Anda di halaman 1dari 2

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

Jakarta, 24 Novembet 2O2J

Nomor 100.2 .2.6/a112/OtU, Yth. 1. Gubernur


Sifat segera 2. BupatiA/Uali kota
Lampiran di-
Hal Percepatan dan Netralitas Seluruh lndonesia
Penyelenggaraan Akreditasi Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP) di Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota.

Berkenaan dengan surat Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian


Kesehatan Nomor YM.02.01/D11257012023 tanggal 31 Oktober 2023 Hal Dukungan
Percepatan Akreditasi FKTP, dengan hormat disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022tenlang Akreditasi Pusat
Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi, bahwa:
Pasal 2 : Pengaturan Akreditasi bertujuan untuk:
a. meningkatkan dan menjamin mutu pelayanan dan keselamatan bagi
pasien dan masyarakat;
b. meningkatkan perlindungan bagi sumber daya manusia kesehatan dan
Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG
sebagai institusi;
c. meningkatkan tata kelola organisasi dan tata kelola pelayanan
di Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan
IPMDG; dan
d. mendukung program pemerintah di bidang kesehatan.
Pasal 3
ayat (1) Setiap Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan
TPMDG wajib dilakukan Akreditasi.
ayat (2) Akreditasi dilakukan paling lambat setelah Puskesmas, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) beroperasi 2 (dua) tahun sejak memperoleh perizinan berusaha untuk
pertama kali.
Pasal 6
ayat (1) Menteri menyelenggarakan Akreditasi dengan melibatkan Pemerintah
Daerah dan pemangku kepentingan terkait.
ayat (2) Dalam rangka menyelenggarakan Akreditasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1 ), Menteri menetapkan lembaga penyelenggara Akreditasi yang telah
memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.
2. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Tahun 2022, jumlah Puskesmas seluruh
lndonesia sebanyak 10.374 unit, dan dari jumlah tersebut, yang terakreditasi sebanyak
2.407 unit (23%), sehingga perlu percepatan untuk mencapai akreditasi 100o/o di Tahun
2024, mengingat:
a. Akreditasi merupakan persyaratan mutlak bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang akan
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan;
b. Target RPJMN 2020-2024 untuk akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) dalam hal ini Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,
TPMD, dan TPMDG di Tahun 2024 adalah mencapai '100%.
3. Akreditasi dilaksanakan oleh Lembaga Penyelenggara Akreditasi (LPA) yang bersifat
mandiri dan telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
4. Akreditasi FKTP wajib diselenggarakan secara obyektif, akuntabel, berpedoman pada
kode etik surveior dan bebas dari konflik kepentingan.
5. Bahwa saat ini terdapat Pegawai ASN pada perangkat daerah yang menjadi pengurus LPA
dan/atau menjadi surveior akreditasi FKTP, sehingga perlu bertindak netral untuk
menjamin pelaksanaan akreditasi sesuai dengan ketentuan.
6. Berpedoman pada ketentuan dan penjelasan tersebut di atas, diminta kepada Gubernur
dan Bupati/Vvali Kota untuk:
a. Melakukan percepatan akreditasi Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,
TPIt/D, dan TPMDG di wilayah masing-masing.
b. Memastikan untuk:
1) ASN yang dilibatkan sebagai surveior akreditasi FKTP harus bertindak netral.
2) Tidak terjadi konflik kepentingan yang timbul akibat ASN Pada Perangkat Daerah
yang menjadi pengurus suatu LPA.
3) ASN tidak berpihak atau memilih LPA tertentu dalam pelaksanaan akreditasi, karena
tidak sesuai dengan amanat Pasal 5 huruf a, b, dan m Peraturan Pemerintah Nomor
94 Tahun 2021 tentang Disiplin PNS.
7. Untuk pembinaan dan pengawasan akreditasi FKTP di daerah dilaksanakan secara
berjenjang sebagaimana amanat Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017
tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
8. Sehubungan dengan hal tersebut, agar Gubernur dan BupatiMali Kota melaporkan
pelaksanaannya kepada Menteri Kesehatan c.q. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
dan ditembuskan kepada Menteri Dalam Negeri.

Demikian untuk menjadi perhatian dalam p el ann ya


I N DA I m Negeri
+
'-o enderal Otonomi Daerah,
*1
L] Fl
I
* ,,
RA
al Qr ar Diantoro, M.Si
Tembusan
1. Menteri Dalam Negeri;
2. Menteri Kesehatan;
3. lnspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri;
4. lnspektur Jenderal Kementerian Kesehatan; dan
5. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai