PENGELOLAAN SAMPAH DLH KABUPATEN KEPULAUAN

SELAYAR

OLEH : MUHAMMAD TAUFIK KADIR, S.T., M.M

KADIS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

DASAR HUKUM

1. UNDANG – UNDANG RI NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG

PENGELOLAAN SAMPAH
2. UNDANG – UNDANG RI NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
( PPLH )
3. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH
SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA
4. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 2021 TENTANG
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
5. PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH
6. PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 49 TAHUN
2018 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH DALAM
PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH
SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA
7. PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 59 TAHUN
2019 TENTANG PEMBATASAN TIMBULAN SAMPAH PLASTIK
SEKALI PAKAI DI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
ASAS DAN TUJUAN

ASAS
PENGELOLAAN SAMPAH DISELENGGARAKAN ATAS DASAR :
1. TANGGUNG JAWAB
2. BERKELANJUTAN
3. MANFAAT
4. KEADILAN
5. KESADARAN
6. KEBERSAMAAN
7. KESELAMATAN
8. KEAMANAN DAN
9. NILAI EKONOMIS

TUJUAN
PENGELOLAAN SAMPAH BERTUJUAN UNTUK MENINGKATKAN
KESEHATAN MASYARAKAT DAN KUALITAS LINGKUNGAN SERTA
MENJADIKAN SAMPAH SUMBER DATA
RUANG LINGKUP
SAMPAH YANG DIKELOLA BERDASARKAN UU NOMOR 18 TAHUN
2008 TERDIRI ATAS :
1. SAMPAH RUMAH TANGGA
2. SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA
3. SAMPAH SPESIFIK

1. SAMPAH RUMAH TANGGA BERASAL DARI KEGIATAN SEHARI –

HARI DALAM RUMAH TANGGA TIDAK TERMASUK TINJA DAN
SAMPAH SPESIFIK
2. SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA TIDAK BERASAL
DARI RUMAH TANGGA TANGGA DAN BERASAL DARI KAWASAN
KOMERSIAL, KAWASAN INDUSTRI, KAWASAN KHUSUS,
FASILITAS UMUM, FASILITAS SOSIAL DAN/ATAU FASILITAS
LAINNYA
3. SAMPAH SPESIFIK MELIPUTI :
- SAMPAH YANG MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN
- SAMPAH YANG MENGANDUNG LIMBAH BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN
- SAMPAH YANG TIMBUL AKIBAT BENCANA
- PUING BONGKARAN BANGUNAN
- SAMPAH SECARA TEKNOLOGI BELUM DAPAT DIKELOLAH
DAN
- SAMPAH YANG TIMBUL SECARA PERIODIK
TUGAS DAN WEWENANG

PEMERINTAH DAERAH BERTUGAS MENJAMIN

TERSELENGGARANYA PENGELOLAAN SAMPAH YANG BAIK
DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN SESUAI DENGAN
TUJUAN PENGELOLAAN SAMPAH

