BADAN PEMELIHARAAN KEAMANAN POLRI

KEGIATAN
KORPS PEMBINAAN MASYARAKAT

NEGOSIASI & RESOLISI KONFLIK

dan
TANGGAP DARURAT

1
 BADAN PEMELIHARA
KEGIATANKEAMANAN POLRI

Agenda Polri 2017

Optimalisasi Aksi Menuju Polri yang semakin
Profesional, Moderen dan Terpercaya
(PROMOTER) guna mendukung terciptanya
Indonesia yang berdaulat, mandiri dan
berkepribadian berdasarkan Gotong Royong

“PENGAMANAN PILKADA SERENTAK 2018”

2
 BADAN PEMELIHARA
KEGIATANKEAMANAN POLRI

Agenda Pembelajaran
1. NEGOSIASI & RESOLUSI KONFLIK / 4 JP
( 14.00 – 16.00 WIB)
DISKUSI 15 MENIT

2. ISOMA (16.15 – 16.30 WIB)

3. PENANGGULANGAN BENCANA / 4 JP
(16.30 – 17.45 WIB)
DISKUSI 15 MENIT 3
 BADAN PEMELIHARAAN KEAMANAN POLRI
KEGIATAN
KORPS PEMBINAAN MASYARAKAT

NEGOSIASI & RESOLISI KONFLIK

4
PENDAHULUAN

FENOMENA KEJADIAN

MANFAAT , PRINSIP-PRINSIP DAN DASAR

NEGOSIASI

INDIKASI KEBERHASILAN

HAMBATAN DALAM BERNEGOSIASI

KAPAN POLRI HARUS BERNEGOSIASI

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

PENUTUP

5
 PENDAHULUAN
KEGIATAN

1. UU NO 2 TAHUN 2002 BAHWA POLRI MERUPAKAN ALAT

NEGARA YANG BERTUGAS MEMELIHARA KEAMANAN DAN
KETERTIBAN MASYARAKAT, MENEGAKKAN HUKUM,
MEMBERIKAN PERLINDUNGAN, PENGAYOMAN DAN
PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT ;

2. KEBERADAAN POLRI SEBAGAI MOTIVATOR, MEDIATOR,

FASILITATOR DAN KATALISATOR YANG DITUNTUT UNTUK
DAPAT MENGATASI KONFLIK BAIK VERTIKAL MAUPUN
HORISONTAL;

3. NEGOSIASI MENURUT KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA

(KBBI) ADALAH PROSES TAWAR MENAWAR DENGAN
JALAN BERUNDING UNTUK MEMBERI ATAU MENERIMA
GUNA MENCAPAI KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA SATU
PIHAK DENGAN PIHAK LAINNYA

4. BAHWA DALAM MENGATASI KONFLIK BAIK VERTIKAL

MAUPUN HORISONTAL DIPERLUKAN KEMAMPUAN
NEGOSIASI BAGI ANGGOTA POLRI;

6
 ACEH : PEMILUKADA, ALIRAN SESAT, SENGKETA
LAHAN & KONFLIK AGAMA
 SUMUT : PEMILUKADA, TAMBANG & BURUH
 SUMBAR : SENGKETA LAHAN & TANAH
 RIA : PEMILUKADA, BURUH & SENGKETA LAHAN
 UKEPRI : PEMILUKADA, TAMBANG, IJIN TPT
IBADAH & AHMADIYAH
 JAMBI : SENGKETA LAHAN & PENDIRIAN TPT
IBADAH
 BENGKULU : ALIRAN SESAT, SENGKETA LAHAN,
AHMADIYAH & PERBATASAN
 BABEL : SENGKETA LAHAN, KONFLIK AGAMA,
AHMADIYAH
 SUMSEL : TOLAK PENDIRIAN MASJID/ GEREJA &
SENGKETA LAHAN
 LAMPUNG : SENGKETA LAHAN, TANAH,
PEMILUKADA, TAMBANG
 BANTEN : TAMBANG, AHMADIYAH, PENOLAKAN
GEREJA, BURUH & ORMAS
 METRO JAYA : UMR, PEMILUKADA, SENGKETA
AGRARIA & ORMAS
 JABAR : GKI YASMIN, AHMADIYAH, TAMBANG,
PEMILUKADA & KONFLIK TANAH
 JATENG : KONFLIK ANTAR DESA, PEMILUKADA &
KONFLIK LAHAN
 DIY : RUUK, AHMADIYAH, TAMBANG & PENDIRIAN
GEREJA
ISUE SARA
JELANG , SAAT DAN SESUDAH PILKADA SERENTAK 2018
 JATIM : LAPINDO, ALIRAN JAT, PEMILUKADA, KONFLIK ANTAR MASY, TAMBANG & KONFLIK
LAHAN
 BALI : KONFLIK ANTAR DESA, TAPAL BATAS, KONFLIK TANAH, PEMILUKADA, &
PEMBANGUNAN GEREJA
 NTB : PEMILUKADA, MSLH SARA & TENAGA KERJA
 NTT : KELANGKAAN SEMBAKO, PEMILUKADA, AHMADIYAH, PENDIRIAN MASJID & TAMBANG
 PAPUA : PEMILUKADA, PERANG SUKU, TAPAL BATAS & TPN/OPM
 SULUT : TAMBANG, TAPAL BATAS, PEMILUKADA, ISU SARA & SENGKETA LAHAN
 SULTRA : PEMILUKADA, TAMBANG & PERKEBUNAN
 GORONTALO : PEMILUKADA, KONFLIK ETNIS & SEPARATISME
 MALUKU : SENGKETA BATAS, FANATISME SEMPIT, SENGKETA LAHAN & PEMILUKADA
 MALUT : SENGKETA BATAS, KELAHI ANTAR KAMPUNG, SENGKETA LAHAN, & PEMILUKADA
 KALBAR : PEMILUKADA, KONFLIK ETNIS, TAPAL BATAS, TAMBANG
 KALTIM : AHMADIYAH, KONFLIK PERUSAHAAN, KONFLIK ETNIS & SENGKETA LAHAN
 KALSEL : TAPAL BATAS, TAMBANG, AHMADIYAH & PEMILUKADA
 KALTENG : PEMILUKADA, BENTROK MASY, & TAMBANG
Kegagalan Bernegosiasi

