Anda di halaman 1dari 75

ht

tp
s ://
sum
ut
.b
ps
.g
o.id
ht
tp
s:
//s
um
ut
.b
ps
.g
o .id
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

ANALISIS PERWILAYAHAN KOMODITAS KELAPA SAWIT


DI SUMATERA UTARA, 2016-2019

ISBN : 978-602-331-122-4 (PDF)


No. Publikasi : 12000.2154

id
Katalog : 5504010.12

o.
Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm

.g
Jumlah Halaman : xii+61

ps
Naskah
.b
: Badan Pusat Statistik Provinsi
ut
Sumatera Utara
um

Penyunting : Badan Pusat Statistik Provinsi


//s

Sumatera Utara
s:

Gambar Kulit : Badan Pusat Statistik Provinsi


tp

Sumatera Utara
ht

Diterbitkan Oleh :©Badan Pusat Statistik Provinsi


Sumatera Utara
Dicetak Oleh : BPS

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan,


mengkomunikasikan, dan/atau, menggandakan sebagian atau
seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis
dari Badan Pusat Statistik

ii
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

TIM PENYUSUN
ANALISIS PERWILAYAHAN KOMODITAS KELAPA SAWIT DI
SUMATERA UTARA, 2016-2019

Penanggung Jawab : Dr. Syech Suhaimi, SE, M.Si

id
Penyunting : Dwi Prawoto, SE, M.Si

o.
Penulis : Rita Herawaty, SST,M.Si

.g
ps
Pengolah Data : Rita Herawaty, SST,M.Si
.b
ut
Cover : Prio Arif Budiman
um

Infografis : Adelina Octavia Sihombing


//s
s:
tp
ht

iii
ht
tp
s:
//s
um
ut
.b
ps
.g
o.
id
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

KATA PENGANTAR

Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit di


Sumatera Utara merupakan publikasi yang diterbitkan oleh
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, dalam
rangka memenuhi kebutuhan data baik oleh pemerintah,
swasta, akademisi maupun masyarakat.

id
Publikasi ini memuat tentang kontribusi subsektor

o.
perkebunan pada perekonomian, wilayah basis kelapa

.g
sawit dan peran produksi kelapa sawit PDRB di Sumatera

ps
Utara. Dengan terbitnya publikasi ini diharapkan dapat
.b
digunakan sebagai dasar perencanaan, monitoring, dan
ut
evaluasi pembangunan di sektor pertanian khususnya
perkebunan.
um

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak


//s

kekurangan pada penyajian publikasi ini, sehingga koreksi


dan saran yang membangun sangat diharapkan guna
s:

penyempurnaannya di masa yang akan datang. Akhirnya,


tp

kepada semua pihak yang telah banyak membantu


ht

sehingga publikasi ini dapat terwujud, kami ucapkan terima


kasih.

Medan, Desember 2021


Kepala Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumatera Utara

Dr. Syech Suhaimi

v
ht
tp
s:
//s
um
ut
.b
ps
.g
o.
id
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v


DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

id
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

o.
.g
ABSTRAK.......................................................................................................... xi

ps
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 3
.b
1.1. Latar Belakang....................................................................................... 3
ut

1.2. Tujuan ....................................................................................................... 6


um

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 11


//s

2.1. Perwilayahan ....................................................................................... 11


s:

2.2. Komoditas Unggulan......................................................................... 13


tp

2.3. Produksi ................................................................................................. 15


ht

2.4. Luas Lahan ............................................................................................ 15


2.5. Produk Domestik Regional Bruto ................................................ 15
2.6. Teori Ekonomi Basis ......................................................................... 16
2.7. Teori Lokalita (Lokalisasi) ............................................................. 17
2.8. Teori Spesialisasi ................................................................................ 18
2.9. Analisis Location Quetiont (LQ) ................................................... 19
2.10. Analisis Regresi ................................................................................ 20
3.1. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 25
3.2. Metode Analisis Data ........................................................................ 25
3.2.1. Analisis Location Quetiont .......................................................... 26
vii
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

3.2.2 Analisis Koefisien Lokalita (α) .................................................. 27


3.2.3 Analisis Koefisien Spesialisasi (β) ........................................... 28
3.2.4. Analisis Regresi ............................................................................... 29
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 35
4.1. Gambaran Umum Kondisi Geografis dan Topografis
Sumatera Utara .................................................................................. 35

id
4.2. Peran Subsektor Perkebunan terhadap Perekonomian

o.
Sumatera Utara .................................................................................. 37

.g
ps
4.3. Analisis Wilayah Basis Komoditas Kelapa Sawit................... 40
.b
4.4 Karakteristik Penyebaran Komoditas Kelapa Sawit di
Sumatera Utara .................................................................................. 44
ut

4.4.1 Lokalisasi Komoditas Kelapa Sawit di Sumatera Utara ... 44


um

4.4.2 Spesialisasi Komoditas Kelapa Sawit di Sumatera Utara 47


//s

4.5. Analisis Pengaruh Produksi dan Luas Tanaman Kelapa


s:

Sawit terhadap PDRB Subsektor Perkebunan ...................... 50


tp

BAB V. KESIMPULAN................................................................................. 55
ht

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 55


DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 57

viii
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Nilai LQ Komoditas Kelapa Sawit di Provinsi Sumatera


Utara Tahun 2016-2019 ...............................................................42
Tabel 4. 2 Nilai Koefisien Lokalisasi Komoditas Kelapa Sawit di

id
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016-2019 ...............................45

o.
Tabel 4. 3 Nilai Koefisien Spesialisasi Komoditas Kelapa Sawit di

.g
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016-2019 ...............................49

ps
Tabel 4. 4 Hasil Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi Linier
.b
ut
Berganda ........................................................................................51
um

Tabel 4. 5 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ......................52


//s
s:
tp
ht

ix
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4 1 Peranan Subsektor terhadap Sektor Pertanian,


Kehutanan, dan Perikanan Tahun 2015-2020 (Persentase) ...... 38
Gambar 4 2 Peranan Subsektor Perkebunan terhadap PDRB

id
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016-2020 (Persentase) .......... 40

o.
.g
ps
.b
ut
um
//s
s:
tp
ht

x
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

ABSTRAK

Pengembangan suatu komoditas pertanian didasarkan


pada prospek komoditas dan potensi wilayah sehingga
perencanaan wilayah yang memiliki komoditas unggulan
dalam pembangunan patut diperhatikan. Mengetahui

id
potensi komoditas di suatu wilayah agar diketahui
komoditas yang paling unggul dan dapat dikembangkan

o.
dengan cepat, baik karena potensi alam maupun karena

.g
sektor tersebut memiliki keunggulan komparatif untuk

ps
dikembangkan. Tujuan dari penyusunan kajian ini adalah
.b
menganalisis peran subsektor perkebunan terhadap
ut
perekonomian Sumatera Utara, mengidentifikasi wilayah
um

basis produksi komoditas kelapa sawit, karakteristik


penyebarannya serta peranannya terhadap PDRB
//s

subsektor perkebunan Sumatera Utara. Metode analisis


s:

yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis deskriptif


dan analisis inferensia yaitu analisis regresi berganda.
tp

Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor di


ht

sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang


berkontribusi besar terhadap pembentukan PDRB sektor
pertanian, kehutanan, dan perikanan. Wilayah basis
komoditas kelapa sawit yang berada di Sumatera Utara
adalah Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Asahan,
Kabupaten Simalungun, Kabupaten Deli Serdang,
Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang Bedagei,
Kabupaten Batubara, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten
Labuhanbatu Selatan, dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Analisis koefisen lokalisasi menunjukkan bahwa usaha
budidaya kelapa sawit di Sumatera Utara tidak
terkonsentrasi pada satu wilayah kabupaten melainkan
tersebar di beberapa wilayah kabupaten dan kota. Analisis
xi
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

koefisien spesialisasi menunjukkan bahwa tidak terdapat


spesialisasi dalam pengusahaan komoditas kelapa sawit di
masing-masing kabupaten dan kota. Berdasarkan hasil
pengujian secara simultan variabel produksi dan luas
tanaman berpengaruh signifikan terhadap PDRB subsektor
perkebunan. Pengujian secara partial, hanya variabel luas
tanaman yang berpengaruh signifikan terhadap PDRB

id
subsektor perkebunan.

o.
.g
ps
.b
ut
um
//s
s:
tp
ht

xii
ht
tp
s:
//s
um
ut
.b
p s.
go
.id
ht
tp
s:
//s
um
ut
.b
ps
.g
o.
id
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Peningkatan kesejahteraan masyarakat selalu
menjadi isu penting dan tetap aktual sampai sekarang.

id
Peningkatan kesejahteraan juga telah menjadi kesepakatan

o.
dunia seperti yang tertuang dalam Tujuan Pembangunan

.g
ps
Berkelanjutan (Sustainable Development Goals).
.b
Peningkatan kesejahteraan rakyat ditunjukkan dengan
ut

perbaikan berbagai indikator pembangunan sumber daya


um

manusia.
//s

Pelaksanaan pembangunan pertanian pada


s:

dasarnya ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan


tp
ht

masyarakat terutama petani. Oleh karena itu, dalam setiap


tahap kegiatan pembangunan pertanian kesejahteraan
petani selalu menjadi tujuan pembangunan. Melalui
berbagai kebijakan dan program pembangunan pertanian
yang dilaksanakan, pemerintah telah berupaya
peningkatan produksi pertanian, menjaga stabilitas
pasokan bahan pangan, dan meningkatkan
pendapatan/kesejahteraan petani (Rusono et al., 2013).

