Anda di halaman 1dari 108

ANALISIS PELAKSANAAN RESCHEDULING PADA

PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK SYARIAH MANDIRI


KANTOR CABANG JEMBER

SKRIPSI

Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Jember


Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Perbankan Syariah

Oleh:
Ika Kurnia Ramadani
NIM: 083133001

Dosen Pembimbing:

Nikmatul Masruroh, M.E.I.


NIP. 19820922 200901 2 005

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
JULI 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


b.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
— digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
MOTTO

              

 

Artinya: Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah
tangguh sampai dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian
atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui. (QS.
Al-Baqarah’: 280).1

1
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta Timur: Al-Mubin,
2013), 79.

iv

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


PERSEMBAHAN

Puji syukur atas rahmat yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT, skripsi

ini saya persembahkan kepada:

1. Bapak Dan Ibu tercinta,Alm. Bapak Nur kholis yang selalu saya rindukan

kasih dan sayangnya semoga Allah hadiahkan surga untuk bapak dan Ibu saya

tercinta Nur Kholifah yang selalu menjadi teman terbaik dalam suasana

terburukku semoga ibu selalu dalam lindungan Allah SWT.

2. Keluarga besarku yang sangat aku sayangi, semoga kelak aku dapat

membahagiakan dan membuat bangga kalian.

3. Adik-adikku tersayang, Dwi Rahmatus Salsabilla dan Nasywa Quratul Aini

yang selalu mendukung dan menjadi motivasi serta menjadi saudara, teman

terkadang musuh namun selalu saya rindukan dalam setiap langkah

ini.Semoga kita sama-sama menjadi orang yang sukses.

4. Para guru-guruku tercinta yang telah membimbingku dengan sepenuh hati.

5. Sahabat-sahabatku,Fitri, Mimi, Myla, Nova, Afif, Indah, Irma, mbk Mali, Ela,

Sulfi, Hanif, Sholeh trimakasih atas dukungan dan semangat kalian semoga

silaturahmi ini tetap terjalin dengan baik.

6. Kepada teman-teman seperjuangan, khususnya keluarga besar kelas J1. Mimi

tersayang, Malindo, Ela, Intan, Ely, Zahro, Nisa, Anis, Dewi, Aini, Hida

Tersayang, Hana, Zainab, Irma Tersayang, Mbak Mali Sayang, Misel,

Fawaid, Syifa, Joko, Arif, Hafidi, Yunita, Askia, Vita, Sahnas, Indri, Ulva,

Asnal, Lely Tersayang, Hanif, Sulfi, Afi, Lala, Leha, Desi, Rois, Mar’ah,

Vina Tersayang, Nurul suka dan duka selama perkuliahan dari semester awal

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


kita lalui bersama. Terimakasih untuk kebersamaan kita selama kuliah,

berbagi cerita dan keceriaan yang tak ada habisnya, saling menyemangati dan

memotivasi. Semoga persaudaraan ini tetap terjalin.

7. Almamater yang ku banggakan Program Studi Perbankan Syariah Jurusan

Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Jember.

vi

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


KATA PENGANTAR

‫الرِح ْي ِم‬ َّ ‫بِ ْس ِم اللَّ ِه‬


َّ ‫الر ْح َم ِن‬
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan ridho dan

rahmat-Nya akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan harapan.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan

kita Nabi besar Muhammad SAW dan seluruh pengikutnya yang telah

membimbing dan menuntun umatnya ke jalan yang benar yakni agama Islam.

Skripsi ini berjudul “ANALISIS PELAKSANAAN RESCHEDULING

PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK SYARIAH MANDIRI

KANTOR CABANG JEMBER” merupakan salah satu persyaratan akademik

untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Perbankan Syariah,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Jember.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, akan

sangat sulit bagi penulis untuk menyusun skripsi ini, untuk itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih atas seluruh dukungan dan doa

kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kelancaran penulisan skripsi ini. Dengan

segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor IAIN Jember.

2. Bapak Moch Chotib,S.Ag., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam (FEBI) IAIN Jember.

3. Bapak M.F Hidayatullah, S.H.I., M.S.I Selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam.

4. Ibu Nurul Setianingrum, SE. MM selaku Ketua Program Studi Perbankan

Syariah.

vii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


5. Bapak Khamdan Rifa’i, S.E., M.Si selaku dosen wali mahasiswa.

6. Ibu Nikmatul Masruroh, M.E.I. selaku dosen pembimbing, terimakasih untuk

kesabaran, keikhlasan serta waktu yang diberikan untuk saya, ilmu yang

sangat bermanfaat untuk saya, serta untuk bimbingannya selama proses

penyelesaian skripsi ini.

7. Kepada tim penguji skripsi yang telah memberikan bimbingan dan masukan

kepada saya sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)

yang telah memberikan ilmunya selama masa kuliah.

9. Kepada Pimpinan dan seluruh karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Jember yang telah membantu peneliti dalam mendapatkan informasi

serta motivasi dan ilmunya kepada peneliti.

Penulis mengucapkan terimakasih banyak, semoga kebaikan semua pihak

yang telah memberikan bantuan mendapat balasan pahala dari Allah SWT yang

dapat menjadi amal perbuatan dan semoga bermanfaat untuk kita semua di dunia

maupun di akhirat. Amin.

Jember, 24 Agustus 2017


Penulis

IKA KURNIA RAMADANI


NIM. 083133001

viii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


ABSTRAK
Ika Kurnia Ramadani, Nikmatul Masruroh, M.E.I., 2017: Analisis
Pelaksanaan Rescheduling Pada Pembiayaan Murabahah Di Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Jember.
Bank syariah Mandiri Kantor Cabang Jember produk yang paling
dimanfaatkan oleh nasabah Bank Syariah Mandiri adalah pembiayaan murabahah.
Namun dalam pelaksanaannya, ada beberapa nasabah yang tidak bisa mengangsur
dikarenakan omset atau kinerja usahanya sedang menurun, dalam hal ini pihak
Bank Syariah Mandiri dapat melakukan metode rescheduling yang cukup efektif
bagi nasabah agar pembiayaan yang telah dikeluarkan dapat kembali.
Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana aplikasi
pengajuan pembiayaan murabahah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Jember. 2) Bagaimana analisis pelaksanaan rescheduling di Bank SyariahMandiri
Kantor Cabang Jember. 3) Bagaimana kolektabilitas nasabah setelah dilakukan
rescheduling.
Tujuan penelitian ini dilakukan: 1)Untuk mengetahui aplikasi pengajuan
pembiayaan murabahah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember. 2)
Untuk mengetahui analisis pelaksanaan rescheduling di Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Jember. 3) Untuk mengetahui kolektabilitas nasabah setelah
dilakukan rescheduling.
Penelitian ini diidentifikasi dengan menggunakan metode pendekatan
kualitatif. Dilihat dari jenisnya, penelitian ini menggunakan jenis studi kasus,
yang mana peneliti langsung terjun kelapangan untuk memperoleh data yang
lengkap dan valid. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Produk penyaluran dana BSM
lebih sering menggunakan akad murabahah. Adapun prosedur pembiayaan
murabahah adalah sebagai berikut: Nasabah mengajukan permohonan kepada
pihak BSM Jember, pihak BSM dan nasabah melakukan negosiasi harga barang,
persyaratan dan cara pembayaran, pihak bank membeli barang sesuai spesifikasi
yang diminta nasabah, pihak BSM dan nasabah melakukan akad jual beli atas
barang yang dimaksud, supplier mengirim barang kepada nasabah, nasabah
membayarpokok dan margin dengan mengangsur. 2) Nasabah mengajukan
permohonan rescheduling lalu pihak bank menganalisa melihat potensi usaha
nasabah, setelah dirasa data yang diperoleh lengkap dan relevan, pihak bank
dengan nasabah melakukan negosiasi terkait jangka waktunya, selanjutnya berkas-
berkas pengajuan nasabah diserahkan kepada pihak admin untuk diperiksa
mengenai kelengkapannya, bila disetujui manajer selanjutnya dilakukan akad
pemmbiayaan dengan angsuran yang baru dan jangka waktu yang baru. 3)
Kolektabilitas nasabah setelah direscheduling dari kol 2 atau kol 3 setelah
membayar 3 bulan berturut-turut akan menjadi lancar atau kol 1 namun, jika
nasabah tidak membayar satu kali maka akan langsung kol 3.

Kata Kunci: Rescheduling, Pembiayaan Murabahah

ix

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................ iii

MOTTO .................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ..................................................................................... v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Fokus Penelitian ........................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 7

E. Definisi Itilah ............................................................................ 8

F. Sistematika Pembahasan .......................................................... 8

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu ................................................................ 10

B. Kajian Teori .............................................................................. 17

1. Rescheduling ....................................................................... 17

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


a. Pengertian Rescheduling ............................................... 17

b. Metode Rescheduling .................................................... 18

2. Pembiayaan Murabahah ..................................................... 21

a. Pengertian Pembiayaan Murabahah ............................. 21

b. Landasan HukumSyariah Akad Murabahah ................. 24

c. Landasan Hukum Positif Pembiayaan Murabahah ....... 25

d. Rukun Akad Murabahah ............................................... 26

e. Syarat Ba’i al-Murabahah ............................................ 26

f. Pokok-pokok Yang Diatur Dalam Akad Murabahah ... 26

g. Wanprestasi Pada Skema Murabahah........................... 28

h. Risiko Dalam Transaksi Murabahah ............................ 28

i. Manfaat Ba’i Al-Murabahah ......................................... 29

j. Prinsip Analisis Pembiayaan ......................................... 29

k. Kolektabilitas Pembiayaan ............................................ 34

l. Tujuan Analisis Pembiayaan ......................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis penelitian ............................................... 37

B. Lokasi Penelitian ...................................................................... 37

C. Subyek Penelitian ..................................................................... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 38

E. Analisis Data ............................................................................ 41

F. Keabsahan Data ........................................................................ 43

G. Tahapan-Tahapan Penelitian .................................................... 43

xi

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Objek Penelitian ...................................................... 45

B. Penyajian Data dan Analisis ..................................................... 60

C. Pembahasan Temuan ................................................................ 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 79

B. Saran ........................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 82

LAMPIRAN

xii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 14

xiii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

2.1 Skema Murabahah ............................................................................ 23

4.1 Struktur Organisasi Retail ................................................................. 54

4.2 Struktur Organisasi Operation dan Service ....................................... 55

4.3 Alur Reschedulling ............................................................................ 66

xiv

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia dewasa ini

semakin pesat. Diterapkannya Undang-Undang nomor 21 tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah pada Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 tentang

perbankan dan peraturan bank Indonesia (PBI) Nomor 4/PBI/2002 tahun

2002 menandai babak baru sejarah perkembangan perbankan syariah yang

ada di Indonesia. Undang-undang peraturan tersebut mengandung

konsekuensi bahwa pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan,

sosialisasi, dan pengembangan perbankan syariah.1

Perbankan mempunyai peranan penting dalam kehidupan suatu

negara, apalagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Peran

strategis bank tersebut disebabkan oleh fungsi utama bank yaitu sebagai

lembaga yang dapat menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada

masyarakat secara efektif dan efisien. Dengan berperan sebagai perantara

antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana,

sehingga dana tersebut diharapkan dapat memberikan kemanfaatan yang

besar bagi masyarakat.2

1
M.Firdaus. NH, Sistem dan Mekanisme Pengawasan Perbankan Syariah, (Jakarta:Ranaisa,2005),
33.
2
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Perbankan Syariah, (Jakarta: Alfabet, cct ; II,2003), 50.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


2

Semakin pesat pertumbuhan dan perkembangan bank-bank yang

berlandaskan prinsip syariah dapat dilihat dari banyaknya bank konvensional

yang membuka bank dengan prinsip syariah yaitu: Bank BCA Syariah, Bank

BNI Syariah, Bank BRI Syariah, BJB Syariah, Bank Maybank Syariah, Bank

Panin Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah

Mega Indonesia, Bank Victoria Syariah. Bank Syariah Mandiri adalah

lembaga keuangan yang terletak Jl. P.B Sudirman No 52 Jember, Jawa Timur.

Bank Syariah Mandiri dalam menjalankan usahanya tidak dapat dipisahkan

dengan konsep-konsep syariah yang mengatur produk dan operasionalnya.

Dalam Bank Syariah Mandiri produk yang paling dominan atau yang paling

banyak dimanfaatkan oleh nasabah dalam penyaluran dana adalah

murabahah. Murabahah merupakan suatu perjanjian jual beli dalam fiqih

Islam, oleh karenanya tidak salah bila konsep ini telah banyak digunakan oleh

bank syariah maupun lembaga keuangan syariah lainnya, murabahah

termasuk dalam perjanjian jual beli yang harus tunduk pada hukum jual beli

yang berlaku dalam muamalah maliyah islamiyah.

Pembiayaan murabahah BSM adalah pembiayaan berdasarkan akad

jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan

menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok yang ditambah dengan

keuntungan margin yang disepakati. Manfaat dari pembiayaan murabahah

diantaranya adalah: membiayai kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan

barang konsumsi seperti rumah, kendaraan atau barang produktif seperti

mesin produksi, pabrik dan lain-lain. Nasabah juga dapat mengangsur

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


3

pembayarannya dengan jumlah angsuran yang tidak akan berubah selama

masa perjanjian, dan fasilitas yang diperoleh nasabah adalah: periode kontrak

ditentukan oleh nasabah, pembiayaan dalam valuta rupiah atau US dollar.3

Nasabah yang menggunakan produk murabahah dikarenakan sistem

murabahah menguntungkan bagi kedua pihak yaitu pihak bank dan nasabah.

Kebijakan bank dalam menyalurkan pembiayaan murabahah tidak terlalu

memberatkan para nasabah sehingga hal tersebut mudah untuk disalurkan

kepada nasabah. Dalam akad murabahah umumnya nasabah membayar

barang yang dibeli dari bank yang dilakukan dengan cara mengangsur sesuai

kesepakatan nasabah dengan pihak bank.

Keuntungan dalam pembiayaan murabahah bagi pihak bank adalah

pendapatan yang diperoleh dapat diprediksikan. Hal tersebut karena pada

sistem murabahah menggunakan sistem mark up dalam mengambil

keuntungan. Sistem mark up adalah dimana pihak bank selaku penjual

mengambil keuntungan dari harga pokok barang tersebut dan dengan

persetujuan nasabah selaku pembeli. Setelah kesepakatan terjadi antara kedua

belah pihak, maka nasabah harus membayar kepada bank sesuai harga dalam

jangka waktu yang telah disepakati. Pada waktu jatuh tempo, nasabah

membayar harga jual barang yang telah disepakati.4

Dalam setiap pembiayaan di bank syariah terdapat beberapa risiko,

risiko yang muncul dalam pembiayaan murabahah adalah risiko yang terkait

dengan pembayaran. Bahwa dalam mengangsur kepada bank, nasabah tidak

3
https://www.MandiriSyariah.co.id.
4
Syafe’i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam (Yogyakarta:Dana Bhakti Wakaf,1992), 26

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


4

bisa membayar ketika jatuh tempo. Penyebab terjadinya tidak membayarnya

nasabah kepada pihak bank dikarenakan sengaja, PHK, atau terkena bencana.

Keadaan ini akan berdampak kepada bank yaitu bank harus menanggung

risiko yang dalam hal ini adalah risiko pembiayaan. Risiko pembiayaan

adalah dimana bank tidak memperoleh kembali cicilan pokok dan keuntungan

dari peminjaman investasi yang dilakukan.

