Anda di halaman 1dari 110

KEMAMPUAN LITERASI SISWA DALAM MEMANFAATKAN

PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA


MATA PELAJARAN PPKn DI SMP
NEGERI 1 KASIMBAR

NOVA ARDIATIN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana


Pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021

i
KEMAMPUAN LITERASI SISWA DALAM MEMANFAATKAN
PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA
MATA PELAJARAN PPKn DI SMP
NEGERI 1 KASIMBAR

Oleh
NOVA ARDIATIN
A32116112

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana


Pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021

i
iii
iv
ABSTRAK

NOVA ARDIATIN, 2021. ‘’Kemampuan Literasi Siswa Dalam


Memanfaatkan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar Pada Mata Pelajaran
PPKn di SMP Negeri 1 Kasimbar’’. SKRIPSI. Progam Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing:
Asep Mahpudz.
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan kemampuan literasi
siswa dalam perspektif penyiapan warga negara era digital; (2) mendeskripsikan
program di SMP Negeri 1 Kasimbar dalam peningkatan kemampuan literasi siswa
dalam upaya penyiapan warga negara global/era digital. Jenis penelitian yang
digunakan adalah kualitatif dengan lokasi SMP Negeri 1 Kasimbar Kecamatan
Kasimbar. Subjek penelitian yaitu 60 orang. Teknik pengumpulaan data yang
digunakan adalah observasi, angket, wawancara, dokumentasi. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa Pengembangan literasi digital dapat dilakakukan diranah
sekolah, dengan literasi digital, sekolah, siswa, guru, dan kepala sekolah
diharapkan memiliki kemampuan untuk mengakses, memahami, cara untuk
menggunakan media digital, untuk peningkatan kemampuan literasi siswa dalam
upaya penyiapan warga negara global/era digital, guru juga menerapkan metode
penemuan (Discovery) dan metode pengajaran yang efektif dan efisien.

Kata kunci: Literasi digital, sumber belajar, perpustakaan.

iv
v
Motto

"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang beriman.”

(Q.S Al-Anfal : 19)

vi
UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahi Rabbil‟Alaamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan

semesta alam yang telah memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada penulis,

sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kemampuan

Literasi Siswa Dalam Memanfaatkan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar Pada

Mata Pelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Kasimbar”. Sholawat serta salam semoga

selalu tercurahkan kepada Rasulullah‟ Shallallahu „alaihi wasallam, sebagai

tauladan kita manusia hingga akhir zaman.

Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat

mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. Proses penyelesaian skripsi

ini, penulis menyadari bahwa penyusunannya tidaklah mudah. Terdapat tantangan

dan rintangan yang ditemui penulis. Namun, dengan adanya motivasi dan

dorongan dari berbagai pihak serta kehendak-Nya skripsi ini dapat terselesaikan

sebagaimana mestinya.

Terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak tercinta Amin Bakri dan

Ibu tersayang Ardiatin Sinkay yang selama ini telah memberikan kasih sayang tak

terhingga dan do’a dalam suka maupun duka serta telah mendidik dan

membesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang yang tulus dan ikhlas.

Kedepanya ini penulis mempersembahkan sebagai bukti dari hasil jerih payah

yang mereka berikan dan jawaban atas do’anya. Juga buat adik tercinta Egi

vii
saputra, Edwin, Siska, Ersal dan Fikri.. Yang telah banyak membantu dan

memberi dukungan serta motifasi kepada penulis.

Penulis juga menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang

tak terhingga kepada dosen waliku sekaligus juga pembimbing bapak Dr. H. Asep

Mahpudz, M.Si, yang sudah banyak memberikan dorongan, motivasi, serta

bimbingan kepada penulis sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.

Bersama ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz, MP, Rektor Universitas Tadulako

2. Dr. H. Anshari Syafar, M.Sc, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Tadulako

3. Dr. H. Nurhayadi, M.Si, Dekan Bidang Akademik Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako

4. Dr. Jusman Mansur, M.Si, Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

5. Dr. Iskandar, M.Hum, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

6. Dr. Nuraedah, S.Pd., M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

7. Hasdin, S.Pd., M.Pd, Koordinator Program Studi PPKn Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

8. Dr. H. Asep Mahpudz, M.Si, sebagai desen pembimbing yang telah banyak

memberikan masukan untuk membaca buku untuk kemudahan dalam

viii
Penyelesai studi berupa skripsi.

9. Dr. Sunarto Amus, M.Si sebagai Dosen Penguji Utama yang telah banyak

memberikan masukan serta saran kepada penulis hingga selesainya skripsi ini

10. Hasdin, S.Pd., M.Pd, sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan

masukan serta saran kepada penulis hingga selesainya skripsi ini

11. Seluruh Dosen Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

12. Seluruh staf akademik pengajaran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Tadulako

13. Kawan-kawanku di Program Studi PPKn 2016 Kelas A, B & C, Muhammad

Wahyudi, Syarifa S.Pd, Najma Tulail SP.d, Nurul Safitri S.Pd, Asmarita, Nur

Hidjra S.Psd, Rifaldi ny udjing, S.Pd, Mirjan S.Pd, Rizaldi Yantang,

Mohammad Budiman, Mohammad Rifai, Opan Herdiansyah, Rahman,

Syarifudin, Made, Akbar Syarif, Zainal, Zulfin dan seluruh kawan-kawan

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu nama kalian. Terima kasih

telah banyak membantu, memotivasi dan memberikan masukan kepada

penulis baik selama dalam mengikuti perkuliahan maupun dalam penulisan

skripsi ini

14. Teman-teman SPKK yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu nama

kalian. Terima kasih atas motivasi, dukungan dan bantuan kepada penulis

selama perkuliahan sampai penulisan skripsi ini

15. Teman-teman PLP SMP 04 Palu yang tidak dapat penulis sebutkan satu-

persatu nama kalian. Terima kasih atas motivasi, dukungan dan bantuan

ix
16. kepada penulis selama perkuliahan sampai penulisan skripsi ini.

17. Seluruh anggota keluarga besarku dan sepupu-sepupu yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu namanya yang telah memberi dukungan, do‟a dan

motivasi Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebut satu persatu

yang telah membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.

18. Penulis tidak dapat membalas semua bantuan, bimbingan, dan dorongan yang

telah diberikan, semoga Allah SWT yang akan membalaskan semua bantuan,

bimbingan serta dorongan yang telah diberikan kepada penulis selama

menempuh pendidikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.

Namun, semoga jerih payah ini kiranya dapat bermanfaat bagi siapa saja yang

membacanya dan memberikan kontribusi positif di ranah pendidikan. Akhir kata,

semoga Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang telah berperan,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Aamiin.

Penulis

Nova Ardiatin
A321 16 112

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
MOTTO vi
UCAPAN TERIMA KASIH vii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 6
3. Tujuan Penelitan 6
4. Manfaat Penelitian 7

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

1. Penelitian Relefan 8
2. Kajian Pustaka 12
a. Pengertian Perpustakaan Sekolah 12
b. Tinjauan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah 14
c. Manfaat Perpustakaan Sekolah 20
d. Standar Koleksi Perpustakaan Sekolah 22
e. Koleksi Perpustakaan Sekolah 23
f. Sumber belajar 28
g. Literasi 39
3. Kerangka Pemikiran 52

BAB 3 METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian 54
2. Lokasi Penelitian 54
3. Populasi dan Sample 55
a. Populasi 55
b. Sample 56
4. Teknik Pengumpulan Data 57

xi
a. Observasi 57
b. Angket 57
c. Wawancara 58
d. Dokumentasi 58
5. Teknik Analisis Data 58
a. Reduksi Data 58
b. Penyajian Data 59
c. Verifikasi Data 59
d. Analisis Angket 59

BAB 4 HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian 60
a. Gambar Umum Lokasi Penelitian 60
2. Pembahasan 62
a. kemampuan literasi siswa dalam perspektif penyiapan warga
Negaraera digital 62
b. program di smp negeri 1 kasimbar untuk meningkatkan
kemampuan literasi siswa dalam perspektif penyiapan warga
Negaraera digital 70

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan 76
2. Saran 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

Tabel Penelitian Relevan 9

Bagan Kerangka Pemikiran 53

Tabel 2.1 Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Kasimbar 55

Tabel 2.2 Sampel Penelitian 56

Tabel 3.1 jumlah Siswa SMP Negeri 1 Kasimbar 60

Tabel 3.2 jumlah Guru dan Tata Usaha SMP Negeri 1 Kasimbar 61

Tabel 3.3 Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Kasimbar 62

Tabel 4.1 Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar PPKn 66

Tabel 4.2 Jawaban Responden Sumber Belajar 67

Grafik 4.1 Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar PPKn 68

Grafik 4.2 Jawaban Responden Sumber Belajar 69

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Pedoman Observasi 82

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Guru PPKn 83

Lampiran 3 Pertanyaan dan jawaban hasil angket siswa

SMP Negeri 1 Kasimbar 85

Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian 87

Lampiran 11 Pernyataan Keaslian Tulisan 90

Lampiran 12 Biodata Penulis 91

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia, setiap manusia

membutuhkan pendidikan baik pendidikan formal, nonformal maupun informal.

Melalui pendidikan akan tercipta generasi penerus bangsa yang berkualitas dan

tangguh yang memiliki kemampuan intelektual sehingga dapat dijadikan sumber

daya manusia yang berpotensi untuk memimpin bangsa dan negara kearah

kemajuan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini berarti

dalam upaya pembinaan dan pengembangan potensial, minat dan bakat generasi

mudah pasti memerlukan pendidikan.

Salah satu sarana penunjang pendidikan adalah tersedianya perpustakaan

yang memadai, baik dalam jenis, jumlah, kualitas, maupun persebarannya yang

merata di seluruh wilayah Indonesia. Perpustakaan sebagai wahana belajar dan

mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis (Sutarno, 2008).

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan pengelolaan

atau usaha yang dilakukan untuk memanfaatkan segala sumber daya yang ada

untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Manajemen sarana dan

prasarana pendidikan akan terwujud apabila terjadi suatu proses yang langkah-

langkahnya tersusun rapi.

1
2

Setiap lembaga pendidikan atau lembaga apapun itu pastinya mempunyai

tata kelola yang diatur dengan menggunakan suatu sistem tertentu dalam

pengelolaan lembaga pendidikan tersebut adalah cara yag paling baik. Misalnya

dalam lembaga pendidikan akan membangun sebuah gedung perpustakaan guna

sebagai sarana prasarana penunjang pembelajaran pserta didik di sekolah, maka

pihak sekolah melakukan berbagai langkah-langkah yang di perlakukan agar

proses tersebut berjalan dengan lancar.

Sekolah menyediakan sarana untuk pengembangan rasa, pikir, dan raga

siswa, seperti Masjid, Perpustakaan, Laboratorium, dan tempat Olahraga. Tanpa

sarana yang baik, Sekolah sulit melahirkan keluaran yang kompeten. Saran

merupakan media atau alat untuk belajar agar pendidikan berjalan efektif. Sarana

Sekolah diperlukan untuk keseimbangan perkembangan fisik dan psikis siswa.

Suksesnya aktifitas pendidikan perlu didukung berbagai fasilitas penunjang

seperti gedung, guru dan berbagai perangkat belajar lainnya.

Selain ketiga hal tersebut, satu penunjang lain yang fungsi dan perannya

cukup vital serta tidak dapat dipisahkan dengan dunia pendidikan adalah

perpustakaan. Perpustakaan merupakan jantung pendidikan, karena itu perlu ada

perhatian khusus terhadap fasilitasnya yang satu ini agar perpustakaan

melaksanakan visi dan misinya serta berfungsi dengan baik.

Perpustakaan menjadi pusat informasi dan sumber ilmu pengetahuan yang

tidak pernah habis-habisnya untuk digali, ditimba dan dikembangkan. Melalui

perpustakaan, seseorang dapat saling tukar menukar informasi, saling menambah

dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, saling menguji dan saling


3

memperoleh nilai tambah untuk mengikuti perkembangan zaman. Dengan

perpustakaan, yang didalamnya terdapat teknologi informasi dan ilmu

pengetahuan yang terkandung didalamnya terdapat teknologi informasi dan

teknologi komunikasi, kendala jarak, waktu sudah dapat teratasi. Melalui

perpustakaan pula setiap penemuan dan pemikiran baru dengan cepat dapat

menjadi milik bersama.

Perpustakaan merupakan jembatan yang menghubungkan antara sumber

informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi perpustakaan

dengan para pemakainya. Perpustakaan sebagai organisasi penyedia jasa

pelayanan informasi diharapkan mampu memberikan bantuan kepada pengguna

untuk memperoleh informasi atau bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan.

Perpustakaan mempunyai fungsi pokok untuk membantu peserta didik

agar mendapatkan informasi, tambahan ilmu penegtahuan dan keterampilan

belajar secara mandiri yaitu sebagai sumber informasi dan sumber belajar karena

dari koleksi perpustakaan kita dapat memperoleh informasi atau keterangan

mengenai berbagai bidang ilmu pengetahuan, sebagai sumber ilmu pengetahuan

karena melalui perpustakaan pembaca dapat memperluas cakrawala pengetahuan

dan keterampilan melalui bahan pustaka yang tersedia, sebagai sumber belajar

karena di perpustakaan menyediakan tempat untuk belajar dan membaca bahan

pustaka yang tersedia.

Untuk itu idealnya setiap kegiatan belajar mengajar di jalur pendidikan

harus menyediakan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar karena

perpustakaan merupakan alat kelengkapan sekolah yang berhubungan dengan


4

pendidikan dalam rangka mencapai tujuan dan mempengaruhi efisiensi dalam

proses belajar mngajar.

Keberadaan perpustakaan sekolah diperkuat oleh Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003 pasal 45 tentang sistem Pendidikan Nasional yang mengatakan:

“setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan

prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan

kejiwaan peserta didik. Jika dilihat dari penjelasan tersebut, sumber belajar ini

menjadi tugas tenaga kependidikan, baik pengelola satuan pendidikan ataupun

pustakawan, yang secara langsung mengelola perpustakaan. Perpustakaan sekolah

adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi.

Keanekaragaman koleksi di Perpustakaan sekolah akan mampu

meningkatkan minat baca, sebagai sumber belajar, menambah wawasan keilmuan,

memecahkan persoalan-persoalan kesulitan belajar dan mengajar, bahkan dapat

berfungsi sebagai sarana rekreasi untuk menghilangkan kejenuhan di kelas. Oleh

karena itu perpustakaan sekolah harus memiliki koleksi yang beragam dan

memenuhi kebutuhan siswa karena tanpa koleksi kegiatan perpustakaan tidak

akan dapat berjalan.

Koleksi yang dikelola oleh perpustakaan kiranya tidak ada gunanya

apabila tidak dimanfaatkan oleh siswa. Perpustakaan sekolah dapat dikatakan

berhasil apabila banyak dikunjungi siswa untuk dimanfaatkan, baik itu dengan

cara meminjam maupun membaca di ruang perpustakaan. Dengan memanfaatkan

koleksi buku perpustakaan siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan


5

keterampilan sehingga dapat memperlancar kegiatan belajar di sekolah. Oleh

karena itu, perpustakaan harus menjadi pusat pelayanan sumber belajar yang

memiliki berbagai jenis koleksi buku yang lengkap serta dapat memenuhi dan

mampu melayani kebutuhan siswa.

Untuk itu penyelenggaraan perpustakaan di sekolah juga perlu

diperhatikan, karena berkaitan dengan salah satu sumber belajar siswa di sekolah.

Pengelolaan perpustakaan yang baik akan dapat menciptakan suasana nyaman dan

menyenangkan sehingga membuat para siswa tertarik untuk berkunjung ke

perpustakaan. dengan demikian pengelolaan perpustakaan mulai dari pengolahan

koleksi perpustakaan maupun suasana ruang perpustakaan menjadi salah satu

pertimbangan dalam mencapai tujuan sekolah.

Sebagai warga negara dan untuk membangun peradaban bangsa kearah

yang lebih baik, kearah yang lebih maju tentunya sarana yang harus dilakukan

adalah melalui proses pendidikan agar terciptanya warga negara yang cerdas. Hal

yang dapat mencapai kecerdasan para siswa dapat dilakukan dengan belajar atau

meningkatkan kemampuan literasi-literasi siswa dengan kemampuan minat baca

yang baik oleh siswa siswi ini akan merangsang tumbuhnya pengetahuan

menciptakan siswa siswi yang cerdas.

