(Skripsi)
Oleh
Oleh
Skripsi
Pada
diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku di Universitas Lampung.
MOTO
(John Dewey)
viii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap Alhamdulillah dan rasa syukur atas nikmat Allah SWT., saya
mempersembahkan karya ini kepada:
1. Orang tua saya, Bapak Muhson dan Ibu Mismawati yang telah
membesarkan, mendidik, dan memberi dukungan baik secara morel
maupun materil.
2. Kakak saya, Avin Prasti Siskasa, serta adik saya Bintang Fath Illafi dan
Deibina Noray Chaliqa.
SANCAWACANA
Puji syukur kepada Allah SWT., atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis bisa menyelesaikan Skripsi berjudul “Nilai Pendidikan Karakter dalam
Novel Si Anak Cahaya Karya Tere Liye dan Implikasinya dengan Pembelajaran
Sastra di SMA.” Skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan
karakter yang tertuang dalam novel Si Anak Cahaya serta untuk mengetahui
relevansinya terhadap pembelajaran sastra di SMA.
Dalam menyelesaikan Skripsi ini penulis telah banyak menerima bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
7. Kedua orang tuaku, Bapak Muhson dan Ibu Mismawati yang telah
memberikan semangat, motivasi, dan doa kepada penulis;
8. Kakak adikku tersayang, Mbak Avin, Abang Piltra, Adik Bintang, dan Adik
Deibina yang telah memberi semangat dan doa kepada penulis.
9. Keluarga besar Bapak Marolan dan Bapak Mujaman yang menjadi
penyemangat saya selama menulis skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat Saya. Retno, Dira, Mellynia, Neni, Melita, Dinda, dan Kiki
serta teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
angkatan 2017 lainnya yang telah memberikan dukungan moral dan
dorongan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan studi dengan
baik;
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan dan
kesalahan. Oleh sebab itu, penulis mohon kritik yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian........................................................................ 9
V. PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................... 102
5.2 Saran...................................................................................................... 103
Tabel Halaman
1. Kartu Pencatat Data ............................................................................ 30
2. Indikator Nilai-Nilai Pendidikan Karakter .......................................... 32
3. Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Si Anak Cahaya
karya Tere Liye ................................................................................... 33
4. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian .................................... 78
5. Skenario pembelajaran ........................................................................ 79
6. Instrumen Penilaian Observasi............................................................ 93
7. Instrumen Penilaian Diri ..................................................................... 94
8. Instrumen Penilaian Teman Sebaya .................................................... 96
9. Instrumen Penilaian Percakapan ......................................................... 97
10. Instrumen Penilaian Unjuk Kerja ........................................................ 98
11. Instrumen Penilaian Diskusi ............................................................... 98
12. Instrumen Penilaian............................................................................. 99
13. Program Remidi ................................................................................ 100
14. Nilai Pendidikan Karakter Religius dalam novel
Si Anak Cahaya karya Tere Liye ...................................................... 108
15. Nilai Pendidikan Karakter Nasionalis dalam novel
Si Anak Cahaya karya Tere Liye ...................................................... 113
16. Nilai Pendidikan Karakter Mandiri dalam novel
Si Anak Cahaya karya Tere Liye ...................................................... 116
17. Nilai Pendidikan Karakter Gotong Royong dalam novel
Si Anak Cahaya karya Tere Liye ...................................................... 126
18. Nilai Pendidikan Karakter Integritas dalam novel
Si Anak Cahaya karya Tere Liye ...................................................... 135
I. PENDAHULUAN
Pendidikan karakter bukanlah hal yang asing lagi dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Bahkan sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945, para pendiri bangsa
telah mengemukakan bahwa ada tiga tantangan besar yang harus dihadapi oleh
bangsa Indonesia. Pertama, adalah mendirikan negara yang bersatu dan berdaulat,
kedua adalah membangun bangsa, ketiga adalah membangun karakter.
Tantangan-tantangan tersebut merupakan hal yang harus dilakukan terus-menerus
dan tidak boleh putus sepanjang sejarah kehidupan bangsa Indonesia. Sehubungan
dengan hal itu, Bapak Proklamator, Dr. Ir. H. Seokarno pernah menggagaskan:
“Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter
(character building), karena character building inilah yang akan membuat
Indonesia menjadi bangsa yang besar, bermartabat, maju dan jaya, serta
bermartabat. Kalau character building tidak dilakukan, maka bangsa Indonesia
akan menjadi bangsa kuli” (Seodarseono, 2009: 46).