8
Akibat Kegagalan Bernegosiasi

9
 NEGOSIASI
KEGIATAN
SENI + PENUH RAHASIA

1. NEGOSIASI ADALAH PROSES PERUNDINGAN ANTARA DUA PIHAK MELALUI

TAWAR-MENAWAR UNTUK MENDAPATKAN KESEPAKATAN BERSAMA;
2. NEGOSIATOR ADALAH ORANG YANG MELAKUKAN NEGOSIASI;
3. FACE TO FACE, ALKOM DAN BAHASA YANG DIMENGERTI

1. UNJUK RASA ADALAH KEGIATAN YANG DILAKUKAN OLEH SEORANG ATAU LEBIH
UNTUK MENGELUARKAN PIKIRAN DENGAN LISAN, TULISAN DAN SEBAGAINYA
SECARA DEMONSTRATIF DI MUKA UMUM;

2. PERCOBAAN BUNUH DIRI ADALAH TINDAKAN DENGAN SENGAJA MENCOBA

MEMBUNUH DIRINYA SENDIRI UNTUK MENGAKHIRI KEHIDUPAN SENDIRI YANG
DILAKUKAN OLEH ORANG DENGAN PENGETAHUAN PENUH ATAU HARAPAN DARI
AKIBAT YANG FATAL (MATI MENJADI HARAPAN);

3. PENYANDERAAN ADALAH PERBUATAN ORANG DAN/ATAU SEKELOMPOK ORANG

YANG MELAKUKAN PENAHANAN TERHADAP ORANG DAN/ATAU SEKELOMPOK
ORANG LAIN DENGAN MAKSUD TERTENTU MAUPUN SEBAGAI JAMINAN ATAS
MAKSUD DAN/ATAU TUJUAN YANG INGIN DICAPAI OLEH PENYANDERA.

4. GIAT SOSIAL LAINNYA (ATASI ORGIL, KONFLIK SOSIAL, TERTB PKL, EKSEKUSI TABANG
DAN RT)

10
 DASAR NEGOSIASI
KEGIATAN

DASAR NEGOSIASI
DILAKSANAKAN DENGAN
PERTIMBANGAN:
1. PENILAIAN PERKEMBANGAN
SITUASI DAN RESIKO YANG
DIHADAPI;
2. KEAMANAN DAN KETERTIBAN
MASYARAKAT;
3. KEPENTINGAN UMUM;
4. MENGHINDARI JATUHNYA KORBAN
BAIK DARI PIHAK PETUGAS
MAUPUN MASYARAKAT.

11
BADAN PEMELIHARAAN KEAMANAN POLRI
KEGIATAN
KORPS BINMAS

12
 NEGOSIASI
KEGIATAN

1. AGAR TIDAK ADA PERBEDAAN PENDAPAT

ATAU UNTUK MENDAPATKAN ATAU
MENCAPAI KATA SEPAKAT YANG
MENGANDUNG KESAMAAN PERSEPSI,
SALING PENGERTIAN DAN PERSETUJUAN ;

2. UNTUK MENDAPATKAN ATAU MENCAPAI

KONDISI PENYELESAIAN ATAU JALAN
KELUAR DARI MASALAH YANG DIHADAPI
BERSAMA ;

3. ADANYA KONDISI KONDISI SALING

MENGUNTUNGKAN DIMANA MASING-
MASING PIHAK MERASA MENANG (WIN-WIN
SOLUTION).

13
TUJUAN PELAJARAN
KEGIATAN

1. SEBAGAI PEDOMAN BAGI

NEGOSIATOR;
2. UNTUK MENGATASI
PERMASALAHAN SECARA
BIJAKSANA MELALUI
MUSYAWARAH MUFAKAT
DALAM RANGKA
MENCAPAI KESEPAKATAN
BERSAMA
14
 MANFAAT NEGOSIASI
KEGIATAN
SELAIN MEMPUNYAI TUJUAN, NEGOSIASI JUGA MEMPUNYAI MANFAAT. MANFAAT
YANG DIPEROLEH DARI SEBUAH PROSES NEGOSIASI DI DALAM PENGERTIAN
BISNIS RESMI ANTARA LAIN ADALAH :

1. UNTUK MENDAPATKAN ATAU MENCIPTAKAN JALINAN KERJA

SAMA ANTAR POLRI DAN MASYARAKAT ATAU INSTITUSI
ATAUPUN PERORANGAN UNTUK MELAKUKAN SUATU KEGIATAN
ATAU USAHA BERSAMA ATAS DASAR SALING PENGERTIAN.