Di zaman era digital seperti sekarang ini seharusnya di perpustakaan tidak

mesti monoton di buku cetak saja, kita juga harus menyiapkan sarana seperti

audio visual, agar siswa yang ke perpustakaan termotivasi untuk mengembangkan

literasi mereka.
6

Menurut hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti

menemukan fakta berupa rendahnya literasi siwa di SMP Negeri 1 Kasimbar. Hal

tersebut dapat dilihat dari kurangnya siswa siswi mengunjungi perpustakaan,

dilihat dari segi minat bacanya siswa siswi ke perpustakaan kebanyakan hanya

membaca buku cerita atau novel bukan membaca buku mata pelajaran PPKn, jadi

minat baca siswa di SMP Negeri 1 kasimbar tergolong cukup rendah.

Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Kemampuan

literasi siswa dalam memanfaatkan Perpustakaan sebagai sumber belajar pada

mata pelajaran PPKn Di SMP Negeri 1 Kasimbar”.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana kemampuan literasi siswa dalam perspektif penyiapan warga

negara di era digital?

b. Bagaimana program di SMP Negeri 1 Kasimbar dalam peningkatan

kemampuan literasi siswa dalam upaya penyiapan warga negara global/era

digital?

3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah, untuk :

a. Mendeskripsikan kemampuan literasi siswa dalam perspektif penyiapan

warga negara di era digital.


7

b. Mendeskripsikan program di SMP Negeri 1 Kasimbar dalam peningkatan

kemampuan literasi siswa dalam upaya penyiapan warga negara global/era

digital.

4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka penelitian ini dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan dapat di jadikan masukan bagi

sekolah, bahwa Perpustakaan sebagai sumber belajar untuk bisa di

manfaatkan untuk penyiapan warga negara di era digitalkhususnya Di

SMPN 1 Kasimbar.

b. Bagi guru PPKn, sebagai masukan agar lebih meningkatkan pemanfaatan

perpustakaan sebagai sumber literasi siswa khususnya pada pembelajaran

PPKn dan penyiapan sebagai warga negara di era digital.

c. Bagi siswa, berguna untuk memacu aktivitas dan kreativitas belajar siswa

dalam menyiapkan siswa di era global dan digital.

d. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk mengembangkan penelitian

kearah yang lebih baik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Penelitian Yang Relevan

Ada beberapa hasil penelitian yang pernah membahas masalah

Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber pembelajaran PKn dimana peneliti

mengambil penelitian itu sebagai penelitian yang relevan di antaranya adalah:

a. Mia Rizkhina Dwiriyane (2018), dengan judul Pengaruh program literasi


perpustakaan dalam meningkatkan minat baca di SMKN 4 Kota Tanggerang
Selatan.
Pada Penelitian yang dilakukan oleh Mia Rizkhina Dwiriyane fokus

masalahnya adalah kemampuan siswa dalam menjalani program literasi

perpustakaan, minat baca siswa, dan pengaruh program literasi terhadap minat

baca siswa. Dengan metode penelitian Deskriptif Kuantitatif, Langkah-langkah

penelitian yang dilakukan adalah: Observasi dan Angket. Sehingga hasil

penelitian yang diperoleh Mia Rizkhina Dwiriyane menunjukkan bahwa program

literasi informasi berpengaruh signifikan terhadap minat baca siswa di SMKN 4

Kota Tanggerang Selatan.

b. Hardiyanti (2015) Peran literasi informasi terhadap pemanfaatan perpustakaan

di perpustakaan Utsman Bin Affan Universitas Muslim Indonesia Makassar.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Hardiyanti fokus masalahnya adalah,

peran literasi informasi terhadap perpustakaan dan kendala yang dihadapi

pemustaka dalam memanfaatkan perpustakaan perguruan tinggi dengan metode

Deskriptif Kualitatif, Langkah-langkah penelitian yang di lakukan adalah:

8
9

Observasi, Wawancara, Dokumentasi. Sehinngga hasil penelitian yang diperoleh

Hardiyanti menunnjukkan bahwa peran literasi informasi terhadap pemanfaatan

Perpustakaan Utsman Bin Affaan sudah cukup baik, dan dalam mengatasi kendala

yang dihadapi pemustaka, perpustakaan dapat mengupayakan menyesuaikan

dengan standar nasional perpustakaan perguruan tinggi.

Tabel Penelitian Relevan

Peniliti Mia Rizkhina Hardiyanti Nova


Dwiriyane (2015) Ardiatin
(2018) (2020)

Judul Pengaruh program Peran literasi Kemampuan literasi


literasi perpustakaan informasi terhadap siswa dalam
Penelitian
dalam meningkatkan pemanfaatan memanaatkan
minat baca di SMKN perpustakaan di perpustakaan sebagai
4 Kota Tanggerang perpustakaan sumber belajar pada
Selatan Utsmank Bin Affan mata pelajaran PPKn
Universitas Muslim Di SMP Negeri 1
Indonesia Makassar Kasimbar

Rumusan 1. Bagaimana 1. Bagaimana peran 1. Bagaimana


kemampuan literasi informasi kemampuan
Masalah
siswa dalam terhadap lterasi siswa
menjalani pemanfaatan dalam persfektif
program literasi perpustakaan penyiapan warga
perpustakaan? Utsman Bin negara di era
2. Bagaimana minat Affan? digital ?
baca siswa di 2. Bagaimana 2. Bagaimana
SMKN 4 Kota kendala yang di program di SMP
Tanggerang hadapi Negeri 1
Selatan? pemustaka dalam Kasimbar dalam
3. Apakah terdapat memanfaatkan peningkatan
10

pengaruh perpustakaann kemampuan


program literasi perguruan tinggi literasi siswa
terhadap minat di perpustakaan dalam upaya
baca siswa di Utsman Bin penyiapan warga
SMKN 4 Kota Affan? negara global/era
Tanggerang digital?
Selatan?
Metode Metode penelitian Penelitian yang di Metode penelitian

Penilitian yang di gunakan gunakan adalah yang digunakan

adalah Deskriptif deskriptif kualitatif. adalah deskriptif

Kuantitatif. Denganpengumpulan kualitatif.

Denganpengumpulan data Denganpengumpulan

data 3. a. observasi data

1. a. observasi 4. b. Wawancara 5. a. observasi

2. b. Angket c. Dokumentasi 6. b. Angket

7. c. Wawancara

d. Dokumentasi

Hasil Hasilpenelitian Sehin


yang Hasil penelitian belum
yang Hasil penelitian yang
Penelitian diperoleh Mia diperoleh Hardiyanti diperoleh Nova
Ardiatin
Rizkhina Dwiriyane menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa peran literasi kemampuan literasi
program literasi informasi terhadap siswa dalam
memanfaatkan
informasi pemanfaatan
perpustakaan sebagai
berpengaruh perpustakaan sumber belajar pada
signifikan terhadap Utsman Bin Affaan mata pelajaran PPKn
di SMP Negeri 1
minat baca siswa di sudah cukup baik,
Kasimbar belum
SMKN 4 Kota dan dalam mengatasi terealisasi dengan
11

Tanggerang Selatan. kendala yang baik.


dihadapi pemustaka,
perpustakaan dapat
mengupayakan
dengan
menyesuaikan
dengan standar
nasional
perpustakaan
perguruan tinggi.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mia Rizkhina

Dwiriyane (2018) dan Hardiyanti (2015), ternyata penelitian yang berbeda dengan

penelitian-penelitian sebelumnya, baik judul, tempat, waktu penelitian, serta hasil

penelitian.

Perbedaan peneliti dengan peneliti terdahulu Mia Rizkhina Dwiriyane

(2018) dimana penelitiakan meneliti tentang Kemampuan Literasi Siswa Dalam

Memanfaatkan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar Pada Mata Pelajaran PPKn

Di SMP Negeri 1 Kasimbar. Sedangkan peneliti terdahulu meneliti tentang

Pengaruh program literasi perpustakaan dalam meninngkatkan minat baca di

SMKN 4 Kota Tanggerang Selatan.

Perbedaan peneliti dengan peneliti terdahulu Hardiyanti (2015) Dimana

peneliti akan meneliti tentang Kemampuan Literasi Siswa Dalam Memanfaatkan

Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar Pada Mata Pelajaran PPKn Di SMP Negeri

1 Kasimbar. Sedangkan peneliti terdahulu meneliti tentang Peran literasi terhadap


12

pemanfaatan perpustakaan di Perpustakaan Utsman Bin Affan Universitas Muslim

Indonesia Makassar.

Namun dari kedua data penelitian Mia Rizkhina Dwiriyane (2018) dan

Hardiyanti (2015) tidak memiliki persamaan dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti Nova Ardiatin (2020).

2. Kajian Pustaka

a. Pengertian Perpustaakaan Sekolah

Kompri mengatakan perpustakaan sekolah adalah himpunan ilmu dan

informasi yang diperoleh dan dilahirkan umat manusia dari masa ke masa. Ilmu

dan informasi itu disampaikan kepada orang lain.

Perpustakaan Sekolah pada dasarnya adalah perpustakaan pada umumnya.

Perpustakaan Sekolah merupakan tempat dimana para siswa bisa mencari buku

sebagai sumber referensi sebagai bahan bacaan maupun sumber belajar. Tidak

hanya itu, fasilitas yang tersedia seperti komputer, jaringan internet, serta kursi

dan meja yang nyaman untuk siswa membaca. Di dalam Perpustakaan Sekolah

terdapat koleksi, bahan pustaka seperti buku PPKn, buku cerita, novel, serta

koleksi lainnya yang tersusun rapih di rak buku. Selain itu, bahan pustaka yang

tersimpan rapih di dalam gudang perpustakaan juga memiliki banyak koleksi yang

bisa di manfaatkan oleh siswa guru sebagai bahan bacaan. Semua koleksi dan

bahan pustaka sudah diatur dan diberikan kode berdasarkan judul dan eksemplar

guna memudahkan para pembaca (guru dan siswa) dalam mencari bahan referensi

yang di cari.
13

Perpustakaan Sekolah menjadi penunjang pembelajaran di sekolah,

perpustakaan juga selaras dengan kurikulum yang diatur di lembaga pendidikan.

Artinya, koleksi buku pelajaran sesuai dengan bahan ajar dalam kegiatan belajar

di kelas. Perpustakaan sekolah juga menjadi sumber informasi yang bermanfaat

bagi siswa, contohnya koleksi yang tersedia di perpustakaan tidak hanya koleksi

buku pelajaran saja. Tetapi juga ada koleksi ilmu pengetahuan seperti ilmu sosial

dan budaya. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah bermanfaat menambah ilmu

pengetahuan siswa, mengembangkan bakat dan minat baca serta menjadi literasi

di sekolah.

Perpustakaan Sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga

dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas

pendidikan dan pengajaran. Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari

program sekolah secara keseluruhan, dimana bersama-sama dengan komponen

pendidikan lainnya.

Menurut Lynn Barrett terkait perpustakaan sekolah “There must be very

few school librarians today who are not aware of the considerable number of

studies, particularly in the USA, that show a positive correlation between an

effective school library and academic achievement. Adapun Sutarno NS

mengatakan bahwa Perpustakaan sekolah itu harus ada di setiap lembaga

pendidikan, karena sebagai sarana pendidikan yang penting untuk memajukan

sekolah dan keilmuan peserta didik. Sekolah menyelenggarakan perpustakaan

agar dengan mudah siswa mencari sumber belajar dan tidak mengeluarkan biaya

lebih untuk membeli buku di luar sekolah. Untuk itu, pihak sekolah, guru, tenaga
14

kependidikan berperan aktif dalam membimbing dan memotivasi kepada para

peserta didik dalam memanfaatkan koleksi yang tersedia di perpustakaan sekolah.

Berkaitan dengan perlunya perpustakaan sekolah sebagai penunjang pelaksanaan

pendidikan terdapat pula dalam standar nasional pendidikan dalam bagian II

tentang Tenaga Kependidikan pasal 35 ayat (1). Pada pasal ini dinyatakan bahwa

perlunya tenaga perpustakaan untuk semua jenjang pendidikan mulai jenjang

SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK, SDLB, SMPLB, SMALB, Paket A,

Paket B, Paket C, dan lembaga kursus dan keterampilan.

Dalam undang-undang tentang perpustakaan dijelaskan pada pasal 1

ayat 1 yang disebutkan bahwa:

“Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan

karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi

kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para

pemustaka.”

dapat disimpulkan bahwa pengertian perpustakaan sekolah adalah sarana

yang ada di sekolah dan terdapat berbagai macam jenis koleksi dan bahan pustaka

yang bermanfaat bagi guru dan siswa. Selain itu, menyimpan dan memelihara

koleksi perpustakaan seperti buku-buku, koleksi ataupun bacaan lainnya yang

diatur, diorganisasikan dan diadministrasikan untuk memberi kemudahan dan

digunakan secara kontinu oleh pembacanya sebagai informasi.


15

b. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah

1. Tujuan Perpustakaan Sekolah

Adapun tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai penunjang

pendidikan, literasi dan kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu, sebagai

bahan bacaan, referensi, bahan ajar bagi siswa dan guru.

Perpustakaan sekolah bertujuan mencerdaskan para siswa dengan

membaca dapat menambah wawasan intelektual siswa. Tujuan

diselenggarakannya suatu perpustakaan pada umumnya untuk hal berikut. (a)

memberikan layanan informasi yang memuaskan penggunanya, dan (b)

menunjang pencapaian visi dan misi badan/organisasi/instansi induknya.

Perpustakaan sekolah mempunyai tujuan memperluas cakrawala keilmuan siswa

dalam mengenal dunia pendidikan di seluruh dunia.

Memperluas pula keilmuan guru dalam memberikan ataupun mengajarkan

kreativitas metode di dalam kegiatan belajar mengajar. Serta memberi manfaat

bagi lingkungan pendidikan.

Tujuan perpustakaan Sekolah di lembaga pendidikan menurut Ibrahim

Bafadal ialah membuat para siswa gemar membaca, memudahkan siswa dalam

mengertajakan PR (Pekerjaan Rumah), membantu guru dalam menyusun bahan

ajar, menunjang kurikulum pembelajaran serta menjadi jantungnya pendidikan.

Selain itu, tujuan perpustakaan sekolah bisa menjadi sarana belajar yang nyaman

selain dikelas. Menjadi tempat rekreasi dikala siswa jenuh dengan pelajaran di

sekolah.
16

Maka dari itu, tujuan perpustakaan sekolah sangat bermanfaat bagi siswa

dalam belajar, bermanfaat bagi guru dalam menyusun bahan ajar, serta menjadi

sarana yang nyaman dalam menambah wawasan keilmuan. Memperluas ilmu

pengetahuan, menjadi referensi bahan ajar guru serta memotivasi minat baca para

siswa dan juga menjadi sumber belajar di sekolah.

2. Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Sekolah mempunyai fungsi, diantaranya:

1. Informasi

Tersedianya berbagai macam informasi yang baik dan bermanfaat bagi

pengunjung perpustakaan guna:

a. Mempunyai inovasi dan gagasan dari koleksi yang telah ditulis oleh para

pakar dibidangnya masing-masing.

b. Memberikan rasa semangat dalam mencari informasi dalam hal apapun

dan dapat memahami informasi yang dibaca maupun yang dibutuhkan

dalam suatu kegiatan maupun pembelajaran.

c. Mendapatkan informasi di perpustakaan sekolah untuk dijadikan sebagai

karya individu yang bersifat ilmiah maupun karya kelompok yang

diinginkan.

d. Menjadikan informasi yang tersedia di perpustakaan sebagai bahan belajar

kelompok, memcahkan masalah sosial di lingkungan masyarakat serta

meningkatkan daya kritis para siswa.

