Anda di halaman 1dari 21

PIMPINAN CABANG

LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)


KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

PROFIL…….
Lembaga adalah perangkat departementasi organisasi Nahdlatul Ulama yang berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan Nahdlatul Ulama, khususnya yang berkaitan dengan bidang tertentu.
Lembaga Pengembangan Nahdlatul Ulama (LPPNU) merupakan salah satu badan otonom di lingkungan
Nahdlatul Ulama (NU) yang membidangi pengembangan pertanian dalam arti luas yaitu, pertanian,
perternakan, perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan manajemen sumber daya alam,
pengembangan pedesaan serta lingkungan hidup. Pada setiap jenjang kepengurusan NU dibentuk juga
kepengurusan LPPNU. Pada tingkat pusat disebut pimpinan pusat yang berkedudukan di Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama Jakarta, pada tingkat propinsi disebut Pimpinan Wilayah dan pada tingkat
kabupaten/kota disebut Pimpinan Cabang LPPNU.
LPPNU Kota Kediri yang merupakan bagian struktur organisasi Nahdlatul Ulama mempunyai Visi
dan Misi sebagai berikut :
Visi LPPNU Kota Kediri adalah:
Terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan pertanian dalam arti luas di Kota Kediri
Misi LPPNU Kota Kediri adalah :
1. Melakukan pendampingan, pemberdayaan dan advokasi pelaku petanian di Kota Kediri
2. Melakukan pengembangan teknologi dan inovasi di bidang pertanian
3. Melakukan pengembangan jaringan kerja dalam pengembangan sistem pertanian.

SUSUNAN PENGURUS LPPNU KOTA KEDIRI


MASA KHIDMAH 2016-2021
Pelindung : Rois Syuriah NU Kota Kediri
Penanggungjawab : Ketua PCNU Kota Kediri
Ketua : Zainal Arifin,SE,SP,MMA.
Wakil Ketua : Ir. Moch. Darul Anwar, MMA,Magr
Sekretaris : Drh. Pujiono
Wakil Sekretaris : Shodiq
Bendahara : Helmi Yusuf, SP, MMA.
Wakil Bendahara : Diki Susanto, SKH.

Bidang-Bidang:
Bidang Tekhnologi dan Inovasi
- Ir. Pamuji SU, MMA
- Agus In Farid
Bidang Jaringan dan Distribusi
- Shofwul Anam
- Eko Hariyanto
Bidang Pemberdayaan dan Advokasi
- Suryono
- Candra Gunawan
Program Kerja :
Program Jangka Pendek :
1. Sosialisasi dan pemahaman tentang LPPNU
2. Evaluasi akhir tahun
Program Jangka Menengah:
1. Pengorganisasian dan pembentukan kelompok Tani
2. Evaluasi akhir tahun
Program Jangka Panjang:
1. Penguatan organisasi.
2. Evaluasi akhir tahun

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

Sekolah Tinggi Ilmu Fiqih (STIF) yang pertama kali di Indonesia, hadir di Pondok Pesantren Annawawi di Kecamatan
Tanara, Kabupaten Serang, Banten. Secara resmi Sekolah Tinggi Ilmu Fiqih Syeikh Nawawi Tanara (STIF SYENTRA)
yang digagas Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin tersebut, diluncurkan di Kampus Kompleks Pesantren Annawawi
Tanara di Serang, Sabtu (4/9) lalu. Apa dan bagaimana, dengan ilmu fiqih sehingga Kiai Ma’ruf mendirikan sekolah
tinggi ilmu khusus ilmu tersebut. Juga bgaimana dinamika ilmu fiqih di NU saat ini. Abdullah Alawi dari NU Online
berhasil mewawancarainya di gedung PBNU, beberapa waktu lalu. Berikut penjelasannya. Kenapa Kiai Sekolah
Tinggi Ilmu Fiqih? Biasanya syariah, tapi itu terlalu luas. Makanya saya meminta izin mendirikan institut fiqih. Baru
pertama membuat naskah akademik, memproses, agak lama. Tapi alhamdulillah kemudian lahirlah sekolah tinggi
ilmu fiqih itu. Kenapa ilmu fiqih? Karena menurut saya, fiqih itu sifatnya kan menyelesaikan masalah, solutif, baik
di bidang ekonomi, di bidang sosial budaya, politik, itu penyelesaiannya kan fiqih. Solusinya itu fiqih. Fiqih itu,
menyangkut bagaimana dengan kaidah-kaidahnya, ushul fiqihnya, itu bisa menyelesaiaknya. Fiqih itu kan cara
berpikir menyelesaikan masalah sehingga menurut saya, kalau tafsir itu kan sangat lebih tekstualis. Hadits lebih
tekstualis. Tapi fiqih itu sangat kontekstual menyelesaikan masalah, menyelesaikan masalah itu tergantung
alasannya, argumennya, ilatnya, padahal masalah yang kita hadapi sekarang itu, terutama di bidang muamalah.
Kita lebih ke fiqih muamalah. Muamalah itu soal ekonomi, sosial budaya, politik. Lebih soal-soal ekonomi,
perbankan, pasar modal. Kemudian juga berbagai sistem keuangan itu memerlukan jawaban-jawaban bagaimana
syariah itu bisa memberikan solusi-solusi. Metode mengkontekstulasisasi yang akan dikembangkan di Sekolah
Tinggi Ilmu Fiqih tersebut bagaimana? Mereka akan diajarkan fiqih kontemporer, yaitu fiqih kekinian. Kemudian
juga kaidah-kaidah ushul fiqih muamalatnya. Kemudian juga tentang berbagai keputusan-keputusan di dalam
semua aspeknya, baik soal ekonomi, soal sosial budaya dari forum-forum fiqih dunia. Fiqih kita Indonesia, baik di
majelis ulama, kemudian Dewan Syariah Nasional tentang masalah ekonomi, maupun forum fiqih OKI, kemudian
majmaul fiqh Rabithah Alam Islami. Jadi, kita berikan mereka bagaimana cara-cara ijtihad yang dilakukan cara
merespon berbagai persoalan. Mereka kemudian kita ajar untuk bagaimana memecahkan persoalan melalui
kaidah-kaidah fiqh disamping yang pendapat-pendapat, tapi bagaimana juga memberi jawaban dengan qawaid-
qawaid fiqih. Kemudian juga mereka kita ajar agar mereka pandai artikel-artikel yang menyangkut masalah-
masalah, berbagai kasus. Kalau begitu, hal-hal yang terjadi bisa didekati dengan fiqih? Iya, ilmu fiqih itu kan ilmu
duniawi, ilmu untuk bisa menyelesaikan persoalan. Fiqih itu kan ijtihadi, istinbati, bagaimana membuat ijtihad dan
istinbat dari nash-nash yang ada maupun dari pendapat-pendapat yang sudah ada. Kurikulumnya bagaimana?
Iya, dan terus disempurnakan. Kita ambil contoh dari berbagai contoh, kemudian kita olah sendiri. Angkatan
pertama sudah dimulai? Sekitar 50. Kenapa menggunakan Syekh Nawawi? Karena pesantrennya bernama Syekh
Nawawi di tempat lahirya Syekh Nawawi. Dan juga kita mengambil tokoh keilmuannya. Perkembangan fiqih di
Indonesia, khususnya di NU itu bagaimana? Sebelum tahun 1990-an di NU mandeg. Apa faktornya? Karena kita
berpikir tekstual pada ibarat kitab sehingga ketika ada persoalan baru, tidak mau, mereka merasa tidak punya hak
untuk menjawab persoalan itu. Maka terjadilah tawakuf. Semua ditunda, pending. Nah, tahun1992, kita mulai
melakukan dinamisasi pemikiran, saya menyebutnya tathwirul fikrah an-nahdliyah, kita buka, bahwa disamping
pendapat-pendapat yang sudah ada, ketika tidak ada pendapat, maka kita melakukan istinbat jama’i. Ketika ada
pendapat, tapi sudah tidak relevan lagi, kita melakukan telaah ulang. Tokoh-tokohnya dinamisasi siapa? Banyak.
Saya waktu itu Katib Aam. Waktu itu melakukan halaqoh-halaqoh, banyak, kiai-kiai Jawa Timur Kiai Hasan Wafi,
Kiai Wahid Zaini, Kiai Imron, kebanyakan sudah tidak ada. Kemudian setelah itu fiqih di NU mulai dinamis? Mulai
dinamis, tapi terkadang juga dinamisnya kebablasan juga, mengarah ke liberalisasi sehingga kita jaga supaya tetap
on the track. Masih juga ada yang sangat tekstual. Padahal kita sudah mengarah kepada kontekstual, dinamis,
sehinga kita tidak terus berpegang kepada pendapat-pendapat, kalau tidak ada pendapat tidak berani mengambil
membuat pendapat, sehingga kita masuk kepada Muktamar kemarin itu mengenai manhajul istinbat. Jadi,
bagaimana kita melakukan istinbat itu. Jadi, bagaimana kita rumuskan. Kalau kita masuk, metode istinbat itu
seperti apa. Pernah mandeg juga. Setelah kita mengadakan cara berpikir NU tidak statis, tetapi dinamis, tapi
belum ada kelanjutannya. Kemudian terjadi kemandegan tidak berani masuk. Penyebabnya apa? Ketika itu
memang, apa ya, belum terumuskan. Sekarang udah terumuskan. Di NU itu masih ada yang tekstual, ada yang
ibarat kitab saja. Tidak mau masuk ke wilayah ijtihadi atau istinbati, tapi ada juga yang kebablasan. Oleh karena itu
kita tetap menjaga keseimbangan di jalur tengah. Ini perlu disosialisasi kepada dua belah pihak supaya tidak
terlalu ke kanan atau ke kiri. NU itu ya itu tengah, tawasuthiyah, moderat, tapi dinamis. Saya menyebutnya
tawashutiyan watathowuriyan, wamanhajiyan, moderat, tidak tekstual, tidak liberal, tapi dinamis, tidak statis.