2. DENGAN TERJALINNYA KERJASAMA ANTAR KEDUA BELAH

PIHAK INILAH MAKA TERCIPTA SEBUAH KEPERCAYAAN YANG
SALING TERKAIT, SEHINGGA TERPELIHARANYA KAMTIBMAS.
DENGAN KATA LAIN, BAHWA SUATU PROSES NEGOSIASI POLRI
MERUPAKAN BAGIAN DARI SUATU PROSES INTERAKSI GUNA
TERPELIHARANYA KAMTIBMAS;
3. DALAM KEGIATAN KEPOLISIAN ADALAH SEBUAH PROSES
NEGOSIASI AKAN MEMBERIKAN MANFAAT UNTUK MENJALIN
HUBUNGAN PERPOLISIAN MASYARAKAT YANG LEBIH LUAS DAN
JUGA UNTUK MENGEMBANGKAN KEPERCAYAAN,

15
 PRINSIP-PRINSIPNEGOSIASI
KEGIATAN
SELAIN MEMPUNYAI TUJUAN, NEGOSIASI JUGA MEMPUNYAI MANFAAT. MANFAAT
YANG DIPEROLEH DARI SEBUAH PROSES NEGOSIASI DI DALAM PENGERTIAN
BISNIS RESMI ANTARA LAIN ADALAH :

1. REASONABLE : NEGOSIASI DIAMBIL DILAKUKAN DENGAN

MEMPERTIMBANGKAN SECARA LOGIS SITUASI DAN KONDISI
DARI ANCAMAN YANG DIHADAPI;

2. KOMUNIKASI YANG BAIK;

3. PENDENGAR AKTIF;

4. RASA SALING PERCAYA;

5. SALING PENGERTIAN;

6. RASA EMPATI;

7. MUSYAWARAH; DAN

8. SUASANA KONDUSIF.
16
BADAN PEMELIHARAAN KEAMANAN POLRI
KEGIATAN
DIREKTORAT BINMAS

17
 PELAKSANA NEGOSIASI
KEGIATAN
1. PELAKSANA NEGOSIASI DILAKUKAN OLEH
NEGOSIATOR;

2. PERSYARATAN SEBAGAI BERIKUT:

• ANGGOTA POLRI;
• SEHAT JASMANI DAN ROHANI;
• KEMATANGAN EMOSIONAL;
• MAMPU BERKOMUNIKASI SECARA EFEKTIF;
• KEMAMPUAN MENDENGAR YANG BAIK;
• MEMILIKI KEMAMPUAN MENGUASAI SITUASI;
• MEMILIKI INISIATIF TINGGI;
• FLEKSIBEL;
• TENANG MESKIPUN BERADA DALAM SITUASI
KRITIS;
• MAMPU MENGANALISA SETIAP PERKEMBANGAN
SITUASI;
• MEMILIKI RASA EMPATI; DAN
• TERLATIH.
18
PELAKSANAAN
KEGIATAN

SASARAN BERNEGOSIASI PD MASALAH;

1. MASALAH SOSIAL YANG MELIBATKAN MASSA;
(UNRAS, EKSEKUSI, PKL, TAWURAN > ANARKIS,
KONFLIK SOSIAL)

2. MASALAH PERCOBAAN BUNUH DIRI;

(DITK KETINGGIAN, TOWER, ATAP / JENDELA HOTEL,
KURUNG DIRI DGN ANCAMAN DLL) ;DAN

3. MASALAH PENYANDERAAN
(PERAMPOKAN DI BANK, PENUMPANG DI BIS, KA,
PESAWAT/KAPAL, AKSI TERORIS, DLL)

19
 TAKTIK +KEGIATAN
TEHNIK NEGOSIASI

MASALAH SOSIAL YANG MELIBATKAN MASSA MELIPUTI:

1. MENEMUI DAN/ATAU MENGHUBUNGI PIMPINAN/KOORDINATOR

LAPANGAN UNTUK DIAJAK BERNEGOSIASI;

2. MENERAPKAN PRINSIP DASAR NEGOSIASI;

3. MENENTUKAN TEMPAT UNTUK PROSES NEGOSIASI YANG NYAMAN;

4. MELAKUKAN KOMUNIKASI EFEKTIF;

5. MENGENDALIKAN DIRI DAN TIDAK TERPANCING EMOSI; DAN

6. MENGATUR WAKTU BERNEGOSIASI YANG TEPAT UNTUK MENGULUR

DAN/ATAU MEMPERCEPAT.

20
 KEGIATAN
TAKTIK DAN TEKNIK DALAM NEGOSIASI

MASALAH BUNUH DIRI YANG MELIBATKAN MASSA

MELIPUTI ;
1. MENGUPAYAKAN DAPAT MENEMUI DAN/ATAU KONTAK

LANGSUNG DENGAN OBJEK (PELAKU) UNTUK DIAJAK

BERNEGOSIASI;

2. MELAKUKAN KOMUNIKASI EFEKTIF;

3. MENERAPKAN PRINSIP DASAR NEGOSIASI;

4. BERUPAYA MENGENDALIKAN DAN MENGUASAI PERASAAN

SERTA PIKIRAN OBJEK (PELAKU); DAN

5. MENGULUR WAKTU BERNEGOSIASI AGAR OBJEK (PELAKU)

DAPAT DIPENGARUHI SEHINGGA MENGURUNGKAN NIATNYA

UNTUK MELAKUKAN UPAYA BUNUH DIRI.

