3 Rencana Aksi
Kolom (1) diisi dengan tujuan pembelajaran yang diturunkan dari CP atau KD (sesuai dengan
kurikulum yang digunakan di sekolah untuk jenjang tertentu). Perumusan tujuan sebaiknya
mencakup dua komponen yaitu kompetensi dan lingkup materi. Perumusannya dapat dilakukan
dengan tiga cara. Pertama, merumuskan langsung berdasar CP. Kedua, merumuskan dengan
menganalisis kompetensi dan lingkup materi. Ketiga, merumuskan lintas CP. Contoh alternatif
perumusan dapat dilihat pada lampiran Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia
Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah yang dapat diakses di tautan berikut
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-Pembelajarn-dan-
Asesmen.pdf .
Untuk perumusan tujuan, mahasiswa dapat menggunakan: (1) taksonomi Bloom yang telah
diperbaharui oleh Anderson dan Krathwohl (2001), (2) teori tentang 6 bentuk pemahaman/
understanding oleh McTighe dan Wiggins (2005), dan (3) taksonomi Marzano (2000). Mahasiswa juga
dapat mengkombinasikan atau menggunakan taksonomi lain, selama sesuai dengan kondisi/
karakteristik mata pelajaran, materi ajar, siswa dan lingkungan belajar.
Taksonomi Bloom, Bentuk Pemahaman Wiggins and McTighe, dan Taksonomi Marzano
Bloom (Anderson and Krathwol, McTighe and Wiggins (2005) Marzano (2000)
2001)
catatan: 6 bentuk pemahaman Tighe dan Wiggins bukan taksonomi yang hirarkis
Dalam kerangka UbD, pemahaman atau Understanding (dalam enam bentuknya) merupakan capaian
belajar yang diharapkan. Namun perlu dicatat, bentuk pemahaman yang diharapkan tidaklah sama
untuk setiap mata pelajaran atau jenjang. Pada pelajaran Matematika misalnya, kemampuan aplikasi,
interpretasi, dan menjelaskan menjadi bentuk pemahaman materi yang paling alami, sesuai bidang.
Sedangkan pada bidang keilmuan sosial, kemampuan menunjukkan empati, dan perspektif dapat juga
dimasukkan/ ditambahkan sebagai bukti pemahaman jika perlu. Pada konteks SMK yang
menitikberatkan pada praktik di bengkel atau laboratorium, tentunya bukti pemahaman yang
ditargetkan akan berbeda. Contohnya ketrampilan untuk menghaluskan sebuah produk/ alat/ benda
tentunya menekankan pada aspek penerapan. Sejumlah ketrampilan bahkan tidak hanya menekankan
pada aspek kognitif tetapi juga aspek motorik dan aspek afektif secara proporsional, tergantung pada
konteks pembelajaran. Untuk lebih mengetahui tentang keenam bentuk pemahaman dalam UbD,
silakan membaca Bab 2 dari Bahan bacaan MK ini.
Saat penyusunan tujuan atau hasil yang diinginkan dan alur pencapaiannya untuk suatu sesi
pembelajaran, mahasiswa juga perlu mempertimbangkan persoalan konkret yang telah ditemui
selama menjadi guru dan yang terkini, ketika mahasiswa melakukan observasi pembelajaran pada
tahap identifikasi masalah. Mahasiswa perlu menganalisis CP dengan melihat kondisi atau konteks
pembelajaran yang khas dari setiap kelas seperti alokasi waktu/ JP, luasan cakupan materi,
kemampuan siswa, serta keberagaman dalam kelas.
Misalnya cakupan materi dalam rumusan tujuan pembelajaran dapat disederhanakan atau dibagi ke
dalam beberapa sesi pembelajaran jika pada observasi ditemukan persoalan ketidaktuntasan aktivitas
yang berakar pada jumlah materi yang terlalu banyak. Atau, jika teridentifikasi bahwa siswa belum
dapat mengaplikasikan sebuah konsep, teori, atau ketrampilan (misal menghitung volume,
menjelaskan gaya, menulis, berenang) maka guru perlu merumuskan alur kegiatan pembelajaran
dalam satu sesi dengan lebih bertahap dari yang mudah ke yang sulit atau dengan sedikit demi sedikit
mengurangi bantuan. Di titik ini, kemampuan untuk menyusun alur pencapaian tujuan pembelajaran
menjadi sangat penting. Bagaimana caranya agar siswa mencapai hasil/ tujuan akhir yang diharapkan,
langkah apa sajakah yang diperlukan, bagaimana urutannya.
