Anda di halaman 1dari 16

Perancangan Dibantu Komputer

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar Belakang dibuatnya laporan ini adalah sebagai pembelajaran


para mahasiswa khususnya Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Lambung
Mangkurat. Untuk mendesain sebuah bangunan yang efisien, kokoh dan
hemat lahan dibutuhkan permodelan yang lebih rinci dibanding dengan
bangunan biasa. Sehingga untuk membuat permodelan dan perhitungan
yang rinci itu memerlukan waktu yang sangat lama jika dilakukan dengan
cara manual, maka dipakailah SAP2000 sebagai solusinya. SAP2000 adalah
software yang dikeluarkan oleh CSI inc. (Computer And Structure inc.)
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perangkat lunak engineering,
untuk perhitungan kekuatan struktur khususnya bangunan-bangunan
bertingkat tinggi dan jembatan.
Manfaat aplikasi pada bidang teknik yaitu dapat menciptakan aplikasi
yang bisa digunakan untuk menghitung, menggambar, merancang pola dll.
Contoh dari aplikasi ini yaitu, seperti Auto Cad, Corel Draw, SAP 2000, dan
sebagainya (Eky Veronica, 2013).
Salah satu aplikasi yang sering digunakan pada bidang teknik sipil
adalah SAP 2000 yang merupakan program untuk perhitungan kekuatan
struktur khususnya bangunan-bangunan bertingkat tinggi dan jembatan.
Program ini digunakan karena sangat mudah dipelajari dan simpel
digunakan. Bayangkan sebelum adanya program SAP 2000 ini, para civil
engineer sering menggunakan rumus analisis struktur yang membutuhkan
waktu lama. Setelah adanya program ini dapat mempercepat hasil dari
analisis. Kinerja dari SAP 2000 ini adalah membuat model-model struktur
atau portal bangunan. kemudian diberi beban-beban kerja seperti beban
hidup, beban mati, beban gempa, beban angin dan sebagainya. Output dari
program ini adalah Momen, gaya geser, dan gaya normal yang diperlukan
untuk kerperluan mendesain kebutuhan tulangan pada elemen struktur (Jasa
Sipil, 2015).

Kelompok 7 1
Perancangan Dibantu Komputer

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana langkah-langkah mendesain bangunan bertingkat dengan
menggunakan SAP2000 ?
2. Bagaimana perbandingan hasil analisis dengan menggunakan program
komputer dan perhitungan manual?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu dan paham dalam mendesain bangunan bertingkat
dengan menggunakan SAP2000.
2. Menganalisis hasil desain dengan menggunakan SAP2000 sesuai
dengan peraturan SNI 2847-2019 untuk perhitungan beton dan SNI
1727-2020 untuk pembebanan.

1.4 Batasan Masalah


Dari permasalahan yang ada, analisis yang dilakukan hanya mencakup
bagian balok dan kolom dari struktur tersebut dengan cara membandingkan
perhitungan hasil komputer dengan manual. Pembebanan yang
diaplikasikan hanya beban mati dan hidup.

1.5. Manfaat
Memberi informasi mengenai penggunaan SAP 2000 untuk
mendesain sebuah struktur dan membandingkannya dengan perhitungan
secara manual.

Kelompok 7 2
Perancangan Dibantu Komputer

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Dibantu Komputer


Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang
bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan
infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup
manusia.Teknik Sipil memiliki cabang-cabang ilmu, diantaranya adalah bidang
struktur. Bidang ini merupakan bidang ilmu Teknik Sipil yang paling banyak
menggunakan perhitungan matematis dalam desain maupun analisis desainnya.
(Prasko, 2012)
Seiring dengan lajunya perkembangan teknologi informasi, saat ini hampir
semua bidang pekerjaan memanfaatkan komputer sebagai alat bantu. Terlebih
dalam dunia perancangan konstruksi yang membutuhkan keakuratan tinggi serta
waktu yang cukup lama dan berulang-ulang jika diolah secara manual
menggunakan alat hitung biasa sehingga perangkat lunak komputer sangat
dibutuhkan untuk mempercepat proses dan mendapatkan hasil pekerjaan yang
akurat. Komputer juga sangat bermanfaat untuk perhitungan-perhitungan sulit
yang membutuhkan presisi tinggi, serta memudahkan dalam pembuatan jadwal.
Terlebih dalam perancangan struktur bertingkat banyak dengan analisis bidang
yang cukup rumit, namun dengan perancangan di bantu komputer akan menjadi
lebih mudah dan cepat.
Salah satu program komputer yang biasanya digunakan dalam melakukan
desain teknik dan rancang bangun ini adalah Program SAP (Structure Analysis
Program). (Dewobroto, 2004)
Program komputer rekayasa seperti SAP2000 berbeda dengan program
komputer umum seperti excel, AutoCAD, words, dan sebagainya, karena
pengguna dituntut untuk memahami latar belakang metoda maupun batasan dari
program tersebut. Bahan atau data yang diinput merupakan data yang didapat
langsung dari lapangan, keakurasian data yang diambil akan

Kelompok 7 3
Perancangan Dibantu Komputer

berkorelasi terhadap hasil yang akan diperoleh. Untuk mengetahui keakuratan


suatu perencanaan dengan komputer ini biasanya digunakan suatu data
pembanding yaitu hasil perhitungan secara manual. Pada dasarnya hasil
perhitungan dengan aplikasi program analisis SAP ini tergantung bagaimana
penggunanya dalam menggunakan. Dengan kata lain, brainware sangat
diperlukan untuk perencanaan ini. (Dewobroto, 2004)
Kelebihan yang jelas terlihat dalam perencanaan menggunakan komputer
adalah prosedur perancangan yang hanya memerlukan waktu proses yang
cukup singkat sehingga dapat digunakan untuk mencoba perencanaan dengan
berbagai kemungkinan pembebanan serta berbagai ukuran struktur, untuk
mendapatkan struktur yang optimal. Kelebihan lain dalam merencanakan
bangunan teknik dengan bantuan komputer dibandingkan secara manual adalah
kemudahan dalam memperbaiki desain ataupun analisisnya jika ada kesalahan.
Jika ada kesalahan dalam menggambar atau ingin membuat ulang suatu gambar
dengan memberikan perubahan, tidak perlu berulang-ulang mengganti lembar
kerja dan membuatnya dari awal, cukup membuka file yang telah ada lalu
melakukan perubahan yang diinginkan dan disimpan dengan nama file yang
baru dengan hasil yang lebih presisi. (Sandy, 2015)

2.2 SAP (Structural analysis program)


Program SAP2000 sebagai salah satu program rekayasa teknik sipil yang
berbeda dengan program komputer pada umumnya. Hal ini disebabkan
pengguna program ini dituntut untuk memahami latar belakang metode
penyelesaian dan batasan-batasan yang dihasilkan serta bertanggung jawab
penuh terhadap outputnya. Program ini digunakan untuk analisis dan desain
struktur menggunakan konsep metode elemen hingga yang didukung dengan
analisis statis, dinamis, linear, maupun nonlinear. Fasilitas design yang
disediakan program ini hanya untuk struktur beton dan baja dengan
menggunakan peraturan perencanaan dari Amerika, Eropa serta Negara
lainnya. Perencanaan dengan menggunakan peraturan Indonesia dapat
dilakukan dengan cara memodifikasi beberapa faktor reduksi kekuatan. Segala
resiko sehubungan dengan pemakaian program ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pemakai, seperti pada salah satu disclamer pada setiap tutorial

Kelompok 7 4
Perancangan Dibantu Komputer

program ini. (Referensi Teknik Sipil, 2014)