Ilmu Fiqih Tak Hanya Soal Ibadah, Tetapi Juga Kehidupan Sosial

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

Bagikan

Yogyakarta, NU Online
Ilmu Fiqih sudah sangat populer dikalangan pesantren. Namun ilmu yang berkaitan dengan hukum Islam tersebut,
pada perkembangan zaman mulai mengalami distorsi pemahaman. Seringkali Fiqih dikaitkan dengan permasalah
ibadah kepada Allah belaka atau ibadallah. Padahal harus seimbang. Demikian yang disampaikan oleh Umdah el
Baroroh dalam acara Bedah Buku ‘Fiqh Sosial: Masa Depan Fiqh Indonesia’ yang berangkat dari pemikiran Fiqih
Sosial KH MA Sahal Mahfudz, Kamis (24/3) di Teatrikal Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Umdah menjelaskan, manusia sebagai khalifatullah mempunyai dua makna. Manusia
selain bertanggung jawab kepada Allah, juga bertanggung jawab terhadap kehidupan. Baik itu kemaslahatan alam
maupun sosial dengan sesama manusia. "Jadi Fiqih itu tidak hanya ibadatullah, tetapi juga imarotul ard (menjaga
kehidupan)," tutur Umdah penulis buku tersebut. Muhammad shodiq, panelis bedah buku menyatakan apresiasi
positif atas terbitnya buku Fiqih Sosial itu. Ia memaparkan ada empat macam hubungan antaraagama dan ilmu
pengetahuan, yakni konflik, independen, dialog, dan integrasi. "Mbah Sahal sudah mencoba melengkapi apa yang
tidak dipikirkan oleh ulama terdahulu. Beliau mencoba membangun dialog antaraagama dan ilmu pengetahuan,"
ujarnya Ia berharap kepada Sahalian (Santri Mbah Sahal) secara khusus dan umat Islam pada umumnya untuk
melanjutkan perjuangan Mbah Sahal. Mbah Sahal sudah meletakkan pondasi awal dialog agama dan ilmu
pengetahuan. "Sekarang tugas kalian untuk mengintegrasikan antaraagama dan ilmu pengetahuan," ujar Dosen
Fakultas Syari'ah sekaligus Acara yang didukung oleh Pusat Studi Pesantren dan Fiqih Sosial (Pusat Fisi), Keluarga
Matholiul Falah (KMF) Yogyakarta serta Jurusan Mu'amalat Fakultas Syari'ah dan Hukum berlangsung meriah
karena dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari berbagai Fakultas di UIN Sunan Kalijaga. Ahmad Rodhi, Penasehat
KMF menilai buku ini merupakan sebuah lompatan dalam dunia pesantren. Apalagi orang yang menuliskannya
adalah perempuan. "Ini merupakan trobosan yang besar untuk mengembangkan pemikiran Fiqih Sosial Mbah
Sahal," tutur pria yang juga menjabat Kaprodi Pendidikan Bahasa Arab di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Kalijaga. (Ahmad Solkan/Fathoni)

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

Jakarta, NU Online NU selalu membuka forum bahtsul masail ketika ada masalah yang berkembang di masyarakat
untuk dicarikan solusinya. Forum tersebut tidak hanya pada Muktamar, Konbes, atau Munas, dan tidak hanya di
tingkat pusat, tapi PWNU atau PCNU. Bahkan di tingkat Ranting. Baru-baru ini, PBNU menggelar bahtsul masail
perihal kewarganegaraan ganda yang diadakan di Gedung PBNU, Selasa (20/9) siang. Para kiai berdiskusi dengan
pelbagai kalangan dengan latar belakang yang beragam untuk membahasnya. Senjata para kiai dalam berduskusi
tersebut adalah ilmu fiqh. Kenapa ilmu fiqih? Menurut Rais 'Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, ilmu tersebut berupaya
menyelesaikan masalah, baik di bidang ekonomi, sosial budaya, bahkan politik. “Penyelesaiannya kan fiqih.
Solusinya itu fiqih,” katanya kepada NU Online beberapa waktu lalu ketika ditanya tentang fungsi ilmu fiqih. Fiqih
itu cara berpikir secara kontekstual untuk menyelesaikan masalah. “Ilmu fiqih itu ilmu duniawi, ilmu untuk bisa
menyelesaikan persoalan. Fiqih itu kan ijtihadi, istinbati, bagaimana membuat ijtihad dan istinbat dari nash-nash
yang ada maupun dari pendapat-pendapat yang sudah ada,” jelasnya. Ketika tidak ada pendapat, lanjutnya, maka
kita melakukan istinbat jama’i. Ketika ada pendapat, tapi sudah tidak relevan lagi, kita melakukan telaah ulang.
Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomudin di gedung PBNU, Jakarta Rabu (21/9) mengatakan, di tangan orang yang
menguasai perangkat ilmu fiqih, perbuatan mukallaf, apa saja yang dilakukan orang ada hukumnya. Semua
perbuatan manusia ada hukumnya, termasuk garuk-garuk, hukumnya mubah atau boleh. “Untuk menyatakan
sesuatu perbuatan itu dilarang, harus bisa menunjukkan dalil yang melarang. Jika suatu perbuatan tidak ada dalil

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

yang melarangnya maka hukumnya mubah dilakukan,” jelasnya. Sumber hukum dalam Islam itu Al-Qur’an dan
Sunah Nabi. Tetapi ada namanya ijma’ yang disepakati yang tidak boleh bertentangan dengan dua hukum pokok,
Al-Qur’an dan Sunah. Jika tidak dijelaskan dalam ketiganya itu dilakukan dengan qiyas, menyamakan kasus hukum
baru dengan lama yang ada nashnya karena ada alasan kesamaan hukum. (Abdullah Alawi)

LPPNU-Lakpesdam NU Jombang Siapkan Kader Penggerak Tani

Selama tiga hari, mulai Jumat-Sabtu (07-09/02), 21 orang petani dari 6 Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama
(kecamatan) mengikuti pelatihan Kader Penggerak (muharrik) Tani dan Desa yang diselenggarakan oleh Lembaga
Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) bersama Lembaga Kajian Sumberdaya Manudia Nahdlatul
Ulama (Lakpesdam NU) Jombang. Dalam pelatihan yang diselenggarakan di kampus Sekolah Tinggi Agama Islam
Ihsaniyat, Pesantren Attahdzib Rejoagung Ngoro tersebut, para peserta mengikuti materi antara lain Analisis
Sosial, Pengorganisasian masyarakat, dan wawasan tentang Ahlussunnah Wal jamaah Sebelum pelatihan dimulai,
peserta mengikuti diskusi dengan pembicara dari beberapa Dinas terkait, Dinas Pertanian dan Peternakan, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) serta dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama. Menurut Syadad al
Mahiri, salah satu panitia, pelatihan ini ditujukan untuk membentuk kader-kader tani NU yang tangguh. “Kader
tani NU dibutuhkan sebagai penggerak bagi petani yang ada dilingkungan NU yang selama ini selalu tersingkir. Hal
ini dibuktikan dengan, sebagian besar peserta yang mengikuti pelatihan, hanya satu dua yang dilibatkan dalam
Kelompok Tani di desa atau Gabungan Kelmpok Tani”, tegas pria bongsor yang aktif melakukan pengorganisasin
masyarakat ini. Sedangkan menurut Subhan, Ketua LPPNU Jombang, penguatan petani penting terus dilakukan
sebagai upaya untuk membangun kemandirian petani. “berbagai teknologi pertanian harus dikuasai oleh petani
termasuk bagaimana mereka bisa menguasai pasar, yang selama ini dikuasai oleh pemodal besar”, katanya. (ma)
Kedaulatan Pangan adalah konsep pemenuhan pangan melalui produksi lokal. Kedaulatan pangan merupakan
konsep pemenuhan hak atas pangan yang berkualitas gizi baik dan sesuai secara budaya, diproduksi dengan
sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Artinya, kedaulatan pangan sangat menjunjung tinggi
prinsip diversifikasi pangan sesuai dengan budaya lokal yang ada. Kedaulatan pangan juga merupakan pemenuhan
hak manusia untuk menentukan sistem pertanian dan pangannya sendiri yang lebih menekankan pada pertanian
berbasiskan keluarga—yang berdasarkan pada prinsip solidaritas. Kedaulatan pangan adalah hak setiap bangsa
dan setiap rakyat untuk memproduksi pangan secara mandiri dan hak untuk menetapkan sistem pertanian,
peternakan, dan perikanan tanpa adanya subordinasi dari kekuatan pasar internasional.