Bank Syariah Mandiri KC. Jember juga banyak menyalurkan

pembiayaan murabahah diantaranya adalah: pembiayaan kepada pensiunan

merupakan penyaluran fasilitas pembiayaan konsumer (termasuk multiguna)

kepada para pensiunan, dengan pembayaran angsuran dilakukan melalui

pemotongan uang pensiun langsung yang diterima oleh bank setipa bulan

(pensiun bulanan). Pembiayaan griya BSM untuk pembelian rumah tinggal

(konsumer), baik jangka pendek, menengah atau panjang. Pembiayaan griya

BSM bersubsidi, pembiayaan untuk pemilikan atau pembelian rumah yang

dibangun oleh pengembang dengan dukungan fasilitas subsidi uang muka dari

pemerintah. Pembiayaan kendaraan bermotor BSM, merupakan pembiayaan

untuk pembelian kendaraan bermotor dengan sistem murabahah. Pembiayaan

peralatan kedokteran adalah pemberian fasilitas kepada profesional di bidang

kedokteran/kesehatan untuk membeli peralatan kedokteran. Jika dalam

pembiayaan tersebut nasabah tidak dapat membayar angsuran yang telah

disepakati maka Bank Syariah Mandiri KC. Jember dapat melakukan metode

rescheduling untuk menanggulanginya.5

5
Bayu Krisna, Wawancara, Jember, 27 April 2017.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


5

Upaya untuk mengatasi risiko pembiayaan akibat nasabah yang tidak

dapat membayar tersebut bank dapat melakukan langkah-langkah supaya

modal pokok yang dikeluarkan dan keuntungan dapat kembali lagi. Salah satu

langkah yang dapat ditempuh oleh Bank Syariah Mandiri agar pembiayaan

yang dikeluarkan dapat kembali adalah dengan melakukan rescheduling

terhadap nasabah yang tidak dapat membayar kepada pihak bank.

Rescheduling adalah penjadwalan kembali jangka waktu angsuran dan

memperkecil jumlah angsuran. Rescheduling merupakan salah satu dari

beberapa metode untuk menyelesaikan atau mengatasi pembiayaan

bermasalah.6

Rescheduling merupakan strategi penyelamatan kredit bermasalah

yang hanya menyangkut penjadwalan pembayaran angsuran serta perubahan

jangka waktu kredit termasuk masa tenggang yang diperlukan. Dalam

perubahan ini juga meliputi besarnya angsuran. Rescheduling berarti bank

memberikan keringanan-keringanan kepada nasabah dalam mengangsur

kewajiban kepada bank. Hal ini sesuai dengan agama Islam bahwa jika

seseorang mempunyai hutang dan dalam kesusahan maka kewajiban orang

yang memberi hutang untuk menunggu sampai ia mampu mengembalikan.

Bank dalam melakukan rescheduling pada nasabah yang tidak membayar

angsuran dan beberapa bulan nasabah tersebut berhenti membayar angsuran.

Hal tersebut dilakukan supaya bank dapat melakukan langkah-langkah yang

tepat sehingga pembiayaan yang telah dikeluarkan dapat kembali.

6
Muhammad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta: YKPN,2000), 265.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


6

Tahap pertama dalam melakukan penyelamatan kredit bermasalah

yaitu menggunakan strategi rescheduling yang biasanya cukup efektif apabila

kondisi usaha debitur masih bertahan-survive meskipun kinerjanya menurun.

Penurunan kinerja bisa diketahui dan penurunan omset penjualan yang

sekaligus juga penurunan laba kotor usaha.7 Analisis rescheduling inilah yang

menarik perhatian peneliti sehingga menurut peneliti perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut.

Berdasarkan latar belakang ini penulis melakukan penelitian skripsi

yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Rescheduling pada Pembiayaan

Murabahah di Bank Syariah Mandiri KC. Jember”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat ditarik rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana aplikasi pengajuan pembiayaan murabahah di Bank Syariah

Mandiri KC. Jember?

2. Bagaimana pelaksanaan rescheduling pembiayaan murabahah di Bank

Syariah Mandiri KC. Jember?

3. Bagaimana kolektabilitas nasabah setelah dilakukan rescheduling?

7
Ahmad Subagyo, Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah (Jakarta: Mitra Wacana Media,2015),
86.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian maka tujuan

penelitian yang akan dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui aplikasi pengajuan pembiayaan murabahah di Bank

Syariah Mandiri KC. Jember.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan rescheduling pembiayaan murabahah di

Bank Syariah Mandiri KC. Jember.

3. Untuk mengetahui kolektabilitas nasabah setelah dilakukan rescheduling.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Bank

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

masukan bagi pihak bank serta memberikan wawasan baru khususnya

dalam masalah pemberian pembiayaan bagi nasabah.

2. Bagi Peneliti dan Akademisi

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi

perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat digunakan sebagai referensi

untuk penelitian yang akan datang terutama yang berkaitan dengan

penanganan pembiayaan yang bermasalah.

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan memberi informasi kepada masyarakat

mengenai penyebab terjadinya pembiayaan yang direscheduling, sehingga

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


8

diharapkan masyarakat dapat menggunakan pembiayaan yang diberikan

sesuai dengan keperluan yang telah direncanakan.

E. Definisi Istilah

1. Pelaksanaan rescheduling adalah suatu tindakan yang diambil dengan cara

memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran. 8

2. Pembiayaan murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan

menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya

dengan harga lebih sebagai keuntungan yang disepakati.9

Adapun maksud dari Pelaksanaan Rescheduling Pada Pembiayaan

Murabahah Di Bank Syariah Mandiri (BSM) dalam penelitian ini adalah

metode rescheduling dalam mengatasi pembiayaan murabahah yang

bermasalah di Bank Syariah Mandiri KC. Jember.

F. Sistematika Pembahasan

Adapun pembahasan dari penelitian ini terdiri dari lima bab dengan

sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN Meliputi latar belakang masalah, fokus penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika

pembahasan.

BAB II: KAJIAN KEPUSTAKAAN Meliputi penelitian terdahulu dan kajian

teori.

8
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta:RajaGrafindo Persada,2015), 149.
9
Undang-Undang R.I. Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


9

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN Meliputi pendekatan dan jenis

penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data,

keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS Meliputi gambaran objek

penelitian, penyajian data dan analisis, serta pembahasan temuan.

BAB V : PENUTUP Meliputi kesimpulan dan saran

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Pertama, Oleh Fadillah pada tahun 2011 dengan judul:

“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mekanisme Rescheduling pada Pembiayaan

Murabahah Di Bank Bukopin Syariah Cabang Surabaya”. Penelitian tersebut

membahas tentang bagaimana mekanisme rescheduling jika dilihat dari

tinjauan hukum Islam, apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan hukum

Islam yang ada. Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif dan

adapun hasil penelitian menyebutkan bahwa pembiayaan murabahah di Bank

Bukopin Syariah Cabang Surabaya direstrukturasi dengan cara penjadwalan

kembali (rescheduling). Maka dari penelitian tersebut penulis dapat

menyimpulkan bahwa pembiayaan murabahah di Bank Bukopin Syariah

Cabang Surabaya bisa direstrukturisasi melalui penjadwalan

kembali(rescheduling). Adapun bentuk akadnya tetap menggunakan akad

murabahah yaitu pihak bank tidak merubah akad hanya memperbarui akad

yang lama dengan akad yang baru karena nasabah hanya meminta

perpanjangan jangka waktu dan perubahan jumlah cicilan atau angsuran untuk

pelunasan pembiayaan murabahah tanpa menambah jumlah pembiayaan. 10

10
Fadillah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mekanisme Reschedulling Pada Pembiayaan
Murabahah Di Bank Bukopin Syariah Cabang Surabaya”, (Skripsi, UIN Sunan Ampel,
Surabaya, 2011).

10

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


11

Penelitian Kedua, Oleh Khoirul Huda Irawan pada tahun 2011 yang

berjudul: “Strategi Pencegahan dan Penanganan Pembiayaan Murabahah

Bermasalah Di BMT Tekun Karanggede”. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui penyebab pembiayaan murabahah bermasalah, pencegahan, dan

penanganan pembiayaan bermasalah. Perencanaan penyaluran pembiayaan

harus dilakukan dengan baik agar tidak terjadi penyalahgunaan dana yang

telah dicairkan oleh BMT Tekun Karanggede kepada nasabahyang akan

mengakibatkan kerugian pada lembaga keuangan tersebut. Hal yang paling

berpengaruh terhadap pembiayaan adalah bagaimana kebijakan yang diambil

oleh BMT Tekun dalam pembiayaan yang akan digunakan dalam usaha

pengembangan binisnya. Semakin banyak dan baik pembiayaan yang

diberikan oleh BMT Tekun Karanggede kepada nasabah ini akan berdampak

pada peningkatan pendapatan yang akan diperoleh oleh BMT Tekun

Karanggede. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.. 11

Penelitian Ketiga, Oleh Muhammad Nur Rohman pada tahun 2016

dengan judul: “Pelaksanaan Rescheduling Dan Reconditioning Terhadap

Nasabah Wanprestasi Pada perjanjian Pembiayaan Dengan Jaminan Fidusia

Di BMT Bina Sejahtera Sleman”. Penelitian ini membahas dua permasalahan

yaitu bagaimana pelaksanaan rescheduling dan reconditioning terhadap

nasabah wanprestasi pada perjanjian pembiayaan dengan jaminan fidusia di

BMT Bina Sejahtera Sleman. Penelitian tersebut menggunakan penelitian

lapangan (field reserch), dengan menggunakan metode kualititif. Dari hasil

11
Khoirul Huda Irawan, “Strategi Pencegahan Dan Penanganan Pembiayaan Murabahah
Bermasalah Di BMT Tekun Karanggede”, (Skripsi, Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah,2011).

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


12

penelitian dianalisis bahwa pelaksanaan rescheduling dan reconditoning di

BMT Bina Sejahtera meliputi beberapa tahap yaitu, 1. Identifikasi masalah, 2.

Penyelamatan awal, 3. Musyawarah 4. pemberian surat keputusan tindakan, 5.

Pembuatan adenddum, 6. Pengawasan dan pembinaan. Dari beberapa prosedur

rescheduling dan reconditioning yang dilakukan oleh debitur ditemukan tidak

kesesuaian dengan aturan hukum yang ada yang meliputi, tidak dipenuhinya

syarat-syarat rescheduling dan reconditoning yang telah dibuat kreditur,

debitur dibebani jaminan tambahan di dalam penerapan reconditoning, tidak

ada pengkategorian yang jelas dalam pelaksanaan rescheduling dan

reconditioning. Peran rescheduling dan reconditioning sangat membantu baik

kepada debitur maupun kreditur di dalam menangani nasabah wanprestasi,

sehingga secara fakta fungsi dari pelaksanaan rescheduling dan reconditioning

di BMT Bina Sejahtera telah terpenuhi dan fungsinya dapat dirasakan secara

optimal oleh debitur dan kreditur.12

Penelitian Keempat, Oleh Durroh Abdur Rokhis pada tahun 2008 yang

berjudul: “Pelaksanaan Rescheduling Terhadap Nasabah Wanprestasi Pada

Akad Murabahah (Studi di BRI Syariah Cabang Yogyakarta)”. Permasalahan

yang diteliti adalah bagaimana pelaksanaan rescheduling terhadap nasabah

wanprestasi dilihat dari tinjauan hukum islam, jenis metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Skripsi ini membahas tentang

pelaksanaan rescheduling terhadap nasabah wanprestasi pada akad murabahah

di BRI Syariah Cabang Yogyakarta yang ditinjau dari hukum


12
Muhammad Nuur Rohman, “Pelaksanaan Reshceduling Dan Reconditioning Terhadap Nasabah
Wanprestasi Pada Perjanjian Pembiayaan Dengan Jaminan Fidusia Di BMT Bina Sejahtera
Sleman” (Skripsi, Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga,2016).

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


13

Islam, dalam skripsi ini disimpulkan bahwa pelaksanaan rescheduling di bank

tersebut sudah sesuai dengan hukum Islam, hal tersebut dapat dilihat dari

pelaksanaan rescheduling dalam menentukan pengurangan jumlah angsuran

dan masa perpanjangan waktu dilakukan tanpa unsur paksaan.13

Penelitian Kelima, Oleh Nurul Hidayah pada tahun 2012 yang

berjudul: “Peran Rescheduling dan reconditioning dalam Upaya Penanganan

Pembiayaan Bermasalah pada KJKS BMT Walisongo Semarang.” Skripsi ini

membahas tentang peran strategi yang dilakukan oleh KJKS BMT Walisongo

didalam menangani pembiayaan bermasalah dalam segi ekonomi syariah.

Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif, dalam skripsi ini

disimpulkan bahwa rescheduling dan reconditioning sangat membantu pihak

KJKS BMT Walisongo dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah, namun

cara rescheduling yang diterapkan oleh KJKS BMT Walisongo lebih memberi

keuntungan pihak BMT jika dilihat dari aspek ekonomi syariah. 14

Penelitian Keenam, Oleh M. Abdul Qodir Rahmatullah pada tahun

2013 yang berjudul: “Kolektabilitas Nasabah dan Rescheduling Pada

Pembiayaan Murabahah di BRI Syariah KC Induk Gubeng Surabaya”.

Permasalahan yang diambil dalam skripsi ini adalah membahas tentang

kualitas kredit nasabah yang mengalami pembiayaan bermasalah dengan

melakukan rescheduling yang dikaji berdasarkan ekonomi syariah. Metode

13
Durooh Abdur Rokhis, “Pelaksanaan Rescheduling terhadap Nasabah Wanprestasi pada Akad
Murabahah (Studi BRI Syariah Cabang Yogyakarta)”, (Skripsi, Yogyakarta, UIN Sunan
Kalijaga,2008).
14
Nurul Hidayah, “Peran Rescheduling dan Reconditioning dalam Upaya Penanganan Pembiayaan
Bermasalah pada KJKS BMT Walisongo Semarang”, (Skripsi, Semarang, IAIN
Walisongo,2012).

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


14

yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif, dalam skripsi ini

disimpulkan bahwa terekamnya kolektabilitas nasabah pada kolektabilitas 4

selama 3 bulan didaftar hitam Bank Indonesia akan berdampak sulitnya

nasabah melakukan pembiayaan pada bank-bank lain.15

Penelitian ketujuh, Oleh Haris Suhud pada tahun 2015 dengan judul

“Penyelesaian Wanprestasi Dalam Pembiayaan Murabahah Di Lembaga

Mikro Syariah Studi Kasus BMT Sidogiri Cabang Wirolegi.” Dari hasil

penelitian tersebut dapat diperoleh kesimpulan, BMT Sidogiri Cabang

wirolegi dalam mekanisme pembiayaan murabahah, BMT sebagai penjual dan

nasabah sebagai pembeli ditambah keuntungan yang disepakati, sedangkan

faktor-faktor wanprestasi berasal dari pihak BMT yang kurang teliti dalam

menilai nasabah dan ekstern. BMT dalam mnyelesaikan kasus wanprestasi

yaitu dengan sistem kekeluargaan, artinya pihak BMT mengutamakan nilai-

nilai kesantrian yaitu menggunakan akhlaqulkarimah yang baik tidak

menggunakan paksaan atau kekerasan.16

Tabel Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Persamaan Perbedaan


(tahun)
1. Fadillah/2011 Tinjauan Hukum Penelitian Penelitian Fadillah
Islam Terhadap tersebut sama- bertujuan untuk
Mekanisme sama meneliti mengetahui
Rescheduling Pada tentang kesesuaian
Pembiayaan rescheduling mekanisme
Murabahah Di dan pembiayaan rescheduling
Bank Bukopin murabahah, dengan hukum

15
M Abdul Qodir Rahmatullah, “Kolektabilitas Nasabah dan Rescheduling pada Pembiayaan
Murabahah di BRI Syariah KC Induk Gubeng Surabaya”, (Skripsi, Surabaya, IAIN Sunan
Ampel, 2013).
16
Haris Suhud, “Penyelesaian Wanprestasi Dalam Pembiayaan Murabahah di Lembaga Keuangan
BMT Sidogiri Cabang Wirolegi, “ (Skripsi, Jember, IAIN Jember, 2015).