TUGAS PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN

SAMPAH ADALAH :
1. MENUMBUHKEMBANGKAN DAN MENINGKKATKAN KESADARAN
MASYARAKAT ALAM PENGELOLAAN SAMPAH
2. MELAKUKAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
PENGURANGAN DAN PENANGANAN SAMPAH
3. MEMFASILITASI, MENGEMBANGKAN DAN MELAKSANAKAN
UPAYA PENGURANGAN, PENANGANAN DAN PEMANFAATAN
SAMPAH
4. MELAKSANAKAN PENGELOLAAN SAMPAH DAN MEMFASILITASI
PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA PENGELOLAAN
SAMPAH
5. MENDORONG DAN MEMFASILITASI PENGEMBANGAN
MANFAAT HASIL PENGELOLAAN SAMPAH
6. MELAKUKAN SOSIALISASI, PEMBINAAN DAN KOORDINASI
ANTAR PERANGKAT DAERAH DENGAN LEMBAGA
PEMERINTAH, MASYARAKAT, INSTITUSI PERGURUAN TINGGI,
DUNIA USAHA AGAR TERDAPAT KETERPADUAN DALAM
PENGELOLAAN SAMPAH
7. MELAKUKAN PEMENTAUAN TERHADAP TIMBULAN SAMPAH DI
WILAYAH YANG MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB
PEMMERINTAH DAERAH
8. MENYEDIAKAN UNIT PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT
DAN
9. MENGEMBANGKAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN
SAMPAH
DALAM MENYELENGGARAKAN TUGAS TERRSEBUT, PEMERINTAH
DAERAH MENYEDIAKAN SARANA DAN PRASARANA BERUPA :
a. TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH SEMENTARA
b. TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH AKHIR
c. PENGANGKUTAN SAMPAH DARI TEMPAT PEMBUANGAN
SAMPAH SEMENTARA KE TTEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH
AKHIR DAN
d. TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH DI TEMPAT – TEMPAT UMUUM
DAN JALAN – JALAN UMUM YANG DIPANDANG PERLU
WEWENANG PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN
SAMPAH MELIPUTI :
1. MENETAPKAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN
SAMPAH BERDASARKAN KEBIJAKAN NASIONAL DAN PROPINSI
2. MENYELENGGARAKAN PENGELOLAAN SAMPAH SESUAI
NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA YANG TELAH
DITETAPKAN
3. MELAKUKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KINERJA
PENGELOLAAN SAMPAH YANG DILAKSANAKAN OLEH PIHAK
LAIN
4. MENETAPKAN LOKASI TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA,
TEMPAT PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU, DAN/ATAU
TEMPAT PEMMRIISESAN DAN
5. MELAKUKAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI SECARA BERKALA
TERHADAP TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN SAMPAH

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS
SAMPAH RUMAH TANGGA TERDIRI ATAS :
A. PENGURANGAN SAMPAH DAN
B. PENANGANAN SAMPAH
 A. PENGURANGAN SAMPAH
- PEMBATASAN TIMBULAN SAMPAH
- PENDAURAN ULANG SAMPAH DAN
- PEMANFAATAN KEMBALI SAMPAH

B. PENANGANAN SAMPAH
- PEMILAHAN
- PENGUMPULAN
- PENGANGKUTAN
- PENGOLAHAN DALAM BENTUK MENGUBAH KARAKTERISTIK,
KOMPOSISI DAN JUMLAH SAMPAH
- PEMROSESAN AKHIR SAMPAH

HAK SETIAP ORANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

1. MENDAPAT LINGKUNGAN YANG BERSIH, INDAH, NYAMAN DAN
SEHAT
2. MENDAPATKAN PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH SECARA
BAIK DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DARI PEMERINTAH
DAERAH DAN/ATAU PIHAK KETIGA PENGELOLA SAMPAH
3. MEEMANFAATKAN DAN MENGOLAH SAMPAH UNTUK
KEGIATAN EKONOMI
4. BERPARTISIFASI AKTIF DALAM PROSES MENGAMBIL
KEPUTUSAN PENYELENGGARAAN, DAN PENGAWASAN DI
BIDANG PENGELOLAAN SAMPAH
5. MEMPEROLEH INFORMASI YANG BENAR DAN AKURAT
MENGENAI PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN SAMPAH
6. MENDAPATKAN PERLINDUNGAN DARI DAMPAK NEGATIF DARI
KEGIATAN PPS, TPST DAN TPA
7. MENDAPATKAN KOMPENSASI DAMPAK NEGATIF DARI
KEGIATAN TPST DAN TPA
8. MEMPEROLEH PEMBINAAN, PENDIDIKAN DAN SOSIALISASI
TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SECARA BAIK DAN
BERWAWASAN LINGKUNGAN DAN
 9. MELAKSANAKAN PENGAWASAN TERHADAP PENGELOLAAN
SAMPAH MELALUI PROSES PENGADUAN SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEWAJIBAN MASYARAKAT DALAM MELAKUKAN