-SELAMAT HARI TANI KE-54-

Sedekah Bumi,ambengan,sesaji dan kenduri


Dibulan bulan tertentu,khususnya bulan-bulan mulia umat islam di nusantara banyak yang melakukan tradisi
yang berbeda-beda dikarenakan perbedaan daerah seperti bersih desa/selamatan desa,ambengan kenduri dan
lain sebagainya.adapun intisari dari tradisi-tradisi tersebut adalah sedekahan untuk meminta ridho ALLOH SWT.
Supaya dijauhkan dari bencana dan bala’.bersih desa/ sedekah bumi hukumnya boleh jika niatnya untuk meminta
ridho ALLOH dan ingin dihindarkan dari bahaya penyakit,pagebluk dan lain-lain agar desanya selalu diberi
keselamatan oleh ALLOH swt.kalau niatnya seperti itu hukumnya sunnat, sebab sedekah pada prinsipnya
merupakan ajaran islam.sabda nabi Muhammad SAW
‫َالَّصَد َقُة َتْم َنُع َس ْبِع ْيَن َنْو ًعا ِم َن اَالْنَو اِع اْلَبَالِء َاْهَو اُنَها اْلَج َداُم َو اْلَبرُص (درة الّناصحيَن‬
Shodaqoh itu dapat menolak tujuh puluh macam bala’ dan bencana yang paling ringan diantaranya ialah penyakit
kusta dan belang/sopak

Dari hadits di atas, sudah jelas dan terang jika sedekah bumi atau kenduri tujuannya ”ridho ALLOH” dan niat
bersedekah hukumnya sunnat.jika sedekah bumi/bersih desa yang disertai sesaji dan penghormatan
danyang/yang mbahurekso/penjaga desa tersebut,maka adat kebiasaan itu haram (peninggalan animisme) oleh
sebab itu,marilah kita dari umat islam yang awam kita beri pengarahan dan pengertian agar tidak terus menerus
melakukan kesyirikan dosa besar dan ALLOH SWT tidak akan mengampuni dosa orang-orang yang melakukan
kesyirikan kecuali mereka bertaubat.ALLOH berfirman:
١٠٦‫َو َالَتْدُع ِم ْن ُد ْو ِن ِهّٰللا َم ا َال َيْنَفُعَك َو َال َيُضُّر َك َفِاْن َفَع ْلَت َفِاَّنَك ِاًذ ا ِم َن الَّظاِلِم ْيَن (يونس‬

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

Dan janganlah kamu memohon(beribadah)kepada selain ALLOH,kepada apa-apa yang tidak memberi manfaat
dan tidak pula memberi madharat.sebab jika kamu berbuat demikian,maka sesungguhnya kamu termasuk orang-
orang yang dholim

Ambengan yang berlaku dikalangan masyarakat, jika dilakukan untuk mencari ridho ALLOH hukumnya
sunnat,karena sedekah/sodaqoh itu termasuk anjuran agama islam,dan menurut syari’at islam,sedekah itu tidak
ditentukan bentuk/rupa apa saja,boleh berupa ayam panggang(tumpeng ingkung istilah jawa)boleh berupa
jenang,bubur,jajan pasar

dan lain sebagainya,menurut selera masing-masing,sebab Nabi SAW bersabda:

‫ِإَّتُقوا الَّناَر َو َلْو ِبِش ِّق َتْمَرٍة (اتفق البخارى وسلم على الرواية عن عدى بن حاتم‬
Buatlah kamu sekalian benteng dari api neraka dengan sedekah meskipun dengan sesigar kurma.

Adapun sesaji ini bukan dari ajaran islam melainkan peninggalan dari kuma(non muslim) sebab pelaksanaannya
amat berbeda dengan sedekah .sesaji tujuannya diperuntukkan pada para dewa-dewa/arwah-arwah tertentu
seperti membuat cok bakal untuk para danyang,menyiapkan makanan dan minuman yang diperuntukkan orang
tuanya yang meninggalkan,sebab menurut kepercayaanyaorang tuanya yang sudah mati pada malam itu,pulang
minta makan,minum dan lain-lain.cok bakal(istilah jawa)biasanya dipasang pada acara-acara tertentu,seperti
ketika mantu?menikahkan anaknya,menjelang panen dan lain-lain.cok bakal biasanya terdiri dari pisang besar satu
cengkeh tidak boleh dikurangiditambah dengan bermacam-macam bunga,bedak,daun sirh,alat nginang dan ada
telurnya juga sesuai saran yang diberikan oleh mbah dukun.sedang danyang ialah pekerjaan kurafat mereka yang
mempercayai bahwa di pohon anu itu ditempati oleh danyang /tokoh arwah yang dianggap mempunyai kesaktian
bisa bikin ini dan bikin itu.sedang sedekah,lain lagi pelaksanaannya yaitu diberikan kepada orang yang
hidupdengan niat taqorrub dan mencari ridho ALLOH SWT.

disadur dari : Mutiara NU.blogspot.com

KH. Hasyim As'yary ( Petani adalah penolong negeri)


Umat Islam di negeri ini sudah mafhum, bahwa Hadrotusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari adalah pendiri NU. Para ulama
atau kyai di Nusantara, pastilah mengerti bahwa Hadrotusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari, gurunya para ulama, penulis
belasan kitab penting dalam Islam. Tapi, berapa banyak orang yang mengetahui, bahwa ia juga punya perhatian
pada dunia pertanian. Ya, belum banyak tersiar bahwa Hadrotusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari adalah ulama yang
memiliki perhatian kepada kaum tani, pada keseburan tanah, serta menyerukan kepemilikan tanah.
Ketahuilah, kakek Gus Dur itu telah menulis tentang pertanian dengan judul KEOETAMAAN BERTJOTJOK TANAM
DAN BERTANI, dengan judul kecil Andjoeran Memperbanyak Hasil Boemi dan Menjoeboerkan Tanah, Andjuran
Mengoesahakan Tanah dan Menegakkan Ke’adilan. Tulisan satu halaman itu dimuat majalah Soera Moeslimin
Indonesia No. 2 Tahun ke-2, 19 Muharom 1363. Sudah jamak seorang kiai, ketika menulis yang banyak dikutip
adalah Al-Qur’an, hadits, dan kitab-kitab para ulama. Di antara nash yang dikutip adalah hadits Imam Bukhori,”
Tak ada seorang muslim yang menanam tanaman atau mencocokkan tumbuh-tumbuhan, kemudian tanaman itu
dimakan burung atau manusia atau burung, melainkan dihitung menjadi sedekah (bagi yang menananmnya).”
Sebetulnya tidaklah mengherankan jika Hadrotusy Syaikh amat perhatian pada dunia pertanian. Dan, Mbah
Hasyim sendiri, seperti data diri yang diserahkan ke penjajahan Jepang, pekerjaan resminya adalah petani dan
guru agama. Adalah fakta bahwa Nahdlatul Ulama, pada waktu itu, sangat peduli pada nasib petani.Lihat saja
dalam bahtsul masail (majlis para ulama untuk membahas persoalan-persoalan keumatan) yang diselenggarakan
NU dari tahun 1926-1945, banyak pertanyaan-pertanyaan yang berkait dengan pertanian, tanah, tambak, zakat
petani, hingga sedekah bumi (ritual kaum tani untuk mensyukuri nikmat Tuhan). Bahkan, berdirinya NU, salah satu
tujuannya, adalah untuk melindungi kaum tani,”Mendirikan badan-badan untuk memajukan urusan pertanian,
perniagaan, dan persahabatan, yang tiada dilarang syara’ agama Islam.” Tokoh-tokoh NU, jika berpidato di muka
umum atau di rapat-rapat NU, memilih diksi-diksi yang dekat dengan kaum tani: tanah, air, tanah air, atau bumi.
Sekedar contoh, Rais Aam PBNU Kiai Wahab Hasbullah, dalam doa iftitah Muktamar NU ke-25 di Surabaya,
menegaskan: ”Mewarisi ‘bumi’ ini artinya membangunnya agar menjadi suatu dunia yang sejahtera, aman dan
makmur, yang di dalam berisi keadilan dan kebenaran yang dijunjung tinggi.” Mbah Hasyim, dalam tulisannya,
menerangkan bahwa petani adalah benteng terakhir bagi pertahanan negeri. Mengutip tulisan Muntaha dari kitab
Amalil khuthaba, Mbah Hasyim menulis: ”Pendek kata, bapak tani adalah goedang kekajaan, dan dari padanja

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

itoelah Negeri mengeloearkan belandja bagi sekalian keperloean. Pa’ Tani itoelah penolong Negeri apabila
keperloean menghendakinja dan diwaktoe orang pentjari-tjari pertolongan. Pa’ Tani itoe ialah pembantoe Negeri
jang boleh dipertjaja oentoek mengerdjakan sekalian keperloean Negeri, jaitoe diwaktunja orang berbalik
poenggoeng (ta’ soedi menolong) pada negeri; dan Pa’ Tani itoe djoega mendjadi sendi tempat negeri
didasarkan.”Di akhir tulisan, seraya mengutip kitab akhlak yang masyhur di pesantren Adabud Dunya, Mbah
Hasyim menyeru, bahwa dunia akan tertib jika enam hal terpenuhi, pertama, agama yang ditaati. Kedua,
pemerintah yang berpengaruh. Ketiga keadilan yang merata. Keempat, ketentraman yang meluas.
Kelima, kesuburan tanah yang kekal. Dan keenam, cita-cita yang luhur. (Hamzah Sahal)

dikutip dari NU OnlineSumber:


- Statuten Perkoempoelan Nahdlatoel Oelama Tahun 1930,
- Soera Moeslimin Indonesia No. 2 Tahun ke-2, 19 Muharom 1363
- Ahkamul Fuqoha; Kumpulan keputusan Muktamar, Munas, dan Konbes NU (Surabaya, 2006),
- Secercah Da’wah karya KH Saifuddin Zuhri dalam (Bandung, 1983)