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


15

Syariah Cabang serta sama-sama Islam, sedangkan


Surabaya. menggunakan dalam penelitian
metode ini bertujuan untuk
kualitatif. mengetahaui
pelaksanaan
rescheduling pada
pembiayaan
murabahah.
2. Khoirul Huda Strategi Penelitian Khoirul Huda
Irawan/2011 Pencegahan dan tersebut sama- membahas tentang
Penanganan sama mengkaji pencegahan dan
Pembiayaan tentang penanganan
Murabahah penanganan pembiayaan
Bermasalah Di pembiayaan murabahah
BMT Tekun murabahah bermasalah secara
Karanggede. yang umum, sedangkan
bermasalah, dalam penelitian
sama-sama ini fokus terhadap
menggunakan penanganan
metode pembiayaan
kualitatif. bermasalah
menggunakan
metode
rescheduling.
3. Muhammad Pelaksanaan Penelitian Penelitian
Nur Rescheduling dan tersebut sama- Muhammad Nur
Rohman/2016 Reconditioning sama meneliti Rohman juga
Terhadap Nasabah tentang metode mengkaji
Wanprestasi Pada rescheduling reconditioning
Perjanjian dalam sebagai metode
pembiayaan menangani penyelesaian
Dengan jaminan pembiayaan pembiayaan
Fidusia Di BMT yang bermasalah bermasalah,
Bina Sejahtera serta sama-sama sedangkan dalam
Sleman. menggunakan penelitian ini
metode mengkaji tentang
kualitatif. pelaksanaan
rescheduling dan
kolektabilitas
nasabah setelah
dilakukan
rescheduling.
4. Durroh Abdur Pelaksanaan Penelitian Perbedaan yang
Rokhis/2008 Rescheduling tersebut sama- mendasar dalam
Terhadap Nasabah sama meneliti penelitian ini
Wanprestasi Pada tentang adalah dari fokus

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


16

Akad Murabahah rescheduling penelitian yang


(Studi Di BRI serta sama-sama diambil, Durroh
Syariah Cabang menggunakan Abdur Rokhis
Yogyakarta) metode mengambil fokus
kualitatif. penelitian
mekanisme
rescheduling,
sedangkan dalam
penelitian ini
mengambil fokus
masalah
pelaksanaan
rescheduling dan
kolektabilitas
nasabah setelah
dilakukan
rescheduling.
5. Nurul Peran ReschedulingPenelitian Nurul Hidayah
Hidayah/2012 dan Reconditioningtersebut sama- juga mengkaji
Dalam Upaya sama metode
Penanganan menggunakan reconditioning
Pembiayaan raescheduling sebagai upaya
Bermasalah Pada sebagai metode penyelesaian
KJKS BMT penyelesaian pembiayaan
Walisongo pembiayaan bermasalah,
Semarang bermasalah, sedangkan dalam
sama-sama penelitian ini fokus
menggunakan pada metode
metode rescheduling.
kualitatif.
6. M. Abdul Kolektabilitas Sama-sama Perbedaan yang
Qodir Nasabah dan mengkaji mendasar dengan
Rahmatullah/2 Rescheduling Pada tentang penelitian ini
013 Pembiayaan rescheduling adalah dari fokus
Murabahah Di BRI dan pembiayaan masalah yang
Syariah KC. Induk murabahah, diambil, M. Abdul
Gubeng Surabaya sama-sama Qadir mengambil
menggunakan fokus masalah
metode rescheduling yang
kualititif. dikaitkan denagan
Fatwa DSN-MUI.
Sedangkan dalam
penelitian ini fokus
pada pelaksanaan
dan kolektabilitas
nasabah setelah

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


17

dilakukan
rescheduling.
7. Haris Penyelesaian Sama-sama Perbedaan yang
Suhud/2015 Wanprestasi Dalam mengkaji mendasar dengan
Pembiayaan tentang penelitian ini
Murabahah di pembiayaan adalah dari focus
Lembaga Mikro murabahah, masalah yang
Syariah Studi sama-sama diambil, dalam
Kasus BMT menggunakan penelitian Haris
Sidogiri Kantor metode Suhud mengambil
Cabang Wirolegi kualitatif. fokus masalah
penyelesaian
wanprestasi.
Sumber: Data diolah

B. Kajian Teori

1. Rescheduling

a. Pengertian Rescheduling

Rescheduling merupakan suatu tindakan yang diambil dengan cara

memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran. Dalam

hal ini sidebitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit

dalam masalah jangka waktu kredit pembayaran kredit, misalnya

perpanjangan jangka waktu kredit dari enam bulan menjadi satu tahun,

sehingga si debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk

mengembalikannya.

Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu

kredit. Dalam hal ini jangka waktu angsuran kreditnya diperpanjang

pembayarannya misalnya dari 36 kali menjadi 48 kali dan hal ini tentu

saja jumlah angsuran pun menjadi mengecil seiring dengan penambahan

jumlah angsuran.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


18

b. Metode Rescheduling

Dalam setiap kehidupan sehari-hari, tolong-menolong terhadap

sesama yang sedang mengalami kesusahan juga dilakukan oleh lembaga

keuangan syariah, menolong nasabah yang sedang mengalami kesusahan

dalam pembiayaan dengan melakukan rescheduling.17

Tahap pertama dalam melakukan penyelamatan pembiayaan

bermasalah yaitu menggunakan strategi rescheduling yang biasanya

cukup efektif apabila apabila kondisi usaha deebitur masih bertahan-

survive meskipun kinerjanya menurun. Penurunan kinerja bisa diketahui

dan penurunan omset penjualan yang sekaligus juga menurunkan laba

kotor usaha. Kondisi usaha debitur ini bisa dideteksi secara dini melalui

laporan keuangan usaha yang diserahkan kepada bank atau tertundanya

pembayaran angsuran pokok pinjaman maupun pembayaran bunga dan

indikasi lainnya.

Pada dasarnya penurunan laba dipengaruhi oleh likuiditas usaha

debitur. Kesulitan likuiditas berdampak pula pada penurunan

kemampuan membayar kewajiban berupa utang bank, utang pemasok

dan lainnya. Agar pengusaha mampu membayar kewajiban tersebut,

bank kreditur perlu membantu dengan jalan mengurangi beban debitur

dalam membayar angsuran pokok dan bunga pinjaman bank.

Pengurangan angsuran pokok dan bunga dapat dilakukan dengan cara

17
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,2015),149.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


19

antara lain dengan memperpanjang jangka waktu/periode pinjaman

dan/atau memperpanjang jarak waktu pembayaran angsuran.

Jika petugas bank bisa mengetahui gejala, pihak bank segera

melaksanakan kunjungan on the spot ke tempat usaha debitur dan

melakukan pemeriksaan sederhana termasuk wawancara dengan debitur,

dan usaha ini masih mampu menghasilkan laba, sehingga laba bersih

usaha tersebut masih bisa digunakan untuk membayar angsuran pokok

dan bunga pinjaman.

Suatu usaha kecil yang sudah tetap keberadaannya misalnya kios,

warung makan, industri kecil disuatu sentra dan sejenisnya, lebih mudah

memprediksi kelanjutan usaha debitur. Namun usaha mikro akan lebih

sulit memprediksi kelanjutannya, meskipun demikian pengusaha mikro

selalu mencari jalan keluar dengan menjalankan usaha lamanya untuk

tujuan memperoleh pendapatan. Usaha mikro yang sedemikian perlu

dipastikan bahwa pengusahanya memiliki kemauan yang dinyatakan

dalam suatu rencana usaha lain yang bisa dipercaya atau memastikan

bahwa pengusaha mikro ini mempunyai pendapatan lainnya. Informasi

ini diperlukan guna memperhitungkan kemampuan debitur untuk

membayar angsuran pokok maupun bunganya berapapun nilainya.

Atas dasar laba bersih yang bisa diprediksikan, maka petugas

bank bisa memperhitungkan berapa besarnya angsuran pokok dan bunga

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


20

serta jangka waktu maupun jadwal atau frekuensinya yang bisa dibayar

yang dikaitkan dengan outstanding/saldo pinjaman dan debitur.18

Proses rescheduling ini disesuaikan dengan pendapatan dari hasil

usaha nasabah yang sedang mengalami kesulitan. Hal tersebut yaitu

antara lain:

1. Memperpanjang jangka waktu pembiayaan

Dalam hal ini nasabah diberikan keringanan dalam masalah

jangka waktu pembiayaan misalnya dari 6 bulan menjadi satu tahun

sehingga nasabah mempunyai waktu yang lebih lama untuk

mengembalikannya.

2. Memperpanjang jarak waktu angsuran

Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu

pembiayaan. Dalam hal ini jangka waktu angsuran pembiayaan

diperpanjang pembayaranya dari 36 kali menjadi 48 kali dan hal ini

tentu saja jumlah angsuran pun menjadi mengecil seiring dengan

penambahan jumlah waktu angsuran. Seperti yang tertuang dalam

Fatwa DSN MUI No 48 tentang penjadwalan kembali tagihan

murabahah, lembaga keuangan syariah boleh melakukan rescheduling

tagihan murabahah terhadap nasabah yang tidak bisa melunasi ada tiga

hal pokok yang harus diperhatikan dalam melaksanakan rescheduling,

yaitu:

18
Ahmad Subagyo, Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah (Jakarta:Mitra Wacana Media,2015),
86-87.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


21

a) Tidak menambah jumlah tagihan yang tersisa

b) Pembebanan biaya dalam proses penjadwalan kembali adalah biaya

rill

c) Perpanjangan masa pembayaran adalah harus berdasarkan

kesepakatan kedua belah pihak.19

2. Pembiayaan Murabahah

a. Pengertian Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan Al-Murabahah adalah akad jual beli barang

dengan harga asal ditambah dengan margin keuntungan yang telah

disepakati, dimana pihak penjual (bank) terlebih dahulu

menginformasikan kepada pembeli (nasabah) tentang tingkat

keuntungan yang diinginkan.20 Skim pembiayaan murabahah ini

adalah skim fiqih yang paling populer digunakan oleh perbankan

syariah. Transaksi murabahah ini lazim dilakukan oleh Rasulullah

SAW, dan para sahabatnya. Secara sederhana, murabahah berarti

suatu penjualan barang dengan ketentuan harga barang tersebut

ditambah keuntungan yang disepakati.21 Skim ini muncul karena bank

tidak memiliki barang yang diinginkan oleh pembeli, sehingga bank

harus melakukan transaksi pembelian atas barang yang diinginkan

nasabah kepada pihak lainnya yang disebut dengan supplier.22

19
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 48/DSN-MUI/II/2005 Tentang Penjadwalan Kembali
Tagihan Murabahah.
20
A.Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: RajaGrafindo Persada,2004), 101.
21
Ibid., 113.
22
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Perbankan Syariah (Jakarta: Zikrul Hakim,2003), 61.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


22

Contoh pembiayaan dengan akad murabahah : pembiayaan

pemilikan rumah, pembiayaan kendaraan bermotor, pembiayaan

modal kerja, pembiayaan investasi, serta pembiayaan multiguna.

Mekanisme akad murabahah:

1) Nasabah mengajukan permohonan kepada bank untuk membeli

barang.

2) bank dan nasabah melakukan negosiasi harga barang, persyaratan,

dan cara pembayaran.

3) Bank dan nasabah bersepakat melakukan transaksi dengan akad

murabahah.

4) Bank membeli barang dari penjual/supplier sesuai spesifikasi yang

diminta nasabah.

5) Bank dan nasabah melakukan akad jual beli atas barang yang

dimaksud.

6) Supplier mengantarkan barang kepada nasabah.

7) Nasabah menerima barang dan dokumen.

8) Nasabah melakukan membayaran sebesar pokok dan margin

kepada bank dengan mengangsur.

Mekanisme pembiayaan dengan akad murabahah dapat

dilihat pada gambar 2.1.23

23
Ikatan Bankir Indonesia,Memahami Bisnis Bank Syariah,(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama,2014),213.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


23

Gambar 2.1
SKEMA MURABAHAH

Negosiasi

Akad Murabahah

Bank Syariah Nasabah

Penjual/Supplier

Contoh perhitungan praktis al-murabahah: misalkan seorang

nasabah ingin memiliki sebuah motor. Ia dapat datang ke bank syariah dan

memohon agar bank membelikannya. Setelah diteliti dan dinyatakan dapat

diberikan, bank membelikan motor tersebut dan diberikan kepada nasabah

jika harga sepeda motor tersebut 4 juta rupiah dan bank ingin mendapatkan

keuntungan Rp. 800.000,00 selama dua tahun, barang yang ditetapkan

nasabah seharga Rp.4.800.000,00. Nasabah dapat mencicil pembayaran

tersebut Rp. 200.000,00 per bulan.24

24
Muhammad Syafe’i Antonio,Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik,(Jakarta: Gema Insani,2001),
171.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


24

b. Landasan Hukum Syariah Akad Murabahah (Jual Beli)

1) Al-Qur’an

Dasar hukum jual beli dapat kita jumpai dalam surat Al-Baqarah

ayat 275 sebagai berikut:

ِ ‫الربا ََلي ُقومو َن اََِّل َكما ي ُقوم الَّ ِذي ي تخبَّطُو الشَّيطَا ُن ِمن الْم‬ ِ َّ
‫ك‬ َ ‫س َذل‬ ِّ َ َ ْ ُ َ ََ ُ َ َ ُ َ َِّ ‫ين يَأْ ُكلُ ْو َن‬ َ ‫اَلذ‬
‫الربَا فَ َمن َجاءَهُ َم ْو ِعظَةٌ ِّمن َّربِِّو‬ ِ
ِّ ‫َح َّل اهللُ الْبَ ْي َع َو َحَّرَم‬ ِّ ‫َّه ْم قَالُوااََّّنَا الْبَ ْي ُع ِمثْ ُل‬
َ ‫الربَا َوأ‬ ُ ‫بِاَن‬
‫َّارى ْم فِْي َها َخالِ ُدو َن‬ ِ
ُ ‫اب الن‬
ُ ‫َص َح‬ ْ ‫كأ‬ َ ِ‫ف َواَْم ُرهُ ا ََل اهللِ َوَم ْن َع َاد فَأُولئ‬
َ َ‫اسل‬َ ‫فَانَتَ َهي فَلَوُ َم‬

Artinya: “orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri


melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syeitan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang
demikian itu adalah disebabkan mereka berkata(berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-
orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,
lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginnya apa
yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnnya.”25

2) Al-Hadist

Kegiatan jual beli merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan

oleh Nabi Muhammad SAW. Sejak masa kecil Beliau telah ikut

pamannya untuk melakukan perniagaan. HR. Bajjar Hakim

menyahihkan dari rifa’ah Ibn Rafi’ :

‫ َع َم ُل‬:‫ال‬
َ ‫ب ؟ فَ َق‬ ِ ُّ َ‫ ُسئِ َل ا‬: ‫م‬.‫َِّب ص‬
ُ َ‫ي اْل َك ْسب اَطْي‬ َ َ‫َعن ِرف‬
ُّ ِ‫اع َة ب ِن َرافع أن لن‬
} ‫ {ر واه البزار و صححو ا حلا كم‬.‫الر ُج ِل بِيَ ِدهِ َوُك ُّل بَْي ٍع َمْب ُروٍر‬َّ

25
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Jakarta Timur: Al-
Mubin, 2013), 47.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


25

Artinya: Nabi SAW, ditanya tentang mata pencaharian yang paling


baik. Beliau menjawab, “Seseorang bekerja dengan
tangannya dan setiap jual-beli yang mabrur.”26

c. Landasan Hukum Positif Pembiayaan Murabahah.