PENGURANGAN DAN PENANGANAN SAMPAH YANG
BERWAWASAN LINGKUNGAN
1. PENGURANGAN SAMPAH SEJAK DARI SUMBERNYA
2. PEMANFAATAN SAMPAH SEBAGAI SUMBER DAYA DAN
SUMBER ENERGI
3. MENJAGA DAN MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN
4. MEMILAH SAMPAH BERDASARKAN SIFATNYA DAN
5. MEMELIHARA SARANA DAN PRASARANA PERSAMPAHAN

PERAN AKTIF MASYARAKAT

MASYARAKAT DAPAT BERPERAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
YANG DISELENGGARAKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH DI
ANTARANYA :
1. AKTIF MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SECARA MANDIRI
ATAUPUN BERMITRA DENGAN PEMERINTAH DAERAH
2. PEMBERIAN KHUSUS, PERTIIMBANGAN FORMAL DAN SARAN
KEPADA PEMERINTAH DAERAH DALAM PERUMUSAN
KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH
3. MENAGAJUKAN PENGADUAN DALAM PERMASALAHAN
PENGGELOLAAN SAMPAH DAN
4. PEMBERIAN SARAN DAN PENDAPAT DALAM PENYELESAIAN
SENGKETA PERSAMPAHAN
PEMERINTAH DAERAH DAPAT MENINGKATKAN PERAN SERTA
MASYARAKAT MELALUI :
1. PEMBERIAN INFORMASI PELUANG USAHA DI BIDANG
PERSAMPAHAN
2. PENYEDIAAN MEDIA KOMUNIKASI PENYAMPAIAN ADUAN
PERSAMPAHAN
3. AKTIF DAN CEPAT MEMBERIKAN KEPENTINGAN MASYARAKAT
4. MELAKUKAN JARING PENDAPAT ASPIRASI MASYARAKAT

MEKANISME PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN

KEPULAUAN SELAYAR
1. SAMPAH DIHASILKAN OLEH MASYARAKAT DIKUMPULKAN
PADA PADA TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA BERUPA
TONG SAMPAH YANG DITEMPATKAN DI HALAMAN DEPAN
RUMAH MASING – MASING WARGA
2. SAMPAH YANG TERKUMPUL PADA TONG SAMPAH MILIK
WARGA PADA JALAN UTAMA DIANGKUT OLEH MOBIL SAMPAH
SEDANGKAN SAMAPH YANG ADA DI DALAM LORONG
DIANGKUT OLEH MOTOR SAMPAH KE TEMPAT PENAMPUNGAN
SEMENTARA ( TPS ), BERUPA KONTAINER SAMPAH
3. SAMPAH PADA TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA
SELANJUTNYA DIPILAH OLEH PETUGAS BANK SAMPAH,
SESUAI DENGAN JENISNYA YAITU SAMPAH ORGANIK BERUPA
SISA MAKANAN, DAUN, RANTING DAN SAMPAH ANORGANIK
BERUPA KARDUS, PLASTIK, KERTAS, BESI DAN ALUMINIUM
4. SAMPAH YANG TERPILAH OLEH MASYARAKAT, SEKOLAH DAN
PERTOKOAN YANG MENJADI NASABAH BANK SAMPAH AKAN
DIJEMPUT OLEH PETUGAS BANK SAMAPH
5. SAMPAH YANG TERPILAH PADA BANK SAMPAH KEMUDIAN
DIPROSES MELALUI :
a. SAMPAH ORGANIK DIPROSES MENJADI PUPUK KOMPOS
b. SAMPAH ANORGANIK BERUPA KARDUS, PLASTIK, BOTOL
KEMASAN DIPRES SEDANGKAN PLASTIK TEBAL DICACAH
UNTUK KEMUDIAN DIJUAL KE INDUSTRI DAUR ULANG DI
MAKASSAR, SEDANGKAN SAMPAH BOTOL PLASTIK BESAR
 YANG MASIH LAYAK DIOLAH MENJADI KERAJINAN SEPERTI
KURSI DARI BOTOL PLASTI, TEMPAT TISSU, POT BUNGA
DAN LAIN – LAIN
6. RESIDU DARI TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA
KEMUDIAN DIBAWA KE TEMPAT PEMROSESAN AKHIR DI TPA
KABURU