Kolom (2) diisi dengan bukti penilaian yang dapat digunakan untuk menakar, mengevaluasi atau
memvalidasi apakah siswa telah mencapai tujuan/ hasil yang diharapkan yaitu pemahaman. Kolom
ini berisi bentuk penilaian kinerja dan bentuk penilaian lain. Draft kisi-kisi dan rubrik penilaian dapat
disertakan di lembar terpisah.
Terkait bukti penilaian, menurut McTighe dan Wiggins (2012), jika seorang siswa mencapai
pemahaman, ia akan dapat menunjukkannya dalam satu atau beberapa jenis pemahaman. Dalam
tahap ini, pertanyaan yang perlu dijawab adalah: Melalui tugas/ kinerja otentik dan bukti lain apa
peserta didik akan mendemonstrasikan pemahaman/ pencapaian hasil (tujuan) yang diinginkan? dan
Dengan kriteria apa kinerja dan bukti lain tersebut akan dinilai?
Yang dimaksud dengn kinerja di sini adalah kinerja otentik yang menunjukkan keterampilan atau
kemampuan yang diharapkan. Misalnya, membuat lemparan bernilai 3 angka pada permainan
basket, menulis sebuah cerita/ naratif yang realistik dari sudut pandang seorang karakter. Bukti lain
dapat berupa tes, kuis, portfolio dan semacamnya.
Kolom (3) berisi kegiatan atau aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru dan siswa untuk
mencapai tujuan/ pemahaman/ hasil yang diinginkan. Kegiatan dan aktivitas ini bisa juga sekaligus
berfungsi digunakan guru untuk memantau proses belajar siswa, mengetahui hambatan, dan tingkat
penguasaan materi oleh siswa.
Dengan kata lain, saat kolom ini tidak hanya berisi aktivitas untuk mencapai bukti penilaian dan
tujuan tetapi juga aktivitas yang berfungsi sebagai formative assessment. Asesmen formatif dilakukan
di dalam proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus
pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah
kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asemen
formatif merupakan satu kesatuan dengan kegiatan pembelajaran. Asesmen jenis lain, yaitu sumatif,
tidak harus muncul pada modul ajar sebuah sesi pembelajaran, tergantung pada cakupan dan tujuan
pembelajaran pada sesi tersebut.
Aktivitas atau langkah pembelajaran di kolom ini bisa jadi mengikuti sintaks metode yang dirasa perlu
baik secara keseluruhan maupun sebagian. Bisa juga merupakan penggabungan atau modifikasi
langkah satu atau beberapa metode. Ketika memilih dan mengorganisasikan metode/ aktivitas
belajar, perlu diperhatikan kembali persoalan-persoalan yang telah diidentifikasi di tahap 1
sebelumnya serta .evaluasi dari alternatif solusi. Tidak ada pembatasan dan/atau keharusan untuk
memilih sebuah metode atau aktivitas tertentu karena pilihan aktivitas tentunya sangat tergantung
pada tujuan, karakteristik mata pelajaran, materi, dan karakteristik peserta didik yang beragam.
Namun demikian, khusus untuk pembelajaran di SMK, penyusunan desain dan pengembangan
perangkat ajar disarankan menggunakan antara lain PjBL, Teaching Factory (Tefa), Kelas Industri, dan
Kelas Kewirausahaan. Materi terkait dapat diakses di materi PPA II SMK Topik 2 dan Topik 3.
Secara umum, dalam mengerjakan LK 2.3 mahasiswa merujuk pada bahan bacaan berikut:
Bahan bacaan langkah 6 MK Pengembangan Perangkat
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Bahan bacaan pada pendalaman materi PAUD, UMUM, SMK, DAN PLB
Selain itu, dengan penyusunan rancangan kegiatan/ langkah pembelajaran juga perlu memperhatikan
kesiapan dan keberagaman siswa. Oleh karena itu, mahasiswa PPG Daljab juga dapat
mengimplementasikan konsep pembelajaran berdiferensiasi untuk merespon hal tersebut.