Pembiayaan murabahah mendapatkan pengaturan dalam pasal 1

angka 13 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas

Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. Pengaturan

secara khusus terdapat dalam Undang-Undang Nomor 21 tahun 2009

tentang Perbankan Syariah, yakni pasal 19 ayat (1) yang intinya

menyatakan bahwa kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi, antara

lain: menyalurkan pembiyaan berdasarkan akad murabahah, akad salam,

akad istishna atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah.

Disamping itu, pembiayaan murabahah juga telah diatur dalam

fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000 pada tanggal 1 April 2000 yang

intinya menyatakan bahwa dalam rangka membantu masyarakat guna

melangsungkan dan meningkatkan kesejahteraan dan berbagi kegiatan,

bank syariah perlu memiliki fasilitas murabahah bagi yang

memerlukannya, yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga

belinya kepada pembayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.27

26
Ibnu Hajar Al-asfahani, Bulugul Maram (Surabaya: Nurul Hidayah), 165.
27
Khotibul Umam, Perbankan Syariah Dasar-dasar dan Dinamika Perkembanganya di
Indonesia(Jakatra: PT RajaGrafindo Persada), 105-106.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


26

d. Rukun Akad Murabahah (Jual Beli)

1) Ada pihak yang berakad yaitu penjual dan pembeli.

2) Adanya objek akad yang terdiri dari barang yang diperjualbelikan dan

harga.

3) Adanya sighat akad yang terdiri dari ijab dan kabul.28

e. Syarat Ba’i al-Murabahah

Syarat umum yang harus dipenuhi dalam setiap konsep jual beli

yang dijadikan dasar dalam pembuatan akad murabahah adalah sebagai

berikut:

1) Objek yang diperjual belikan harus terhindar dari cacat.

2) Kriteria objek jelas (jenis, kualitas, kuantitas, nilai, harga).29

f. Pokok-Pokok Yang Diatur Dalam Akad Murabahah

Pada dasarnya akad murabahah hampir sama dengan perjanjian jual

beli yang dilaksanakan dalam hukum positif yang selama ini berlaku di

Indonesia. Pokok-pokok yang diatur dalam akad murabahah adalah

sebagai berikut:

1) Subjek perjanjian

Dalam akad murabahah, bank bertindak sebagai penjual dan

nasabah bertindak selaku pembeli kriteria subjek disini sama dengan

syarat dan ketentuan umum dalam akad syariah yang sudah dibahas

sebelumnya.

28
Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah Di Indonesia (Yogyakarta: Gajah Mada University)
Press, 2007), 107-108.
29
Irma Devita Purnamasari, Panduan Lengkap Hukum Praktis Popular Kiat-Kiat Mudah, Cerdas,
dan bijak Memahami Akad Syariah (Bandung: Kaifa, 2011), 44.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


27

2) Hal spesifik yang harus dipenuhi dalam akad murabahah;

a) Barang telah dimiliki oleh penjual dan barang yang

diperjualbelikan tersebut bukan merupakan barang yang

diharamkan oleh syariat Islam

b) Keuntungan dan risiko ditangan penjual

c) Harus ada informasi harga dan biaya yang wajar

d) Informasi keuntungan yang jelas

e) Bank maupun nasabah harus melakukan akad murabahah yang

bebas riba (bunga).

3) Unsur kesepakatan (ijab kabul)

Dalam akad harus ada pernyataan yang tegas mengenai:

a) Harga barang, yang terdiri dari harga beli bank, keuntungan

(margin) yang diambil dan haga jual dari bank

b) Cara pembayaran, apakah tunai atau cicilan

c) Jika dilakukan dengan cara cicilan, harus diperhitungkan jangka

waktu pembayarannya. Semakin lama jangka waktu cicilan

nasabah akan semakin diuntungkan. Sebaliknya semakin singkat

waktu cicilan, bank akan lebih diuntungkan.

d) Apabila terjadi kegagalan pembayaran (ever of default), haruslah

ditetapkan mengenai:

1) Apakah yang menjadi penyebab kegagalan tersebut apabila

karena force majeur, biasanya akan dilakukan penjadwalan

ulang untuk melunasinya. Apabila karena kelalaian nasabah,

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


28

bank berhak mengenakan penalty sebagai hukuman bagi

nasabah yang bersangkutan

2) Jika memang sudah macet sepenuhnya, harus ditentukan tata

cara pengembalian modal yang sudah dikeluarkan oleh bank.30

g. Wanprestasi Pada Skema Murabahah

Dalam skema murabahah apabila terjadi cedera janji (wanprestasi),

akan ada risiko yang timbul, yaitu kewajiban untuk memberikan ganti rugi

(adh-dhaman) dari pihak yang lalai seseorang dianggap melakukan

wanprestasi apabila:

1) Objek jual beli bukan milik penjual

2) Objek hasil curian

3) Menyalahi kesepakatan

4) Objek rusak dalam perjanjian

5) Objek berbeda dari contoh yang disepakati.31

h. Risiko Dalam Transaksi Murabahah

Dalam transaksi murabahah, risiko yang mungkin terjadi dan harus

diantisipasi adalah:

1) Risiko pembiayaan (credit risk), yang disebabkan oleh nasabah

wanprestasi atau gagal dalam mengembalikan pembiayaan yang

diterima dari bank (default)

2) Risiko pasar, yang disebabkan pergerakan nilai tukar, jika pembiayaan

atas dasar akad murabahah diberikan dalam valuta asing. 32

30
Irma Devita Purnamasari, Akad Syariah (Bandung: Kaifa, 2011), 50.
31
Ibid, 52.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


29

i. Manfaat Ba’i Al-Murabahah

1) Manfaat Pembiayaan Murabahah:

a) Bagi Bank

(1) Sebagai salah satu bentuk penyaluran dana;

(2) Memperoleh pendapatan dalam bentuk margin.

b) Bagi Nasabah

(1) Merupakan salah satu alternatif untuk memperoleh barang

tertentu melalui pembiayaan dari bank;

(2) Dapat mengangsur pembayaran dengan jumlah angsuran yang

tidak akan berubah selama masa perjanjian.33

j. Prinsip Analisis Pembiayaan

Prinsip adalah sesuatu yang dijadikan pedoman dalam

melaksanakan suatu tindakan. Prinsip pembiayaan adalah pedoman-

pedoman yang harus diperhatikan oleh pengelola bank syariah. Pada saat

melakukan analisis pembiayaan dilakukan agar bank mengetahui

kebutuhan nasabah, kemampuan, manajemen, dan kelayakan usaha, serta

kemampuan mengembalikan pembiayaan. Salah satu prinsip yang

digunakan dalam evaluasi pembiayaan adalah prinsip 5C, yaitu sebagai

berikut:

1) Character, penilaian calon karakter calon nasabah pembiayaan

dilakukan untuk menyimpulkan bahwa nasabah pembiayaan tersebut

32
Ibid, 54.
33
Muhammad, Memahami Dana Bank Syariah (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 47.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


30

jujur, beritikad baik, dan tidak akan menyulitkan bank dikemudian hari.

Penilaian mengenai karakter lazimnya dilakukan melalui:

a) Bank checking, melalui Sistem Informasi Debitur (SID) pada Bank

Indonesia (BI) SID menyediakan informasi pembiayaan yang terkait

nasabah, diantaranya mengenai bank pemberi pembiayaan, nilai

fasilitas pembiayaan yang diperoleh, kelancaran pembiayaan, nilai

fasilitas yang diperoleh, kelancaran pembayaran, serta informasi lain

yang terkait dengan fasilitas pembiayaan tersebut.

b) Trade checking, pada supplier dan nasabah pelanggan pembiayaan,

untuk meneliti reputasi nasabah dilingkungan mitra bisnisnya.

c) Informasi dari asosiasi usaha tempat calon nasabah terdaftar, untuk

meneliti reputasi calon nasabah pembiayaan dalam interaksi diantara

pelaku usaha dalam asosiasi.

2) Capacity, penilaian kemampuan calon nasabah pembiayaan dalam

bidang usahanya dan/atau kemampuan nasabah manajemen nasabah

pembiayaan agar bank yakin bahwa usaha yang akan diberikan

pembiayaan tersebut dikelolah oleh orang-orang yang tepat.

3) Capital, penilaian atas posisi keuangan calon nasabah pembiayaan

secara keseluruhan termasuk aliran kas, baik untuk masa lalu maupun

proyeksi pada masa yang akan datang. Ini dilakukan untuk mengetahui

kemampuan permodalan nasabah pembiayaan dalam menjalankan

proyeksi atau usaha pembiayaan yang bersangkutan.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


31

4) Condition of economy, penilaian atas kondisi pasar didalam negeri

maupun di luar negeri, baik masa lalu maupun yang akan datang,

dilakukan untuk mengetahui prospek pemasaran dari hasil usaha

pembiayaan yang dibiayai.

5) Collateral, penilaian atas agunan yang dimiliki calon nasabah

pembiayaan. Ini dilakukan untuk mengetahui kecukupan nilai agunan

apakah sesuai dengan pemberian pembiayaan. Agunan yang diserahkan

oleh nasabah pembiayaan dipertimbangkan apakah dapat mencukupi

pelunasan kewajiban nasabah pembiayaan dalam hal keuangan nasabah

tidak mampu memenuhi kewajibanya.34

Prinsip 5C tersebut terkadang ditambahkan dengan 1C, yaitu

Constrain, artinya hambatan-hambatan yang mungkin menggangu proses

usaha.

Selanjutnya analisis kredit/pembiayaan dapat pula dilakukan

dengan analisis 7P dengan unsur penilaian sebagai berikut:

1) Personality, yaitu penilaian nasabah dari segi kepribadian dimasa lalu.

Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan

tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dalam

penyelesaiannya.

2) Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi atau

golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta

karakternya sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tersebut

34
Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama,2014), 203-205.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


32

dan akan mendapatkan fasilitas kredit/pembiayaan yang berbeda pula

dari bank.

3) Purpose, yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil

pembiayaan termasuk jenis pembiayaan yang diinginkan nasabah.

Tujuan pembiayaaan dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan.

Sebagai contoh, apakah pembiayaan digunakan untuk modal kerja,

investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain.

4) Prospect, yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang

apakah menguntungkan atau tidak dengan kata lain mempunyai

prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas

kredit yang dibiayaai tidak memiliki prospek, bukan hanya bank yang

rugi akan tetapi nasabah juga mengalami kerugian.

5) Payment, yaitu merupakan ukuran bagaimana cara nasabah

mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja

dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan

debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya

merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainya.

6) Profitability, yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan

nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke

periode, apakah akan sama ataukah akan meningkat, apalagi dengan

tambahan kredit yang diperolehnya.

7) Protection, yaitu tujuanya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang

diberikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


33

diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau jaminan

asuransi.35

Selanjutnya analisis kredit/pembiayaan dapat pula dilakukan

dengan analisis 3R dengan unsur penilaian sebagai berikut:

1) Returns/returning (hasil yang dicapai), yaitu suatu estimasi/dugaan

yang memperkirakan tentang hasil yang akan diperoleh oleh calon

debitur dari usahanya, sejauh mana dari usaha calon debitur dapat

untuk membayar bunga dan pengembalian pokok kredit.

2) Repayment (pembayaran kembali), yaitu penaksiran atau peramalan

atas kemampuan membayar kembali calon debitur atas kredit yang

diberikan baik dari sumber usaha calon debitur maupun dari sumber

lainya sehingga dapat dibuat penjadwalan. Untuk kredit dengan tujuan

produktif baik modal kerja maupun investasi, sumber pembayarannya

adalah dari hasil kegiatan usaha yang dibiayai, sedangkan untuk kredit

konsumtif sumber repayment adalah berasal dari penghasilan calon

debitur sumber lain.

3) Risk of bearing ability (kemampuan untuk menanggung risiko), yaitu

dalam hal terjadinya suatu kegagalan yang tidak dapat diduga, apakah

calon debitur mempunyai kesanggupan untuk menanggung risiko.

Apakah debitur sanggup menutup kerugian yang mungkin timbul.

Untuk berjaga-jaga akan kerugian ynag tidak diduga tersebut apakah

35
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2015), 138-139.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


34

agunan telah ditutup asuransi, atau kalau perlu kredit juga ditutup

dengan asuransi.36

k. Kolektabilitas Pembiayaan (kualitas)

Salah satu ukuran keberhasilan penyaluran pembiayaan adalah

kolektabilitas, yaitu tingkat pengembalian atau pengembalian kembali

pembiayaan oleh nasabah. Tingkat kelancaran pembiayaan ini

menentukan kualitas suatu pembiayaan. Kualitas pembiayaan juga

ditentukan oleh prospek usaha serta kinerja usaha dari nasabah

pembiayaan yang bersangutan. Kualitas pembiayaan dapat ditentukan

berdasarkan 3 parameter:

1) Prospek usaha

Penilaian prospek usaha meliputi penilaian terhadap

komponen-komponen berikut:

a) Potensi pertumbuhan usaha;

b) Kondisi pasar dan posisi nasabah pembiayaan;

c) Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja;

d) Dukungan dari group atau afiliasi;

e) Upaya yang dilakukan nasabah pembiayaan dalam memelihara

lingkungan hidup.

2) Kinerja Nasabah Pembiayaan

Penilaian kinerja nasabah pembiayaan meliputi penilaian

terhadap komponen-komponen:

36
Syarif Arbi, Lembaga Perbankan Keuangan Pembiayaan (Yogyakarta:BPFE, 2013), 136-137.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


35

a) Perolehan laba;

b) Struktur permodalan;

c) Sensitivitas terhadap risiko pasar.

3) Kemampuan Membayar

Penilaian kemampuan meliputi penilaian terhadap komponen-

komponen:

a) Ketetapan pembayaran pokok dan bunga;

b) Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan nasabah

pembiayaan;

c) Kelengkapan dokumentasi pembiayaan;

d) Kepatuhan terhadap perjanjian pembiayaan;

e) Kesesuaian penggunaan dana;

f) Kewajaran sumber pembayaran kewajiban.37

l. Tujuan Analisis Pembiayaan

Analisis pembiayaan mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum

dan tujuan khusus. Tujuan umum analisis pembiayaan adalah:

pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dalam rangka

mendorong dan melancarkan perdagangan, produksi, jasa-jasa, bahkan

konsumsi yang kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat. Sedangkan tujuan khusus analisis pembiayaan adalah :

37
Ikatan Bankir Indonesia,Memahami Bisnis Bank Syariah (Jkakarta:PT Gramedia Pustaka
Utama,2014), 221.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


36

a. Untuk menilai kelayakan calon peminjam

b. Untuk menekan risiko akibat tidak terbayarkan pembiayaan

c. Untuk menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman

berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

masalah manusia.38

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

studi kasus. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif peneliti ingin

langsung mengetahui dari pelaku tempat penelitian yaitu penyajian data,

menganalisis dan mengintreperetasikannya. Dengan menggambarkan dan

mendeskripsikan langsung pelaksanaan pembiayaan murabahah dan

pelaksanaan reschedulling di Bank Syariah Mandiri KC Jember. Hal ini

menjadikan suatu alasan peneliti menggunakan metode kualitatif analitis.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis bertempat di PT. Bank

Syariah Mandiri kantor Cabang Jember Jln. PB. Sudirman no. 53 Jember Jawa

Timur. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena bank tersebut

menerapkan pembiayaan murabahah dan menggunakan metode rescheduling

untuk penyelesaiaan pembiayaan murabahah. Serta lokasi tersebut merupakan

38
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Kencana Pradana Media Group, 2011), 33-
34.

37

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


38

lokasi yang strategis untuk dilakukan penelitian dan mendukung pelaksanana

penelitian lebih mendalam.

