapat memalingkan seorang hamba dari keistiqomahan. Hawa
nafsu tersebut, ditiupkan oleh manusia untuk menghalangi seorang hamba dari hidayah, hawa nafsu
tersebut banyak modelnya; Terkadang ia berupa pemikiran dan opini, terkadang ia berupa renungan
dan khayalan, terkadang ia berupa dugaan dan perasaan, terkadang ia berupa bisikan hati,
terkadang ia berupa mimpi, terkadang ia berupa adat istiadat setempat, atau yang lainnya. Yang
mana hal tersebut, mendorong mereka untuk mengatakan, atau melakukan, atau meyakini, sesuatu
yang mereka tidak diperintahkan oleh Allah subhanahu wa taala untuk melakukannya.

Maka keistiqomahan di jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan sempurna, hingga
seorang hamba membersihkan jiwanya dari segala bentuk hawa nafsu, baik berupa perkataan,
ataupun perbuatan, ataupun keyakinan, yang tidak dibangun di atas perintah syariat.
Maka istiqomahlah wahai kaum mukminin, sebagaimana kalian telah diperintahkan untuk
istiqomah!

Dan waspadalah! Terhadap hawa nafsu yang dihembuskan para pengekornya, karena yang
mereka ikuti bukan kebenaran melainkan kebatilan. Hati-hati jangan sampai hawa nafsu tersebut
merasuk ke dalam agama kita! Sebagaimana ia telah merusak agama kebanyakan manusia. Karena
mereka tidak membangun agama mereka di atas tuntunan syariat, mereka telah terpapar virus hawa
nafsu yang gejalanya adalah sebagian mereka yang mengatakan:
“Menurut pendapat saya, menurut ide saya, menurut gagasan saya, menurut pengamatan saya,
berkata hati kecil saya, saya merasa, saya menduga, saya bermimpi.”

Apakah mereka menyangka, bahwa agama Allah Subhanahu Wa Ta'ala dibangun di atas
semua itu?
Tidak! Agama Allah Subhanahu Wa Ta'ala dibangun di atas dalil-dalil syariat yang kuat. Bukan di atas
opini, tidak pula berupa renungan dan khayalan, tidak pula berupa dugaan dan perasaan, tidak pula
berupa bisikan hati, tidak pula berupa mimpi, tidak pula berupa adat istiadat setempat. Namun
agama Allah, dibangun di atas pondasi yang kuat.

Kita memohon kepada Allah subhanahu wa taala agar meneguhkan kita di atas jalan
istiqomah. Benar, mengenal petunjuk dan hidayah adalah sebuah kebaikan. Namun, ada sebuah
kebaikan yang lebih agung dari itu, yaitu ketika kita mampu istiqomah di atas jalan hidayah.
‫ِإَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَك َتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي ۚ َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا‪.‬‬
‫(الصلواة)‬
‫(اإلستغفار للمسلمين)‬
‫اللهم آت نفوسنا تقواها‪ ،‬وزكها أنت خير من زكاها أنت وليها وموالها‪.‬‬
‫اللهم إنا نسألك الهدى والتقى العفاف والغنى‪.‬‬
‫اللهم حبب إلينا اإليمان وزينه في قلوبنا وكره إلينا الكفر والفسوق والعصيان واجعلنا من عبادك الراشدين‪.‬‬
‫اللهم حبب إلينا إتيان الحسنات‪ ،‬وبارك لنا في فعل الخيرات‪ ،‬وباعد بيننا وبين المعاصي والسيئات‪.‬‬
‫اللهم أحينا على خير حال‪ ،‬وتوفنا على خير حال‪ ،‬واقلبنا جميعا إلى خير المآل‪.‬‬
‫اللهم آمن المسلمين في دورهم‪ ،‬وأصلح أئمتهم ووالة أمورهم‪ ،‬اللهم وفق والة أمورنا لما تحب وترضا‪ ،‬وخذ بنواصيهم للبر‬
‫والتقوى‪ ،‬واجعل لهم بطانة صالحة ناصحة‪ ،‬وجنبهم بطانة السوء‪.‬‬
‫اللهم إنا نعوذبك من شر األشرار‪ ،‬وكيد الفجار‪ ،‬اللهم إنا نعوذ بك من شرورهم وندرء بك في نحورهم‪.‬‬
‫اللهم فرج كرب المكروبين‪ ،‬ونفس هموم المهمومين‪ ،‬واقض الدين عن المدينين‪ ،‬واشف مرضانا ومرضى المسلمين‪.‬‬
‫وآخر دعوانا عن الحمد هلل رب العلمين‪.‬‬

Anda mungkin juga menyukai