NRM : 1302621025
ASISTEN LABORATORIUM:
3. Algoritma
a. Bissection Method
3.1 Mengimport library math
3.2 Membuat def Fungsi R(a,b)/n
3.2.1 Menginisiasikan fa, fb = f(a),f(b)
3.2.2 Menginisiasikan r = b - (fb(b-a)) / (fb - fa)
3.2.3 Mengembalikan r
3.3 Membuat def fungsi f(N)
3.3.1 Menginisiasikan f= (1/(1.7e-19)(1/2(N + (N**2
(4(6.21e+9)2))1/2)(1360(1000/300)**-2.42)))-(6.5e+10)
3.3.1 Mengembalikan f
3.4 Membuat def fungsi p(a,b)
3.4.1 Menginisiasikan c = R (a,b)
3.4.2 Menginisiasikan fa,fb,fc = f(a), f(b), f(c)
3.4.3 Menginisiasikan z = fa *fc
3.4.4 Mengkondisikan jika z <= 0
3.4.4.1 Menginisiasikan b = c
3.4.4.2 Melainkan a = c
3.4.5 Mengembalikan a dan b
3.5 Membuat def fungsi Ea(d,e)
3.5.1 Menginisiasikan Ea = (e-d)/e
3.5.2 Mengkondisikan Ea <= 0:
3.5.2.1 Jika yes, menginisiasikan Ea = Ea * -100
3.5.3 Jika no
3.5.3.1 Menginisiasikan Ea = Ea * 100
3.5.4 Mengembalikan Ea
3.6 Mencetak “Laporan Modul 2”
3.7 Mencetak “Bracket Method”
3.8 Mencetak “Nama: Fitri Puji Astuti”
3.9 Mencetak “NIM: 1302621025”
3.10 Menginisiasikan NL = 0
3.11 Menginisiasikan NU = 2.5e+10
3.12 Mencetak "Tabel Penyelesaian Bisection Method"
3.13 Menginisiasikan z = round(R(NL,NU),4)
3.14 Menginisiasikan ES = 0.1
3.15 Menginisiasikan fnl,fnu,fnm = f(NL), f(NU), f(z)
3.16 Menginisiasikan NA, NB= p(NL,NU)
3.17 Mencetak ””|”,”-“155,”|””
3.18 Mencetak”|{0:^8}|{1:^16}|{2:^16}|{3:^16}|{4:^30}|{5:^30}|{6:^23}|{7:^16}|”
dengan format”Iterasi”, “NL”, “NU”,”NM”,”f(NL)”,”f(NU)”,”f(NM)”,”Error”
3.19 Mencetak”|{0:^8}|{1:^16}|{2:^16}|{3:^16}|{4:^30}|{5:^30}|{6:^23}|{7:^16}|”
dengan format “ke”, “ “, “ “,” “,” “,” “,” “,” (%)”
3.20 Mencetak “|”,”-“155,”|”
3.21 Mencetak”|{0:^8}|{1:^16}|{2:^16}|{3:^16}|{4:^30}|{5:^30}|{6:^23}|{7:^16}|”
dengan format “1”,NL,NU,z,fnl,fnu,fnm,”100”
3.22 Mengkondisikan m selama m dalam 2 hingga 20
3.21.1 Menginisiasikan NL, NU = NA, NB
3.21.2 Menginisiasikan NM = round(R(NL,NU),4)
3.21.3 Menginisiasikan fA,fB,fr = round(f(NL),4), round(f(NU),4),
round(f(NM),4)
3.21.4 Menginisiasikan NA,NB= p(NL,NU)
3.21.5 Menginisiasikan NA = round(NA,4)
3.21.6 Menginisiasikan NB = round(NB,4)
3.21.7 Menginisiasikan EA = round(Ea (z, NM),4)
3.21.8 Menginisiasikan z = NM
3.22 Mencetak “|{0:^8}|{1:^16}|{2:^16}|{3:^16}|{4:^30}|{5:^30}|{6:^23}|{7:^16}|”
dengan format m,NL,NU,z,fA,fB,fr,EA
3.23 Mengkondisikan jika EA < ES
3.23.1 Menghentikan loop
3.24 Mencetak “|”,”-“*155,”|”
6. Analisis
a. Bissection Method
Metode bagi dua adalah metode yang mencari nilai yang paling sesuai dengan mencari
titik tengah antara interval dengan menentukan 2 titik. Contohnya Ketika a dan b pada sumbu
x. Kondisi: a < b > 0, maka pencarian root gagal. Jika f(a)*f(b)<0 xss=menghilangkan
xss=menghilangkan b=ca=c xss=menghilangkan f(c)=0 r=c >0 maka akar persamaan terletak
di antara a dan b. Hal tersebut terjadi terus menerus sampai solusi ditemukan. Kelebihan dari
metode Bissection ini adalah tentang kesederhanaannya. Jadi metode Bissection selalu
melibatkan konvergensi. Namun sayangnya menggunakan metode Bissection ini
memakan waktu yang sangat lama, karena harus menebak dan mengulang dua poin.
Jika kemudian interval memiliki akar yang sama, maka metode Bessel ini dianggap
kurang tepat.
b. False Position Method
Metode false position adalah metode untuk mencari nilai yang paling cocok
dengan mencari titik tengah antara dua nilai yang berubah-ubah. Dengan false position,
hasilnya lebih akurat ketika interval antara batas atas dan bawah kecil. Jika intervalnya
besar, posisi yang salah akan membutuhkan banyak iterasi dan tidak akan cukup cocok
dengan data yang ada. Kelemahan dari posisi yang salah adalah nilai kesalahan relatif
cenderung kabur. Nilai tersebut dapat mencapai angka di bawah 0,05 sebelum nilai
yang diinginkan ditemukan. Jadi jika data memiliki interval yang besar, metode bagi
dua lebih unggul dari false position .