C. Subjek Penelitian

Dalam menentukan subjek penelitian sebagai sumber informasi

peneliti menggunakan teknik sampel (purposive sampling) yaitu teknik

pengambilan informan dengan pertimbangan tertentu pertimbangan tertentu

ini misalkan, orang tersebut yang dianggap paling mengetahui tentang apa

yang kita harapkan, atau mungkin ia sebagai penguasa sehingga memudahkan

peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti.39

1. Pegawai bagian pembiayaan Bank Syariah Mandiri KC. Jember

2. Pegawai yang menangani pembiayaan bermasalah Bank Syariah Mandiri

KC. Jember

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang tidak dapat

dihindari dalam kegiatan penelitian. Peneliti menggunakan beberapa teknik

dalam proses pengumpulan data, seperti wawancara, observasi dokumentasi

yang mana masing-masing proses tersebut mempunyai peranan penting dalam

upaya mendapatkan informasi yang akurat dan sebanyak-banyaknya.

Adapun pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

39
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. ED. Rev. Cet 28 (Bandung: Alfabeta, 2014), 54

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


39

1. Observasi adalah teknik pengumpulan data serta memperoleh informasi

dengan melakukan pengamatan langsung dengan sistematika terhadap

fenomena-fenomena yang diselidiki.40 Dalam hal ini peneliti

menggunakan observasi non partisipatif, dimana peneliti tidak terlibat

secara langsung dan hanya pengamat independen, adapun yang akan

diamati oleh peneliti meliputi:

a) Lokasi Bank Syariah Mandiri KC. Jember

b) Situasi dan kondisi Bank Syariah Mandiri KC. Jember

c) Mengetahui secara langsung prosedur pembiayaan murabahah di

Bank Syariah Mandiri KC. Jember

2. Wawancara atau interview adalah teknik pengumpulan data dengan tanya

jawab langsung dengan karyawan Bank Syariah Mandri KC Jember.

Peneliti menggunakan wawancara semi struktur. Dalam hal ini

pewawancara menanyakan sejumlah pertanyaan yang sudah terstruktur,

kemudia satu persatu diperdalam dengan menggali keterangan lebih

lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh meliputi semua variabel

dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.41 Adapun wawancara

yang akan dilakukan peneliti yaitu;

a. Mengenai sejarah berdirinya Bank Syariah Mandiri KC. Jember,

struktur organisasi, dan penjelasan mengenai pembiayaan murabahah

dan produknya.

40
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Teoritik (Jakarta : PT Rineka
Cipta,2006), 128.
41
Ibid, 227.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


40

b. Mengenai mekanisme dan prosedur pemberian pembiayaan

murabahah.

c. Mengenai pelaksanaan rescheduling yang ada di Bank Syariah

Mandiri KC. Jember

d. Mengenai kolektabilitas nasabah setelah dilakukan rescheduling

Adapun yang menjadi objek wawancara:

1) Pegawai bagian pembiayaan Bank Syariah Mandiri KC. Jember

2) Pegawai bagian penanganan pembiayaan bermasalah Bank

Syariah Mandiri KC. Jember.

3. Teknik dokumentasi yaitu studi literatur dan dokumenter. Teknik

dokumenter adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui

pencarian dan penemuan bukti-bukti.42 Adapun yang akan

didokumentasikan adalah:

a. Surat perjanjian akad pembiayaan berdasarkan prinsip murabahah.

b. Yang berkaitan dengan kantor Bank Syariah Mandiri KC. Jember:

1) Struktur organisasi

2) Sejarah dan visi misi berdirinya Bank Syariah Mandiri KC.

Jember

42
Sugiyono, Memahami Penelitian, 134.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


41

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif, yaitu prosedur analisis yang menggunakan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis ataupun lisan dari orang-orang yang berkaitan dengan

penelitian.

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

keadaan, pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.43

Penelitian ini berbentuk kualitatif maka data yang diambil adalah

deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati data-data tersebut diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapang, dan bahan-bahan lainya sehingga dapat dengan mudah

dipahami temuanya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisa data

yang dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

diceritakan kepada orang lain.

Jadi analisis data deskriptif adalah menganalisis data yang sudah

terkumpul berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka yang diperoleh

dari hasil wawancara, observasi, catatan lapangan dan dokumentasi.

43
M Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghali Indonesia,1999), 405.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


42

Teknik analisis data kualitatif terdiri dari komponen pokok yaitu

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun langkah-

langkah peneliti didalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemutusan, perhatian pada

penyederhanaan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan

tertulis di lapangan. Setelah memperoleh data secara keseluruhan maka

peneliti segera melakukan pemelihan data dari catatan tertulis yang

diperoleh dari lapangan, dan pemilihan data tersebut harus berlangsung

secara terus menerus selama penelitian kualitaif berlangsung.

2. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sebagainya.

Penyajian data dalam penelitian adalah proses penyusunan

informasi yang kompleks kedalam bentuk yang sistematis, sehingga lebih

sederhana dan dapat dipahami maknanya.

Dengan penyajian data maka akan memudahkan untuk memahami

hal-hal yang terjadi sehingga dapat dengan mudah merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan hal-hal yang telah dipahami tersebut. Paling

sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks naratif.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


43

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Setelah peneliti melakukan penyajian data maka langkah

selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dari data-data yang sudah

disajikan, peneliti yang berkompeten akan menangani kesimpulan dengan

longgar, tetap terbuka dan skeptic, mula-mula belum jelas, kemudian

mengingat lebih rinci dan mengakar dengan kokoh.44

F. Keabsahan Data

Setelah data terkumpul dan sebelum peneliti menulis laporan hasil

penelitian, maka peneliti mngecek data-data yang telah diperoleh dengan

mengkroscek data yang telah didapat dari hasil interview dan mengamati serta

melihat dokumen yang ada, dengan data yang didapat dari peneliti dapat diuji

keabsahanya dan dapat dipertanggung jawabkan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber.

Triangulasi sumber suatu proses penelitian yang digunakan untuk menguji

kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh

dari beberapa sumber.45

G. Tahap-tahap Penelitian

Penentuan serta lainnya yang dibutuhkan merupakan pedoman yang

harus selamanya pelaksanaan penelitian berlangsung. Hal ini dimaksudkan

44
Milles Huberman, Analisis Data Kualitatif Buku Tentang Metode-Metode Baru (Jakarta: UI
Press 1992), 16
45
Lexy J Moleong, Metode Penelitian (Bandung: PT Rosda Karya 2002), 178.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


44

agar pelaksanaan penelitian yang ditetapkan terlebih dahulu. Dalam penelitian

ini ada tiga tahap yang ditempuh peneliti yaitu:

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap persiapan banyak hal yang telah dilakukan, adalah mencari

permasalahan dan mencari referensi terkait, peneliti mencoba mengangkat

permasalahan dengan menentukan judul “Analisis Pelaksanaan

Rescheduling Pada Pembiayaan Murabahah di Bank Syariah Mandiri KC.

Jember”. Adapun tahap pra lapangan meliputi:

a. Menentukan lokasi penelitian

b. Menyusun rancangan penelitian

c. Mengurus perizinan

d. Menyiapkan perlengkapan penelitian

2. Tahap Pelaksanaan

Pada saat memasuki objek penelitian, peneliti sudah mendapat izin

penelitian, peneliti langsung mengumpulkan data dengan wawancara untuk

meminta data yang berkaitan dengan lembaga perbankan.

3. Tahap Penyusunan Laporan

Setelah semua hasil penelitian selesai dianalisis, kemudian peneliti

melanjutkan dengan menyusun laporan penelitian. Laporan tersebut

diserahkan kepada dosen pembimbing untuk diteliti kembali kebenarannya

dan direvisi jika ada kesalahan dan kekurangan.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB IV

PENYAJIAN DATA

A. Gambaran Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri (BSM)

Nilai – nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan

integritas yang telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah

Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya.

Kehadiran Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak tahun 1999,

sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca kritis ekonomi

dan moneter pada tahun 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis

ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-

dimensi termasuk di panggung politik nasional telah menimbulkan

beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi

kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi

tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank

konvensional mengalami krisis yang luar biasa. Pemerintah akhirnya

mengambil tindakan dengan menstrukturisasi dan merekapitalisasi

sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank

Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai

(YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena

dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan

45

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


46

melakukan upaya marger dengan beberapa bank lain serta mengundang

investor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan

(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank

Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri

(Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut

juga menempatkan dan menerapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan marger, Bank Mandiri

malakukan konsolidasi serta membentuk tim pengembangan perbankan

syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan

perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon

atas diberlakukannya UU No. 10 Tahun 1998, yang memberi peluang bank

umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

Tim pengembangan perbankan syariah memandang bahwa

pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk

melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi

bank syariah. Oleh karenanya, tim pengembangan perbankan syariah

segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan

usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi

berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri

sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal

8 September 1999, perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


47

syariah dilakukan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI

No. 1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat

Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia

No.1/1/KEP.DGS/1999, Bank Indonesia menyetujui perubahan dan

pengakuan legal tersebut. PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai

beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November

1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank

yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang

melandasi kegiatan operasionalnya.

2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri (BSM)

a. Visi Bank Syariah Mandiri (BSM)

Bank Syariah Terdepan dan Modern.

1) Bank Syariah terdepan: Menjadi bank syariah yang selalu unggul

diantara pelaku industri perbankan syariah di Indonesia pada

segmen consumer. Micro, SME, commercial, dan corporate.

2) Bank syariah modern: Menjadi bank syariah dengan sistem layanan

dan teknologi mutakhir yang melampaui harapan nasabah.

b. Misi Bank Syariah Mandiri

1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri

yang berkesinambungan.

2) Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang

melampaui harapan nasabah.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


48

3) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran

pembiayaan pada segmen ritel.

4) Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.

5) Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang

sehat.

6) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

3. Motto Bank Syariah Mandiri (BSM)

Bank Syariah Mandiri mempunyai motto “Terdepan, Modern,

Menentramkan”. Sebagai perwujudan visi dan misi Bank Syariah

Mandiri (BSM) yang mempunyai arti bahwa Bank Syariah Mandiri (BSM)

akan menjadi bank yang unggul diantara pelaku industri perbankan syariah

dan mempunyai teknologi mutakhir yang melampaui harapan nasabah.

4. Nilai-nilai Perusahaan Bank Syariah Mandiri (BSM) Share Values

(ETHIC)

Excellence (Imtiyaz): Mencapai hasil yang mendekati sempurna

(perfect result – oriented).

Teamwork (‘Amal Jamaa’iy): Mengembangkan lingkungan kerja

yang saling bersinergi.

Humanity (Insaaniyah): Mengembangkan kepedulian terhadap

kemanusiaan dan lingkungan.

Integrity (Shidiq): Berperilaku terpuji, bermartabat dan menjaga

etika profesi.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


49

Customer Focus (Tafdilu Al ‘Umalaa): Mengembangkan kesadaran

tentang pentingnya nasabah dan berupaya melampaui harapan nasabah

baik internal maupun eksternal.

5. Tujuan Pendirian Bank Syariah Mandiri (BSM)

Bank Syariah Mandiri (BSM) didirikan berdasarkan suatu

keyakinan bahwa operasi perbankan yang berlandaskan prinsip bagi hasil

dan pengambilan margin keuntungan dapat mendorong terciptanya

stabilitas perekonomian. Seperti terurai dalam tujuan pendirian Bank

Syariah Mandiri (BSM) sebagai berikut:

a. Menjalin kemitraan yang berkeadilan.

b. Meratakan pendapatan melalui investasi.

c. Meningkatkan kesejahteraan hidup dengan membuka peluang usaha

yang lebih besar.

d. Menghindari persaingan yang tidak sehat diantara lembaga keuangan.

e. Alternatif pilihan dalam menggunakan jasa-jasa perbankan.

f. Menghindari riba.83

6. Produk Bank Syariah Mandiri (BSM)

Adapun produk-produk yang ada di Bank Syariah Mandiri (BSM)

terbagi dalam tiga kegiatan yaitu penghimpunan dana, penyaluran dan, dan

jasa.

83
https://www.MandiriSyariah.co.id.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


50

a. Penghimpunan Dana

Di dalam penghimpunan dana pada Bank Syariah Mandiri

menawarkan beberapa produk tabungan, dan investasi berupa:

1) Tabugan BSM, yaitu tabungan dalam mata uang rupiah yang

penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam

kas dibuka dikonter BSM melalui ATM.

2) BSM Tabungan Simpatik, yaitu tabungan yang menggunakan akad

Wadi’ah Yad-dhamanah yang penarikannya dapat dilakukan setiap

saat berdasarkan syarat-syarat yang disepakati.

3) BSM Tabungan Berencana, yaitu tabungan berjangka yang

memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian

pencapaian target yang telah ditetapkan.

4) BSM Tabungan Investa Cendekia, yaitu tabungan berjangka untuk

keperluan uang pendidikan dengan jumlah setoran bulanan tetap

(installment)dan dilengkapi dengan perlindungan asuransi.

5) Tabunganku, yaitu tabungan untuk perorangan dengan persyaratan

mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank

di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

6) BSM Tabungan Pensiun, produk ini merupakan produk tabungan

hasil kerjasama dengan PT Taspen. Tabungan ini dikhususkan

untuk pensiunan pegawai negeri di Indonesia dengan

menggunakan mata uang rupiah dan akad mudharabah mutlaqah.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


51

7) BSM Tabungan Mabrur, yaitu tabungan dalam mata uang rupiah

untuk membantu melaksanakan ibadah haji dan umrah.

8) BSM Tabungan Mabrur Junior, yaitu tabungan dalam mata uang

rupiah untuk membantu pelaksanaan ibadah haji dan umrah khusus

untuk usia di bawah 17 tahun.

9) BSM Tabungan Dollar, yaitu tabungan dalam mata uang dollar

yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau

sesuai ketentuan BSM.

10) BSM Giro Euro, yaitu sarana penyimpanan dana dalam mata uang

Euro untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan

prinsip wadi’ah yad-dhamanah.

11) BSM Tabungan Kurban, yaitu media penyimpanan dana dalam

bentuk tabungan dibank yang diperuntukkan bagi masyarakat

untuk merencanakan investasi kurban.

12) BSM Deposito, yaitu investasi berjangka waktu tertentu dalam

mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah

mutlaqah.

13) BSM Deposito Valas, yaitu investasi berjangka waktu tertentu

dalam mata uang dollar yang dikelola berdasarkan prinsip

mudharabah mutlaqah.

14) BSM Giro, yaitu sarana penyimpanan dana dalam mata uang

rupiah untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan

prinsip wadi’ah yad-dhamanah.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


52

15) BSM Giro Valas, yaitu sarana penyimpanan dana dalam mata uang

US Dollar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan

berdasarkan prinsip wadi’ah yad-dhamanah.

16) BSM Giro Singapura Dollar, yaitu sarana penyimpanan dana

dalam mata uang Singapura dollar untuk kemudahan transaksi

dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadi’ah yad-dhamanah.

17) BSM Giro Euro, yaitu pengelolaan berdasarkan prinsip wadi’ah

yad-dhamanah. Penyimpanan dana dalam mata uang Euro untuk

kemudahan transaksi.

b. Penyaluran Dana

Dalam penyaluran dana berupa pembiayaan yang meliputi:

1) BSM Dana Berputar yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan

modal kerja sementara dan bukan untuk permanent working

capital. Bersifat self liquidating seiring dengan menurunnya

aktivitas bisnis pada periode terkait.

2) BSM MMOB (mudharabah muqayyadah on balance sheet) yaitu

fasilitas pembiayaan dengan alokasi sumber dana yang terkait

(spesifik) dari pemilik dana (shahibul maal).