2. Kebudayaan
17

Perpustakaan sekolah mempunyai berbagai macam informasi yang

bermanfaat bagi pengunjung maupun pengguna yaitu:

a. memecahkan masalah kehidupan dengan berbagaibudaya kebangsaan

dengan informasi yang di dapat sebagai evaluasi dalam peningkatan

kehidupan kelompok manusia maupun individual.

b. Menumbuhkan kecintaan terhadap kebudayaan serta kebanggaan terhadap

kesenian yang ada di masyarakat dan menjadikan suatu kultur yang harus

dirawat dan dijaga.

c. Mempunyai jiwa kreativitas dalam menciptakan inovasi baru dalam

berbagai bidang yang mencakup nilai kebudayaan dan kesenian.

d. Mengembangkan sikap dan sifat hubungan manusia yang positif serta

menunjang kehidupan antar budaya secara harmonis,

e. Memberikan motivasi literasi membaca di kalangan muda serta

mengembangkan skill di bidang teknologi.

3. Rekreasi

Berbagai macam informasi dari koleksi maupun bahan pustaka yang

tersedia di perpustakaan sekolah dalam rekreasi ialah:

a. Menciptakan suasana nyaman dan tentram bagi pengunjung dan pengguna

perpustakaan.

b. Membuat daya tarik bagi rekreasi pengunjung perpustakaan dengan

berbagai macam koleksi yang lengkap.

c. Membuat kegiatan bermanfaat bernuansa perpustakaan sekolah serta

sosialisasi pentingnya membaca sebagai jendela dunia.


18

Selain itu, pendapat lain terkait fungsi perpustakaan sekolah, yaitu:

a. Memudahkan para guru dan siswa dalam proses belajar mengajar

dikelas. Bertambahnya koleksi dan tersedia di perpustakaan sekolah,

sangat memudahkan para guru untuk mencari referensi bahan ajar dan

memudahkan para siswa dalam mencari bahan bacaan sebagai sumber

belajar serta bermanfaat sebagai peningkatan keilmuan para siswa dan

guru.

b. Memberikan pengetahuan yang lebih dari berbagai macam ilmu untuk

siswa dapat meningkatkan daya jelajah dan kritis. Memupuk daya kritis

para siswa. Selain itu, dapat meningkatkan potensi bakat yang dimiliki

peserta didik seperti menulis cerpen, novel dan berbagai macam karya

ilmiah.

c. Membuat para siswa dapat mengembangkan kreasi dari hobi yang

dibuat secara nyata dan memiliki nilai jual, seperti membuat tas, sepatu

dari bahan bekas.

Serta menjadi nilai kewirausahaan bagi siswa itu sendiri.

Fungsi umum perpustakaan apabila diterapkan pada perpustakaan sekolah,

pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Pendidikan

Pada dasarnya perpustakaan sekolah didirikan di lembaga pendidikan yaitu

sebagai sarana penunjang proses belajar, pendidikan. Selain itu, harus ada

korelasi dengan kurikulum yang di terapkan di sekolah. Menjadikan

perpustakaan sebagai literasi yang dijadikan suatu budaya dan diajarkan ke


19

semua siswa dan pihak sekolah. Serta berguna bagi lingkungan di sekitar

sekolah yaitu masyarakat.

b. penyimpanan

Adanya perpustakaan sekolah, pastinya ada tempat untuk menyimpan dan

merawat koleksi agar tidak rusak. Pihak sekolah melalui pustakawan

mempunyai tanggung jawab dalam melestarikan koleksi yang ada, serta

menampung berbagai macam koleksi karya ilmiah karangan siswa, guru

maupun tenaga kependidikan. Selain itu, masyarakat bisa sebagai

pemustakanya, siswa, pendidik, dan staf administrasi sekolah dalam

menyokong pencapaian sasaran pendidikan dan pembelajaran para

siswanya secara optimal.

c. Penelitian

Kegiatan penelitian sederhana dapat dilakukan oleh pemakai perpustakaan,

mulai dari anak-anak di bangku sekolah dasar, sekolah menengeh, dan

sekolah tingkat atas.

Dari berbagai fungsi yang dipaparkan bahwa, perpustakaan mempunyai

fungsi sebagai tempat kegiataan belajar, diskusi, dan mencari bahan bacaan

maupun bahan ajar untuk siswa dan guru, guna menunjang proses pembelajaran di

kelas.

Maka dari itu, diharapkan para siswa maupun guru memiliki rasa ingin dan

tanggung jawab dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah, jika para peserta

didik dan pendidik mempergunakan dan memanfaatkan perpustakaan akan

memotivasi siswa lebih giat membaca dan meningkatkan literasi, dengan kata lain
20

jika para guru sudah senang membaca dan selalu memotivasi para siswa untuk

selalu memanfaatkan perpustakaan, maka menjadi suatu nilai plus dan

meningkatkan keilmuan para siswa serta tujuan pembelajaran di sekolah tercapai.

3. Manfaat Perpustakaan Sekolah

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya mengumpulkan dan

menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan

perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu peserta didik dan pendidik

dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

Sesuai dengan namanya, perpustakaan sekolah dikelola oleh pihak sekolah

melalui pustakawan, merawat koleksi agar tidak rusak, membuat program yang

menjadi daya tarik bagi pengunjung perpustakaan yaitu peserta didik maupun

Guru. Di sisi lain, pendidik harus memberi contoh kepada siswa bahwa membaca

berarti memanfaatkan koleksi perpustakaan sekolah. Mengunjungi dan membaca

referensi di perpustakaan akan bermanfaat bagi siswa dan menambah wawasan

dari berbagai ilmu pengetahuan. Serta berguna bagi siswa sebagai sumber belajar.

Keberadaan perpustakaan sekolah dapat membantu para siswa dalam

berbagai hal, seperti mengerjakan tugas dari guru, memudahkan dalam mencari

referensi yang diinginkan serta mengembangkan minat baca. Pelayanan dan

motivasi yang diberikan kepada siswa dari pihak pustakawan akan membuat

semangat belajar dan membaca di perpustakaan. Tanpa disadari, kebudayaan

membaca atau literasi akan menjadi suatu kemajuan di lembaga pendidikan.

Fasilitas perpustakaan yang nyaman, sejuk, bersih dan koleksi tertata rapih
21

akan membuat para pengunjung betah membaca serta menghilangkan rasa jenuh

sejanak dari kegiatan belajar yang membosankan (misalnya). Selain itu,

tersedianya koleksi bernuansa bakat akan membuat siswa bersemangat membaca

karena sesuai dengan yang diinginkannya.

Adapun Ibrahim Bafadal menjelaskan manfaat perpustakaan sekolah

secara lebih detail sebagai berikut:

a. Mengembangkan minat bakat para siswa

b. Memcahkan masalah dan mencari solusi

c. Inisiatif mandiri dalam belajar

d. Memperbanyak kosa kata dalam membaca

e. Meningkatkan daya ingat terhadap sesuatu

f. Bertanggung jawab dalam situasi apapun

g. Mempermudah para peserta didik dalam mengerjakan tugas sekolah

Elemen-elemen sekolah terbiasa membaca, menjadikan perpustakaan

sebagai tempat belajar. Selain itu, manfaat perpustakaan sekolah bisa

meningkatkan prestasi siswa, meningkatkan minat baca, serta menambah

wawasan keilmuan siswa.

Dari pemaparan diatas disimpulkan bahwa, perpustakaan sekolah

bermanfaat bagi peserta didik dan pendidik. Karena kelengkapan koleksi dan

kenyamanan fasilitas perpustakaan membuat para siswa dan guru menjadi

termotivasi mengunnjungi dan memanfaatkan koleksi yang tersedia di

perpustakaan sekolah.
22

4. Standar Perpustakaan Sekolah

Pemerintah Indonesia melalui Undang-undang nomor, 43 Tahun 2007

tentang perpustakaan yang kemudian secara eksplisit diatur melalui peraturan

Pemerintah bab III pasal 11 tahun 2007 tentang Standar Nasional Perpustakaan di

sebutkan bahwa:

Standar Nasional Perpustakaan terdiri atas:

a. Standar koleksi

b. Standar sarana dan prasarana

c. Standar pelayanan perpustakaan

d. Standar tenaga perpustakaan

e. Standar penyelenggaraan dan

f. Standar pengelolaan

Jadi, agar perpustakaan sekolah bermanfaat bagi peserta didik dan

pendidik serta tercapainya tujuan pendidikan, harus mengacu kepada standar

perpustakaan sekolah yang sudah diatur oleh pemerintah. Selain itu, pihak sekolah

juga harus memperhatikan apakah perpustakaan sekolah sudah benar-benar sesuai

standar atau belum, jikalau belum, benahi sesuai aturan agar tujuan pendidikan

bisa berjalan dan tercapai dengan baik.


23

5. Koleksi Perpustakaan Sekolah

a. Pengertian Koleksi Perpustakaan Sekolah

Koleksi perpustakaan adalah bagian dari pendidikan yang menunjang

proses pembelajaran. Sumber-sumber informasi sebagai koleksi perpustakaan

merupakan sekumpulan bahan atau materi yang bermanfaat dalam proses

pembelajaran di sekolah dan belajar mengajar di kelas.

Koleksi yang ada di perpustakaan sekolah hendaknya disesuaikan dengan

kebutuhan pembelajaran siswa maupun bahan ajar untuk guru. Perpustakaan

sekolah pada dasarnya adalah sekumpulan koleksi seperti buku, baik yang

berbentuk buku maupun non buku seperti novel, Jurnal dan majalah, yang

dikelola sedemikian rupa oleh suatu perpustakaan (sekolah) untuk turut serta

meminjam kelancaran dan keberhasilan kegiatan proses pembelajaran disekolah.

Koleksi yang tersedia di perpustakaan sekolah dari berbagai macam jenis

mulai dari, novel, referensi serta majalah dikelola dan dirawat sebaik mungkin,

serta dimanfaatkan oleh siswa maupun guru untuk menunjang kegiatan proses

belajar mengajar di sekolah.

Koleksi yang tersedia di perpustakaan sekolah adalah bahan buku

maupun non buku dan lainnya yang dikumpulkan, diolah, disimpan dan di

manfaatkan sebagai penunjang proses belajar mengajar disekolah dan memenuhi

kebutuhan penggunanya.
24

b. Fungsi Koleksi Perpustakaan Sekolah

a. Fungsi referensi, maksudnya sumber referensi yang digunakan oleh

seseorang maupun kelompok dalam penulisan karya ilmiah. Dalam dunia

pendidikan, referensi digunakan oleh siswa sebagai sumber belajar maupun

guru sebagai bahan ajar.

b. Fungsi kurikuler, maksudnya koleksi yang sesuai dengan kurikulum yang

diterapkan di suatu lembaga pendidikan seperti buku pelajaran.

c. Fungsi umum, maksudnya sumber rujukan yang bisa digunakan oleh semua

kalangan, seperti dosen, ilmuan, dokter dan profesi lainnya.

d. Fungsi penelitian, maksudnya perpustakaan menjadi wadah bagi para

peneliti yang menjadikan perpustakaan sebagai tempat menemukan hasil atau

jawaban dari yang diteliti.

Dari penjelasan diatas disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan sekolah

menjadi tempat bagi para siswa maupun guru yang ingin menulis karya ilmiah.

Koleksi yang tersedia di perpustakaan dijadikan sebagai referensi untuk karya

penulisan, selain itu, perpustakaan bisa pula menjadi objek penelitian.

c. Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah

Koleksi perpustakaan sekolah terdiri atas koleksi dasar dan koleksikoleksi

lainnya. Koleksi dasar perpustakaan sekolah merupakan koleksi pertama yang

harus dimiliki pada waktu sekolah memulai membangun koleksi perpustakaan.


25

Selanjutnya, secara rinci dapat dijelaskan jenis koleksi sebuah perpustakaan

sekolah, sebagai berikut:

a. Buku pelajaran sekolah

Yaitu buku yang digunakan sehari-hari dalam kegiatan belajar mengajar di

kelas. Selain itu, buku tersebut harus sesuai dengan kurikulum yang sudah

di tentukan oleh pihak sekolah. Agar tujuan pembelajaran yang diajarkan

tercapai dengan baik.

b. Buku pelengkap

Buku yang dapat membantu siswa dalam mata pelajaran yang diajarkan

disekolah dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Buku tersebut

biasanya dipakai oleh guru yang bersangkutan mengajar suatu mata

pelajaran.

c. Buku bacaan

Buku yang sering dibaca oleh siswa berdasarkan kegemaran, seperti novel,

cerpen, referensi umum bahkan komik. Buku bacaan tersebut bisa dikatikan

dengan pelajaran atau menjadi referensi. Selain itu, buku bacaan bisa

memperkuat gemar siswa dalam membaca sehingga menjadi kebiasaan yang

positif.

d. Buku rujukan

Buku yang digunakan oleh siswa sebagai sumber informasi, dasar suatu

subjek maupun memperluas pengetahuan tentang suatu subjek tertentu.

Buku ini sebetulnya termasuk buku non fiksi, namun karena penggunaanya
26

yang berbeda dengan buku rujukan lain, sehinga perlu dikelompokkan

secara tersendiri.

e. Terbitan berkala

Jenis terbitan yang disusun dan dicetak secara terus menerus contohnya,

majalah, surat kabar maupun buletin.

f. Media pendidikan/media instruksional

Media pendidikan adalah alat yang digunakan guru untuk memudahkannya

dalam menyampaikan suatu pokok bahasan. Contohnya, slide, film, kaset,

video, VCD, DVD, dan CD ROM.

g. Alat peraga

Alat peraga adalah suatu bahan/bentuk dari sesuatu yang dapat dilihat secara

langsung tanpa menggunakan media tertentu dan dapat diraba.

memperlihatkan hal yang konkret dalam memperjelas subjek yang dibahas.

Alat peraga antara lain artefak, tiruan tengkorak, tiruan kerangka manusia,

dan bola dunia.

h. Kliping

Potongan karya ilmiah seperti artikel yang dianggap bermanfaat dan penting

untuk didokumentasikan.

i. Buku fiksi

rekaan atau khayalan pengarang walaupun kadang-kadang cerita tersebut

ditulis dengan fakta-fakta yang nyata. Jika buku tersebut ditulis berdasarkan

khayalan pengarang semata atau tidak terjadi pada dunia nyata maka buku
27

tersebut masuk dalam kategori fantasi buku fiksi yang mengandung realita

masyarakat dimasukkan pada kategori realisme.

j. Buku Nonfiksi

fakta-fakta yang nyata. Tujuan buku nonfiksi adalah untuk memberikan

informasi karenanya buku nonfiksi disebut juga buku informasi. Textbook

atau buku pelajaran merupakan bagian dari buku informasi. Tetapi tidak

semua buku informasi adalah buku pelajaran.

1) Ilmu Biologi

Ilmu biologi berkaitan dengan informasi mengenal mahluk hidup seperti

anatomi tubuh manusia dan fungsinya, informasi mengenal binatang, informasi

mengenal mahluk hidup yang sudah punah, dinasaurus, dan lain-lain.

2) Ilmu alam

Ilmu yang berkaitan dengan alam seperti informasi mengenai bebatuan,

lautan, binatang, atmosfir, cuaca, musim dan lainnya.

3) Ilmu sosial

Ilmu yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat sosial seperti informasi

mengenai bentuk-bentuk pemerintahan, agama-agama di dunia, manca negara,

budaya dan lainnya.

4) Ilmu terapan

Ilmu terapan merupakan ilmuyang berkaitan dengan aplikasi ilmu murni

guna memudahkan hidup manusia, misalnya buku yang memberikan informasi

mengenai sepeda, roket, komputer dan lainnya.


28

5) Humaniora

Ilmu ini berkaitan dengan budaya dan seni seperti buku-buku tentang

lukisan, kaligrafi, musik, keterampilan tangan dan lainnya.

e. Standar Koleksi Perpustakaan Sekolah

Berdasarkan buku Pedoman Penyelenggaraan diterbitkan oleh

Perpustakaan Nasional RI, perpustakaan sekolah paling sedikit harus memiliki

koleksi 1000 buku. Sedangkan menurut IFLA/UNESCO, pada suatu perpustakaan

sekolah/madrasah minimal harus menyediakan 2.500 buku-buku yang relevant

dan update yang sesuai dengan tingkat perkembangan usia, kemampuan, dan latar

belakang siswa. Dari jumlah 2.500 buku tersebut, paling sedikit 60% dari jumlah

tersebut merupakan buku-buku non fiksi yang terkait dengan kurikulum.

