3 Rencana Aksi
catatan: 6 bentuk pemahaman Tighe dan Wiggins bukan taksonomi yang hirarkis
Dalam kerangka UbD, pemahaman atau Understanding (dalam enam bentuknya) merupakan capaian belajar yang diharapkan. Namun perlu dicatat, bentuk
pemahaman yang diharapkan tidaklah sama untuk setiap mata pelajaran atau jenjang. Pada pelajaran Matematika misalnya, kemampuan aplikasi,
interpretasi, dan menjelaskan menjadi bentuk pemahaman materi yang paling alami, sesuai bidang. Sedangkan pada bidang keilmuan sosial, kemampuan
menunjukkan empati, dan perspektif dapat juga dimasukkan/ ditambahkan sebagai bukti pemahaman jika perlu. Pada konteks SMK yang menitikberatkan
pada praktik di bengkel atau laboratorium, tentunya bukti pemahaman yang ditargetkan akan berbeda. Contohnya ketrampilan untuk menghaluskan sebuah
produk/ alat/ benda tentunya menekankan pada aspek penerapan. Sejumlah ketrampilan bahkan tidak hanya menekankan pada aspek kognitif tetapi juga
aspek motorik dan aspek afektif secara proporsional, tergantung pada konteks pembelajaran. Untuk lebih mengetahui tentang keenam bentuk pemahaman
dalam UbD, silakan membaca Bab 2 dari Bahan bacaan MK ini.
Saat penyusunan tujuan atau hasil yang diinginkan dan alur pencapaiannya untuk suatu sesi pembelajaran, mahasiswa juga perlu mempertimbangkan
persoalan konkret yang telah ditemui selama menjadi guru dan yang terkini, ketika mahasiswa melakukan observasi pembelajaran pada tahap identifikasi
masalah. Mahasiswa perlu menganalisis CP dengan melihat kondisi atau konteks pembelajaran yang khas dari setiap kelas seperti alokasi waktu/ JP, luasan
cakupan materi, kemampuan siswa, serta keberagaman dalam kelas.
Misalnya cakupan materi dalam rumusan tujuan pembelajaran dapat disederhanakan atau dibagi ke dalam beberapa sesi pembelajaran jika pada observasi
ditemukan persoalan ketidaktuntasan aktivitas yang berakar pada jumlah materi yang terlalu banyak. Atau, jika teridentifikasi bahwa siswa belum dapat
mengaplikasikan sebuah konsep, teori, atau ketrampilan (misal menghitung volume, menjelaskan gaya, menulis, berenang) maka guru perlu merumuskan
alur kegiatan pembelajaran dalam satu sesi dengan lebih bertahap dari yang mudah ke yang sulit atau dengan sedikit demi sedikit mengurangi bantuan. Di
titik ini, kemampuan untuk menyusun alur pencapaian tujuan pembelajaran menjadi sangat penting. Bagaimana caranya agar siswa mencapai hasil/ tujuan
akhir yang diharapkan, langkah apa sajakah yang diperlukan, bagaimana urutannya.
Kolom (2) Bukti pemahaman/ penilaian
Kolom (2) diisi dengan bukti penilaian yang dapat digunakan untuk menakar, mengevaluasi atau memvalidasi apakah siswa telah mencapai tujuan/ hasil yang
diharapkan yaitu pemahaman. Kolom ini berisi bentuk penilaian kinerja dan bentuk penilaian lain. Draft kisi-kisi dan rubrik penilaian dapat disertakan di
lembar terpisah.
Terkait bukti penilaian, menurut McTighe dan Wiggins (2012), jika seorang siswa mencapai pemahaman, ia akan dapat menunjukkannya dalam satu atau
beberapa jenis pemahaman. Dalam tahap ini, pertanyaan yang perlu dijawab adalah: Melalui tugas/ kinerja otentik dan bukti lain apa peserta didik akan
mendemonstrasikan pemahaman/ pencapaian hasil (tujuan) yang diinginkan? dan Dengan kriteria apa kinerja dan bukti lain tersebut akan dinilai?