Aksesi FCTC Bencana Besar bagi Petani Tembakau

Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) menyesalkan sikap Menteri Kesehatan yang
bersikukuh meminta presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk aksesi Framework Convention on Tobacco
Control (FCTC). “Jika ternyata nanti presiden menyetujui dan mengaksesi FCTC, itu sebuah bencana besar bagi
dunia pertanian di Indonesia,” kata Ketua Pengurus Pusat LPBHNU, Andi Najmi Fuaidi di Jakarta, Senin (26/5).
Andi mengungkapkan, bencana besar jika aksesi FCTC dilakukan karena tembakau adalah sedikit dari sisa tanaman
yang bisa dibanggakan oleh bangsa Indonesia. Pembatasan penanamannya akan memukul kehidupan petani dan
masyarakat terkait lainnya. “Satu yang harus dicatat Pemerintah sebagai pertimbangan, komoditi tembakau
memberikan sumbangan yang tidak kecil untuk pemasukan negara melalui cukai. Harus diakui juga bahwa
tembakau menjadi andalan perekonomian jutaan masyarakat Indonesia,” jelas Andi. Alasan lain penolakan aksesi
FCTC, masih kata Andi, karena menanam tembakau sudah menjadi budaya turun temurun di kalangan petani di
Indonesia, dengan hasil panen yang diakui dunia. “Tidak mudah meminta petani kita beralih ke komoditi tanam
lain, karena bagi mereka menanam tembakau adalah warisan leluhur,” tegasnya. Atas apa yang disampaikannya,
Andi mendesak Pemerintah Indonesia tidak lemah dalam menghadapi tekanan-tekanan asing yang dinilai
menggunakan isu perlindungan kesehatan sebagai kedok. LPBH NU juga mendesak Pemerintah menerbitkan
regulasi terkait pertembakauan yang sesuai dengan kondisi industri di Indonesia, karena karakteristik yang
memang berbeda dengan negara-negara lain. “Kami, LPBH PBNU, juga mendesak kepada DPR dan Pemerintah
mendatang untuk memprioritaskan pembahasan dan pengesahan RUU Pertembakauan, yang mana itu adalah
bagian dari perlindungan terhadap petani dan warisan budaya Indonesia,” pungkas Andi. (Red: Anam)

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

Bila ekonomi warga NU kuat, maka Nahdlatul Ulama juga semakin kuat

Kudus, NU Online
Rais Syuriyah PCNU Kudus KH Ulil Albab Arwani yang lazim disapa Gus Bab mengatakan perkembangan kehidupan
perekonomian warga NU yang sebagian besar orang pedesaan dan menjadi petani, perlu diperhatikan. Sebab,
ekonomi petani ini akan menjadi tolok ukur kekuatan Nahdlatul Ulama. “Bila ekonomi warga NU kuat, maka
Nahdlatul Ulama juga semakin kuat. Makanya, mari kita gerakkan ekonomi warga NU melalui pertanian ini,”
tegasnya saat membuka acara sarasehan petani sekaresidenan Pati di pesantren Al-Mawaddah desa Honggosoco
Jekulo Kudus, Selasa (15/4). Gus Bab mendorong Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU)
melakukan pendampingan, pembinaan, dan arahan kepada petani NU menjadi lebih produktif dengan hasil yang
baik. “Petani bisa tumbuh dengan baik, pasti ekonomi NU akan kuat. Asal saat menanam padi, kita arahkan pada
hasil yang berharga,” terang Gus Bab di depan puluhan pegiat LPPNU dan para petani binaan NU. Putra KH Arwani
Amin ini mengajak para petani bisa mengembangkan menanam padi hitam yang memiliki harga di atas rata-rata
harga padi biasa karena memberi manfaat bagi kesehatan. “Tanaman jenis padi hitam ini sangat berkualitas,
harganya 36.000 per kilogram di samping berfaedah sebagai obat penyakit kencing manis,” kata Gus Bab
mencontohkan almarhum Rais Syuriyah PWNU Jateng KH Masruri Mughni yang menanam bibit padi hitam. Gus
bab juga mengingatkan pengurus LPPNU untuk menanamkan niat ibadah dalam pendampingan petani agar
mendapat pahala besar. “Ibadah itu ada yang mahdhoh seperti ibadah wajib dan ghoiru mahdhoh seperti
perjuangan pertanian. ”Selain Gus Bab, hadir juga Ketua PW LPPNU Jawa Tengah Edi Waluyo yang menjadi
pembicara forum bertajuk Sosialisasi Badan Usaha Milik Petani yang diadakan PC LPPNU Kudus. (Qomarul

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

MWC NU tulis dengan antusias menyambut Kehadiran Produk Pupuk Organik Cair NUsaGreen. dan siap
mengembangkan di Kec. Tulis.

Menristek Dorong LPPNU Intermediasi Hasil Litbangyasa Ke Masyarakat


Menristek Suharna Surapranata mendorong Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdatul Ulama (LPPNU)
menjalankan peran intermediasi hasil-hasil penelitian, pengembangan dan rekayasa (litbangyasa) para peneliti
Indonesia agar dapat dinikmati masyarakat, terutama petani, peternak dan nelayan. Pasalnya, selama ini banyak
hasil litbangyasa hanya jadi dokumen tanpa dapat dirasakan kemanfaatannya bagi masyarakat luas.

''Peneliti itu ibarat menara gading karena produk risetnya kurang dirasakan masyarakat. Padahal, mayoritas
peneliti ada di sektor pertanian, termasuk anggaran litbang pertanian sudah lebih dari Rp 1 triliun. Di sini perlu
peran intermediasi LPPNU agar hasil-hasil penelitian itu bisa dimanfaatkan masyarakat petani kita yang jumlahnya
mencapai 40% penduduk negeri ini,'' ujar Suharna saat menerima pengurus PBNU dan LPPNU di Jakarta, Senin
(4/4).

Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua PBNU, Maksum Mahfoedz, Sekjen PBNU, Marsudi Syuhud dan Ketua
LPPNU, Ahmad Dimyati. Sementara, Menristek didampingi Staf Ahli bidang Pangan dan Pertanian, Masrizal, dan
Staf Khusus bidang Kerjasama Iptek, Ade Komara. Menurut Menristek, persoalan iptek yang cukup mencolok di

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

Indonesia adalah pemanfaatan hasil riset dan tumpang tindihnya riset. Kemenristek mencoba mengatasi persoalan
ini dengan melakukan beberapa hal yaitu menata sumber daya peneliti dan mengarahkan riset atau penelitian
kepada hal-hal yang dibutuhkan masyarakat serta mensinergikan penelitian atau riset yang tersebar di berbagai
lembaga dan kementerian. Penataan sumber daya peneliti dilakukan dengan prioritas utama meningkatkan
kesejahteraan peneliti. ''Sekarang ini gaji profesor riset masih kalah dengan gaji guru SMP. Karenanya, kita sedang
mengupayakan kepada Kementerian keuangan adanya penyesuaian pendapatan mereka setara dengan eselon I.
Insya Allah, tahun depan sudah bisa terlaksana,'' papar Menristek. Sementara, dalam mengarahkan dan
mensinergikan penelitian atau riset, upaya-upaya secara intens dilakukan melalui berbagai forum, seperti di
Dewan Riset Nasional atau pun di Komite Inovasi Nasional. Harapannya, selain riset diarahkan sesuai dengan
kebutuhan pengguna, juga adanya sinergi berbagai riset yang tersebar di berbagai kementerian dan lembaga
litbang sehingga semakin besar kemanfaatannya bagi masyarakat luas. Menurut Menristek, hingga kini berbagai
riset tentang pangan sudah banyak dilakukan. Namun, sedikit sekali yang termanfaatkan karena kurangnya
disseminasi hasil-hasil penelitian tersebut ke masyarakat. Karenanya, harus ada aktor-aktor pembangunan yang
mau mengawal hasil-hasil penelitian tersebut agar bisa dimanfaatkan. ''Salah satunya melalui lembaga atau
kelompok masyarakat yang ikut mendorong terjadinya disseminasi hasil penelitian. Saya melihat LPPNU bisa
mengambil peran itu,'' ujar Menristek. Sementara, Ahmad Dimyati menjelaskan pihaknya akan berupaya
memainkan peran tersebut melalui kerjasama dengan beberapa lembaga dan kementerian. ''Kita sudah
melakukan MOU dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan, Kementerian
Koperasi dan UKM, dan sekarang kita akan tawarkan dengan Kemenristek agar semua hasil-hasil penelitian
tersebut bisa dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat,'' ujar Dimyati.Ihwal ini juga dibenarkan Ketua PBNU,
Maksum Mahfoedz, yang melihat pentingnya hasil-hasil penelitian bisa dirasakan oleh masyarakat. Ia mengaku
miris saat menjadi dewan juri Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa Indonesia (AKLI). Dari 15 penerima
anugerah, 11 penerima riset atau penelitiannya terkait bidang pangan. ''Namun, kita lihat saat ini persoalan
ketahanan pangan masih seperti ini,'' katanya. Kunjungan pengurus PBNU dan LPPNU terkait dengan rencana
Rembug Nasional Industri Hayati yang akan digelar pada 22-25 April 2011 di Jakarta. Agenda yang akan
membincangkan berbagai persoalan pembangunan pertanian, perikanan, kehutanan dan lingkungan hidup yang
memadukan pendekatan ilmiah dan spiritualitas. Selain dihadiri para pengurus LPPNU se Indonesia, jaringan
pengamat dalam dan luar negeri serta para duta besar negara sahabat. Beberapa menteri yang dijadwalkan hadir
dan memberi arahan antara lain Menristek, Mentan, Menhut, dan Menteri Kelautan dan Perikanan.
(bhh/am/humasristek) Bau yang tidak sedap dan kotonya kolam ikan adalah sesuatu yang banyak dibenci orang
ketika mengembangkan budidaya ikan air tawar. Jika kita kreatif, maka bau dan kotoran tersebut tidak akan
menjadi masalah yang berarti, justru hal tersebut dapat mendatangkan manfaat dan keuntungan yang lain.