Disamping jumlah tersebut, perpustakaan sekolah harus menyediakan buku-buku

dan bahanbahan lainnya untuk keperluan lainnya seperti novel populer, musik,

computer, games, majalah, poster, dan lain-lain yang disesuaikan dengan minat

dan latar belakang budaya siswa.

f. Sumber Belajar

1. Pengertian Sumber Belajar

Sumber belajar ialah semua sumber yang berasal dari guru, media

pendidikan, buku, lingkungan pendidikan yang terlihiat maupun terdengar oleh

siswa sebagai bagian dari pembelajaran yang didapat di suatu lingkungan

(pendidikan, sosial dan masyarakat).


29

Sumber belajar dapat dikelompokkan atas dasar berbagai sudut pandang.

Dilihat dari cara memperoleh informasi, sumber belajar dapat dibagi menjadi jenis

visual, audio, dan audiovisual. Disamping itu, dilihat dari tujuan pembuatannya

dibagi ke dalam kelompok sumber belajar yang sengaja dirancang dan

dibuat/diproduksi khusus untuk keperluan belajar atau membelajarkan (by design).

Belajar tidak harus dihadiri oleh guru, dalam belajar siswa dapat menggunakan

sumber belajar yang tersedia di sekolah, baik berupa buku-buku, majalah,

perpustakaan, laboratorium dan kegiatan yang lain.

Sumber belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Lingkungan, artinya sumber informasi terkait dalam pembelajaran tidak

hanya didapatkan di sekolah maupun dikelas, akan tetapi, sumber lain bisa

didapatkan di lingkungan masyarakat, rumah, teman sejawat, bahkan sekalipun

tempat wisata. Dalam hal ini sumber belajar yang didapatkan siswa tidak hanya

di kelas. Peserta didik bisa mendapatkan sumber belajar di tempat atau

lingkungan lain dan menambah wawasan..

b. Benda, bisa menjadi salah satu sumber belajar dengan objek (yaitu benda),

dalam hal ini benda yang dimaskud ialah sesuatu yang bersifat education

seperti benda-benda yang ada di museum sejarah.

c. Manusia, dalam arti luas, bukan hanya guru menjadi sumber satu-satunya

ilmu pengetahuan, tetapi disini masyarakat, manusia yang ada dalam

lingkungan bermain bisa menjadi sumber belajar dan informasi yang

bermanfaat.
30

d. Buku merupakan jendela dunia, ketika membaca buku kita bisa tahu seisi

dunia, mulai dari pendidikan, sosial, kebudayaan, politik dan sebagainya. Hal

ini bisa menjadi sumber rujukan dan belajar bagi peserta didik di sekolah.

e. Pengalaman yang pernah dirasakan oleh peserta didik merupakan salah satu

ilmu pengetahuan yang didapat dari pengalaman tersebut. Contoh, mengikuti

lomba olimpiade tetapi kalah dengan peserta lain, dari situlah siswa bisa

mendapatkan pembelajaran dan sumber belajar yang sangat berharga dan

bermanfaat.

Sumber Belajar yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, akademik,

dan skill peserta didik tidak hanya dari lingkungan sekolah melalui penyampaian

guru. Akan tetapi, sumber belajar bisa didapatkan di lingkungan manapun,

lingkungan masyarakat tempat peserta didik tinggal bisa menjadi pembelajaran

yang dapat menambah ilmu pengetahuan. Selain itu, pengalaman yang berharga

yang pernah dirasakan oleh siswa menjadi salah satu sumber belajar guna

menambah wawasan para peserta didik.

Sesungguhnya sumber belajar itu banyak jenisnya. Pesan (message),

orang (People), bahan (Materials), alat (device), teknik (tehnique), lingkungan

(setting), dan lainnya yang bisa digunakan untuk memberikan kemudahan bagi

siswa dan menambah pengetahuannya.

Maka dari itu, siswa mendapatkan fasilitas yang dapat memungkinkannya untuk

belajar dengan baik.

Jenis-jenis sumber belajar diantaranya adalah :


31

a. Pesan proses interaksi antara guru dengan peserrta didik dalam

menyampaikan sumber bersifat ilmu pengetahuan, pembelajaran yang di

dalamnya terdapat nilai ataupun ajaran budaya, karakter maupun yang

berkaitan dengan pendidikan.

b. Orang adalah manusia yang mentransfer ilmu pengetahuan yang bersifat

membangun daya pikir dan kritis siswa dalam ranah pendidikan, olahraga,

sosial, maupaun karakter. Contohnya ialah guru, dosen, profesor, dokter,

budayawan dan sebagainya.

c. Bahan, artinya sumber pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam

menyampaikan ilmu ke peserta didik seperti, LKS, modul, majalah. Hal ini

juga menjadi pegangan guru sebagai bahan ajar yang disampaikan kepada

siswa.

d. Alat adalah media pembelaaran yang dapat membantu guru dalam

mentransfer ilmu terkait mata pelajaran dan memudahkan siswa dalam

belajar. Contohnya, OHP, proyektor, tape recorder, komputer, dan lain-

lain.

e. Teknik adalah cara atau metode yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar di sekolah. Misalnya demonstrasi, diskusi, praktikum,

pembelajaran mandiri, sistem pendidikan terbuka/jarak jauh, tutorial tatap

muka dan sebagainya.

f. Latar/lingkungan, lingkungan yang dimaksudkan disini adalah sarana

dan prasaran yang ada di lingkungan sekolah, sepert gedung, lapangan, lab
32

komputer dan ipa, yang dapat menunjang pembelajaran sesuai dengan

kurikulum yang diterapkan di sekolah tersebut.

Sumber pembelajaran atau sumber belajar pada dasarnya adalah suatu hal

yang bermanfaat dan berguna dalam pembelajaran di kelas. Sumber tersebut

didapatkan tidak hanya melalui lingkungan sekolah saja, lingkungan diluar

sekolah yang bersifat positif pun menjadi sumber belajar bagi peserta didik itu

sendiri.

Sumber pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Sumber pembelajaran yang sengaja direncanakan, yakni semua sumber yang

direncanakan oleh pihak sekolah dan guru melalui kurikulum yang dirancang

sesuai dengan keadaan geografis maupaun aturan dari pemerintah setempat.

2. Sumber pembelajaran yang karena dimanfaatkan, artinya sumber yang dapat

dimanfaatkan secara maksimal oleh guru dan bermanfaat bagi siswa, contoh

dengan kunjungan ke tempat sejarah seperti museum menjadi sumber yang

dimanfaatkan dan berguna bagi peserta didik.

Sumber belajar adalah suatu hal yang didapatkan oleh guru dan

disampaikan kepada siswa yang bersifat ilmu pengetahuan dan bermanfaat.

Sumber ini bisa didaptkan melalui buku-buku, lingkungan sekolah dan

masyarakat, serta pengelaman yang dirasakan setiap individu maupun kelompok.

Adapun salah satu sumber belajar yang didapatkan diluar lingkungan

sekolah dan dapat memudahkan siswa dalam proses belajar. Dari itu semua,

pembelajaran yang didapatkan diluar lingkungan sekolah akan mempermudah

siswa dalam kegiatan belajar di kelas. Hal itu dikarenakan siswa mendapat ilmu
33

pengetahuan yang lebih selain pengetahuan mata pelajaran yang

didapatkan di lingkungan sekolah.

Sumber belajar menyimpan pesan yang baik bagi siswa yang

menungkinkan tumbuhnya interaksi sesama peserta didik dan diskusi antara

peserta didik melalui pengelaman masing-masing yang disampaikan setiap

individu. Sumber belajar pun dapat didapatkan dari lingkungan yang negative

seperti lingkungan para narkoba untuk menyampaikan bahwa narkoba sangat

berbahaya bagi tubuh.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa sumber belajar sangat luas bisa

diraih dan didapatkan tidak hanya melalui lingkungan pendidikan saja. Tetapi,

bisa juga dari lingkungan luar yang membantu para peserta didik dapat menambah

wawasan dan memecahkan masalah dengan terjun langsung. Contohnya,

berpartisipasi di kegiatan kemasyarakatan dan sebagainya.

2. Fungsi Sumber Belajar

Ada beberapa hal terkait fungsi sumber belajar yang dapat dirumuskan dan

bermanfaat sebagai berikut:

a. Mengembangkan wawasan keilmuan bagi peserta didik dalam kegiatan dikelas

yang didapatkan.

b. Merupakan pemandu teknis dan langkah-langkah operasional untuk menelusuri

secara teliti guna penguasaan keilmuan tuntas.

c. Memberikan ilustrasi dan contoh-contoh yang berkaitan denga aspekaspek

dalam bidang tertentu.


34

d. Memberikan pengetahuan lebih terkait bidang yang sedang dipelajari dan

ditekuni oleh peserta didik.

e. Memberikan informai terkait karya ilmiah baru dengan pengarang baru yang

dapat menjadi bahan baca siswa.

f. Mengembangkan pemecahan masalah bagi setiap peserta didik dari bidang

keilmuan yang sudah dipelajari sebelumnya.

3. Klasifikasi Sumber Belajar

Pada hakikatnya, alam semesta ini merupakan sumber belajar bagi

manusia sepanjang masa. Jadi, konsep sumber belajar memiliki makna yang

sangat luas, meliputi segala yang ada dijagat raya ini. Menurut Assosiasi

Teknologi Komunikasi Pendidikan/AECT, sumber belajar adalah meliputi semua

sumber baik berupa data, orang atau benda yang dapat digunakan untuk memberi

fasilitas (kemudahan) belajar bagi peserta didik. Oleh karena itu, sumber belajar

adalah semua komponen sistemintruksional baik yang secara khusus dirancang

maupun yang menurut sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan

pembelajaran. Dari berbagai sumber belajar yang ada dan mungkin dikembangkan

dalam pembelajaran pada garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi:

a.Manusia, b. Bahan, c. Lingkungan, d. Alat dan peralatan, e. Aktivitas, f. Pesan,

g. Tehnik.

a. Manusia

Yang dimaksud orang yang menyampaikan sebuah informasi bersifat

pendidikan, contohnya guru disini menyampaikan ilmu atau informasi terkati


35

mata pelajaran yang disampaikan, dosen menyampaikan materi terkait

perkuliahan. Pesan itulah menjadi sumber belajar yang bermanfaat bagi siswa

maupun lingkungan sekitar.

b. Bahan

Suatu sumber yang mengandung informasi terkati pembelajaran di

sekolah. Hal ini bisa dari buku, film dokumenter pendidikan, sejarah dan

sebagainya.

c. Lingkungan

Lingkungan sangat berpengaruh dalam mendapatkan informasi dalam

berbagai bidang. Hal itu bisa memperkuat daya interaksi siswa didalam kelas yang

telah didapatkan dilingkungan selain di sekolah. Lingkungan bisa membantu

dalam perubahan karakter peserta didik.

d. Alat dan Peralatan

Alat adalah sesuatu (bisa pula disebut hardware atau perangkat keras)

yang diberikan utnuk menyampaikan pesan. Atau dengan kata lain sebagai bahan

dalam membantu kegiatan disekolah. Alat disini sangat membantu dalam

pembelajaran disekolah yang diajarkan oleh guru.

e. Aktivitas

Aktivitas seperti kegiatan olahraga, kunjungan ke museum, dengan bahan

referensi seperti buku membantu menambah wawasan dan menjadi sumber belajar

bagi peserta didik.

f. Pesan
36

Pesan adalah pelajaran atau informasi yang disampaikan oleh guru kepada

peserta didik yang bermanfaat dan menamba wawasan yang baik bagi siswa.

g. Tehnik

Tehnik adalah prosedur yang sudah direncanakan oleh guru sebagai bahan

ajar. Seperti RPP, media pendidikan, perlatan maupaun bahan lain yang berguna

untuk kelangsungan kegiatan belajar mengajar dikelas.

Sedangkan klasifikasi yang dikatakan oleh Nana Sudjana dan Ahmad

Rivai yaitu:

a. Sumber belajar yang ada diperpustakaan sekolah seperti koleksi dan bahan

pustaka. Contohnya, buku, novel, majalah maupun koleksi lainnya.

b. Sumber belajar media pendidikan seperti film, video, model, audio cassette,

transparansi, realita, objek, dan lain-lain.

c. Sumber belajar yang diselenggarakan oleh sekolah sebagai sarana dan

prasarana pendidikan: perpustakaan, laboratorium, ruang belajar, studio,

lapangan olahraga dan lain-lain.

d. Sumber belajar yang dilakukan dikelas dengan metode diskusi, kerja kelompok

maupun observasi.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa sumber belajar meliput banyak

jenis. Sumber belajar merupakan salah satu alat pendidikan baik dalam bentuk

leingkungan atau situasi dimana bila di manfaatkan dengan baik dan benar, maka

akan menghasilkan sesuatu yang berguna, dan salah satunya menambah

pengatahuan.
37

4. Memilih Sumber Belajar

Kriteria-kriteria tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kriteria umum

a. Ekonomi dalam pengertian murah

Sumber belajar yang bisa terjangkau dari segi harga maupun jarak oleh siswa

sebagai sumber informasi maupun guru sebagai bahan ajar.

b. Praktis dalam sederhana

Didapatkan dengan cara mudah dan tidak memerlukan skill khusus dalam

mendapatkannya.

c. Mudah diperoleh

Sumber belajar sedapat mungkin berada di dekat tempat kegiatan belajar

berlangsung.

d. Bersifat fleksibel

Adanya kemajuan teknologi yang bisa dimanfaatkan dalam dunia pendidikan..

Contohnya kaset video bersifat fleksibel karena dapat dipakai untuk beberapa

program instruksional.

e. Komponen-komponen yang bersifat membantu dalam sumber

belajar dan sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu kurikulum yang diterapkan.

2. Kriteria berdasarkan tujuan

Ada beberapa hal terkait kriteria berdasarkan tujuan antara lain:

a. Sumber belajar untuk memotivasi

Motivasi yang dilakukan oleh guru terkait sumber belajar yang didapatkan

siswa dapat meningkatkan wawasan keilmuan dari berbagai bidang ilmu.


38

b. Sumber belajar untuk pengajaran

mendudkung kegiatan pembelajaran yang biasanya dipakai oleh guru.

c. Sumber belajar untuk penelitian

Bahan bacaan yang sudah dibaca oleh peserta didik bisa

dijadikan motivasi penelitian bagi siswa itu sendiri dan melatih daya penulisan

karya tulis ilmiah.

d. Sumber belajar untuk memecahkan masalah

Sumber belajar bisa menjadikan sebuah solusi dari permasalahan yang dialami

individu maupun kelompok dalam lingkungan pendidikan.

e. Sumber belajar untuk presentasi

Menjadi sumber rujukan dalam diskusi, maupun presentasi dikelas. Selain itu,

menumbuhkan keberanian dalam berbicara didepan kelas.

Jadi hal ini dimaksudkan supaya peesrta didik dapat menyerap ilmu dan

melakukan belajar denga bailk. Jadi pemilihan sumber belajar tersebut tidak boleh

sembarang dan pemilihan sumber belajar yang tepat harus berdasarkan dan

macam-macam kebutuhan untuk pembelajaran dimana siswa akan dapat cepat dan

mudah dalam menyerap pengetahuan dalam belajarnya.

5. Macam-Macam Sumber Belajar

Adapun macam-macam sumber belajar secara terinci dapat dijelaskan:

1. Pesan: informasi yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik melalui

media pendidikan.

2. Manusia: artinya disini harus berperan aktif dalam penyampaian pesan.

3. Bahan media: alat yang membantu guru yaitu biasanya menyampaikan pesan.
39

4. Peralatan: prasarana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar di kelas.

5. Teknik: meotde atau cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan

pesan dengan bantuan media pendidikan.

6. Latar: lingkungan di mana peserta didik dapat belajar dengan aman dan

nyaman.

a. Literasi

Istilah kata literasi dalam bahasa latin disebut sebagai Literatus yang

artinya adalah orang yang belajar. Literasi merupakan suatu kegiatan

menggunakan potensi untuk membudidayakan gerakan membaca dan juga

menulis serta dapat memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Elizabeth Sulzby (1986),

Literasi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam

berkomunikasi (berbicara, membaca, menulis dan menyimak) dengan cara yang

berbeda sesuai dengan tujuannya.