3
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Sebagai negara agraris yang sebagian besar


penduduknya tinggal di daerah perdesaan dan
menggantungkan kehidupannya pada lahan pertanian,
maka sektor pertanian sudah menjadi bagian penting
dalam kehidupan masyarakat Indonesia termasuk Provinsi

id
Sumatera Utara. Sektor pertanian sebagai salah satu

o.
.g
andalan perekonomian Provinsi Sumatera Utara berperan

ps
penting sebagai penyumbang pembentukan
.b Produk
Regional Bruto (PDRB), penyediaan sumber devisa melalui
ut
um

ekspor, penyediaan pangan dan bahan baku industri,


pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan
//s

perbaikan pendapatan masyarakat. Berdasarkan hasil


s:
tp

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) kondisi bulan


ht

Agustus Tahun 2020, mayoritas penduduk Sumatera Utara


bekerja pada sektor pertanian yaitu sebesar 35,43 persen
dari 7,35 juta orang angkatan kerja (BPS, 2020).
Kesejahteraan petani merupakan output dari proses
pengelolaan sumberdaya keluarga dan penanggulangan
masalah yang dihadapi keluarga petani (Siswati & Nizar,
2014).
Subsektor perkebunan merupakan salah satu
subsektor dalam sektor pertanian yang memiliki basis
4
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

sumber daya alam dan berperan penting dalam


perekonomian Sumatera Utara. Kelapa sawit merupakan
salah satu komoditas unggulan subsektor perkebunan di
Indonesia termasuk Sumatera Utara. Kelapa sawit
merupakan produk yang sampai saat ini memiliki peluang

id
pasar domestik dan internasional.

o.
.g
Sumatera Utara merupakan salah satu daerah

ps
potensi pengembangan kelapa sawit di Indonesia. Potensi
.b
Sumatera Utara sebagai salah satu daerah pengembangan
ut
um

komoditas kelapa sawit karena didukung oleh iklim yang


sesuai, kesesuaian lahan dan kesuburan tanah (Kartika,
//s

2013). Produksi kelapa sawit di Sumatera Utara pada


s:
tp

Tahun 2020 mencapai 7 juta ton dengan luas areal


ht

pertanaman sebesar 440 ribu hektar (BPS, 2021b). Usaha


budidaya kelapa sawit tersebar di beberapa wilayah
kabupaten di Provinsi Sumatera Utara.
Pengembangan suatu komoditas pertanian
didasarkan pada prospek komoditas dan potensi wilayah
sehingga perencanaan wilayah yang memiliki komoditas
unggulan dalam pembangunan patut diperhatikan.
Mengetahui potensi komoditas di suatu wilayah agar
diketahui komoditas yang paling unggul dan dapat
5
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

dikembangkan dengan cepat, baik karena potensi alam


maupun karena sektor tersebut memiliki keunggulan
komparatif untuk dikembangkan. Jadi, dengan modal yang
sama, dapat berproduksi dalam waktu yang relatif singkat
dan volume sumbangan untuk perekonomian daerah juga

id
besar (Harinta et al., 2017). Menurut Jannah (2017)

o.
.g
kebijakan pembangunan daerah dilakukan dengan melihat

ps
potensi masing-masing .b daerah agar program
pembangunan yang dirancang terlaksana dengan baik,
ut
um

tepat sasaran dan nyata. Kusmiati & Windiarti (2011) juga


berpendapat bahwa perencanaan wilayah dalam
//s

pengembangan komoditas pertanian merupakan hal yang


s:
tp

sangat penting karena setiap wilayah memiliki nilai


ht

strategis sesuai dengan potensi sumber daya yang terdapat


pada masing-masing daerah.
1.2. Tujuan
Berdasarkan uraian di atas maka tujuan dari
penyusunan kajian ini adalah menganalisis peran
subsektor perkebunan terhadap perekonomian Sumatera
Utara, mengidentifikasi wilayah basis produksi komoditas
kelapa sawit, karakteristik penyebarannya serta

6
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

peranannya terhadap PDRB subsektor perkebunan di


Sumatera Utara.

id
o.
.g
ps
.b
ut
um
//s
s:
tp
ht

7
ht
tp
s:
//s
um
ut
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//s
um
ut
.b
p s.
go
.id
ht
tp
s:
//s
um
ut
.b
ps
.g
o.
id
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perwilayahan
Perwilayahan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah usaha membagi-bagi permukaan bumi

id
atau bagian permukaan bumi tertentu untuk tujuan yang

o.
tertentu. Rustiadi et al., (2011) menjelaskan lebih lanjut

.g
ps
bahwa wilayah juga dapat didefenisikan sebagai unit
.b
geografis dengan batas-batas spesifik dimana setiap
ut

komponen memiliki arti di dalam pendeskripsian


um

perencanaan dan pengelolaan sumberdaya pembangunan.


//s

Konsep wilayah yang dipergunakan sampai saat ini


s:

menurut Nurhadi (2012) adalah sebagai berikut:


tp
ht

a. Uniform region adalah suatu wilayah yang dilihat dari


keseragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu.
Contohnya wilayah pertanian dimana terdapat
keseragaman atau kesamaan antara petani atau daerah
pertanian dan kesamaan ini menjadi sifat yang dimiliki
oleh elemen-elemen yang membentuk wilayah
b. Nodal region adalah wilayah yang dalam banyak hal
diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling
berhubungan. Contohnya wilayah kota metropolitan

11
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Daerah Khusus Ibukota Jakarta, di kota ini terdapat


beberapa pusat kegiatan yang saling dihubungkan oleh
jaring-jaring jalan
c. Generic region adalah klafikasi wilayah terutama
menekankan kepada jenisnya. Wilayah iklim, wilayah

id
vegetasi, wilayah fisiografi, dan sebagainya

o.
.g
d. Specific region adalah klasifikasi wilayah menurut

ps
kekhususannya, merupakan daerah tunggal dan
.b
mempunyai ciri-ciri geografi yang khusus.
ut
um

Sihotang (2019) menyebutkan bahwa perwilayahan


komoditas adalah contoh penetapan wilayah
//s

perencanaan/pengelolaan yang berbasis pada unit/unit


s:
tp

wilayah homogennya. Suatu perwilayahan komoditas


ht

pertanian harus didasarkan pada kehomogenan faktor


alamiah dan alamiah. Pada umumnya penerapan konsep
wilayah homogennya menjadi wilayah-wilayah
perencanaan sangat dipengaruhi oleh potensi sumberdaya
alam dan permasalahan spesifik yang seragam. Penerapan
lebih jauh konsep wilayah homogen menjadi wilayah-
wilayah perencanaan sangat bermanfaat misalnya dalam
menentukan sektor basis perekonomian wilayah sesuai
dengan potensi/daya dukung utama yang ada (comperative
12
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

advantage) dan pengembangan pola kebijakan yang tepat


sesuai dengan permasalahan tiap-tiap wilayah (Rustiadi et
al., 2011).
2.2. Komoditas Unggulan
Komoditas unggulan merupakan komoditas andalan

id
yang memiliki posisi strategis untuk dikembangkan di

o.
.g
suatu wilayah (Suharni, 2017). Pentingnya ditetapkan

ps
komoditas unggulan di suatu wilayah (nasional, provinsi
.b
dan kabupaten/kota) didasarkan pada pertimbangan
ut
um

bahwa ketersediaan dan kemampuan sumberdaya (alam,


modal dan manusia) untuk memproduksi dan memasarkan
//s

semua komoditas yang dihasilkannya relatif terbatas.


s:
tp

Selain itu hanya komoditas-komoditas yang diusahakan


ht

secara efisien yang mampu bersaing secara berkelanjutan,


sehingga penetapan komoditas unggulan menjadi suatu
keharusan agar sumber daya pembangunan di suatu
wilayah lebih efisien dan lebih terfokus (Subambhi, 2018).
Kriteria-kriteria komoditas unggulan menurut
Suharni (2017) adalah sebagai berikut:
a. Harus mampu menjadi penggerak utama
pembangunan perekonomian