Kotoran ikan yang seringkali menimbulkan masalah karena bau yang tidak sedap dan membuat kolom menjadi
kotor ternyata bisa memberikan manfaat. Sisa pakan yang ditebar di kolam yang tidak termakan oleh ikan dan

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

mengendap di kolam pun bisa bermanfaat pula. Kedua limbah yang berasal dari hasil budidaya di kolam ikan
tersebut dapat dimanfaatkan untuk akuaponik. Akuaponik adalah kombinasi antara akuakultur dengan hidroponik
yang menghasilkan simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan. Akuakultur merupakan budidaya ikan,
sedangkan hidroponik adalah budidaya tanaman tanpa tanah yang berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan
air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles. Akuaponik memanfaatkan secara terus
menerus air dari pemeliharaan ikan ke tanaman ke kolam ikan. Inti dasar dari sistem teknologi ini adalah
penyediaan air yang optimum untuk masing-masing komoditas dengan memanfaatkan sistem re-sirkulasi. Sistem
teknologi akuaponik ini muncul sebagai jawaban atas adanya permasalahan semakin sulitnya mendapatkan
sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan, khususnya di lahan yang sempit. Akuaponik merupakan salah satu
teknologi hemat lahan dan air yang dapat dikombinasikan dengan berbagai tanaman sayuran. Terbatasnya lahan
produksi pangan (pertanian-perikanan) telah mendorong budidaya pertanian-perikanan di lahan sempit atau
wadah yang terbatas. Agar terjadi sinergitas yang saling mendukung, usaha budidaya perikanan di lahan terbatas
akan lebih baik apabila digabungkan dengan pertanian, hal ini tentunya dapat meningkatkan efiesiensi pada tahap
produksi sehingga bisa dikatakan budidaya low input. Sistem akuaponik dalam prosesnya menggunakan air dari
tangki atau kolam ikan, kemudian disirkulasikan kembali melalui suatu pipa yang mana tanaman akan
ditumbuhkan. Jika dibiarkan di dalam tangki, air justru akan menjadi racun bagi ikan-ikan di dalamnya. Bakteri
nitrifikasi merubah limbah ikan sebagai nutrien yang dapat dimanfaatkan tanaman. Kemudian tanaman ini akan
berfungsi sebagai filter vegetasi, yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi
ikan. Jadi, inilah siklus yang saling menguntungkan. Secara umum, akuaponik menggunakan sistem resirkulasi.
Artinya memanfaatkan kembali air yang telah digunakan dalam budidaya ikan dengan filter biologi dan fisika
berupa tanaman dan medianya. Resirkulasi yang digunakan berisi kompartemen pemeliharaan dan kompartemen
pengolahan air. Melalui sistem akuaponik, tanaman tidak perlu disiran setiap hari secara manual, sebab air
dikolam dipompa ke atas hingga mampu menyirami tanaman dan bisa ditambahkan timer agar kita bisa
menentukan waktu penyiraman sesuai yang diinginkan. Kita hanya perlu memberi makan pada kolam ikan yang
pada akhirnya bisa mendapat sayuran dan ikan segar. Keuntungan akuaponik untuk kolam dan ikan itu sendiri
adalah kebersihan air kolam tetap terjaga, air tidak mengandung zat-zat yang berbahaya bagi ikan karena sudah
melalui proses filtrasi. Media tanaman yang paling efektif digunakan untuk akuaponik adalah zeolit. Zeolit
berfungsi sebagai filter dan juga media tanam untuk tanaman. Sedangkan untuk budidaya ikan yang paling bagus
untuk menunjang akuaponik adalah budidaya ikan lele, sebab lele menghasilkan kotoran ikan yang lebih banyak
dibandingkan jenis ikan lainnya. Lele juga termasuk ikan yang konsumsi pakannya tinggi. Dengan adanya konsumsi
pakan yang tinggi, otomatis akan menghasilkan kotoran yang banyak pula akibat sisa pakan yang tidak termakan.
Banyaknya kotoran yang dikeluarkan oleh ikan lele dan sisa pakan yang mengendap di kolam menjadikan
pertumbuhan tanaman menjadi sangat cepat. Hampir semua jenis budidaya ikan seperti lele, gurami, nila, koi,
emas, bawal, mujair, udang galah dan jenis ikan lainnya dapat dimanfaatkan untuk akuaponik. Sedangkan jenis
tanaman yang biasa dibudiyakan umumnya adalah tanaman sayuran yang bisa dipanen daunnya dan memiliki nilai
ekonomis seperti selada, sawi, caisim, kangkung, dan sebagainya. Bahkan tanaman seperti cabai, terong, dan,
tomat juga bisa pula dibudidayakan dengan sistem akuaponik. Keuntungan untuk hasil panen dari sayuran yang
dikembangkan melalui akuaponik adalah tanaman lebih hijau, segar, awet, dan tidak mudah menguning. Selain itu,
sayuran menjadi lebih sehat karena bersifat organik. Sebab, selama masa tanam sayuran tidak menggunakan
pupuk kimia dan pestisida, karena hanya menggunakan limbah dari kolam sebagai pupuk alaminya. Akuaponik
bisa diterapkan dalam skala besar maupun dalam skala kecil untuk rumahan. Untuk kita yang sudah punya kolam
ikan di rumah bisa dimanfaatkan untuk akuaponik, namun untuk yang tidak punya kolam bisa juga menggunakan
akuarium. Selain hasil tanamannya bisa dikonsumsi, penerapan akuaponik di akuarium juga bisa menambah
estetika di dalam ruangan rumah dan akan membuat rumah menjadi lebih hijau.

Sumber: http://news.liputan6.com/read/2020748/memanfaatkan-limbah-kolam-ikan-untuk-akuaponik

Tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan bibit dan induk yang unggul akan meningkatkan produksi dan
keuntungan budidaya ikan air tawar. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

menyebut, produksi perikanan budidaya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Selama periode 2010
– 2013, produksi perikanan budidaya meningkat sekitar 28,64% per tahun, yaitu 6,28 juta ton pada tahun 2010
dan mencapai 13,31 juta ton pada tahun 2013 (data sementara). Sedangkan nilai produksi nya mengalami
kenaikan sekitar 22,51 % per tahun dalam kurun waktu yang sama. Capaian peningkatan yang signifikan selain dari
rumput laut, juga dari peningkatan jenis ikan air tawar, utamanya ikan nila, mas, dan lele. Ketiga jenis ikan
tersebut semakin diandalkan, baik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan perolehan devisa Negara,
menyediakan lapangan kerja di pedesaan dan juga dapat dilakukan berkesinambungan dengan menerapkan
budidaya ramah lingkungan.

“Peningkatan produksi budidaya air tawar yang sangat signifikan ini merupakan hasil dari penggunaan induk dan
benih unggul, pakan yang sesuai dan efisien, penerapan teknologi yang aplikatif dan inovatif serta intensifikasi
budidaya yang ramah lingkungan dan ini merupakan bagian dari Total Akuakultur,” kata Direktur Jenderal
Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, pada saat memberikan sambutan pada acara Pertemuan Broodstock
Centre Ikan Nila, Mas dan Lele di Auditorium Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, di
Kota Sukabumi, Jawa Barat, Kamis.

Lebih jauh Slamet mengatakan bahwa Total Akuakultur melalui intensifikasi usaha perikanan budidaya perlu
dilaksanakan dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungan budidaya. Hal ini diperlukan agar produksi
ikan melalui sistem ini dapat diperoleh secara berkelanjutan. “Sebagai contoh adalah, penerapan teknologi
intensif budidaya lele yang hemat lahan dan hemat air yang dapat menghasilkan 10 ton ikan dalam luasan kolam
100 meter persegi dalam waktu 2,5 bulan. Disamping intensifikasi, usaha budidaya air tawar juga berpeluang
untuk mempercepat pemasukan pendapatan melalui segmentasi usaha, mulai dari usaha pembenihan,
pendederan I bahkan sampai III tahap dan juga pembesaran. Sehingga usaha budidaya air tawar ini sangat cocok
untuk memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat,” tambah Slamet.

Selain itu Total Akuakultur melalui penerapan teknologi di semua sistem usaha budidaya dari hulu sampai hilir,
juga terkait dengan penyediaan induk unggul untuk mendukung ketersediaan benih bermutu secara kontinyu.
“Penyediaan induk unggul dan benih bermutu secara berkelanjutan merupakan hal yang penting dan sangat
strategis. Tanpa benih unggul dan benih bermutu maka kualitas produksi akan diragukan dan bahkan bisa tidak
mencapai target seperti yang diharapkan,” papar Slamet.

Slamet menambahkan bahwa untuk menjaga kualitas produksi perikanan budidaya, perlu pemantapan dan
pemberlakuan sistem jaminan mutu terhadap semua fungsi khususnya dalam sistem perbenihan nasional. “Unit
pembenihan skala kecil dan unit usaha pendederan harus menerapkan dan menggunakan teknologi terkini dan
sarana produksi yang maju dan modern, seperti biosecurity, probiotik, induk dan benih unggul dan juga pakan
berkualitas,” ungkap Slamet.