SAP adalah program yang menyadiakan pilihan, antara lain membuat
model struktur baru, memodifikasi dan merancang (mendesain) element
struktur. Semua hal tersebut dapat dilakukan melalui user interface yang sama.
Program ini dirancang sangat interaktif, sehingga beberapa hal dapat dilakukan,
misalya mengontrol kondisi tegangan pada element struktur, mengubah
dimensi batang dan mengganti peraturan (code) perancangan tanpa harus
mengulang analisis struktur. Program ini telah dilengkapi dengan beberapa
template seperti 2D dan 3D Frame, Wall, Shell, Staircase, Bridge Wizard dan
lain-lain untuk mempermudah dalam memodel struktur. (Intana, 2013)
Manfaat program SAP2000 dalam dunia konstruksi adalah sangat besar,
dengan adanya software penunjang ini, perhitungan yang rumit menjadi mudah,
akan tetapi kita tidak boleh lepas dari konsep-konsep engineering, karena
Program SAP hanya program yang butuh pengendalian pemakaiannya, sebelum
anda mempelajari SAP sewajarnya anda mengerti konsep engineering. Dengan
adanya program SAP2000 banyak bangunan yang tinggi tinggi dan rumit di
hitung dengan program SAP2000 dengan tepat, dan tetap oleh engineer. Untuk
memakai program SAP2000 atau menghitung gedung minimal sekali konsep
engineering harus mengerti, misalnya konsep kontruksi beton, konstruksi baja
dll. Program Sap ini adalah program buatan dari Berkeley University yaitu
produk CSI dengan program rekayasa mekanika. Program rekayasa ini bisa
dengan banyak menyelesaikan permasalahan permasalahan yang rumit,
mungkin akan sangat sulit atau membutuhkan waktu banyak tanpa program
tersebut. agar dapat memiliki manfaat yang besar, sewajarnya kita mempunyai
pemahaman dan produktivitas harus menjadi utama. Bagaimana caranya hasil
software didalam komputer dengan analisis tertentu bisa di bawa ke kondisi
nyata dengan tepat.
Efektifitas pemakaian program SAP2000 tergantung pribadi kita masing
- masing atau tergantung dari manusia tersebut. Kesimpulannya adalah kita
harus memahami benar apa yang dilakukannya, yaitu paham mengenai perilaku
struktur terhadapap beban yang di berikan, dan paham terhadap resiko karena
tidak sepenuhnya tergantung dari program komputer tersebut, kalau pak
Wiryanto bilang di buku SAP2000 kita harus mengerti judgment engineering.

Kelompok 7 5
Perancangan Dibantu Komputer

Judgement engineering diperoleh dengan cara bekerja, dan pengalaman yang


banyak. (Referensi Teknik Sipil, 2014)
Menarik untuk dicermati, bahwa desain struktur lebih banyak
dipengaruhi oleh gaya dalam yang timbul pada model struktur, bukan pada
besar kecilnya gaya luar atau beban.
Hal ini paling tidak dikarenakan 2 hal, yaitu:
1. Meski lebih seringdiasumsikan sebagai beban (gaya vertical atau
horizontal), gaya luar tidak selalu berarti beban.
2. Gaya dalam berbanding lurus dengan gaya luar tetapi tidak dengan
beban. Hal ini dikarenakan beban satu ton yang ditempatkan pada tempat
berbeda menimbulkan atau menyebabkan gaya luar yang berbeda. Sebagai
contoh, beban satu ton pada posisi pertama menyebabkan reaksi satu ton gaya
vertical, sementara beban satu ton kedua menimbulkan gaya vertical satu ton
plus X tm momen.
Memodelkan struktur sehingga didapat model yang paling ideal sangat penting.
Hal ini dikarenakan gaya luar yang timbul dalam sebuah masa bangunan
tergantung dari modelnya. Sebagai contoh, bangunan ruko sederhanapun bias
hanya dikenai beban terdistribusi saja atau dikenai beban terdistribusi dan
terpusta, tergantung dari cara kita memodelkannya.
Secara umum, proses analisis melalui tahapan berikut:
1. Rencana dan penggambaran model struktur.
2. Penentuan beban yang bekerja sesuai dengan model rencana. (Jumlah
beban dan nilai beban yang timbul tergantung dari model yang kita rencanakan)
3. Dimensi penampang rencana (dimensi ini menentukan kekakuan system
struktur dan juga sangat tergantung dari model yang kita rencanakan).
4. Analisa struktur atau analisis mekanika teknik (Hasil analisis ini
dipengaruhi oleh model, pembebanan (gaya luar dan rencana penampang).
5. Gambar gaya dalam (bidang momen, gaya lintang, gaya normal dan
momen putar) yang bekerja. (Darmadi, 2013)
Setelah kita mendapatkan gaya dalam yang bekerja, kita bisa melakukan
proses desain struktur dengan mempertimbangan faktor-faktor berikut:
1. Mutu atau kualitas material yang digunakan.