13
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

b. Mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang yang


kuat, baik sesama komoditas unggulan maupun
komoditas lainnya
c. Mampu bersaing dengan produk sejenis dari wilayah
lain di pasar nasional dan pasar internasional, baik

id
dalam harga produk, biaya produksi dan kualitas

o.
.g
pelayanan

ps
d. Memiliki keterkaitan dengan wilayah lain (regional
.b
linkages), baik dalam pasar (konsumen) maupun
ut
um

pemasokan bahan baku


e. Memiliki status teknologi yang terus meningkat,
//s

terutama melalui inovasi teknologi


s:
tp

f. Mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara


ht

optimal sesuai dengan skala produksinya


g. Dapat bertahan dalam jangka panjang tertentu
h. Tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan internal
i. Pengembangannya harus mendapatkan berbagai
bentuk dukungan, misalnya keamanan, sosial, budaya,
informasi dan peluang pasar, kelembagaan, fasilitas
insentif/disentif dan lain-lain
j. Pengembangannya berorientasi pada kelestarian
sumber daya dan lingkungan
14
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

2.3. Produksi
Produksi adalah produk atau output dalam bidang
pertanian yang bervariasi disebabkan karena perbedaan
kualitas (Soekartawi, 1994). Hukom et al., (2019)
menjelaskan bahwa produksi merupakan hasil yang

id
diperoleh dari kegiatan usahatani melalui penggunaan

o.
.g
sejumlah input produksi, dimana produksi menjadi salah

ps
satu tolak ukur bagi petani dalam menilai usahatani yang
.b
dilaksanakan.
ut
um

2.4. Luas Lahan


Luas lahan merupakan komponen yang penting
//s

dalam usaha budidaya pertanian. Luas lahan merupakan


s:
tp

keseluruhan wilayah yang menjadi tempat penanaman atau


ht

mengerjakan proses penanaman (Sitorus, 2019).


2.5. Produk Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah
nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta
atau dihasilkan diwilayah domsetik suatunegara yang
timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu
periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor
produksi dimiliki residen atau non-residen (BPS, 2021a).
Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui tiga
15
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

pendekatan yaitu pendekatan produksi,pengeluaran, dan


pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan
harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal
dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang
berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk

id
melihat struktur perekonomian. Sedangkan PDRB atas

o.
.g
dasar harga konstan disusun berdasarkan harga pada

ps
tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan
.b
ekonomi.
ut
um

2.6. Teori Ekonomi Basis


Teori dasar model basis ekonomi berpandangan
//s

bahwa determinan pertumbuhan ekonomi suatu daerah


s:
tp

berhubungan secara langsung dengan permintaan dari


ht

daerah lain. Adanya permintaan terhadap barang, jasa dan


produk, merangsang pertumbuhan industri yang
memanfaatkan sumber daya lokal, baik tenaga kerja
maupun material, yang kemudian akan membangkitkan
pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat.
Subambhi (2018) menjelaskan bahwa sektor basis
merupakan kegiatan yang berorientasi ekspor barang dan
jasa ke luar batas wilayah perekonomian yang
bersangkutan karena sektor ini telah mencukupi
16
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

kebutuhan di dalam wilayah tersebut. Sektor nonbasis


adalah kegiatan menyediakan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat yang berada di dalam batas
wilayah perekonomian yang bersangkutan tanpa
melakukan ekspor ke luar wilayah karena kemampuan

id
sektor tersebut untuk mencukupi kebutuhan lokal masih

o.
.g
terbatas. Luas lingkup produksi dan pemasarannya bersifat

ps
lokal. .b
Menurut Tarigan (2005), sektor non basis adalah
ut
um

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal sehingga


permintaan sektor ini sangat dipengaruhi oleh tingkat
//s

pendapatan masyarakat setempat. Peningkatannnya


s:
tp

sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat


ht

setempat. Dengan demikian, sektor ini terikat dengan


kondisi masyarakat setempat dan tidak bisa berkembang
melebihi pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan asumsi
diatas, satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan
perekonomian adalah sektor basis.
2.7. Teori Lokalita (Lokalisasi)
Analisis lokalisasi digunakan untuk melihat apakah
suatu jenis komoditas atau kegiatan pertanian
terkonsentrasi di suatu wilayah atau menyebar di beberapa
17
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

wilayah (Bangun, 2020). Pasaribu & Soetriono (2009)


menjelaskan bahwa aspek mendasar untuk
menumbuhkembangkan suatu wilayah yang berbasis pada
suatu jenis komoditas pertanian adalah dilihat dari
konsentrasi dan derajat penyebaran komoditas tersebut di

id
wilayah yang bersangkutan. Analisis lokalita digunakan

o.
.g
guna mengetahui konsentrasi suatu komoditas pada suatu

ps
wilayah tertentu (Susanto et. al., 2017).
.b
Teori lokalisasi cukup relevan dalam mencari
ut
um

jawaban atas jenis komoditas yang sesuai dan memberikan


hasil ekonomis yang optimal di suatu daerah. Berdasarkan
//s

atas teori lokalisasi akan muncul kutub pertumbuhan yang


s:
tp

diharapkan menjadi penggerak bagi pengembangan


ht

ekonomi regional untuk mengurangi perbedaan


produktivitas antar wilayah (Kusmiati dan Windiarti,
2011).
2.8. Teori Spesialisasi
Analisis spesialisasi merupakan suatu analisis yang
bertujuan untuk mengetahui kekhasan suatu wilayah
terhadap satu jenis komoditas (Bangun, 2020). Tujuan
analisis spesialisasi adalah untuk mengetahui wilayah-
wilayah di Indonesia apakah menunjukkan kekhasan atau
18
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

spesialisasi dalam mengusahakan komoditas (Kusmiati &


Windiarti, 2011). Keputusan yang dapat diambil
berdasarkan Indeks Spesialisasi (IS) adalah semakin besar
nilai IS maka semakin tinggi tingkat spesialisasi sektoral di
wilayah tersebut yang terkonsentrasi pada sektor-sektor

id
yang mempunyai nilai selisih persentase positif (Andani et

o.
.g
al., 2015)

ps
2.9. Analisis Location Quetiont (LQ)
.b
Location Quetiont (LQ) merupakan suatu metode
ut

untuk menghitung perbandingan relative sumbangan nilai


um

tambah sebuah sektor di suatu daerah terhadap


//s

sumbangan nilai tambah sektor yang bersangkutan dalam


s:
tp

skala provinsi atau nasional. LQ dapat untuk mengukur


ht

suatu sektor menjadi basis. Teknik ini dapat membantu


untuk menentukan kapasitas ekspor perekonomian daerah
dan derajat self suffience persektor atau dengan kata lain
alat analisis ini dipakai untuk mengukur konsentrasi dari
suatu kegiatan (industri) dalam suatu daerah dengan cara
membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah
tersebut dengan peranan kegiatan (industri) sejenis dalam
perekonomian regional atau nasional (Subambhi, 2018).

19
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Analisis Location Quotient (LQ) adalah salah satu


alat pengembangan ekonomi yang sederhana dengan
segala kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan analisis LQ
dalam mengidentifikasi komoditas unggulan adalah
penerapannya sederhana, mudah dan tidak memerlukan

id
program pengolahan data yang rumit. Sedangkan

o.
.g
keterbatasan analisis LQ adalah karena demikian

ps
sederhananya pendekatan LQ ini, maka diperlukan data
.b
yang akurat dan valid. Disamping itu untuk menghindari
ut
um

bias musiman atau tahunan diperlukan nilai rata-rata dari


data series yang cukup panjang, sebaiknya tidak kurang
//s

dari 5 (lima) tahun (Hendayana, 2003).


s:
tp

2.10. Analisis Regresi


ht

Analisis regresi adalah suatu kajian dari hubungan


antara satu variabel dengan satu atau lebih variabel lainnya
(Yuliara, 2016). Regresi dapat dibedakan menjadi dua
model yaitu regresi linier sederhana dan regresi linier
berganda. Regresi linier sederhana jika variabel bebasnya
hanya satu sedangkan regresi linier berganda memiliki
variabel bebas lebih dari satu.
Analisis perhitungan pada uji regresi meliputi
beberapa perhitungan statistika seperti uji signifikansi (uji
20
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

t dan uji-F), ANOVA dan penentuan hipotesis. Hasil dari


analisis regresi berupa suatu persamaan regresi.
Persamaan regresi adalah suatu fungsi prediksi variabel
yang mempengaruhi variabel lain.

id
o.
.g
ps
.b
ut
um
//s
s:
tp
ht

21
ht
tp
s:
//s
um
ut
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//s
um
ut
.b
p s.
go
.id
ht
tp
s:
//s
um
ut
.b
ps
.g
o.
id
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

BAB III. METODOLOGI


3.1. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang
bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera
Utara dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan

id
adalah data produksi komoditas kelapa sawit perkebunan

o.
.g
rakyat Sumatera Utara menurut kabupaten/kota, data

ps
produksi dan luas tanaman komoditas kelapa sawit
.b
Sumatera Utara dan data PDRB Provinsi Sumatera Utara
ut
um

selama periode waktu Tahun 2016 sampai Tahun 2019.