3) BSM Griya yaitu memberikan kemudahan kepada nasabah untuk

memiliki rumah idaman dengan prinsip syariah.

4) Pembiayaan Pensiunan yaitu pembiayaan yang diberikan kepada

para pensiunan atau kepada para pegawai 6 bulan lagi akan

pensiun, yang dikelola oleh lembaga pengelola pensiun yang telah

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


53

melakukan atau sedang dalam proses pembuatan perjanjian

kerjasama dengan bank.

5) BSM OTO yaitu memberikan kemudahan kepada nasabah untuk

memiliki kepemilikan kendaraan roda empat baik baru maupun

bekas dengan sistem mudharabah.

6) BSM Warung Mikro yaitu pembiayaan pada segmen menengah ke

bawah yang limit plafon pembiayaan maksimal Rp 200.000.000,.

c. Investasi

1) Reksadana Syariah yaitu wadah untuk menghimpun dana dari

masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam

portofolio efek oleh manajer investasi.

2) Bancassurance Syariah yaitu kerjasama produk rekaan asuransi

(AXA Mandiri) yang dibuat dan didesain berdasarkan kebutuhan

dan permintaan bank.

3) Sukuk Negara Ritel yaitu surat berharga syariah Negara (sukuk

Negara) yang dijual kepada individual atau perorangan warga

Negara Indonesia melalui agen penjual di pasar perdana dalam

negeri.

7. Letak Geografis Bank Syariah Mandiri (BSM) KC Jember

Penelitian ini dilakukan di PT Bank Syariah Mandiri (BSM) KC

Jember yang beralamatkan:

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


54

Jl. P.B. Sudirman No. 41-43, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Kode Pos : 68118

Telepon : (0331) 411522

BSM Call Center :14040 atau (120) 2953 4040

8. Strktur Organisasi Bank Syariah Mandiri (BSM) KC Jember


Bagan 4.1

Struktur organisasi PT.Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember


(Retail, /Banking, Mikro, pawning,BB)

Area Manager

Area Retail Banking Manager

Imam Supriadi

Area Micro Banking Manager Area Consumer


Area Pawning Manager Area Bussiness Financing
P. Rosul Banking Manager
P. Parwi
Manager
P. Bayu
P. Puguh
P. Antoni
Micro Banking
Manager

Pawning Bussiness
Officer Banking
Relationship
Manager
Pawning Staff
Area Micro Staff

Micro Financing Sales

Mitra Mikro

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


55

Bagan 4.2
Struktur Organisasi PT.Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember
(Operation & Service)

Area Manager

Area Operation &


Service Manager

Customer Service

Customer Service Office Head Teller Clearing &


Operation Service
Nindy Supervisor
P. Fadli
P. Hendri
P. Soni

General Support Staff


Customer Service Teller
P. Dani

Customer service Driver


Administration

Security

Office Boy

Sumber: dokumentasi84

84
Dokumentasi, Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember, 02 Juni 2017.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


56

9. Mekanisme Operasional Lembaga Bank Syariah Mandiri (BSM)

KC Jember

Daerah operasional atau lembaga kerja Bank Syariah Mandiri

(BSM) KC Jember adalah: Jember, Balung, Pasar Tanjung, Universitas

Muhammadiyah, Kalisat. Jam operasionalnya atau jam pelayanan

untuk nasabah / debitur di Bank Syariah Mandiri KC Jember adalah

sebagai berikut:

Mekanisme Operasional

Hari Jam

Senin-Jum’at (kecuali tanggal merah) 08.00-15.00

10. Job Description

a. Branch Manager adalah bertugas memimpin, mengelola,

mengembangkan, mengawasi seluruh kegiatan segmen bisnis dan

operasional bank serta memastikan pencapaian kinerja seluruh unit

bisnis yang berada dibawah koordinasinya secara prudent serta

memutus pembiayaan sesuai limit kewenangannya. Tanggung

jawab utama Branch Manager yaitu memastikan tercapainya target

segmen bisnis pembiayaan (micro, business banking, customer),

pendanaan, FBI (Fee Based Income), contribution margin dan laba

bersih di lokasi yang ada dalam koordinasi, menggali potensi bisnis

di lokasi yang berada dalam koordinasinnya untuk meningkatkan

portofolio pembiayaan, penghimpunan dana pihak ketiga,

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


57

perbaikan kualitas aktiva produktif, peningkatan pendapatan non

operasional, memastikan standar layanan nasabah berjalan sesuai

ketentuan, memastikan kegiatan operasional sesuai ketentuan dan

prudensialitas dan menindak lanjuti setiap temuan audit

(intern/ekstern).

b. BOSM (Branch Operation and Service Manager) adalah

memastikan aktivitas operasional branch office terkelola sesuai

dengan ketentuan yang berlaku untuk mendukung target branch

office.

c. CBRM (Consumer Banking Relationship Manager) adalah

meningkatkan pertumbuhan bisnis pada segmen consumer banking

yang meliputi pendanaan dan pembiayaan serta melakukan fungsi

financial advisory dan retensi terhadap nasabah prioritas.

d. Business Banking Relationship Manager adalah mamasarkan

produk dan mencari peluang pasar segmen business banking,

membina dan mengembangkan relationship dengan nasabah untuk

memantau dan mempertahankan kualitas pembiayaan dari debitur

yang menjadi kelolaanya untuk mencapai pertumbuhan portofolio

pembiayaan yang sehat dan tingkat profitabilitas yang tinggi

dengan analisa pembiayaan yang comprehensive dan akurat sesuai

ketentuan yang berlaku.

e. PBO ( Priority Banking Officer) adalah melakukan fungsi financial

advisory, program service, aktivitas penjualan produk-produk

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


58

perbankan, produk keagenan (antara lain produk investasi,

bancassurrance) serta maintenance nasabah prioritas area serta

operasionalnya rutin yang berorientasi terhadap peningkatan asset

nasabah.

f. Account Maintenance Staff adalah bertugas melakukan penagihan

pembiayaan. Tanggung jawab utama yaitu melakukan penagihan

ke nasabah pembiayaan business banking dan consumer banking

sesuai target yang telah ditetapkan, membuat laporan dan

menginput hasil on-site ke dalam collection system, dan

melakukan investigasi data terbaru nasabah beserta jaminannya.

g. Bussines Banking Staff adalah bertugas mengumpulkan dokumen

permohonan pembiayaan, verifikasi kebenaran dan kewajaran data

nasabah dan agunan, melakukan input data ke dalam FOS secara

benar, menyiapkan dokumentasi pembiayaan, melakukan

compliance review kelengkapan persyaratan pembiayaan,

menyerahkan dokumen legal/agunan untuk disimpan pada unit

yang ditetapkan serta menyiapkan laporan untuk monitoring

pembiayaan.

h. Business Banking Verification Staff adalah bertugas melakukan

verifikasi dokumen permohonan pembiayaan segmen business

banking sesuai dengan RAC (Risk Acceptance Criteria).

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


59

i. Clearing and Operation Service Staff adalah bertugas memenuhi

pelayanan kliring dan operasional dengan cepat dan tepat sesuai

ketentuan bank.

j. Customer Verification Staff adalah bertugas melakukan verifikasi

dokumen permohonan pembiayaan segmen consumer banking

sesuai dengan RAC (Risk Acceptance Criteria).

k. General Support Staff adalah posisi rekrutmen pada level staff

yang akan ditempatkan pada beberapa bidang kerja yang

mendukung penuh berjalannya proses bisnis perusahaan.

l. Customer Service adalah bertugas melaksanakan kegiatan

operasional dan pelayanan nasabah sesuai dengan ketentuan bank

dan standar pelayanan.

m. Teller adalah bertugas melayani transaksi uang tunai maupun non

tunai, surat-surat berharga dan kegiatan kas lainnya sesuai standar

layanan perbankan.

n. Micro Analyst bertugas melakukan verifikasi terhadap lokasi usaha

dan penilaian agunan untuk pembiayaan segmen micro sesuai

dengan kelolaanya.

o. Micro Financing Sales bertugas melakukan upaya marketing dan

penjualan produk outlet mikro dalam rangka merealisasikan target

bisnis.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


60

B. Penyajian Data Dan Analisis

Penyajian data merupakan bagian yang mengungkapkan data yang

dihasilkan dalam penelitian yang disesuaikan dengan rumusan masalah dan

analisa data yang relevan. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa dalam

penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi,

wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan sebagai alat untuk mendukung

penelitian ini. Secara berurutan akan disajikan data-data hasil penelitian yang

mengacu pada fokus masalah.

1. Aplikasi Pengajuan Pembiayaan Murabahah di Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Jember.

Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan bank syariah yang

memiliki produk-produk yang berlandaskan akad-akad syariah. Akad-akad

tersebut diterapkan pada produk penghimpunan dan penyaluran dana, pada

produk penyaluran dana BSM lebih sering menerapkan akad murabahah

dan ijarah.

Dari hasil wawancara dengan Pak Bayu, CBRM (Consumer

Banking Relationship Manager) ketika bertanya tentang aplikasi

pengajuan pembiayaan murabahah, beliau mengatakan:

“Pada dasarnya semua aplikasi dan prosedur pemberian


pembiayaan di BSM Jember ini sama, yaitu mulai dari nasabah
datang ke kantor biasanya menanyakan tentang biaya, prosedur dan
syaratnya, setelah mereka menyiapkan persyaratannya, kita
lakukan analisa atau survey dulu jika sudah disetujui baru nanti
kita lakukan akad pembiayaan dengan nasabah.85”

85
Bayu Krisna,wawancara, Jember, 28 April 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


61

Bapak Antonio selaku AMS (Accaunt Maintanance Staff) juga

memaparkan bahwa aplikasi pengajuan pembiayaan adalah sebagai

berikut:

”Pengajuan pembiayaan prosedurnya itu meliputi pengajuan


permohonan, melengkapi persyaratan meliputi KTP, kartu
keluarga, slip gaji bagi yang pegawai dan harus mempunyai
rekening tabungan BSM, lalu prosedunya kita membeli barang
yang diperlukan nasabah sesuai spesifikasinya dan nasabah
membeli kepada kami dengan margin kesepakatan.”86

Berdasarkan hasil wawancara di atas aplikasi pengajuan

pembiayaan murabahah di BSM Jember meliputi beberapa hal yaitu:87

a. Prosedur dan mekanisme pembiayaan murabahah

1) Nasabah mengajukan permohonan kepada pihak Bank Syariah

Mandiri untuk membeli barang yang diperlukan.

2) Pihak BSM dan nasabah melakukan negosiasi harga barang,

persyaratan, dan cara pembayaran.

3) Pihak BSM dan nasabah bersepakat melakukan transaksi dengan

akad murabahah.

4) BSM membeli barang dari penjual/supplier sesuai spesifikasi yang

diminta nasabah.

5) Pihak BSM dan nasabah melakukan akad jual beli atas barang yang

dimaksud.

6) Supplier mengantarkan barang kepada nasabah.

7) Nasabah menerima barang dan dokumen.

86
Antonio Dwi Janarko, wawancara, Jember 08 Juni 2017
87
Ibid

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


62

8) Nasabah melakukan pembayaran sebesar pokok dan margin kepada

pihak BSM dengan mengangsur.

b. Syarat pembiayaan murabahah

1) Syarat umum yang harus dipenuhi sebagai dasar akad murabahah

adalah objek yang diperjual belikan terhindar dari cacat dan kriteria

objek harus jelas (jenis, kualitas, kuantitas, nilai/harga).

2) Persyaratan dokumen pembiayaan murabahah yang meliputi KTP,

status kewarganegaraan asli, slip gaji, kartu keluarga dan suat

nikah, pengisisan formulir dan kelengkapan dokumen pendukung,

mendapat persetujuan manager dan diharuskan mempunyai

tabungan di BSM.

3) Kemampuan nasabah dinilai dari gaji perbulan nasabah

pembiayaan yakni 40% dari gaji total yang didapatkan perbulan.

Sebelum memberikan pembiayaan pada nasabah Bank Syariah

Mandiri terlebih dahulu melakukan analisis terkait kebutuhan nasabah,

kemampuan, manajemen, kelayakan usaha serta kemampuan

mengembalikan pembiayaan. Seperti yang dipaparkan oleh Pak Bayu

CBRM (consumer Banking Relationship Manager) sebagai berikut:

“Analisa adalah satu proses pembiayaan, jadi harus dilakukan kalau


analisis 5C memang dasar dari analisa, hanya saja
pengembanganya tergantung dari nasabah apa yang kita hadapi
seperti kita analisa mulai dari BI Checking, kita investigasi dan
survei jaminannya lalu kita investigasi juga usahanya dan lain-
lain.”88

88
Bayu Krisna, Wawancara, Jember, 28 April 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


63

Hal senada juga dibenarkan oleh Bapak Puguh AMS (Accaunt

Maintanace Staff) sebagai berikut:

”Untuk analisisnya apakah pembiayaan layak untuk diberikan itu


kita melakukan analisa yang biasanya disebut 5C yang meliputi
tentang BI-Cheking, aguanannya, prospek usahanya lalu juga
apakah nasabah tersebut bisa mengembalikan pembiayaan yang
dikeluarkan oleh bank semua itu perlu dianalisa terlebih
dahulu.”89

Berdasarkan hasil wawancara di atas analisis pembiayaan meliputi

hal-hal sebagai berikut:

a. BI-Checking: wajib dilakukan dengan riwayat pembiayaan status

kolektibilitas 1 (lancar) atau diperkenankan kolektibilitas 2 dengan

syarat nasabah harus melunasi tunggakan tersebut sebelum dilakukan

pencairan pembiayaan oleh pihak BSM.

b. Capacity: penilaian kemampuan calon nasabah pembiayaan

murabahah di BSM dalam manajemen usahanya apakah usaha tersebut

dikelola dengan orang yang tepat.

c. Capital: dilakukan pihak BSM untuk mengetahui kemampuan

permodalan nasabah pembiayaan dalam menjalankan usaha

pembiayaan yang dilakukan.

d. Condition of economy: dilakukan pihak BSM untuk mengetahui

prospek pemasaran dari hasil usaha nasabah pembiayaan yang

dibiayai.

e. Collateral: dilakukan untuk mengetahui kecukupan nilai agunan.