21
 KEGIATAN
TAKTIK DAN TEKNIK DALAM NEGOSIASI

MASALAH PENYANDERAAN YANG MELIBATKAN

MASSA MELIPUTI :

1. UPAYAKAN DAPAT MENEMUI DAN/ATAU KONTAK

LANGSUNG DENGAN PENYANDERA (PELAKU
DAN/ATAU PIMPINAN PELAKU) UNTUK DIAJAK
BERNEGOSIASI;
2. MELAKUKAN KOMUNIKASI EFEKTIF;
3. MENERAPKAN PRINSIP DASAR NEGOSIASI;
4. BERUPAYA MENGENDALIKAN DAN MENGUASAI
PERASAAN SERTA PIKIRAN PENYANDERA (PELAKU
DAN/ATAU PIMPINAN PELAKU);
5. MENGULUR WAKTU BERNEGOSIASI AGAR
PENYANDERA (PELAKU DAN/ATAU PIMPINAN PELAKU)
DAPAT DIPENGARUHI;
6. MENGHINDARI JATUHNYA KORBAN DARI SANDERA;

22
 KIATKEGIATAN
NEGOSIASI
1. MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI YANG TINGGI;
2. MEMILIKI KEYAKINAN YANG KUAT;
3. DAPAT MEMBANGUN KOMUNIKASI YANG BAIK
SECARA SIMPATIK DAN EMPATI;
4. KREATIVITAS YANG FLEKSIBEL;
5. MEMILIKI KEUNGGULAN DAYA SAING YANG KUAT;
6. TIDAK MENGANCAM, TIDAK MENGGURUI, TIDAK
MENGADILI;
7. MEMAHAMI TUNTUTAN DAN/ATAU KEPENTINGAN
PARA PIHAK;
8. TIDAK MEMBUAT KEPUTUSAN DAN/ATAU JANJI;
9. MENGUPAYAKAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DARI PARA PIHAK;
10. UPAYAKAN MENGHINDARI PERKATAAN “JANGAN”
DAN “TIDAK”; DAN
11. MEMILIKI POSISI TAWAR YANG LEBIH TINGGI

23
 TUGASKEGIATAN
NEGOSIATOR
NEGOSIATOR BERTUGAS DALAM IKATAN TIM MELIPUTI:
1. NEGOSIATOR PRIMER, YAITU NEGOSIATOR UTAMA
SELAKU KA TIM YANG BERTUGAS MELAKUKAN
NEGOSIASI;
2. NEGOSIATOR SEKUNDER, YAITU NEGOSIATOR
CADANGAN YANG BERTUGAS MENGGANTIKAN
NEGOSIATOR PRIMER;
3. NEGOSIATOR PENCATAT, BERTUGAS MENCATAT
SEMUA PEMBICARAAN SELAMA PROSES NEGOSIASI;
4. NEGOSIATOR PENGHUBUNG, BERTUGAS SEBAGAI
PENGHUBUNG DALAM RANGKA PROSES
BERNEGOSIASI;
5. NEGOSIATOR INTELIJEN, BERTUGAS
MENGUMPULKAN BAHAN KETERANGAN YANG
DIPERLUKAN DALAM RANGKA PROSES NEGOSIASI.

NEGOSIATOR PRIMER DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

BERKOORDINASI DENGAN KASATWIL DAN INSTANSI
TERKAIT LAINNYA.

24
 INDIKASIKEGIATAN
KEBERHASILAN
MASALAH MASALAH COBA MASALAH
SOSIAL BUNUH DIRI PENYANDERAAN

1. MASALAH SOSIAL YANG 1. PERCOBAAN BUNUH 1. SANDERA BERHASIL

MELIBATKAN MASSA DIRI TIDAK TERLAKSANA; DIBEBASKAN;
BATAL DILAKSANAKAN;
2. JIKA PERCOBAAN 2. PELAKU
2. MENURUNNYA ESKALASI BUNUH DIRI TETAP PENYADERAAN DAPAT
MASSA, BAIK SECARA TERLAKSANA, PELAKU
KUALITAS MAUPUN TERHINDAR DARI DITAHAN; DAN
KUANTITAS; DAN KEMATIAN; DAN
3. TERHINDAR JATUHNYA
3. TERHINDAR JATUHNYA 3. TERHINDAR JATUHNYA KORBAN JIWA DAN
KORBAN JIWA DAN KORBAN JIWA DAN KERUGIAN HARTA
KERUGIAN HARTA KERUGIAN HARTA
BENDA SERTA BENDA SERTA BENDA SERTA
KERUSAKAN FASILITAS KERUSAKAN FASILITAS KERUSAKAN FASILITAS
UMUM. UMUM. UMUM.