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

Untuk memenuhi kebutuhan induk unggul komoditas nila, mas dan nila, DJPB pada tahun 2015 mentargetkan
produksi 16.2 ribu ekor induk unggul ikan mas, 8 juta ekor induk unggul ikan nila dan untuk induk unggul ikan Lele
sebesar 361 ribu ekor. “Produksi induk unggul ini kan dipenuhi melalui pengembangan Jejaring Pemuliaan dan
Produksi Induk Unggul Nasional. Jejaring ini akan melibatkan instansi pemerintah baik di pusat dan daerah, swasta
dan juga masyarakat.

Memanfaatkan Sungai untuk Tingkatkan Produksi Ikan

o SUKA ARTIKEL INI?


o Retweet Link Ini

o Bagikan di Facebook

Sungai-sungai besar sangat bagus jika dikembangkat untuk budidaya ikan air tawar, dan di Indonesia pun
mempunyai potensi yang luar biasa dalam hal tersebut. Pemerintah harus mempertimbangkan sungai besar yang
ada sebagai lahan untuk meningkatkan produksi ikan.

“Kita bisa adopsi dari Vietnam dan Thailand,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengolahan dan Pemasaran Perikanan
Indonesia (AP3I), Thomas Darmawan, ketika dihubungi Pos Kota, Minggu (13/10).

Menurutnya, kedua negera tersebut mampu meningkatkan produksi ikan cukup besar. Bahkan Indonesia
mengimpor ikan dari kedua negara tersebut.

Seperti ikan patin, ia mengemukakan Vietnam mampu memproduksi ikan patin pada 2012 hingga 1,6 juta ton.
Sedangkan Indonesia hanya 347 ribu ton.

Padahal lahan budidaya ikan patin di sana hanya 500 hektar. Lalu mereka manfaatkan sungai besar yang ada
sebagai lahan untuk budidaya. “Wal hasil, Vietnam menjadi pengekspor ikan terbesar dunia,” jelasnya.

Indonesia sendiri sampai sekarang masih mengimpor ikan konsumsi.

Padahal lahan perikanan di Indonesia jauh lebih besar. Hanya saja, ia menyayangkan pengelolaan masih
tradisional. Lebih banyak menggunakan empang atau tambak. Sehingga hasilnya tak seberapa besar.

Kalau bisa memanfaatkan sungai besar yang ada untuk lahan budidaya, ia optimis produksi ikan bisa bertambah
sehingga bisa memenuhi kebutuhan konsumsi dl dalam negeri.

Selain produksi ikannya banyak, ia mengemukakan Vietnam pinter dalam mengelola produksi perikanannya.

Vietnam tidak memasarkan ikan secara utuh. Mereka jual daging ikan. Sedangkan kepala dan buntut (ekor)
dikelola menjadi pakan ternak. Demikian pula minyaknya juga diolah, kemudian dijual. “Jadi mereka mengantongi
nilai tambah yang begitu banyak,” katanya.

(sumber: poskotanews)

DKP Kota Kupang Bantu Masyarakat Tingkatkan Potensi Perikanan

Tahun 2014, Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Kupang akan memaksimal potensi-potensi pada bidang perikanan
di Kota Kupang kepada masyarakat lewat bantuan pemberdayaan masyarakat pesisir dan bantuan pengembangan
pembudidayaan ikan air tawar bagi masyarakat diwilayah pesisir yang berprofesi sebagai nelayan, demikianlah
yang dikatakan Kepala Dinas Perikanan Kota Kupang, Thomas Jansen Ga.

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

“Bantuan untuk pengembangan Potensi-potensi perikanan akan diberikan oleh pemerintah dalam rangka
menaikan taraf hidup masyarakat kota kupang, khususnya masyarakat pesisir dan nelayan,” Kata Kadis kepada
wartawan di Kupang, senin (26/8).

Menurutnya, Untuk pembudayaan ikan air tawar dinas telah menyiapkan sebanyak 10 kelompok yang tersebar
dibeberapa kelurahan. ikan air tawar yang akan dibudidayakan masyarakat yakni ikan lele, nila dan ikan bawel
putih.

Pengembangan ini dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan akan permintaan ikan di Kota Kupang.

Sedangkan untuk bidang penangkapan,Thom mengatakan, Dinas kelauatan dan Perikanan akan memenuhi
perlengkapan penangakapan,yakni pukat, dan alat pendukung lainnya bagi para nelayan berupa tenda,
coolbox ,dan peralatan pembuatan abon ikan serta dendeng ikan.Peralatan ini plafon anggaran yang disiapkan
sebasar Rp 50 juta.

Namun dalam memperoleh dana itu, masyarakat dimaksud harus membuat kelompok kemudian mengajukan
proposal,dan nantinya proposal tersebut akan diverifikasi di tingkat keluarahan bersama tenaga pendamping dan
selanjutnya dikirim ke Dinas untuk dilakukan pembagian dana tersebut.

Selain itu, kata Thomas, dinas juga berencana menata pemasaran dengan pemanfaatan pasar Higenis di wilayah
Pasir Panjang.

KKP Pacu Perkembangan Wirausaha Bidang Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya menumbuh-kembangkan wirausahawan di bidang
kelautan dan perikanan khususnya pemasaran dan pengolahan hasil perikanan melalui beberapa kebijakan dan
regulasi yang berpihak pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Penumbuh-kembangan wirausaha
tersebut diharapkan dapat mendorong upaya penambahan jumlah wirausaha di Indonesia yang saat ini baru
mencapai 0,18% dari jumlah penduduk. Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Sjarief Widjaja, saat membuka acara Gelar Produk POKLAHSAR dan Workshop Kewirausahaan
Pengolahan dan Pemasaran di Surabaya, Selasa (3/9).

Sjarief menjelaskan, untuk mendorong bertumbuh-kembangnya wirausahawan di bidang kelautan dan perikanan,
KKP menetapkan program Pemberdayaan Usaha Mina Pedesaan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
(PUMP-P2HP) yang telah berjalan sejak tahun 2011. “PUMP-P2HP merupakan fasilitas bantuan pengembangan
usaha bagi pengolah dan pemasar hasil perikanan dalam wadah Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR)

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

sebagai kelembagaan pelaksana PUMP-P2HP. Secara keseluruhan PUMP-P2HP telah memfasilitasi bantuan kepada
3.408 POKLAHSAR yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia,” ungkapnya.

PUMP-P2HP sesungguhnya merupakan langkah nyata KKP dalam menumbuhkan wirausaha-wirausaha pemula
skala mikro kecil di bidang pengolahan dan pemasaran. Saat ini jumlah wirausaha mikro kecil di bidang
pengolahan dan pemasaran berjumlah 63.000 wirausahawan dengan total omzet sekitar 650 miliyar rupiah
pertahun. Kontribusi terbesar berasal dari komoditas berbasis bahan baku ikan laut dan rumput laut yaitu sekitar
80%. “Jumlah tersebut diharapkan dapat terus meningkat sehingga dapat memenuhi sekitar 20% target nasional
atau 2-3 % dari jumlah penduduk,” tambahnya.

Upaya penumbuh-kembangan melalui PUMP-P2HP tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan rasio jumlah
penduduk terampil yang saat ini baru 4/1000 penduduk serta meningkatkan indeks pengembangan SDM (HDI),
produktifitas dan tingkat daya saing bangsa. Cakupan sasaran PUMP P2HP saat ini diperluas dengan melibatkan
masyarakat dan pihak-pihak lain dalam proses pembangunan yang diarahkan pada pengembangan kluster 4
diantaranya adalah upaya Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN).

Implikasi dari perluasan kluster tersebut, saat ini tengah dikembangkan penambahan menu usaha PUMP-P2HP
dari 8 (delapan) menu pengolahan bernilai tambah (value added), menjadi 14 (empat belas) menu dengan
memasukkan jenis-jenis pengolahan tradisional, pemasaran ikan hias dan pengolahan produk non konsumsi,
seperti Abon Ikan, Nugget Ikan, Kaki Naga/Ekado/Siomay, Sosis Ikan, Dodol/Selai/Permen/Manisan Rumput Laut,
Bandeng Tanpa Duri/Bandeng Presto, Ikan Pindang, Ikan Kering/Asin, Ikan Panggang/Asap, Kerajinan Kulit
Kerang/Hasil Sampingan Perikanan Lainnya, Fermentasi Hasil Perikanan dan Usaha Pemasaran.

POKLAHSAR saat ini telah cukup berkembang dengan ragam produk yg inovatif, pengemasan yang baik dan
menarik serta branding. Dalam prakteknya POKLAHSAR juga mampu mendukung pengarusutamaan gender
mengingat keanggotaannya melibatkan wanita. Gelar Produk POKLAHSAR dan Workshop Kewirausahaan
Pengolahan dan Pemasaran diselenggarakan sebagai forum untuk mempertemukan POKLAHSAR dengan para
pemangku kepentingan lainnya yang memiliki kompetensi pengembangan usaha mikro kecil untuk membuka
wawasan dan memberikan informasi tentang kondisi serta produk saat ini. “Keberlanjutan usaha POKLAHSAR
menjadi wirausaha mandiri menjadi sangat penting dalam memberikan kontribusi terhadap perekonomian
nasional dan pembangunan bangsa,” tutupnya.

Peluang Perikanan Budidaya Saat Krisis Ekonomi Global

Perikanan budidaya ternyata memiliki peluang yang sangat bagus ketika krisis finansial yang menerpa ekonomi
dunia. Pasalnya, seiring dengan melemahnya daya beli pasar dunia, khususnya di Amerika Serikat dan Uni Eropa,
produk perikanan yang harganya relatif kompetitif semakin menjadi primadona.