Dalam dunia kesastraan, novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang
paling populer dan digemari oleh berbagai kalangan. Novel merupakan sebuah
rekaan yang panjang yang menyuguhkan tokoh-tokoh, penampilan serangkaian
peristiwa dan latar secara tersusun (Sudjiman, 1986: 53). Novel dikatakan sebagai
cerminan lingkungan masyarakat yang biasa kita temui di dalam kehidupan
sehari-hari. Novel juga merupakan karya fiksi yang menawarkan sebuah dunia
yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun
melalui berbagai unsur instrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, (penokohan),
latar, sudut pandang, dan lain-lain (Nurgiantoro, 2015: 5).
Sehubungan dengan pembelajaran sastra di SMA, bahan ajar yang disajikan harus
sesuai dengan kemampuan peserta didik pada suatu tahapan pengajaran tertentu.
Tanpa adanya kesesuaian antara peserta didik dengan bahan yang diajarkan, maka
pelajaran yang disampaikan akan gagal (Rahmanto, 2005: 26). Oleh karena itu,
pendidik harus menyesuaikan bahan pengajaran sastra dengan tingkat kesukaran
dan kriteria-kriteria tertentu lainnya. Adapun kriteria yang tidak boleh dilupakan
dalam memilih bahan pengajaran sastra, yaitu: pertama dari sudut bahasa, kedua
dari segi kematangan jiwa (psikologi), dan ketiga dari sudut latar belakang
kebudayaan para peserta didik (Rahmanto: 2005: 27). Dalam hal ini penulis
tertarik untuk meneliti nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Si Anak
Cahaya karya Tere Liye dengan mempertimbangkan tiga kriteria.
4
1. Bahasa
Dari segi bahasa, novel Si Anak Cahaya menggunakan bahasa yang sesuai
dengan tingkat kemampuan bahasa peserta didik SMA. Hal ini didasari oleh
cara penulisan pengarang yang menggunakan gaya bahasa yang ringan dan
dikemas secara sederhana, santai, dan mengalir sehingga mudah untuk
dipahami oleh peserta didik.
2. Psikologi
Latar belakang karya sastra meliputi hampir semua faktor kehidupan manusia
dan lingkungannya. Peserta didik biasanya akan mudah tertarik pada karya-
karya sastra dengan latar belakang yang erat hubungannya dengan latar
belakang kehidupan mereka, terutama bila karya sastra itu menghadirkan
tokoh yang berasal dari lingkungan mereka dan mempunyai kesamaan dengan
mereka atau orang-orang di sekitar mereka (Rahmanto, 2005: 31). Novel Si
Anak Cahaya karya Tere Liye menceritakan kisah Nurmas yang hidup di desa
yang memiliki gambaran sosial yang kental dengan kehidupan masyarakat di
Indonesia pada umumnya. Latar belakang budaya yang ada di dalam novel
juga erat hubungannya dengan berbagai peristiwa yang sering dialami oleh
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, novel Si Anak
Cahaya menjadi bahan yang relevan apabila digunakan dalam pembelajaran
sastra.
Penerapan kompetensi inti dan kompetensi dasar tersebut akan lebih baik apabila
menyesuaikan dengan pendidikan abad 21. Di samping harus tetap menjaga nilai
karakter dan budaya luhur pada ranah afektif, penerapan kompetensi juga harus
6
diiringi dengan core skill, seperti keterampilan literasi, serta penguasaan terhadap
empat kompetensi dasar, yaitu berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaborasi
untuk ranah kognitif.
Penelitian tentang pendidikan karakter sebelumnya telah diteliti oleh Via Dilla
Septika (2018) dengan judul skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel
Sirkus Pohon Karya Andrea Hirata dan Implikasinya dalam Pembelajaran sastra
di SMA. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah sama-
sama meneliti tentang pendidikan karakter dalam novel yang berpegang pada
kurikulum 2013 edisi revisi. Sementara itu, perbedaan penelitian sebelumnya
dengan penelitiain ini adalah Via Dillla Septika menggunakan Novel Sirkus
Pohon karya Andrea Hirata sebagai sumber data, sedangkan penelitian ini
menggunakan Novel Si Anak Cahaya karya Tere Liye sebagai sumber data.