Kelompok 7 6
Perancangan Dibantu Komputer

2. Kombinasi beban rencana (tetap atau sementara) yang paling kritis


(berdasarkan analisis mekanika teknik dan peraturan kombinasi beban yang
digunakan).
3. Faktor reduksi kekuatan sesuai dengan peraturan yang digunakan.
Jadi, apabila kita hanya ingin mengetahui nilai atau besarnya gaya dalam, mutu
bahan atau material bias kita lewatkan. Begitu juga dengan kombinasi beban
dan faktor reduksi kekuatan.
Meski Nampak sederhana, rencana model struktur, gaya luar yang
ditimbulkan, gaya dalam dan desain struktur biasa sangat kompleks dan rumit.
Karena pokok persoalan dari sebuah analisis dan desain struktur adalah
besarnya gaya luar yang bekerja pada model struktur, sementara gaya luar yang
bekerja pada model struktur tergantung dari model yang direncanakan, maka
bisa dibilang permodelan struktur adalah bagian terpenting dari proses analisis
dan desain struktur. (Darmadi, 2013)

2.3 Perhitungan Penulangan Lentur Balok


Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan dalam
arah transversal yang menyebabkan terjadinya momen lentur dan gaya geser di
sepanjang bentangnya. Pada bagian ini akan dibahas lebih lanjut tentang tata
cara analisis kapasitas lentur dan perencanaan tulangan lentur pada elemen
balok

2.3.1 Asumsi-Asumsi dalam Perhitungan kekuatan lentur


Penampang beton bertulang menggunakan asumsi asumsi dasar sebagai
berikut:
1. Bentuk penampang melintang tetap berupa bidang datar, baik sebelum
maupun sesudah terjadi lenturan. Hal ini berarti berlakunya hukum Bernoulli
dimana besarnya tegangan yang terjadi di setiap titik pada penampang balok
sebanding dengan jarak titik tinjau terhadap garis netral, dengan anggapan
adanya kesatuan antara beton dengan baja tulangan secara monolit dan tidak
terjadi slip.
2. Diagram hubungan tegangan-regangan baja tulangan telah diketahui
secara pasti melalui hasil uji tarik baja yang valid. Pada umumnya perilaku baja

Kelompok 7 7
Perancangan Dibantu Komputer

tulangan yang diperhitungkan hanya sampai saat dicapainya tegangan leleh, hal
ini dikarenakan setelah fase leleh baja akan mengalami strain hardening,
dimana peningkatan tegangan disertai dengan terjadinya deformasi yang sangat
besar.
3. Perilaku material beton yang sesungguhnya saat menerima tegangan
tekan dapat diketahui secara nyata baik dalam hal besaran maupun
distribusinya, yang dapat digambarkan dalam bentuk diagram tegangan-
regangan beton dengan mengacu hasil-hasil penelitian yang telah diakui secara
luas.
4. Beton hanya efektif menahan tegangan tekan, sehingga kekuatan beton
tidak diperhitungkan pada bagian penampang yang menerima tegangan tarik.
5. Regangan maksimum yang dapat dimanfaatkan pada serat tekan beton
terjauh harus diambil sama dengan 0,003.
6. Tegangan pada tulangan yang nilainya lebih kecil daripada kuat leleh fy
harus diambil sebesar Es dikalikan regangan baja. Untuk regangan yang
nilainya lebih besar dari regangan leleh yang berhubungan dengan fy, tegangan
pada tulangan harus diambil sama dengan fy.
7. Hubungan antara distribusi tegangan tekan beton dan regangan beton
boleh diasumsikan berbentuk persegi.

2.3.2 Balok Tulangan Tunggal


Suatu balok dinyatakan bertulangan tunggal jika pada penampang beton
bertulang tersebut hanya diperhitungkan terpasang baja tulangan pada satu sisi
saja, yaitu pada bagian serat yang menerima gaya tarik.
1. Keadaan regangan seimbang Suatu keadaan yang sangat menentukan
dalam analisis dan perencanaan beton bertulang dengan metode kekuatan dan
kemampuan layan adalah keadaan regangan berimbang (balance).
2. Balok bertulangan lemah (Under-reinforced) Dalam kondisi penampang
terpasang baja tulangan kurang dari rasio tulangan maksimum (0,75 kali rasio
tulangan dalam keadaan seimbang), baja tulangan akan lebih dulu mencapai
tegangan leleh fy sebelum beton mencapai kekuatan maksimumnya. Gaya tarik
baja tulangan tetap sebesar As.fy meskipun besaran beban terus bertambah.
Bertambahnya beban yang bekerja menyebabkan terjadinya perpanjangan