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

“Justru dalam krisis global ini, yang bisa terjangkau adalah ikan. Daging sangat mahal, ketersediannya juga
terbatas. Yang bisa dikembangkan adalah ikan. Karena ke depan bukan saja orang sudah mempertimbangkan ikan
aman dikonsumsi dan menyehatkan, tapi yang terjangkau masyarakat adalah ikan,” ujar Direktur Jenderal
Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (DJPB KKP), Slamet Soebjakto, usai melakukan panen
udang vaname di kawasan tambak udang percontohan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, kepada Neraca, Sabtu
(31/8).

Menurut Slamet, pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (US$) juga menjadi peluang bagi produk
perikanan budidaya di Indonesia untuk unjuk gigi di pasar dunia. “Krisis global justru meningkatkan gairah.
Sekarang untuk Indonesia, contoh, rupiah melemah. Pembudidaya udang ini senang, karena produk ini adalah
ekspor. Keuntungannya tinggi,” sebut Slamet.

Saat ini, lanjut dia, peluang ekspor udang terbuka sangat lebar seiring dengan permintaan dunia yang semakin
meningkat. “Pasar di dunia sekarang ini kekurangan bahan baku udang 300.000 ton. Kesempatan ini harus kita
jadikan momen untuk peningkatan produksi udang nasional. Ini sebagai peluang emas udang nasional,” kata dia.

Hasil budidaya udang di Indonesia, hingga kini, diserap oleh pasar lokal sebanyak 50%, dan 50% lainnya untuk
diekspor ke sejumlah negara. Pasar luar negeri umumnya menyerap udang dengan ukuran lebih besar ketimbang
pasar lokal. Untuk pasar lokal, biasanya dipasok udang dengan ukuran satu kilogram sebanyak 70-100 ekor,
sementara untuk pasar ekspor didominasi udang dengan ukuran lebih bisar, antara 70-40 ekor per kilogramnya.

“Dari semester I-2013 sampai bulan Juni, kita sudah tercatat 320.000 ton produksi udang. Sudah lebih dari 50%
dari target total produksi 608.000 ton. Yang diekspor 50%. Dengan tentunya semakin meningkatnya konsumsi
dalam negeri. Udang ini konsumsi lokal juga sangat tinggi. Untuk sekilo seratus ekor ini untuk kepentingan lokal.
Tapi untuk sekilo 70-40 ekor untuk ekspor. Sekarang di Pekalongan ini untuk kepentingan lokal dan ekspor, karena
permintaan dalam negeri juga cukup tinggi,” sambung Slamet.

Harga Tertinggi

Lebih jauh Slamet menjelaskan, harga udang saat ini mencapai harga tertinggi sepanjang sejarah perudangan
nasional. “Rp 70.000 untuk ukuran 70 ekor. Untuk size 40 ekor, harganya sudah Rp 100.000 per kilogram atau
sudah hampir menyentuh Rp 104.000,” sebutnya.

Dikatakan Slamet, untuk memenangi persaingan global, pihaknya sudah menyiapkan sertifikasi berupa good
aquaculture practices. “Jadi ini suatu sertifikasi tingkat internasional untuk menghadapi perdagangan. Kedua,
sistem pembudidayaannya bebas residu, bebas antibiotik. Ini untuk ke depannya untuk meningkatkan kualitas

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

produksi udang. Terus juga sistem budidaya dengan intensif, closed system, untuk meningkatkan produksi,”
ungkapnya.

Di samping itu, kata Slamet, KKP juga terus melakukan revitalisasi tambak untuk mengatrol produksi perikanan
budidaya yang pada tahun ini dipatok sekitar 13 juta ton. “Tahun 2012 lalu, kita adakan revitalisasi tambak di Jawa
Barat, di Banten. Tahun ini ada di 6 provinsi. Di Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Sulsel, Sumut, dan Lampung. Di 27
Kabupaten. Tahun 2014 kita akan langsung perluas lagi di Kaltim, Kalbar, Sumsel, NAD, dan beberapa tempat lagi,”
jelasnya.

Kantong-kantong produksi udang, menurut dia, akan disentuh dengan program demfarm (demonstration farm-
tambak percontohan), revitalisasi saluran untuk tambak-tambak yang idle (terlantar). “Semester I-2013, untuk
penyerapan khusus untuk revitalisasi tambak, yang pasti untuk bulan September, fasilitas sudah mulai
didistribusikan ke masyarakat,” bebernya.

Dalam upaya peningkatan produksi perikanan budidaya, diakui Slamet, campur tangan atau intervensi pemerintah
cukup besar. “Pertama, membuat percontohan ini, melatih para pembudidayanya, termasuk memberikan bantuan
sarana-prasarana dan infrastruktur untuk jaringan irigasi. Termasuk BI, perbankan, memberikan bantuan yang
cukup besar untuk pembangunan kapasitas pembudidaya,” urainya.

Yang tak kalah penting, jelas Slamet, pemerintah memberi fasilitas untuk menyelesaikan permasalahan sektor
budidaya, baik yang datang dari dalam maupun luar negeri. “Jadi pemerintah ini hanya memfasilitasi saja. Seperti
sekarang ini ada problem tuduhan subsidi dari Amerika. Pemerintah langsung menggalang kekuatan dan
menjelaskan kepada Pemerintah Amerika dan membawa orang-orang Amerika datang ke Indonesia untuk melihat
bahwa Indonesia tidak ada subsidi. Kita memfasilitasi. Hasilnya, Indonesia terbebas dari tuduhan subsidi,”
paparnya.

NTT Mulai Lirik Program Pembangunan Perikanan

o SUKA ARTIKEL INI?


o Retweet Link Ini

o Bagikan di Facebook

Budidaya ikan yang semakin populer banyak diminati dan dilirik oleh Pemerintahan di berbagai daerah. Misalnya
di NTT, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menambahkan perikanan dan pariwisata sebagai program
pembangunan NTT.

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan, selama ini, perikanan dan pariwisata belum menjadi fokus perhatian
pemerintah NTT. Namun mulai tahun ini, selain menjadikan NTT sebagai provinsi Jagung, Koperasi, Ternak dan
Cendana, pemerintahannya akan menjadikan NTT sebagai provinsi perikanan dan provinsi Pariwisata.

“Selain program jagung, ternak, koperasi, cendana, kita akan memberi perhatian pula kepada pengembangan
perikanan, kelautan dan pariwisata. Selama ini kita memiliki potensi perikanan kelautan yang besar. Kita memiliki
potensi wisata alam, wisata bahari, wisata budaya, dan wisata rohani yang mendukung pengembangan industri
pariwisata di daerah ini. Semua potensi ini akan kita optimalkan termasuk pemanfaatan kerjasama tripatrit antara
Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur,” ujarnya.

Gubernur NTT Frans Lebu Raya menambahkan potensi perikanan tangkap di NTT mencapai lebih dari 365 metrik
ton pertahun. Namun baru dimanfaatkan sekitar 26,56 persen. Budidaya perikanan, sekitar 5.150 hektare, dengan
tingkat pemanfaatan baru mencapai 8,74 persen atau sekitar 450 hektare. Kurangnya pemanfaatan bidang
perikanan juga nampak dari budidaya tambak dan budidaya ikan kolam.

Home >> Koran >> Khazanah


LPPNU Desak Pembentukan Badan Pangan Nasional
Monday, 18 April 2016, 17:00 WIB

JAKARTA — Melalui Rembug Nasional dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang digelar pada 15-16 April 2016,
Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) menyeru segera dibentuknya Badan Pangan
Nasional.

''Selain sesuai dengan UU Nomor 18 (Tahun 2012 tentang Pangan), Badan Pangan Nasional akan mengatur lalu
lintas dan harga pangan nasional,'' kata Ketua Umum LPPNU Pusat Marwan Ja'far, di Jakarta, Jumat (15/4).

Ia menjelaskan, Badan Pangan Nasional akan bertanggung jawab penuh atas logistik pangan secara nasional
termasuk mengendalikan harga agar stabil. Ia berharap, keberadaan badan ini secara bertahap akan mengurangi
ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan pangan.

Pihaknya juga mengusulkan, Badan Pangan Nasional merupakan sebuah lembaga independen yang berada
langsung di bawah arahan Presiden. Hal lain yang ingin dicapai LPPNU, menurut Marwan, adalah mewujudkan
kualitas hidup yang tinggi bagi warga Nahdliyin. Namun, ia menekankan, kualitas hidup Nahdliyin yang tinggi itu
harus diimbangi dengan semangat masyarakat yang religius.

LPPNU, menurutnya, memang dituntut memiliki peran, baik dalam pengembangan ekonomi, sosial, dan
lingkungan hidup. ''LPPNU diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup
Nahdliyin, serta menjadi profit maker bagi organisasi secara nyata," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi ini.

Dari sisi sosial dan lingkungan hidup, lanjut dia, LPPNU dituntut bisa bersinergi dan memberi dukungan demi
terselenggaranya kegiatan PBNU, PWNU, dan PCNU. Pada prinsipnya, LPPNU akan melakukan terobosan,
membangun paradigma baru, serta melanjutkan program lama yang dirasa masih signifikan.

Program-program tersebut antara lain redesain dan reorganisasi tata kelola sumber daya alam, pembangunan
pedesaan, pertanian, dan lingkungan hidup. Ada pula penguatan dan pembangunan kembali sentra-sentra
pertanian dan revitalisasi pedesaan. ''Program lainnya adalah reakselerasi penciptaan lapangan kerja, penuntasan
pengangguran dan kemiskinan,'' katanya.