3.2. Metode Analisis Data
//s

Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini


s:
tp

adalah analisis deskriptif dan analisis inferensia. Metode


ht

analisis deskriptif merupakan suatu metode yang


mendeskripsikan data dan menyajikan dalam bentuk tabel
dan grafik disertai dengan uraian singkat. Metode analisis
inferensia digunakan untuk menganalisis sekelompok data
yang digunakan sebagai dasar untuk penarikan kesimpulan
berdasarkan pengujian yang dilakukan terhadap data
tersebut. Analisis inferensia yang digunakan dalam kajian
ini adalah analisis regresi linier berganda

25
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

3.2.1. Analisis Location Quetiont


Penentuan komoditas kelapa sawit yang dihasilkan
Provinsi Sumatera Utara menjadi komoditas unggulan
(basis) dan non basis menggunakan pendekatan analisis
Location Quetiont. Secara matematis formula LQ adalah

id
sebagai berikut (Lee & Gordon, 2005; Leeuwen & Földvári,

o.
.g
2016; Bangun, 2018):

ps
Yij / Y j
.b
LQi  …………………………………….…………(1)
ut
Yi / Y
um

Dimana :
//s

LQi : Indeks Location Quetiont


s:
tp

Yij :Produksi komoditas kelapa sawit di kabupaten i


ht

Yj :Total produksi komoditas perkebunan di kabupaten i


Yi :Produksi komoditas kelapa sawit di Sumatera Utara
Y :Total produksi komoditas perkebunan di Sumatera
Utara
Persamaan tersebut terdapat 3 kategori hasil perhitungan
LQ dalam perekonomian daerah yaitu (Bangun, 2020;
Safitri etal., 2020):

26
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

- Jika nilai LQ > 1 artinya wilayah i merupakan wilayah


basis komoditas kelapa sawit
- Jika nilai LQ = 1 artinya wilayah i merupakan wilayah
komoditas kelapa sawit tetapi hanya cukup untuk
kebutuhan wilayah sendiri

id
- Jika nilai LQ < 1 artinya wilayah i bukan merupakan

o.
.g
wilayah basis komoditas kelapa sawit

ps
3.2.2 Analisis Koefisien Lokalita (α)
.b
Metode analisis lokalita digunakan untuk melihat
ut

kecenderungan sifat sebaran dari suatu kegiatan atau


um

sektor ekonomi pada suatu wilayah. Formulasi pengukuran


//s

koefisien lokalita menurut Zikria, (2020) sebagai berikut:


s:
tp

αi = [Si/Ni]-[∑Si/∑Ni] ……………………………………….(2)
ht

Dimana:
α : koefisien lokalisasi komoditas kelapa sawit
Si : Produksi komoditas kelapa sawit di wilayah i
Ni : Produksi komoditas kelapa sawit di Sumatera
Utara
∑Si : Total produksi komoditas perkebunan di
kabupaten i
∑Ni : Total produksi komoditas perkebunan di Sumatera
Utara
27
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Kriteria pengambilan keputusan:


α ≥ 1 artinya komoditas kelapa sawit terlokalisasi atau
terkonsentrasi pada suatu wilayah kabupaten
α < 1 artinya komoditas kelapa sawit tersebar di beberapa
wilayah kabupaten di Sumatera Utara

id
o.
3.2.3 Analisis Koefisien Spesialisasi (β)

.g
Metode analisis spesialisasi digunakan untuk

ps
melihat spesialisasi wilayah terhadap jenis komoditas
.b
tertentu. Formula koefisien spesialisasi menurut Aziz et al.,
ut

(2021) sebagai berikut:


um

βi= [Si/∑Si]-[Ni/∑Ni]…………………………………….(3)
//s

Dimana:
s:
tp

βi : koefisien spesialisasi komoditas kelapa sawit


ht

Si : Produksi komoditas kelapa sawit di wilayah i


Ni : Produksi komoditas kelapa sawit di Sumatera
Utara
∑Si : Total produksi komoditas perkebunan di
kabupaten i
∑Ni : Total produksi komoditas perkebunan di Sumatera
Utara
Kriteria pengambilan keputusan:

28
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

β ≥ 1 artinya wilayah kabupaten sudah menspesialisasikan


pada usaha komoditas kelapa sawit
β < 1 artinya wilayah kabupaten belum menspesialisasikan
pada usaha komoditas kelapa sawit
3.2.4. Analisis Regresi

id
Metode analisis data yang digunakan dalam kajian

o.
ini adalah teknik analisis dengan banyak peubah

.g
ps
(multivariate) yaitu analisis linier berganda. Analisis
.b
regresi linier berganda digunakan untuk melihat hubungan
ut

antara variabel prediktor dengan variabel kriteriumnya.


um

Model persamaan linier berganda secara umum


//s

dirumuskan sebagai berikut mengacu pada model


s:

penelitian yang dilakukan oleh Bangun (2018) dan Sari &


tp
ht

Bangun (2019):
PDRB = α0 + α1Pr+ α2LP +є …………………………….(4)
dimana :
PDRB : PDRB subsektor perkebunan
α : Konstanta
Pr : Produksi kelapa sawit
LP : Luas Areal Tanaman
є : error

29
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Uji Asumsi Klasik


 Uji Normalitas
Uji Normalitas merupakan pengujian terhadap
normalitas kesalahan pengganggu/error yang
digunakan untuk melihat apakah variabel bebas dan

id
terikat dalam model berdistribusi normal.

o.
.g
 Uji Heteroskedastisitas

ps
Uji Heteroskesdasitas adalah uji yang menilai apakah
.b
ada ketidaksamaan varian dari residual untuk semua
ut
um

pengamatan pada model regresi linear. Uji ini


merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang harus
//s

dilakukan pada regresi linear. Apabila asumsi


s:
tp

heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model


ht

regresi dinyatakan tidak valid sebagai alat peramalan.


Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
heterokesdasitas. Pengujian heterokesdasitas dapt
dilakukan dengan Uji Gletser, Uji Park dan Uji
Spearman.
 Uji Multikolineritas
Uji multikolineritas untuk menunjukkan adanya lebih
dari satu hubungan linier yang sempurna. Koefisien-
koefisien regresi biasanya diinterprentasikan sebagai
30
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

ukuran perubahan variabel terikat jika salah satu


variabel bebasnya naik sebesar satu unit dan seluruh
variabel bebas lainnya dianggap tetap. Untuk
mendeteksi adanya multikolinieritas adalah dengan
menggunakan nilai Variance Inflation Faktor (VIF). Jika

id
VIF lebih kecil dari 10, maka dalam model tidak

o.
.g
terdapat multikolinieritas.

ps
Uji Hipotesis .b
a. Pengujian hipotesis secara simultan (Uji F)
ut

Pengujian signifikansi terhadap model secara simultan


um

(bersama-sama) dimaksudkan untuk melihat


//s

kemampuan seluruh variabel bebas mampu


s:
tp

menjelaskan keragaman variabel tidak bebas. Kriteria


ht

pengujian adalah sebagai berikut:


H0 : Tidak ada pengaruh secara simultan
variabel produksi dan luas tanaman pada PDRB
subsektor perkebunan
H1 : Ada pengaruh secara simultan variabel
produksi dan luas tanaman pada PDRB subsektor
perkebunan
Kriteria pengujian sebagai berikut: Jika F-hitung lebih
besar dari nilai F- tabel berarti tolak Ho.
31
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Kesimpulan: Variabel bebas secara simultan dapat


menerangkan variabel tidak bebas, sehingga model
tersebut dapat digunakan
b. Pengujian hipotesis secara partial
Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah suatu

id
variabel bebas berpengaruh atau tidak secara nyata

o.
.g
(signifikan) terhadap variabel tidak bebas secara

ps
partial. Kriteria pengujian sebagai berikut:
.b
H0 : Tidak ada pengaruh secara partial variabel
ut

produksi dan luas tanaman pada PDRB subsektor


um

perkebunan
//s

H1 : Ada pengaruh secara partial variabel


s:
tp

produksi dan luas tanaman pada PDRB subsektor


ht

perkebunan
Kriteria pengujian sebagai berikut: Jika t-hitung lebih
besar dari nilai t- tabel berarti tolak Ho.
Kesimpulan: Ada variabel bebas yang berpengaruh
nyata terhadap variabel tidak bebas.

32
ht
tp
s:
//s
um
ut
.b
p s.
go
.id
ht
tp
s:
//s
um
ut
.b
ps
.g
o.
id
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Kondisi Geografis dan Topografis


Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat

id
Indonesia, terletak pada garis 10-40 Lintang Utara dan 980-

o.
1000 Bujur Timur. Sebelah utara berbatasan dengan

.g
ps
Provinsi Aceh, sebelah timur dengan Malaysia dan Selat
.b
Malaka, sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Riau
ut

dan Provinsi Sumatera Barat dan di sebelah barat


um

berbatasan dengan Samudera Hindia.