1. Pengembangan Literasi Digital (Digital Literacy) untuk Mewujudkan

Kewaragnegeraan Digital

a. Literasi Digital (Digital Literacy)

sekarang ini keahlian melek digital (digital literacy) adalah salah satu

keterampilan penting bagi siswa. Berdasarkan beberapa riset terhadap penggunaan

media digital dan internet pada anak dan remaja Indonesia, cenderung

memberikan efek negatif pada perilaku anak dan remaja, karena minimnya
40

pengawasan orang tua terhadap penggunaan media digital dan internet memicu

timbulnya perilaku yang mengarah pada degradasi moral anak dan remaja

Indonesia. Tidak semua informasi pada media dan internet layak dikonsumsi oleh

siswa. Oleh karena guru, terutama guru PPKn memiliki peran dalam

mengembangkan literasi digital pada peserta didik.

Konsep dan istilah literasi digital yang sekarang umum digunakan,

diperkenalkan oleh Paul Gilster. Gilster mengemukakan keaksaraan digital atau

literasi digital didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami dan

menggunakan informasi dalam berbagai format dengan penekanan pada

pemikiran kritis bukan saja hanya keterampilan dalam penguasaan teknologi

informasi dan komunikasi. Literasi digital perlu dikembangkan pada peserta didik

guna menghadapi tantangan abad dua satu.

Martin menggambarkan seseorang yang paham literasi digital adalah

seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, mengakses,

mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, menganalisis dan mensintesis

sumber daya digital. Martin (2008) menyimpulkan bahwa literasi digital dapat

dipahami pada tiga aspek, yaitu kompetensi digital, penggunaan digital dan

transformasi digital (Chan, dkk, 2017:2).

Konsep literasi digital merupakan rentang sangat luas, mulai dari

keterampilan dan kompetensi yang spesifik hingga kesadaran dan perspektif yang

agak umum. Perkembangan internet dan tumbuhnya mesin pencari google, serta

jejaring sosial telah mendorong bentuk literasi yang dibutuhkan untuk saat ini,

yaitu literasi digital. (Bawden, 2001:219).


41

Revolusi digital telah mengubah perilaku pencarian informasi yang tidak

dapat dikenali dan dengan mudah digunakan yaitu melalui web dan mesin telusur

yang memberi semua informasi secara muda, sehingga kita dapat dengan mudah

menemukan, membuat dan menggunakan informasi dari internet. Literasi digital

adalah kemampun dan kompetensi yang menunjukkan, menemukan,

mengevaluasi, dan menerima atau menolak informasi pada penggunaan media

digital dan internet (Fieldhouse dan Nicholas, 2008: 49).

Alkalai (2004) mengemukakan literasi digital bukan hanya sebatas

kemampuan untuk menggunakan perangkat lunak atau mengoperasikan perangkat

digital saja, melainkan literasi digital adalah mencakup berbagai macam

keterampilan kognitif, motor, sosiologis, dan emosional yang kompleks, yang

dibutuhkan pengguna agar dapat berfungsi secara efektif pada lingkungan digital.

Konteks ini meliputi membangun pengetahuan dari navigasi nonlinear,

hypertextual; mengevaluasi kualitas dan keabsahan informasi, dan memiliki

pemahaman yang matang dan realistis tentang peraturan yang berlaku di dunia

maya.

Etika digital sebagai bagian dari literasi digital harus ditanamkan kepada

peserta didik, peserta didik harus memiliki etika dan memiliki karakter tanggung

jawab dalam komunitas online guna menghindari kegiatan yang berdampak

negatif baik bagi masyarakat tradisional maupun online (seperti pembajakan).

Guru dapat memberikan tingkat keterampilan dan pengetahuan yang lebih

tinggi dan lebih tinggi mengenai bagaimana mengungkapkan gagasan dan opini

secara online, mengevaluasi informasi, dan membuat konten online. Dari


42

beberapa pendapat yang telah dikemukakan penulis menyimpulkan literasi digital

berkaitan dengan etika digital, literasi digital merupakan kompetensi yang dimiliki

seseorang dalam menggunakan media digital dan internet. Literasi digital adalah

etika seseorang yang dilandasi oleh norma-norma yang ada dalam menggunakan

media digital secara bertanggung jawab, kemampuan menyaring, memilah

informasi, dan cenderung mengakses konten positif dalam penggunaan media

digital dan internet.

b. Kewarganegaraan Digital (Digital Citizenship)

Sehubungan dengan meningkatnya penggunaan teknologi informasi yang

sangat pesat, dan berpotensi untuk disalahgunakan, seperti menyebarkan berita-

berita hoax, membuat konten negatif, dan kejahatan cyber lainnya, maka

diperlukan kebijakan untuk mengelola, mengembangkan dan mengendalikan

perilaku warganegara dalam menggunakan media digital dan interent. Kebijakan

tersebut berupa membentuk kewarganegaraan digital (digital citizenship)

kebijakan kewarganegaraan digital dengan pendekatan melek digital atau literasi

digital. Kebijakan ini harus disusun secara komprehensif dengan menggunakan

dan memanfaatkan peran penting lembaga pendidikan. Pendidikan berperan dalam

mempersiapkan warga digital. Pembentukan kewarganegaraan digital dapat

dilakukan melalaui PPKn.

Choi (2016) mengemukakan kewarganegaraan digital (digital citizenship)

sebagai etika. Kewarganegaraan digital sebagai etika mengacu pada bagaimana

menggunaka internet dengan tepat, aman, etis, dan bertanggung jawab dalam
43

kegiatan dunia internet. Kewarganegaraan digital menunjukkan kemampuan

seseorang untuk mengakses, menggunakan, membuat, dan mengevaluasi

informasi dan berkomunikasi dengan orang lain secara online seperti bagaimana

menilai informasi, membaca dan menulis secara kritis pada media online, dan

mengekspresikan diri mereka secara online. Kewarganegaraan digital menyoroti

fakta bahwa perilaku online yang bertanggung jawab dan aman harus menjadi

topik serius dalam pendidikan. Penggunaan teknologi dan Internet yang aman,

bertanggung jawab, dan etis, kesadaran digital, dan tanggung jawab dan hak

digital merupakan kriteria kewarganegaraan digital.

Kewarnegaraan digital menurut Ribble (Alberta, 2012) meliputi: pertama,

warga negara yang memiliki akses digital (partisipasi eletronik penuh), kedua,

komunikasi digital, ketiga, literasi digital, yaitu proses belajar mengajar tentang

teknologi dan penggunaan teknologi, keempat etika digital, yaitu standar prilaku

dalam menggunakan media digital dan internet, kelima, digital Law, yaitu

tanggung jawab atas tindakan dan perbuatan menggunakan elektronika, keenam,

keamanan digital, yaitu tindakan pencegahan elektronik untuk melindungi peserta

didik, kelompok masyarakat, organisasi dan warganegara, ketujuh, digital health

and wellness, yaitu kesehatan fisik dan psikologis di dunia digital, kedelapan, hak

dan tanggung jawab digital. Sifat kewarganegaraan sebagai dasar untuk

mengembangkan kewarganegaraan digital. Kewarganegaraan didefinisikan

sebagai keadaan menjadi warga masyarakat suatu komunitas sosial, politik atau
44

nasional tertentu. Sementara kewarganegaraan membawa hak dan tanggung

jawab, mendefinisikan hak-hak dan tanggung jawab tersebut bervariasi sepanjang

waktu dan di komunitas tertentu.

Kewarganegaraan membutuhkan prinsip moral yang tinggi, sama halnya

dengan kewarganegaraan digital. Kewarganegaraan digital membutuhkan prinsip

moral untuk bekerja secara efektif dalam masyarakat global yang berjejaring,

berdasar waktu dan wilayah geografis yang multi budaya. Kewarganegaraan

mensyaratkan penyeimbangan pemberdayaan dan tanggung jawab pribadi dengan

kesejahteraan masyarakat. Kebaikan individu dan kebaikan masyarakat harus

berada dalam keadaan seimbang. Tantangan dalam komunitas digital adalah

memastikan keseimbangan yang efektif. Komunitas digital membutuhkan

partisipasi dan peran masyarakat untuk mempersiapkan kaum muda (warga negara

muda) untuk berpartisipasi dalam komunitas ini dengan cara yang berarti,

bertanggung jawab dan pedul. Untuk mewujudkan kewarganegaraan digital, maka

lembaga pendidikan memiliki peranan penting dalam mewujudkan hal tersebut,

lembaga pendidikan terutama guru, memiliki peran strategi dalam menumbuhkan

dan mengembangkan literasi digital peserta didik sebagai warga negara muda agar

bijak dan kritis dalam menggunakan media digital dan internet (Alberta, 2012).

ISTE (2007) mengemukakan karakter kewarganegaraan digital merupakan

salah satu standar penting yang harus guru tanamkan dan kembangkan kepada

peserta didik. Konsep kewarganegaraan digital juga perlu ditambahkan ke dalam

kurikulum pendidikan, seperti dimasukan menjadi salah satu bagian studi sosial
45

untuk mempromosikan kewarganegaraan digital yang aktif. Karakter

kewarganegaraan digital, dapat memasukkan isu kewarganegaraan digital ke

dalam tema yang relevan, seperti kedalam mata pelajaran “Ilmu Pengetahuan,

Teknologi, dan Masyarakat", dan "Cita-Cita dan Praktik Kewarganegaraan"

Berdasarakan beberapa teori yang telah dipaparkan, menurut penulis

kewarganegaraan digital dalam ruang lingkup Indonesia sebagai negara

multikultural kewarganegaraan digital perlu diwujudkan. Kewarganegaarn digital

memiliki ciri masyarakat yang melek digital atau memiliki kecakapan literasi

digital. Penanaman dan pengembangan karakter literasi digital sangat penting

untuk dilakukan oleh lembaga pendidikan. Literasi digital dapat mencegah

tindakan-tindakan menyimpang, seperti cyber crime, membuka situs porno,

menjaring berita-berita hoax yang dapat menimbulkan disintegrasi bangsa, caci-

makian di dunia maya, dll. Salah satu ciri dari kewarganegaraan digital adalah

literasi digital (melek digital), keadaan dimana warganegara tidak hanya

menguasai penggunaan media digital dan internet saja, melainkan memiliki etika

digital, berpikir kritis, bertanggung jawab, mengetahui dan taat pada norma-norma

yang berlaku. Maka dari itu lembaga pendidikan, melalui guru, terutama guru

PPKn memiliki peran penting dalam meumbuhkan dan mengembangkan literasi

digital, sehingga kewarganegaraan digital dapat terwujud.

c. Guru PPKn dalam Mengembangkan Literasi Siswa Untuk Menjadi Warga

Negara Global/Era Digital

Guru, terutama guru PPKn memiliki posisi dan peran dalam mewujudkan

kewarganegaraan digital. Guru PPKn dapat mendidik peserta didik untuk menjadi
46

warga digital yang bertanggung jawab, berpengetahuan luas, dan aktif di tingkat

lokal, nasional, dan global. Berdasarakn riset Kementerian Komunikasi dan

Informatika ( Imawan, 2014, 79-82) menunjukkan hasil penetrasi media di

Indonesia ditempati oleh ponsel sebagai posisi tertinggi, yakni 104%), lalu diikuti

oleh televisi (95%), smartphone (67%), radio (47%), surat kabar (25%), internet

(24%), dan majalah (13%). Serta 415 surat kabar harian, 495 majalah, dan 257

tabloid. Riset terkini mungkin internet, karena adanya koneksi internet yang lebih

baik memungkinkan penyebaran informasi. Penggunaan internet secara dominan

dikonsumsi oleh kelas menengah (Lakstian, 2016: 112).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis menyimpulkan fenomena

perkembangan media digital dan internet yang pesar harus diiringi dengan

peningkatkan kesadaran kita untuk mendefinisikan kembali cara mentransfer,

mengelolah dan menerima informasi pada media digital dan internet. Literasi

digital perlu ditanamkan dan dikembangkan dalam penggunaan media digital dan

internet.

Tilaar (1998) mengemukakan dalam kurikulum pendidikan nasional,

Pendidikan Nilai cenderung menjadi suatu kegiatan formal. Pendidikan nilai

dirangkum ke dalam bentuk pelajaran formal baik itu merupakan pelajaran

pancasila, mata pelajaran, PMP, mata pelajaran sejarah nasional serta berbagai

penataran dalam rangka peningkatan penghayatan dan pengamalan pancasila.

Menurut Kerr (1999) Citizenship atau civic education secara luas

ditafsirkan proses pendidikan yang dilakukan melalui sekolah, pengajaran dan


47

pembelajaran yang bertujuan untuk mempersiapkan orang muda untuk berperan,

berpartisipasi dan bertanggung jawab sebagai warga negara.

Berdasarkan teori yang telah dikemukan sebelumnya, Guru PPKn berperan

penting dalam menanamkan dan menumbuhkan kecakapan literasi digital kepada

peserta didik melalui mata pelajaran PPKn. Kecapakan literasi digital dapat

disisipkan oleh guru PPKn pada semua KD (Kompetensi Dasar) mata pelajaran

PPKn, terutama untuk kelas menengah pertama, yaitu SMP. PPKn sebagai mata

pelajaran yang bermuatan nilai dan bertujuan membentuk warganegara yang

berkarakter, maka guru PPKn harus memilih dan menggunakan pembelajaran

yang tepat, agar penginternalisasian kecakapan literasi digital peserta didik dapat

maksimal dan optimal dilakukan, sehingga kewargnaegraan digital dapat

terwujud.

d. Pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan salah satu

mata pelajaran wajib untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA.PPKn

dirancang untuk menghasilkan siswa yang memiliki keimanan dan akhlak mulia

sebagaimana diarahkan oleh falsafah hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila

sehingga dapat berperan sebagai warga negara yang efektif dan bertanggung

jawab.Pembahasannya secara utuh mencakup Pancasila, Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan

Bhinneka Tunggal Ika.


48

Menurut PP Nomor 32 Tahun 2013 penjelasan pasal 77 J ayat (1)

ditegaskan bahwa Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk

Peserta Didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

dalam konteks nilai dan moral Pancasila, kesadaran berkonstitusi Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal

Ika, serta komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa PPKn adalah mata

pelajaran yang disiapkan untuk membentuk peserta didik agar menjadi warga

negara yang memliki karakter yang sesuai dengan tuntutan nilai-nilai ideologi

yaitu pancasila, dan dapat menjalankan kewajiban serta peranannya sebagai warga

negara.

e. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kurikulum 2013

Secara bahasa, istilah “civic education” oleh sebagian pakar diterjemahkan

dalam bahasa indonesia menjadi pendidikan. Cogan (1994:4) mengartikan

civiceducation sebagai “…the foundational course work in school designed to

prepare young citizens for an active role in their communities in their

adultslives”. Maksudnya adalah suatu pelajaran dasar di sekolah yang di rancang

untuk mempersiapakan warga negara muda, agar kelak setelah dewasa dapat

berperan aktif dalam masyarakat. Menurut Soemantri (2001:154) mengemukakan

bahwa PPKn merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan hubungan

antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar

menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
49

PPKn dalam kurikulum 2013 di jenjang SMP dirancang untuk

menghasilkan siswa yang memiliki keimanan dan akhlak mulia sebagaimana yang

ada pada falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila sehingga dapat berperan

sebagai warga negara yang efektif dan bertanggung jawab. Pada mata pelajaran

PPKn secara utuh difokuskan pada empat pilar kebangsaan yang terkait satu sama

lain yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Pembelajaran

PPKn dirancang berbasis aktivitas terkait dengan sejumlah tema kewarganegaraan

yang diharapkan dapat mendorong siswa menjadi warga negara yang baiik

melalui kepeduliannya terhadap masalah dan tantangan yang dihadapi masyarakat

sekitarnya, kepedulian tersebut ditunjukkan dalam bentuk partisipasi aktif dalm

pengembangan komunitas yang terkait dengan dirinya kompetensi yang

dihasilkan tidak lagi sebatas pada kajian pengetahuan dan keterampilan penyajian

hasil kajiannya dalam bentuk karya tulis, tetapi lebih ditekankan kepada

pembentukan sikap dan tindakan nyata yang harus mampu dilakukan tiap siswa

sehingga terbentuk sikap kecintaan terhadap bangsa Indonesia.