Kelompok 7 8
Perancangan Dibantu Komputer

(deformasi) palstis yang semakin besar hingga mengakibatkan retak akibat


lentur pada serat beton yang terkena tarik dan bertambahnya regangan secara
non-linear pada beton yang menerima gaya tekan hingga berakibat terjadinya
keruntuhan tarik.
3. Balok bertulangan kuat (Over-reinforced) Dalam kondisi penampang
terpasang luasan baja tulangan melebihi batas luasan tulangan maksimum (0,75
kali luas tulangan dalam kondisi seimbang), akan berakibat beton mencapai
regangan maksimum (0,003) lebih dahulu sementara baja tulangan belum
mencapai tegangan leleh.

2.3.3 Balok Tulangan Rangkap


Balok bertulangan rangkap adalah balok beton bertulang yang
menggunakan baja tulangan pada bagian penampang yang menerima gaya tarik
maupun tekan. Ada beberapa alasan yang mendorong penggunaan tulangan
rangkap. Alasan yang paling utama adalah aspek deformasi jangka panjang
yang terjadi mengikuti fungsi waktu, seperti halnya rangkak (creep) maupun
susut (shrinkage). Keberadaan tulangan tekan dalam kasus ini difungsikan
untuk “membebaskan” beton dari tekanan yang berlangsung secara terus
menerus. Kemungkinan bekerjanya gaya luar yang mengakibatkan timbulnya
momen bolak-balik, misalnya saat bekerjanya gaya gempa juga merupakan
alasan penting diterapkannya tulangan rangkap pada struktur beton bertulang.
Alasan yang lain lebih berkaitan dengan aspek arsitektural, dimana dituntut
batasan ketinggian tertentu dalam penentuan dimensi balok, hal ini membawa
konsekuensi dibutuhkannya tulangan pada bagian tekan untuk menambah
kapasitas momen. Alasan ini meskipun seringkali diterapkan di lapangan,
sebenarnya dapat mengakibatkan beberapa konsekuensi yang tidak
menguntungkan berkaitan dengan kinerja struktural.

2.4 Perhitungan Penulangan Geser Balok


Gaya geser umumnya tidak bekerja sendiri, tetapi terjadi bersamaan
dengan gaya lentur/momen, torsi atau normal/aksial. Dari percobaan yang telah
dilakukan diketahui bahwa keruntuhan akibat gaya geser bersifat brittle/getas
atau tidak bersifat daktail/liat, sehingga keruntuhannya terjadi secara tiba-tiba.

Kelompok 7 9
Perancangan Dibantu Komputer

Hal ini karena kekuatan menahan geser lebih banyak dari kuat tarik dan tekan
beton dibandingkan oleh tulangan gesernya. Pada struktur beton yang menahan
momen maka keruntuhannya bisa diatur apakah akan bersifat daktail atau tidak,
tergantung pada jumlah tulangan yang dipakai. Besar gaya geser pada balok
atau kolom, umumnya bervariasi sepanjang bentang, sehingga banyaknya
tulangan geser pun bervariasi sepanjang bentang. Tulangan untuk menahan
gaya geser biasa dinamakan tulangan geser atau tulangan sengkang atau
tulangan stirrup. Tulangan geser diperlukan untuk menahan gaya tarik arah
tegak lurus dari retak yang diakibatkan oleh gaya geser. Ada berbagai macam
cara untuk pemasangan tulangan geser yaitu :
 Tulangan geser vertikal
 Tulangan geser miring / diagonal
 Tulangan geser spiral
 Tulangan lentur yang dibengkokkan
Retak geser terletak secara diagonal pada badan balok sehingga
perletakan tulangan geser yang paling efektif adalah tulangan geser miring /
diagonal tegak lurus arah retak, sehingga tulangan hanya menahan gaya tarik
saja dari gaya retak tersebut, tetapi tentunya dengan cara ini akan memakan
biaya yang besar dan pemasangan yang lebih sulit.
Demikian juga dengan tulangan geser spiral meskipun efektif dalam
menahan gaya geser tapi sulit pemasangan pemasangannya dan sekaligus lebih
mahal.
Dalam hal ini yang paling disukai dan paling banyak dipakai dalam
perencanaan struktur adalah tulangan geser vertikal.