Perbedaan lainnya yakni, pada penelitian sebelumnya dikaitkan dengan
kompetensi dasar 3.9 dan 4.9, sedangkan pada penelitian ini dikaitkan dengan
kompetensi dasar 3.7 dan 4.7. Selain itu, pada penelitian pendidikan karakter oleh
Via Dilla Septika menghasilkan produk berupa bahan ajar, sedangkan penelitian
ini mengembangkan skenario pembelajaran sastra di SMA. Perbedaan selanjutnya
adalah penelitian sebelumnya menganalisis 18 nilai karakter (religius, jujur,
toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab)
dalam novel, sedangkan pada penelitian ini menganalisis kristalisasi 18 nilai
7
karakter tersebut, yakni nilai religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan
integritas. Kemudian pada penelitian sebelumnya menganalisis unsur instrinsik
pada novel, sedangkan pada penelitian ini tidak menganalisis unsur instrinsik
dalam novel.
Penelitian tentang pendidikan karakter sebelumnya juga telah diteliti oleh Lara
Safitri (2019) dengan judul skripsi Analisis Nilai Pendidikan Karakter Dalam
Novel Si Anak Cahaya Karya Tere Liye. Adapun persamaan penelitian Lara Safitri
dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang pendidikan karakter
dalam novel Si Anak Cahaya karya Tere Liye. Sedangkan perbedaannya,
penelitian Lara Safitri hanya menganalisis nilai-nilai pendidikan karakter dalam
novel, sedangkan pada penelitian ini, peneliti menganalisis nilai pendidikan
karakter dalam novel dan dikaitkan dengan pembelajaran sastra di SMA.
Perbedaan selanjutnya adalah penelitian sebelumnya menganalisis 18 nilai
karakter (religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
sosial, dan bertanggung jawab) dalam novel, sedangkan pada penelitian ini
menganalisis kristalisasi 18 nilai karakter tersebut, yakni nilai religius, nasionalis,
mandiri, gotong royong, dan integritas.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperluas ilmu yang
berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran
sastra.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara praktis,
misalnya sebagai berikut.
a. Membantu guru bidang studi Bahasa Indonasia di Sekolah
Menengah Atas dalam memberikan bahan pembelajaran yang
berkaitan dengan sastra, terutama yang mengandung nilai-nilai
pendidikan karakter.
b. Bagi pembaca siswa SMA diharapkan dapat memahami dan
mengambil manfaat dari nilai pendidikan karakter yang terdapat
dalan novel Si Anak Cahaya karya Tere Liye dan menanamkan
nilai-nilai tersebut di dalam kehidupan siswa.
c. Bagi Peneliti diharapkan dapat membantu peneliti-peneliti lain
sebagai bahan referensi yang bermanfaat untuk berbagai
kepentingan, khususnya di bidang kesastraan.
9
2.1 Novel
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, novel adalah karya fiktif dan imajinatif
yang menggambarkan kehidupan suatu tokoh fiktif dengan latar serta serangkaian
peristiwa secara tersusun dan dibangun melalui unsur instrinsik dan ekstrinsiknya.
11
Dalam bidang pendidikan terdapat dua kata yang saling berdekatan dan
memiliki bentuk yang hampir sama, yaitu paedogogie dan paedogogiek.
Paedogogie secara bahasa berarti pendidikan, sementara itu paedogogiek
berarti ilmu pendidikan. Paedagogia berarti pergaulan dengan anak-anak.
Paedogogiek berasal dari bahasa Yunani yang kemudian diserap ke bahasa
Indonesia menjadi pedagogogis. Pedagodis atau ilmu pendidikan ialah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan
mendidik (Purwanto, 2007: 3).
Kata karakter berasal dari bahasa Latin kharakter, kharassein, kharax, dalam
bahasa Inggris: character dan Indonesia karakter yang berarti membuat tajam,
membuat dalam. Dalam kamus Poerwadaminta sebagaimana dikutip oleh
Abdul Madjid dan Dian Andayani, karakter diartikan sebagai tabiat, watak,
sifat-sifat kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti yang membedakan seseorang
dengan orang lain (2011: 11). Adapun menurut kamus ilmiah populer bahasa
Indonesia karakter diartikan sebagai watak, tabiat, pembawaan, kebiasaan
(2011: 24). Sementara itu, dalam Kamus Sosiologi Karakter diartikan sebagai
ciri khusus struktur dasar kepribadian seseorang (Soekanto, 1993: 74).
sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif bagi negara dan kehidupan
bernegara. Dengan demikian, hakikat pendidikan karakter adalah pendidikan
nilai yang dapat membantu dan mendorong tumbuh kembang anak didik
menjadi manusia paripurna (Insan kamil).