Bertolak dari berbagai kajian secara filosofis, sosiologis, yuridis, dan

pedagogis, mata pelajaran PPKn dalam Kurikulum 2013, secara utuh memiliki

karakteristik sebagai berikut.

a. Nama mata pelajaran yang semula Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) telah

diubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

b. Mata pelajaran PPKn berfungsi sebagai mata pelajaran yang memiliki misi

pengokohan kebangsaan dan penggerak pendidikan karakter Pancasila.

c. Kompetensi Dasar (KD) PPKn dalam bingkai kompetensi inti (KI) yang secara
50

psikologis-pedagogis menjadi pengintegrasi kompetensi peserta didik secara

linier dan koheren dengan penanaman, pengembangan, dan/atau penguatan

nilai dan moral Pancasila; nilai dan norma UUD Negara Republik Indonesia

Tahun 1945; nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika; serta wawasan dan

komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.

d. Pendekatan pembelajaran berbasis proses keilmuan (scientific approach) yang

memusatkan perhatian pada proses pembangunan pengetahuan, keterampilan,

sikap spiritual, dan sikap sosial, melalui transformasi pengalaman empirik dan

pemaknaan konseptual. Lukman Surya Saputra, Aa Nurdiaman, dan Salikun

(2017:8)

f. karakteristik Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Secara umum tujuan mata pelajaran PPKn pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah adalah mengembangkan potensi peserta didik dalam seluruh

dimensi kewarganegaraan, yakni:

a. Sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen, dan tanggung jawab

kewarganegaraan (civic confidence, civic committment, and civic

responsibility).

b. Pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge).

c. Keterampilankewarganegaraantermasukkecakapan dan partisipasi partisipasi

kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility).

Secara khusus tujuan mata pelajaran PPKn yang berisikan keseluruhan

dimensi tersebut sehingga peserta didik mampu:


51

a. Menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman, dan

pengamalan nilai dan moral Pancasila secara personal dan sosial.

b. Memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap positif dan

pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

c. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangat kebangsaan

dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal

Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.

d. Berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai anggota

masyarakat, tunas bangsa, dan warga negara sesuai dengan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup

bersama dalam berbagai tatanan sosial kultural.

Dengan demikian PPKn lebih memiliki kedudukan dan fungsi sebagai

berikut:

a. PPKn merupakan pendidikan nilai, moral/karakter, dan kewarganegaraan khas

Indonesia yang tidak sama atau tidak sebangun dengan civic education di USA,

citizenship education di UK, talimatul muwatanah di negara-negara Timur

Tengah, education civicas di Amerika Latin.

b. PPKn sebagai wahana pendidikan nilai, moral/karakter Pancasila dan

pengembangan kapasitas psikososial kewarganegaraan Indonesia sangat

koheren (runut dan terpadu) dengan komitmen pengembangan watak dan

peradaban bangsa yang bermartabat dan perwujudan warga negara yang


52

demokratis dan bertanggung. Lukman Surya Saputra, Aa Nurdiaman, dan

Salikun (2017:5-6).

3. Kerangka pemikiran

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sumber belajar yang harus di

penuhi oleh setiap sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini

dikarenakan perpustakaan menyediakan berbagai macam informasi/bahan bacaan

yang bertujuan menambah ilmu pengetahuan bagi peserta didik. Kegunaan dari

perpustakaan sekolah yaitu di harapkan siswa dapat memanfaatkan sebaik-

baiknya untuk meningkatkan ilmu pengetahuan maupun dalam menyelesaikan

tugas yang di berikan oleh guru sehubungan dengan peningkatan prestasi belajar

siswa serta menunjang dalam proses pembelajaran, Khususnya dalam bidang

PPKn.

Dapat dikatakan bahwa nilai suatu pendidikan itu bergantung pada kualitas

dari kelengkapan dan kesempurnaan jasa yang di berikan oleh perpustakaannya.

Hal ini mengingat fungsi dan tujuan dari perpustakaan itu sendiri yang

mempunyai manfaat yang begitu besar bagi suatu pendidikan. Dengan adanya

pemanfaatan perpustakaan yang maksimal, maka pendidikan akan semakin maju.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini, Dapat di lihat dalam gambar di bawah

ini:
53

Perpustakaan Kemampuan
sekolah literasi siswa

SMP NEGERI 1
KASIMBAR PPKn

Guru

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, bahwa perpustakaan sekolah di

SMP Negeri 1 Kasimbar belum dioptimal dengan baik dan akan berdampak pada

mata pelajaran PPKn yang di kembangkan oleh guru dan bagaimana guru PPKn

mengetahui kemampuan literasi siswa lewat perpustakaan sekolah.


BAB III

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan deskriptif untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan literasi

siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar pada mata

pelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Kasimbar.

Menurut Satori Djam’an dan Aan Komariah 2013. Penelitian kualitatif

memiliki karakteristik dengan mendeskripsikan suatu keadaan yang sebenarnya,

tetapi laporannya bukan sekedar laporan suatu kejadian tanpa suatu interprestasi

ilmiah. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang di gunakan untuk

meneliti kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti bertindak sebagai

instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi

(gabungan), analisi data bersifat induktif, dan penelitian kualitatiflebih

menekankan makna dari pada generalisasi.

Penelitian ini berupaya memberikan gambaran mengenai Kemampuan

Literasi siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar pada

Mata pelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Kasimbar.

2. Lokasi Penilitian

Penilitian ini dilaksanakan di SMP Negri 1 Kasimbar kecamatan kasimbar.

54
55

3. Populasi dan sampel

a. Populasi

Menurut Arikunto (2012) “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

Populasi dalam penelitian ini adalah SMP Negri 1 Kasimbar pada tahun ajaran

2019-2020 yang berjumlah 333 siswa. Untuk mengetahui keadaan populasi SMP

Negri 1 Kasimbar, dapat di lihat pada table berikut:

Tabel 2.1
Keadaan siswa SMP Negri 1 Kaimbar
Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
No
1. 7A 12 16 28
2. 7B 11 14 25
3. 7C 12 15 27
4. 7D 10 19 29

5. 8A 13 15 28
6. 8B 12 17 29
7. 8C 15 14 29
8. 8D 11 18 29

11. 9A 12 15 27
12. 9B 11 14 25
13. 9C 14 17 31
14. 9D 11 15 26

Jumlah 144 189 333

Sumber: Guru PPKn SMP Negri 1 Kasimbar


56

b. Sampel

Dasar penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah pedoman pada

Arikunto (2012) Sampel adalah sebagian atau mewakili populasi yang di teliti

dengan memberi penjelasan, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik ambil

semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika

jumlah besar diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih besar.

Mengacu pada pendapat tersebut maka tehnik mengumpulan sampel yaitu

penulis mengambil sebesar 18% dari 333siswa sehingga di dapatkan sampel.

Setiap kelas di ambil masing-masig 18% untuk mewakili kelasnya.Adapun sampel

yang di gunakan adalah quota sampling.

Tabel 2.2
Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel
1. 7A 28 5
2. 7B 25 5
3. 7C 27 5
4. 7D 29 5
5. 8A 28 5
6. 8B 29 5
7. 8C 29 5
8. 8D 29 5
11. 9A 27 5
12. 9B 25 5
13. 9C 31 5
14. 9D 26 5

Jumlah 333 60
57

4. Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam rangka

penelitian, dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data melalui

observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi.

a. Observasi

Teknik ini digunakan dalam kegiatan di lapangan selama mengadakan

pengamatan dari segi ruangan perpustakaan dan suasana perpustakaan yang ada di

SMP Negeri 1 Kasimbar sehingga peneliti dapat mengetahui permasalahan yang

ada di perpustakaan dan penyebab kurangnya minat siswa yang ingin

keperpustakaan.

b. Angket

Angket digunakan dalam pengambilan data untuk melihat bagaimana

responden siswa terhadap pemanfaatan perpustakaan untuk meningkatkan literasi

belajar siswa. Angket di tujukan untuk siswa yang sering ke perpustakaan sebagai

responden untuk melihat sejauh mana siswa di SMP Negeri 1 Kasimbar

memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan literasi belajar siswa. Untuk

memperoleh data utama dan kemudian dianalisis. Responden memiliki jawaban

yang telah disesuaikan dengan subjek setiap item memiliki 3 alternatif jawaban

yaitu:

1. Sangat Setuju (SS) = diberi skor 4

2. Setuju (S) = diberi skor 3

3. Tidak Setuju (TS) = diberi skor 2


58

c. Wawancara

Wawancara digunakan untuk melengkapi data yang di peroleh melalui

angket. Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang

berkaitan dengan masalah penelitian kepada Kepala sekolah, Guru PPKn, Dan

pegawai perpustakaan sebagai narasumber sehingga peneliti mendapatkan data

yang akurat mengenai masalah dari penelitian.

d. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

pencetakan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan penelitian, Dalam

bentuk dokumen kunjungan siswa ke perpustakaan, buku-buku apa saja yang

dibaca siswa di perpustakaan dan jumlah siswa yang berkunjung ke

perpuustakaan.

5. Teknik Analisis Data

Setelah pengumpulan data dilaksanakan maka selanjutnya penulis

melakukan analisis data sebagai berikut : (Milles, M.B & Huberman A.M, 1984:

16)

a. Reduksi Data

Dilakukan sebagai proses memilih, menyeleksi data, menyederhanakan, dan

transformasi data kasar yang terdapat dalam penelitian. Adapun maksud

dilaksanakannya reduksi data yaitu untuk memfokuskan, mengarahkan dan

mengklarifikasikan data yang dibutuhkan yang sesuai dengan kajian dalam

penelitian ini.
59

b. Penyajian Data

Penyajian data yang dimaksudkan ialah untuk menghimpun, menyusun

seluruh informasi dan informan, sehingga dari peyajiaan data tersebut dapat

ditarik suatu kesimpulan.

c. Verifikasi Data

Verifikasi data dimasukkan untuk mengevaluasi segala informasi yang telah

didapatkan dari suatu data yang diperoleh dari informan, sehingga akan

didapatkan suatu data yang berkualitas serta hasil data tersebut bisa diketahui

kebenarannya.

d. Analisis Angket

Data yang terkumpul melalui angket akan di analisis dengan menggunakan

presentase, dan disajikan melalui tabel. Adapun rumus yang digunakan

adalah :

P ₌ f x 100%

Keterangan:

P: Presentase

F: Jumlah jawaban dari masing-masing alternative jawaban

N: Jumlah sampel
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Gambar umum Lokasi Penelitian

SMP Negeri 1 Kasimbar yang bertempat di kecamatan Kasimbar

Kabupaten Parigi Moutong. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kepala

Sekolah dan staf tata usaha diketahui bahwa siswa di SMP Negeri 1 Kasimbar

secara keseluruhan berjumlah 333 orang seperti terlihat pada tabel 4.1.

Tabel 3.1
Jumlah siswa SMP Negeri 1 Kasimbar kecamatan Kasimbar
Kabupaten Parigi Moutong.
JUMLAH SISWA TOTAL
NO KELAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN SISWA
1 VII A 12 16 28
2 VII B 11 14 25
3 VII C 12 15 27
4 VII D 10 19 29
5 VIII A 13 15 28
6 VIII B 12 17 29
7 VIII C 15 14 29
8 VIII D 11 18 29
9 IX A 12 15 27
10 IX B 11 14 25
11 IX C 14 17 31
12 IX D 11 15 26

144 189 333


Jumlah
Sumber: Data SMP Negeri 1 kasimbar tahun ajaran 2020/2021

Guru dan Pegawai tata usaha (TU) SMP Negeri 1 Kasimbar Kecamatan Kasimbar
Kabupaten Parigi MoutongTahun ajaran 2019/2020 adalah sebagai berikut:

60
61

Tabel 3.2.
Jumlah Guru dan Pegawai Tata Usa SMP Negeri 1 Kasimbar Kecamatan
Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong.
NO GURU/STAF L P STATUS JUMLAH
1 Kepala Sekolah 1 _ PNS 1
2 Wakil Kepala Sekolah 1 PNS 1
3 Guru Honor 3 5 Honorer 8
4 Guru PNS 7 8 PNS 15
5 Pegawai Tata Usaha 4 _ Honorer 4
6 Pegawai Tata Usaha _ 1 Honorer 1
Jumlah 16 14 30
Sumber: Data SMP Negeri 1 Kasimbar Tahun ajaran 2020/2021

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah SMP Negeri 1 Kasimbar

Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong mempunyai ruangan belajar 15

ruangan belajar, 1 ruangang kepala sekolah, 1 ruangan wakil kepala sekolah, 1

ruangan guru, 1 ruangan tata usaha, 1 ruangan perpustakaan, 1 ruangan musholah,

1 ruangan komputer, 2 ruangan laboratorium, 1 ruangan UKS, 1 ruangan ibadah, 1

ruangan serbaguna, 6 WC siswa, 3 WC guru, 1 pos satpam, 4 ruang kantin, 1

lapangan bola,1 lapangan voli dan basket.


62

Tabel 3.3
Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Kasimbar
Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong
NO JENIS SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Ruangan
2 Ruang Wakil Kepala Sekolah 1 Ruangan
3 Ruang Belajar 12 Kelas
4 Ruang Guru 1 Ruangan
5 Ruang Tata Usaha 1 Ruangan
6 Ruang Perpustakaan 1 Ruangan
7 Mushola 1 Ruangan
8 Ruang Komputer 1 Ruangan
9 Ruang Serba Guna 1 Ruangan
10 Wc siswa 6 Ruangan
11 Wc Guru 3 Ruangan
12 Kantin 4 Ruangan
13 Lapangan Bola 1 Ruangan
14 Lapangan Voli dan Basket 1 Ruangan
15 Pos Satpam 1 Pos
16 Ruang Laboratorium 2 Ruangan
17 Ruang Ibadah 1 Ruangan
18 Ruang UKS 1 Ruangan
Jumlah 40
Sumber: Data SMP Negeri 1 Kasimbar Tahun Ajaran 2020/2021

2. Pembahasan

a. Kemampuan literasi siswa dalam perspektif penyiapan warga Negara era


digital

Pada bagian ini penulis menguraikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan

di perpustakaan SMP Negeri 1 Kasimbar, data yang akan di uraikan dari hasil

wawancara merupakan hasil tanggapan responden terhadap kemampuan literasi

siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar pada mata

pelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Kasimbar.


63

Layanan literasi merupakan layanan yang disediakan oleh perpustakaan

sekolah untuk siswa, melalui layanan ini siswa dapat dibimbing oleh pengelolah

perpustakaan dalam hal bagaimana mereka dapat menyadari kebutuhan literasi

yang di butuhkan serta cara bagaimana menelusur/menemukan informasi di

perpustakaan dengan menggunakan fasilitas yang ada di perpustakaan secara tepat

cepat dan akurat.

Sebagai sumber belajar Perpustakaan SMP Negeri 1 kasimbar telah

menyediakan layanan fasilitas agar siswa lebih mudah untuk meningkatkan

kemamapuan literasi dalam perspektif penyiapan warga negara di era digital.

Kebutuhan siswa dalam menggunakan perpustakaan pada dasarnya cenderung

lebih menginginkan informasi cepat dan tepat dalam mengakses, praktis dan

efisien serta tidak memerlukan waktu yang lama dalam mendapatkan informasi.

Sebagai sumber belajar dan untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa

seharusnya Perpustakaan SMP Negeri 1 Kasimbar menyediakan layanan fasilitas

seperti:

1. Penyediaan komputer dan akses internet di sekolah

Penyediaan komputer dan akses internet merupakan salah satu upaya yang

penting dalam perkembangan ilmu pengetahan pada era digital ini.

Sumber belajar yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan menggunakan

akses internet dengan sangat cepat dan efisien. Kebutuhan warga sekolah

terutama peserta didik dalam mempelajari ilmu teknologi informasi dan


64

komunikasi harus ditunjang dengan ketersediaan perangkat komputer dan

internet di sekolah.

2. Penyediaan informasi melalui media digital

Penyediaan layar dan papan informasi digital di beberapa titik strategis di

lingkungan sekolah dapat membantu warga sekolah dalam memeperoleh

informasi dan pengetahuan baru. Konten-konten perkembangan ilmu

pengetahuan dunia, fakta-fakta sains sederhana berita-berita terkini,

permainan edukatif yang menanntang, dan lain sebagainya dapat

ditampilkan dan disediakan sebagai penambahan wawasan warga sekolah

3. Penambahan bahan bacaan literasi digital di perpustakaan

Perpustakaan menjadi salah satu jantung pengetahuan sekolah.