//s

Provinsi Sumatera Utara memiliki luas daratan


s:

sebesar 71.680,68 km2, sebagian besar berada di daratan


tp
ht

Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di pulau Nias,


Pulau-pulau Batu, serta beberapa pulau kecil baik di bagian
barat maupun bagian timur pantai Sumatera. Berdasarkan
kondisi letak dan kondisi alam tersebut, Sumatera Utara
dibagi dalam tiga kelompok wilayah yaitu Pantai Barat,
Dataran Tinggi, dan Pantai Timur.
Provinsi Sumatera Utara termasuk daerah yang
beriklim tropis, karena terletak dekat garis khatulistiwa.
Ketinggian permukaan daratan Provinsi Sumatera Utara

35
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar dan hanya


beberapa meter di atas permukaan laut beriklim cukup
panas bias mencapai 30,10C, sebagian daerah berbukit
dengan kemiringan yang landau, beriklim sedang, dan
sebagian lagi berada pada daerah ketinggian dengan suhu

id
minimal bisa mencapai 21,40C.

o.
.g
Wilayah Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 25

ps
kabupaten dan 7 kota. Kabupaten Mandailing Natal
.b
memiliki wilayah terluas yaitu sebesar 6.620,70 Km2 atau
ut
um

sekitar 9,23 persen dari total luas Sumatera Utara,


sedangkan Kota Sibolga memiliki luas wilayah terkecil yaitu
//s

sebesar 10,77 Km2 atau sekitar 0,02 persen dari total luas
s:
tp

Sumatera Utara.
ht

Letak kabupaten/kota di Sumatera Utara di atas


permukaan laut sangat bervariasi yang mengakibatkan
iklim dan kelembapan udara di masing-masing daerah
bervariasi. Letak ketinggian suatu daerah di atas
permukaan laut dapat mempengaruhi produksi tanaman
(Sholekah, 2017). Secara umum, komoditas tanaman
kelapa sawit tumbuh di daerah yang memiliki suhu yang
cukup tinggi, contohnya Kabupaten Asahan, Kabupaten

36
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Labuhan Batu, Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli


Serdang.
4.2. Peran Subsektor Perkebunan terhadap Perekonomian
Sumatera Utara
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan

id
berperan penting dalam perekonomian Provinsi Sumatera

o.
.g
Utara. Sektor ini merupakan penyumbang terbesar dalam

ps
pembentukan PDRB di Provinsi Sumatera Utara. Struktur
.b
ekonomi Sumatera Utara pada Tahun 2020 masih
ut
um

didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan


perikanan. Sektor ini memberikan kontribusi sebesar 21,34
//s

persen terhadap total PDRB Sumatera Utara (BPS, 2021a).


s:
tp

Pada masa pandemi saat ini, sektor pertanian


ht

merupakan sektor yang cukup kuat menghadapi goncangan


ekonomi dan masih merupakan andalan dalam pemulihan
ekonomi regional. Sektor pertanian, kehutanan, dan
perikanan pada Tahun 2020 tetap tumbuh positif sebesar
1,95 persen di saat perekonomian mengalami kontraksi
sebesar 1,07 persen (BPS, 2021a).

37
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

150

100
10.78 10.85 10.97 11.04 10.45 9.93
4.39
0.91 4.02
0.91 3.73
0.96 3.91
0.94 4.02
0.99 4.05
1
8.37 8.56 8.57 8.98 9.27 8.77
10.82 10.78 10.58 10.58 9.86 9.74

id
50
47.66 46.82 48.04 47.52 48.13 49.98

o.
.g
17.07 18.05 17.15 17.46 17.28 16.53

ps
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
.b
ut
Perikanan Kehutanan dan Penebangan Kayu
Jasa Pertanian dan Perburuan Peternakan
um

Tanaman Hortikultura Tanaman Perkebunan


//s

Gambar 4 1 Peranan Subsektor terhadap Sektor Pertanian,


s:

Kehutanan, dan Perikanan Tahun 2015-2020 (Persentase)


tp

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder


ht

Subsektor perkebunan merupakan salah satu


subsektor di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
yang berkontribusi besar terhadap pembentukan PDRB
sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Subsektor
perkebunan memberikan sumbangan sebesar 49,98 persen
terhadap pembentukan sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan pada Tahun 2020 (BPS, 2021a).
Pertumbuhan subsektor perkebunan selama lima
tahun terakhir yaitu periode waktu Tahun 2016 sampai
38
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Tahun 2020 terus meningkat meskipun pada Tahun 2020


melambat diakibatkan pandemi yang terjadi di seluruh
wilayah Indonesia termasuk Sumatera Utara. Subsektor
perkebunan tumbuh sebesar 3,68 persen pada Tahun 2020
lebih lambat dibanding pertumbuhan pada Tahun 2019

id
yang mencapai 7,47 persen (BPS, 2021a).

o.
.g
Kontribusi subsektor perkebunan periode waktu

ps
Tahun 2016 sampai Tahun 2020 pada pembentukan PDRB
.b
Sumatera Utara berfluktuatif. Subsektor perkebunan
ut
um

berkontribusi sebesar 10,09 persen pada Tahun 2016 dan


pada Tahun 2020 subsektor ini memberikan kontribusi
//s

sebesar 10,67 persen. Fluktuatif sumbangsih subsektor ini


s:
tp

pada perekonomian Sumatera Utara salah satunya


ht

dipengaruhi oleh produksi komoditas perkebunan yang


berfluktuatif. Sitorus (2019) dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
produksi dan luas lahan perkebunan kelapa sawit terhadap
PDRB subsektor perkebunan.

39
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

10.8 10.67

10.6

10.4 10.26

10.2 10.09
9.95
10 9.89

id
o.
9.8

.g
9.6

ps
9.4 .b
2016 2017 2018 2019 2020
ut
um

Gambar 4 2 Peranan Subsektor Perkebunan terhadap PDRB


Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016-2020 (Persentase)
//s

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder, 2021


s:
tp

4.3. Analisis Wilayah Basis Komoditas Kelapa Sawit


ht

Keunggulan komparatif merupakan komoditas yang


diproduksi dengan dominasi dukungan sumber daya alam,
dimana daerah lain tak mampu memproduksi produk
sejenis atau komoditas yang memiliki dukungan bahan
baku dalam proses produksi yang tersedia pada lokasi
tersebut (Sofyan etal., 2014). Hasil analisis LQ
menunjukkan kemampuan suatu daerah dalam
menghasilka komoditas unggulan. Suatu wilayah
teridentifikasi sebagai wilayah basis jika nilai LQ > 1.
40
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Berdasarkan hasil penghitungan LQ menggunakan


data produksi selama Tahun 2016 sampai Tahun 2019
telah teridentifikasi dari 33 wilayah kabupaten dan kota di
Sumatera Utara terdapat 10 wilayah yang merupakan
daerah basis komoditas kelapa sawit. Hal ini berarti

id
masing-masing kabupaten tersebut memiliki surplus

o.
.g
produksi yang dapat digunakan untuk memenuhi

ps
kebutuhan di dalam daerah bahkan berpeluang untuk
.b
diekspor ke daerah lain baik dalam perdagangan antar
ut
um

kabupaten, provinsi hingga perdagangan luar negeri.


Wilayah basis akan mendapatkan surplus finansial dari
//s

hasil ekspor kelapa sawit yang selanjutnya dapat


s:
tp

dikonversi ke dalam bentuk sumber daya lain yang


ht

dibutuhkan daerah itu sendiri.


Wilayah basis komoditas kelapa sawit yang berada
di Sumatera Utara adalah Kabupaten Labuhan Batu,
Kabupaten Asahan, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Deli
Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang Bedagei,
Kabupaten Batubara, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten
Labuhanbatu Selatan, dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

41
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Tabel 4. 1 Nilai LQ Komoditas Kelapa Sawit di Provinsi


Sumatera Utara Tahun 2016-2019
Tahun
Kabupaten/Kota
2016 2017 2018 2019
Nias 0,00 0,00 0,00 0,00
Mandailing Natal 0,82 0,90 0,99 0,90
Tapanuli Selatan 0,89 0,87 0,92 0,84

id
Tapanuli Tengah 0,55 0,57 0,99 0,57
Tapanuli Utara 0,00 0,01 0,01 0,01

o.
Toba 0,53 0,76 0,62 0,73

.g
LabuhanBatu 1,04 1,04 1,02 1,03

ps
Asahan 1,06 1,07 1,02 1,06
Simalungun 1,03
.b 1,03 1,00 1,03
Dairi 0,07 0,13 0,11 0,15
ut
Karo 0,49 0,69 0,63 0,69
Deli Serdang 1,01 1,02 0,98 1,01
um

Langkat 1,02 0,64 1,02 1,01


Nias Selatan 0,01 0,50 0,68 0,11
//s

Humbang Hasundutan 0,11 0,13 0,09 0,09


0,20
s:

Pakpak Bharat 0,63 0,61 0,39


Samosir 0,00 0,00 0,00 0,00
tp

Serdang Bedagei 1,00 0,99 1,01 1,00


ht

Batu Bara 1,03 1,00 1,02 1,02


Padanglawas Utara 0,99 0,98 0,99 0,98
Padang Lawas 1,08 1,06 1,02 1,04
Labuhanbatu Selatan 1,05 1,04 1,02 1,03
Labuhanbatu Utara 1,06 1,06 1,02 1,06
Nias Utara 0,00 0,00 0,00 0,00
Nias Barat 0,00 0,00 0,00 0,00
Sibolga 0,00 0,00 0,00 0,00
Tanjungbalai 0,00 0,00 0,00 0,00
Pematangsiantar 0,00 0,00 0,00 0,00
Tebingtinggi 0,00 0,00 0,00 0,00
Medan 0,00 0,00 0,00 0,00
Binjai 0,00 0,00 0,00 0,00
Padangsidempuan 0,15 0,06 0,00 0,24
Gunungsitoli 0,00 0,00 0,00 0,00
Sumber: Data sekunder diolah, 2021
42
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Wilayah yang memiliki nilai LQ tertinggi untuk


komoditas kelapa sawit adalah Kabupaten Asahan yaitu
sebesar 23,52 persen. Kabupaten Asahan merupakan
daerah penghasil kelapa sawit terbesar di Sumatera Utara.
Produksi kelapa sawit di Kabupaten Asahan berkontribusi

id
sebesar 23,16 persen terhadap produksi kelapa sawit

o.
.g
Sumatera Utara (BPS, 2021b). Kabupaten Asahan sebagai

ps
daerah sentra kelapa sawit didukung oleh kondisi iklim
.b
serta kesesuaian lahan dan dipengaruhi juga dengan faktor
ut
um

SDM yang handal dalam budidaya kelapa sawit.


Bangun (2017) menjelaskan bahwa kelapa sawit
//s

memiliki daya saing yang tinggi karena harga yang lebih


s:
tp

bersaing dibanding komoditas perkebunan lainnya serta


ht

proses budidaya yang relatif mudah. Dianti (2019)juga


menyebutkan bahwa kelapa sawit merupakan komoditas
yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi sehingga
menjadi komoditas primadona.
Pembangunan perkebunan kelapa sawit memiliki
arti penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
daerah maupun nasional dalam hal; penciptaan nilai
tambah, pertumbuhan investasi, output penyumbang
devisa negara bahkan kegiatan perkebunan kelapa sawit
43
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

telah memberikan pengaruh eksternal yang bersifat positif


atau bermanfaat bagi wilayah sekitarnya (Febriyanti,
2019).
4.4 Karakteristik Penyebaran Komoditas Kelapa Sawit di
Sumatera Utara

id
4.4.1 Lokalisasi Komoditas Kelapa Sawit di Sumatera Utara

o.
Analisis lokalisasi bertujuan untuk mengetahui

.g
apakah suatu usaha komoditas perkebunan terkonsentrasi

ps
pada suatu wilayah atau tidak. Pada kajian ini, analisis
.b
ut
lokalisasi digunakan untuk mengetahui apakah usaha
um

perkebunan komoditas kelapa sawit di Sumatera Utara


//s

terkonsentrasi di suatu kabupaten atau menyebar di


s:

beberapa kabupaten. Analisis lokalisasi merupakan selisih


tp

dari perbandingan produksi kelapa sawit di suatu


ht

kabupaten dan produksi kelapa sawit di Sumatera Utara


dengan perbandingan antara produksi tanaman
perkebunan di suatu kabupaten/kota dan produksi
tanaman perkebunan di Sumatera Utara.

44
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Tabel 4.2 Nilai Koefisien Lokalisasi Komoditas Kelapa Sawit


di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016-2019
Tahun
Kabupaten/Kota
2016 2017 2018 2019
Nias 0,00 0,00 -0,01 0,00
Mandailing Natal -0,01 -0,01 -0,02 -0,01
Tapanuli Selatan 0,00 0,00 -0,04 0,00

id
Tapanuli Tengah 0,00 0,00 0,00 0,00
Tapanuli Utara 0,00 0,00 -0,13 0,00

o.
Toba 0,00 0,00 -0,03 0,00

.g
Labuhanbatu 0,00 0,00 0,06 0,00

ps
Asahan 0,01 0,02 0,23 0,01
Simalungun 0,00
.b 0,00 0,00 0,00
Dairi 0,00 0,00 -0,18 0,00
ut
Karo 0,00 0,00 -0,08 0,00
Deli Serdang 0,00 0,00 -0,02 0,00
um

Langkat 0,00 -0,01 0,08 0,00


Nias Selatan 0,00 0,00 -0,01 0,00
//s

Humbang Hasundutan 0,00 0,00 -0,11 0,00


s:

Pakpak Bharat 0,00 0,00 -0,04 0,00


Samosir 0,00 0,00 -0,01 0,00
tp

Serdang Bedagei 0,00 0,00 0,01 0,00


ht

Batu Bara 0,00 0,00 0,01 0,00


Padanglawas Utara 0,00 0,00 -0,01 0,00
Padang Lawas 0,01 0,01 0,06 0,00
Labuhanbatu Selatan 0,00 0,00 0,09 0,00
Labuhanbatu Utara 0,01 0,01 0,15 0,01
Nias Utara 0,00 0,00 -0,01 0,00
Nias Barat 0,00 0,00 0,00 0,00
Sibolga 0,00 0,00 0,00 0,00
Tanjungbalai 0,00 0,00 0,00 0,00
Pematangsiantar 0,00 0,00 0,00 0,00
Tebingtinggi 0,00 0,00 0,00 0,00
Medan 0,00 0,00 0,00 0,00
Binjai 0,00 0,00 0,00 0,00
Padangsidempuan 0,00 0,00 0,00 0,00
Gunungsitoli 0,00 0,00 0,00 0,00
Sumber: Data sekunder diolah, 2021
45
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Hasil penghitungan pada Tabel 3 menunjukkan


bahwa koefisien lokalisasi komoditas kelapa sawit dari
masing-masing kabupaten dan kota besarnya kurang dari 1
(α<1). Artinya usaha budidaya kelapa sawit di Sumatera
Utara tidak terkonsentrasi pada satu wilayah kabupaten

id
melainkan tersebar di beberapa wilayah kabupaten dan

o.
.g
kota.

ps
Penyebaran komoditas kelapa sawit di beberapa
.b
wilayah kabupaten dan kota dipengaruhi karena
ut
um

persamaan karakteristik wilayah yang meliputi iklim, cuaca


dan topografi daerah (Bangun, 2020). Penyebaran usaha
//s

budidaya kelapa sawit memberikan dampak yang postif


s:
tp

bagi kegiatan usaha perkebunan di Sumatera Utara. Jika


ht

suatu wilayah penghasil komoditas kelapa sawit di


Sumatera Utara mengalami kegagalan panen maka
pemenuhan kebutuhan akan komoditas kelapa sawit dapat
terpenuhi dari daerah atau wilayah lain yang juga
mengusahakan komoditas kelapa sawit, baik untuk
pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat, kebutuhan
bahan baku bagi agroindustri maupun kebutuhan untuk
ekspor. Namun wilayah basis komoditas kelapa sawit

46
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

masih memegang peranan penting sebagai wilayah yang


mampu memenuhi kebutuhan wilayah lain.
Churfa et al (2015) menyebutkan bahwa
penyebaran komoditas pertanian akan memberikan
dampak positif bagi pemenuhan komoditas pertanian.

id
Nurmalia & Suwandari (2019) dalam penelitiannya juga

o.
.g
menyimpulkan bahwa penyebaran kegiatan usaha

ps
pertanian dapat memberikan keuntungan bagi pelaku
.b
usaha yang berkaitan karena jika kebutuhan terhadap
ut
um

komoditas pertanian tidak diperoleh di satu kecamatan


maka masih ada kecamatan lain yang dijadikan rujukan
//s

untuk memenuhi kebutuhan akan komoditas pertanian


s:
tp

tersebut.
ht

4.4.2 Spesialisasi Komoditas Kelapa Sawit di Sumatera Utara


Analisis spesialisasi merupakan suatu analisis yang
bertujuan untuk mengetahui kekhasan suatu wilayah
terhadap satu jenis komoditas. Tujuan analisis spesialisasi
adalah untuk mengetahui wilayah-wilayah di Sumatera
Utara apakah menunjukkan kekhasan atau spesialisasi
dalam mengusahakan komoditas kelapa sawit. Analisis
spesialisasi merupakan selisih dari perbandingan produksi
kelapa sawit di suatu kabupaten/kota dan produksi
47
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

tanaman perkebunan di suatu kabupaten/kota dengan


perbandingan antara produksi kelapa sawit di Sumatera
Utara dan produksi tanaman perkebunan di Sumatera
Utara.
Hasil analisis spesialisasi dengan menggunakan

id
indikator produksi menunjukkan bahwa tidak terdapat

o.
.g
wilayah kabupaten kota yang memiliki nilai koefisen

ps
spesialisasi lebih besar dari 1 (β>1). Hasil perhitungan
.b
koefisien spesialisasi komoditas kelapa sawit pada Tabel 4
ut
um

menunjukkan bahwa tidak terdapat spesialisasi dalam


pengusahaan komoditas kelapa sawit di masing-masing
//s

kabupaten. Masing-masing wilayah kabupaten di Sumatera


s:
tp

Utara tidak hanya mengusahakan komoditas kelapa sawit


ht

saja namun juga mengusahakan komoditas perkebunan


yang lain seperti kakao, kelapa, kelapa sawit, gambir,
kemenyan, karet, kemiri dan aren. Pasaribu dan Soetriono
(2009) menjelaskan bahwa tidak terdapat wilayah yang
menspesialisasikan wilayahnya pada pengusahaan
komoditas pertanian mengindikasikan bahwa terdapat
keragaman komoditas yang diusahakan oleh masyarakat
untuk pemenuhan kebutuhan di wilayah tersebut.