Gambar 2.1 Susunan tulangan geser dan lentur

Kelompok 7 10
Perancangan Dibantu Komputer

Pada perencanan tulangan geser dengan desain ultimit bahan maka gaya
geser yang terjadi akan ditahan oleh dua bahan/material yaitu beton dan baja
dengan cara dihitung dulu kekuatan atau kapasitas beton dalam menahan gaya
geser yang terjadi kemudian sisanya akan dilimpahkan ke baja.
Adapun prosedur perhitungan tulangan geser adalah sebagai berikut:
1. Gaya geser/shear/transversal pada struktur beton
Menghitung gaya geser terfaktor Vu pada sepanjang bentang.
Besar Vu adalah sebagai berikut (bila tidak ada beban gempa):
Vu = 1,2 VD +1,6 VL
Dimana: VD : gaya geser akibat beban mati
VL : gaya geser akibat beban hidup

2. Menghitung kekuatan beton menahan geser Vc


Harga Vc berdasar jenis struktur, yaitu sebagai berikut :
a. Untuk kombinasi gaya geser dan lentur (contoh: balok)

Dimana:
Vc : kemampuan beton menahan geser (N)
f’c : kuat tekan beton (MPa)
ρw : rasio tulangan pada web = As/bwd
Vu : beban geser terfaktor (N)
Mu : beban momen terfaktor (Nmm)
bw : lebar balok (mm)
d: tinggi balok efektif (mm)
Mengingat harga-harga Vu, Mu dan ρw bervariasi sepanjang bentang
sehingga akan menyulitkan untuk menghitungnya, maka persamaan di atas
disederhanakan dengan persamaan sebagai berikut :

b. Untuk kombinasi geser dan aksial tekan/normal (contoh : kolom)

Kelompok 7 11
Perancangan Dibantu Komputer

Dengan :

Atau dengan persamaan :

Dimana: Nu : beban aksial terfaktor (N)


Ag : luas bruto penampang (mm²)
Kedua persamaan di atas tidak perlu lebih besar dari

jadi dipilih yang terkecil di antara persamaan di atas


c. Untuk kombinasi geser dan aksial tarik (contoh: kolom tarik)

Dalam perencanaan/desain ultimit maka kekuatan beton dalam menahan


gaya geser ini harus dikalikan dengan faktor reduksi sebesar 0,75.

3. Memeriksa syarat penampang struktur dengan ketentuan sebagai berikut:


 Bila Vu<0,5 Φ Vc → tidak memerlukan sengkang
 Bila 0,5 Φ Vc<Vu< Φ Vc → gunakan tulangan minimum
 Bila (Vu – Φ Vc)<0,67bwd → hitung Vs
 Bila (Vu – Φ Vc)>0,67bwd → ukuran penampang diperbesar

4. Menghitung sisa gaya geser dari gaya geser kapasitas beton yang harus
ditahan oleh tulangan geser Vs
Vu ≤ Φ Vn
Vn = Vc + Vs
Vu ≤ Φ Vc + ΦVs
maka Vs = (Vu / Φ) – Vc

Kelompok 7 12
Perancangan Dibantu Komputer

5. Menghitung tulangan geser yang diperlukan


Tentukan luas tulangan geser Av dengan luas tulangan yang biasa dipakai di
lapangan mis: Φ 6, Φ 8, D10 atau D16.
Dimana: Φ : untuk tulangan polos
D : untuk tulangan deformed

Menghitung jarak/spasi tulangan geser:

Dimana: fy : tegangan leleh baja tulangan geser (MPa)

6. Bila pada langkah ke 3 menghasilkan ½ΦVc < Vu < ΦVc maka dapat
digunakan tulangan minimum dengan persamaan sebagai berikut :

2.5 Perhitungan Penulangan Lentur dan Geser Kolom


Analisis dimulai dengan penentuan luas penampang, mutu beton, ukuran
tulangan, mutu baja dan dihitung kekuatan nominal penampang. Sedangkan
desain dengan menentukan beban yang terjadi pada balok kemudian memilih
penampang, mutu beton, tulangan dan sebagainya (McGregor,1997:83).
Adapun prosedur desain tulangan lentur dan geser kolom persegi adalah
sebagai berikut:
1. Hitunglah beban aksial luar rencana Pn dan momen rencana Mn
Pu Mu
Pn = dan Mn =
∅ ∅
Dimana: ∅ = 0,65 untuk Sengkang, dan ∅ = 0,75 untuk spiral
Mn
2. Hitunglah nilai eksentrisitas e =
Pn
3. Asumsikan rasio penulangan lentur total ρt antara 1,0% s.d.8.0%
As 1
ρ= ρ’= = Pn = 2 . ρt (tulangan dibuat simetris)