Yang dimaksud dengn kinerja di sini adalah kinerja otentik yang menunjukkan keterampilan atau kemampuan yang diharapkan. Misalnya, membuat
lemparan bernilai 3 angka pada permainan basket, menulis sebuah cerita/ naratif yang realistik dari sudut pandang seorang karakter. Bukti lain dapat berupa
tes, kuis, portfolio dan semacamnya.
Kolom (3) Langkah/ Aktivitas Pembelajaran
Kolom (3) berisi kegiatan atau aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan/ pemahaman/ hasil yang diinginkan.
Kegiatan dan aktivitas ini bisa juga sekaligus berfungsi digunakan guru untuk memantau proses belajar siswa, mengetahui hambatan, dan tingkat
penguasaan materi oleh siswa.
Dengan kata lain, saat kolom ini tidak hanya berisi aktivitas untuk mencapai bukti penilaian dan tujuan tetapi juga aktivitas yang berfungsi sebagai formative
assessment. Asesmen formatif dilakukan di dalam proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus pemberian umpan balik
yang cepat. Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah
pembelajaran. Asemen formatif merupakan satu kesatuan dengan kegiatan pembelajaran. Asesmen jenis lain, yaitu sumatif, tidak harus muncul pada modul
ajar sebuah sesi pembelajaran, tergantung pada cakupan dan tujuan pembelajaran pada sesi tersebut.
Aktivitas atau langkah pembelajaran di kolom ini bisa jadi mengikuti sintaks metode yang dirasa perlu baik secara keseluruhan maupun sebagian. Bisa juga
merupakan penggabungan atau modifikasi langkah satu atau beberapa metode. Ketika memilih dan mengorganisasikan metode/ aktivitas belajar, perlu
diperhatikan kembali persoalan-persoalan yang telah diidentifikasi di tahap 1 sebelumnya serta .evaluasi dari alternatif solusi. Tidak ada pembatasan
dan/atau keharusan untuk memilih sebuah metode atau aktivitas tertentu karena pilihan aktivitas tentunya sangat tergantung pada tujuan, karakteristik
mata pelajaran, materi, dan karakteristik peserta didik yang beragam. Namun demikian, khusus untuk pembelajaran di SMK, penyusunan desain dan
pengembangan perangkat ajar disarankan menggunakan antara lain PjBL, Teaching Factory (Tefa), Kelas Industri, dan Kelas Kewirausahaan. Materi terkait
dapat diakses di materi PPA II SMK Topik 2 dan Topik 3.
Secara umum, dalam mengerjakan LK 2.3 mahasiswa merujuk pada bahan bacaan berikut:
Bahan bacaan langkah 6 MK Pengembangan Perangkat
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Bahan bacaan pada pendalaman materi PAUD, UMUM, SMK, DAN PLB
Selain itu, dengan penyusunan rancangan kegiatan/ langkah pembelajaran juga perlu memperhatikan kesiapan dan keberagaman siswa. Oleh karena itu,
mahasiswa PPG Daljab juga dapat mengimplementasikan konsep pembelajaran berdiferensiasi untuk merespon hal tersebut.
Setelah menyusun dan mendiskusikan/ mempresentasikan rancangan awal perangkat pembelajaran dengan tiga komponen utama tersebut, mahasiswa
melengkapi komponen menjadi modul/ RPP lengkap yang siap digunakan untuk pembelajaran di sekolah. Jika sekolah telah menggunakan kurikulum
merdeka, komponen modul ajar lengkap yang diharapkan sebagai produk mata kuliah ini terdiri atas 3 komponen sebagai berikut.
Dari komponen-komponen di tabel, pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik dapat dikembangkan dengan menggunakan konsep understanding dan
triggering/ key question pada UbD. Keduanya merupakan bagian integral dalam penentuan hasil yang diinginkan (Topik 1, langkah 1 UbD-bahan bacaan MK).