25
 KEGIATAN
HAMBATAN DLM BERNEGOISASI

1. MELIHAT NEGOSIASI SEBAGAI

KONFRONTASI;
2. MENCOBA MENANG
DENGAN BERBAGAI
CARA ;
3. MENJADI EMOSIONAL;
4. TIDAK MENCOBA MEMAHAMI
ORANG LAIN;
5. MENYALAHKAN ORANG LAIN.
26
 KAPAN HARUS BERNEGOSIASI ?
KEGIATAN

MENURUT PAKAR NEGOSIASI, ARBONO LASMAHADI ( 2005 )

UPAYA NEGOSIASI DIPERLUKAN APABILA :
1. KITA TIDAK MEMPUNYAI PILIHAN YANG LEBIH BAIK UNTUK
MENYELESAIKAN MASALAH YANG KITA HADAPI ATAU
MENDAPATKAN SESUATU YANG KITA INGINKAN;

2. KITA TIDAK MEMPUNYAI KEKUASAAN UNTUK MEMAKSAKAN

SUATU HASIL YANG KITA INGINKAN;

3. TERJADI KONFLIK ANTAR PIHAK-PIHAK, YANG MASING-MASING

PIHAK TIDAK MEMPUNYAI CUKUP KEKUATAN ATAU MEMPUNYAI
KEKUASAAN YANG TERBATAS UNTUK MENYELESAIKANNYA
SECARA SEPIHAK;

4. KEBERHASILAN KITA DIPENGARUHI OLEH KEKUASAAN ATAU

OTORITAS DARI PIHAK LAIN.

27
 PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
KEGIATAN

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

DALAM PELAKSANAAN NEGOSIASI DI
BAWAH TANGGUNG JAWAB KASATWIL

1. POLSEK > KAPOLSEK

2. POLRES > KAPOLRES
3. POLDA > KAPOLDA

28
 KESIMPULAN
KEGIATAN
SETIAP ORANG BISA MENJADI
NEGOSIATOR HANDAL, ASAL MAU BERLATIH.
 BERSTRATEGI & TAKTIK (PUAN PIKIR KREATIF/CEPAT)
 JANGAN GAMPANG EMOSI (DAL EMOSIONAL, KOMUNIKAS &
BHS TUBUH).
 TANPA DEBAT.
 MENYIMAK LAWAN BICARA (DENGAR DAN LAKUKAN
EKSPRESI JIWA).
 JANGAN MALU BERTANYA (WAJIB GUNA BANGUN
KOMUNIKASI).
 BAGI TUGAS DALAM BERNEGOSIASI
 KOORDINASI YANG BAIK DENGAN PIMPINAN OBYEK UNRAS
 WIN-WIN SOLUTION

29
BADAN PEMELIHARA KEAMANAN POLRI
KEGIATAN
DIREKTORAT BINMAS

30
 RESOLUSI KONFLIK
KONFLIK ADALAH SEBUAH
KETIDAKSEPAHAMAN ANTARA DUA
ORANG/PIHAK YANG MENGANGGU
KEHIDUPAN SEHARI-HARI/ SITUASI
TERTENTU YANG MENIMBULKAN
TINDAKAN KEKERASAN.

RESOLUSI KONFLIK ADALAH

MENEKANKAN KEBUTUHAN UNTUK
MELIHAT PERDAMAIAN SEBAGAI SUATU
PROSES TERBUKA DAN MEMBAGI PROSES
PENYELESAIAN KONFLIK DALAM
BEBERAPA TAHAP SESUAI DENGAN
DINAMIKA SIKLUS KONFLIK.
 BENTUK KONFLIK
KONFLIK MERUPAKAN GEJALA SOSIAL YANG SERINGKALI MUNCUL DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT YANG
MENIMBULKAN KEKERASAN. DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT, TERDAPAT BEBERAPA BENTUK KONFLIK DILIHAT
DARI SUDUT PANDANG YANG BERBEDA-BEDA. BENTUK-BENTUK KONFLIK YANG DIILHAMI DARI PANDANGAN PARA
AHLI SOSIOLOGI. SOERJONO SOEKANTO MENYEBUTKAN ADA 5 (LIMA) BENTUK KHUSUS KONFLIK YANG TERJADI
DALAM MASYARAKAT. KELIMA BENTUK ITU ADALAH;

1. KONFLIK PRIBADI, YAITU KONFLIK YANG TERJADI DI ANTARA ORANG PERORANGAN KARENA MASALAH-
MASALAH PRIBADI ATAU PERBEDAAN PANDANGAN ANTARPRIBADI DALAM MENYIKAPI SUATU HAL. MISALNYA
INDIVIDU YANG TERLIBAT UTANG, ATAU MASALAH PEMBAGIAN WARISAN DALAM KELUARGA.

2. KONFLIK POLITIK, YAITU KONFLIK YANG TERJADI AKIBAT KEPENTINGAN ATAU TUJUAN POLITIS YANG
BERBEDA ANTARA SESEORANG ATAU KELOMPOK. SEPERTI PERBEDAAN PANDANGAN ANTARPARTAI POLITIK
KARENA PERBEDAAN IDEOLOGI, ASAS PERJUANGAN, DAN CITA-CITA POLITIK MASING-MASING. MISALNYA
BENTROKAN ANTARPARTAI POLITIK PADA SAAT KAMPANYE.