1. Religius
Nilai karakter religius adalah nilai yang terkait dengan Tuhan yang
Mahakuasa yang dicerminkan dalam setiap pikiran, perkataan, maupun
perbuatan yang senantiasa berdasarkan nilai-nilai ketuhanan dari ajaran
agama yang dianutnya (Azzet, 2011: 88). Nilai karakter religius
mencerminkan keberimanan kepada Tuhan, agama, dan keyakinan yang
dianutnya, sikap penghormatan terhadap perbedaan agama, toleran
19
terhadap keyakinan dan pelaksanaan agama lain, serta hidup rukun dengan
pemeluk agama lain (Kemendikbud, 2017: 8).
2. Nasionalis
Nasionalis adalah cara berpikir, bersikap dan berperilaku yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghormatan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan, masyarakat, budaya, ekonomi dan politik
negara, serta mementingkan negara di atas kepentingan diri sendiri dan
kelompoknya. Nilai-nilai nasionalisme antara lain rasa penghargaan
terhadap budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya dan warisan
bangsa, rela berkorban, unggul, berorientasi terhadap masa depan, cinta
tanah air, menjaga lingkungan fisik, taat terhadap hukum, disiplin,
menghargai keanekaragaman budaya, suku, bangsa dan agama
(Kemendikbud, 2017: 8).
3. Mandiri
Nilai karakter mandiri dalah perilaku yang tidak bergantung terhadap orang
lain, mencurahkan seluruh tenaga, pikiran dan waktu untuk mewujudkan
harapan, impian dan cita-citanya. Adapun subnilai karakter mandiri
meliputi etos kerja atau bekerja keras, ketangguhan, tahan banting, berdaya
juang tinggi, profesional, kreatif, berani, dan menjadi pembelajar seumur
hidup (Kemendikbud, 2017: 9).
4. Gotong royong
Gotong royong merupakan perilaku yang mencerminkan semangat kerja
sama, bahu-membahu untuk menyelesaikan masalah bersama, menjalin
komunikasi dan persahabatan, serta memberikan bantuan kepada orang
yang membutuhkan. Nilai-nilai gotong royong meliputi menghargai dan
menghormati sesama, toleransi, bekerja sama, komitmen terhadap
kebijakan bersama, musyawarah dan mufakat, tolong-menolong, rasa
solidaritas yang tinggi, memiliki rasa empati, anti diskriminasi, anti
kekerasan dan sikap kerelawanan (Kemendikbud, 2017: 9).
5. Integritas
Integritas adalah perilaku yang mengupayakan agar dirinya menjadi pribadi
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, perilaku dan pekerjaan, serta
20
Pendidikan karakter merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
terencana untuk membentuk kepribadian peserta didik yang berakhlak mulia,
tangguh, bermoral, bertoleran, berilmu pengetahuan, berjiwa patriotik yang
semuanya dilandasi oleh iman dan takwa kepada Tuhan serta berdasarkan
Pancasila. Pemahaman peserta didik tentang nilai-nilai tersebut harus tercermin
dalam pikiran, perasaan, sikap, bahasa, moral, tata krama, budaya dan adat
istiadat.
Berhubungan dengan hal itu, sastra merupakan salah satu aspek dari
pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Pembelajaran bahasa Indonesia dalam
kurikulum 2013 diisyaratkan agar menggunakan pendekatan saintifik dalam
pelaksanaannya. Pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan yang
menekankan agar peserta didik dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran
di dalam kelas. Indikator keberhasilan dalam pendekatan ini adalah apabila
siswa mampu melakukan langkah-langkah saintifik. Adapun langkah tersebut
meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.
3. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik sebagai rujukkan penyusunan indikator kompetensi
dalam suatu pelajaran (Ali, 2018: 217.
4. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang menggambarkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki peserta
didik dari hasil belajarnya dalam bentuk perilaku yang dapat diamati
dan dinilai (Daryanto, 2005: 58).
5. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka mencapai standar
kompetensi dan indikator yang diharapkan. Materi pembelajaran
menempati posisi terpenting dari keseluruhan kurikulum yang harus
disiapkan agar pelaksanaan pembelajajran dapat mencapai sasaran.
Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relavan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator kompetensi (Ali. 2018: 217).
6. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur sistematis penyelenggaraan sistem
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, serta
memberikan pedoman bagi perancang pembelajaran dan pendidik
untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
(Saefuddin & Berdiati, 2014: 48).
7. Media Pembelajaran
Media pembelajaran menurut Latuheru (1988:14) adalah alat bantu
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan
informasi dari sumber (guru atau sumber lain) kepada penerima
(peserta didik).
26
8. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak, media
elektronik, narasumber, lingkungan fisik, alam, sosial dan budaya
(Ali, 2018: 220).