Asperlu = As’perlu = ρ.b.h

Kelompok 7 13
Perancangan Dibantu Komputer

4. Tentukan luas tulangan lentur kolom dengan syarat:


Ast ≥Asperlu dan Ast’ ≥ As’perlu
5. Hituglah esentrisitas kondis balanced eb
600. d
cb =
600+fy
600. d
ab = β.cb = β1 .
600+fy
Tegangan tulangan baja tekan:
'
c b−d
fs’= 600 ( ) ≤ fy
cb
Tegangan tulangan baja Tarik:
d−c b
fs’= 600 ≤ fy
cb
Pnb = 0,85.fc’.b.ab + As’.fs’.-As.fs
h ab h h
Mnb = 0,85. fc’.b.ab .( − ¿ As . fs’. .( −d ' ¿-As.fs’. .(d− ¿
2 2 2 2
Mnb
eb = .
Pnb
6. Tentukan jenis keruntuhannya, apakah diawali dengan lelehnya tulangan
tarik ataukah dengan hancur beton tertekan.
Jenis keruntuhan yang terjadi pada kolom:
Pn < Pnb atau e > eb ; terjadi keruntuhan Tarik
Pn = Pnb atau e = eb ; terjadi keruntuhan seimbang (balanced)
Pn > Pnb atau e < eb ; terjado keruntuhan tertekan
7. Analisis kolom jika terjadi keruntuhan Tarik :
Hitunglah kapasitas kolom:
As fy
α= , dan m =
b.d 0.85 . Fc '

Pn Tarik = 0,85. Fs’.b.d.[(


h−2. e
2. d
)+
√( 2. d )
h−2. e 2
+2. m . α ¿] ≥ Pn

Mn Tarik = Pnt Tarik . e ≥ Mn


8. Analisis kolom jika terjadi keruntuhan tekan :
Hitunglah kapasitas kolom:

Kelompok 7 14
Perancangan Dibantu Komputer

[ ][ ]
b . h . fc ' As .' fy
Pn tekan = 3. h .e + e ≥ Pn
2
+ 1, 18 +0 , 5
d d−d '
Mn tekan = Pn tekan . e ≥ Mn
9. Check apakah nilai faktor reduksi kekuatan ∅ berubah
 Untuk keruntuhan Tarik :
Hitung nilai Pr = ∅ . Pn Tarik ≥ Pn
Hitung nilsi Pkol = 0,10.Ag. fc’
Jika Pu > Pkol, maka nilai faktor reduksi kekuatan ∅ tidak berubah
Jika Pu < Pkol, maka nilai faktor reduksi kekuatan ∅ berubah
 Untuk keruntuhan tekan :
Hitung nilai Pr = ∅ . Pn Tarik ≥ Pn
Hitung nilsi Pkol = 0,10.Ag. fc’
Jika Pu > Pkol, maka nilai faktor reduksi kekuatan ∅ tidak berubah
Jika Pu < Pkol, maka nilai faktor reduksi kekuatan ∅ berubah
10. Check kondisi leleh tulangan baja :
pn tarik pntekan
a = α= ' atau a = '
0 , 85. fc . b 0 , 85. fc . b
a
c=
β1
c−d '
fs’ = 600. ( )
c
d−c
fs’ = 600. ( )
c
-jika fs’≥ fy , maka tulangan tekan leleh
-jika fs ≥ fy , maka tulangan tarik leleh
11. Tentukan diamaeter tulangan geser minimum
∅ geser min #3 (9,5 mm) untuk diameter tulangan lentur ∅ ut ≤# 10 (32,3 mm)
∅ geser min #4 (12,7 mm) untuk diameter tulangan lentur ∅ ut ≤# 10 (32,3 mm)
12. Tentukan jarak spasi tulangan geser minimum
Ambil nilai terkecil dari :
S1 = 48 ∅ geser
S2 = 16 ∅ ut
S3 = b

Kelompok 7 15
Perancangan Dibantu Komputer

13. Gambarkan hasil desain tulangan lentur dan geser.

Kelompok 7 16

Anda mungkin juga menyukai