48
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Tabel 4.3 Nilai Koefisien Spesialisasi Komoditas Kelapa


Sawit di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016-2019
Tahun
Kabupaten/Kota
2016 2017 2018 2019
Nias -0.91 -0.92 -0.04 -0.93
Mandailing Natal -0.17 -0.10 -0.01 -0.10
Tapanuli Selatan -0.10 -0.12 -0.03 -0.15

id
Tapanuli Tengah -0.41 -0.40 -0.01 -0.40
Tapanuli Utara -0.91 -0.91 -0.04 -0.92

o.
Toba -0.43 -0.22 -0.04 -0.25

.g
Labuhanbatu 0.04 0.03 0.20 0.03

ps
Asahan 0.06 0.06 0.90 0.06
Simalungun 0.03
.b 0.02 0.00 0.03
Dairi -0.85 -0.80 -0.04 -0.79
ut
Karo -0.46 -0.29 -0.04 -0.29
Deli Serdang 0.01 0.02 -0.02 0.01
um

Langkat 0.02 -0.33 0.11 0.01


Nias Selatan -0.90 -0.47 -0.04 -0.82
//s

Humbang Hasundutan -0.81 -0.80 -0.04 -0.84


s:

Pakpak Bharat -0.34 -0.36 -0.04 -0.56


Samosir -0.91 -0.92 -0.04 -0.93
tp

Serdang Bedagei 0.00 -0.01 0.03 0.00


ht

Batu Bara 0.03 0.00 0.41 0.02


Padanglawas Utara -0.01 -0.02 -0.01 -0.02
Padang Lawas 0.07 0.05 0.13 0.04
Labuhanbatu Selatan 0.04 0.03 0.72 0.03
Labuhanbatu Utara 0.05 0.05 0.68 0.06
Nias Utara -0.91 -0.92 -0.04 -0.93
Nias Barat -0.91 -0.92 -0.04 -0.93
Sibolga 0,00 0,00 0,00 0.00
Tanjungbalai 0,00 0,00 0,00 0.00
Pematangsiantar 0,00 0,00 0,00 0.00
Tebingtinggi 0,00 0,00 0,00 0.00
Medan 0,00 0,00 0,00 0.00
Binjai 0,00 0,00 0,00 0.00
Padangsidempuan -0.77 -0.86 -0.04 -0.71
Gunungsitoli -0.91 -0.92 -0.04 -0.93
Sumber: Data sekunder diolah, 2021
49
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Hasil penghitungan koefisien spesialisasi pada Tabel


4.5 menunjukkan bahwa kabupaten yang memiliki nilai
koefisien positif tersebut merupakan wilayah basis
komoditas kelapa sawit. Churfa et al., (2015) dalam
penelitiannya menjelaskan bahwa spesialisasi kopi dapat

id
diketahui dari wilayah basis. Siagian (2013) menjelaskan

o.
.g
bahwa adanya spesialisasi wilayah bertujuan untuk

ps
menguatkan suatu wilayah pada komoditas unggulan
.b
sehingga wilayah tersebut lebih mudah dalam
ut
um

mengembangkan sektor pertaniannya


4.5. Analisis Pengaruh Produksi dan Luas Tanaman Kelapa
//s

Sawit terhadap PDRB Subsektor Perkebunan


s:
tp

Regresi linier berganda digunakan untuk


ht

mengidentifikasi pengaruh produksi dan luas tanaman


kelapa sawit terhadap PDRB subsektor perkebunan. Uji
asumsi dilakukan sebelum melakukan pengujian model
regresi. Berdasarkan hasil pengolahan data, kajian ini telah
lolos uji asumsi klasik. Hasil pengujian normalitas dengan
menggunakan Test Kolmogorov Smirnov menunjukkan
bahwa data berdistribusi normal, dibuktikan dengan nilai
p-value yang nilainya lebih besar dari nilai signifikansi 5
persen. Masalah heterokesdasitas tidak ditemukan dalam
50
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

penelitian ini karena berdasarkan hasil pengujian dengan


Uji Glejser tidak ditemukan ketidaksamaan varian dari
semua variabel penelitian. Masalah multikolineritas juga
tidak ditemukan dalam penelitian ini. Berdasarkan nilai
VIF, semua variabel penelitian mempunyai nilai VIF lebih

id
kecil dari 10. Secara lengkap hasil uji asumsi klasik dapat

o.
.g
dilihat pada Tabel 3.

ps
Tabel 4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi Linier
.b
Berganda
ut

Uji Asumsi KLasik


um

Test
Variabel Kolmogorov Uji Glejser
//s

VIF
Smirnov (p-value)
s:

(p-value)
tp

Residual 0,88 -
ht

Produksi 0,628 0,73 1,086


Luas Tanaman 0,10 1,08
Sumber: Hasil pengolahan data, 2021

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh persamaan


regresi linier berganda sebagai berikut:
PDRB = -20,83 - 0,0001 Prod + 0,649LT + error
Berdasarkan hasil penghitungan koefisien
determinasi (R2) pengaruh variabel produksi dan luas

51
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

tanaman kelapa sawit sebesar 73,47 persen sedangkan


26,53 persen dipengaruhi variabel lain di luar model.
Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa
variabel produksi dan luas tanaman kelapa berpengaruh
terhadap PDRB subsektor perkebunan. Hal ini

id
o.
berdasarkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari nilai

.g
signifikansi 5 persen. Pengujian secara partial variabel

ps
produksi kelapa sawit tidak berpengaruh terhadap PDRB
.b
ut
subsektor perkebunan sedangkan variabel luas tanaman
um

berpengaruh terhadap PDRB subsektor perkebunan.


//s

Hasil pengujian model baik secara simultan dan partial


s:

disajikan pada Tabel 4.5.


tp
ht

Tabel 4. 5 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda


Variabel bebas Koefisien t- signifikansi
statistik
Konstanta -20,83 5,36 0,00
Produksi -0.0001 -5,23 0,9476
Luas Tanaman 0,649 -2,31 0,0016
R2 0,7937
Adjusted R2 0,7347
F-statistik 13,46
Probabilitas F-statistic 0,004
Sumber: Hasil pengolahan data, 2021

52
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Berdasarkan hasil pengolahan didapat bahwa


produksi kelapa sawit tidak berpengaruh secara nyata
terhadap PDRB sub sektor perkebunan. Hal ini dipengaruhi
oleh faktor jumlah produksi kelapa sawit yang
berfluktuatif. Hasil kajian ini mendukung penelitian yang

id
dilakukan oleh Silvia (2019) tentang pengaruh produksi

o.
.g
perkebunan kopi rakyat terhadap peningkatan PDRB sub

ps
sektor perkebunan dalam perspektif ekonomi islam
.b
menyimpulkan bahwa produksi perkebunan kopi rakyat
ut

tidak berpengaruh terhadap peningkatan PDRB sub sektor


um

perkebunan di Kabupaten Lampung Barat disebabkan


//s

karena produksi kopi di kabupaten Lampung Barat


s:
tp

jumlahnya berfluktuatif atau tidak stabil.


ht

Hasil kajian yang telah dilakukan juga mendukung


hasil penelitian yang dilakukan Sitorus (2019) yang
meneliti pengaruh luas lahan dan produksi kelapa sawit
terhadap PDRB subsektor perkebunan di Kabupaten
Asahan. Luas tanaman berpengaruh signifikan terhadap
PDRB subsektor perkebunan karena luas pengusahaan
lahan merupakan modal pokok dalam proses budidaya
pertanian. Luas lahan areal tanaman akan mempengaruhi
skala usaha tani. Semakin luas lahan yang ditanami akan
53
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dalam


pengelolaan usaha pertanian. Menurut Sitorus (2019)
pertumbuhan angkatan kerja dianggap sebagai salah satu
faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi yang
ditandai dengan peningkatan PDRB.

id
Optimalisasi faktor produksi serta dukungan

o.
.g
pemerintah daerah untuk meningkatkan produksi demi

ps
terciptanya kesejahteraan petani sebagai perwujudan
.b
tujuan pembangunan berkelanjutan di Sumatera Utara.
ut
um
//s
s:
tp
ht

54
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

BAB V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Subsektor perkebunan merupakan salah satu

id
o.
subsektor di sektor pertanian, kehutanan dan

.g
perikanan yang berkontribusi besar terhadap

ps
pembentukan PDRB sektor pertanian, kehutanan, dan
.b
ut
perikanan.
um

2. Wilayah basis komoditas kelapa sawit yang berada di


//s

Sumatera Utara adalah Kabupaten Labuhan Batu,


s:

Kabupaten Asahan, Kabupaten Simalungun, Kabupaten


tp

Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang


ht

Bedagei, Kabupaten Batubara, Kabupaten Padang


Lawas, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, dan
Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
3. Analisis koefisen lokalisasi menunjukkan bahwa usaha
budidaya kelapa sawit di Sumatera Utara tidak
terkonsentrasi pada satu wilayah kabupaten
melainkan tersebar di beberapa wilayah kabupaten
dan kota.