89
Puguh Dwi Santoso, wawancara, Jember, 08 Juni 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


64

2. Pelaksanaan Rescheduling Pada Pembiayaan Murabahah di Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember

a. Syarat-Syarat Nasabah Yang Direscheduling

Penyelamatan pembiayaan bermasalah secara dini merupakan

keharusan untuk menjaga kualitas pembiayaan yang sehat dengan

sasaran akhir untuk mempertahankan likuiditas bank. Berdasarkan

wawancara dengan Bapak Bayu, memaparkan bahwa:

“Ada nasabah yang memang benar-benar tidak bisa membayar


karena usahanya memang benar-benar menurun, jika seperti itu
kita tawarkan rescheduling, kita bisa lihat dari siklus
pembayaran misalnya yang seharusnya membayar angsuran
tanggal 22 tapi kenapa mepet tanggal 27 jika seperti itu kita
hubungi nasabah melalui telepon dulu telah itu lakukan harus
datang kenasabahnya, kita tanya mengenai apa masalahnya
biasanya membayar on time tetapi kenapa sekarang tidak.
Biasanya mereka menjelaskan karena sekarang omset menurun
dan persaingan pasar dan kita bisa tawarkan rescheduling.”90

Dalam pelaksanaannya Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Jember juga memiliki syarat-syarat tertentu untuk nasabah yang akan

di rescheduling, seperti yang disampaikan oleh Bapak Puguh yaitu:

“Syarat rescheduling itu nasabah membuat surat permohonan


rescheduling lalu kita analisa permasalahanya dan apa dasarnya
nasabah mengajukan rescheduling, lalu kita analisa lagi laporan
keuangannya, jadi walaupun misalnya nasabah bilang ingin
rescheduling dengan angsuran 1 juta kita tidak bisa langsung
menerima kita analisa dulu penghasilan bulanannya berapa
hariannya berapa, agar nanti nasabah tidak berat dalam
mengangsur juga.”91

90
Bayu Krisna, wawancara, 28 April 2017
91
Puguh Dwi Santoso, wawancara, Jember, 05 juni 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


65

Bapak Antoni juga menjelaskan bahwa ada syarat dan kriteria

untuk nasabah yang akan mengajukan rescheduling, berikut penjelasan

beliau:

“Kriteria penjadwalan kembali dilaksanakan terhadap nasabah


yang mengalami penurunan kemampuan membayar dan
prospek usaha nasabah masih baik dan mampu memenuhi
kewajiban setelah penjadwalan kembali. Oleh karena itu, ada
tim analisa datang kesitu untuk memastikan bahwa kemampuan
membayar perbulan masih ada dan jika ingin rescheduling
minimal harus 3 bulan berturut-turut mengangsur sesuai yang
dia inginkan, misalnya dia sebenarnya bulan ini angsurannya 5
juta namun dia tidak mempunyai uang, tetapi karena dia masih
mempunyai itikat baik dia masih mau membayar semampunya
misalnya 2 juta atau 1 juta itu bisa dibuat pertimbangan untuk
dilakukan rescheduling dalam melakukan rescheduling pihak
BSM.”92

b. Mekanisme dan prosedur rescheduling di Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Jember

Bapak Puguh menjelaskan bahwa mekanisme rescheduling

pada salah satu nasabah adalah sebagai berikut:

“Sebagai contohnya ada nasabah pembiayaan X mengajukan


pembiayaan sebesar 18 juta dengan jangka waktu 24 bulan,
dengan rincian angsuran pokok dan margin awal sebesar 775
ribu per-bulan selama 24 bulan, namun ditengah mengangsur
pada bulan ke 13 nasabah mengalami kesulitan pembayaran
dikarenakan omset beliau sedang menurun, setelah disurvei
sedemikian rupa disetujui untuk dilakukan rescheduling dengan
tambahan waktu selama 36 bulan, ditentukan angsuran pokok
dan margin yang baru dengan kesepakatan yaitu 675 ribu, maka
nasabah membaya dari bulan ke 14 sampai bulan ke 36 dengan
jumlah tagihan yang baru itu. Jadi mekanismenya setelah
nasabah mengajukan pembiayaan untuk di rescheduling nanti
ada tim survey lagi dari kita, namanya analis, jadi analisnya
datang kepada nasabah melihat nilai kemampuan bayarnya
berapa dan jaminannya kita taksasi lagi, lalu untuk prosesnya
setelah dari marketing ada tim recovery lalu tim itu nanti yang

92
Antoni Dwi Janarko, wawancara, Jember, 05 Juni 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


66

membuat nota analisa dan ada komitenya baru nanti diserahkan


ke admin BSM nanti yang memproses dan yang enter angsuran
bulanannya berapa.”93

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Antoni mengenai

mekanisme rescheduling sebagai berikut:

“Nasabah mengajukan permohonan rescheduling lalu pihak


bank menganalisa melihat potensi usaha nasabah, setelah dirasa
data yang diperoleh lengkap dan relevan, pihak bank dengan
nasabah melakukan negosiasi terkait jangka waktunya dengan
memperhatikan kemampuan nasabah. Selanjutnya berkas-
berkas pengajuan nasabah diserahkan kepada pihak admin
untuk diperiksa mengenai kelengkapannya, bila disetujui
manajer selanjutnya dilakukan akad pembiayaan dengan
angsuran dan jangka waktu yang baru. 94”

Bagan 4.3
Alur Rescheduling
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember

Pengajuan permohonan
Reschedulling

Survey
Laporan on the spot, pemantauan usaha,
identifikasi kemampuan nasabah

Negosiasi
Antara pihak bank
dengan nasabah

Manajer

Administrasi pembiayaan
Pemeriksaan kelengkapan pengajuan
Sumber: reschedulling
Data diolah
Akad pembiayaan dan kesepakatan baru
antara dua pihak

Sumber: data diolah dari hasil wawancara

93
Puguh Dwi Santoso, wawancara, Jember, 08 Juni 2017
94
Antoni Dwi Janarko, wawancara, Jember, 05 Juni 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


67

Dari gambar di atas, dapat dijelaskan mekanisme rescheduling yang

dilakukan pihak Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember adalah

sebagai berikut:

1. Nasabah mengajukan permohonan rescheduling kepada pihak BSM

Jember.

2. Selanjutnya pihak analis BSM Jember melakukan survey kelapangan

melihat usaha dan agunan, guna melihat potensi usaha nasabah.

Selanjuatnya data nasabah dianalisis guna mendapatkan data yang

akurat dan relevan, dengan memperhatikan kemampuan nasabah untuk

menyelesaikan sisa angsuran.

3. Pihak BSM dan nasabah bernegosiasi mengenai jangka waktu dan

besarnya nilai angsuran.

4. Selanjutnya berkas disampaikan kepada bagian manajemen untuk

dianalisis, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut, nasabah

masih memiliki kemampuan untuk mengangsur, dan ada niat baik dari

nasabah untuk menyelesaikan pembiayaan, dengan pertimbangan

tersebut dapat dikatakan bahwa pembiayaan layak untuk

direscheduling.

5. Setelah dilakukan proses analisis oleh manajer, selanjutnya berkas-

berkas diperiksa lebih lanjut oleh bagian administrasi BSM mengenai

kelengkapanya.

6. Selanjutnya dilakukan akad pembiayaan dengan kisaran angsuran dan

jangka waktu yang baru antara BSM Jember dengan nasabah, dan

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


68

pihak nasabah membayar administrasi sebesar 1% dari total angsuran

yang tersisa.

3. Kolektabilitas Nasabah Setelah Dilakukan Rescheduling

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Puguh, bahwa

kolektabilitas nasabah setelah dilakukan rescheduling adalah sebagai

berikut:

“BSM Jember menetapkan bahwa kolektabilitas nasabah


diklasifikasikan 5 kolektabilitas yaitu: 1) kolektabilitas (lancar)
yaitu pembayaran pokok dan margin tepat waktu sesuai dengan
akad. 2) kolektabilitas (dalam perhatian khusus) yaitu
pembayaran pokok dan margin terdapat tunggakan 1-90 hari. 3)
kolektabilitas (kurang lancar) yaitu pembayaran terdapat
tunggakan 90-180 hari. 4) kolektabilitas (diragukan) yaitu
pembayaran angsuran terdapat tunggakan 180-270 hari. 5)
kolektabilitas (macet) yaitu pembayaran angsuran terdapat
tunggakan lebih dari 270 hari. Jika nasabah direscheduling
selama dia membayar 3 bulan berturut-turut nanti dia akan
kolektabilitas 1 (lancar), tetapi ketika dia tidak membayar 1 kali
saja dia akan langsung kolektabilitas 3 karena, dia istilahnya
sudah di “obati” jadi perlakuannya juga lain dengan nasabah
yang lancar.”95

Seperti yang juga disampaikan oleh Bapak Bayu mengenai

kolektabilitas nasabah setelah melakukan rescheduling adalah sebagai

berikut:

“Nasabah yang sudah direscheduling kolektabilitasnya bisa


kembali lancar karena dalam prosesnya kita analisa kembali
kemampuan bayarnya berapa sehingga dalam pengembaliannya
juga bisa diprediksikan, namun jika nasabah menunggak lagi
dalam poses rescheduling nanti kolektabilitasnya akan
langsung kolektabilitas 3 karena dia sudah mendapat
keringanan dari pihak bank.”96

95
Puguh Dwi Santoso, wawancara, Jember, 06 Juni 2017
96
Bayu Krisna, wawancara, Jember, 08 Juni 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


69

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Antoni mengenai

kolektabilitas nasabah setelah dilakukan rescheduling berikut

pemaparan beliau:

“Ketika nasabah sudah dilakukan rescheduling, 1 kali saja dia


tidak membayar maka akan langsung kolektabilitas 3 setelah
tadinya kolektabilitas 1 karena, dia istilahnya dapat akad 2 kali
dengan keringanan, karena dia pertama sudah tidak sanggup
dengan akad yang pertama lalu kita bantu lagi bagaimana
kemampuan dia ingin mengangsur berapa, namun jika setelah
itu tetap tidak sesuai dengan perjanjian maka dari kolektabilitas
1 akan langsung ke kolektabilitas 3.”97

C. Pembahasan Temuan

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi serta analisis

data yang sudah dilakukan maupun berdasarkan pada fokus masalah, maka

dalam hal ini peneliti akan membahas temuan-temuan yang ada dilapangan

mengenai Analisis Pelaksanaan Reschedulling Pada Pembiayaan Murabahah

Di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember.

1. Aplikasi Pengajuan Pembiayaan Murabahah Di Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Jember

a. Posedur dan mekanisme pembiayaan Murabahah

1) Nasabah mengajukan permohonan kepada pihak Bank Syariah

Mandiri untuk membeli barang yang diperlukan.

2) Pihak BSM dan nasabah melakukan negosiasi harga barang,

persyaratan, dan cara pembayaran.

97
Antoni Dwi Janarko, Wawancara, Jember, 06 Juni 2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


70

3) Pihak BSM dan nasabah bersepakat melakukan transaksi dengan

akad murabahah.

4) BSM membeli barang dari penjual/supplier sesuai spesifikasi yang

diminta nasabah.

5) Pihak BSM dan nasabah melakukan akad jual beli atas barang yang

dimaksud.

6) Supplier mengantarkan barang kepada nasabah.

7) Nasabah menerima barang dan dokumen.

8) Nasabah melakukan pembayaran sebesar pokok dan margin kepada

pihak BSM dengan mengangsur.

b. Syarat pembiayaan murabahah

1) Syarat umum yang harus dipenuhi sebagai dasar akad murabahah

adalah objek yang diperjual belikan terhindar dari cacat dan criteria

objek harus jelas (jenis, kualitas, kuantitas, nilai/harga).

2) Persyaratan dokumen pembiayaan murabahah yang meliputi KTP,

status kewarganegaraan asli, pengisisan formulir dan kelengkapan

dokumen pendukung, mendapat persetujuan manager dan

diharuskan mempunyai tabungan di BSM.

3) Kemampuan nasabah dinilai dari gaji perbulan nasabah

pembiayaan yakni 40% dari gaji total yang didapatkan perbulan.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


71

Berdasarkan hal tersebut di atas terkait tentang prosedur,

mekanisme dan syarat pembiayaan murabahah terdapat kesesuaian

dengan Muhammad Syafe’i Antonio dalam bukunya yang berjudul

Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik.98

Dalam buku Ikatan Bankir Indonesia yang berjudul Memahami

Bisnis Bank Syariah ada 5 prinsip evaluasi pembiayaan (character,

capacity, capital, condition of economy, collateral) pada saat

melakukan analisis pembiayaan agar bank mengetahui kebutuhan

nasabah, kemampuan, manajemen, kelayakan usaha, serta kemampuan

mengembalikan pembiayaan.99

Sedangkan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember

juga menerapkan 5 prinsip analisis pembiayaan dalam pelaksanaannya

meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Character (BI-checking): wajib dilakukan dengan riwayat

pembiayaan status kolektabilitas 1 (lancar) atau dipekenankan

kolektabilitas 2 dengan syarat nasabah harus melunasi tunggakan

tersebut sebelum dilakukan pencaian pembiayaan oleh pihak BSM.

2. Capacity: penilaian kemampuan nasabah calon pembiayaan

murabahah di BSM dalam manajemen usahanya apakah usaha

tersebut dikelola dengan orang yang tepat.

98
Muhammad Syafe’i Antonio, Bank Syariah, 171.
99
Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis, 203.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


72

3. Capital: dilakukan pihak BSM untuk mengetahui kemampuan

permodalan nasabah pembiayaan dalam menjalankan usaha

pembiayaan yang dilakukan.

4. Condition of economy: dilakukan pihak BSM untuk mengetahui

prospek pemasaran dari hasil usaha nasabah pembiayaan yang

dibiayai.

5. Collateral: dilakukan untuk mengetahui kecukupan nilai agunan.

Dengan demikian analisis pembiayaan yang diterapkan oleh

Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember menunjukkan bahwa

terdapat kesesuaian dengan teori Ikatan Bankir Indonesia yang

berjudul Memahami Bisnis Bank Syariah tentang prinsip analisis

pembiayaan.

2. Pelaksanaan Reschedulling pada Pembiayaan Murabahah di Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember

a. Syarat-Syarat Nasabah yang direscheduling

Menurut Ahmad Subagyo dalam bukunya yang berjudul

Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah, memaparkan bahwa dalam

melakukan penyelamatan pembiayaan bermasalah yaitu menggunakan

strategi rescheduling yang biasanya cukup efektif apabila kondisi

usaha debitur masih bisa bertahan survive meskipun kinerjanya

menurun. Kondisi usaha debitur ini bisa dideteksi secara dini melalui

laporan keuangan usaha yang diserahkan kepada bank atau tertundanya

angsuran pokok pinjaman maupun pembayaran bungan dan indikasi

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


73

lainnya, agar pengusaha mampu membayar kewajiban tersebut, bank

perlu membantu dengan cara mengurangi beban debitur dalam

membayar angsuran pokok dan bunga pinjaman hal itu dapat dilakukan

dengan cara antara lain dengan memperpanjang jangka waktu atau

periode pinjaman dan/atau memperpanjang jarak waktu angsuran.

Jika petugas bank bisa mengetahui gejala, harus segera

melaksanakan kunjungan on the spot ke tempat usaha debitur dan

melakukan pemeriksaan sederhana termasuk wawancara dengan

debitur. Pastikan usaha ini masih mampu menghasilkan laba, pastikan

bahwa laba bersih usaha tersebut masih bisa digunakan untuk

membayar angsuran pokok dan bunga pinjaman. Atas dasar laba bersih

yang bisa diprediksikan, maka petugas bank bisa memperhitungkan

berapa besarnya angsuran pokok dan bunga serta jangka waktu

maupun jadwal atau frekuensinya yang bisa dibayar yang dikaitkan

dengan outstanding/saldo pinjaman dan debitur.100

Sedangkan syarat nasabah yang direscheduling menurut Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember ditujukan untuk nasabah yang

usahanya masih bisa bertahan walaupun kinerjanya menurun, hal itu

bisa dilihat dari siklus pembayaran yang sudah tidak on time lagi,

Kriteria penjadwalan kembali dilaksanakan terhadap nasabah yang

mengalami penurunan kemampuan membayar dan prospek usaha

nasabah masih baik dan mampu memenuhi kewajiban setelah

100
Ahmad Subagyo, Teknik Penyelesaian Kredit, 86.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


74

penjadwalan kembali. Oleh sebab itu ada tim analisa datang untuk

memastikan bahwa kemampuan membayar perbulan masih ada serta

memprediksi berapa besarnya angsuran pokok dan bunga serta jangka

waktu maupun jadwalnya. Jika ingin rescheduling minimal harus 3

bulan berturut-turut mengangsur sesuai yang dia inginkan, misalnya

dia sebenarnya bulan ini angsurannya 5 juta namun dia tidak

mempunyai uang, tetapi karena dia masih mempunyai itikat baik dia

masih mau membayar semampunya misalnya 2 juta atau 1 juta itu bisa

dibuat pertimbangan untuk dilakukan rescheduling.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka syarat nasabah yang

direscheduling adalah sesuai dengan teori Ahmad Subagyo dalam

bukunya yang berjudul Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah

tentang metode rescheduling.

b. Mekanisme dan prosedur rescheduling di Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Jember.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


75

Bagan 4.3
Alur Reschedulling
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember

Pengajuan permohonan
Reschedulling

Survey
Laporan on the spot, pemantauan usaha,
identifikasi kemampuan nasabah

Negosiasi
Antara pihak bank
dengan nasabah

Manajer

Administrasi pembiayaan
Pemeriksaan kelengkapan pengajuan
rescheduling
Akad pembiayaan dan kesepakatan baru
antara dua pihak

Sumber: data diolah dari hasil wawancara

Dari gambar di atas, dapat dijelaskan mekanisme rescheduling yang

dilakukan pihak Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember adalah

sebagai berikut:

1. Nasabah mengajukan permohonan rescheduling kepada pihak BSM

Jember.

2. Selanjutnya pihak analis BSM Jember melakukan survey kelapangan

dengan menggunakan analisis 4C, karena sudah tidak melalui BI-

checking, lalu melihat usaha dan agunan untuk melihat potensi usaha

nasabah. Selanjuatnya data nasabah dianalisis guna mendapatkan data

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


76

yang akurat dan relevan, dengan memperhatikan kemampuan nasabah

untuk menyelesaikan sisa angsuran.

3. Pihak BSM dan nasabah bernegosiasi mengenai jangka waktu dan

besarnya nilai angsuran.

4. Selanjutnya berkas disampaikan kepada bagian manajemen untuk

dianalisis, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut, nasabah

masih memiliki kemampuan untuk mengangsur, dan ada niat baik dari

nasabah untuk menyelesaikan pembiayaan, dengan pertimbangan

tersebut dapat dikatakan bahwa pembiayaan layak untuk

direscheduling.

5. Setelah dilakukan proses analisis oleh manajer, selanjutnya berkas-

berkas diperiksa lebih lanjut oleh bagian administrasi BSM mengenai

kelengkapanya, lalu dilakukan pembuatan addendum untuk proses

rescheduling.

6. Selanjutnya dilakukan akad pembiayaan dengan kisaran angsuran dan

jangka waktu yang baru antara BSM Jember dengan nasabah, dan

pihak nasabah membayar administrasi sebesar 1% dari total angsuran

yang tersisa.

Fatwa DSN MUI No. 48 Tahun 2005 juga mengatur tentang

penjadwalan kembali tagihan murabahah, lembaga keuangan syariah

boleh melakukan rescheduling tagihan murabahah terhadap nasabah yang

tidak bisa melunasi, ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam

rescheduling yaitu:

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


77

1) Tidak menambah jumlah tagihan yang tersisa.

2) Pembebanan biayaan dalam proses rescheduling adalah biaya rill.

3) Perpanjangan masa pembayaran adalah harus berdasarkan kesepakatan

dua belah pihak.101

3. Kolektabilitas Nasabah Setelah Dilakukan Rescheduling

Menurut Kasmir dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar

Perbankan menyatakan bahwa kolektabilitas kredit/pembiayaan adalah

sebagai berikut:

a. Lancar (Kolektabilitas 1), apabila tidak terdapat tunggakan

pembayaran pokok dan/atau bunga .

b. Dalam Perhatian Khusus (Kolektabilitas 2), apabila terdapat tunggakan

pembayaran pokok dan/atau bunga sampai dengan 90 hari.

c. Kurang Lancar (Kolektabilitas 3), apabila terdapat tunggakan

pembayaran pokok dan/atau bunga sampai dengan 120 hari.

d. Diragukan (Kolektabilitas 4), apabila terdapat tunggakan pembayaran

pokok dan/atau bunga sampai dengan 180 hari.

e. Macet (Kolektabilitas 5), apabila terdapat tunggakan pembayaran

pokok dan/atau bunga diatas 180 hari.102

Berdasarkan hal tersebut di atas mengenai kolektabilitas nasabah

pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember juga menetapkan

kolektabilitas nasabah pembiayaan sebagai berikut:

101
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 48/DSN-MUI/II/2005 Tentang Penjadwalan Kembali
Tagihan Murabahah.
102
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, 129-131.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


78

1) Kolektabilitas 1 (lancar): yaitu pembayaran pokok dan margin tepat

waktu sesuai dengan akad.

2) Kolektabilitas 2 (dalam perhatian khusus): yaitu pembayaran pokok

dan margin terdapat tunggakan 1-90 hari.

3) Kolektabilitas 3 (kurang lancar): yaitu pembayaran pokok dan margin

terdapat tunggakan selama 90-180 hari.

4) Kolektabilitas 4 (diragukan): pembayaran pokok dan margin terdapat

tunggakan 180-270 hari.

5) Kolektabilitas 5 (macet): pembayaran terdapat tunggakan lebih dari

270 hari.

Pada nasabah yang telah direscheduling di Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Jember jika nasabah melakukan pembayaran lancar secara

berturut-turut selama tiga kali maka kolektabilitas akan lancar atau

kolektabilitas 1. Namun, apabila dalam pembayarannya terdapat

tunggakan lagi satu kali saja maka kolektabilitas akan langsung

kolektabilitas 3 dikarenakan nasabah tersebut sudah mendapatkan akad

keringanan berupa rescheduling oleh pihak Bank Syariah Mandiri Koantor

Cabang Jember.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian sebagaimana telah dikemukakan pada bab

sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Aplikasi prosedur pengajuan pembiayaan murabahah adalah sebagai

berikut: Nasabah mengajukan permohonan kepada pihak BSM untuk

membeli barang yang diperlukan, pihak BSM dan nasabah melakukan

negosiasi harga barang, persyaratan, dan cara pembayaran, pihak BSM dan

nasabah bersepakat melakukan transaksi dengan akad murabahah, BSM

membeli barang dari penjual/supplier sesuai spesifikasi yang diminta

nasabah, supplier mengantakan barang kepada nasabah dan nasabah

menerima barang dan dokumen, nasabah melakukan pembayaran sebesar

pokok dan margin kepada pihak BSM dengan mengangsur.

2. Pelaksanaan rescheduling ditujukan untuk nasabah yang usahanya masih

bisa bertahan walaupun kinerjanya menurun yang menyebabkan

penundaan pembayaran angsuran. Setelah nasabah mengajukan

permohonan rescheduling pihak bank akan mensurvei lokasi guna melihat

potensi usaha dan mendapatkan data yang akurat dan relevan, selanjutnya

pihak bank dan nasabah bernegosiasi mengenai jangka waktu dan besarnya

nilai angsuran yang dilanjutkan dengan analisis pada bagian manajemen

bank mengenai berkas yang diajukan oleh nasabah, dengan

79

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


80

memperhatikan hal-hal sebagai berikut, nasabah masih memiliki

kemampuan untuk mengangsur dan ada niat baik dari nasabah untuk

menyelesaikan pembiayaan, dengan pertimbangan tersebut maka nasabah

layak untuk direscheduling. Setelah proses analisis dan berkas-berkas

diperiksa lebih lanjut oleh bagian administrasi mengenai kelengkapanya,

selanjutnya dilakukan akad pembiayaan dengan kisaran angsuran dan

jangka waktu yang baru antara BSM Jember dengan nasabah.

3. Kolektabilitas nasabah setelah dilakukan rescheduling oleh Bank Syariah

Mandiri Jember dari kolektabilitas 2 atau kolektabilitas 3 setelah nasabah

membayar angsuran lancar tiga kali berturut-turut akan menjadi

kolektabilitas 1 (lancar), namun jika nasabah yang direscheduling tidak

membayar satu kali saja kewajibannya, maka dari kolektabilitas 1 akan

langsung kolektabilitas 3 karena sudah mendapat akad keringanan oleh

pihak bank.

B. Saran

Dengan selesainya penelitian ini penulis ingin memberikan saran

kepada masyarakat, Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember serta

penelitian lanjutan.

1. Nasabah harus lebih memahami akad murabahah yang telah disepakati

agar tidak ada pihak yang dirugikan serta nasabah harus mempunyai itikad

baik dalam melaksanakan akad murabahah yang telah disepakati bersama.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


81

2. Diperlukan ketelitan dalam menganalisis setiap calon nasabah yang

mengajukan pembiayaan guna menghindari terjadinya nasabah yang

melakukan cidera janji dan tidak mampu membayar serta membarikan

pemahaman kepada satiap calon nasabah tentang hak dan kewajiban kedua

pihak terkait pembiayaan yang diajukan. Setelah melakukan rescheduling

bank harus memantau nasabah dalam usahanya agar tidak menunggak

untuk kedua kali

3. Jika penelitian ini dijadikan referensi diharapkan untuk peneliti lanjutan

mengkaji kembali hal-hal yang terdapat dalam penelitian ini karena

penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang terdapat

didalamnya.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DAFTAR PUSTAKA

A. Referensi Buku

Anshori, Abdul Ghofur. 2007. Perbankan Di Indonesia. Yogyakarta: Gajah


Mada University Press.

Antonio, Muhammad Syafi’i. 1992. Apa Dan Bagaimana Bank Islam.


Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf.

_______. 2001.Bank Syariah Dari Teori Ke Proktik. Jakarta: Gema Insani.

Arifin, Zainul. 2003. Dasar-Dasar Perbankan Syariah. Jakarta: Alfabet cct.II.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Teoritik.


Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Firdaus, M. 2005. Sistem Dan Mekanisme Pengawasan Perbankan Syariah.


Jakarta: Runaisa.

Huberman, Milles.1992. Analisis Data Kualitatif Buku Tentang Metode-


Metode Baru. Jakarta: UI Press.

Ikatan Bankir Indonesia. 2014. Memahami Bisnis Bank Syariah. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada.

Kasmir. 2015. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian. Bandung: PT. Rosda Karya.

Muhammad.2000. Manajemen Bank Syariah.Yogyakarta: YKPN.

Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghali Indonesia.

Noor, Juliansyah. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group.

Purnamasari, Irma Devita. 2011. Akad Syariah. Bandung: Khaifa.

82

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


83

Subagyo, Ahmad. 2015. Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah. Jakarta:


Mitra Wacana Media.

Sugiono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Umam, Khotibul. 2016. Perbankan Syariah Dasar-Dasar dan Dinamika


Perkembanganya Di Indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.

Zulkifli, Sunarto. 2003. Panduan Praktis Perbankan Syariah. Jakarta: Zikrul


Hakim.

Departemen Agama Republik Indonesia. 2013. Al-Qur’an Dan Terjemahnya,


Jakarta: Al-Mubin.

B. Referensi Skripsi

Fadillah. 2001. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mekanisme Reschedulling


Pada Pembiayaan Murabahah Di Bank Bukopin Syariah Cabang
Surabaya. Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya.

Hidayah, Nurul. 2012. Peran Rescheduling Dan Reconditioning Dalam Upaya


Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada KJKS BMT
Walisongo Semarang. Semarang: IAIN Walisongo.

Irawan, Khoirul Huda. 2011. Strategi Pencegahan Dan Penanganan


Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BMT Tekun Karanggede.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Rahmatullah, M Abdul Qodir. 2013. Kolektabilitas Nasabah dan


Rescheduling Pada Pembiayaan Murabahah Di BRI Syariah
KC. Induk Gubeng Surabaya. Surabaya: UIN Suanan Ampel
Surabaya.

Rohman, Muhammad Nuur. 2016. Pelaksanaan Rescheduling Dan


Reconditioning Terhadap Nasabah Wanprestasi Pada Perjanjian
Pembiayaan Dengan Jaminan Fidusiadi BMT Bina Sejahtera Sleman.
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Rokhis, Durroh Abdur. 2008. Pelaksanaan Rescheduling terhadap Nasabah


Wanprestasi Pada Akad Murabahah (Studi BRI Syariah Cabang
Yogyakarta). Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


84

C. Referensi Web

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 48/DSN-MUI/II/2008 Tentang


Penjadwalan Kembali Tagihan Murabahah.

Undang-Undang R.I. Nomor 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

http://kbbi.web.id/analisis

https://www.MandiriSyariah.co.id

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
MATRIK PENELITIAN KUALITATIF

Rumusan
Judul Variabel Sub Variabel Indikator Sumber Data Metode Penelitian
Masalah
ANALISIS Pelaksanaan 1. Rescheduling Metode 1. Data primer 1. Pendekatan 1. Bagaimana
PELAKSANAAN rescheduling penyelesaian dalam hal ini penelitian kualitatif aplikasi
RESCEDULING pada pembiayaan adalah data 2. Subyek penelitian pengajuan
PADA pembiayaan bermasalah yang dihasilkan (data primer dan pembiayaan
PEMBIAYAAN murabahah di dari wawancara sekunder) murabahah di
MURABAHAH DI Bank Syariah beberapa 3. Metode Bank Syariah
BANK SYARIAH Mandiri Kantor 2. Pembiayaan 1. Akad pegawai yang pengumpulan data Mandiri
MANDIRI Cabang Jember murabahah 2. Pelaku ada di Bank a. Observasi Kantor
KANTOR 3. Objek/barang Syariah b. Wawancara Cabang
CABANG 4. Analisis Mandiri Kantor c. Dokumentasi Jember
JEMBER pembiayaan Cabang Jember 4. Teknik analisis data 2. Bagaimana
2. Data sekunder dengan analisis
dalam hal ini mengunakan pelaksanaan
yaitu diperoleh kualitatif antara rescheduling
dari buku-buku lain: pembiayaan
yang berkaitan a. Reduksi data murabahah di
dengan b. Penyajian data Bank Syariah
masalah yang c. Penarikan Mandiri
diteliti, kesimpulan Jember
sumber-sumber 5. Validitas data 3. Bagaimana
data atau Triangulasi sumber Kolektibilitas
dokumen Bank nasabah
Syariah setelah
Mandiri yang dilakukan
berkaitan rescheduling
dengan
penulisan tugas
akhir.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


— digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
ember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
DRAFT WAWANCARA

1. Apa saja jenis-jenis pembiayaan murabahah di BSM Jember?


2. Bagaimana mekanisme dan prosedur pemberian pembiayaan murabahah di
BSM jember?
3. Berapa jumlah nasabah pembiayaan murabahah dalam kurun waktu satu
tahun?
4. Apa saja kendala dalam penyaluran pembiayaan murabahah?
5. Apa saja analisis pembiayaan yang diterapkan di BSM Jember?
6. Apa saja faktor penyebab terjadinya pembiayaaan murabahah yang
bermasalah?
7. Bagaimana cara menangani pembiayaan murabahah yang bermasalah?
8. Apa saja syarat-syarat pembiayaan yang akan direschedulling?
9. Bagaimana prosedur dan mekanisme reschedulling yang ada di BSM jember?
10. Bagaimana kolektabilitas nasabah setelah dikakukan reschedulling?

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


d — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
Foto kantor Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember, 8 Maret 2017.

Foto wawancara bersama Bapak Bayu Krisna mengenai pembiayaan murabahah


dan reschedulling, 28 April 2017.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Foto wawancara bersama Bapak Puguh Dwi Santoso mengenai reschedulling dan
pembiayaan murabahah, Senin 05 Juni 2017.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Foto dengan Bapak Antoni Dwi Janarko mengenai Reschedulling dan pembiayaan
murabahah serta meminta surat selesai penelitian kepada ibu Priska kamis 08 Juni
2017

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BIODATA PENULIS

Nama : Ika Kurnia Ramadani

NIM : 083133001

TTL : Banyuwangi, 20 Februari 1995

Alamat : Dsn.Panjen RT 005/RW 001 Ds. Jambewangi Kec. Sempu Kab.


Banyuwangi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Jurusan : Ekonomi Islam

Riwayat Pendidikan:

1. TK Khadijah 31 Panjen, Jambewangi


2. MI Syaiful Wathon Panjen, Jambewangi
3. MTsN Genteng
4. MAN Genteng
5. IAIN Jember

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id

Anda mungkin juga menyukai