Terakhir, tambah Marwan, pihaknya akan melakukan readvokasi regulasi dan tata hukum yang selama ini dirasa
belum cukup. Rembug Nasional dan Rakernas LPPNU dihadiri lebih dari 180 pengurus lembaga ini dari seluruh
Indonesia. c25 ed: Wachidah Handasah

The Institute For Agriculture


Natural Resources Management

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

Rural Development And Environment

 Visi

Membangun Kemaslahatan Hidup dan Menjaga Keberlanjutan Kehidupan


‫المحا فظة علي المالزمة الحياتية و تبني الحياة المصلحة‬

 Misi

1. Memperjuangkan Kedaulatan Nahdliyin dan Masyarakat atas (1) pengembangan sistem pertanian
industrial yang mandiri, efektif, inovatif dan berkelanjutan (2) pengelolaan sumberdaya alam yang adil,
bertanggungjawab, berkelanjutan dan mampu menjadi life support system (3) percepatan kemakmuran
perdesaan dan keberdayaan masyarakat desa (4) peningkatan kualitas ekosistem lingkungan hidup dan
pengembangan wilayah yang sesuai dengan tata guna lahan.

2. Memfasilitasi upaya Nahdliyin dan Multipihak untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di


Indonesia melalui partisipasi dalam percepatan pembangunan perdesaan, percepatan pengentasan
kemiskinan dan penguatan sektor riil perdesaan.

3. Mewujudkan kesejahteraan Nahdliyin dan Masyarakat serta membangun kemandirian kelembagaan


disektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan, energy, dan lingkungan hidup.

4. Mempromosikan nilai-Nilai, Inovasi, Pengetahuan dan Teknologi, serta mengembangkan jaringan pasar
dan pemasaran yang bermanfaat bagi Nahdliyin dan Masyarakat tani, buruh perkebunan, peternak,
mayarakat desa hutan, nelayan dan komunitas pesisir, pengembang energy alternative dan penggiat
lingkungan hidup.

5. Melakukan advokasi kebijakan, hukum dan penegakan hukum yang mendukung upaya pengembangan
pertanian, pengelolaan sumberdaya alam, pembangunan perdesaan dan penyelamatan lingkungan hidup
yang adil, bertanggungjawab dan berkelanjutan.

6. Mengembangkan kerjasama, menggalang dukungan sumberdaya, dana dan partisipasi multipihak untuk
menjamin keberlanjutan tata kelola pertanian ramah lingkungan dan konservasi sumberdaya alam serta
pemberdayaan ummat.

 Tujuan

Tujuan Umum

Kepeloporan dan Nilai Tambah bagi Nahdliyin dan Masyarakat dalam mewujudkan tata kelola pertanian,
sumberadaya alam, pembangunan perdesaan dan lingkungan hidup yang berdaulat, adil, berkelanjutan dan
berorientasi pada keseimbangan kepentingan People, Planet dan Profit, menuju pencapaian daya saing nasional di
tengah kompetisi global.

Tujuan Khusus

1. Terwujudnya sistem gerakan sosial dan usaha produktif sebagai pranata sosial dan pranata bisnis nahdliyin
yang kuat dan berwibawa untuk membangun kedaulatan dan kemakmuran Indonesia, agar secara proaktif
mampu menjawab tantangan global.
2. Terwujudnya Nahdliyin dan Masyarakat yang berdaya, mandiri, adil, bertanggung jawab dan peduli dalam
(a) pengembangan pertanian ramah lingkungan dan berbasis potensi lokal, (b) penguasaan, pengelolaan,
pemanfaatan dan konservasi sumberadaya alam (c) pewujudan keseimbangan ekosistem lingkungan
hidup.

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

3. Terciptanya Kualitas hidup setinggi tingginya bagi Nahdliyin dan masyarakat dengan spirit religius,
penghargaan terhadap bumi dan kehidupan, keberpihakan pada nilai nilai kemanusiaan dan kepedulian
pada mahluk hidup serta bertanggung jawab terhadap generasi yang akan datang.

RUANG LINGKUP KERJA LPPNU

Berdasarkan ART NU BAB V Pasal 18 ayat 6 item e ), Komisi Program dan Komisi Rekomendasi Hasil Muktamar
Makassar Tahun 2010 dan Hasil Merger institusi GNKL (Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan Hidup)
adalah:

1. Pertanian, Perkebunan dan Peternakan


2. Kelautan dan Perikanan
3. Kehutanan dan Tata Ruang
4. Energi hayati
5. Pembangunan Perdesaan
6. Lingkungan hidup

Sasaran strategis merupakan ukuran kinerja pencapaian misi sesuai dengan tujuannya. Sasaran strategis LPPNU
dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi sampai dengan akhir tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Platform gerakan sosial dan usaha produktif Nahdliyin bersama multipihak dalam
integrasi, dan sinergi pengembangan pertanian, pengelolaan sumberdaya alam, pembangunan perdesaan
dan penyelamatan lingkungan hidup.
2. Pengembangan Kawasan Budidadaya pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan dan
perikanan, kawasan pengembangan energi terbarukan, serta kawasan perlindungan dan konservasi.

3. Pengembangan Prototipe Perdesaan Nahdliyin berbasis pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan,


kelautan, energi hayati dan di sekitar kawasan konservasi.

4. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Kelompok Usaha Nahdliyin dan Masyarakat di sektor pertanian,
perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan, energi hayati dan di sekitar kawasan konservasi.

5. Peningkatan Skill dan IPTEK petani, buruh perkebunan, peternak, mayarakat desa hutan, nelayan dan
komunitas pesisir, pengembang energi hayati dan penggiat lingkungan.

6. Pengembangan Reseach and Development untuk pengembangan pertanian, pengelolaan sumberdaya


alam, dan penyelamatan lingkungan hidup.

7. Pengembangan Jaringan dan Kelembagaan LKM, BUMP dan Koperasi petani, buruh perkebunan, peternak,
mayarakat desa hutan, nelayan dan komunitas pesisir, pengembang energy dan penggiat lingkungan.

8. Pengembangan Industri Off Taker (industri hilir) pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan,
kehutanan, kelautan, energy hayati, dan produk biodiversity.

9. Pengembangan Perdagangan hasil-hasil pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan, energy


hayati, dan produk biodiversity.

10. Peningkatan intensitas advokasi regulasi dan tata hukum pengembangan pertanian, pengelolaan
sumberdaya alam, dan penyelamatan lingkungan hidup.

11. Peningkatan gerakan penyelamatan sumberdaya bumi, peningkatan kualitas hidup dan penghidupan
masyarakat serta recovery ekosistem lingkungan hidup.

12. Peningkatan kemitraan dan pengembangan trust fund untuk menjamin keberlanjutan gerakan pertanian,
pengelolaan sumberdaya alam, dan penyelamatan lingkungan hidup.

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment
PIMPINAN CABANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PERTANIAN NAHDLATUL ULAMA (PC.LPPNU)
KOTA KEDIRI
Sekretariat: Jl. Sriwijaya 80 Kota Kediri, Kode Pos: 64125 Telp: (0354) 684838, HP: 08123436312
Email: pclppnukotakdr@gmail.com website:nukotakediri.or.id

Guna tetap menjaga serta meningkatkan keberlanjutan pengembangan pertanian, pengelolaan sumberdaya alam
dan lingkungan hidup, dalam 5 (lima) tahun kedepan LPPNU menetapkan 8 (delapan) kebijakan prioritas gerakan
meliputi:

(1) Redesign dan Reorganisasi tata kelola sumberdaya alam, pembangunan perdesaan Pertanian dan lingkungan
hidup
(2) Re-enforcement dan Rebuilding sentra-sentra show window
(3) Revitalisasi Perdesaan melalui pengembangan model 3G Vilage (Good, Green and Growth Village)
(4) Re-akselerasi penciptaan lapangan kerja dan pengentasan pengangguran kemiskinan
(5) Reseach dan Reedukasi Sumber daya manusia
(6) Reintegrasi hulu hilir jaringan kelembagaan, industri, pasar dan pemasaran
(7) Re-advokasi regulasi dan tata hukum
(8) Redirecting (pengerahan kembali) sumberdaya, dana & pertisipasi.

1. Struktural Formal; adalah struktur hirarkis kelembagaan LPPNU dari tingkat PBNU, PWNU dan PCNU
2. Jejaring aksi-fungsional; adalah jaringan kerja LPPNU dilevel akar rumput yang menjadi titik ordinat
penyelenggaran program.

a. Jejaring Pesantren
b. Jejaring Masjid
c. Jejaring Jamaah Thoriqoh
d. Jejaring Kelompok Binaan LPNU
e. Jejaring LSM-LSM NU
f. Jejaring Kelompok-Kelompok Tani NU (PERTANU)

3. Sinergi Internal; adalah kolaborasi dan sinergi lokus antar lembaga antara LPPNU dengan Lembaga-Lembaga di
lingkungan PBNU atau LPPNU wilayah/Cabang dengan Lembaga-Lembaga di lingkungan Wilayah/Cabang NU
4. Kolaborasi Multipihak; adalah kerjasama dengan para pihak baik secara kelembagaan dan individual didalalam
dan luar negeri, yang terdiri dari Pemerintah, Lembaga Donor, Lembaga Asing/Kedutaan, Korporasi, Mitra Luar
Negeri dan Kelompok-Kelompok Bisnis.

The Institute For Agriculture Natural Resources Management Rural Development And Environment

Anda mungkin juga menyukai