55
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

4. Analisis koefisien spesialisasi menunjukkan bahwa


tidak terdapat spesialisasi dalam pengusahaan
komoditas kelapa sawit di masing-masing kabupaten
dan kota.
5. Berdasarkan hasil pengujian secara simultan variabel

id
produksi dan luas tanaman berpengaruh signifikan

o.
.g
terhadap PDRB subsektor perkebunan.

ps
6. Pengujian secara partial, hanya variabel luas tanaman
.b
yang berpengaruh signifikan terhadap PDRB subsektor
ut
um

perkebunan
//s
s:
tp
ht

56
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

DAFTAR PUSTAKA

Andani, R., Hafizrianda, Y., & Kreuta, B. (2015). Analisis


Sektor Unggulan Di Kabupaten Merauke Tahun 2007-
2013. Jurnal Kajian Ekonomi Dan Studi Pembangunan,
2(3), 67–85.

id
Aziz, S., Isyanto, A. Y., Sudrajat, Yusuf, M. N., & Puspitasari,

o.
A. (2021). Analisis Perwilayahan Komoditas Kopi

.g
Robusta Di Kabupaten Ciamis. Mimbar Agribisnis, 7(1),

ps
639–646.
.b
Bangun, R. H. (2017). Kajian Potensi Perkebunan Rakyat Di
ut
Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Location
Quotient Dan Shift Share. Jurnal Agrica, 10(1), 103–
um

111.
//s

Bangun, R. H. (2018a). Analisis Prioritas Pembangunan


s:

Wilayah Berdasarkan Sektor Produk Domestik


tp

Regional Bruto Kabupaten Tapanuli Tengah-Sumatera


ht

Utara (Litbang Sukowati, 2(1), 19–35.


Bangun, R. H. (2018b). Determinan Produksi Ikan Tangkap
Di Kota Sibolga. Jurnal Agrica, 11(1), 28–38.
Bangun, R. H. B. (2020). Analisis Perwilayahan Komoditas
Dan Kontribusi Kopi Arabika Terhadap Pembangunan
Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara. Jurnal Agriuma,
2(April), 1–10.
Bps. (2020). Keadaan Angkatan Kerja Di Provinsi Sumatera
Utara Agustus 2020. Medan: Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumatera Utara.
Bps. (2021a). Produk Domestik Regional Bruto Provinsi
57
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha 2016-2020.


Medan: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.
Bps. (2021b). Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2021.
Medan: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.
Dianti, F. A. Y. U. (2019). Analisis Potensi Pengembangan
Kelapa Sawit Di Kabupaten Simalungun. Universitas

id
Sumatera Utara.

o.
Febriyanti, C. (2019). Peranan Perkebunan Kelapa Sawit

.g
Terhadap Pembangunan Ekonomi Wilayah Di

ps
Kabupaten Bengkulu Tengah. Institut Pertanian Bogor.
.b
Harinta, Y. W., Basuki, J. S., & Sukaryani, S. (2017). Pemetaan
ut

Agribisnis Komoditas Unggulan Sayuran Cabai Di


um

Kabupaten Karanganyar. Seminar Nasional Hasil


Penelitian Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada
//s

Masyarakat, 481–485.
s:
tp

Hukom, J., Kakisina, L. O., & Sari, R. M. (2019). Analisis


Produktivitas Petani Sayuran Daun Di Desa Passo
ht

Kecamatan Baguala Kota Ambon. Agrilan : Jurnal


Agribisnis Kepulauan, 7(3), 227–240.
Kartika, W. (2013). Analisis Kontribusi Ekspor Kopi
Terhadap Pdrb Sektor Perkebunan Dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Nilai Ekspor Kopi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara.
Kusmiati, A., & Windiarti, R. (2011). Analisis Wilayah
Komoditas Kopi Di Indonesia. Jsep (Journal Of Social
And Agricultural Economics), 5(2), 47–58.
Lee, Y., & Gordon, R. H. (2005). Tax Structure And Economic
Growth. Journal Of Public Economics, 89(5–6), 1027–
58
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

1043.
Leeuwen, B. Van, & Földvári, P. (2016). The Development Of
Inequality And Poverty In Indonesia, 1932–2008.
Bulletin Of Indonesian Economic Studies, 52(3), 379–
402.
Nurhadi, N. (2012). Konsep Perwilayahan Dan Teori

id
Pembangunan Dalam Geografi. Geomedia: Majalah

o.
Ilmiah Dan Informasi Kegeografian, 10(1), 49–66.

.g
Https://Doi.Org/10.21831/Gm.V10i1.3595

ps
Pasaribu, A. P., & Soetriono. (2009). Perwilayahan Dan
.b
Strategi Pengembangan Komoditas Karet (Hevea
ut
Brasiliensis) Di Indonesia. J-Sep, 3(3), 1–14.
um

Rusono, N., Sunari, A., Candradijaya, A., Martino, I., &


Tejaningsih. (2013). Analisis Nilai Tukar Petani (Ntp)
//s

Sebagai Bahan Penyusunan Rpjmn Tahun 2015-2019.


s:

Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan


tp

Nasional.
ht

Safitri, N. A., Dewanti, A. N., & Ulimaz, M. (2020). Analisis


Komoditas Unggulan Pada Kawasan Subsektor
Perkebunan Di Kecamatan Balikpapan Timur.
Planologi, 17(2), 216–231.
Sari, F. W., & Bangun, R. H. (2019). Pengaruh Sosial Ekonomi
Terhadap Pola Penurunan Pengangguran Terbuka Di
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2003-2017.
Nusantara : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 6(1), 31.
Https://Doi.Org/10.31604/Jips.V6i1.2019.31-40
Sholekah, F. F. (2017). Perbedaan Ketinggian Tempat
Terhadap Kandungan Flavonoid Dan Beta Karoten
59
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Buah Karika ( Carica Pubescens ) Daerah Dieng


Wonosobo. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Biologi Dan Biologi, 75–82.
Sihotang, J. P. (2019). Analisis Perwilayahan Komoditas
Semangka (Citrullus Lanatus) Di Kabupaten Deli
Serdang Provinsi Sumatera Utara. Universitas
Sumatera Utara.

id
o.
Silvia. (2019). Analisis Pengaruh Produksi Perkebunan Kopi

.g
Rakyat Terhadap Peningkatan PdRB Sub Sektor

ps
Perkebunan Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Di
Kabupaten Lampung Barat Tahun 2010-2017)
.b
ut
Siswati, L., & Nizar, R. (2014). Kesejahteraan Petani Pola
um

Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura Dan Ternak.


Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 17(1), 10–14.
//s

Https://Doi.Org/10.22437/Jiiip.V17i1.2041
s:

Sitorus, R. F. (2019). Pengaruh Luas Lahan Dan Jumlah


tp

Produksi Kelapa Sawit Terhadap Produk Domestik


ht

Regional Bruto (Pdrb) Sub Sektor Perkebunan Di


Kabupaten Asahan.
Sofyan, R., Harianto, & Aji, A. (2014). Analisis Komoditas
Unggulan Pertanian Tanaman Pangan Di Kabupaten
Pemalang. Geo Image, 3(1), 1–8.
Https://Doi.Org/10.15294/Geoimage.V3i1.4314
Subambhi, B. C. (2018). Analisis Location Quotient (Lq)
Tanaman Cabai Besar (Capsicum Annuum L.) Di
Provinsi Sumatera Utara. Universitas Medan Area.
Suharni. (2017). Analisis Penentuan Komoditas Unggulan
Sub Sektor Perkebunan Kabupaten Aceh Barat.
60
Analisis Perwilayahan Komoditas Kelapa Sawit
Di Sumatera Utara, 2016-2019

Universitas Teuku Umar.


Yuliara, I. M. (2016). Modul Regresi Linier Berganda. In
Regresi Linier Berganda. Bali.
Zikria, V. (2020). Area Analysis Of Commodity And
Contribution Of Coffee To Regional Development In
Central Aceh Regency. Jurnal Social Economic Of

id
Agriculture, 9(2), 92–100.

o.
Https://Doi.Org/10.26418/J.Sea.V9i2.42966

.g
ps
.b
ut
um
//s
s:
tp
ht

61
ht
tp
s:
//s
um
ut
.b
ps
.g
o.
id

Anda mungkin juga menyukai