SARANA DAN PRASARANA PERSAMPAHAN

SARANA DAN PRASARANA YANG MENUNJANG PENGELOLAAN
SAMPAH :
1. TRUK AM ROLL 6 ( ENAM ) UNIT
2. DUMP TRUK 7 ( TUJUH ) UNIT
3. MOTOR SAMPAH 40 ( EMPAT PULUH ) UNIT
4. KONTAINER 34 ( TIGA PULUH EMPAT ) UNIT
5. BANK SAMPAH PUSAT TANADOANG
6. BANK SAMPAH INDUK
7. PUSAT DAUR ULANG
8. RUMAH KOMPOS
9. TPS3R PARAIKATTE

PERMASALAHAN UMUM TERKAIT PENGELOLAAN SAMPAH :

1. PEMERINTAH DAERAH BELUM MEMBERIKAN APRESIASI
TERHADAP MASYARAKAT YANG TELAH MELAKUKAN
PEMILAHAN SAMPAH
2. PENERAPAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS
MASYARAKAT DENGAN PRINSIP 3R BELUM DIIKUTI
PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG YANG
MEMADAI
3. PEMILAHAN SAMPAH DI RUMAH TANGGA BELUM BERJALAN
DENGAN BAIK
4. KESADARAN MASYARAKAT MASIH KURANG DALAM
PENGELOLAAN SAMPAH
UPAYA PEMERINTAH
1. MENDORONG DAN MEMFASILITASI PEMBANGUNAN BANK
SAMPAH DAN TPS3R DI SETIAP KELURAHAN DAN DESA
2. PENYULUHAN TENTANG BERBAGAI KKEUNTUNGAN MENGENAI
PENGELOLAAN SAMPAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS
LINGKUNGAN PADA KELOMPOK MASYARAKAT ( ORGANISASI
WANITA, SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN KADERISASI
3. MEMASTIKAN SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH TERPILAH
DAN TERJADWAL
4. MEREGISTRASI DAN MEREKOGNISI SEKTOR INFORMAL
( PEMULUNG ) UNTUK MENJDI BAGIAN DARI SISTEM
PENGELOLAAN SAMPAH DI DAERAH
5. MELAKUKAN GERAKAN NASIONAL PILAH SAMPAH DARI
RUMAH.
PEMBINAAN SEKOLAH PEDULI DAN BERBUDAYA
LINGKUNGAN ( ADIWIYATA )

I. DASAR HUKUM

1. UNDANG – UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2019 TENTANG

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP ( SETIAP ORANG BERHAK DAPAT PENDIDIKAN
DAN PENGHARGAAN LINGKUNGAN HIDUP )
2. PERMEN LINGKUNGAN HIDUP RI NO. P 53 TAHUN 2019
TENTANG PENGHARGAAN ADIWIYATA NO. P52/2019 TTG
GERAKAN PEDULI BERBUDAYA LINGKUNGAN HIDUP DI
SEKOLAH

II. PENGERTIAN ADIWIYATA

1. ADIWIYATA ADALAH PENGHARGAAN YANG DIBERIKAN

OLEH PEMERINTAH PUSAT, PEMERINTAH PROVINSI DAN
PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA KEPADA SEKOLAH
YANG BERHASIL MELAKSANAKAN GERAKAN PEDULI DAN
BERBUDAYA LINGKUNGAN HIDUP DI SEKOLAH ( PBLHS )
2. GERAKAN PBLHS ADALAH AKSI KOLEKTIF SECARA
SADAR, SUKARELA, BERJEJARING DAN BERKELANJUTAN
YANG DILAKSANAKAN OLEH SEKOLAH DALAM TERAPKAN
PERILAKU RAMAH LINGKUNGAN
3. AWARD ADIWIYATA DIBERIKAN OLEH MENTERI,
GUBERNUR, BUPATI / WALIKOTA YANG BERHASIL
DILAKSANAKAN GPBLHS ( SD, SMP, SMA, SMK
SEDERAJAT )
III. PELAKSANAAN GERAKAN PEDULI DAN BERBUDAYA
LINGKUNGAN HIDUP DI SEKOLAH

1. PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN,

EKSTRAKURIKULER DAN PEMBIASAAN DIRI YANG
MENGINTEGRASIKAN PENERAPAN PERILAKU
LINGKUNGAN HIDUP ( PRLH ) DI SEKOLAH
2. PENERAPAN PERILAKU RAMAH LINGKUNGAN HIDUP
UNTUK MASYARAKAT SEKITAR SEKOLAH DAN / ATAU DI
DAERAH
3. MEMBNETUK JEJARING KERJA DAN KOMUNIKASI
4. KAMPANYE DAN PUBLIKASI GERAKAN PBLHS
5. MEMBENTUUK DAN MEMBERDAYAKAN KADER
ADIWIYATA

- PEMBELAJARAN PADA MASA PELAJARAN,

EKSTRAKURIKULER DAN PEMBIASAAN DIRI YANG
MENGINTEGRARIKAN PENERAPAN PRLH MELIPUTI ASPEK :
a. KEBERSIHAN, FUNGSI SANITASI DAN DRAINASE
b. PENGELOLAAN SAMPAH
c. PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN POHON / TANAMAN
d. KONSERVASI AIR
e. KONSERVASI ENERGI

PEMBINAAN YANG DILAKUKAN YAITU :

1. SOSIALISASI / KAMPANYE PELAKSANAAN GERAKAN PBLHS
2. PENGARAHAN, KONSULTASI DAN BIMBINGAN TEKNIS
PELAKSANAAN GERAKAN PBLHS
3. DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA, TENAGA AHLI DAN /
ATAU LAINNYA.
IV. AKSI ADIWIYATA PEDULI PERILAKU LINGKUNGAN
HIDUP DI SEKOLAH

1. TEMPAT SAMPAH DAN PEMILAHAN SAMPAH,

PEMANFAATAN TAMAN / KEBUN, TOGA GREEN HOUSE
SEBAGAI LABORATORIUM ALAM UNTUK BERBAGAI JENIS
MATA PELAJARRAN

UPAYA PPENGELOLLAAN SAMPAH DI SEKOLAH

- PENYEDIAAN TEMPPAT SAMPAH TERPISAH )
ORRGANIK DAN ANORGANIK
- KEGIATAN 3 R DAN PENGOMPOSAN
- PENYEDIAAN JUMLAH TENAGA KEBERSIHAN YANG
MENCUKUPI
- ADANYA MEKANISME KETERLIBATAN SISWA DAN GURU
- KEBERSIHAN SEKOLAH DAN KEBERSIHAN SEKITAR
SEKOLAH
- ADANYA TEMPAT SAMPAH SEMENTARA DI LINGKUNGAN
SEKOLAH DAN ADANYA JADWAL PENGANGKUTAN SAMPAH
KE KONTAINER

MEMBUAT PUPUK KOMPOS DI SEKOLAH

STAY NO PLASTIK :
- BAWA BOTOL MINUMAN SENDIIRI
- BAWA KOTAK MAKANAN SENDIRI
- BAWA TAS KERANJANG BELANJA
- HINDARI BAHAN PLASTIK LAINNYA

2. RUANG KELAS PENGATURAN CAHAYA VENTILASI UDARA

SECARA ALAMI. PEMELIHARAAN DAN PENGATURAN
POHON PENEDUH DAN PEMANFAATAN SUMUR
RESAPAN / BIOPORI
3. MCK, SANITASI LINGKUNGAN DAN PENAMPUNGAN AIR
4. PENGHEMATAN AIR, LISTRIK, ATK DAN PLASTIK
5. PENGELOLAAN KANTIN SEKOLAH ADIWIYATA
PEMBINAAN PENYIMPANAN LIMBAH B3

I. DASAR HUKUM

A. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 2021

TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
B. PERMEN LHK NOMOR 6 TAHUN 2021 TENTANG CARA DAN
PERSYARATAN PENGELOLAAN BERBAHAYA DAN
BERACUN
C. PERMEN LHK NO 9 TAHUN 2023 TENTANG PERIZINAN DI
BIDANG PENGELOLAAN LIIMBAH B3

II. PENYIMPANANN LIMBAH B3

A. SETIAP ORANG YANG MENGHASILKAN LIMBAH B3,

PENGUMPUL LIMBAH B3, PEMANFAAT LIMBAH B3,
PENGOLAH LIMBAH B3 DAN PENIMBUN LIIMBAH B3 WAJIB
MELAKUKAN PENYIMPANAN LIMBAH B3 ( PASAL 51
PERMEN LHK 06 / 2021

UNTUK DAPAT MELAKUKAN PENYIMPANAN LIMBAH B3

SEBAGAIMANA DIMAKSUD PPADA AYAT ( 1 ), SETIAP
ORANG YANG MENGHASSILKAN LIMBAH B3 WAJIB
MEMENUHI :
- STANDAR PENYIMPANAN LIMBAH B3 YANG
TERINTEGRASIKAN KE DALAM NOMOR INDUK
BERRUSAHA, BAGI PENGHASIL LIMBAH B3 DARI USAHA
DAN/ATAU KEGIATAN WAJIB SPPL
- RINCIAN TEKNIS PENYIMPANAN LIMBAH B3 YANG
DIMUAT DALAM PERSETUJUAN LINGKUNGAN , BAGI :
1. PENGHASIL LIMBAH B3 DARI USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN WAJIB AMDAL ATAU UKL-UPL
III. STANDAR PENYIMPANAN LIMBAH B3

STANDAR PENYIMPANAN LIMBAH B3 MELIPUTI :

1. LIMBAH B3 YANG DISIMPAN TERLINDUUNGI DARI
HUJAN DAN TERTUTUP
2. MEMILIKI LANTAI KEDAP AIR
3. DILENGKAPII DENGAN SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3
4. LIMBAH B3 DIKEMAS DENGAN MENGGUNAKAN
KEMASAN DARI BAHAN LOGAM ATAU PLASTIK
5. KEMASAN MAMPU MENGUKUNG LIMBAH B3 UNTUK
TETAP BERADA DI DALAM KEMASAN
6. MEMILIKI PENUTUP YANG KUAT UNTUK MENCEGAH
TERJADINYA TUMPAHAN PADA SAAT DILAKUKAN
PEMINDAHAN DAN/ATAU PENGANGKUTAN DAN
7. KONDISI KEMASAN TIDAK BOCOR, TIDAK BERKARAT
DAN TIDAK RUSAK

IV. RINCIAN TEKKNIS

RINCIAN TEKNIS PENYIMPANAN LIMBAH B3 MELIPUTI :
1. NAMA, SUMBER, KARAKTERISTIK, DAN JUMLAH LIMBAH
B3 YANG AKAN DISIMPAN
2. DOKUMEN YANG MENJELASKAN TENTANG TEMPAT
PPENYIMPANAN LIMBAH B3
3. DOKUMEN YANG MENJELASKAN TENTANG PENGEMASAN
LIMBAH B3
4. PERSYARATAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
5. KEWAJIBAN PEMENUHAN RINCIIAN TEKNIS
PENYIMPANAN LIMBAH B3