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, pendidik melakukan langkah-langkah
berikut ini.
1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan
menyiapkan peserta didik secara fisik maupun psikis
dalam mengawali pembelajaran.
2) Mengingatkan materi pembelajaran yang telah dilakukan
sebelumnya dan mengajukan pertanyaan tentang
keterkaitan dengan pelajaran yang akan dilakukan.
3) Memberikan motivasi kepada peserta didik dan memberi
gambaran tentang manfaat materi yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
4) Menjelaskan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator
dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta
menjelaskan mekanisme pelaksanaan belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar dengan
27
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2013: 2). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
metode alamiah (Moleong, 2010: 6). Berdasarkan uraian tersebut, metode
deskriptif kualitatif digunakan peneliti untuk mendeskripsikan segala sesuatu yang
berkaitan dengan pendidikan karakter dalam novel Si Anak Cahaya karya Tere
Liye.
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh
(Arikunto, 2006: 129). Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan meliputi
sumber-sumber yang relavan dengan penelitian. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah novel Si Anak Cahaya karya Tere Liye yang
diterbitkan oleh Republika Penerbit pada tahun 2018 dengan jumlah halaman 417
halaman.
29
1. Teknik Pustaka
2. Teknik Catat
1) Kode pertama yaitu kode huruf yang menunjukkan indikator jenis nilai
karakter, NKR: nilai karakter religius, NKN: nilai karakter nasionalis,
NKM: nilai karakter mandiri, NKG: nilai karakter gotong royong,
NKI: nilai karakter integritas.
2) Kode kedua yaitu kode angka yang menunjukkan halaman kutipan.
3) Kode ketika yaitu angka yang menunjukkan nomor urut data.
30
memindahkan data ke dalam kartu pencatat data. Adapun kartu data untuk
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis konten. Teknik analisis konten merupakan teknik penelitian untuk
mendeskripsikan secara objektif, sistematis dan kuantitatif isi komunikasi yang
tampak (Ismawati, 2011: 70). Dengan teknik ini peneliti dapat mengkaji,
membedah, dan memaparkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Si Anak
Cahaya karya Tere Liye. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis
data adalah sebagai berikut.
1. Mencatat data yang terdapat dalam novel Si Anak Cahaya karya Tere Liye
yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan karakter.
2. Menganalisis data terpilih yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan
karakter berdasarkan bagian teks novel Si Anak Cahaya karya Tere Liye.
3. Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Si Anak
Cahaya karya Tere Liye.
31
No Nilai Deskripsi
1 Religius Religius mencerminkan keberimanan kepada
Tuhan, teguh pendirian terhadap agama, dan
keyakinan yang dianutnya, sikap penghormatan
terhadap perbedaan agama, toleran terhadap
keyakinan dan pelaksanaan agama lain, serta
hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2 Nasionalis Nasionalisme mencerminkan rasa penghargaan
terhadap budaya bangsa sendiri, menjaga
kekayaan budaya dan warisan bangsa, rela
berkorban, unggul, berorientasi terhadap masa
depan, cinta tanah air, menjaga lingkungan fisik,
taat terhadap hukum, disiplin, menghargai
keanekaragaman budaya, suku, bangsa dan
agama.
3 Mandiri Mandiri mencerminkan sikap etos kerja atau
bekerja keras, ketangguhan, tahan banting,
berdaya juang tinggi, profesional, kreatif, berani,
dan menjadi pembelajar seumur hidup
4 Gotong Royong Gotong royong mencerminkan sikap menghargai
dan menghormati sesama, toleransi, bekerja
sama, komitmen terhadap kebijakan bersama,
musyawarah dan mufakat, tolong-menolong, rasa
solidaritas yang tinggi, memiliki rasa empati, anti
diskriminasi, anti kekerasan dan sikap
kerelawanan
5 Integritas Nilai integritas mencerminkan sikap bertanggung
jawab sebagai warga negara, berpartisipasi aktif
dalam kehidupan sosial, konsisten terhadap
tindakan dan perkataan yang berdasarkan
kebenaran, cinta akan kebenaran, komitmen
terhadap moral, loyalitas, antikorupsi, adil,
tanggung jawab, keteladanan, menghargai
martabat individu, khususnya pada penyandang
disabilitas
V. PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan beberapa hal antara lain sebagai berikut.
5.2 Saran
Daryanto, & Karim, S. (2017). Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.
Ismawati, Esti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta:
Yuma Pustaka.
Warsiman. 2017. Pengantar Pembelajaran Sastra: Sajian dan Kajian Hasil Riset.
Malang. UB Press.