Penamahan bahan bacaan literasi dalam berbagai bentuk sumber belajar

perlu ditingkatkan. Misalnya, menyediakan bahan bacaan bertemakan

digital, menyediakan bahan bacaan dalam bentuk salinan lunak, atau

penyediaan alat peraga sebagai sumber belajar terkait dengan literasi

digital.

Salah satu cara yang dilakukan perpustakaan untuk meningkatkan

kemampuan literasi siswa yaitu dengan menyediakan berbagai fasilitas guna

menunjang kebutuhan informasi siswa di Perpustakaan. Seperti yang diungkapkan

oleh informan (Guru PPKn) ada dua metode yang di gunakan yaitu: “Metode

belajar yaitu metode penemuan (Discovery), Metode discovery adalah metode

yang melibatkan partisipasi aktif dan mandiri pada peserta didik, sebagai guru

PPKn Ibu hanya berperan mengarahkan kegiatan pembelajaran. Untuk


65

mempelajari materi PPKn yang telah di berikan, dibutuhkan keaktifan dan

kemandirian peserta didik dalam mencari, memahami dan menemukan inti dari

materi yang telah diberikan, sehingga Ibu mengarahkan siswa untuk ke

perpustakaan agar siswa bisa memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan

kemampuan literasi belajar”.

“Metode pengajaran yang efektif dalam mengembangkan literasi siswa, Guru

harus memotivasi dengan cara atau teknik yang efektif, tetapi efisien. Perihal

tingkat kepintaran, intelegensi tinggi, atau kurang memahami pelajaran, itu

semua harus dikesampingkan dulu, yang penting memotivasi, untuk

mengembangkan metode agar siswa mau belajar dan cepat memahami

pelajaran dengan efektif, mudah dan efisien. Sehingga metode pengajaran

yang diberikan kepada siswa bisa dipahami dan mampu mengembangkan

kemampuan literasi siswa”.

Sebagai contoh dalam pelaksanaannya program literasi memberikan dampak

yang baik buat pemustaka dan perpustakaan sebagai sumber belajar di mana

pemustaka sudah dapat memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang telah

disediakan walaupun belum semaksimal mungkin. Hal ini di perkuat dengan

keterangan dari informan (Guru PPKn) yang menyatakan bahwa:

“Kemampuan literasi siswa dalam perspektif penyiapan Warga Negara di era

digital sudah terlaksana namun belum maksimal penyebabnya bila siswa di

arahkan ke perpustaakan untuk mencari referensi pembelajaran PPKn hanya

sebagian dari mereka yang membaca buku PPKn sebagiannya membaca buku

lain seperti buku cerita atau novel, sehingga kemampuan literasi siswa dalam
66

perspektif penyiapan warga Negara di era digital belum bisa dikatakan

maksimal.

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah siswa yang memiliki karakteristik

berbeda-beda yaitu berdasarkan jenis kelamin. Responden yang diambil adalah

siswa SMP Negeri 1 Kasimbar sebanyak 60 jawaban responden.

2. Jawaban Responden

Jawaban responden dalam penelitian ini adalah jawaban yang berbeda-beda

yaitu sangat setuju, setuju, dan tidak setuju. Jawaban responden yang peneliti

ambil adalah jawaban dari siswa SMP Negeri 1 Kasimbar sebanyak 60 orang.

Setelah melakukan penyebaran kuesioner terhadap siswa, maka peneliti

memperoleh gambaran jawaban responden siswa SMP Negeri 1 Kasimbar.

a. Jawaban Responden Literasi Siswa


Grafik 4.1 Bagian a

sangat setuju setuju tidak setuju


58.33%
53.33%
41.67% 41.67% 40.00%
33.33% 33.33%
25.00% 23.33%
18.33%
8.33% 6.67%

perpustakaan kegiatan literasi di kegiatan literasi di perpustakaan


bermanfaat untuk perpustakaan untuk perpustakaan dapat bermanfaat sebagai
meningkatkan literasi meningkatkan memperoleh berbagai sumber belajar untuk
belajar pada mata pengetahuan informasi tentang meningkatkan literasi
pelajaran PPKn pembelajaran PPKn pendidikan belajar pada pelajaran
kewarganegaraan PPKn
67

Grafik 4.2 Bagian b


Grafik: Jawaban Responden Literasi Siswa
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju
58.33% 56.67%
46.67% 48.33% 48.33% 48.33%
33.33%
23.33%
18.33% 10.00%
5.00% 3.33%

adanya perpustakaan Setelah membaca dengan menanggapi isi siswa mampu


sekolah membantu buku PPKn di buku PPKn siswa meringkas masalah
meningkatkan literasi perpustakaan, siswa mampu meningkatkan saat belajar PPKn
belajar pada pelajaran meningkat literasi nya literasi
PPKn

Tabel 4.1 Bagian a


sangat tidak
setuju
Pernyataan setuju setuju
perpustakaan bermanfaat untuk meningkatkan
33.33% 25.00% 41.67%
literasi belajar pada mata pelajaran PPKn

kegiatan literasi di perpustakaan untuk


8.33% 41.67% 33.33%
meningkatkan pengetahuan pembelajaran PPKn
kegiatan literasi di perpustakaan dapat
memperoleh berbagai informasi tentang 18.33% 23.33% 58.33%
pendidikan kewarganegaraan
perpustakaan bermanfaat sebagai sumber belajar
untuk meningkatkan literasi belajar pada 6.67% 40.00% 53.33%
pelajaran PPKn
Rata-rata 16.67% 32.50% 46.67%
68

Tabel 4.2 Bagian b


Sangat Tidak
Pernyataan Setuju
Setuju setuju
adanya perpustakaan sekolah membantu
meningkatkan literasi belajar pada pelajaran 5.00% 46.67% 48.33%
PPKn
Setelah membaca buku PPKn di perpustakaan,
3.33% 48.33% 48.33%
siswa meningkat literasi nya
dengan menanggapi isi buku PPKn siswa
18.33% 23.33% 58.33%
mampu meningkatkan literasi
siswa mampu meringkas masalah saat belajar
10.00% 33.33% 56.67%
PPKn
rata rata 9.17% 37.92% 52.92%

b. Jawaban responden pemanfaatan perpustakaa sebagai sumber


belajar PPKn
Grafik 4.3
Grafik : Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar PPKn

sangat setuju setuju tidak setuju


56.67% 56.67%
53.33% 53.33% 51.67%

36.67% 36.67%
31.67%
28.33% 26.67%

15.00% 16.67% 15.00%


10.00% 11.67%

membaca buku mengunjungi memanfaatkan mengerjakan Di perpustakaan


PPKn di Perpustakaan Perpustakaan tugas di lebih senang
Perpustakaan untuk sebagai sumber Perpustakaan tiap membaca buku
mengerjakan belajar pada mata jam istirahat cerita dari pada
tugas PPKn pelajaran PPKn buku PPKn
69

Tabel 4.3
sangat tidak
PERNYATAAN setuju setuju setuju

membaca buku PPKn di Perpustakaan 28.33% 56.67% 15.00%

mengunjungi Perpustakaan untuk mengerjakan tugas


10.00% 36.67% 53.33%
PPKn

memanfaatkan Perpustakaan sebagai sumber belajar pada


16.67% 26.67% 56.67%
mata pelajaran PPKn

mengerjakan tugas di Perpustakaan tiap jam istirahat 15.00% 31.67% 53.33%

Di perpustakaan lebih senang membaca buku cerita dari


11.67% 36.67% 51.67%
pada buku PPKn

c. Jawaban Responden Guru PPKn

Berdasrkan hasil wawancara yang saya dapatkan dari Guru PPKn di SMP

Negeri 1 Kasimbar mengatakan bahwa untuk peningkatan kemampuan literasi

siswa dalam upaya penyiapan warga negara global /era digital guru harus

menerapkan metode Penemuan (Discovery) dan metode Pengajaran yang efektif.

a. Metode Penemuan (Discovery)

Metode discovery adalah metode yang melibatkan partisipasi aktif dan

mandiri pada peserta didik, sebagai guru PPKn Ibu hanya berperan

mengarahkan kegiatan pembelajaran. Untuk mempelajari materi PPKn

yang telah di berikan, dibutuhkan keaktifan dan kemandirian peserta didik

dalam mencari, memahami dan menemukan inti dari materi yang telah

diberikan, sehingga Ibu mengarahkan siswa untuk ke perpustakaan agar

siswa bisa memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan literasi

belajar.
70

b. Metode Pengajaran Yang Efektif

Metode pengajaran yang efektif dalam mengembangkan literasi siswa,

Guru harus memotivasi dengan cara atau teknik yang efektif, tetapi efisien.

Perihal tingkat kepintaran, intelegensi tinggi, atau kurang memahami

pelajaran, itu semua harus dikesampingkan dulu, yang penting

memotivasi, untuk mengembangkan metode agar siswa mau belajar dan

cepat memahami pelajaran dengan efektif, mudah dan efisien. Sehingga

metode pengajaran yang diberikan kepada siswa bisa dipahami dan

mampu mengembangkan kemampuan literasi siswa.

b. Program di SMP Negeri 1 Kasimbar untuk peningkatan kemampuan

literasi siswa dalam upaya penyiapan warga Negara global/era digital

6. Program literasi digital yang dikembangkan di SMP Negeri 1 Kasimbar

Pada bagian ini penulis akan menguraikan program di SMP Negeri 1

Kasimbar yang dikembagkan untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa

dalam upaya penyiapan warga Negara global/era digital, adapun program yang

dikembangkan di SMP Negeri 1 Kasimbar yaitu program literasi Digital. Karena

program literasi digital sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemampuan

literasi siswa dalam upaya penyiapan warga negara global/era digital.

Karena Literasi digital sangat diperlukan dalam penggunaan teknologi, dan

salah satu kompononen dalam lingkungan belajar yaitu literasi digital. Penerapan

literasi digital dapat membuat siswa jauh lebih bijak dalam menggunakan serta

mengakses teknologi.
71

Pengembangan literasi digital dapat dilakukan di ranah sekolah. Dengan

literasi digital sekolah, siswa, guru, tenaga kependidikan, dan kepala sekolah

diharapkan memiliki kemampuan untuk mengakses, memahami, serta

menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, dan jaringannya. Dengan

kemampuan tersebut mereka dapat membuat informasi baru dan menyebarkannya

secara bijak. Selain mampu mengusai dasar-dasar komputer, internet, program-

program produktif, serta keamanan dan kerahasiaan sebuah aplikasi, peserta didik

juga diharapkan memiliki gaya hidup digital sehingga semua aktifitas

kesehariannya tidak terlepas dari pola pikir dan perilaku masyarakat digital yang

serba efektif dan efisien.

Pembelajaran literasi digital juga harus melibatkan pemahaman mengenai

nilai-nilai universal yang harus ditaati oleh setiap pengguna, seperti kebebasan

berekspresi, privasi, keberagaman budaya, hak intelektual, hak cipta,dan

sebagainya. Literasi digital membuat seseorang dapat berinteraksi dengan baik

dan positif dengan lingkungannya. Dengan demikian, literasi digital perlu

dikembangkan di sekolah sebagai pembelajaran sepanjang hayat.

2. Program literasi digital yang dikembangkan di SMP Negeri 1 Kasimbar

dalam meningkatkan kecerdasan siswa di era digital yaitu Comunication

Skill (Kemampuan berkomunikasi)

Kemampuan berkomunikasi merupakan keterampilan untuk

mengungkapkan pemikiran, gagasan, pengetahuan, ataupun informasi baru yang

dimiliki baik secara tertulis maaupun lisan (NEA, 2010). Keterampilan ini

mencakup keterampilan mendengarkan, menulis dan berbicara didepan umum.


72

Guru di SMP Negeri 1 Kasimbar memilih skill communication

(kemampuan berkomunikasi) dalam meningkatkan kecerdasan siswa, karena skill

communication mampu membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan literasi

siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar pada mata

pelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Kasimbar, karena communication skill menjadi

suatu tuntutan yang wajib dipenuhi dalam persaingan di era digital. Melalui

komunikasi ide kreatif yang kita miliki dapat tersampaikan dengan baik kepada

lawan bicara dan pada saat mempresentasikan tugas di kelas.

Tujuan utama komunikasi adalah mengirimkan informasi atau pesan agar

dapat dimengerti oleh penerima. Namun, tidak semua orang mampu melakukan

komunikasi dengan baik. Ada orang yang mampu dengan baik menyampaikan

informasi secara lisan tetapi tidak secara tulisan, ataupun sebaliknya. Agar tujuan

komunikasi dapat tercapai, diperlukan komunikasi efektif. Komunikasi yang

efektif dapat terjadi jika menggunakan teknik berkomunikasi yang tepat. Beberapa

teknik dalam komunikasi, diantaranya:

a. Ide pesan utuh, tidak memiliki makna ganda dan diucapkan dengan jelas, tegas

dan tidak berbelit-belit.

b. Komunikator memahami betul lawan bicara.

c. Informasi disampaikan dengan bahasa penerima informasi dan disesuaikan

dengan kemampuan serta tingkat kognisi penerima informasi.

d. Pembawa pesan harus mengendalikan noise dan mencari umpan balik untuk

meyakinkan bahwa informasi yang disampaikan dapat diterima oleh lawan

bicara.
73

Trilling dan Fadel (2009) menyarankan beberapa strategi yang harus dilakukan

guru untuk membangun keterampilan komunikasi abad 21 pada diri siswa dengan

efektif. Beberapa strategi tersebut meliputi:

1. Mengajarkan siswa bagaimana mengartikulasikan pikiran dan gagasan

secara lisan, tulis dan keterampilan komunikasi non-verbal dalam berbagai

bentuk dan konteks.

2. Mengajarkan siswa bagaimana mendengar aktif dan efektif. Hal ini akan

membantu siswa menafsirkan dan memahami makna dalam komunikasi,

dengan mempertimbangkan latar belakang budaya, nilai, sikap, dan niat.

3. Mengajarkan siswa bagaimaa menggunakan komunikasi untuk berbagai

tujuan.

4. Mengajarkan siswa bagaimana memanfaatkan berbagai media dan

teknologi, serta bagaimana menilai efektivitas dan dampak dari media dan

teknologi tersebut.

5. Melatih siswa untuk berkomunikasi secara efektif di lingkungan yang

beragam, termasuk juga menggunakan berbagai bahasa.

Memberdayakan keterampilan komunikasi membutuhkan banyak waktu

dan latihan. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi dapat dilatih secara terus

menerus, baik secara eksplisit ataupun tertanam dalam pengajaran dan materi.

Kegiatan membaca, mendengarkan dan mengamati merupakan stimulus kegiatan

yang sangat penting dalam melatih komunikasi. Keterampilan utama yang sangat

terkait dengan keterampilan komunikasi adalah mengkonvensi informasi dan

memecahkan masalah melalui bahasa. Selain itu, kemampuan siswa dalam


74

menilai, menganalisis dan mensintesis dalam komunikasi menjadi hal yang tidak

kalah penting.

3. Tingkat Kemampuan Literasi Siswa di SMP Negeri 1 Kasimbar

Tingkat kemampuan literasi siswa di SMP Negeri 1 Kasimbar sudah

terlaksana namun belum maksimal penyebabnya bila siswa di arahkan ke

perpustakaan untuk mencari referensi pembelajaran PPKn hanya sebagian dari

mereka yang membaca buku PPKn sebagiannya membaca buku lain seperti buku

cerita atau novel, sehingga tingkat kemampuan siswa dalam penyiapan warga

negara di era digital belum bisa dikatakan maksimal.