3. KONFLIK RASIAL, YAITU KONFLIK YANG TERJADI DI ANTARA KELOMPOK RAS YANG BERBEDA KARENA
ADANYA KEPENTINGAN DAN KEBUDAYAAN YANG SALING BERTABRAKAN. MISALNYA KONFLIK ANTARA
ORANG-ORANG KULIT HITAM DENGAN KULIT PUTIH AKIBAT DISKRIMINASI RAS (RASIALISME) DI AMERIKA
SERIKAT DAN AFRIKA SELATAN.

4. KONFLIK ANTARKELAS SOSIAL, YAITU KONFLIK YANG MUNCUL KARENA ADANYA PERBEDAAN-PERBEDAAN
KEPENTINGAN DI ANTARA KELASKELAS YANG ADA DI MASYARAKAT. MISALNYA KONFLIK ANTARA BURUH
DENGAN PIMPINAN DALAM SEBUAH PERUSAHAAN YANG MENUNTUT KENAIKAN UPAH.

5. KONFLIK YANG BERSIFAT INTERNASIONAL, YAITU KONFLIK YANG MELIBATKAN BEBERAPA KELOMPOK
NEGARA (BLOK) KARENA PERBEDAAN KEPENTINGAN MASING-MASING. MISALNYA KONFLIK ANTARA NEGARA
IRAK DAN AMERIKA SERIKAT YANG MELIBATKAN BEBERAPA NEGARA BESAR.
1. MEMILIKI KETERAMPILAN BERBICARA
2. MEMILIKI KETERAMPILAN MENDENGARKAN
3. MAMPU MENGIDENTIFIKASI MASALAH
4. MAMPU MENGANALISA
5. MEMILIKI ETIKA YANG BAIK
6. MEMILIKI KREATIFITAS DAN FLEKSIBEL
7. TRANSPARAN DLM MENANGANI MASALAH
8. BERSIFAT NETRAL
9. MENEMPATKAN KEAMANAN & KETERTIBAN SBG
FOKUS UTAMA
10. HINDARI SIFAT KONFRONTATIF
11. KERJASAMA LINSEKTORAL (UU NO 7 TAHUN 2012 PKS)

34
MATERI & KEMAMPUAN GADA UTAMA

1. ETIKA PROPESI
2. KEWASPADAAN, ORIENTASI INTELEJEN DAN
DETEKSI DINI
3. KAPITA SELEKTA HUKUM
4. HAM
5. CJS
6. UU NO 2 THN 2002 TTG POLRI
7. INDUSTRIAL SECURITY
8. MANAJEMEN TANGGAP DARURAT
9. NEGOSIASI DAN RESOLUSI
10. POLMAS
11. MANAGEMEN SDM SECURITY
12. SECURITY RISK ASSESMENT
13. ANALISA BIAYA DAN SWOT
14. SMP
15. MANAGEMENT RISK
16. PENGETAHUAN KES LAPANGAN
17. KETENAGAKERJAAN
18. LOSS PREVENTIF
19. COMMUNITY DEVELOPMENT
20. SECURITY DEVICE
21. CUSTOMER SATISFICATION
22. DRILL KEMAMPUAN POLRI
 NEGOSIASI
YANG EFEKTIF
ATASI KONFLIK KINERJA
PERUSAHAAN
PER INTERPERSONAL SECURITY (ATURAN + BIJAK)
MASALAH DAN MANAGER
AN  UU NO 13/2003 TTG
ANTAR KETENAGAAKERJAAN
 UU NO 2/2004 TTG PHI
KELOMPOK  PERKAP NO 24 THN 2007 TTG
PENGELOLAAN SMPOP/ILEMPEM

KONFLIK
DI PERUSAHAAN
Proses Negosiasi dalam Resolusi konflik hanya dapat diterapkan secara optimal jika
dikombinasikan dengan beragam mekanisme penyelesaian konflik lain yang relevan.

Suatu mekanisme resolusi konflik hanya dapat diterapkan secara efektif jika dikaitkan dengan
upaya komprehensif untuk mewujudkan perdamaian yang langgeng.
1. PERKAP NO. 24, TAHUN 2007 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
ORGANISASI, PERUSAHAAN DAN/ATAU INSTANSI/LEMBAGA PEMERINTAH
SEGERA DISEMPURNAKAN DENGAN MELIHAT KEADAAN NYATA DI LAPANGAN
SERTA PENGETAHUAN, PERAN DAN TUGAS KESATUAN DARI PEJABAT POLRI
YANG BERSANGKUTAN.

2. UU NO. 2, TAHUN 2002 TERSEBUT YANG MASUK RUANG LINGKUP BENTUK-

BENTUK PENGAMANAN SWAKARSA, TIDAK HANYA SISKAMLING DAN INDUSTRIAL
SECURITY DENGAN SATPAM, TETAPI JUGA BADAN USAHA JASA PENGAMANAN.
PASAL 14 (1) F DINYATAKAN POLRI BERTUGAS :
“MELAKUKAN KOORDINASI, PENGAWASAN DAN PEMBINAAN TEKNIS TERHADAP
KEPOLISIAN KHUSUS, PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN BENTUK-BENTUK
PENGAMANAN SWAKARSA”.