Pemahaman bermakna berisi jawaban dari sebagian atau seluruh poin-poin berikut:
1. apa ide besar materi yang siswa harus kuasai dari sebuah unit pembelajaran?
2. apa detail penting dari materi yang siswa harus pahami dari sebuah unit pembelajaran?
3. kebingungan/ miskonsepsi apa yang mungkin muncul dari sebuah unit pembelajaran?
4. keterampilan/ pengetahuan apa yang siswa akan kuasai dari sebuah unit pembelajaran?
5. apa yang akhirnya siswa bisa lakukan dari sebuah unit pembelajaran?
Sedangkan untuk membuat pertanyaan pemantik, mahasiswa sebagai guru harus berpikir pertanyaan-pertanyaan “provokatif’ apa yang akan menumbuhkan
rasa ingin tahu atau pemahaman yang diharapkan.
Dinukilkan dari McTighe dan Wiggins (2012) berikut contoh formulasi pemahaman dan pertanyaan kunci/ pemantik
Sample pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik.
Geografi, iklim, dan Bagaimana tempat tinggal kita mempengaruhi cara kita
sumber daya alam di suatu wilayah hidup?
mempengaruhi budaya, ekonomi,
ekonomi, dan gaya hidup penduduknya.
Seni dan budaya saling bergantung satu dengan yang lain; budaya mempengaruhi Dengan cara apa seni mencerminkan serta
kesenian, dan kesenian merefleksikan dan membentuk budaya?
melestarikan budaya.
Dua sampel “pemahaman” di atas menjawab pertanyaan terkait ide besar atau detil penting apa yang siswa harus kuasai dalam suatu unit pembelajaran dua
mata pelajaran yang berbeda. Dalam sebuah unit, bisa dimungkinkan ada lebih dari satu formulasi pemahaman bermakna. Formulasinya juga dapat
disesuaikan dengan karakteristik materi masing-masing mata pelajaran.
Demikian juga dengan pertanyaan pemantik, formulasinya tentunya harus memperhatikan kemampuan dan jenjang peserta didik. Namun yang pasti,
pertanyaan pemantik sifatnya benar-benar harus dapat memantik siswa untuk menuju pemahaman yang dituju. Pertanyaan-pertanyaan seperti “apakah yang
kalian ketahui tentang …” atau “sudahkan kalian mengetahui/ mendengar/ membaca….” rasanya tidak akan memantik pemahaman bermakna. Pada
pembelajaran Bahasa dengan materi teks naratif, misalnya, alih-alih bertanya “Pernahkah kalian membaca cerita…..?” akan lebih baik jika guru menanyakan
“Apa yang membuat sebuah cerita bisa menarik?”
Nama Mahasiswa : Titik Purwanti, S.T
Asal Sekolah : SMKN 5 Tebo - Jambi
A. Pilihan Ganda
1. Contoh asam yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah ….
a. asam sulfat, kalsium hidroksida, dan asam sulfat
b. aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, dan natrium
hidroksida
c. asam sulfat, asam malat, san asam laktat
d. asam borat, asam benzoat, dan natrium hidroksida
e. magnesium hidroksida, natrium hidroksida, dan asam malat
2. Contoh basa yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah ….
a. asam sulfat, kalsium hidroksida, dan asam sitrat
b. aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, dan natrium
hidroksida
c. asam sulfat, asam malat, dan asam laktat
d. asam borat, asam benzoat, dan natrium hidroksida
e. asam sulfat, natrium hidroksida, dan asam laktat
3. Larutan 100 ml HCl 0,01 M memiliki pH sebesar ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
4. Besarnya pH yag dibuat dari 0,01 mol KOH dalam 10 liter air adalah
….
a. 7
b. 4
c. 10
d. 11
e. 12
5. Asam lemah HA, pHya = 3. K2 HA = 1 x 10-5. Konsentrasi HA adalah
….
a. 0,1 M
b. 0,01 M
c. 0,001 M
d. 0,0001 M
e. 0,00001 M
6. pH larutan basa lemah bervalensi satu sama dengan 11, maka
konsentrasi ion OH- dalam larutan tersebut adalah …. M.