4. Hasil analisis penelitian terhadap pelaksanaan program literasi di SMP

Negeri 1 Kaimbar

a. Pencapaian program literasi siswa di SMP Negeri 1 Kaimbar

Pencapaian program literasi siswa di SMP Negeri 1 Kasimbar belum

maksimal, karena Perpustakaan di SMP Negeri 1 Kasimbar hanya menyediakan

buku cetak saja dan hal tersebut dapat dilihat dari kurangnya siswa siswi

mengujungi perpustakaan, dilihat dari segi minat bacanya siswa siswi ke

perpustakaann kebanyakan hanya membaca buku cerita saja bukan membaca buku

mata pelajaran PPKn, jadi minat baca siswa di SMP Negeri 1 Kasimbar tergolong

cukup rendah, sehingga kemampuan literasi siswa masih tergolong cukup rendah.

b. Kendala program literasi siswa di SMP Negeri1 Kasimbar

Kendala program literasi siswa di SMP Negeri 1 Kasimbar kurangnya

minat siswa untuk membaca buku mata pelajaran PPKn yang di berikan oleh

guru, siswa kebanyakan hanya membaca buku cerita saja sehingga itu menjadi
75

kendala untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa dalam perspektif

penyiapan warga Negara global/era digital.

c. Pendukung program literasi siswa di SMP Negeri 1 Kaismbar

Pendukung program literasi siswa di SMP Negeri 1 Kasimbar yaitu Guru

selalu membimbing siswa untuk dapat mengidentifikasi informasi yang

dibutuhkan, mengumplkan informasi yang telah didapatkan, siswa juga dituntut

untuk dapat meninjau, membandingkan dan mengevaluasi informasi yang

diperoleh, deengan cara memadukan informasi baru dan informasi lama, dan

menampilkan informasi tersebut dalam berbagai cara, contohnya dengan cara

mempresentasikannya di depan guru dan teman-teman kelas.

d. Hal yang perlu dikembangkan untuk meningkatakan program literasi siswa di

SMP Negeri 1 Kasimbar

Hal yang perlu dikembangkan untuk meningkatakan program literasi siswa

yaitu tersedianya perpustakaan yang memadai, baik dalam jenis, jumlah dan

kualitas. Karena perpustakaan sebagai wahana belajar dan untuk mengembangkan

dan mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Karena tanpa sarana yang baik,

sekolah sulit melahirkan keluaran yang kompeten, saran merupkan media atau alat

untuk belajar agar pendidikan berjalan efektif. Sarana sekolah diperlukan untuk

keseimbangan perkembangan fisik dan psikis siswa. Suksesnya aktifitas perlu

didukung berbagai fasilitas penunjang seperti gedung guru dan berbagai perangkat

belajar lainnya, agar siswa lebih rajin dan giat lagi untuk mengujungi

perpustakaan dan siswa yang ke perpustakaan lebih mengutamakan membaca

buku mata pelajaran PPKn agar program literasi dapat terealisasi dengan baik.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian tentang kemampuan literasi Siswa dalam

memanfaatkan Perpustakaan sebagai sumber belajar pada mata pelajaran PPKn di

SMP Negeri 1 Kasimbar, maka peneliti memperoleh kesimpulan yaitu sebagai

berikut:

a. Kemampuan literasi siswa dalam perspektif penyiapan warga Negara era

digital sudah dilaksanakan namun belum sepenuhnya terealisasi dengan

baik dan efektif. Melihat kurangnya fasilitas yang ada di perpustakaan

akan membuat siswa malas untuk berkunjung dan mencari literasi di

perpustakaan, karena di zaman era digital seharusnya di perpustakaan

tidak mesti monoton hanya di buku cetak saja, kita juga harus

menyiapkan sarana teknologi seperti media elektronik. Karena salah satu

sarana penunjang pendidikan adalah tersedianya perpustakaan yang

memadai, baik dalam jenis, jumlah dan kualitasnya. Namun perpustakaan

di SMP Negeri 1 Kasimbar belum di katakan memadai, baik dalam jenis,

jumlah dan kualitas sehingga perpustakaan di SMP Negeri 1 Kasimbar

belum bisa dioptimalkan dengan baik sebagai sumber belajar untuk

meningkatkan literasi siswa dalam upaya penyiapan warga Negara

global/era digital.

76
77

2. Saran

Maka penulis mengemukakan saran dalam penelitian yaitu:

Kepada pihak sekolah dan guru diharapkan untuk selalu memperhatikan

sarana dan prasana yang di butuhkan oleh siswa agar siswa bisa lebih nyaman dan

giat lagi untuk belajar dan sekolah juga harus memperhatikan bahwa perpustakaan

sebagai sumber belajar untuk bisa dimanfaatkan untuk penyiapan warga Negara

era digital di SMP Negeri 1 kasimbar, serta pada guru PPKn agar lebih

meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber literasi siswa khususnya

pada pembelajaran PPKn.


DAFTAR PUSTAKA

Alkalai & Eshet, Y. (2004). Digital literacy: a conceptual framework for survival
skiil’s in the digital era. Jl. Of Education Multimedia and Hypermedia
13(1), 93-106.

Arumi, Wahyu Sri Ambar. Manajemen sarana dan prasarana pedidikan Jakarta:
MKM, 2007.

Arsad, N. M., Osman, K. (2010). Scientific inventive thingking skiils among


primary stutend in Brunei. Procedia-Social and Behavioral Sciences,15,
1470,-1474.

Abidin, Yunus, Tita Mulyati, dan Hana Yunansah. 2016. Pembelajaran Literasi:
Strategi Meningkatkan Kemampuann Literasi Membaca dan Menulis. Bumi
Aksara. Jakarta.

Bawden, D. (2001). Information and digital literacies: a review of concepts.


Journal of Documentation, 57(2), 218-259.

Choi, M, (2016). A concept analysis of digitsl citizenship for democratic


citizenship education in the internet age. Theory & research in social
education, 00, 1-43.

Chan, K.S.B. Churchill,D. & Chiu, F.K.T. (2017). Digital literacy in higher
education through digital storytelling approach. Journal of International
Education Research,13,1-6.

Fieldhouse, M. & Nicholas, D. (2008). Digital literacy as information savvy: the


road to information literacy.

Glister, P. Digital Literacy, New York: Wiley, 1997.

Hardiyanti. (2015). Peran literasi informasi terhadap pemanfaatan perpustakaan


di perpustakaan UTSMAN BI AFFAN Universitas Muslim Indonesia
Makassar.

(http://www.jogloabang.com/sites/default/files/dokumen/uu_432007perpustakaan.
pdf).Undang-UndangNomor 43 Tahun2007 tentang perpustakaan.di akses
[27 November 2019]

Ibrahim Bafadal. (2006). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: PT. Bumi

78
79

International Society for Technology in Education (ISTE). (2007). Standards for


teachers. Retrieved from
http://www.iste.org/docs/pdfs/2014_ISTE_Standards-T_PDF.pdf

KemendikbudLukman Surya Saputra, Aa Nurdiaman, dan Salikun, 2017. Buku


Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang.

Lokanmuko. (2011). Pengertian–perpustakaan–fungsi-perpustakaan-tujuan-


perpustakaan.[Online].Tersedia:http://pustardokda.tanahbumbukab.go.id/pe
ngertian- perpustakaan5:berita-terkini&itemid=28.[30 juli 2015]

Martin, A., Swarbrick, J. & Cammarata, A. (2008), Farmasi fisik, Edisi Ketiga,
Penerbit UI Press, Jakarta.

Maswan. (2009). Perpustakaan sebagai sumber Belajar.Jepara.

Marsyid. (2012). Memaksimalkan Fungsi Perpustakaan. [Online]. Tersedia:


http//apptis.or.id/index.php/memaksimalkan-fungsi-perpustakaan.[30 juli
2015]

Musfah, Jejen. Manajemen Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group, 2015.

Mia Rizkina Dwiriyane. (2018). Pengaruh program literasi perpustakaan dalam


meningkatkan minat baca di SMKN 4 Kota Tanggerang Selatan.

National Education Association. (2010). Preparing 21st century student for a


global society: An educators guide to the “Four Cs”. Retrieved September
16, 2018, from National Education Assiciaton:
http://www.nea.org/assets/docs/A-Guide-to-Four-Cs.pdf

Pacific Policy Research Center. (2010). 21st century skills for student and
teachers. Honolulu: Kamehameha Schools, Research & Evaluation Division

Partnership for 21st Century Learning. (2015). P2 framwork definition. Retrieved


September 15, 2018, from http://www.p21.org/our-work/p21-framework-
Definitions-New-logo-2015.pdf

Ribble, M. & Bailey, G. (2007). Digital citizenships in schools. Washington: ISTE

Rosita Dewi. (2016). Peran perpustakaan sekolah dalam meningkatkan


literasiinformasi siswa. Jurnal berkala ilmiah efisiensi. 16, 6-9.

Street, B. (2003). What’s “new” in New Literacy Studies? Critical dalam Literasi
Membaca melalui studi Internasional (PIRLS) 2011. LITERA, 14(1), 170-
186.
80

Sutarno, NS, (2003). Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: Sagung Seto.


(2004). Meteodologi Research 2, Andi Offset, Yogyakarta.

(2008). Membina perpustakaan Desa. Jakarta: Sagung Seto. (2012).


Perpustakaan dan masyarakat. Jakarta: Sagung seto.

Solikhah, I. (2015). Reading and Writing As Academic literacy in EAP Program


of Indonesia Leaners. Dinamika ilmu: Jurnal Pendidikan, 15(2), 325-341.

Sunendar, D. 2016. Pedoman pelaksanaan gerakan Nasional literasi bangsa


menciptakan ekosistem sekolah dan masyarakat berbudaya baca-tulis serta
cinta sastra “mari menjadi bangsa pembaca”. Jakarta: Pusat pembinaan
badan pengembangan dan pembinaan bahasa kementrian pendidikan dan
kebudayaan.

Triling, B.& Fadel,C. (2009). 21st century learning skills. San Francisco, CA: Jhon
Willey & Sons.

Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


81

N
82

Lampiran 1:

PEDOMAN OBSERVASI

Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah Kemampuan literasi

siswa dalam memanfaatkan Perpustakaan sebagai sumber belajar pada mata

pelajaran PPKn Di SMP Negeri 1 Kasimbar.


83

Lampiran 2:

PEDOMAN WAWANCCARA GURU PPKn

1. Bagaimana ibu menerapkan metode agar siswa memanfaatkan

perpustakaan untuk meningkatkan literasi belajar?

Jawaban:

Metode yang diterapkan yaitu metode penemuan (Discovery), Metode discovery

adalah metode yang melibatkan partisipasi aktif dan mandiri pada peserta didik,

sebagai guru PPKn Ibu hanya berperan mengarahkan kegiatan pembelajaran.

Untuk mempelajari materi PPKn yang telah di berikan, dibutuhkan keaktifan dan

kemandirian peserta didik dalam mencari, memahami dan menemukan inti dari

materi yang telah diberikan, sehingga Ibu mengarahkan siswa untuk ke

perpustakaan agar siswa bisa memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan

literasi belajar.

2. Menurut ibu bagaimana kemampuan literasi siwa dalam perspektif

penyiapan warga Negara di era digital?

Jawaban:

Kemampuan literasi siswa dalam perspektif penyiapan Warga Negara di era

digital sudah terlaksana namun belum maksimal penyebabnya sebagaian siswa

bila di arahkan ke perpustaakan untuk mencari referensi pembelajaran PPKn dan

menggukan android belum sepenuhnya terlaksanakan karena ada sebagian siswa

yang malas membaca buku PPKn dan hanya membaca buku lainnya dan sebagian

siswa belum mempunyai hp android untuk mencari atau menambah referensi dari
84

internet, sehingga kemampuan literasi siswa dalam perspektif penyiapan warga

Negara di era digital belum bisa dikatakan maksimal.

3. Bagaimana ibu menerapkan metode pengajaran yang efektif dalam

mengembangkan kemampuan literasi siswa?

Jawaban:

Metode pengajaran yang efektif dalam mengembangkan literasi siswa, Guru harus

memotivasi dengan cara atau teknik yang efektif, tetapi efisien. Perihal tingkat

kepintaran, intelegensi tinggi, atau kurang memahami pelajaran, itu semua harus

dikesampingkan dulu, yang penting memotivasi, untuk mengembangkan metode

agar siswa mau belajar dan cepat memahami pelajaran dengan efektif, mudah dan

efisien. Sehingga metode pengajaran yang diberikan kepada siswa bisa dipahami

dan mampu mengembangkan kemampuan literasi siswa.

4. Bagaimana ibu memberikan motivasi terhadap siswa agar berguna untuk

memacu aktivitas dan kreatifitas belajar siswa dalam upaya penyiapan warga

Negara global/era digital?

Jawaban:

Motivasi yang ibu berikan terhadap siswa, ibu menjadikan siswa yang aktif dalam

kegiatan belajar mengajar, ibu memberikan arahan kepada siswa dengan

memberikan ilmu pengetahuan dan memberika tugas-tugas dan siswapun

mengerjakan tugas dengan baik, dengan tujuan untuk menumbuhkan motivasi

siswa dalam proses belajar mengajar sehingga siswa dapat menyelesaikan dengan

tuntas, motivasi ini diberikan agar berguna untuk memacu aktifitas dan kreatifitas

belajar siswa dalam upaya penyiapan warga Negara global/era digital.


85

Lampiran 3:

Pertanyaan dan jawaban hasil angket siswa SMP Negeri 1 Kasimbar

a. Jawaban Responden Literasi Siswa

Jawaban
No Pernyataan
SS S TS JML
Saya memanfaatkan perpustakaan
1 untuk meningkatkan literasi belajar 20 15 25 60
pada mata pelajaran PPKn
Saya senang melakukan kegiatan
literasi setiap hari di perpustakaan
2 5 25 20 60
untuk lebih meningkatkan
pengetahuan pembelajaran PPKn
Melalui kegiatan literasi setiap hari
di perpustakaan saya dapat
memperoleh berbagai informasi
3 11 14 35 60
tentang pendidikan
kewarganegaraan, yang sangat
berguna bagi saya kedepannya
Saya memanfaatkan perpustakaan
sebagai sumber belajar untuk
4 4 24 32 60
meningkatkan literasi belajar saya
pada pelajaran PPKn
Saya sangat terbantu dengan
adanya perpustakaan sekolah
5 sehingga saya bisa lebih 3 28 29 60
meningkatkan literasi belajar saya
pada pelajaran PPKn
Setelah membaca buku PPKn di
perpustakaan, saya mendiskusikan
6 kepada teman sehingga kita bisa 2 29 29 60
meningkatkan literasi bersama-
sama
Ketika menanggapi isi buku PPKn
7 yang telah saya baca, saya mampu 11 14 35 60
meningkatkan literasi saya
Saya mampu meringkas beberapa
8 permasalahan saat belajar PPKn 6 20 34 60
menjadi satu permasalahan
Total Jawaban 60 169 239 480
50,75 71,77
Persentase Jawaban 18% 100%
% %
86

Sangat Setuju : 60/333 x 100% = 18,01%


Setuju: 169/333 x 100% = 50,75%
Tidak Setuju : 239/333 x 100% = 71,77%
b. Jawaban responden Sumber Belajar

JAWABAN
NO PERNYATAN
SS S TS JUMLAH
Saya membaca buku PPKn
1 17 34 9 60
di Perpustakaan
Saya mengunjungi
2 Perpustakaan untuk 6 22 32 60
mengerjakan tugas PPKn
Saya memanfaatkan
Perpustakaan sebagai sumber
3 10 16 34 60
belajar pada mata pelajaran
PPKn
Setiap jam istirahat saya
4 biasa mengerjakan tugas di 9 19 32 60
Perpustakaan
Di perpustakaan saya lebih
5 senang membaca buku cerita 7 22 31 60
dari pada buku PPKn
Total Jawaban 49 113 138 300
Persentase Jawaban 14,71% 33,39% 41,44% 100%

Sangat Setuju : 49/333 x 100% = 14,71%


Setuju : 113/333 x 100% = 33,39%
Tidak Setuju : 138/333 x 100% = 41,44%
87

Lampiran 4:

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar: Depan Sekolah SMP Negeri 1 Kasmbar


88

Gambar: Ruang Perpustakaan


89

Gambar: Selesai wawancara


90
91

BIODATA PENULIS

I. UMUM

1. Nama : Nova Ardiatin

2. TTL : Kasimbar, 02 Agustus 1998

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Nama Orang Tua

Ayah : A. Muh Bakri

Ibu : Ardiatin Singkay

5. Agama : Islam

6. Alamat : jl. Tombolotutu

II.PENDIDIKAN

1. SD : SD Impres Negri 1 Kasimbar

2. SMP : SMP Negeri 1 Kasimbar Tamat Tahun 2013

3. SMA : SMA Negeri 1 Kasimbar Tamat Tahun 2016

4. PT :Terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi PPKn,


Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Tadulako, Tahun 2016 dan Tamat 2021
92
93
94
95

Anda mungkin juga menyukai