3. TERKAIT DENGAN PENGEMBANGAN PROFESIONALISME MANAJER SEKURITI

TELAH DIDIRIKAN ASOSIASI MANAJER SEKURITI INDONESIA (AMSI) YANG
SEKARANG TELAH MEMILIKI CABANG DI SELURUH INDONESIA.

4. SATUAN PENGAMANAN YANG SELANJUTNYA DISINGKAT SATPAM ADALAH

SATUAN ATAU KELOMPOK PETUGAS YANG DIBENTUK OLEH INSTANSI/BADAN
USAHA UNTUK MELAKSANAKAN PENGAMANAN DALAM RANGKA
MENYELENGGARAKAN KEAMANAN SWAKARSA DI LINGKUNGAN KERJANYA

5. MEMILIKI KEMAMPUAN GADA PRATAMA, GADA MADYA DAN GADA UTAMA

 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA SATUAN PENGAMANAN
 MENYELENGGARAKAN, MENGATUR DAN MENGORGANISASIKAN SELURUH
KEGIATAN TEKNIS OPERASIONAL LAPANGAN;

 MEMASTIKAN BAHWA PENGELOLAAN, PENYELENGGARAAN DAN

PENGORGANISASIAN KEGIATAN OPERASIONAL BERJALAN SESUAI DENGAN
PERATURAN DAN MEMPERTANGGUNGJAWABKAN TUGASNYA SECARA LANGSUNG
KEPADA AREA MANAJER, SERTA SECARA TIDAK LANGSUNG KEPADA
PUAN GADA PRATAMA – MADYA- UTAMA OPERASIONAL MANAGER.

1. BERTANGGUNG JAWAB KEPADA MANAGEMEN ATAS KEAMANAN, 10. MEMBERIKAN MASUKAN/SARAN KEPADA MANAGEMENT ,MELALUI MANAGER
KETERTIBAN, RASA AMAN DAN NYAMAN DISELURUH AREA YANG OPERASI/STAF MANAGER OPERASI, DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN
MELIPUTI KEAMANAN PERSONIL DAN MATERIAL DI LOKASI TUGAS. SYSTEM PENGAMANAN SESUAI DENGAN VISI DAN MISI PERUSAHAAN YANG
TELAH DITETAPKAN.
2. MENERAPKAN DAN MENGAWASI PELAKSANAAN STANDARD
OPERATION PROSEDURE (SOP). 11. MENDELEGASIKAN TUGAS DAN WEWENANG KEPADA ASST CHIEF SECURITY
DAN KOMANDAN REGU DALAM PELAKSANAAN TUGAS SEHARI-HARI MAUPUN
3. MELAKUKAN KOORDINASI DENGAN MANAGER OPERASIONAL DAN TUGAS KHUSUS.
DIVISI / BAGIAN TERKAIT DILINGKUNGAN MANAGEMENT PENGELOLA
DAN PELAKSANAAN KEGIATAN TUGAS-TUGAS PENGAMANAN. 12. SEBAGAI JEMBATAN INFORMASI DAN INSTRUKSI YANG DATANG DARI
MANAGEMENT PENGELOLA UNTUK SELURUH ANGGOTA SECURITY.
4. MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN TUGAS-TUGAS
PENGAMANAN YANG DILAKUKAN ANGGOTANYA DAN 13. MELAKUKAN KOORDINASI DENGAN APARAT PENGAMANAN WILAYAH
KEGIATAN PELAKSANAAN PENGAMANAN SECARA UMUM. (POLSEK/POLRES/KORAMIL) DAN TOKOH MASYARAKAT SEKITAR, DALAM
RANGKA PENINGKATAN HUBUNGAN KERJASAMA DIBIDANG PENGAMANAN
5. MELAKUKAN PEMBINAAN DAN PELATIHAN SERTA MENINGKATKAN WILAYAH.
KEDISIPLINAN SELURUH ANGGOTA SECURITY YANG DIPIMPINNYA.
14. MENGEVALUASI DAN MENGOREKSI USULAN SUSUNAN JADWAL JAGA DAN
6. MERENCANAKAN DAN MENYUSUN KEGIATAN KEAMANAN DAN MENYETUJUI.
PENGAMANAN SECARA BERKALA DALAM RANGKA PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA, DEMI TERCIPTANYA SUASANA AMAN, 15. MENGAMBIL LANGKAH-LANGKAH AWAL DALAM MENGATASI MASALAH YANG
NYAMAN, TENTRAM DAN DINAMIS DI LINGKUNGAN. TERJADI DILAPANGAN, SERTA MELAPORKAN KEPADA MANAGER OPERASI,
APABILA PERMASALAHAN SUDAH BISA DIATAS DAN ATAU ADA HAL-HAL YANG
7. MENGORGANISIR DAN MENGENDALIKAN SELURUH ANGGOTA TIDAK DAPAT DIATASI UNTUK MENDAPAT PETUNJUK PELAKSANAAN TUGAS
SECURITY MELALUI ASST CHIEF SERTA KOMANDAN REGU MASING- SELANJUTNYA.
MASING.
16. MELAKUKAN INVESTIGASI, MEMPROSES DAN MEMBUAT BERITA ACARA
8. MEMBERIKAN LAPORAN BERKALA (MINGGUAN/BULANAN) KEPADA PEMERIKSAAN BILA TERJADI TINDAK PIDANA ATAU KEJAHATAN LAIN SERTA
MANAGEMENT PENGELOLA MELALUI MANAGER OPERASI MENGENAI MELAPORKAN KEPADA MANAGEMEN .
PELAKSANAAN TUGAS-TUGAS PENGAMANAN, PEMBINAAN PERSONEL,
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ANGGOTA SECURITY. 17. MEMBERIKAN TEGURAN DAN TINDAKAN ADMINISTRATIVE KEPADA ANGGOTA
SECURITY YANG MELAKUKAN PELANGGARAN SESUAI DENGAN TINGKAT
9. MELAKUKAN EVALUASI KINERJA MASING-MASING ASST CHIEF KESALAHANNYA DAN DILAPORKAN KEPADA MANAGER OPERASI.
SECURITY, KOMANDAN REGU SERTA SELURUH ANGGOTA SECURITY
YANG DIPIMPINNYA.
BEKERJASAMA DENGAN MANAGEMENT MELALUI MANAGER PERUSAHAAN
DAN POLRI DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN SISTEM PENGAMANAN
YANG TELAH DITETAPKAN.