Seni dan budaya saling bergantung satu dengan yang lain; Dengan cara apa seni mencerminkan serta
budaya mempengaruhi membentuk budaya?
kesenian, dan kesenian merefleksikan dan
melestarikan budaya.
Dua sampel “pemahaman” di atas menjawab pertanyaan terkait ide besar atau detil penting apa yang
siswa harus kuasai dalam suatu unit pembelajaran dua mata pelajaran yang berbeda. Dalam sebuah
unit, bisa dimungkinkan ada lebih dari satu formulasi pemahaman bermakna. Formulasinya juga
dapat disesuaikan dengan karakteristik materi masing-masing mata pelajaran.
Demikian juga dengan pertanyaan pemantik, formulasinya tentunya harus memperhatikan
kemampuan dan jenjang peserta didik. Namun yang pasti, pertanyaan pemantik sifatnya benar-benar
harus dapat memantik siswa untuk menuju pemahaman yang dituju. Pertanyaan-pertanyaan seperti
“apakah yang kalian ketahui tentang …” atau “sudahkan kalian mengetahui/ mendengar/ membaca….”
rasanya tidak akan memantik pemahaman bermakna. Pada pembelajaran Bahasa dengan materi teks
naratif, misalnya, alih-alih bertanya “Pernahkah kalian membaca cerita…..?” akan lebih baik jika guru
menanyakan “Apa yang membuat sebuah cerita bisa menarik?”
Apa hasil yang Apakah bukti penilaian yang harus Kegiatan atau aktivitas apa yang secara
diinginkan? ada untuk membuktikan bahwa bertahap dapat membantu siswa memberikan
Tujuan ini diturunkan siswa telah mencapai/ menuju bukti penilaian dan mencapai tujuan
dari CP/ KD dokumen tujuan pembelajaran? pembelajaran?
kurikulum dan dikaitkan
dengan permasalahan Kegiatan atau aktivitas apa yang dilakukan guru
yang diidentifikasi. (dan siswa) untuk mengetahui hambatan siswa
dan memantau ketercapaian tujuan?
Tujuan Kognitif 1. Penilaian Sikap Kegiatan Pendahuluan
1. Melalui media a. Prosedur pembelajaran 1. Salam
gambar dan di dalam maupun di luar 2. Doa(Di pimpin oleh salah seorang
penjelasan guru, ruangan kelas siswa)
siswa dapat b. Tehnik penilaian : non 3. Mengecek kehadiran siswa
menyebutkan nama- tes 4. Menyanyikan lagu wajib :
nama bilangan c. Instrumen GARUDA PANCASILA (Siswa
dengan benar penilaian :rubrik bangkit berdiri)
2. Dengan mengamati penilaian 5. Ice Breaking
Video, siswa dapat
6. Apersepsi/Pertanyaan pemantik
memahami prinsif 2. Penilaian Pengetahuan (Apakah kalian pernah membeli buah-
pengurangan dengan Prosedur : Akhir buahan di pasar ? sampai di rumah
benar. pembelajaran buah di apakan ?serempak anak-anak
3. Melalui demontrasi, a. Jenis penilaian : tertulis
siswa dapat menjawab,di makan ….itu artinya buah
b. Bentuk tes : Esay
melakukan oprasi tersebut semakin banyak di
c. Intrumen penilaian
hitung (pengurangan) makan,makan jumlah buah yang di beli
dengan benar. semakin berkurang.
3. Penilaian Keterampilan
4. Melalui penugasan, 7. Guru memberikan motivasi
a. Prosedur :akhir
siswa dapat pembelajaran 8. Guru menyampaikan Tujuan
menuliskan lambang b. Tehnik penilaian : unjuk Pembelajaran
bilangan 1 sampai 20 kerja
dengan benar c. Instrumen Penilaian :
5. Dengan Rubrik penilaian
mendengarkan soal Kegiatan inti :
cerita,tentang 1. Orentasi pada masalah
pengurangan siswa a.Siswa di bagi menjadi 2 kelompok
b.Siswa mendengarkan penjelasan guru
dapat meginf
tentang
lementasikan konsep
pengurangan bilangan 1-20.
pengurangan c.Siswa mengamati vedio pembelajaran
3. Membimbing individu/kelompok
a. Guru membimbing siswa dalam
proses pembelajaran
b. Siswa melakukan demontrasi dengan
menggunakan alat peraga yang sudah
di siapkan oleh guru
c. Siswa di perbolehkan bertanya jika
masih ragu-ragu atau kurang paham
cara tentang materi pembelajaran
yang sedang berlangsung.
d. Guru membagikan LKPD.
e. Siswa di bimbing guru mengerjakan
LKPD.
Penutup :
1. Guru Bersama siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran
2. Guru memberikan penguatan terhadap
siswa berkaitan dengan materi
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3. Salah satu siswa memimpin doa
4. Sebagai akhir pembelajaran guru
memberikan salam.
MODUL AJAR MATEMATIKA SD
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Yusmantri.SPd.SD
Instansi : SDN 13 Nanga Rahan Kecamatan Tanah Pinoh Kabupaten Melawi
Kalimantan Barat
Tahun : 2024
Mapel : Matematika
Kelas : I (satu)
Materi : Pengurangan Bilangan Bulat
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit.
B. KOMPETENSI AWAL :
1. Mengetahui dan memahami konsep pengurangan
2. Mempraktekkan konsep dan prinsip pengurangan dalam kehidupan nyata sehari-hari
F.MODEL PEMBELAJARAN
- Problem Based Learning (PBL)
E. KOMPETENSI INTI
I. Tujuan :
1. Melalui media gambar dan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan nama-nama bilangan
dengan
benar
2. Dengan mengamati Video, siswa dapat memahami prinsif pengurangan dengan benar.
3. Melalui demontrasi, siswa dapat melakukan oprasi hitung (pengurangan) dengan benar.
4. Melalui penugasan, siswa dapat menuliskan lambang bilangan 1 sampai 20 dengan benar
5. Dengan mendengarkan soal cerita,tentang pengurangan siswa dapat meginflementasikan konsep
pengurangan dengan benar.
II.Kegiatan Pembelajaran
a.Pendahuluan :
1. Salam
2. Doa di pimpin oleh salah seorang siswa
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Menyanyikan lagu wajib : Garuda Pancasila (Siswa di mohon berdiri)
5. Ice breaking : lompat konsentrasi (melompat sebanyak apa yang di ucakan oleh guru. Contoh :
Satu : siswa melompat 1 X
Dua : siswa melompat 2 X
Tiga : siswa melompat 3 X
6. Apersepsi :
7. Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang manfaat matematika dalam kehidupan sehari-
hari
secara global pada penjumlahan,pengurangan dan perkalian dan pada fase ini lebih spesifik pada
pengurangan sesuai materi yang akan di pelajari
8. Guru menyampaikan Tujuan pembelajaran
b.Kegiatan Inti :
#.Orentasi pada masalah :
-.Siswa di bagi menjadi 2 kelompok secara hetrogen
- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang akan di pelajari dengan menggunakan media
buah
gandaria (pengurangan pada bilangan 1-20)
- Siswa mengamati Vedio Pembelajaran
#.Membimbing Individu/kelompok :
-Guru membimbing siswa secara kelompok maupun perorangan dalam proses pembelajaran
- Siswa mendemontrasikan operasi pengurangan dengan menggunakan media yang telah di siapkan guru
(keranjang dan buah gandaria.
- Siswa di berikan kesempatan bertanya jika masih belum paham dengan materi perbelajaran yang di
sampaikan oleh guru.
-Guru membagikan LKPD kepada siswa
-Masing-masing kelompok mengerjakan LKPD yang sudah di bagikan oleh guru
#.Penutup :
- Guru Bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini.
- Doa di pimpin oleh salah satu siswa
- Sebagai akhir pembelajaran,guru memberikan salam.
Materi :
Sumber Buku Matematika kelas satu kurikulum Mardeka (Belajar Bersama Temanmu untuk Sekolah
Dasar) Bab.5 Halaman : 117
Materi Pengurangan Bilangan 1-20
Materi :
Asensmen Penilaian :
- Performa (Presentasi)
- Tertulis
Kegiatan Pengayaan dan Remidial jika di perlukan :
Lampiran
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
1.
10 4
2.
20 15
3.
6 4
4.
10 4
5.Bu Julaiha membeli 18 ikat bayam,5 ikat di berikan kepada nenek.berapa ikat kah sisa bayam Bu Julaiha
sekarang ?
Jawab : 10 - 2 = ………
Kunci jawaban :
1. 6
2. 5
3. 2
4. 7
5. 13 ikat.