a. 10-11
b. 10-6
c. 10-3
d. 10-2
e. 10-1
7. Sebanyak 0,1 mol CH2COOH terdapat dalam 1 L larutan jika Ka = 10-3,
derajat disosiasikan larutan tersebut sebesar ….
a. 0,2
b. 0,1
c. 0,02
d. 0,01
e. 0,001
8. Jus jeruk pada suhu 25 oC memiliki pH = 3. Molaritas ion OH- dalam
larutan tersebut adalah ….
a. 1 x 10-3
b. 1 x 10-6
c. 1 x 10-7
d. 1 x 10-9
e. 1 x 10-11
9. Konsentrasi H3O+ dalam larutan Ba(OH)2 0,05 M adalah ….
a. 1 x 10-13
b. 5 x 10-10
c. 1 x 10-5
d. 2 x 10-5
e. 5 x 10-2
10. Jika tetapan suatu basa lemah MOH ialah 1 x 10-5, maka
larutan MOH 0,1 M mempunyai pH sebesar ….
a. 3
b. 5
c. 7
d. 9
e. 11
B. Uraian
1. Berikan masing-masing lima contoh bahan-bahan di sekitar kita yang
bersifat asam dan basa!
2. Bagaimanakah definisi asam dan basa menurut Bronsted-Lowry?
3. Dutta mencelupkan kertas lakmus merah ke dalam larutan A ternyata
kertas lakmus tidak berubah warnanya, kemudian kertas lakmus
merah dicelupkan ke dalam larutan B, kertas lakmus berubah warna
menjadi biru. Kesimpulan apakah yang diperoleh tentang kedua
larutan tersebut?
4. Perhatikan trayek perubahan warna beberapa larutan indikator
berikut!
Perubahan Skala/Trayek
Indikator
Warna pH
Metil Jingga Merah –
2,9 – 4,0
Kuning
Metil Merah Merah –
4,2 – 6,3
Kuning
Bromtimol Kuning – Biru
6,0 – 7,6
Biru
Phenolpthalei Tidak
n Berwarna – 8,3 – 10,0
Merah
Perkirakan harga pH sampel X dan Y jika:
a. Suatu sampel X diuji dengan indikator metil merah (MM) berwarna
kuning, dengan bromtimol biru (BTB) berwarna biru, dan dengan
Phenolpthalein (pp) berwarna merah.
b. Suatu sampel Y diuji dengan indikator metil merah (MM) berwarna
kuning, dengan bromtimol biru (BTB) berwarna biru, dan dengan
Phenolpthalein (pp) berwarna merah.
5. Seorang siswa menguji beberapa larutan menggunakan indikator
kertas lakmus.
Hasil pengujiannya ditunjukkan sebagai berikut.
Laruta Warna Kertas Lakmus
n Sebelum Sesudah
1 Merah Merah
2 Merah Biru
3 Biru Biru
4 Biru Merah
Analisislah larutan mana yang bersifat asam!
6. Hitunglah pH larutan 10 ml CH3COOH 0,004 M (Ka = 10-5)!
7. Hitunglah pH 100 ml larutan CH3COOH 0,2 M bila terionisasi 10%!
8. Tentukan pH dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H +
sebesar 2 x 10-4 M!
9. Suatu larutan diketahui memiliki nilai pH sebesar 3. Tentukan besar
konsentrasi ion H+ dalam larutan tersebur!
10. Suatu larutan memiliki pH = 2. Tentukan pH larutan jika diencerkan
dengan air seratus kali!
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
I. Bahan
1. Sebutkan bahan yang digunakan untuk membuat indikator asam
basa dari ekstrak bahan alam dan menentukan sifat larutan dengan
indikator alami
2. …………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………
5. dst
II. Peralatan
1. Sebutkan peralatan kerja yang digunakan untuk membuat indikator
asam basa dari ekstrak bahan alam dan menentukan sifat larutan
dengan indikator alami
2. …………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………
5. …………………………………………………………………
6. dst