 INVENTARISASI POTENSI KONFLIK PERUSHAAN  PENGHENTIAN KEKERASAN FISIK KORD POLISI

 PENELITIAN / PENDALAMAN POTENSI KONFLIK  PENYELAMATAN DAN PERLINDUNGAN KORBAN
 MEMBUAT PRIORITAS PENANGANAN POTENSI  MEMBATASI PERLUASAN AREA DAN
KONFLIK (KORD DGN MANAJEMEN) TERULANGNYA KONFLIK

 MEMELIHARA KONDISI DAMAI DLM LING KERJA  KEGIATAN REKONSILIASI (PEMULIHAN KERJA)
 MENGEMBANGKAN SISTEM PENYELESAIAN  KEGIATAN REHABILITASI (PARA
PERSELISIHAN SCR DAMAI PEKERJA/ASING)
 MEREDAM POTENSI KONFLIK.  KEGIATAN REKONSTRUKSI (PEMBANGUNAN
 MEMBANGUN KOMUNIKASI. INSFRASTUKTUR) 40
 RESIKO LALAI DLM
PENGAMANAN

MELINDUNGI DAN MELAYANI SELALU WASPADA/CURIGA

ANCAMAN SELALU ADA

SATPAM
1. LAT PUAN
2. PROF/PROPOSIONAL
3. KENALI LINGKUNGAN POLISI
4. MITRA POLRI CCTV SBGI PENGAWAS
5. WASDAL PANIC BOTTOM SAMBANGI – KOMUNIKASI
6. KOMITMEN CALL POLISI 110 MONITOR
(EMERGENCY CALL)

SELALU WASPADA/CURIGA
ANCAMAN SELALU ADA
41
 PENYELESAIAN
KEGIATANKONFLIK

TAHAP AWAL
PENYELESAIAN SUATU KONFLIK ATAU PERMASALAHAN
DAPAT DILAKUKAN DENGAN CARA;

“NEGOSIASI ( KOMUNIKASI, TRANSPARAN,

KOMITMEN DAN AKUNTABEL)“

INI MERUPAKAN BENTUK IMPLEMENTASI POLRI YANG

BERKEMBANG SAAT INI.

“KETERAMPILAN DALAM KOMUNIKASI”

MERUPAKAN SUATU KEBERHASILAN DALAM
MELAKSANAKAN NEGOSIASI .
 PELAKSANAAN RESOLUSI KONFLIK (PURPUSAGE)
PASCA KEJADIAN KONFLIK VERTIKAL ANTARA POLRI DG WARGA DESA
LINGGA KABUPATEN KARO TGL 29 JULI 2016
RESOLUSI KONFLIK (PERDAMAIAN)
 PERKEMBANGAN LINGSTRA BERPOTENSI MEMBERIKAN PENGARUH &
DAMPAK KEPADA DINAMIKA HAKEKAT ANCAMAN SERTA BERPOTENSI
MEMPENGARUHI KEAMANAN LINGKUNGAN KERJA

UPAYAKAN NEGOSIASI ADALAH PROSES PERUNDINGAN ANTARA DUA PIHAK

PIHAK PERUSAHAAN DAN PEKERJA MELALUI TAWAR-MENAWAR UNTUK
MENDAPATKAN KESEPAKATAN BERSAMA DAN HINDARI TERJADINYA KONFLIK

KOMITMEN, KOMUNIKASI DAN BERTANGGUNG JAWAB UNSUR PENGAMANAN BAIK

INTERN MAUPUN EKTERN SERTA BINA HUBUNGAN TERKAIT DENGAN
PERSELISIHAN INDUSTRIAL

ADAKAN KOORDINASI DENGAN POLRI SETEMPAT GUNA DIDAPAT MASUKAN SITUASI

KAMTIBMAS DAN MELAKUKAN PELATIHAN TERHADAP SATPAM SETEMPAT

MATERI NEGOSIASI DAN RESOLUSI TERKAIT DENGAN KONFLIK YANG BERSUMBER

PERMASALAHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN PASAL 1 ANGKA 16 UNDANG-
UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN (“UU
KETENAGAKERJAAN”) MENJADI BAGIAN TG JAWAB SEORANG KEPALA SEKURITI